BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif analitik. Pengambilan sampel dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode eksploratif pada setiap stasiun. Lokasi pengambilan sampel bertempat di Sungai Tabir dengan empat stasiun pengamatan yang berbeda berdasarkan ada dan tidaknya aktivitas masyarakat. Lokasi penelitian dibagi dalam 4 stasiun. Stasiun I ditempatkan di bagian sungai yang lokasinya jauh dari aktivitas masyarakat, stasiun II ditempatkan di dekat pemukiman masyarakat, stasiun III ditempatkan dekat aktivitas pertambangan emas, stasiun IV berlokasi di bagian Sungai Tabir yang mewakili kondisi lingkungan dekat perkebunan sawit. Pada setiap stasiun dibuat 3 transek dengan panjang transek 15 m mengarah ke tengah sungai, kemudian jalur kiri dan kanan transek dibuat panjang 7,5 m sehingga luas pengambilan sampel per transek 225 m2 (Gambar 3.1).
Gambar 3.1 Sketsa stasiun dan transek pengambilan sampel
14
15
Keterangan: A
7,5 meter ke kiri
B
15 meter ke arah tengah sungai
C
7,5 meter ke kanan
Pengambilan sampel ikan dilakukan pada waktu pagi pukul 07.00-11.00 WIB, dan pada waktu siang hari pukul 13.00-17.00 WIB. Pengambilan diwaktu tersebut karena ikan semah adalah ikan yang aktif pada siang hari (diurnal). Sampel ikan semah adalah semua yang berhasil ditangkap dan kemudian dikumpulkan sebagai data yang telah didapat. Sampel ikan yang ditangkap dimasukkan ke dalam kerambah untuk menghindari penangkapan ikan yang sama, dan dilepas kembali setelah penangkapan selesai pada semua stasiun. Sampel yang didapat dicatat jumlah individu, diukur panjang total, dan berat tubuh serta di dokumentasikan. Kemudian diambil sampel dan diawetkan menggunakan alkohol 70%. Selain penangkapan ikan tersebut, dilakukan juga pengukuran parameter lingkungan air diantaranya: suhu, pH, kecerahan, kecepatan arus, kedalaman sungai, dan oksigen terlarut (DO) (Mailinda, 2012: 12). 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pancing, bubu, jala, thermometer, kertas lakmus, pipet tetes, botol DO 250 ml, Elemeyer 250 ml, suntikan, stopwatch, bola pingpong, secchi disc, kamera, GPS (Global positioning system), meteran gulung 50 m, patok dan tali rafia, penggaris, kertas milimeter,
16
timbangan. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu MnSO4, H2SO4 Pekat, NaOH, KI, Na2S2O3 (0,025N), Amilum, alkohol 70%. Ikan kecil, cacing, buah sawit, dan terasi. 3.3. Pelaksanaan Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini ada beberapa tahap, diantaranya tahap pendahuluan, tahap pengukuran parameter habitat, dan tahap pengambilan sampel, lalu menjadikan sampel sebagai data yang telah didapat. 3.3.1. Pendahuluan Tahap pendahuluan sebelum dilaksanakan dalam penelitian ini: 1. Survei lokasi penelitian untuk mengetahui keadaan dan kondisi tempat dilakukannya penelitian. 2. Menentukan lokasi stasiun pengambilan sampel dan merancang ukuran stasiun pengamatan. 3. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan. 4. Mengukur luas stasiun dan memberi tanda menggunakan patok kayu dan tali rafia. 5. Menangkap ikan dengan menebar alat tangkap di tempat yang terjangkau. 3.3.2. Tahap Pengukuran Parameter Fisik dan Kimia Air 1. Suhu Suhu air diukur dengan menggunakan termometer air raksa yang dimasukkan ke dalam sampel air selama lebih kurang 10 menit. Kemudian dibaca skala pada termometer tersebut.
17
2. Kecerahan Diukur dengan menggunakan keping secchi disc yang dimasukkan ke dalam badan air sampai keping secchi disc tidak terlihat, kemudian diukur (cm) panjang tali yang masuk ke dalam air. 3. Kecepatan Arus Diukur dengan menggunakan bola pingpong yang dialirkan ke sungai. Sebelum itu tepi sungai diberi meteran, kemudian saat bola pingpong berjalan permeternya ditandai dengan menggunakan stopwatch. 4. Kedalaman Sungai Kedalaman sungai diukur dengan menggunakan benang yang ujungnya diberi pemberat, kemudian dimasukan ke badan sungai hingga pemberat berhenti sampai dasar sungai, lalu diukur benang yang tergenang air. 5. Derajat Keasaman (pH) Deradjat keasaman (pH) diukur dengan menggunakan kertas lakmus yang di celupkan ke sampel air sampai warna berubah ke titik nilai pH. Kemudian dicatat angka nilai yang tertera. 6. Oksigen Terlarut (DO) DO diukur dengan metode winkler. Sampel air diambil dari dasar perairan dan dimasukkan ke dalam botol winkler kemudian dilakukan cara pengukuran oksigen terlarut (Bagan kerja Lampiran 5).
18
3.3.3. Tahap Pengambilan Sampel Pada tahap awal persiapan dimulai pukul 06:00 WIB. Selanjutnya waktu pengambilan sampel dimulai pukul 07:00 WIB. Pengambilan sampel ikan dilakukan di hari yang berbeda untuk setiap stasiun dengan menggunakan 3 alat tangkap yaitu jala, pancing, dan bubu. Adapun keterangan dari alat tangkap tersebut: 1. Bubu digunakan sebanyak 6 unit terbuat dari bambu berdiameter 30 cm sampai 40 cm dan panjang satu meter. Pemasangan bubu dilakukan sebanyak dua waktu pengambilan, yaitu pada pukul 07.00 WIB dan diangkat pada pukul 11.00 WIB. Kemudian dipasang kembali pada pukul 13.00 WIB dan diangkat pada pukul 17.00 WIB. 2. Pancing, digunakan sebanyak 8 unit. Penangkapan dengan alat pancing dilakukan tersebar dan tidak terjangkau oleh alat tangkap lain. Pancing dipasang menggunakan umpan berupa cacing, terasi, sawit, dan ikan kecil. 3. Jala yang digunakan mempunyai ukuran 3 m x 3 m dengan mata jala berdiameter 2,5 cm. Penangkapan menggunakan jala dilakukan sebanyak 2 kali penebaran per 1 jam dalam satu waktu pengambilan. 3.4. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini meliputi kepadatan dan distribusi ikan semah, dengan menggunakan berikut: 1. Kepadatan Untuk mengetahui kepadatan ikan semah dapat dihitung dengan rumus menurut Odum (1971: 544).
19
∑Ni K=
A
Keterangan: K
= Kepadatan
∑Ni = Jumlah individu total per stasiun = Luas lokasi pengambilan sampel (m2)
A
2. Distribusi Untuk mengetahui distribusi ikan semah dihitung menggunakan indeks Morisita dengan rumus berikut (Krebs, 1989: 150-152).
Id= n
∑xi 2
∑xi
(∑xi)2
∑xi
Keterangan: Id = Indeks distribusi n
= Jumlah stasiun 2
xi = Kuadrat jumlah individu per staisun xi = Jumlah total individu per stasiun Dengan kriteriannya sebagai berikut: Id = 0 Distribusi cenderung acak Id > 0 Distribusi cenderung berkelompok Id < 0 Distribusi individu cenderung seragam 3.5. Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan sampel ikan semah dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2015. Tempat penelitian dilakukan di daerah aliran Sungai Tabir yang hanya
20
berada di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Kegiatan pengambilan data dipusatkan pada empat stasiun. Adapun deksripsi masing-masing stasiun yaitu: 1. Stasiun I Lokasi koordinat 1o 86’ 05’,24’’ LS dan 102o 28’ 96,61’’ BT. Stasiun I ditempatkan di lokasi yang berada jauh dari aktivitas masyarakat. Lokasi ini berada di Kelurahan Mampun dan berbatasan dengan Kecamatan Tabir Ulu. 2. Stasiun II Stasiun kedua ditempatkan di dekat pemukiman penduduk yang juga bertempat di Kelurahan Mampun dengan Lokasi koordinat 1o 86’ 04,84’’ LS dan 102o 29’ 19,19’’ BT.
Ditepi sungai terdapat batu-batu sebagai penyagga longsor. Lokasi ini biasa
dimanfaatkan masyarakat untuk mandi, mencuci, dan kakus. 3. Stasiun III Lokasi koordinat 1o 86’ 03’’ LS dan 102o 29’ 44,51’’ BT. Stasiun ketiga ditempatkan didekat aktivitas pertambangan emas. Lokasi ini berada di Desa Sebahau, di sekitar tepi sungai terdapat alat berat yang digunakan untuk penambangan emas. 4. Stasiun IV Lokasi koordinat 1o 80’ 89,49’’ LS dan 102o 37’ 60,61’’ BT. Stasiun empat berlokasi di Desa Petepah dan berbatasan dengan Kecamatan Tabir Ilir. Lokasi ini merupakan stasiun yang mewakili kondisi dekat dengan perkebunan kelapa sawit.