35
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikas permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang memperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga penentuan teknik pengukian statistik yang dipergunakan. Pada proses ini dibutuhkan penelitian waktu penelitian sejak bulan Maret sampai dengan Desember 2016. 2. Tempat Pelaksanaan Penelitian Untuk memperoleh data guna penyusunan skripsi, penulis mengambil tempat penelitian di CV. Pacific Utama Teknik di Jl. Gaga, Semanan, Kalideres Jakarta Barat.
B. Desain Penelitian Desain
penelitian
yang
digunakan
penulis
dalam
penelitian
ini
menggunakan penelitian kausal. Kausal adalah melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat, sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen dan variabel Dependen (Sugiono, 2013). Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh dua variabel
35 http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
dependen (endogen) yaitu kinerja pegawai. Dalam hal ini penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi, Gaya Kepemimpinan Otoriter dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja pada Karyawan CV. Pacific Utama Teknik
C. Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel merupakan unsur penting dalam penelitian karena dengan variabel inilah penelitian bisa dikembangkan dan bisa diolah sehingga diketahui pemecahan masalahnya. Untuk melaksakan pengolahan data, diperlukan unsur lain yang berhubungan dengan variabel, indikator, ukuran dan skala. Berdasarkan judul proposal skripsi yang diambil penulis yaitu “Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi,Gaya Kepemimpinan Otoriter dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja pada Karyawan CV. Pacific Utama Teknik”. Maka penulis mendefinisikan pengertian masing-masing variabel dan membuat operasional variabel penelitian. 1. Definisi Variabel Seorang peneliti akan selalu berhubungan dengan variabel penelitian karna variabel inilah yang mengungkapkan penelitian tersebut. Menurut Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam buku yang sammenururt Hatch dan Farhady yang dikutip oleh Sugiyono (2013) menyebutkan bahwa variabel sebagai atribut seseorang atau objek yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
mempunyai pariasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lain. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan yaitu variabel independen dan variabel dependen. Berikut penjelasannya: a. Variabel Independen Menurut sugiyono (2013) mendefinisikan variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel independen adalah: 1) Gaya Kepemimpinan Otoriter Menurut Sutikno (2014), gaya kepemimpinan otoriter adalah kepemimpinan dengan hak pribadi penuh, sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain ataupun adanya campur tangan dari orang lain. Segala keputusan, diambil sendiri oleh pemimpin; tugas – tugas diperinci oleh pemimpin; pemimpin bersifat subjektif; dan berpura – pura baik kepada bawahan. 2) Persepsi Dukungan Organisasi Menurut Robbins (2008), persepsi dukungan organisasi adalah tingkat sampai mana karyawan yakin organisasi menghargai kontribusi mereka dan peduli dengan kesejahteraan mereka. Menurut Eisenberger (2002), dimensi yang membentuk persepsi dukungan organisasi adalah keadilan; dukungan atasan; dan penghargaan dan kondisi kerja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
3) Lingkungan Kerja Menurut Nitisemito (dalam Intanghina, 2008) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai berikut: Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi drinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan. Menurut Sedarmayanti (2009), hal ini diukur dengan penerangan/cahaya di tempat kerja; sirkulasi udara di tempat kerja; kebisingan di tempat kerja; bau tidak sedap di tempat kerja; dan keamanan di tempat kerja. b. Variabel dependen Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini yang termasuk variabel dependen adalah: 1) Kinerja Karyawan Kinerja yang baik merupakan suatu langkah untuk menuju tercapainya tujuan individu. Oleh karena itu kinerja merupakan sasaran penentu dalam mencapai tujuan individu. Kinerja (perfomance) mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk sebuah pekerjaan karyawan (Simamora, 2006). Lalu, menurut Martha (2009), kinerja
karyawan
dipengaruhi
oleh
faktor
individual,
faktor
psikologis, dan faktor organisasi. 2. Operasionalisasi Variabel Penelitian Operasionalisasi variabel merupakan penjelasan secara rinci mengenai variabel yang diteliti oleh penulis mengenai variabel, konsep variabel,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
indikator variabel, dan skala pengukuran dengan tujuan untuk memperoleh nilai variabel penelitian. Dalam penelitian ini, variabel yang dianalisis ada 4 variabel yaitu Persepsi Dukungan Organisasi,Gaya Kepemimpinan Otoriter, Lingkungan Kerja dan Kinerja pada KaryawanUntuk lebih rinci mengenai operasional variabel tersebut bisa dilihat dari tabel berikut:
Variabel
Dimensi
Gaya Kepemimpina n Otoriter. Sutikno (2007)
Persepsi Dukungan Organisasi. Eisenberger(2 002)
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Indikator
Skala
-
Segala keputusan diambil pemimpin
Interval
-
Tugas bawahan di perinci pemimpin
-
Pemimpin bersifat subjektif
-
Berpura pura dalam baik pada karyawan
Keadilan
Keryawan berperilkau layak terhadap rekan kerja Berlaku jujur akan hasil kerja
Dukungan atasan
Atasan bertindak sebagai agen organisasi yang memiliki tanggung jawab
Penghargaan dan kondisi kerja Lingkungan Kerja. Sedarmayanti . (2009)
Penerangan/ cahaya di tempat kerja
Kemandirian Pengakuan, gaji Keamanan dalam bekerja Peran stresor Pelatihan Penerangan cahaya ynag terang Penerangan membuat efisien dalam bekerja
Sirkulasi udara di tempat kerja
Udara yang baik di sekitar tempat kerja
Kebisingan di tempat kerja
Dampak jangka panjang dari kebisingan Merusak pendengaran
Bau tidak sedap di tempat kerja
Bau tidak sedap di tempat kerja menganggu konsentrasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Interval
Interval
40
Kinerja Karyawan (Martha, 2009)
Keamanan di tempat kerja
Keamanan dalam bekerja
Faktor individu
Faktor psikologis
Faktor organisasi
Kemampuan Keahlian Latar nelakang Demografi Motivasi kerja Persepsi Sikap Personality Pembelajaran Sistem organisasi sumber daya Kepemimpinan Komunikasi Lingkungan kerja Budaya kerja Budaya organis Penghargaan Struktur Diklat dan job design
Interval
D. Skala Pengukuran Pada penelitian ini, metode pengukuran variabel menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013). Berilah salah satu jawaban terhadap pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat Anda, dengan cara memberi tanda lingkaran pada jawaban yang tersedia. Prosedur kerja yang baru itu akan segera diterapkan di perusahaan Anda? a. Sangat Tidak Setuju b. Tidak Setuju c. Ragu – ragu/Netral d. Setuju e. Sangat Setuju
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Dengan bentuk pilihan ganda itu, maka jawaban dapat diletakkan pada tempat yang berbeda – beda. Untuk jawaban di atas “sangat tidak setuju” diletakkan pada jawaban nomor pertama. Untuk item selanjutnya, jawaban “sangat setuju” dapat diletakkan pada jawaban nomor terakhir. Dalam penyusunan instrumen untuk variabel tertentu, sebaiknya butir – butir pertanyaan dibuat dalam bentuk kalimat positif, netral atau negatif, sehingga responden dapat menjawab dengan serius dan konsisten. Contoh: 1. Saya mencintai mobil Diesel karena hemat bahan bakar. (positif) 2. Mobil Diesel banyak diproduksi di Jepang (netral) 3. Mobil Diesel sulit dihidupkan di tempat dingin. (negatif) Dengan cara demikian, maka kecenderungan responden untuk menjawab pada kolom tertentu dari bentuk checklist dapat dikurangi. Dengan model ini juga, responden akan selalu membaca pertanyaan setiap item instrumen dan juga jawabannya. Pada bentuk checklist, sering jawaban tidak dibaca, karena letak jawaban sudah menentu. Tetapi, dengan bentuk checklist, maka akan dibuat keuntungan dalam hal ini singkat dalam pembuatannya, hemat kertas, mudah mentabulasikan data, dan secara visual lebih menarik. Data yang diperoleh dari skala tersebut adalah berupa data interval. Tabel di bawah ini, adalah tabel penilaian skala Likert untuk masing – masing jawaban.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
Tabel 3.2 Pengukuran Skala Likert Pernyataan Kode
Skor
Sangat Setuju
(SS)
5
Setuju
(S)
4
Netral
(N)
3
Tidak Setuju
(TS)
2
Sangat Tidak Setuju
(STS)
1
Sumber : Sugiyono (2013) Sementara itu, skala pengukuran data, menggunakan skala interval.
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: Objek-objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan CV. Pacific Utama Teknik, Sampel penelitian dalam hal ini 38 orang. 2. Sampel Berhubung jumlah populasi karyawan sedikit, maka penelitian ini menggunakan seluruh anggota populasi sebagai sampel atau sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2014) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Seluruh karyawan CV. Pasifik Utama Teknik yang dijadikan sampel berjumlah 38 orang.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data mengenai teori yang mendukung penelitian. Sementara itu, penelitian lapangan dilakuakan untuk mengetahui kondisi yang terjadi dilapangan secara lebih jelas dan menbandingkan dengan teori yang telah didapatkan, dengan melakukan observasi dan survey secara langsung pada object penelitian, menggunakan kuesioner karyawan CV. Pacific Utama Teknik
G. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif a. Deskripsi Responden Pada penelitian ini, penulis mendeskripsi repsonden dengan kategori sebagai berikut: Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan Terakhir, dan Lama Bekerja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
b. Deskripsi Jawaban/Kuesioner Mendeskripsikan jawaban kuesioner responden dengan melihat rata – rata jawaban responden dan berapa banyak responden yang menjawab 5 (SS), 4 (S), 3 (N), 2 (TS), dan 1 (STS). 2. Analisis Partial Least Square(PLS) Jenis data dalam penelitian ini menggunakan component atau Variance Based Structural Equation Modeling dimana dalam pengolahan datanya menggunakan program Partial Least Square (Smart-PLS) versi 3.0. PLS (Partial Least Square) adalah model alternative dari covariance based SEM. PLS
dimaksud
kan
untuk
causal-perdictive
analysis
dalam
situasi
komplektisitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah (Ghozali, 2014).Tujuan dari PLS adalah mencari hubungan linear prediktif optimal yang ada pada data. Walaupun PLS dapat jg digunakan untuk mengkonfirmasi teori, tetapi dapat juga digunakan untuk word dalam Ghozali (2014) partial least Square (PLS) merupakan metode analisi yang powerfull oleh karena tidak didasakan banyak asumsi, data tidak harus terdistribusi normal multivariate, dan sample tidak harus besar. Langkah-langkah pengujian yang akan dilakukan sebagai berikut: a. Evaluasi Measurement (outer) Model Outer Model sering disebut juga (Outer Relation atau Measurement Model) mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya. Block dengan indikator refleksif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
χ = Λx ξ + εx y = Λу η + εу Dimana x dan y adalah indikator atau manifest variabel laten eksogen dan endogen ξ dan η, sedangkan Λx dan Λу merupakan matrik lopading yang menggambarkan koefisien regresi sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur dengan
εx
dan
εу
dapat
diinterpresentasikan sebagai kesalahan pengukuran (Ghozali, 2014). 1) Convergent Validity Pengujian Convergent validity dari masing-masing indikator konstruk. Menurut Chin dalam Ghozali (2014), suatu indikator dikatakan mempunyai valid yang baik jika nilainya lebih besar dari 0,70, sedangkan loading factor 0,50 sampai 0,60 dapat dianggap cukup. Berdasarkan kriteria ini bila ada loading factor dibawah 0,60 maka akan didrop model. 2) Discriminant Validity Pengujian discriminant validity, indikator reflektif dapat dilihat pada cross-loading antara indikator dengan konstruknya. Suatu indikator dinyatakan valid jika mempunyai loading factor tertinggi kepada konstruk yang dituju dibandingkan loading factor kepada konstruk yang lain. Dengan demikian, kontrak laten memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator di blok yang lain. Metode lain untuk melihat discriminant validity adalah dengan melihat Square root of Average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
korelasi dengan konstruk lainnya dalam model, makadikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Berikut ini rumus menghitung AVE:
3) Composite Reliability Pengujian composite reability bertujuan untuk menguji reabilitas instrumen dalam suatu model penelitian. Apabila seluruh nilai variabel laten memiliki nilai composite teability maupun cronbach alpa ≥ 0,7 hal ini berarti bahwa konstruk memiliki reabilitas yang baik atau kuisoner yang digunakan sebagai alat dalam penelitian ini telah andal atau konsisten. Berikut ini, rumus menghitung CR:
b. Pengujian Model Struktural/Uji Hipotesis (Inner Model) Pengujian inner model adalah pengembangan model berbasis konsep dan teori dalam rangka menganalisis hubungan antara variabel eksogen dan endogen telah menjabarkan dalam kerangkla konseptual.pPengujian terhadap model structural dilakuakan dengan melihat nilai R-square yang merupakan uji goodness-fit model. Tahapan pengujian terhadap model struktural (uji hipotesis) dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini: 1) Goodness of Fit Model Nilai Melihat R-square yang merupakan uji goodness-fit model. Uji yang kedua dapat dilihat dari hasil R- square untuk variabel laten endegen sebesar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
0.67, 0.33 dan 0.19 dalm model structural mengidentifikasi bahwa model tersebut “baik”, “moderat”, “lemah”. Rumus R-square, adalah sebagai berikut:
Keterangan: : observasi respon ke – i : ramalan respon ke – i : rata – rata Selain itu, bisa dinilai dari predivtive relevance (Q2). Nilai Q-square lebih besar dari 0 (nol) menunjukkan bahwa model mempunyai nilai predictive relevance yang baik.
Keterangan: : R Square variabel endogen dalam model. : Koefisien determinasi total pada analisis jalur. 2) Hasil Pengujian Hipotesis (Estimasi Koefisien Jalur) Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model structural harus signifikan. Nilai signifikan ini, dapat diperoleh dengan prosedur bootstrapping. Melihat signifikansi pada hipotesis dengan melihat nilai koefisien parameter dan nilai signifikansi T-statistic pada algorithm bootstrapping report nilai signifikansi T-statistic harus lebih dari 1,96.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
Selain itu, penentuan signifikansi juga dapat ditentukan dengan membandingkan p-value dengan tingkat ketidakyakinan.Jika p-value lebih kecil dari alfa (α) 0.05; maka hipotesis diterima. Sebaliknya, jika p-value lebih besar dari alfa (α) 0.05; maka hipotesis ditolak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/