BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang makanan lauk pauk dan sayuran tradisional di SMA N 11 Yogyakarta, maka penelitian ini tidak membuat perlakuan apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah. Menurut metode yang digunakan penelitian ini merupakan penelitian survey. Menurut Kerlinger penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis (Sugiyono, 2003:7). Sedangkan menurut tingkat eksplanasinya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2003:11). Dalam penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Pendekatan ini bertolak dari anggapan bahwa semua gejala yang diamati dapat diukur dan diubah dalam bentuk angka yang memungkinkan
56
digunakan teknik-teknik analisis statistis (Suharsimi Arikunto, 2002:1011). Penelitian deskriptif dilakukan hanya sampai pada taraf deskripsi saja, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh. Kebanyakan pengolahan datanya didasarkan pada analisis persentase dan analisis kecenderungan (trend) sehingga penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian (Saifudin Azwar,1998 : 6-7). B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1) Pemahaman siswa tentang makanan lauk pauk dan sayuran tradisional di Yogyakarta Pemahaman adalah mengerti benar akan sesuatu, konsep dapat diartikan sebagai ide atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa konkret. Makanan lauk pauk dan sayuran tradisional Yogyakarta adalah jenis makanan lauk pauk dan sayuran yang sudah turun temurun dari zaman nenek moyang hingga sekarang. Makanan tradisional menurut penulis dalam penelitian ini terbagi atas : makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan makanan selingan.
57
2) Status Sosial Ekonomi Orang tua Status sosial ekonomi orang tua diukur dari tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, besar pendapatan. Yaitu kondisi orang tua siswa dalam suatu kelompok sosial masyarakat dilihat dari tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan orang tua siswa. Pendapatan adalah seluruh penghasilan yang diterima, baik melalui pendapatan formal, pendapatan non formal ataupun pendapatan subsistem yang dihitung dalam jangka waktu tertentu. Penggolongan kelas ekonomi yaitu golongan ekonomi rendah, ekonomi menengah serta golongan ekonomi atas atau tinggi. Sedangkan pendidikan orang tua siswa yang dimaksud di sini adalah tingkat pendidikan formal yang dicapai orang tua siswa yaitu meliputi SD, SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi. 3) Lokasi Rumah / Tempat Tinggal Siswa Rumah adalah tempat berlindung dari segala macam gangguan yang dapat diisi oleh keluarga yang merupakan unsur terkecil dari masyarakat. 4) Kebiasaan Makan Siswa di Rumah Kebiasaan
makan
di
sini
adalah
suatu
istilah
untuk
menggambarkan kebiasaan dan perilaku yang berhubungan dengan makanan dan makan, seperti tata krama makan, frekuensi makan seseorang, pola makanan yang dimakan, kepercayaan tentang makanan (misalnya pantangan), distribusi makanan diantara anggota keluarga,
58
penerimaan terhadap makanan (misalnya suka atau tidak suka) dan cara pemilihan bahan makanan yang hendak dimakan. 5) Lingkungan Pergaulan Lingkungan pergaulan adalah tempat dimana siswa sering berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Biasanya dengan teman sebaya tetapi sering juga yang berbeda usia. 6) Sentuhan Media Massa Adanya iklan-iklan di televisi,radio internet yang beragam tentang makanan dan minuman modern, mendorong keluarga untuk mencoba mengkonsumsinya, ditambah lagi adanya kecenderungan perubahan pola pikir yang mengarah pada segi kepraktisan dan efisiensi dalam pemilihan makanan sehari-hari. Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu dengan lainnya dalam kelompok itu. Jadi, dikatakan variabel karena ada variasinya (Sugiono, 1992: 2). Menurut Syaifuddin Azwar (1998) variabel penelitian dapat berupa apapun juga yang variasinya perlu kita perhatikan agar dapat mengambil kesimpulan mengenai fenomena yang terjadi. Penelitian ini menggunakan satu variabel yaitu tingkat pemahaman siswa
SMA 11 di Kotamadya
Yogyakarta tentang makanan Lauk Pauk dan Sayuran tradisional.
59
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 11 Yogyakarta, JL AM. SANGAJI 50 Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2007 sampai dengan selesai, mulai dari penyusunan proposal sampai dengan pengambilan data penelitian dan pembuatan laporan penelitian. D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Hal ini senada dengan pendapat Sugiyono (1999:72), yang menyatakan bahwa populasi merupakan obyek atau subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas II di SMA N 11 Yogyakarta. 2. Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2002:56), sampel adalah sebagian dari jumlah data dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto (2002:109), sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
60
jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung kemampuan, tenaga dan dana peneliti. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 55 % dari jumlah siswa yaitu sebanyak 115 siswa. E. Teknik Pengambilan Data dan Instrumen 1. Instrumen Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran langsung kepada responden dengan menggunakan angket dan test. Angket digunakan sebagai alat pengambilan data diri responden, test ditujukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan
oleh
peneliti
dalam
mengumpulkan
data
agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam artian lebih cermat, lengkap, dan sistematik sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2002:136) Instrumen yang digunakan adalah test obyektif atau soal pilihan ganda (multiple choice test) karena lebih representatif (mewakili) isi dan luas bahan, lebih obyektif dan menghindari unsur-unsur subyektivitas baik dari guru maupun siswa (Suharsimi, 1997:166). Pedoman skoring pada butir soal tes obyektif menggunakan pedoman nilai angka pada tiap pilihan jawaban. Jawaban yang benar memiliki nilai 1, sedangkan untuk jawaban yang salah
61
memiliki nilai 0. Setiap soal diberikan satu pilihan jawaban soal yang benar, sedangkan yang lainnya merupakan jawaban yang salah.
62
Tabel 1, Kisi-kisi Instrumen Pengambilan Data Sub variabel Pemahaman siswa
Konsep Pengukuran Sejauh mana pemahaman siswa ditinjau dari pengetahuansiswa t e r h ad ap p en ggun aan
Indikator Pemahaman tentang makanan lauk pauk tradisional
Sub Indikator
Jumlah Item
Item 1-5
5
6-12
7
-khasiat makanan tradisional
13-20
8
- p endidi kan
Data diri responden + item 1-6
6
-pengertian pemahaman makanan tadisional
dan
makanan tradisional dalam konteks harian -klasifikasi makanan tradisional
Faktor-faktor yang mendukung tingkat pemahaman siswa
- status sosial ekonomi orang tua siswa
- p endap at an - p e ke rj a an - lokasi rumah / tempat tinggal siswa
- lokasi rumah/ tempat tinggal siswa
1,2,3
3
- kebiasaan makan keluarga
- p en ge rti an kebiasaan makan
1,2
2
- kebi as a an ma ka n ke lu ar ga
3,4,5
3
- jenis bahan makanan lauk pauk& sayur tradisional -Lingkungan Pergaulan
6-14
9
1,2,3
3
-Iklan Televisi
1-7
7
-Iklan Radio
8-15
8
-Iklan majalah/ Surat kabar
16-20
5
-Lingkungan Pergaulan -Sentuhan Media Massa
63
2. Teknik Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan dengan metode test, kuisioner (angket) dan dokumentasi, sehingga diharapkan data yang diperoleh merupakan data yang lengkap dan akurat. a. Kuisioner (Angket) Menurut Suharsimi Arikunto (1996:139) kuisioner adalah merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden
untuk
menjawabnya.
Kuisioner
merupakan
teknik
pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Tentang macam angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Ditinjau dari segi siapa yang menjawab a. Angket langsung Angket langsung jika dikirim dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya. 2) Ditinjau dari cara menjawab a. Angket tertutup Adalah angket yang disusun dengan menyadiakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
64
b. Angket terbuka Adalah angket yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya. b. Dokumentasi Menurut
Suharsimi
Arikunto
(1996:234)
metode
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, dan sebagainya. Dokumentasi digunakan untuk mencatat data jumlah siswa, data tentang status sosial ekonomi pendidikan dan pendapatan orang tua. 3. Pengujian Instrumen Sebelum instrumen digunakan untuk mengukur ubahan, maka instrumen diujicobakan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kesahihan (validitas) dan tingkat keandalan (reliabilitas) instrumen tersebut. Instrumen yang baik harus memiliki dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel. Oleh karena itu, setelah instrumen tersusun kemudian dilakukan uji coba terhadap instrumen tersebut. Uji coba instrumen dikenakan kepada 30 orang yang merupakan anggota populasi tidak termasuk sampel. a. Pengujian Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkattingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan
65
dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2002:145). Ada beberapa jenis validitas, dalam penelitian ini menggunakan validitas eksternal empiris dengan cara mencari kesamaan antar indikator yang ada pada instrumen dengan faktorfaktor empiris yang telah terjadi di lapangan (Sugiyono, 1997:102). Adapun rumus untuk mencari kesamaan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson (Suharsimi Arikunto, 2002:146) dengan rumus sebagai berikut: Rxy
x x y y x x y y 2
2
Keterangan : Rxy x y
= Nilai korelasi product moment = Skor pada butir = Skor total variabel
x y
= Rerata skor butir = Rerata skor total
Butir instrumen dikatakan valid apabila harga koefisien korelasi (rxy) lebih besar atau sama dengan harga korelasi (r) pada tabel. Sebaliknya bila nilai (rxy) nya lebih rendah berarti tidak valid. Setelah dilakukan analisis validitas instrumen dengan menggunakan komputer program SPS edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih, berikut ini adalah rangkuman analisis validitas instrumen variabel
66
tingkat pemahaman siswa SMA 11 di Kotamadya Yogyakarta tentang makanan Lauk Pauk dan Sayuran tradisional : Tabel 2, Hasil Validitas Instrumen
Aspek
Item
Keterangan
Pengetahuan tentang 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13, makanan tradisional 14,15,16,17,18,19,20
Sahih
Kebiasaan makan keluarga
1,2,6,7,8,9,10,11,12
Sahih
Perkembangan teknologi / sentuhan media massa
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13, 14,15,16,17,18,19,20
Sahih
b. Pengujian Reliabilitas Instrumen Realibilitas instrumen merupakan kepastian suatu alat ukur dalam mengukur apa yang diukur, artinya alat ukur itu akan dipergunakan untuk memberikan hasil yang sama (Sugiyono, 2003 : 109). Sedangkan menurut Masni Singarimbun (1989 : 140) realibilitas adalah index yang menunjukan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menentukan bahwa instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data terpercaya dan dapat diandalkan. Untuk menguji keterandalan instrumen digunakan rumus koefisien alpha. Rumus ini digunakan mengingat dalam instrumen ini tidak terdapat jawaban yang salah dan yang benar (non dikotomi) melainkan variasi skor yang berkisar antara 1 – 4. hal ini sesuai dengan pendapat
67
Nunnaly yang dikutip oleh Astama (1999) bahwa jika instrumen mempunyai kategori jawaban lebih dari 2, artinya tidak dikotomi, maka perhitungan realibilitasnya lebih tepat menggunakan koefisien alpha. Rumus koefisien alpha cronbach yang digunakan adalah sebagai berikut :
K rtt K 1
si 2 1 2 st
Keterangan : rtt = Koefisien realibilitas = Jumlah item K 2 si = Jumlah varian skor tiap item
st
2
= Varian total Adapun hasil analisis tingkat realibilitas instrumen dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3, Hasil Reliabilitas Instrumen Aspek
KR-20
r tabel
Keterangan
Pengetahuan tentang makanan tradisional
0.873
0.239
Reliabel
Kebiasaan makan keluarga
0.761
0.239
Reliabel
Perkembangan teknologi / sentuhan media massa
0.899
0.239
Reliabel
68
F. Teknik Analisis Data Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara dan angket dianalisis dengan teknik deskriptif. Teknik analisis diskriptif secara kuantitatif yaitu dengan cara mendeskripsikan data hasil penelitian berupa angka. Analisis data yang dimaksud adalah agar dapat mendeskripsikan atau memberikan gambaran tentang langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah datanya. Teknik analisis yang digunakan adalah statistik diskriptif dengan teknik penyajian persentase. Langkah-langkah analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pengorganisasian data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan meto de angket, test dan wawancara. 2. Penyajian data Penyajian hasil analisis deskriptif biasanya berupa frekuensi dan presentase, tabulasi silang, serta berbagai grafik, dan chart. Analisis dengan persentase tersebut berguna untuk mencari nilai persentase tertinggi pilihan responden pada setiap butir pertanyaan atau setiap indikator atau bahkan setiap sub aspek. Analisa yang dipergunakan untuk membantu menarik kesimpulan dengan menghitung rata-rata yaitu Mean, Median, Modus dan Simpangan baku. a. Rerata ( Mean ) Mean x
x
i
n
Keterangan : x = Harga Rerata
69
n = Jumlah Sampel
x
i
= Jumlah Skor
b. Median (Me)
1 nF Me b p 2 f
Keterangan : Me = Harga Median b = Batas bawah kelas median
p = Panjang kelas median
F = Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
n = Banyaknya data f
= Frekuensi kelas median
c. Modus (Mo)
b1 Mo b p b1 b2
Keterangan : Mo = Harga Modus = Batas bawah kelas modus yaitu kelas interval
b
terdekat sebelumnya p
= Panjang kelas modus
b1
= Frekuensi kelas modus dikurangi kelas interval sebelumnya
b2 = Frekuensi kelas modus dikurangi kelas interval terdekat berikutnya d. Standar Deviasi (SD)
x SD
i
x
2
n 1
70
Keterangan : x = Harga mean
n = Jumlah data SD = Harga Standar deviasi
xi = skor ke- i
Meskipun
indeks
kecenderungan
memusat
dapat
membantu
melukiskan data berdasarkan nilai rata-rata atau ukuran yang khas, indeks ini tidak dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang suatu sebaran, oleh karena itu diperlukan suatu indeks yang dapat memberikan gambaran berdasarkan keragaman skor. Dalam penelitian ini indeks yang dipakai adalah standar deviasi (SD). Menurut Sutrisno Hadi (2002:135) kriteria kecenderungan rerata skor didasarkan pada kategori rerata ideal sebagai berikut : Golongan baik/tinggi/atas
: Mi +1 SDi ke atas
Golongan sedang/menengah
: Mi - 1 SDi sampai Mi +1 SDi
Golongan kurang/rendah/bawah : Mi - 1 SDi ke bawah Keterangan : Mi adalah rerata ideal dan SDi adalah standar deviasi ideal Sedangkan untuk mencari besarnya rerata dan simpangan baku ideal digunakan rumus sebagai berikut : Mean ideal = ½ (skor tertinggi + skor terendah) SD ideal
= 1 6 (skor tertinggi - skor terendah)
3. Penafsiran data Setelah data disajikan langkah berikutnya adalah melakukan penafsiran data.
Dalam
penafsiran
data,
peneliti
mendasarkan
pada
71
kebermaknaan
data
yang
berlaku
kebermaknaan
data
yang
dimaksud adalah data-data yang berhubungan dengan informasi yang
digali
untuk
dapat
dikembangkan
sesuai
dengan
permasalahan dalam penelitian. 4. Penyimpulan data Setelah
dat a-data
ters ebut
bermakna,
maka
langkah
selanjut n ya adalah menyimpulkan data. Kesimpulan data yang dihasilkan diharapkan merupakan informasi yang relevan dengan objek penelitian (Sumanto, 1990).
72