BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menggambarkan bagaimana penelitian ini dilakukan berdasarkan elemen-elemen metode penelitian dengan pendekatan analisis wacana kritis. Elemen-elemen tersebut meliputi desain penelitian, pengumpulan data dan sumber data, dan analisis data.
3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Analisis Wacana Kritis (AWK) yang didasarkan pada tiga dimensi analisis wacana kritis menurut Fairclough (1995). Seperti tampak pada gambar 3.1, AWK merupakan kerangka tiga dimensi yang bertujuan untuk memetakan tiga bentuk analisis yaitu analisis teks, praktek dikursif dan praktek sosial sebagai tempat dimana praktek dikursif terjadi. Setiap dimensi tersebut bertujuan untuk membuka makna tersembunyi dalam teks yang merupakan bagian dari praktek sosial.
Deskripsi (Analisis teks )
Proses Produksi Teks
Interpretasi (Analisis Proses) Proses intepretasi Praktek Diskursif
Eksplanasi (Analisis Sosial)
Praktek Sosial
Dimensi Wacana
Dimensi Analisis wacana
Gambar 3.1 Kerangka tiga dimensi Fairclough (diadopsi dari Fairclough, 1995:98)
32
33
Dalam hubungannya dengan penelitian ini, cerita pendek ‘Malaikat Juga Tahu’ merupakan teks yang berada pada dimensi pertama. Pada dimensi ini cerpen tersebut dideskripsikan berdasarkan ciri-ciri linguistik yang terdapat di dalamnya. Pada dimensi kedua dilakukan interpretasi terhadap teks cerpen tersebut dengan melibatkan proses produksi, yakni bagaimana teks tersebut memuat dan merealisasikan pesan-pesan ideologis dalam bentuk-bentuk linguistik. Pada dimensi ketiga dilakukan proses eksplanasi atau penjelasan mengenai bagaimana hubungan bentuk-bentuk linguistik tersebut dihasilkan dan diinterpretasikan dengan melibatkan konteks sosial yang akan mengungkap identitas diskursif penulis cerpen ‘Malaikat Juga Tahu’.
3.2 Pengumpulan Data dan Sumber Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan, teknik dokumentasi digunakan sebagai teknik pengumpulan data pada penelitian ini. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa yang menjadi objek dalam penelitian ini berupa teks, yaitu cerita pendek. Fraenkel dan Wallen (1993:389) menyatakan bahwa, “document analysis is the analysis of the written or visual content of a document.” Analisis dokumen adalah analisis konten visual atau tertulis dari suatu dokument. Segala jenis buku teks, esay, koran, novel, majalah, artikel, bahkan pidato politik, diklasifikasikan sebagai dokumen. Data pada penelitian ini adalah setiap kalimat, klausa, frasa dan kata yang terkandung dalam cerpen ’Malaikat Juga Tahu’ yang memuat modalitas dan evaluasi. Data yang memuat modalitas dan evaluasi tersebut adalah bentuk
34
linguistik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi identitas diskursif seorang penulis cerpen (lihat Fairclough, 2003).
3.3 Analisis Data Identitas diskursif dalam AWK dapat diinvestigasi melalui analisis style. Ini sejalan dengan yang dinyatakan oleh Fairclough (2003:159) bahwa “style are the discoursal aspect of ways of being, identities. Style are linked to identification.” maksudnya bahwa style adalah suatu aspek diskursif yang berhubungan dngan identitas . Cerita pendek ‘Malaikat Juga Tahu’ tersebut dijadikan sumber data untuk dianalisis. Pada proses analisis data, penelitian ini melandaskan pada teori analisis wacana kritis dari Norman Fairclough dengan memfokuskan analisis pada style. Pada analisis ini akan dilakukan pengungkapan modalitas dan evaluasi yang akan menggali komitmen penulis sehingga identitas dan ideologi yang terkandung dalam cerpen akan dapat terungkap.
3.3.1
Deskripsi
Pada tahap deskripsi, data yang berbentuk kata, frasa, klausa, dan kalimat dianalisis berdasarkan teori tata bahasa fungsional dengan melakukan analisis modalitas dan evaluasi. Identitas diskursif dapat digali melalui tingkatan komitmen seorang penutur atau penulis teks. Melalui analisis modalitas dan evaluasi terhadap teks tingkat komitmen seseorang dapat diketahui (lihat Halliday 1994). Penjelasan mengenai kedua analisis tersebut dibahas pada 3.3.1.1 dan 3.3.1.2.
35
3.3.1.1 Analisis modalitas Analisis modalitas digunakan untuk melakukan investigasi sikap, pendirian atau sikap mental, dan keyakinan penutur atau penulis sebagai alat identifikasi sebuah wacana. Pada tahapan analisis modalitas dilakukan beberapa tahapan sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi modalitas yang terdapat dalam teks (cerita pendek). Pada tahapan ini dilakukan identifikasi modalitas yang terdapat dalam cerita pendek bedasarkan kategori penanda modalitas kata, frasa dan klausa. 2) Mengelompokkan jenis modalitas (modality type) berdasarkan jenis pertuturan (speech function). Dengan melakukan pengelompokan pada tahapan ini akan diketahui apakah modalitas yang ditemukan berupa modalitas epistemik atau deontik. 3) Menentukan tingkat komitmen (commitment level) yang digambarkan oleh tingkat kebenaran dan keharusan atau kewajibannya yang meliputi komitmen tinggi, menengah, dan
rendah. Tingkatan-tingkatan komitmen tersebut
diidentifikasi berdasarkan kecondongan modalitas mendekati titik polar, seperti dijelaskan dalam Bab II.
3.3.1.2 Analisis Evaluasi Analisis evaluasi dilakukan untuk menginvestigasi komitmen penutur atau penulis terhadap nilai yang terkandung dalam teks baik secara eksplisit maupun secara implisit. Pada tahapan analisis evaluasi dilakukan identifikasi terhadap (1) pernyataan evaluatif yang terdapat dalam teks(cerita pendek), (2) penyataanpernyataan yang mengandung modalitas deontik, (3) pernyataan yang
36
menggunakan proses mental, dan (4) asumsi nilai yang terdapat dalam teks(cerita pendek). Setelah dilakukan identifikasi, analisis evaluasi dilanjutkan dengan pengelompokan jenis-jenis evaluasi terhadap nilai-nilai yang terkadung dalam cerpen ’Malaikat Juga tahu’. Pada kedua analisis di atas dilakukan pengkodean untuk mempermudah proses analisis data. Connole, et al. (1993:154) menyatakan, “...coding system constructed and use by researchers to try to simplify and reduce of raw observation, interview or other materials into manageable and meaningful categorized and coded data.” Selain itu Alwasilah (2003:159) bahwa ketika melakukan analisis data peneliti perlu memberi kode untuk membantu dalam hal; memudahkan identifikasi fenomena, memudahkan frekuensi kemunculan fenomena, dan membantu dalam melakukan kategorisasi. Kode- kode yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Penomoran dalam kurung siku [ ... ], menunjukan klausa ke sekian dalam cerpen ‘Malaikat Juga Tahu’. 2. Garis bawah menunjukan data yang mengandung modalitas dan evaluasi. 3. EA, menunjukan jenis evaluasi afektif 4. PE, menunjukan jenis evaluasi dalam bentuk pernyataan evaluatif. 5. MD, menunjukan jenis evaluasi melalui modalitas deontik. 6. AN, menunjukan jenis evaluasi melalui asumsi nilai.
37
3.3.2
Interpretasi dan Eksplanasi
Tahapan analisis berikutnya dalam penelitian ini adalah tahapan interpretasi yang fokus pada hubungan antara teks dengan konteks yang dapat menghasilkan makna tertentu. Segala aksi, hubungan sosial, kepercayaan, sikap dan harapan dijadikan bahan pertimbangan, dengan berbasis pada ciri-ciri linguistik yang telah dijelaskan pada tahapan sebelumnya. Tahapan terakhir pada penelitian ini adalah tahap penjelasan atau eksplanasi. Pada tahapan ini ideologi dibalik wacana dipaparkan. Analisis ini masih berhubungan dengan tahapan sebelumnya yaitu pemaparan dan penginterpretasian. Ketiga tingkatan analisis bertujuan untuk membongkar ciriciri diskursif di dalam wacana bukan hanya membongkar identitas penulis akan tetapi juga menampakkan ideologi dibalik teks cerita pendek.