BAB III METODE PEELITIA
A. TEMPAT DA WAKTU PEELITIA Penelitian ini dilakukan di lahan hak guna usaha (HGU) pabrik gula (PG) Pesantren Baru Kediri, PT Perkebunan Nusantara X (persero). Waktu penelitiannya dari bulan Mei sampai Juni 2009.
B. ALAT DA BAHA Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah contoh tanah lahan HGU PG Pesantren Baru, Kediri. Alat dan mesin yang digunakan antara lain petak lahan percobaan, traktor roda empat, ring sampel, cangkul, penggaris, sekop, pisau, saringan kawat bersusun, kantong plastik, timbangan, oven, dan sampel tanah kebun HGU.
C. PELAKSAAA PEELITIA Penelitian ini akan dilakukan dengan melakukan pengukuran sifat fisik tanah, khususnya densitas dan diameter rata-rata bongkah tanah yang dibobot (MWD). Pengukuran dilakukan pada saat sebelum dan sesudah pengolahan tanah. Bagan alir rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
1. Sebelum Pengolahan Tanah Sebelum pengolahan tanah, ditentukan petak lahan yang akan menjadi tempat pengambilan sampel tanah. Lahan yang dijadikan petak penelitian terbagi ke dalam tiga wilayah (1, 2, dan 3) yang dipimpin oleh seorang sinder kebun wilayah (SKW). Wilayah 1 terbagi ke dalam 3 rayon yaitu rayon A, rayon B, dan rayon C, wilayah 2 meliputi rayon D dan E, sedangkan wilayah 3 meliputi rayon F dan G. Penentuan petak kebun adalah perwakilan dari masing-masing rayon, sehingga terdapat tujuh petak kebun yang menjadi petak penelitian. Setiap petak lahan ditentukan 5 titik secara acak untuk pengambilan sampel. Selang kedalaman pengambilan sampel tanah pada tiap titik adalah pada (0-15 cm), (15-30 cm), dan (30-45 cm). Kemudian diukur nilai densitas sebelum pengolahan tanah. 10
Lokasi yang berbeda
Kondisi sifat fisik tanah (densitas awal berbeda dan mungkin tekstur tanah yang berbeda)
Diaplikasikan metode pengolahan tanah yang sama
Sifat fisik tanah (densitas dan ukuran bongkah tanah) hasil pengolahan tanah berbeda
Jika ditanami tebu
Memberikan hasil produktivitas tebu (TCH) bervariasi
Dapat digunakan untuk merencanakan metode pengolahan tanah paling efektif Gambar 1. Bagan alir rancangan penelitian
11
2. Setelah Pengolahan Tanah Perlakuan pengolahan tanah yang diterapkan pada setiap petak kebun adalah bajak I-bajak II-Kair. Kegiatan bajak II dilakukan setelah kebun diberi perlakuan bajak I dan kair dilakukan setelah kebun diberi perlakuan bajak I dan bajak II. Metode ini sesuai dengan metode standar yang dipakai pada persiapan budidaya tebu lahan kering oleh PG Pesantren Baru, Kediri. Bajak I dan bajak II menggunakan implemen bajak piring, sedangkan pengkairan menggunakan furrower (kair). Pengukuran dan pengambilan contoh tanah setiap petak lahan dilakukan pada 5 titik yang telah ditentukan pada tanah hasil pengolahan tanah (bajak I, bajak II, dan kair). Pengukuran densitas tanah dilakukan pada tiga selang kedalaman; (0-15cm), (15-30 cm), dan (30-45 cm) untuk mengetahui perbedaan densitas pada masing-masing selang kedalaman. Kedalaman standar hasil pembajakan yang diharapkan oleh pihak PG, disesuaikan dengan diameter implemen bajak piring yang digunakan (±35 cm). Pengambilan sampel tanah untuk mengukur diameter rata-rata bongkah tanah yang dibobot pada kedalaman 15 cm dari permukaan tanah, hal ini dikarenakan pada selang kedalaman 15 cm dapat dipastikan bahwa tanah terolah sempurna. Khusus untuk pengkairan, pengambilan sampel tanah diambil dari guludan, di mana dianggap permukaan tanah 0 cm adalah pada puncak guludan.
D. PROSEDUR PEGUKURA 1. Pengukuran Densitas Tanah (Bulk Density) a) Contoh tanah diambil dari setiap titik dan kedalaman dengan menggunakan ring sampel, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik (meminimalkan tingkat penguapan). b) Mengukur massa wadah (Mw) c) Mengukur volume tanah, Vt (sama dengan volume ring sampel). d) Contoh tanah dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 8 jam. e) Menimbang massa kering tanah (Mk) + massa wadah (Mw), dan dianggap sebagai Mt f) Mengukur densitas tanah (Db). Menurut Kalsim dan Sapei (2003) densitas tanah dapat dihitung dengan persamaan: 12
Db = Mk/Vt = (Mt-Mw)/Vt ............................................... (3) Di mana: Db
= Densitas tanah (g/cc)
Mk
= Massa kering tanah (g)
Vt
= Volume tanah (cc)
Mw
= Massa wadah (g)
Mt
= Massa wadah + massa tanah kering (g)
2. Pengukuran Diameter rata-rata bongkah tanah yang dibobot a) Bongkah-bongkah tanah hasil pengolahan tanah diambil menggunakan sekop pada selang kedalaman 15 cm. b) Bongkah tanah dijaga agar tidak rusak strukturnya. c) Bongkah tanah diayak menggunakan ayakan kawat bersusun dengan cara digoyang sebanyak 25 kali. d) Tanah yang tertahan pada masing-masing saringan dimasukkan ke dalam kantong plastik kemudian ditimbang massanya. e) Diameter rata-rata bongkah tanah yang dibobot dihitung dengan persamaan MWD = ∑ (Wi di) / W ....................................................... (4) Di mana: MWD = Diameter rata-rata bongkah tanah yang dibobot (cm) Wi
= Massa kering oven bongkah tanah pada setiap saringan (g)
di
= Diameter rata-rata saringan (cm)
W
= Massa kering total bongkah tanah seluruh saringan (g)
Berikut adalah bagan alir prosedur penelitian untuk menentukan efektivitas pengolahan tanah (Gambar 2).
13
Implemen pengolahan tanah
Areal tebu lahan kering
Uji homogenitas sifat fisik tanah
Massa kering Tanah (Mk)
Traktor roda empat
Pengujian kinerja traktor dan implemen (Bajak I, Bajak II, Kair)
Volume Tanah (Vt)
Densitas tanah Db = Mk/Vt
Berat bongkah tertahan (Wi)
Diameter bongkah rata-rata (di)
Diameter bongkah tanah ∑ (Wi di)
Densitas partikel tanah (2,65 g/cm3)
Porositas P=[1-(Db/2,65)]x100%
Diameter rata-rata bongkah tanah yang dibobot MWD=∑ (Wi di)/W
Efektivitas pengolahan tanah
Gambar 2. Bagan alir prosedur penelitian untuk menentukan efektivitas pengolahan tanah
14