BAB III METODE PENELITIAN
3. 1 Paradigma Paradigma adalah pedoman yang menjadi dasar bagi para saintis dan peneliti di dalam mencari fakta–fakta
melalui kegiatan penelitian yang
dilakukannya. Paradigma dapat didefinisikan sebagai acuan yang menjadi dasar bagi setiap peneliti untuk mengungkapkan fakta–fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya Metode kualitatif memungkinkan peneliti mendekati data sehingga mampu mengembangkan komponen keterangan yang analitis,konseptual dan kategoris dan data itu sendiri dan bukannya teknik-teknik yang telah di konsepsikan sebelumnya.tersususn secara kaku dan di kuantifikasikan secara tinggi yang memasukan dunia sosial empiris kedalam definisi operasional yang telah disusun peneliti. Peneliti kualitatif dapat memahami perilaku sosial, karena ia menemukan definisi tentang realitas dan bagaimana mempengaruhi perilakunya. Penelitian kualitatif dari sisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau
40
sekelompok orang. Ternyata definisi ini hanyamempersoalkan satu metode yaitu wawancara terbuka, sedangkan yang terpenting dari definisi ini mempersoalkan
apa
yang
diteliti
yaitu
upaya
memahami
sikap,
pandangan, perasaan dan perilaku baik individu maupun sekelompok orang. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Pengertian inimempertentangkan penelitian kualitatif dengan penelitian yang bernuansa kuantitatif yaitu dengan menonjolkan bahwa usaha kuantifikasi apapun tidak perlu digunakan pada penelitian kualitatif 41. Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang ditelitisecara rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit.Menurut Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi,motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu "suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari subyek itu sendiri".
41
Ibid hal 6
41
3. 2 Tipe Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif menurut Jalaludin Rachmad yaitu, penelitian yang hanya memaparkan situasi peristiwa sehingga,penelitian ini tidak mencoba hubungan variabel, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif beraksud memberikan gambaran gejala sosial tertentu, sudah ada informasi gejala sosial seperti yang sudah di maksudkan dalam suatu permasalahan penelitian namun belum memadai. Penelitian deskriptif menjawab pertanyaan apa dengan penjelasan yang lebih terperinci mengenai gejala sosial seperti
yang
dimaksdukan dalam
suatu
permasalahan
penelitian
yang
bersangkutan. konstruksionis memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma konstruksionis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi itu dibentuk. Dalam studi komunikasi, paradigma konstruksionis ini sering sekali disebut sebagai paradigma produksi dan pertukaran makna. Ia sering dilawankan dengan paradigma positivis atau paradigma transmisi. Konstruktivisme menolak pandangan positivisme yang memisahlkan subjek dengan objek komunikasi. Dalam pandangan konstruktivisme, bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pesan. Konstruktivisme justru menganggap subjek
42
(komunikan/decoder) sebagai faktor sentral dalam kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosial. David William (1995)42 mendefinisikan penelitian kualitatif adalah pengumpulan
data
padasuatu
latar
alamiah,
dengan
menggunakan
metode alamiah, dan dilakukan oleh orangatau peneliti yang tertarik secara alamiah43.
3. 3. Metode Penelitian 3. 3. 1 Pengertian Studi Kasus Studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu44. Membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci45. Memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya 46. Dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn. Para peneliti berusaha menernukan sernua variabel yang penting47. Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan 42 43 44
David William (1995) Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, 2006 hal. 5
Bogdan dan Bikien (1982) Surachrnad (1982) 46 SementaraYin (1987) 47 Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) 45
43
dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.
3. 3. 2 Jenis-jenis Studi Kasus a. Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada perhatian organisasi tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan rnenelusuni perkembangan organisasinya. Studi mi sening kunang memungkinkan untuk diselenggarakan, karena sumbernya kunang mencukupi untuk dikerjakan secara minimal. b. Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalul observasi peran-senta atau pelibatan (participant observation), sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi tertentu.. Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah; (b) satu kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah. c. Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu onang dengan maksud mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara sejarah hiclup biasanya mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan lahir hingga sekarang. masa remaja, sekolah. topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.
44
d. Studi
kasus
kemasyarakatan,
merupakan
studi
tentang
kasus
kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas), bukannya pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus organisasi dan studi kasus observasi. e. Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada sekolah tertentu, maka haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait, mulai dari siswa itu sendiri, teman-temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci lainnya. f. Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar. 3. 3. 3 Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus a. Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit sosial. Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu dan sumbersumber yang tersedia; b. Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara,
45
dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak; c. Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi, mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data. Data dapat diorganisasi secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi. Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul atau setelah selesai dan lapangan; d. Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya clilakukan penvempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada; e. Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan pembaca untuk mernahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke dalam situasi kasus kehiclupan seseorang atau kelompik.
46
Orientasi teoritik dan pemilihan pokok studi kasus dalam penelitian kualitatif bukanlah perkara yang mudah, tetapi tanpa memperdulikan kedua hal tersebut akan cukup menyulitkan bagi peneliti yang akan turun ke lapangan. Dengan memahami orientasi teoritik dan jenis studi yang akan dipilih maka setidak-tidaknya seorang peneliti telah akan mempersiapkan diri sebelum benanbenar terjun dalam kancah penelitian. Di dalam penyusunan desain penelitian kedua hal tersebut hendaknya sudah dapat ditentukan, meskipun masih bersifat sementana. Untuk dapat mengatasi kesulitan dalam menentukan orientasi teoritik pemilihan pokok studi, terutarna dalam studi kasus, memberikan saran-saran sebagai berikut: Pertama, bagi peneliti pemula hendaknya banyak membaca sebanyak mungkin laporan-laporan kasus yang ada sehingga mereka dapat mempelajari bagaimana para peneliti menyusunnya48. Kedua, mereka hendaknya bergabung dengan para penulis kasus yang baik untuk memahami bagaimana mereka bekerja. Ketiga, mereka harus berlatih menulis laporan kasus, dan terakhir, mereka harus meminta kritik-kritik yang positif dan para ahli.
48
Guba dan Lincoln (1987)
47
3. 4 Subjek Penelitian Pengertian Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan49, sedangkan memeberi batasan subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan50. Dari kedua batasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan subjek penelitian adalah individu, benda atau organism yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Subjek penelitian itu adalah responden, yaitu orang yang member respon atas suatu perlakuan yang dibeikan kepadanya. Menurut beliau responden ini hanya tepat pada penelitian eksperimen yang dilakukan bukan atas manusia51. Penentuan Subjek Penelitian Dalam penelitian kuantitatif, penentuan subjek sudah sejak dari awal dilakukan, yaitu ketika peneliti mulai membuat rancangan penelitian (proposal penelitian). Dalam proses dilapangan, untuk menentukan siapa yang akan dikenai perlakuan (treatment), akan digunakan teknik sampling yang sesuai dengan kondisi subjek dilapangan. Apa pun teknik yang digunakan, hal yang penting adalah sesuai dengan kondisi subjek data yang lebih penting lagi dapat menjadi wakil populasi yang akan digeneralisasikan.
49
Amirin (1989) Suharsini Akunto (1989) 51 Kerlinger (1978) 50
48
Dalam menentukan subjek penelitian memang perlu sebuah kerasionalan yang jelas, alasan kenapa subjek tersebut dipilih. Jadi sebenarnya bukan hanya asal
menentukan
saja,
namun
asumsinya
harus
ada,
dan
subjek
tersebut merupakan subjek yang paling tepat dan sesuai dengan tema penelitian kita. Subjek penelitian adalah merupakan obyek atau subyek yang berada pada satu wilayah dan mempunyai syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian52. Subjek dalam penelitian ini yaitu para AE atau staf nya yang melakukan pitching program televisi swasta dengan spesifikasi lebih detail pada AE staff Metro TV Jakarta yang terlibat dalam pitching klien. Pertimbangan secara umum penggunaan AE atau staffnya di Metro TV Jakarta karena menurut survey Nielsen (2013) AE atau Staff memiliki job desk yang serupa dengan penulis atau peneliti, Asumsi lain karena AE dan staff peka akan teknologi dan internet. Asumsi lain karena Penyertaan Presentasi Equipment Shooting Terhadap Daya Tarik Klien Dalam Pitching memiliki segmentasi presentasi program TV dan Film saja. Pertimbangan ini menjadi alasan untuk menjadikan Presentasi pitching dan AE juga staffnya yang menggunakan penyertaan presentasi equipment shooting sebagai populasi penelitian ini.
3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dan standar untuk 52
Riduwan, 2004, hal. 11
49
memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. 3. 5. 1 Data Primer Data yang diperoleh langsung dari observasi objek penelitian
dengan
cara mengamati dan menganalisa data yang ada, yaitu memilih salah satu program di televisi tersebut, kemudian peneliti melakukan wawancara mendalam dengan para key person, melihat dan mengikuti proses pitching dengan klien yang bersangkutan dengan program tersebut, terakhir menganalisa dan mencatat apa saja yang besebrangan dengan umumnya sebuah pitching. 3.4.2 Data Sekunder Data yang didapatkan dengan keputusan yang ada baik dari buku-buku, majalah, internet dan literartur-literatur yang dapat mendukung data primer. 3. 6 Teknik Analisa Data Untuk menganalisis data yang diperoleh yaitu dengan mempelajari sebuah pitching program dengan klien, kemudian diteliti berdasarkan permasalan yang ada didalam sebuah pitching tersebut. Secara teknik, peneliti menggunakan teknik studi kasus untuk melihat permasalahan didalam sebuah pitching program dengan klien53.
53
Bogdan dan Bikien (1982)
50
Analisis data menurut Bogdan dan Biklen54 adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain. Matthew B. Miles dan Michael Huberman55 membagi tiga alur dalam proses analisis data kualitatif, yaitu: a)
Reduksi data, proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakkan, dan transformasi data yang muncul dari catatancataan lapangan. b)
Penyajian data, yaitu sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengamatan tindakan. c)
Penarikan kesimpulan, kesimpulan akhir tergantung pada besarnya
kumpulan-kumpulan catatan lapangan. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini akan dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul baik data primer maupun data sekunder yang berupa suatu merekam wawancara, membuat catatan wawancara, atau dokumentasi wawancara. Sementara reduksi data meliputi pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang tercatat dalam catatan lapangan. Reduksi berlangsung bukan hanya saat
sebelum wawancara
berlangsung, tetapi bahkan pada saat wawancara sedang berlangsung, ini 54 55
Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. hal 248 Patilima, Hamid. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, hal 96
51
memungkinkan agar tidak terjadi data yang membingungkan dan kontradiktif antara pernyataan satu dengan pernyataan lainnya. Dalam penelitian kali ini, peneliti mencoba untuk melakukan reduksi data bahkan pada saat wawancara belum dilakukan. Reduksi yang peneliti lakukan adalah dengan membuat pedoman wawancara agar wawancara tidak terlalu melebar kemana-mana. Pada saat wawancara pun, peneliti juga melakukan reduksi data dengan terus menerus melakukan cek dan ricek data dan jawaban dari informan. Reduksi data terakhir adalah saat proses wawancara sudah selesai dilakukan. Reduksi data pada tahap ini lebih mencari saripati jawaban-jawaban dari informan. Termasuk diantaranya membuat kategorisasi-kategorisasi dari jawaban-jawaban informan yang bermacam-macam. Hasil data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data itu, kemudian peneliti susun hingga membentuk laporan yang sistematis. Selanjutnya, data yang sudah disusun dibagi menjadi data utama dan data penjelas. 3. 7 Pengecekan Keabsahan Data Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria kredibilitas (derajat kepercayaan). Kredibilitas dimaksudkan untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam latar penelitian. Dalam buku karangan Lexy J. Moleong dituliskan beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data, yaitu : a. Perpanjangan keikutsertaan b. Ketekunan pengamat
52
c. Trianggulasi d. Pengecekan sejawat e. Kecukupan referensial f. Kajian kasus negatif g. Pengecekan anggota Teknik triangulasi adalah menjaring data dengan berbagai metode dengan cara menyilangkan informasi yang diperoleh agar data yang didapatkan lebih lengkap dan sesuai dengan yang diharapakan. Setelah mendapatkan data yang jenuh yaitu keterangan yang didapatkan dari sumber - sumber data telah sama maka data yang didapatkan lebih kredibel. Sugiyono membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penilitian kualitatif. Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut : 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatkan secara pribadi 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang - orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. 4. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.