BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah suatu bentuk atau rencana penelitian yang digunakan peneliti dengan menggunakan metode kuantitatif. Sugiyono (2014:14) menyatakan bahwa: Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dari pengertian di atas maka peneliti akan mengkaji antara variabel-variabel yang digunakan untuk penelitian seperti variabel X (penggunaan model penemuan konsep) dan variabel Y (kemampuan menganalisis materi sejarah). Peneliti menjadikan dua kelas sebagai sampel penelitian, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sampel penelitian terdiri dari 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diterapkan model penemuan konsep untuk kelas kontrol dengan menggunakan model artikulasi dalam proses pembelajarannya. Adanya kelas eksperimen dan kelas kontrol yang perlakuannya berbeda-beda maka hasilnya pun berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif jenis penelitian Quasi Exsperimen dengan tipe desain Nonquivalent control group design, sampel kelas menggunakan Cluster Random Sampling dapat menguji model yang digunakan oleh peneliti yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menganalisis materi sejarah siswa mengenai pembelajaran sejarah di SMA Negeri I Seputih Banyak. Maksud dari penggunaan desain eksperimen ini untuk
26
27
membandingkan pengaruh kelas eksperimen dan kelas kontrol yang memiliki perlakuan yang berbeda-beda terhadap kemampuan menganalisis materi sejarah siswa kelas X IPS yang akan diukur dengan pre-test dan post-test. Jadi, rancangan penelitian ini sebagai strategi mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat (valid) sesuai dengan karateristik variabel-variabel yang digunakan dan tujuan penelitian, dimana peneliti
menggunakan
model
penemuan
konsep
(X)
dan
kemampuan
menganalisis materi sejarah (Y). Rancangan penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebasnya adalah menggunakan model penemuan konsep sedangkan variabel terikatnya adalah berupa kemampuan menganalisis materi sejarah. Rencana dalam penelitian ini adalah: 1.
Persiapan Mengadakan survei ke sekolah dengan membawa surat resmi dengan
keterangan
survei. Survei ke sekolah ini berfungsi untuk
mengetahui keadaan siswa serta kemampuan menganalisis materi sejarah yang terlihat dari daftar nilai siswa kelas X SMA Negeri I Seputih Banyak. Untuk kemudian melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran penemuan konsep serta menetapkan sampel kelas sebagai objek perlakuan (treatment). Pada tahap persiapan peneliti menyiapkan perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran seperti silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, soal tes, dan alat mengajar.
28
2. Pelaksanaan a. Pre-test Melakukan pre-test terdahulu sebelum kegiatan pembelajaran model penemuan konsep dilaksanakan dengan mempersiapkan kelas yang akan digunakan pre-test, menyiapkan lembar soal beserta jawabannya, dan melakukan pre-test. b. Pembelajaran Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan model penemuan konsep. Maupun kelas kontrol dengan menggunakan model artikulasi. Dari perlakuan yang berbeda-beda maka akan dapat dilihat seberapa jauh kemampuan analisis siswa. c. Post-test Setelah rencana pembelajaran sudah terlaksana kemudian peneliti melakukan tes akhir untuk mengetahui tingkat kemampuan menganalisis materi sejarah dengan model penemuan konsep. 3. Tahap Akhir Menganalisis
data
hasil
pre-test
maupun
pos-test
untuk
mengetahui ada pengaruh atau tidak dengan menggunakan model penemuan konsep.
B. Definisi Istilah dan Definisi Operasional Definisi operasional adalah bagian dari pengumpulan data melalui variabelvariabel yang digunakan peneliti untuk menunjang penelitiannya. Jadi, definisi operasional ini juga sebagai batasan yang digunakan peneliti yang dijadikan pedoman untuk penelitian agar sesuai dengan penelitiannya. Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini antara lain:
29
1. Definisi Operasional dari Model Penemuan Konsep Model
penemuan
konsep
adalah
proses
pembelajaran
yang
menekankan kognitifnya melalui konsep-konsep atau contoh-contoh yang diberikan seorang guru sehingga siswa paham yang diberikan oleh guru. Dengan melabeli contoh-contoh tersebut dengan kata “ya” dan “tidak” agar siswa lebih menganalisis mengenai pembelajaran sejarah serta dapat mendeskripsikannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran antara lainnya: a.
Guru menyajikan materi dan mengidentifikasi konsep, guru menyajikan contoh-contoh yang berkaitan dengan materi seperti manusia purba di Indonesia yang telah dilabeli (“Ya dan Tidak”).
b.
Adanya pengujian pencapaian konsep, siswa diberi kasus atau peristiwa sejarah lainnya atau materi manusia purba di Indonesia yang masih relevan dengan contoh dan selanjutnya diminta untuk memberikan label sendiri.
c.
Siswa
diminta
untuk
mendeskripsikan
pemikirannya
dan
mendiskusikannya secara klasikal dibawah bimbingan guru. Dari langkah-langkah proses pembelajaran model penemuan konsep ini maka siswa akan lebih terarah dan mampu menjelaskan, memberi contoh maupun menyimpulkan materi yang sudah diberikan. 2. Kemampuan Menganalisis Materi Sejarah Kemampuan
menganalisis
materi
sejarah
adalah
kemampuan
memecahkan suatu materi atau peristiwa-peristiwa sejarah yang diberikan oleh guru agar siswa mampu memahami materi yang diberikan. Kemampuan menganalisis ini siswa dituntut lebih kreatif dan aktif dalam menyusun fenomena-fenomena yang terjadi, sehingga yang paling
30
penting memetakan fenomena atau kejadian yang lebih kompleks menjadi lebih mudah dan sederhana. Melalui kemampuan menganalisis materi sejarah yang dimiliki seorang siswa dapat mengetahui hasil evaluasi seberapa tingkat kemampuan atau keberhasilan siswa dalam memahaminya maupun mengidentifikasinya sehingga dapat diukur melalui hasil evalusi yang yang berupa nilai. Tingkat keberhasilan siswa dapat diukur dari tingkat kemampuan menganalisis materi sejarah yang dimiliki siswa tersebut, masing-masing siswa pasti memiliki tingkatannya jadi untuk mengukur kemampuan menganalisisnya menggunakan tes tertulis yang diberikan oleh peneliti. Dalam hal ini untuk mengukur kemampuan menganalisis materi sejarah siswa melalui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMA Negeri I Seputih Banyak yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 73, jadi ketetapan KKM ini dapat dilihat seberapa jauh tingkat kemampuan menganalisis materi sejarah yang belum mampu menganalisis dan yang mampu menganalisis. C.
Populasi dan Sampel 1.
Populasi Penelitian Populasi adalah sekelompok individu yang digunakan sebagai bahan penelitian. Sugiyono (2014:117) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Pada penelitian ini yang menjadi populasi penelitian yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri I Seputih Banyak semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Data hasil survei pada tanggal 17 Oktober 2016
31
siswa kelas X IPS terdiri dari 4 kelas yang berjumlah 119 siswa yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. Jumlah siswa semester ganjil mata pelajaran sejarah kelas X SMA Negeri I Seputih Banyak Tahun Pelajaran 2016/2017. Kelas Siswa X IPS1 30 X IPS 2 28 X IPS 3 31 X IPS 4 30 Jumlah 119
2.
Sampel Penelitian Sampel merupakan bagian yang digunakan populasi sebagai bahan penelitian yang ditetapkan untuk mewakili populasi. Sugiyono (2014:117) menyatakan bahwa: Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti utuk dipelajari dan kemudian ditari kesimpulannya. Jadi, pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar mewakili dalam penelitian yaitu dengan metode pengambilan Cluster Random sampling (area sampling)
seperti pengambilan sampelnya berdasarkan daerah
populasi yang telah ditetapkan oleh peneliti. Peneliti menggunakan Cluster Random sampling dengan cara kertas yang digulung berisi nama kelas masing-masing setelah itu dikocok, nama yang keluar pertama akan menjadi kelas eksperimen yaitu kelas X IPS I, kedua kelas X IPS 3 sebagai kelas kontrol dan ketiga kelas X IPS 4 menjadi kelas uji coba. Pengambilan sampel ini awalnya telah ditetapkan oleh peneliti sebelumnya dapat dilihat dari presentase populasi seluruh siswa kelas
32
X SMA Negeri I Seputih Banyak semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Jadi, bila telah ditetapkan tinggal melanjutkan ke proses selanjutnya untuk penelitian.
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian sebagai pengukuran dalam bentuk tes yang akan mengetahui sejauh mana kemampuan menganalisis materi sejarah yang dimiliki tiap individunya. Peneliti akan menggunakan tes tertulis yaitu pilihan ganda dengan alternatif 5 option (a,b,c,d,e), berjumlah 45 butir soal sehingga dengan tes tersebut dapat mengetahui seberapa jauh kemampuan menganalisis materi sejarah dengan menggunakan model penemuan konsep di SMA Negeri I Seputih Banyak. 1. Uji Validitas Karakteristik pertama validitas yaitu valid (validity) dan memiliki peranan yang sangat penting dalam evaluasi. Gronlund 1985 (dalam Sukardi 2015:30) menyatakan bahwa “valid dapat diartikan sebagai ketepatan interpretasi yang dihasilkan dari skor tes atau instrumen evaluasi”. Uji validitas ini untuk menguji 45 soal mana yang valid maupun tidak valid dapat dilihat dari kesukaran soal yang dibuat langsung oleh peneliti. Maka dari itu nanti dapat dilihat valid tidaknya data tersebut yang sudah terkumpul memberikan data berwarna merah untuk yang
valid
sedangkan data yang tidak valid berwarna putih. Validitas adalah instrumen evaluasi yang menunjukkan dimana dalam suatu tes mengukur yang dapat diukur. Sukardi (2015:32) ada 4 cara validitas instrumen sebagai berikut:
33
a. Validitas isi adalah sebuah tes evaluasi mengukur cakupan substansi yang ingin diukur b. Validitas konstrak adalah suatu tes mengukur sebuak konstruk sementara c. Validitas konkuren adalah suatu tes yang dihubungkan dengan skor lain yang telah dibuat d. Validitas prediksi adalah suatu tes dapat memprediksi tentang bagaimana baik seseorang akan melakukan suatu prospek tugas atau pekerjaan yang direncanakan Dari tiga cara pengujian validitas yang telah disebutkan diatas, maka peneliti memilih menggunakan validitas isi. Validitas isi mengukur seberapa jauh suatu tes dapat mengukur tingkat penguasaan materi tertentu yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui valid atau tidaknya tes menggunakan program SPSS versi 16 dengan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Analyze
Scale
Reability Analysis
Untuk mengetahui valid atau tidaknya tes menggunakan bentuk program SPSS versi 16 dengan kriteria validitas sebagai berikut : Tabel. 4kriteria uji validitas Nilai koefisien korelasi
Interpretasi koefisien Validitas
≥ 0,30
Valid
< 0,30
Tidak valid
Sumber : Azwar (2011 : 179)
34
2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas sebagai alat ukur pada tes yang digunakan oleh peneliti yang sifatnya tidak berubah atau ajeg walaupun dilakukan secara berulang. Sugiyono (2014:183) menyatakan bahwa: Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbedabeda. Uji reliabilitas ini untuk mengukur tes yang disebarkan oleh peneliti agar mengetahui seberapa jauh tes tersebut menghasilkan nilai yang benar-benar relatif (tetap) walaupun diuji cobakan di tempat yang berbeda-beda. Walaupun dites kan diberbagai tempat namun tes tersebut akan tetap saja. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 16 dengan langkah – langkah dan kriteria reliabilitas sebagai berikut : Analyze
Scale
Tabel. 5 kriteria uji reliabilitas Nilai koefisien korelasi
Reliability Analysis
Interpretasi koefisien reliabilitas
0,800 – 0,900
Sangat tinggi
0,600 – 0,799
Tinggi
0,400 – 0,599
Sedang
0,200 – 0,399
Rendah
< 0,200
Sangat rendah
Sumber : Azwar (2011 : 188-189)
35
3. Indeks Kesukaran Tingkat kesukaran ini merupakan persentase yang memperlihatkan tingkat kesukaran soal yang dibuat. Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Suatu tes tidak boleh terlalu mudah, dan juga tidak boleh terlalu sukar. Indeks kesukaran hasil belajar dihitung dengan menggunakan bentuk program komputasi ANATES versi 402. Tabel. 6 Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks Kriteria 0,00 ≤ P ≤ 0,30
Sukar
0,30 < P ≤ 0,70
Sedang
0,70 < P ≤ 1,00
Mudah
Sumber: Ahmad (2011:6) 4. Daya Beda Daya pembeda soal merupakan kemampuan butir soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan
rendah.
Pengujian
daya
pembeda
menggunakan program komputasi ANATES Versi 402. Tabel. 7 Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda
Keterangan
D< 0,00
Jelek sekali
0,00 ≤ D < 0,20
Jelek
0,20 ≤ D < 0,40
Cukup
0,40 ≤ D ≤ 0,70
Baik
D > 0,70
Baik sekali
Sumber: Ahmad (2011:6)
soal
36
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah sebagai wadah untuk pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan menggunakan teknik antara lain: 1. Observasi (Pengamatan) Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung ke lapangan. Rahardjo dan Gudnanto (dalam Surya dan Natawidjaja 1997:225) menyatakan bahwa : Observasi sebagai teknik pengumpulan data adalah pengamatan yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut: sesuai dengan tujuan yang dirumuskan lebih dahulu, direncanakan secara sistematis, hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan, dapat diperiksa validitas, reliabilitas dan ketelitiannya dan bersifat kuantitatif. Observasi dalam penelitian ini peneliti langsung kelapangan melihat situasi dan kondisi proses pembelajaran sejarah kelas X di SMA Negeri I Seputih Banyak yang sedang berlangsung. Kegunaan observasi ini dapat melihat kondisi riil dan permasalahan yang ada dipembelajaran sejarah sehingga observasi sangat penting untuk mendapatkan permasalahanpermasalahan yang ada pada siswa. 2. Dokumentasi Proses penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti juga menggunakan cara dokumentasi. Arikunto (2006: 274) menyatakan bahwa “metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasati, notulen rapat, lengger, dan agenda”. Berdasarkan kutipan di atas metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan sumber-sumber berupa catatan maupun buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti serta pengambilan gambar saat proses penelitian. Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data
37
berupa keadaan guru, keadaan siswa, sarana dan prasarana, nilai siswa kelas X SMA Negeri I tahun pelajaran 2016/2017. 3. Eksperimen Sugiyono
(2014:107)
menyatakan
bahwa
“metode
penelitian
ekperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi Experimental Design dengan tipe Nonquivalent control group design. Quasi Experimental Design ini bersifat semu, desain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak berfungsi atau tidak penuh dalam mengontrol variabel-variabel luar untuk pelaksanaan eksperimen nanti. Sedangkan tipe Nonquivalent control group design desain ini sebelum proses pembelajaran siswa akan diberi pre-test dengan demikian peneliti akan mengetahui hasilnya karena dapat membandingkan dengan setelah terjadinya proses pembelajaran. Peneliti menggunakan tipe Nonquivalent control group design ini menguji model yang digunakan oleh peneliti untuk meningkatkan kemampuan menganalisis siswa mengenai pembelajaran sejarah di SMA Negeri I Seputih Banyak. Maksud dari penggunaan desain eksperimen ini untuk membandingkan pengaruh kelas eksperimen dan kelas kontrol yang memiliki perlakuan yang berbeda-beda terhadap kemampuan menganalisis materi sejarah siswa kelas X IPS di SMA Negeri I Seputih Banyak. 4. Tes Tes adalah seperangkat tugas yang dirancang oleh seorang guru untuk menguji peserta didiknya serta melihat hasil evaluasi atau
38
kemampuan menganalisis siswa mengenai mata pelajaran sejarah. Dengan adanya tes dapat mengukur kemampuan menganalisis sejarah siswa
seberapa
berhasilkah
seorang
guru
dalam
proses
pembelajarannya. Margono (2010:170) menyatakan bahwa ada dua jenis tes yang sering dipergunakan sebagai alat pengukur adalah: a. Tes lisan, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaan dari jawaban yang diberikan secara lisan pula. b. Tes tertulis, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan tentang aspek-aspek yang ini diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara tertulis pula. Dari dua jenis tes di atas maka peneliti menggunakan tes tertulis yang berisikan pertanyaan-pertanyaan menyangkut materi yang akan diberikan oleh peneliti agar mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Tes tertulis ini diharapkan dapat mengukur kemampuan menganalisis materi sejarah siswa di SMA Negeri I Seputih Banyak. Dalam mengukur kemampuan siswa dapat menggunakan tes tertulis yaitu pilihan ganda dengan alternatif 5 option (a,b,c,d,e). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 45 butir pilihan ganda sebagai mengukur kemampuan menganalisis materi sejarah siswa kelas X dengan menggunakan model penemuan konsep di SMA Negeri I Seputih Banyak tahun pelajaran 2016/2017.
39
F.
Teknik Analisis Data Data kuantitatif adalah data yang dikumpulkan melalui penelitian berupa nilai
angka dari kemampuan menganalisis sejarah melalui model penemuan konsep yang telah diberikan oleh guru. Dalam penelitian ini yang akan digunakan dalam menganalisis data tersebut adalah meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan SPSS16 dan manual dalam menghitung hasil peneliti. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini mengunakan SPSS 16 untuk mencari data penelitian berdistribusi normal. Hasil hitungan tersebut akan dikonsultasikan dengan kriteria pengujian, Priyatno (2012:37) menyatakan sebagai berikut: Kriteria pengujian Jika signifikansi >0,05, maka H1 diterima. Jika signifikansi <0,05, maka H0 ditolak. a. Rumusan Hipotesis 𝐻𝑜 : Sampel diambil diambil dari populasi berdistribusi normal 𝐻1 : Sampel diambil dari populasi yang tidak berdistribusi normal b. Rumus statistik yang digunakan 𝑘 2 𝑥ℎ𝑖𝑡
=∑ 𝑖=1
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2 𝐸𝑖
c. Kriteria uji 2 2 2 2 Tolak H0 jika 𝑥ℎ𝑖𝑡 ≥ 𝑥𝑑𝑎𝑓 dimana 𝑥𝑑𝑎𝑓 = 𝑥(1−𝛼)(𝑘−3)
Keterangan:
𝛼: taraf signifikan k : banyak kelas interval
40
2. Uji Homogenitas Sukardi (2015: 49) menyatakan bahwa “mengukur homogenitas pada dasarnya adalah memperhitungkan dua sumber kesalahan yang muncul pada tes yang direncanakan”. Kedua sumber kesalahan tersebut yaitu content atau isi sampling yang dibelah dan heterogenitas tingkah laku daerah (domain) yang disampel. Jadi, semakin heterogen hasil yang didapat melalui evaluasi maka semakin rendah pula hasilnya. Sebaliknya semakin homogen hasil yang didapat melalui evaluasi maka semakin tinggi
pula hasilnya. Hasil
hitungan SPSS 16 dengan metode uji One Way Anova, seperti pada uji statistik lainnya, metode uji One Way Anova digunakan sebagai bahan acuan untuk mengetahui varian dari beberapa populasi sama atau tidak. Dengan langkah-langkah sebagai berikut : Analyze
Compare Means
One Way ANOVA
Berdasarkan kriteria pengujian, Priyatno (2012:56) menyatakan sebagai berikut: a. Rumusan Hipotesis 𝐻𝑜 : 𝜎12 : 𝜎22
: Kedua sampel berasal dari populasi yang homogen atau memiliki variasi sama.
𝐻𝑖 : 𝜎12 ≠ 𝜎22
: Kedua sampel berasal dari populasi yang tidak homogen atau memiliki variasi tidak sama
b. Rumus statistik yang digunakan 𝐹ℎ𝑖𝑡 =
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑡𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑟 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑡𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
c. Hitung F tabel dengan rumus Ftabel = F 1/2 a (varians terbesar -1, varians terkecil – 1)
41
d. Kriteria uji H0 : Tolak H0 jika : Fhit ≤ Ftabel Maka H0 diterima (Homogen) Untuk mengetahui homogen atau tidaknya menggunakan program SPSS versi 16. Kriteria pengujian antara lainnya: Jika signifikansi >0,05, maka varian kelompok sama. Jika signifikansi <0,05, maka varian kelompok tidak sama. 3. Uji Hipotesis Jika sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dengan langkahlangkah, Ahmad (2011:33) menyatakan sebagai berikut: a)
Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Rumus Hipotesis: Ho=𝜇1 = 𝜇2 :
(Tidak
ada
perbedaan
rata-rata
kemampuan
menganalisis materi sejarah siswa kelas eksperimen dengan kemampuan menganalisis materi sejarah kelas kontrol). H1=𝜇1 ≠ 𝜇2 : (Ada perbedaan rata-rata kemampuan menganalisis materi
sejarah
kelas
eksperimen
dengan
kemampuan menganalisis materi sejarah kelas kontrol). Untuk mengetahui sampel atau data dari populasi yang berdistribusi normal maka pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah ada pengaruh X (model penemuan konsep) terhadap Y (kemampuan menganalisis materi sejarah) maka peneliti dapat menggunakan SPSS versi 16 menggunakan metode uji K Independent Samples Test. Uji ini
42
dapat digunakan sebagai alternatif pengujian parematrik One Way ANOVA karena wuji ini tidak mensyaratkan data terdistribusi normal. Menghitung menggunakan SPSS 16 melalui metode uji K Independent Samples Test dengan langkah-langkah sebagai berikut: Analyze
Nonparametetric Test
K Independent Samples
Hasil hitungan SPSS 16 tersebut akan dikonsultasikan dengan kriteria pengujian, Priyatno (2012:216) menyatakan sebagai berikut: Kriteria pengujian Jika signifikansi >0,05, maka H1 diterima. Jika signifikansi <0,05, maka H0 ditolak. b) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Menghitung
menggunakan
SPSS
16
melalui
metode
uji
Independent Samples T-Test. Priyatno (2012:107) menyatakan bahwa Two Independent Samples Test pada hakikatnya sama dengan uji Independent-Samples Test dengan prasyarat yang lebih longgar. Kelonggaran tersebut mampu digunakan untuk tipe data ordinal dan tidak
memerlukan
asumsi
terdistribusi
normal.
Menghitung
menggunakan SPSS 16 melalui metode uji Independent Samples TTest dengan langkah-langkah sebagai berikut: Analyze
Nonparametric Test
𝐻0 ∶ 𝜇1 ≤ 𝜇2 ∶
(rata-rata
2 Independent Samples
kemampuan
menganalisis
materi
sejarah siswa kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan rata-rata kemampuan menganalisis materi sejarah siswa kelas kontrol)
43
𝐻1
∶
𝜇1 > 𝜇2 : (rata-rata kemampuan menganalisis materi
sejarah siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibanding rata-rata kemampuan menganalisis materi sejarah siswa kelas kontrol)