BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penulis melakukan peneliatian di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk kantor cabang utama Harmoni yang belokasi di jalan Gajah Mada No. 3-5 Jakarta Pusat Komplek Duta Merlin Block A1-2-3 dan karyawan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
B. Desain Penelitian Penelitian merupakan serangkaian pengamatan yang dilakukan selama jangka waktu tertentu terhadap suatu fenomena yang memerlukan jawaban dan penjelasan. Salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan dalam melakukan penelitian adalah merumuskan desain penelitian agar tujuan dapat tercapai dengan baik. Karena penelitian ini untuk mengetahui hubungan yang bersifat mempengaruhi antara dua variabel atau lebih maka penelitian ini menggunakan desain penelitian hubungan atau asosiatif dan menurut sifat hubungannya penelitian menggunakan hubungan sebab-akibat (kausal). Menurut Sugiyono (2007:30) “desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab-akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi)”. Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujan
38
39
untuk hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, dan bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003:30).
C. Definisi dan Operasionalisasi variabel 1. Definisi Variabel Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas tentang variabel – variabel yang terdapat pada penelitian ini, berikut akan dikemukakan Variabel Independen dan Variabel Terikat didalam penelitian ini adalah : a. Budaya Organisasi (Variabel Independen) Budaya Organisasi dapat di definisikan sebagai perangkat sistem nilai – nilai (Value), keyakinan – keyakinan (Beliefs). Asumsi – asumsi (Assumption), atau norma – norma yang telah lama berlaku, disepakati dan didikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah – masalah organisasinya. b. Motivasi (Variabel Independen) Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap
40
situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal”. c. Kinerja Karyawan (Variabel Dependen) d. Menurut H Edy Sutrisno (2010:170-171) Miner (1990), kinerja adalah bagaimana seseorang diharapkan dapat berfungsi dan berprilaku sesuai dengan tugas yang teah dibebankan kepadanya. Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya para pelaku yang terdapat pada organisasi tersebut. Dalam hal ini sebenarnya ada hubungan yang erat antara kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja organisasi. Dengan perkataan lain bila kinerja karyawan baik maka kemungkinan besar Kinerja perusahaan atau organisasi juga baik. Kinerja seseorang karyawan akan baik dia mempunyai keahlian yang tinggi, bersedia bekerja keras, diberi gaji sesuai dengan perjanjian, mempunyai harapn masa depan yang lebih baik.
2. Operasionalisasi Variabel Setelah menjelaskan definisi variabel di dalam penelitian ini, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang variabel-variabel yang terdapat didalam penelitian ini, berikut akan dikemukakan operasional variabel penelitian berikut ini :
41
Tabel 3.1 Operasional Variabel Budaya Organisasi (X1)
Variabel
Dimensi 1. Inovasi dan Pengambilan Resiko
Indikator a. Inovatif dalam bekerja b. Berani Mengambil Resiko a. Kecermatan 2. Perhatian terhadap b. Analisis Perhatian terhadap Rincian detail Budaya a. Orientasi terhadap hasil Organisasi 3. Berorientasi b. Orientasi terhadap Orang c. Orientasi terhadap tim a. Agresif 4. Keagresifan b. Kompetitif dalam bekerja a. Mampu mempertahankan 5. Kemantapan Sumber : Robbins & Judge (alih bahasa Diana Angelica 2008:256)
Skala Ordinal Ordinal
Ordinal Ordinal Ordinal
Tabel 3.2 Operasional Variabel Motivasi Karyawan (X2) Variabel Motivasi
Dimensi 1. kebutuhan fisiologis
Indikator a. Kebutuhan makan, minum b. Perlindungan fisik, seksual a. Perlindungan dari ancaman b. Bahaya pertentangan 2. Rasa aman c. Lingkungan hidup a. Diterima dalam kelompok 3. Sosial b. Berinteraksi lingkungan a. Dihormati 4.Penghargaan diri b. Dihargai orang lain a. Kemampuan, skill b. kebutuhan untuk berpendapat 5. Aktualisasi diri c. Potensi Sumber : Veithzal Rivai (2005:458) Teori Hierarki Abraham Maslow
Skala Ordinal
Ordinal
Ordinal Ordinal
Ordinal
42
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Kinerja Karyawan (Y) Variabel Kinerja Karyawan
Dimensi
Indikator Skala a. Ketelitian, kerapihan kerja Ordinal 1. Kualitas Pekerjaan b. Keterampilan, kecakapan a. Kemampuan dalam mencapai Ordinal 2. Kuantitas Pekerjaan target atau hasil kerja a. Kemampuan dalam memahami Ordinal 3. Pengetahuan tugas pekerjaan pekerjaan a. Hubungan kepada pemimpin b. Hubungan kepada organisasi Ordinal c. Hubungan kepada para 4. Kerjasama tim karyawan a. Inisiatif Ordinal b. Mampu menciptakan 5. Kreatifitas perubahan 6. Inovasi a. Ide-ide cemerlang Ordinal 7. Inisiatif a. Mampu menghadapi kesulitan Ordinal Sumber : Menurut Moorhead dan Chung/Mengginson, dalam sugiono (2009:12)
D. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiyono (2010:117) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dari karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Berdasarkan pada tempat penelitian yang telah ditetapkan, maka populasi yang disajikan objek dalam penelitian ini adalah para pegawai yang berada pada PT.Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk Kantor Cabang
43
Utama Harmoni beserta Outlet-Outlet BNI KCU Harmoni yang berjumlah 183 Orang (Tahun 2014). 2. Sampel “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. (Sugiyono 2009: 73). Teknik sampling (teknik pengambilan
sampel) dalam
penelitian
ini
adalah
menggunakan
pendekatan non probability sampling. Pengertian non probability sampling menurut Sugiyono (2009: 84) adalah sebagai berikut: “Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Teknik Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan. Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut.
Oleh
karena
itu
ada
beberapa
penulis
menggunakan
istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample (man-on-the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random).
44
Penentuan ukuran sampel yang akan diambil dalam penelitian ini menggunakan Rumus Slovin dalam Juliansyah Noor (2011:158) yaitu :
n=
Dimana : n = Jumlah elemen/anggota sampel N = Jumlah elemen/anggota populasi e
= Error level (tingkat kesalahan) (catatan:umumnya digunakan 1% atau 0,01, 5% atau 0,05, dan 10% atau 0,1 (catatan dapat dipilih oleh peneliti ) Dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan dalam
penelitian, dengan rumus Slovin adalah : dibulatkan menjadi 126
Koresponden
tetapi dari total 13 outlet yang terdapat di PT.BNI(Persero)Tbk KCU Harmoni peneliti menambahkan 2 responden sehingga menjadi 128. Jadi, jumlah atau ukuran sampel yang diperlukan untuk diteliti adalah orang untuk mendapatkan hasil dengan tingkat kepercayaan yang akurat.
E. Teknik Pengumpulan Data Pelaksanaan pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan metode Angket (quesionaire) merupakan suatu teknik pengumpulan data
45
dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini, metode pengukuran data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala Likert. Skala likert merupakan salah satu teknik pengukuran sikap yang paling sering digunakan dalam riset pemasaran. Dalam pembuatan skala likert, periset membuat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan suatu isu atau objek, lalu subjek atau respoden diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidak setujuan mereka terhadap masing-masing pernyataan. Tabel 3.4 Skala Likert No
Jawaban
Bobot Nilai
1
Sangat Tidak Setuju
1
2
Tidak Setuju
2
3
Tidak berpendapat
3
4
Setuju
4
5
Sangat Setuju
5
Sumber : Juliansyah Noor(2011:128-129)
46
F. Metode Analisis 1. Analisis Jalur Metode analisis yang digunakan peneliti di dalam melakukan penelitian untuk menguji hipotesis adalah analisis jalur. Path Analysis atau analisis jalur dikembangkan oleh Sewal Wright tahun 1934. Analisis jalur ini merupakan perluasan atau kepanjangan dari regresi berganda yang digunakan untuk menaksir hubungan kausalitas (sebab-akibat) antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya, serta menguji besarnya sumbangan atau kontribusi masing-masing variabel eksogen terhadap variabel endogen (Ghozali 2006, Riduan dan Kuncoro 2011 dikutip oleh Sunjoyo dkk, 2013). Dalam pengujian hubungan kausal tersebut yang didasarkan pada teori yang memang menyatakan bahwa variabel yang dikaji memiliki hubungan secara kausal. Analisis jalur bukan ditujukan untuk menurunkan teori kausal, melainkan dalam penggunaannya harus didasarkan pada teori yang menyatakan bahwa hubungan antar variabel tersebut bersifat kausal. Dengan demikian,
kuat lemahnya
teori yang digunakan dalam
menggambarkan hubungan kausal tersebut menentukan dalam penyusunan diagram
jalur
dan
mempengaruhi
hasil
dari
pengimplementasian secara keilmuan (Widiyanto, 2013).
analisis
serta
47
2. Uji Kaulitas Data a. Uji Validitas Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson. Cara analisisnya adalah mengkorelasikan antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari nomor pertanyaan tersebut. Selanjunya koefisien korelasi yang diperoleh r masih harus diuji signifikansinya dengan membandingkannya dengan tabel r. Butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel atau nilai p < 0,05. Yang dimaksud dengan uji validitas adalah suatu data dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Menurut Sugiyono (2009:172) bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono (2009:179) yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut :
48
a)
Jika r ≥ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid
b)
Jika r ≤ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Definisi reliabilitas menurut Husein Umar (2000:135) Reliabilitas adalah suatu angka indeks untuk menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat ukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil yang konsisten.
Untuk
melihat
reabilitas
masing-masing
instrument
yang
digunakan, penulis mengemukakan koefisien cornbach’s alpha ( ) dengan menggunakan fasilitas SPSS versi 20. Suatu suatu instrument dikatakan reliabel jika nilai cornbach’s alpha ( ) lebih besar dari 0,6 yang di rumuskan:
A= Keterangan : A
= Koefisien realibilitas
K
= Jumlah item reabilitas
r
= Rata-rata korelasi antar item
49
1
= Bilangan konstanta Pemberian interpretasi terhadap reliabilitas variabel dapat
dikatan reabel jika koefisien variabelnya lebih dari 0.60 (Nunnaly, 1967 dalam Imam Ghozali, 2007:42) dan umumnya digunakan patokan sebagai berikut: a) Reabilitas uji coba ≥ 0.60 berarti hasil uji coba memiliki reliabilitas baik. b) Reabilitas uji cona < 0.60 berarti hasil uji coba memiliki reliabilitas kurang baik.
3. Pengertian Analisis Jalur Menurut Pedhazur dalam Kerlinger (1983) dikutip oleh Widiyanto (2013), analisis jalur merupakan suatu bentuk terapan dari analisis multiregresi. Dalam analisis ini digunakan diagram jalur untuk membantu konseptualisasi masalah atau menguji hipotesis yang kompleks dan juga untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis jalur ialah suatu tehnik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung (Robert D. Rutherford 1993 dikutip oleh Sarwono, 2007). Defenisi lain mengatakan “Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk
50
memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikasi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel” (Paul Webley 1997 dikutip oleh Sarwono, 2007). 4. Diagram Jalur Untuk menggambarkan hubungan – hubungan kausalitas antar variabel yang akan diteliti, peneliti menggunakan model diagram yang biasa disebut paradigma penelitian, ini digunakan untuk lebih memudahkan melihat hubungan – hubunga kausalitas tersbut. Dalam analisis jalur model diagram yang digunakan biasanya disebut diagram jalur (path diagram). diagram jalur yang melibatkan kaitan korelatif :
p3 X1
p31
r12
X3 X2
P32 Gambar 3.3 Diagram Jalur
jalur yang melibatkan kaitan korelatif : X2 X1 dan X2 merupakan dua buah variabel eksogen yang satu dengan yang lainnya mempunyai kaitan korelatif. Secara bersamasama X1 dan X2 mempengaruhi X3.
51
Sebagai contoh perhatiakan diagram jalur berikut :
Budaya Organisasi(X1) X2
p31
p3 Kinerja Karyawan(Y)
r12 Motivasi(X2)
P32 Gambar 3.4 Diagram Jalur Penelitian Model ini melukiskan adanya hubungan antara variabel eksogen yaitu X1 (Budaya Organisasi) dan X2 (Motivasi) dan Variabel endogen yaitu Y (Kinerja Karyawan ).
5. Persamaan Struktural Persamaan struktural atau juga disebut model struktural, yaitu apabila setiap variabel terikat/endogen (Y) secara unik keadannya ditentukan oleh seperangkat variabel bebas/eksogen (X). Selanjutnya gambar yang meragakan struktur hubungan kausal antar variabel disebut diagram jalur (path diagram). Jadi persamaan ini Y = F(X1;X2) merupakan persamaan struktural karena setiap persamaan menjelaskan hubungan kausal yaitu variabel eksogen X1 dan X2 terhadap variabel endogen Y. maka model Regresi menjadi : X3 = p31 X1 + p32 X2 +
52
Dimana p31x1 dan p32x2 adalah koefisien-koefisien jalur yaitu sama dengan koefisien-koefisien regresi untuk variabel yang dibakukan.
6. Pengujian Koefisien Jalur Koefisien jalur mengindikasikan besarnya pengaruh langsung dari suatu variabel yang mempengaruhi terhadap variabel yang dipengaruhi atau dari suatu variabel eksogen terhadap variabel endogen. Jika model rekursive (model satu arah), koefisien jalur dapat diekspresikan menggunakan korelasi sederhana atau mutiple regresi. Koefisienkofisien jalur biasanya dicantumkan pada diagram jalur tepat pada setiap garisa jalurnya yang dinyatakan dalam nilai numerik. Seperti telah dijelaskan diatas bahwa untuk mengestimasi koefisien jalur, jika hanya satu variabel eksogen X yang mempengaruhi secara langsung terhadap variabel endogen Y, maka pyx diestimasi dengan korelasi sederhana (simple correlation) antara X dan Y, jadi pyx = rxy . Jika variabel endogen Y dipengaruhi oleh dua varaibel eksogen X1 dan X2, maka koefisien jalur untuk X1 terhadap Y dan X2 terhadap Y adalah bobot atau koefisien beta dalam regresi, jadi masing-masing koefisien jalur adalah pyx = byx1 dan pyx2 = byx2 Untuk lebih memperjelas setiap koefisien jalur pada sebuah diagram jalur yang komplit, perhatikan kembali Gambar 3.4, dapat kita lihat koefisien-koefisien jalur sebagai berikut :
53
Budaya Organisasi(X1) X2
p31
p31
r12
Kinerja Karyawan(Y)
P32 Motivasi (X2)
Diagram jalur ini terdapat dua buah variabel eksogen X1 dan X2, serta sebuah variabel endogen, yaitu X3. Koefisien jalur : p31 X1 adalah koefisien jalur untuk pengaruh langsung X1 terhadap Y p32 X2 adalah koefisien jalur untuk pengaruh langsung X2 terhadap Y