BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dimana pendekatan ini menekankan analisisnya pada data-data numeral (angka) yang diolah dengan statistika. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.1 Desain pada penelitian ini adalah desain kasual. Desain kasual berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel penelitian atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya,2dimana Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Kebijakan Dividen, dan Free Cash Flow merupakan variabel independen dan Kebijakan Hutang merupakan variabel dependen. B. Setting Penelitian Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index ada 30 perusahaan, namun sampel yang diambil dalam penelitian ini hanya 7 perusahaan, karena 7 perusahaan tersebut yang mampu memenuhi kriteria dalam penelitian ini yaitu perusahaan yang terdaftar di JII secara berturutturut untuk periode 2010-2014, menerbitkan laporan keuangan untuk periode 2010-2014 yang telah di audit, dan perusahaan memiliki data
1
Husein Umar, Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008),hlm.8. 2 Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm.24
40
41
Kebijakan Hutang (DER), Profitabilitas (ROA), Likuiditas (CR), Ukuran Perusahaan (SIZE), Kebijakan Dividen (DPR), dan Free Cash Flow (FCF) secara lengkap periode 2010-2014. C. Variabel Penelitian a. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karna adanya variabel bebas.3 Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kebijakan Hutang, dalam penelitian ini kebijakan hutang diwakili oleh Debt to Equity Ratio (DER). Debet to Equity Ratio adalah perbandingan jumlah seluruh utang perusahaan (baik jangka pendek maupun jangka panjang) terhadap jumlah modal perusahaan. Debt to Equity Ratio mengukur tingkat penggunaan utang dibanding ekuitas. Debt to Equity Ratio ini dinyatakan dengan lambang DER dan diukur dengan rumus sebagai berikut: 4
b. Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab pertumbuhannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).5 Variabel independen dalam penelitian ini adalah Profitabilitas (X1), Likuiditas (X2), Ukuran Perusahaan (X3), Kebijakan Dividen (X4), dan Free Cash Flow (X5). 3
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cetakan ke 16, hlm.4. Tjiptono, Darmadji, Hendy M, dan Fakhrudin, “Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab, (Jakarta:Salemba Empat, 2012). Hlm.158 5 Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, Ibid, hlm.4 4
42
1. Profitabilitas Profitabilitas menghasilkan
laba
merupakan dari
kemampuan
aktiva
yang
perusahaan
dipergunakan.Analisis
profitabilitas memberikan bukti pendukung mengenai kemampuan perusahaan
menghasilkan
laba
dan
sejauhmana
keefektifan
pengelolaan perusahaan.6 Penelitian
ini
menggunakan
Return
of
Asset
(ROA)
perusahaan sebagai proxy dari profitabilitas perusahaan. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh aset yang ada, atau rasio ini menggambarkan efisiensi pada dana yang digunakan dalam perusahaan. Oleh karena itu, sering pula rasio ini disebut Return on Investment. Rumus dalam menghitung Return of Asset (ROA) adalah sebagai berikut :7 Return of Asset = 2. Likuiditas Rasio Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendenknya.8 Dalam penelitian ini Likuiditas di ukur dengan Current Ratio (CR) yaitu, ukuraan yang umum digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh tempo.
6
Eduardus Tandelian, Portofolio dan Investasi . Edisi Pertama . Yogyakarta : Kanisus, 2010),
hlm. 31 7
Arif Sugiono, Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan, (Jakarta :Grasindo, 2009), hlm. 80. 8 Irham Fahmi. Analisis Laporan Keuangan . (Bandung, Alfabeta, 2012), hlm.121
43
Rumus menghitung Current Ratio (CR) :9
Keterangan : a. Aktiva Lancar Aktiva lancar merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau kuarng, atau siklus operasi usaha normal yang lebih besar. b. Hutang Lancar Hutang lancar merupakan kewajiban penyebaran dalam 1 (satu) tahun atau siklus operasi yang normal dalam usaha.10 3. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan karakteristik perusahaan yang dapat mengklasifikasikan apakah suatu perusahaan termasuk kedalam perusahaan kecil, menengah, ataupun besar. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diproksi dengan total asset. Karena nilai total asset biasanya sangat besar dibandingkan variabel keuangan lain, maka dengan maksud untuk mengurangi peluang heteroskedastisitas, variabel asset diperluas menjadi Log (Asset) atau dapat dituliskan sebagai berikut: Ukuran perusahaan diukur dengan skala rasio (SIZE) dengan rumus:11 SIZE
9
Irham Fahmi. Pengantar Manajemen Keuangan. (Bandung, Alfabeta, 2014), hal.66 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan. Opcit. hlm.121 11 Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Riset Keuangan Pengujian-pengujian Empiris, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005) hlm.274 10
44
4. Kebijakan Dividen Kebijakan
Dividen
adalah
kebijakan
yang
diambil
manajemen perusahaan untuk memutuskan membayarkan sebagian keuntungan
perusahaan
kepada
pemegang
saham
daripada
menahannya sebagai laba ditahan untuk diinvestasikan kembali agar mendapatkan capital gains. Capital gains adalah keuntungan modal yang akan diperoleh pemegang saham jika menginvestasikan kembali pendapatannya dalam jangka panjang.12 Kebijakan Dividen diukur dengan menggunakan dividen payout ratio (DPR) atau pembayaran dividen adalah:13
Keterangan : Dividen per share (dividen yang dibagikan) Earning per share (laba perlembar saham) 5. Free Cash Flow Free Cash Flow merupakan kas perusahaan yang dapat di distribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada asset. Arus kas bebas perusahaan, dipandang dari suatu perspektif aktiva, adalah
12
Sri Dwi Ari Ambarwati, Manajemen Keuangan Lanjut, Edisis Pertama, Cetakan Pertama (Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010), hlm.64 13 Irham Fahmi, “Analisis Laporan Keuangan”, (Bandung; Alfabeta, 2012).Opcit, Hlm.139
45
arus kas setelah pajak yang dihasilkan dari operasi usaha dikurangi dengan investasi perusahaan pada aktiva.14 Rumus menghitung Free Cash Flow:
Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel
Indikator
Rasio
Sumber Data Sekunder
Rasio
Sekunder
Skala
Debet to Perbandingan antara Equity total hutang dan total Ratio ekuitas (DER) Return Of Membandingkan Asset antara laba bersih (ROA) sebelum pajak dan total aktiva Current Perbandingan antara Ratio (CR) asset lancar dengan kewajiban jangka lancar. SIZE Logaritma dari Total
Rumus
ROA
Rasio
Rasio
Sekunder
SIZE
Sekunder
Aktiva Dividen
Perbandingan
Payout
dividen
Ratio
dibagikan dengan laba
(DPR)
perlembar saham
Free Cash Pengurangan
antara Rasio yang
antara Nomi
Sekunder DPR
FCF =
Flow
arus kas setelah pajak nal
Arus Kas Setelah Pajak dari
(FCF)
dari operasi dengan
Operasi – Investasi Dari
investasi dari aktiva
Aktiva
14
Sekunder
Arthur J. Keown, “ Manajemen Keuangan : Prinsip dan Penerapan” (PT Indeks, 2011), edisi 10, jilid 1, cet.1. hlm.47
46
D. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII), untuk periode waktu 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014. Sampel adalah suatu porsi atau bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian. Sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Tabel 3.2 Populasi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2010-2014 No
Kode
Nama Perusahaan
1
AALI
Astra Argo Lestari Tbk.
2
ADRO
Adaro Energy Tbk.
3
AKRA
AKR Corporindo Tbk.
4
ASII
Astra International Tbk.
5
ASRI
Alam Sutra Realty Tbk.
6
BMTR
Global Mediacom Tbk.
7
BSDE
Bumi Serpong Damai Tbk.
8
CPIN
Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
9
CTRA
Ciputra Development Tbk.
10
EXCL
XL Axiata Tbk.
11
ICBP
Indofood CBP Sukses makmur Tbk.
12
INCO
Vale bIndonesia Tbk.
13
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk.
14
INTP
Indocement unggal Prakarsa Tbk.
15
ITMO
Indo Tambangraya Megah Tbk.
16
JSMR
Jasa Marga Tbk.
17
KLBF
Kalbe Farma Tbk.
18
LPKR
Lippo Karawaci Tbk.
47
19
LSIP
PP London Sumatra Indonesia Tbk.
20
MNCN
Media Nusantara Citra Tbk.
21
MPPA
Matahari Putra Prima Tbk.
22
PGAS
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
23
PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.
24
SILO
Siloam International Hospitals Tbk.
25
SMGR
Semen Indonesio (Persero) Tbk.
26
SMRA
Summarecon Agung Tbk.
27
TLKM
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
28
UNTR
United Tractors Tbk.
29
UNVR
Unilever Indonesia Tbk.
30
WIKA
Wijaya Karya Tbk.
Pemilihan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu dimana umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 7 perusahaan dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut: 1.
Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) secara berturutturut untuk periode 2010-2014
2.
Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan untuk periode 20102014 yang telah diaudit.
3.
Perusahaan memiliki data Debet to equity ratio lengkap periode 20102014
48
4.
Menampilkan data dan informasi yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Hutang pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index untuk periode 2010-2014. Tabel 3.3 Sampel perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2010-2014 No
Kode
Nama Perusahaan
1
AALI
PT Astra Agro Lestari Tbk
2
ASII
PT Astra Internasional Tbk
3
INTP
PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk
4
KLBF
PT Kalbefarma Tbk
5
LSIP
PT Lippo Karwaci Tbk
6
PTBA
PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk
7
UNTR
PT United Tractors Tbk
E. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalm penelitian ini adalah data sekunder.Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh dan digali melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian lapangannya.15 Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan yang telah diaudit yang memenuhi kriteria sampel tersebut secara berturutturut dari tahun 2010 hingga 2014. Semua kebutuhan sumber data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id.
15
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi: Tewoti dan Aplikasi (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.121.
49
F. Tekhnik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan
metode dokumentasi yaitu dengan melakukan pengumpulan data yang sudah tersedia atau terdokumentasi, berupa laporan keuangan yang telah diaudit terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014 melalui www.idx.co.id. G. Analisis Data Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan yaitu analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif berfungsi untuk melihat pola hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.16 Penjelasan menegenai pola hubungan tersebut dalam penelitian ini digunakan pendekatan analisis rehresi linier berganda. a. Statistik Deskriptif Statistik
deskriptif
digunakan
untuk
menggambarkan
dan
mendiskripsikan variabel-variabel dalam penelitian. Alat analisis yang digunakan disini adalah nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi untuk mendeskripsikan variabel penelitian.17 b. Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan analisis linier berganda, untuk menjamin kenormalan distribusi data agar hasil analisis penelitian tidak bias, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik meliputi empat 16
uji,
yaitu:
uji
normalitas,
uji
multikolinieritas,
uji
Purnomo, Statisitik Sosial dan Aplikom (Salatiga:Widya Sari Press, 2012), hlm.3. Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 207-208. 17
50
heteroskedastisitas dan uji autokolerasi.18 Berikut ini penjelasan dari keempat uji tersebut: 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.19 Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Seperti yang diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji stasistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.20 Pengujiannya dapat dilakukan dengan grafik dan analisis statistik. Dalam analisis grafik, distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan di bandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan diagonalnya
21
data
sesungguhnya
akan
mengikuti
garis
.Uji ini dilakukan dengan cara melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
18
Ibid, hal:131 Mundrajat Kuncoro, Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi. (Yogyakarta:UPP STIM YKPN. 2007), hal.94. 20 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Semarang:Universitas Diponegoro, 2011. Edisi 5), hlm.160. 21 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:Universitas Diponegoro, 2011. Edisi 5),hlm.160 19
51
a) Jika data meneyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal,
maka
model
regresi
memenuhi
asumsi
normalitas. b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan pada uji statistik, normalitas residual dapat diuji dengan menggunakan uji statistik non-parametrik KolmogorovSmornov (K-S). Jika hasil Kolmogrov-Smornov menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan normal. 2. Uji Multikolineritas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.22 Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya antar korelasi naribel independend. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen atau nilai korelasi antar sesame variabel independend = 0 yang disebut dengan variabel orthogonal. Ada tidaknya korelasi multikolinieritas dapat dideteksi dengan cara: a) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi `empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel 22
Imam Gozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Semarang:Universitas Diponegoro, 2011. Edisi 5. hlm. 105
52
independend banya yang tidak signifikan mempengaruhi variabel independen. b) Menganalisi matrik korelasi variabel-variabel independend. Jika antar variabel independend ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya 0,90) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolieritas. c) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari tolerance dan lawannya Varian Inflantion Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independend yang terplih yang tidak dijelaskan oleh variabel lainnya. Nilai toleransi yang rendah = nilai VIF yang tinggi (VIF = 1/tolerance) Nilai cutoff yang digunakan adalah nilai tolerance <0,10 atau VIF >10. 3. Uji autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.23 Untuk mendeteksi gejala autokorelasi menggunakan uji Run Test. Uji Run 23
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 (Semarang: Badan Penerbit Undip, 2011). hlm. 110
53
Test digunakan sebagai pengganti dari uji Durbin Watson (Dw) karena dalam penelitian ini nilai DW nya tidak memenuhi syarat dimana nilai DW lebih besar dari nilai (4-dl) lower bound maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif dan artinya uji Durbin Watson tidak bisa di gunakan dalam penelitian ini. 4. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residualnya tetap maka
disebut
homoskedastisitas
dan
jika
berbeda
disebut
heteroskedastisitas. Pengujian ada tidaknya gejala hereokedastisitas memakai metode grafik dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot dari variabeldependen, dimana jika tidak terdapat pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedisitas dan begitu juga sebaliknya.24 Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel yaotu ZPRED denga residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adala Y
24
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:Universitas Diponegoro, 2011. Edisi 5), hlm.58.
54
yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y yang sesungguhnya) yang telah di-studentized. 25 Pengujian heteroskedastisitas dapat juga dengan menggunakan cara menetapkan unstandardized residual regresi yang diabsolutkan, kemudian dijadikan variabel terikat dan selanjutnya dikorelasikan dengan masing-masing variabel bebas, di mana: a.
Apabila signifikansi korelasi antara variabel bebas dengan unstandardized residual absolute ≤ 0,05, maka variabel bebas yang bersangkutan mengalami problem
b.
Apabila signifikansi korelasi antara variabel bebas dengan unstandardized residual absolute > 0,05, maka variabel bebas yang bersangkutan tidak mengalami problem heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedatisitas
menggunakan uji glejser.Uji glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya.Sebagai pengertian dasar, residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi dan absolut adalah nilai mutlaknya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolute residual lebih dari 0.05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
25
Imam Gozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:Universitas Diponegoro, 2011. Edisi 5). hlm.58
55
c. Uji Regresi Linier Berganda Analisis regresi berganda bertujuan untuk meramalkan pengaruh dua variabel prediktor atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih dari sebuah variabel terikat (Y). Rumus: Y = a + b1 X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4 + b5X5,,,,,,,,,,,,,,,,,,, + e26 Keterangan : Y = Debet to Equity Ratio (DER) a = nilai Y pada perpotongan antara garis linear dengan sumbu vertikal Y (konstanta). b1, b2, b3 = koefisien regresi X1 = Retrun of Aseet (ROA) X2 = Likuiditas (CR) X3 = Ukuran Perusahaan (SIZE) X4 = Kebijakan Dividen (DPR) X5 = Free Cash Flow (FCF) e = variabel penganggu (error) d. Uji Hipotesis Dari analisis regresi ini, kemudian dilakukan hipotesis yang telah dibuat dengan melihat hasil output oleh data menggunakan SPSS ,diantaranya:
26
Algifari, Analisis Regresi, Teori, Khasus, dan Solusi, (Yogyakarta, BPFE, 2013), hlm.62
56
1. Uji Statistik t Untuk mengetahui atau menguji apakah ada satu variabel penjelas dalam persamaan regresi.27 Uji t ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh antara masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pengambilan keputusan menggunakan angka pembanding t table dengan kriteria: Jika t hitung > t table H0 ditolak, H1 diterima Jika t hitung < t table H0 diterima, H1 ditolak. 2. Uji Statistik F Pengujian signifikansi persamaan dilakukan dengan menggunakan uji F yang bertujuan untuk mengetahui apakah varibel independen secara
bersama-sama
mempengaruhi
variabel
dependennya.
Berdasarkan perhitungan dengan uji F apabila nilai F hitung > F tabel 5% dapat diterima pada kepercayaan 95%. 3. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan sebagai alat analisis untuk menunjukkan besarnya pengaruh dari variabel independend yang terdiri dari ROA, CR, SIZE, DPR dan FCF, terhadap variabel dependen yaitu DER. Koefisien determinasi berkisar antara 0 (nol) 27
Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Riset Keuangan (Pengujian –pengujian Empiris) (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm.260.
57
sampai dengan 1 (satu). Apabila besarnya koefisien determinasi suatu persamaan mendekati 0 (nol) maka semakin mendekati 1 (satu) maka semakin besar pula pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.