34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Populasi dan Sampel Populasi adalah suatu kesatuan dari semua elemen yang memiliki
pengetahuan luas sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dan dapat menerangkan pertanyaan peneliti (Copper dan Schindler, 2007). Menurut Sugiyono (2007) menyatakan bahwa populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau objek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang dibutuhkan oleh peneliti untuk dipelajari dan menarik kesimpulan dari karakteristik tersebut. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto, 2000). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan dengan sektor manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia, Bursa Malaysia dan Bursa Efek Thailand tahun 2014. Penggunaan perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia, Bursa Malaysia dan Bursa Efek Thailand karena akhir tahun 2015 akan berlaku Masyarakat Ekonomi ASEAN yang disingkat MEA, yang melibatkan negara-negara di ASEAN termasuk Indonesia, Malaysia dan Thailand. Menurut Sekaran (2006) sampel merupakan sebagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi dan dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu teknik purposive sampling. Menurut Hartono (2005) teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan
35
dengan mengambil sampel berdasarkan kriteria khusus yang ditentukan peneliti dan sesuai dengan tujuan penelitian. Purposive sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu sehingga sampel dipilih yang sesuai dengan representasi dan kriteria yang sudah ditentukan (Sekaran, 2006). Berdasarkan penejalasan dalam paragraf sebelumnya, kriteria yang dikehendaki adalah: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar listing di Bursa Efek Indonesia, Malaysia, dan Thailand dan mempublikasikan laporan tahunan pada tahun 2014. 2. Laporan tahunan yang dipublikasikan berisi data tentang corporate governance yang lengkap dan jelas terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.. 3.2.
Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui akses
internet ke situs resmi perusahaan terkait ataupun dengan mesin pencari lainnya. Sumber data penelitian ini diambil dari informasi yang tersedia pada annual report perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Bursa Malaysia dan Bursa
Efek
Thailand
melalui
situs
www.idx.co.id,
www.set.com
dan
www.bursamalaysia.com. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, maka metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah metode dokumentasi dengan cara menghimpun informasi yang berkaitan dengan business ethics diclosure atau pengungkapan etika bisnis di dalam annual report perusahaan dan
36
informasi lainnya yang dapat mendukung penelitian. Informasi-informasi yang dikumpulkan tersebut akan dipelajari dan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan penelitian ini. 3.3.
Definisi Operasional Variabel Variabel merupakan sesuatu yang mempunyai nilai yang dapat berbeda
atau berubah (Sekaran dan Bougie, 2010). Cooper dan Schindler (2006) menjelaskan bahwa definisi operasional digunakan untuk mengidentifikasikan variabel kaitannya dengan pengukuran yang spesifik dan pengujian kriteria. Hair, Black, Babin dan Anderson (2006) mendefinisikan variabel merupakan karakteristik dalam konsep model yang dapat diteliti dan dapat diukur. Variabel dibagi menjadi dua jenis utama yaitu variabel dependen dan variabel independen (Ary et al., 2010). Penelitian ini menggunakan dua variabel utama, yaitu variabel dependen dan variabel independen serta satu variabel pendukung, yaitu variabel kontrol. Adapun definisi dan pengukuran masing-masing variabel akan dijelaskan sebagai berikut: 3.3.1. Variabel Independen Menurut Sekaran (2003), variabel independen adalah variabel bebas yang mempengaruhi atau timbulnya variabel
dependen. Variabel
independen
merupakan variabel penelitian yang mempengaruhi faktor-faktor yang diukur, dipilih oleh seorang peneliti untuk menghubungkan fenomena yang diamati. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah corporate governance yang diproksikan dengan proporsi komisaris independen, proporsi anggota komite audit independen, CEO ownership dan company size.
37
a. Proporsi Komisaris Independen Proporsi komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak secara independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan (Herwidiyatmo, 2000). Komisaris independen diukur dengan mengkalkulasi persentase proporsi komisaris independen. Indikator yang digunakan sesuai dengan penelitian Hanifa dan Cooke (2005). Proporsi Komisaris Independen =
Komisaris Independen Dewan Komisaris
x 100%
b. Proporsi Anggota Komite Audit Independen Menurut Felo et al. (2003) proporsi anggota komite audit independen merupakan jumlah komite audit yang independen dalam susunan komite audit. Indikator yang digunakan adalah indikator dalam penelitian Kent dan Stewart (2008) yaitu jumlah anggota komite audit independen selain anggota dewan eksekutif perusahaan terhadap seluruh anggota komite audit perusahaan.
PAKAI =
Total Anggota Komite Audit Independen Komite Audit
x 100 %
38
c. CEO Ownership Kepemilikan orang dalam merupakan persentase kepemilikan saham yang beredar yang dimiliki oleh direksi, manajemen, ataupun setiap pihak yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan terhadap jumlah saham beredar (Jensen dan Meckling, 1976). CEO Ownership =
Kepemilikan saham CEO Saham beredar
d. Company Size Company size atau ukuran perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi disclosure dalam laporan tahunan perusahaan. Company Size dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan atau modal dari perusahaan tersebut. Mengacu pada penelitian Freedman dan Jaggi (2005) dan Haniffa dan Cooke (2005), penelitian ini menggunakan total aset sebagai dasar ukuran perusahaan. Total aset terdiri dari current assets maupun non current assets, sehingga lebih menunjukan ukuran perusahaan sebenarnya. Variabel company size diukur dari natural log total aset perusahaan.
Size = Ln Total Aset e. Country Pengukuran variabel country dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Probohudono (2012), yaitu dengan
39
menggunakan teknik labeling sebagai berikut: 1=Indonesia, 2= Thailand, 3= Malaysia. 3.3.2. Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi obyek utama penelitian (Sekaran dan Bougie, 2010). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah business ethics disclosure. Pengukuran business ethics disclosure menggunakan poin-poin item business ethics disclosure items yang ada dalam penelitian Pae dan Choi (2011) dan Persons (2009). Pengungkapan etika bisnis ini diukur dengan menggunakan teknik scoring. Bila perusahaan mengungkapkan item-item yang ada dalam indeks pengungkapan maka akan diberi nilai 1 dan bila perusahaan tidak mengungkapkan item-item dari indeks maka akan diberi nilai 0. Persamaan yang digunakan untuk menghitung tingkat business ethics disclosure dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Persons (2009), yaitu sebagai_berikut:
BED =
Total item yang diungkapkan Skor Maksimal Keseluruhan Business Ethics Disclosure Items
x 100%
3.3.3. Variabel Kontrol Menurut Hartono (2005) variabel kontrol digunakan untuk melengkapi atau mengontrol hubungan antar variabel untuk mendapatkan model empiris yang lebih baik dan lengkap. Variabel kontrol digunakan untuk menilai variabel yang dianggap memiliki pengaruh terhadap variabel dependen, tetapi tidak relevan
40
dalam menjelaskan variabel dependen (Bhattacherjee, 2012). Penelitian ini menggunakan tiga variabel kontrol, antara lain: a. Profitabilitas Profitabilitas
merupakan
rasio
yang
menunjukan
seberapa
efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan/laba rugi bagi perusahaan (Munawir, 2000). Profitabilitas dapat diukur dengan beberapa metode, salah satunya dengan Return On Asset (ROA). ROA dapat menunjukkan keefektivan perusahaan dalam menghasilkan profit dengan memaksimalkan aset yang dimiliki. Pengukuran variabel profitabilitas
mengacu
penelitian
Eng
dan
Mak
(2003)
yang
membandingkan laba bersih dengan total aset. ROA =
Laba Bersih Aset
b. Auditor Menurut Defond (1992) kualitas audit dari auditor berkaitan dengan ukuran auditor yang mengaudit. Pengukuran auditor yang mengaudit dibagi menjadi dua macam yaitu auditor yang berafiliasi dengan auditor besar internasional (big four) dan auditor yang tidak berafiliasi dengan auditor besar internasional (non big four). Seperti yang dilakukan dalam penelitian Probohudono (2012) pengukuran variabel ini dilakukan dengan cara dummy yaitu memberikan skor 1 apabila perusahaan menggunakan auditor yang berafiliasi dengan auditor besar internasional (big four) dan memberikan skor 0 jika perusahaan
41
menggunakan auditor yang tidak berafiliasi dengan auditor besar internasional (non big four). Perusahaan yang termasuk dalam kategori auditor Big Four adalah Ernst & Young, KPMG, Deloitte Touche Tohmatsu, dan Pricewaterhouse Coopers. c. Leverage Menurut Verawati (2012) hutang atau leverage merupakan perjanjian antara perusahaan sebagai debitur dengan kreditur. Leverage digunakan untuk membandingkan risiko dan tingkat pengembalian hasil dari berbagai perusahaan untuk membantu investor dan kreditur dalam membuat keputusan investasi dan kredit yang baik (White, 2002). Pengukuran variabel leverage dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Eng dan Mak (2003) yang melakukan pengukuran dengan cara membandingkan total liabilitas dengan total aset perusahaan. Leverage =
3.4.
Liabilitas Aset
Teknik Analisis Data 3.4.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau penjelasan tentang data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum, kurtosis, dan skewness. Statistik deskriptif digunakan untuk melihat distribusi dan perilaku sampe penelitian (Ghozali, 2012).
42
3.4.2. Uji Asumsi Klasik 3.4.2.1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi yang normal (Ghozali, 2012). Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji KolmogorovSmirnov. Uji ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data normal atau mendekati normal. Kriteria pengujian yang digunakan adalah two tailed test, yaitu membandingkan p value yang diperoleh dengan taraf signifikansi
yang
sudah
ditentukan.
Dalam
penelitian
ini
taraf
signifikansinya sebagai berikut: a. Jika probability value > 0,05 maka data terdistribusi normal b. Jika probability value < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal. 3.4.2.2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2012). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan dengan satu sama lainnya. Uji autokorelasi dapat dideteksi dengan berbagai macam cara salah satunya menggunakan run test. Run test merupakan bagian dari statistik non parametrik yang digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Hubungan korelasi dapat dikatakan acak apabila antar residual tidak terdapat hubungan korelasi (Ghozali, 2012).
43
3.4.2.3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2012). Cara mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari sebaran data pada grafik scatteplot, yaitu (Ghozali, 2012): 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka terindikasi adanya heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.4.2.4. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel independen dalam model regresi (Santoso, 2010). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen, jika terjadi saling korelasi, variabel-variabel tersebut ortogonal. Ortogonal artinya variabel independen tersebut memiliki korelasi dengan sesama variabel independen adalah 0. Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena (VIF=1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang
44
tinggi. Apabila nilai tolerance lebih tinggi dari 0,10 atau VIF lebih kecil dari 10 maka tidak ada multikoliniaritas (Ghozali, 2012). 3.4.3. Pengujian Hipotesis Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda. Persamaan regresi yang digunakan adalah: BED = α + 𝜷𝟏 PKI + 𝜷𝟐 CW + 𝜷𝟑 PAKAI + 𝜷𝟒 CS + 𝜷𝟓 C + 𝜷𝟔 𝑷 + 𝜷𝟕 𝑨𝑬 + 𝜷𝟖 𝑳 + e Keterangan: BED
:
Business Ethics Disclosure
:
Koefisien regresi
α
:
Konstanta
e
:
Error
PKI
:
Proporsi komisaris independen
CW
:
CEO ownership
PAKAI
:
Proporsi anggota komite audit independen
CS
:
Company Size
C
:
Country
P
:
Profitabilitas
AE
:
Auditor Eksternal
L
:
Leverage
,
....,
Setelah uji asumsi klasik terpenuhi, dilakukan analisis regresi berganda sebagai berikut :
45
3.4.3.1. Uji F Menurut Ghozali (2012), uji F pada dasarnya menunjukkan bahwa variabel-variabel independen mempunyai pengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut: a. Jika nilai signifikansi f > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. b. Jika nilai signifikansi f ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima (koefisien regresi signifikan). Artinya model penelitian telah tepat dan dapat dilakukan pengujian selanjutnya. 3.4.3.2. Uji T Pengujian regresi parsial digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini secara individual dalam
menerangkan
variabel
dependen
(Ghozali,
2012).
Dasar
pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut: a. Jika nilai probabilitas signifikansi t > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Hipotesis ditolak berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
46
b. Jika nilai probabilitas signifikansi t ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Hipotesis diterima berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 3.4.3.3. Koefisien Determinasi (
)
Koefisen deteminasi (R2) digunakan untuk mengukur kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Jika jumlah variabel independen lebih dari dua, lebih baik menggunakan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan yaitu adjusted R2 . Besarnya nilai koefisien determinasi berkisar antara 0-1. Jika nilai R2 semakin mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen, dan berlaku sebaliknya (Ghozali, 2012).