PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
BAB III
KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN KEANEKARAGAMAN HAYATI A. Peraturan Perundang-Undangan Daerah Adapun peraturan Perundang-undangan dalam penyusunan Profil Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem Kota Surabaya ini meliputi: PERATURAN DAERAH
1. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 5 Tahun 1992 tentang Perlindungan Hutan di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur; 2. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2001 tentang Tata Kelola Produk-Produk Unggulan Pertanian dan Perikanan di Jawa Timur; 3. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pengendalian Pemanfaatan Flora dan Fauna yang Tidak Dilindungi Lintas Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Timur; 4. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No 2 Tahun 2006 tentang RTRW Propinsi Jawa Timur tahun 2006-2025; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN); 6. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 12 Tahun 2007 tentang Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis di Propinsi Jawa Timur; 7. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau; 8. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 6 Tahun 2004 tentang Perlindungan, Pengendalian serta Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa; 9. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 3 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya; 10. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Pada Kawasan Industri, Perdagangan, Perumahan, dan Permukiman; 11. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 7 Tahun 2009 tentang Bangunan 12. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur Tahun 2006-2025. B. Kelembagaan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Beberapa lembaga yang turut berperan dalam pengelolaan Profil Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem Kota Surabaya adalah: Tabel 3. 1 Tugas, Pokok, dan Fungsi Instansi No 1
Lembaga Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya
Tupoksi
Tugas : Melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan Bidang (a) Kesehatan; (b) Pekerjaan Umum; (c) Perhubungan; (d) Lingkungan Hidup; (e) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
25
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
Lembaga
Tupoksi
2
Badan Perencanaan dan pembangunan Kota Surabaya
3
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
4
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian; (f) Pemberdayaan Masyarakat; (g) Komunikasi dan Informatika; (h) Energi dan Sumber Daya Mineral; (i) Perindustrian. Fungsi : (a) Perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup; (b) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang lingkungan hidup; (c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5; (d) Pengelolaan ketatausahaan; (e) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tugas : Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah bidang perencanaan pembangunan. Fungsi : (a) Perumusan kebijakan teknis perencanaan; (b) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan; (c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan; (d) Pengelolaan ketatausahaan; (e) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tugas : Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi : (a) Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; (b) Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; (c) Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; (d) observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; (e) Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; (f) Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim; (g) Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena faktor meteorologi, klimatologi, dan geofisika; (h) Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; (i) Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; (j) Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; (k) Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; (l) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; (m) Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; (n) Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; (o) Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG; (p) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG; (q) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG; (r) Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Tugas (Pasal 22) : Melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan Bidang (a) Pekerjaan Umum; (b) Perumahan; (c) Penataan Ruang; (d) Perencanaan Pembangunan; (e) Pertanahan; (f) PemberdayaanMasyarakat; (g) Pertanian dan Ketahanan Pangan; (h) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian. Fungsi : (a) Perumusan kebijakan teknis di bidang tata kota dan permukiman; (b) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum; (c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22; (d) Pengelolaan ketatausahaan Dinas; (e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan
26
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
Lembaga
Tupoksi oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.
5
Dinas Pertanian Kota Surabaya
6
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya
7
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surabaya
8
Dinas Kesehatan Kota Surabaya
9
Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan Kota Surabaya
10
Dinas PU Bina Marga Kota Surabaya
Tugas (Pasal 132) : Melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan di Bidang (a) Pemberdayaan Masyarakat; (b) Pertanian dan Ketahanan Pangan; (c) Kehutanan; (d) Kelautan dan Perikanan; (e) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian. Fungsi : (a) Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian; (b) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum; (c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 132; (d) Pengelolaan ketatausahaan Dinas; (e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tugas : Melaksanakan kewenangan daerah di bidang kebersihan dan pertamanan serta melaksanakan tugas pemantauan yang diberikan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Propinsi. Fungsi : (a) Merumuskan kebijakan teknis di bidang kebersihan dan pertamanan; (b) Memberikan perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum; (c) Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas; (d) Pengelolaan ketatausahaan dinas; (e) Pelaksanaan tugastugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tugas: Melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan di beberapa bidang yaitu: (a) Perumahan; (b) Komunikasi dan Informatika; (c) Perdagangan; (d) Perindustrian; (e) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat daerah, Kepegawaian dan Persandian. Fungsi: Dalam menyelenggarakan tugas sesuai dengan Pasal 163 yaitu: (a) Merumuskan kebijakan teknis di bidang perdagangan dan perindutrian; (b) Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum; (c) Membina dan melaksanaan tugas sebagaimana pasal 163; (d) Mengelola ketatausahaan Dinas; (e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tugas: Sesuai dengan Pasal 39, melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan Bidang: (a) Kesehatan; (b) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; (c) Otonomi Daerah, pemerintahan Umum, Adminitrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian. Fungsi: Sesuai dengan Pasal 39, Dinas Kesehatan memiliki fungsi: (a) Merumuskan kebijakan teknis di bidang kesehatan; (b) Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum; (c) Membinaa dan melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dengan pasal 39; (d) Mengelola ketatausahaan Dinas dan Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tugas: Melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan (Pasal 101): (a) Kependudukan dan Catatan Sipil; (b) Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian dan Persandian. Fungsi: (a) Merumuskan kebijakan teknis di bidang kependudukan dan catatan sipil; (b) Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum; (c) Membina dan melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 101; (d) Mengelola ketatausahaan Dinas; (e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tugas: Melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan Bidang (Pasal 5): (a) Pekerjaan Umum; (b) Perhubungan; (c) Pemberdayaan Masyarakat; (d) Otonomi Daerah, Adminitrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.
27
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
Lembaga
Tupoksi
11
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya
12
Kebun Binatang Surabaya
13
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur
Fungsi (Pasal 6): (a) Merumuskan kebijakan teknis di bidang bina marga dan pematusan; (b) Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang bina marga dan pematusan; (c) Membina dan melaksanakan tugas sesuai dengan Pasal 5; (d) Pengelolaan Ketatausahaan Dinas; (e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesiuai dengan tugas dan fungsinya. Tugas: Melaksanakan sebagian urusa urusan Pemerintahan Bidang (Pasal 208): (a) Pekerjaan Umum; (b) Pemerintahan Bidang Kebudayaan dan Pariwisata; (c) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adminitrasi Keuangan daerah, Perangkat daerah, Kepegawaian dan Persandian. Fungsi: (a) Merumuskan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata; (b) Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum; (c) Membina dan melaksanakan tugas sesuai pasal 209; (d) Pengelolaan Ketatausahaan Dinas; (e) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh Kepala Daerah dengan tugas dan fungsinya. Visi dan Misi : Konservasi, pendidikan, penelitian, dan rekreasi.
Tugas : Penyelenggaraan (a) KSDA Hayati dan Ekosistemnya; (b) Pengelolaan kawasan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata alam dan taman buru; (c) Koordinasi Teknis Pengelolaan Taman Hutan Raya dan Hutan Lindung; (d) Konservasi Tumbuhan dan Satwa Liar di luar kawasan konservasi berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi : (a) Penataan blok, penyusunan rencana kegiatan, pemantauan dan evaluasi Pengelolaan kawasan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata alam dan taman buru, serta Konservasi Tumbuhan dan Satwa Liar di luar kawasan konservasi berdasarkan perundang-undangan yang berlaku; (b) Pengelolaan kawasan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata alam dan taman buru, serta Konservasi Tumbuhan dan Satwa Liar di luar Kawasan Konservasi; (c) Koordinasi teknis Pengelolaan Taman Hutan Raya dan Hutan Lindung; (d) Penyidikan, perlindungan dan pengamanan hutan, hasil hutan dan Tumbuhan dan Satwa Liar di dalam dan di luar Kawasan Konservasi; (e) Pengendalian kebakaran hutan; (f) Promosi informasi KSDA Hayati dan Ekosistemnya; (g) Kerjasama Pengembangan KSDA Hayati dan Ekosistemnya, dan Pengembangan Kemitraan; (h) Pemberdayaan Masyarakat sekitar Kawasan Konservasi; (i) Pengembangan dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Pariwisata Alam; (j) Pelaksanaan Urusan TU dan RT.
Sumber: Tim Penyusun Profil Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem (2012)
C. Tata Ruang Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 3 Tahun 2007 mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya Kota disebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat, maka Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah/Pemerintah Daerah, masyarakat, dan/ atau usaha. Kota merupakan kawasan yang selalu mengalami dinamika atas perkembangannya yang pesat. Hal ini umumnya diakibatkan oleh banyaknya jenis kegiatan serta peningkatan jumlah penduduk yang tinggi. Kota Surabaya sendiri merupakan salah satu Kota besar yang berkembang pesat hal ini disebabkan oleh Kota Surabaya posisi yang penting sebagai sentra perdagangan dan jasa dalam lingkup Jawa Timur dan pusat pengembangan ekonomi bagian Timur Indonesia karena letaknya yang strategis 28
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
baik dalam skala regional maupun nasional. Oleh sebab itu penentuan bentuk atau struktur tata ruang memiliki andil dan tanggung jawab yang besar dalam memaksimalkan perkembangan dewasa ini. Banyaknya jenis kegiatan di Kota Surabaya sendiri dapat dilihat berdasarkan bentuk penggunaan atau pemanfaatan lahan. Penggunaan lahan Kota Surabaya saat ini terdiri atas 60.17% yang merupakan lahan terbangun sedangkan sisanya sebesar 39.83% merupakan lahan tak terbangun berupa sawah, ladang, tanah kosong, tambak dsb.
Gambar 3. 1 Peta Administrasi kota Surabaya dalam Provinsi Jawa Timur Sumber: Hasil Analisa Peta Kota Surabaya (2012)
Adapun berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang dapat diketahui bahwa RTH publik diwajibkan diharuskan mencapai 20% dari total luas wilayah kota, sedangkan 10% harus merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) privat dan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH). Adapun berdasarkan data dari Dinas Pertanian menunjukkan bahwa Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya tercatat seluas 6.713,35 Ha atau sekitar 20.31% dari total luas wilayah Kota Surabaya (terdiri atas taman, lapangan olah raga, makam, jalur hijau dan lahan konservasi), maka berangkat dari hal ini adalah merupakan sisi penting yang perlu diperhatikan sebagai upaya ketat Pemerintah Kota Surabaya dalam mempertahankan kawasan-kawasan tertentu sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan konservasi. Adapun berikut ini merupakan informasi pemanfaatan lahan di Kota Surabaya yang memiliki luas total lahan 22.048 Ha dengan wilayah perairan yang dikelola Pemerintah Kota Surabaya yaitu seluas 19.039 Ha. Berikut merupakan tabel pemanfaatan lahan Kota Surabaya:
29
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Tabel 3. 2 Pemanfaatan Lahan Kota Surabaya No 1
Penggunaan Lahan Perumahan
Luas (Ha) 13.880,16
Prosentase (%) 42
2
Sawah dan Tegalan
5.366,995
16,24
3
Tambak
5.023
15,2
4
Jasa
3.007,368
9,1
5
Perdagangan
581,6448
1,76
6
Industri atau Gudang
2.412,504
7,3
7
Tanah Kosong
1.817,64
5,5
8
Lain-lain
925,34
2,8
Sumber: Peta Pemanfaatan Lahan Kota Surabaya (2011)
Berdasarkan pola pemanfaatan lahannya, dapat terlihat bahwa Kota Surabaya memiliki kecenderungan pemanfaatan lahan yang heterogen dimana luas lahan paling dominan sebesar 42% peruntukannya adalah permukiman. Sisa pemanfaatan lainnya yaitu sawah dan tegalan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.2. Kemudian adapun struktur tata ruang Kota Surabaya yang tentu berkembang berdasarkan perkembangan penggunaan lahan Kota Surabaya. Struktur ruang Kota Surabaya sendiri terbagi menjadi tiga bagian dan struktur pelayanan. Struktur ruang sendiri merupakan susunan pusat-pusat permukiman, sistem jaringan, serta sistem prasarana maupun sarana dengan fungsi sebagai pendukung kegiatan sosial-ekonomi yang secara hierarki berhubungan fungsional. Berdasarkan bentuk struktur ruang Kota Surabaya maka sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota Surabaya Tahun 2007, unit pelayanan Kota Surabaya dibagi menjadi tiga dengan pertimbangan ini dilakukan untuk melihat orientasi perubahan unit pengembangan. Adanya acuan unit pengembangan berdasarkan konsep RTRW Surabaya 2007 akan membantu dalam melihat perubahan kebijakan yang akan ditetapkan. Tabel 3. 3 Tabel Struktur Ruang Kota Surabaya NO.
STRUKTUR KEGIATAN UTAMA
1
Industri dan gudang
2
Perdagangan dan jasa
JENIS KEGIATAN
Kawasan industri SIER Kawasan industri di Tambak Oso Wilangun, Tandes (Margomulyo industri), dan Krembangan Kawasan perdagangan dan jasa yang berada di kawasan pusat kota, dengan karakter khusus : Plasa Tunjungan (merupakan perdagangan eksklusif) Pasar Turi (perdagangan grosir) Pasar Blauran (perdagangan emas) Pasar Praban (perdagangan sepatu) Pasar Gemblongan/Kramat gantung (perdagangan mebel, busa, plastik, dsb) Pasar Kedungdoro (perdagangan onderdil kendaraan dan jasa pemasangannya) WTC (pusat perdagangan ponsel) Pasar Atom (perdagangan grosir) Pasar Pabean (perdagangan ikan) Jembatan Merah Plaza Waterfront City
30
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
NO.
STRUKTUR KEGIATAN UTAMA
3
Fasilitas umum
4
RTH dan Lapangan Olah Raga
5
Kawasan Strategis
6
Konservasi / tambak
JENIS KEGIATAN
Kawasan Surabaya barat : Pakuwon Trade Center (perdagangan eksklusif) Kawasan Surabaya Selatan : Maspion Square (hypermarket). Perkantoran pemerintah dan swasta di sepanjang Jl. A. Yani Pendidikan : ITS UNAIR Unesa Perguruan Tinggi swasta di wilayah Jl. AR Hakim dan Manyar Taman / jalur hijau Lapangan olah raga Makam Kodikal AAL di Kecamatan Krembangan Armatim di kawasan Ujung Kodam V Brawijaya di Kecamatan Dukuh Pakis Industri strategis (PT. PAL) Kawasan pelabuhan Tanjung Perak Wilayah pantai timur Tambak di Benowo
Sumber: Hasil Analisa Struktur Ruang Laporan Akhir Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya (2009)
Berdasarkan pertimbangan jenis kegiatan utama Kota Surabaya tersebut, maka pembagian struktur ruang Kota Surabaya dibagi menjadi 3 Pusat Pelayanan Kegiatan dan 12 unit pengembangan, yang terbagi ke dalam 3 Pusat Pelayanan. Pembagian Pusat Pelayanan Kegiatan tersebut meliputi : a. Pusat Regional: Pusat Regional meliputi Kecamatan Pabean Cantikan, Kecamatan Krembangan dan Kecamatan Semampir yang merupakan unit pengembangan pusat regional dalam kontelasi perkembangan baik Kota Surabaya maupun Gerbangkertosusila. b. Pusat Kota: Pusat Kota meliputi seluruh kawasan pusat kota, yang merupakan pusat pelayanan skala kota. Wilayah tersebut meliputi Kecamatan Simokerto, Bubutan, Genteng dan Kecamatan Tegalsari. c. Pusat Sub Kota : Pusat Sub Kota merupakan wilayah transisi dalam upaya menyebarkan pengembangan wilayah di Kota Surabaya. Upaya penyebaran konsentrasi pembangunan merupakan inisiasi dalam membentuk sub-sub center baru di Kota Surabaya. Wilayah tersebut meliputi Pusat Sub Kota barat berada di wilayah Kandangan (Benowo), Pusat Sub Kota Tengah berada di kawasan Segi-8 Darmo, sedangkan Pusat Sub Kota Timur berada di wilayah Klampis. Mengacu pada pertimbangan pembagian pusat pelayanan Kota Surabaya, maka fungsi kegiatan utama Kota Surabaya berdasarkan masing-masing unit pengembangannya dan pusat-pusat pelayanannya adalah :
31
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Unit Pengembangan Primer: Unit Pengembangan Primer meliputi Unit Pengembangan IV Dharmahusada, Unit Pengembangan VI Tunjungan dan Unit Pengembangan VII Wonokromo, yang merupakan unit pengembangan pusat regional dalam kontelasi perkembangan baik Kota Surabaya maupun Gerbangkertosusila. Unit Pengembangan Sekunder: Unit Pengembangan Sekunder meliputi unit pengembangan VIII Satelit, merupakan wilayah transisi dalam upaya menyebarkan pengembangan wilayah di Kota Surabaya. Upaya penyebaran konsentrasi pembangunan merupakan inisiasi dalam membentuk sub-sub center baru di Kota Surabaya. Unit Pengembangan Tersier:
Pusat Pengembangan Tersier adalah unit pengembangan yang memiliki karakteristik pembangunan pada intensitas yang tidak terlalu tinggi. Strategi unit pengembangan dengan menentukan inti pengembangannya diharapkan mampu mempercepat akselerasi pembangunan di masing-masing wilayahnya. Unit pengembangan ini meliputi: unit pengembangan I Rungkut, Unit Pengembangan II Kertajaya, Unit Pengembangan III Tambakwedi, Unit Pengembangan V Tanjung Perak, Unit Pengembangan IX Ahmad Yani, Unit Pengembangan X Wiyung, Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun, dan Unit Pengembangan XII Sambikerep. Adapun berikut ini pembagian unit pengembangan pelayanan Kota Surabaya yaitu: Unit Pengembangan I Rungkut : diarahkan untuk permukiman, rekreasi, konservasi dan industri, dengan pusat pertumbuhan berada di Kawasan Rungkut Madya. Unit Pengembangan II Kertajaya : diarahkan untuk permukiman, perdagangan, pendidikan, dan konservasi, dengan pusat pertumbuhan berada di Kawasan Kertajaya Indah-Dharmahusada Indah. Unit Pengembangan III Tambakwedi : diarahkan untuk permukiman, perdagangan dan jasa, rekreasi dan konservasi. dengan pusat pertumbuhan di sekitar Jembatan Suramadu. Unit Pengembangan IV Dharmahusada : diarahkan untuk permukiman, perdagangan, pendidikan dan kesehatan dengan pusat pertumbuhan berada di Kawasan Karangmenjangan. Unit Pengembangan V Tanjung Perak : diarahkan untuk pelabuhan, Kawasan Industri Strategis, perdagangan dan jasa dengan pusat pertumbuhan berada di Kawasan Tanjung Perak. Unit Pengembangan VI Tunjungan : diarahkan untuk permukiman, pemerintahan, perdagangan dan jasa dengan pusat pertumbuhan di Kawasan Tunjungan. Unit Pengembangan VII Wonokromo : diarahkan untuk permukiman, perdagangan dan jasa, dengan pusat pertumbuhan berada di Kawasan Wonokromo. Unit Pengembangan VIII Satelit : diarahkan untuk permukiman, perdagangan 32
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
dan jasa dan kawasan khusus, dengan pusat pertumbuhan berada di Kawasan Segi Delapan Satelit. Unit Pengembangan IX A. Yani : diarahkan untuk permukiman, perdagangan dan jasa dengan pusat pertumbuhan berada di Kawasan Jl. Ahmad Yani. Unit Pengembangan X Wiyung : diarahkan untuk permukiman, pendidikan, industri dan konservasi, dengan pusat pertumbuhan berada di sekitar Kawasan Wiyung. Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun : diarahkan untuk permukiman, perdagangan dan jasa, pergudangan, dan konservasi dengan pusat pertumbuhan berada di Kawasan Tambak Oso Wilangun. Unit Pengembangan XII Sambikerep : diarahkan untuk permukiman, perdagangan dan jasa dan konservasi, dengan pusat pertumbuhan berada pada kawasan Sambikerep. Peta Struktur ruang dapat dilihat pada Gambar 3-3 Peta Struktur Ruang Kota Surabaya.
Melihat perkembangan serta rencana pengembangan Kota Surabaya yang pesat, maka perlu diimbangi dengan adanya perhatian khusus terhadap beberapa jenis kawasan sebagai bentuk keterpaduan pola ruang Kota Surabaya. Adapun kawasan-kawasan khusus tersebut yaitu seperti kawasan konservasi, kawasan lindung, dan kawasan budidaya. Beberapa kawasan yang perlu dibahas dalam penyusunan profil ini yaitu seperti kawasan lindung yang terdiri dari kawasan konservasi, hutan lindung, dan kawasan perlindungan setempat. Kemudian kawasan budidaya yang juga terdiri atas kawasan budidaya kehutanan (KBK) dan kawasan budidaya non kehutanan (KBNK), dan permukiman. Untuk itu penyusunan Profil keanekaragaman hayati dan ekosistem Kota Surabaya merupakan salah satu bentuk upaya dalam memberikan gambaran mengenai komponen-komponen hayati yang ada di Kota Surabaya guna mendorong pengembangan, pemanfaatan, serta pelestarian sebagai bentuk rencana yang terintegrasi dengan rencana tata ruang. Adapun perencanaan pengelolaan Ruang juga memerlukan informasi mengenai perkembangan perkotaan.
33
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 2 Peta Penggunaan Lahan Kota Surabaya
34
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 3 Struktur Ruang Kota Surabaya
35
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Perkembangan Kota Surabaya Sebelum membahas eksisting perkotaan Surabaya, ada baiknya mengetahui perkembangan Kota Surabaya yang dilihat dari beberapa tahun kebelakang yang dikomparasikan dengan kondisi kekinian. Sebagai kota perdagangan dan jasa, perkembangan kota surabaya dinilai cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan ekonomi serta perkembangan penggunaan lahan yang semakin padat dan heterogen (bermacam-macam). Berdasarkan peta citra hasil pemrosesan satelit inderaja yang menggunakan metode klasifikasi satuan pixel (picture elemen) di bawah ini, dapat kita lihat perkembangan penggunaan lahan di Kota Surabaya dari tahun 1990 hingga tahun 2009 bahwa perluasan lahan terbangun Kota Surabaya yang memusat terus mengalami perluasan ke arah pinggiran.
Gambar 3. 4 Peta Citra Satelit Inderaja Kota Surabaya Sumber: Citra Satelit penginderaan jauh Landsat multitemporal (Wahid,Teguh,M.Tauifik), 2012.
Berikut ini perkembangan perkotaan Kota Surabaya yang dilihat berdasarkan luas piksel peta citra area perkotaan pada Gambar 3.4 adalah menunjukkan hal yang serupa dengan rincian luas pembangunan perkotaan berdasarkan luas piksel area tutupan lahan sebagai berikut: Tabel 3. 4 Luas Lahan Berdasarkan Peta Citra Satelit Inderaja Luas Piksel (Unit) No
Luas Piksel (Unit)
Kelas 1990
2000
2002
2007
2009
1990
2000
2002
2007
2009
Δ km² (1990 2009)
Δ 2009 (%)
1
Perkotaan
40,439
65616
73600
90409
113689
36,4
59,1
66,2
81,4
102,2
65,8
64,4
2
Vegetasi
176910
105238
102190
89440
40228
159,2
94,7
92,0
80,5
36,3
123,0
339,1
3
Mangrove
2173
3721
3042
1749
1475
2,0
3,3
2,7
1,6
1,3
0,6
47,3
36
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Luas Piksel (Unit) No
Luas Piksel (Unit)
Kelas 1990
2000
2002
2007
2009
1990
2000
2002
2007
2009
Δ km² (1990 2009)
Δ 2009 (%)
4
Lahan Terbuka/ Gundul
27924
19953
11897
11941
20550
25,1
18,0
10,7
10,7
18,5
6,6
35,9
5
Tubuh Air
57680
46485
46628
48785
57887
51,9
41,8
42,0
43,9
52,1
0,2
0,4
6
Semen Putih
13751
13625
13537
9413
18604
12,4
12,3
12,2
8,5
16,7
4,4
26,1
7
Jalan dan Rel
38002
52446
50110
46368
59228
34,2
47,2
45,1
41,7
53,4
19,2
35,9
8
Tidak Teridentifikasi
7899
65584
71663
74562
60986
7,1
59,0
64,5
67,1
54,9
47,8
87,0
∑ Total kelas Akurasi (%)
328,3 98
82
81
335,4 80
7,1
84
Sumber: Citra Satelit penginderaan jauh Landsat multitemporal (Wahid,Teguh,M.Tauifik), 2012
Berdasarkan tabel luas lahan dengan sumber peta citra diatas, maka didapat luas jenis tutupan lahan (penggunaan lahan) Kota Surabaya dimana pada Tahun 1990 luas lahan permukiman adalah 36,4 km2 berubah menjadi 102,2 km2 pada Tahun 2009 atau meningkat hampir tiga kali lipat dalam 20 tahun terkahir, hal ini menjelaskan bahwa di Kota Surabaya terjadi perubahan lahan dari non permukiman menjadi permukiman sebesar 65,8 km2 atau sekitar 64,4%. Hal ini data pendukung yang ditunjukkan pada Gambar 3.5.
1990
2000
2002
2007
Keterangan gambar
2009
Piksel perkotaan Piksel tubuh air Proyeksi :UTM Datum : WGS84
Gambar 3. 5 Hasil Klasifikasi SAM Untuk Piksel Perkotaan Dan TubuhAir Tahun 1990-2009 Sumber: Citra Satelit penginderaan jauh Landsat multitemporal (Wahid,Teguh,M.Tauifik),
37
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
2012
Selain melihat perkembangan perkotaan berdasarkan lahan yang terbangun setiap tahunnya, maka melihat perkembangan Ruang Terbuka Hijau yang dimiliki Kota Surabaya juga merupakan hal penting mengingat pentingnya ketersediaan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau yang penting dalam mengimbangi perkembangan kegiatan perkotaan dari sisi keberlanjutan lingkungannya. Dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah diharuskan untuk memenuhi standar Ruang terbuka Hijau (RTH). Perkembangan ini dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan Gambar 3.6.
1990
2000
2002
2007 Keterangan gambar Piksel vegetasi Piksel lahan terbuka Piksel tubuh air
2009
Proyeksi :UTM Datum : WGS84
Gambar 3. 6 Hasil Klasifikasi SAM Untuk Vegetasi Dan Lahan Terbuka Tahun 1990-2009 Sumber: Citra Satelit penginderaan jauh Landsat multitemporal (Wahid,Teguh,M.Tauifik), 2012
Berdasarkan citra satelit Landsat yang hasil overlay peta Tahun 2000 dan 2009 memberikan gambaran lain yang memperlihatkan perkembangan lahan perkotaan Kota Surabaya akibat adanya pergerseran garis pantai timur Surabaya akibat sedimentasi yang terjadi dimana terjadi pertambahan area sebesar 334.453 Ha dengan laju pertambahan area seluas 37.161 Ha/ Tahun. Luas Lahan vegetasi diatas hanya merupakan data luas lahan yang terlihat hijau, seperti pertanian, taman, dan lahan kosong, sehingga Ruang Terbuka Hijau lain seperti pekarangan, rooftop, jalur hijau, tidak terhitung. 38
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 7 Peta perubahan daratan tahun 2000 dan 2009,hasil overlay citra satelit tahun 2000 dan 2009 Sumber: Program Studi S2 FTK ITS (2012)
Kondisi perubahan dari garis pantai di wilayah Timur Surabaya merupakan salah satu penyebab terjadinya ketidaklancaran sirkulasi antara air laut dan air tawar di daratan yang merupakan kebutuhan bagi kehidupan ekosistem mangrove.namun adapun permasalahanperubahan fungsi lahan mangrove menjadi hunian yang juga mengakibatkan hilangnya ekosistem mangrove yang dapat dilihat pada Gambar Citra dan peta hasil overlay pantai Timur Tahun 1981 dan Tahun 2001 pada Gambar 3. 8, Gambar 3.9, dan Gambar 3.10 dibawah ini.
39
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 8 Photo udara infra merah Pantai Timur Surabaya 1981 Sumber: Bakosurtanal (1981)
40
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 9 Citra komposit Landsat TM 7 pantai timur Surabaya 2001 Sumber: Prodi S1 Geomatika ITS (2012)
41
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 10 Overlay Peta Photo udara (warna hijau) dan citra Landsat (warna merah) sebaran mangrove tahun 1981 dan 2001. Sumber: Bakosurtanal (1981)
Berdasarkan data peta citra tersebut maka didapatkan luasan mangrove pada Tahun 1981 adalah seluas 1143,861 Ha dan pada Tahun 2001 menjadi 745,276 Ha. Sehingga terlihat selama kurun waktu 20 tahun terjadi pengurangan luas mangrove seluas 398,585 Ha terutama pada Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Rungkut, dan Kecamatan Gununganyar pada pesisir timur Kota Surabaya. 1. Kawasan Lindung Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung menjelaskan bahwa Kawasan Lindung merupakan kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup, yang didalamnya mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan guna pembangunan yang berkelanjutan dengan upaya penetapan, pelestarian, dan pengendalian pemanfaatan kawasan lindung sebagai bentuk pengelolaan kawasan. Penetapan kawasan lindung wilayah darat bertujuan untuk melestarikan potensi dan sumberdaya alam, mencegah timbulnya kerusakan lingkungan, serta menghindari 42
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
berbagai usaha dan/atau kegiatan di wilayah darat yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Indonesia, kawasan lindung dapat diterapkan untuk mengatasi dan mangantisipasi ancaman kerusakan lingkungan saat ini dan masa yang akan datang akibat kurangnya kemampuan perlindungan wilayah yang ada. Dalam penetapannya sendiri, kawasan lindung perlu memperhatikan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah (P4T) sesuai dengan peraturan pertanahan. Adapun didalamnya disebutkan strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian lingkungan hidup yaitu meliputi: a) Menetapkan kawasan lindung di ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang didalam bumi b) Mewujudkan kawasan berfungsi lindung dalam satu wilayah pulau dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas pulau tersebut sesuai dengan kondisi ekosistemnya c) Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah. Berdasarkan Pola dan Rencana Tata Ruang Kota Surabaya, Kawasan Lindung di Kota Surabaya sendiri terbagi menjadi Kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan cagar budaya dan kawasan rawan bencana alam dengan cakupan pembahasan sesuai dengan pedoman Peraturan Menteri Nomor 29 Tahun 2009 Mengenai Pedoman Konservasi Keanekaragaman Hayati di Daerah dalam Profil Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem Kota Surabaya ini yaitu Kawasan Konservasi, Hutan Lindung, dan Kawasan Perlindungan Setempat yang disesuaikan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup. Adapun bentuk kawasan lindung yang ada di Kota Surabaya dapat dilihat pada Gambar 3.11. Gambar 3. 11 Kawasan Lindung Kota Surabaya
Sumber Foto: Dokumentasi Hasil Survei Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Surabaya (2012)
43
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
a. Kawasan Konservasi (Kawasan Pelestarian Alam dan Kawasan Suaka Alam) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. Kawasan Pelestarian Alam merupakan kawasan dengan ciri khas tertentu , baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya sedangkan Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. Tujuan pengelolaan Kawasan Pelestarian Alam dan Kawasan Suaka Alam adalah mengusahakan terwujudnya kelestarian smber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan. Pengelolaan kawasan Pelestarian Alam dan Kawasan Suaka Alam dilakukan sesuai dengan fungsi kawasan, yaitu: Sebagai Wilayah Perlindungan sistem penyangga kehidupan Sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya. Untuk pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya Kawasan Pelestarian Alam (KPA) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998 Kawasan Pelestarian Alam merupakan kawasan dengan ciri khas tertentu , baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya Kota Surabaya yang memiliki beberapa Kawasan Pelestarian Alam (KPA) sebagai bentuk upaya melindungi, melestarikan dalam pengelolaan pemanfaatan potensi sumber daya hayati dan ekosistemnya. Beberapa bentuk Kawasan Pelestarian Alam di kota Surabaya yaitu kawasan mangrove di wilayah Pesisir Kota Surabaya. Lihat Gambar 3.12 dan Gambar 3.13.
44
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Kawasan Mangrove Pantai Timur Kota Surabaya Lokasi: Kecamatan Gunung Anyar, Kecamatan Mulyorejo, Kecamatan Rungkut, Kecamatan Sukolilo
Gambar 3. 12 Kawasan Pelestarian Mangrove Pantai Timur Surabaya
Gambar 3. 13 Kawasan Pelestarian Mangrove Pantai Utara Surabaya
Kawasan Suaka Alam (KSA) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998 Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebsgai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. Kota Surabaya sendiri tidak memiliki kawasan suaka alam, beberapa pelestarian serta konservasi yang dilakukan umumnya adalah dengan kesengajaan atau buatan manusia. Berdasarkan pengertian Kawasan Suaka Alam (KSA), maka Kawasan Suaka Alam yang ada di Kota Surabaya adalah sebagai berikut. Lihat Tabel 3.5 :
45
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Tabel 3. 5 Kawasan Konservasi (Ex-Situ) Kota Surabaya Tahun 2012 No 1
Nama Kebun Binatang
Lokasi
Luas
Keterangan
Jalan Setail No. 1 Wonokrom o
15 ha
Kebun Binatang Surabaya (KBS) berada pada pusat Kota Surabaya di Kecamatan Wonokromo di Jalan Setail No. 1, merupakan salah satu lokasi rekreasi favorit karena pernah merupakan sakah satu kebun binatang terlengkap di Asia Tenggara, dimana didalamnya terdapat lebih dari 2806 binatang dan satwa langka seperti Mamalia, Aves, Reptilia, dan Pisces. Saat ini, KBS sendiri dikembangkan menjadi sarana perlindungan dan pelestarian, pendidikan, penelitian, dan rekreasi. Potensi: (+) Sebagai Hutan Kota Surabaya (+) Sebagai tempat lindung berbagai pohon yang jarang ditemukan seperti Canon dan Pohon Gatot Kaca. (+) Mengurangi polusi kendaraan bermotor didalam kota (+) Sebagai tempat lindung fauna terutama yang dilindungi seperti orangutan, gajah dll. (+) Sebagai sarana edukasi (+) Sebagai sarana rekreasi Permasalahan: (-) Kondisi kandang hewan yang kurang layak, seperti sempit, kotor, dan kurangnya cahaya (-) Mengalami pengurangan
Foto
46
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
Nama
Lokasi
Luas
Keterangan
Foto
jumlah hewan yang dilindungi (-)
2
Taman Flora
Jalan Manyar Kertoarjo
2,4 Ha
3
Kebun Bibit Wonorejo
Jalan Kendang Sari
87.526,5 4 M2
Taman ini terletak di eks Kebon Bibit Bratang Surabaya. Taman Flora sendiri memiliki ratusan jenis pohon dan tanaman. Saat ini Taman Flora juga akrab dipanggil Techno Park karena dilengkapi dengan fasilitas teknologi internet. Sehingga, dewasa ini taman lingkungan yang berfungsi untuk estetika, elemen pembatas fungsi kawasan, elemen pengikat ruang, dan taman bermain anak-anak. Potensi: (+) Sebagai sarana rekreasi gratis (+) Sebagai sarana edukasi gratis (+) Banyak terdapat jenis dan koleksi tanaman dan hewan (mini zoo) Permasalahan: (-) Pengenalan dan penaaman tanaman kurang informatif (-) Kurangnya lahan parkir, sehingga mengakibatkan kemacetan apabila mengambil bahu jalan disekitar taman Kebun Bibit Wonorejo yang terletak di jalan raya Wonorejo merupakan suatu kawasan yang didalamnya terdapat berbagai jenis tanaman dan bunga serta sarana permainan bagi anak-anak yang
47
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
4
Nama
Mini Agrowisata Dinas Pertanian
Lokasi
Jalan Pagesanga n II/ 56 Surabaya
Luas
6.000m2
Keterangan
Foto
banyak dipergunakan untuk tempat rekreasi. Potensi: (+) Lahan yang luas (+) Koleksi tanaman yang beragam baik dari jenis tanaman hias, buah maupun toga seperti Tanaman kayu Putih (+) Sarana rekreasi dan olah raga gratis (+) Sarana edukasi gratis Permasalahan: (-) informasi pengenalan dan penaaman tanaman (-) Fasilitas umum kurang memadai seperti toilet dan musholla (-) Sarana umum kurang memenuhi seperti jumlah dan jenis mainan anak; info jenis/ nama tanaman kurang; bentuk fasilitas jalan didalam taman masih berbentuk tanah. Mini agrowisata yang berada pada lahan yang dimanfaatkan kantor dinas pertanian di Jalan Pagesangan ini merupakan kebun koleksi tanaman, pembibitan, dan edukasi yang juga dibentuk dengan tujuan meningkatkan keinginan masyarakat untuk berkembang dan memajukan sektor agrowisata skala kecil hingga besar. Potensi: (+) Memiliki luas lahan yang besar (+) Memiliki koleksi tanaman yang beragam baik dari jenis tanaman hias, buah maupun
48
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
Nama
Lokasi
Luas
Keterangan
Foto
toga Barbadas Permasalahan: (-) Kurangnya pengembangan jenis tanaman yang jarang dijumpai di Kota Surabaya seperti Cempedak dan Delima Hitam (-) Banyak informasi penamaan tanaman yang belum ada atau salah (-) Belum ada keteraturan penataan berdasarkan bagian tanaman
Sumber: Survei Primer Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem Kota Surabaya (2012)
b. Hutan Lindung Hutan lindung (protection forest) adalah kawasan hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat/organisasi tertentu untuk dilindungi fungsi ekologisnya seperti air, keanekaragaman hayati, ekosistem dan kesuburan tanah. Sehingga keseimbangan tetap dapat berjalan dan dapat dinikmati manfaatnya oleh masyarakat sekitar sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1991 mengenai kehutanan. Adapun fungsi pokok hutan lindung yaitu sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Kawasan Hutan Lindung Surabaya berada pada kawasan hutan mangrove yang berada pada wilayah Pesisir Timur Surabaya dan Pesisir Utara Surabaya. Luas kawasan hutan lindung hutan mangrove ini diperoleh berdasarkan perhitungan luas area eksiting mangrove Kota Surabaya yang terdapat pada google earth pro. Dapat dilihat pada Gambar 3.14 dan Gambar 3.15 dibawah ini.
49
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 14 Kawasan Hutan Mangrove Pesisir Timur Kota Surabaya
50
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 15 Kawasan Hutan Mangrove Pesisir Utara Kota Surabaya
Kawasan mangrove pada Pesisir Timur dan Utara hanya ada pada kawasan bibir pantai, hal ini dapat jugadilihat penyebabnya yaitu perubahan penggunaan lahan. Pada wilayah pesisir Timur Surabaya, kawasan mangrove banyak berubah pemanfaatannya menjadi tambak dan perumahan (real estate). Sedangkan pada wilayah Pesisir Utara, berkurangnya kawasan hutan mangrove juga terlihat dengan berubahnya pemanfaatan lahan menjadi kawasan industri. Adapun luas eksisting hutan mangrove di wilayah Pesisir Timur Kota Surabaya yaitu 264.87 Ha. Sedangkan luas eksisting hutan mangrove di wilayah Pesisir Utara Kota Surabaya adalah 98.64 Ha. Pentingnya mengetahui keadaan kawasan mangrove di wilayah pesisir Kota Surabaya adalah sebagai upaya menjaga keberadaan bentuk 51
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
pemanfaatan serta pengelolaan ruang yang berkelanjutan. Karena selain fungsi magrove yang besar, maka hutan lindung mangrove tentu memiliki peran penting bagi Kota Surabaya, diantaranya: Sebagai habitat alami flora dan fauna pesisir Pencegah terjadinya abrasi laut Pemecah gelombang besar Sebagai lokasi persinggahan burung-burung migran Mengurangi dampak pencemaran limbah di wilayah pesisir Mengurangi polusi udara
52
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 16 Peta Kawasan Mangrove Pesisir Kota Surabaya
53
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Maka, penting fungsinya bagi kota Surabaya untuk memiliki serta mempertahankan kawasan hutan lindung mangrove. Hal ini dikarenakan Kota Surabaya merupakan Kota yang berada pada kawasan pesisir, sehingga keseimbangan ekologi serta daratannya cukup dipengaruhi oleh kondisi keanekaragaman ekosistem lingkungan pesisirnya. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk Hutan Lindung yang ada di kota Surabaya. Lihat Tabel 3.6: Tabel 3. 6 Hutan Lindung di Kota Surabaya No 1
Hutan Lindung Hutan Mangrove
Lokasi Kawasan Pesisir Timur Kota Surabaya
Keterangan
Luas: 471.15 Ha (Sumber: Dinas Pertanian Tahun 2011) Bentuk Lingkungan: Hutan Mangrove memiliki substrat berlumpur serta salinitas sedang hingga tinggi. Kondisi Lingkungan: Hutan Mangrove merupakan ekosistem khas yang tumbuh di wilayah pesisir yang landai dengan kondisi tergenang secara periodik Potensi dan Permasalahan: (+) Sebagai pelindung keanekaragaman hayati, penahan abrasi, pemecah gelombang besar, dan penetral limbah pesisir (-) Luasan mangrove semakin berkurang akibat pengalihfungsian lahan, sehingga rawan untuk terus berkurang jumlah serta luasannya (-) Pada Gambar (b) yang terletak pada kawasan mangrove Kecamatan Gununganyar ternyata mengalami pendangkalan yang kurang umum sehingga nelayan yang harus melewati daerah ini harus memutar agak jauh ke arah pinggiran pendangkalan. Namun selain itu, permasalahannya adalah kawasan itu berbatasan dengan pesisir Kabupaten Sidoarjo. Sehingga dikhawatirkan akan memicu konflik masalah perbatasan apabila pendangkalan terjadi, terutama penyusutan dari kawasan laut menjadi daratan.
54
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
Hutan Lindung
Lokasi
Keterangan
(b)
55
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
Hutan Lindung
Lokasi
Keterangan
56
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No 2
Hutan Lindung Hutan Mangrove
Lokasi Kawasan Pesisir Utara Kota Surabaya
Keterangan
Luas: 133.11 Ha (Sumber: Data Dinas Pertanian Tahun 2011) Bentuk Lingkungan: Hutan Mangrove memiliki substrat berlumpur serta salinitas sedang hingga tinggi. Kondisi Lingkungan: Hutan Mangrove merupakan ekosistem khas yang tumbuh di wilayah pesisir yang landai dengan kondisi tergenang secara periodik Potensi dan Permasalahan: (+) Sebagai pelindung keanekaragaman hayati, penahan abrasi, pemecah gelombang besar, dan penetral limbah pesisir (-) Luasan mangrove semakin berkurang akibat pengalihfungsian lahan, sehingga rawan untuk terus berkurang jumlah serta luasannya (-) Luas serta jumlah kawasan hutan mangrove berpotensi besar terus menurun seiring dengan perkembangan kegiatan pergudangan, pelabuhan, dan perindustrian di wilayah Pesisir Utara Kota Surabaya.
57
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
Hutan Lindung
Lokasi
Keterangan
(Sumber Foto: Dokumentasi Hasil Survei Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Surabaya, 2012)
Sumber: Hasil Analisa (2012)
c. Kawasan Perlindungan Setempat Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dijelaskan bahwa Kawasan Perlindungan Setempat merupakan kawasan yang bertujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup dan melestarikan fungsi lindung kawasan. Kawasan Perlindungan Setempat meliputi Sempadan Pantai, Sempadan Sungai, Sempadan 58
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Danau/ Waduk, Daerah Mata Air, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Kemudian berdasarkan kondisi eksisiting baik secara alami maupun buatan dijelaskan bahwa Kawasan perlindungan setempat yang terdapat di Kota Surabaya meliputi kawasan sempadan sungai, kawasan sempadan pantai, sekitar danau (Bozem), Ruang Terbuka Hijau (RTH). Adapun Pemanfaatan kawasan perlindungan setempat memiliki potensi-potensi khusus yaitu: Potensi kawasan perlindungan setempat pantai, sempadan sungai, sempadan waduk, dan danau maupun daerah resapan air sebagai kawasan penyangga/lindung dan rekreasi serta edukasi (nilai tambah dan fungsi pada kawasan perlindungan) Pengamanan sekitar sempadan sungai akan mengurangi erosi yang apabila didiamkan akan menimbulkan bahaya longsor bagi wilayah tersebut. Kawasan Sempadan Sungai
Garis sempadan adalah garis batas luar pengaman yang ditarik pada jarak tertentu sejajar dengan tepi sungai, tepi saluran kaki tanggul, tepi danau, tepi mata air, tepi sungai pasang surut, tepi pantai, tepi jalan, tepi luar kepala jembatan, dan sejajar tepi daerah manfaat jalan rel kereta api yang merupakan batas tanah yang boleh dan tidak boleh didirikan ataupun dibangun sesuatu. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) kriteria kawasan sempadan sungai meliputi: Daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit 5 meter dari kaki tanggul sebelah luar Daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 100 meter dari tepi sungai Daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 50 meter dari tepi sungai Sedangkan ketentuan garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan adalah sebagai berikut: Sungai berkedalaman kurang dari 3 (tiga) meter adalah 10 (sepuluh) meter. Sungai berkedalaman 3 (tiga) sampai dengan 20 (dua puluh) adalah 15 (lima belas) meter. Sungai berkedalaman lebih dari 20 (dua puluh) meter adalah 30 (tiga puluh) meter. Dimana Garis diukur dari tepi sungai pada waktu ditetapkan pada setiap ruas daerah pengaliran sungai. Kawasan Sempadan Sungai merupakan kawasan yang ada di sekitar daerah Aliran Sungai (DAS) yang berfungsi mencegah dan melindungi sungai dari ancaman kegiatan yang dapat mengganggu atau merusak bantaran/tanggul sungai, kualitas air sungai, dasar sungai, mengamankan aliran sungai, dan mencegah bahaya banjir. Sempadan Sungai disebut sebagai floodplain yang terdapat diantara ekosistem sungai dan ekosistem darat. Adapun maanfaat lain dari kawasan sempadan sungai yaitu mempunyai hubungan yang erat dengan air tanah, terutama dalam hal pengisian air tanah kawasan sempadan sungai. Suatu sungai dapat bertindak sebagai pengisi/pengimbuh air tanah ataupun bertindak sebagai wadah yang diisi oleh air tanah. Sungai-sungai yang mempunyai fungsi pengisi air tanah biasanya disebut sungai influen sedangkan sungai-sungai 59
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
yang mendapat pengisian air dari air tanah biasa disebut sungai efluen. Sungai efluen maupun influen ini pada umumnya adalah sungai-sungai utama yang mempunyai aliran tetap sepanjang tahun. Kota Surabaya memiliki Sungai besar yang membagi kawasan Kota. Adapun kondisi eksisting kawasan sempadan sungai di Kota Surabaya yaitu: 1) Sempadan Kali Wonokromo ditetapkan sebagai jalur hijau dengan lebar sekurangkurangnya 3 meter pada bagian sungai yang bertanggul dan 15 meter pada sungai yang tidak bertanggul 2) Sempadan Kali Tempurejo, Kali Dami, Kali Keputih, Kali Wonorejo, Kali Medokan Ayu, Kali Kebon Agung, Kali Perbatasan dengan lebar 3 meter pada sungai bertanggul dan 10 meter pada sungai tidak bertanggul. 3) Sempadan Kalimas yang melintasi Kecamatan Tegalsari, Kecamatan Genteng, Kecamatan Bubutan, Kecamatan Krembangan dan Kecamatan Pabean Cantikan 4) Sempadan Kali Surabaya yang melintasi Kecamatan Wonokromo, Kecamatan Dukuh Pakis, Kecamatan Wiyung, Kecamatan Jambangan, Kecamatan Gayungan, dan Kecamatan Karangpilang 5) Sempadan Kali Jagir Wonokromo yang melintasi Kecamatan Wonokromo, Kecamatan Gubeng, Kecamatan Sukolilo, dan Kecamatan Rungkut 6) Sempadan Kali Tempurejo, Kali Dami, Kali Keputih, Kali Wonorejo, Kali Medokan Ayu, Kali Kebon Agung dan Kali Perbatasan. Penggunaan lahan sempadan sungai dewasa ini terus mengalami peningkatan setiap tahun dengan pemanfaatan sebagian besar yaitu sebagai lahan pembangunan industri dan permukiman serta lahan pertanian. Hal ini didukung dengan data Dinas Pengairan Provinsi yang menunjukkan bahwa saat ini terdapat 1.443 bangunan permukiman penduduk dan 109 industri di sempadan Kali Surabaya. Selain mempengaruhi estetika wajah kota, hal ini tentu memiliki dampak buruk seperti menghilangkan fungsi ekologis daerah sempadan sungai dan menimbulkan resiko bagi penghuni seperti bajir, longsor, serta penyakit akibat pembuangan sampah ke Kali Surabaya. Berdasarkan penjelasan mengenai bentuk sungai dan saluran hasil survei diatas, maka tentu ditemukan beberapa kondisi lingkungan yang ada di lapangan. Adapun beberapa permasalahan sungai tersebut yaitu:
60
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Tabel 3. 7 Analisa Kondisi Eksisting Sungai/ Saluran di Kota Surabaya No
Nama Sungai/ Saluran
1
Kali Lamong
Lokasi Kecamatan Tambak Osowilangon
Potensi dan Permasalahan
Keterangan
Sesuai dengan pemanfaatan lahan disekitar Kali Lamong pada tabel sebelumnya, maka permasalahan yang muncul adalah berupa pencemaran
(a)
(b)
(c)
61
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
Nama Sungai/ Saluran
Lokasi
Potensi dan Permasalahan
Keterangan
(d)
(e)
(f)
62
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No 2
Nama Sungai/ Saluran Kali Perbatasan
Lokasi Kecamatan Gununganyar
Potensi dan Permasalahan
Keterangan
Banyak ditumbuhi tumbuhan liar, banyak sampah, aliran sungai lambat, limbah rumah tangga. kakus
(a)
(b)
(c)
63
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
Nama Sungai/ Saluran
Lokasi
Potensi dan Permasalahan
Keterangan
(d)
(e)
(f)
64
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No 3
Nama Sungai/ Saluran Kali Surabaya
Lokasi Kecamatan Wonokromo
Potensi dan Permasalahan
Keterangan
Limbah industri legal, ada pintu air , sumber PDAM Surabaya
(a)
(b)
(c)
65
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
Nama Sungai/ Saluran
Lokasi
Potensi dan Permasalahan
Keterangan
(d)
(e)
(f)
66
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No 4
Nama Sungai/ Saluran Kali Wonokromo
Lokasi Kecamatan Wonokromo
Potensi dan Permasalahan
Keterangan
Merupakan tempat pembuangan limbah dan tempat pembuangan limbah domestik rumah tangga.
(a)
(b)
(c)
67
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No 5
Nama Sungai/ Saluran Kali Mas
Lokasi Wonokromo, Tegalsari, Gubeng, Genteng, Bubutan, Pabean Cantian, Krembangan, dan Semampir
Potensi dan Permasalahan
Keterangan
Pembuangan limbah kegaiatan industri, perdagangan dan jasa dan limbah domestik rumah tangga.
(a)
(b) 6
Kali Kedurus
Kecamatan Karangpilang
Sampah, bau menyengat, limbah rumah tangga, dan limbah domestik rumah tangga.
(a)
(b)
68
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
Nama Sungai/ Saluran
Lokasi
Potensi dan Permasalahan
Keterangan
(c)
(d)
(e)
(f) Sumber: Hasil Analisa (2012)
69
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Kawasan Sempadan Pantai Kawasan Sempadan Pantai adalah kawasan di sekitar pantai yang berfungsi untuk mencegah terjadinya abrasi pantai dan melindungi pantai dari kegiatan yang dapat mengganggu dan atau merusak kondisi fisik dan kelestarian kawasan pantai. Adapun berdasarkan Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, kriteria kawasan sempadan pantai yaitu: Daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat Daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai Kawasan pantai berhutan bakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (3) huruf e ditetapkan dengan kriteria koridor di sepanjang pantai dengan lebar paling sedikit 130 (seratus tiga puluh) kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan, diukur dari garis air surut terendah ke arah darat. Berdasarkan data ESDM Propinsi Jawa Timur, topografi wilayah pesisir Kota Surabaya memiliki morfologi dataran yang relatif rendah. Berkelerengan datar dengan kisaran elevasi 0 – 7,28 meter. Elevasi paling rendah dapat dijumpai pada beberapa kelurahan seperti Greges dan Tambak Langon di Kecamatan Asemrowo, Dukuh Sutorejo di Kecamatan Mulyorejo, dan Medokan Ayu di Kecamatan Rungkut. Wilayah pesisir lain yang dapat dilihat detail pada Tabel 3.8.
Tabel 3. 8 Kondisi Topografi Wilayah Pesisir Kota Surabaya No 1 2
3
Kecamatan Benowo Asemrowo
Krembangan
4
Pabean Cantian
5 6
Semampir Kenjeran
7
Bulak
8
Mulyorejo
Kelurahan Tambak Osowilangun
Elevasi (mdpl) 2,28 - 6,66
Romokalisari
2,29 - 4,28
Kalianak
2,34 - 3,57
Genting
3,02 - 4,68
Asemrowo
2,15 - 4,75
Greges
1,98 - 3,28
Tambaklangon
1,99 - 3,03
Morokrembangan
2,19 - 7,28
Perak Barat Perak Utara
0,90 - 4,50 0,90 - 4,52
Ujung
2,61 - 4,72
Tambak Wedi
2,66 - 4,57
Bulak Banteng
2,49 - 4,30
Bulak
2,09 - 3,04
Kompleks Kenjeran
2,57 - 3,23
Kedung Cowek
2,41 - 5,48
Kenjeran
2,08 - 3,52
Sukolilo
2,28 - 6,12
Kejawan Putih
2,51 - 3,75
70
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
9 10 11
Kecamatan
Sukolilo Rungkut Gunung Anyar
Kelurahan
Elevasi (mdpl)
Kalisari
2,51 - 4,22
Dukuh Sutorejo
2,51 - 2,81
Keputih
2,21 - 3,70
Medokan Ayu
2,28 - 3,12
Wonorejo Gunung Anyar tambak
2,30 - 4,52 2,39 - 3,36
Sumber: Laporan Pendahuluan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Kota Surabaya (2012)
Dengan data ketinggian spesifik pada kawasan-kawasan pesisir di Kota Surabaya tersebut membantu proses analisa dalam menentukan bentuk rencana pola ruang yang baik, karena dalam kaitannya terhadap mitigasi bencana, beberapa kawasan yang memiliki elevasi rendah menjadi perlu diperhatikan, hal ini dikarenakan adanya kaitan potensi atau kerentanan terhadap banjir baik akibat curah hujan yang tinggi maupun kenaikan permukaan air laut (Sea Level Rise). Kawasan pantai di Kota Surabaya berada pada dua kawasan wilayah pembagian, yaitu Wilayah Surabaya Timur dan Utara. Adapun kondisi eksisting sempadan pantai yang ada di Kota Surabaya sendiri terdapat di beberapa kawasan pantai di Kecamatan Rungkut, Kecamatan Gunung Anyar, Kecamatan Mulyorejo, Kecamatan Kenjeran, Kecamatan Bulak, dan Kecamatan Sukolilo. Sedangkan untuk sempadan pantai di wilayah Surabaya Barat yaitu di Kecamatan Benowo, Kecamatan Asemrowo, dan Kecamatan Pakal. Kondisi kawasan sempadan pantai Kota Surabaya eksisting saat ini yaitu: 1) Pengembangan kawasan konservasi di wilayah timur diarahkan pada wilayah pantai timur untuk menangani masalah akibat sedimentasi laut yang dikenal dengan tanah oloran. Kemudian pengembangan kawasan pantai timur ini cenderung diakibatkan oleh adanya kecenderungan masyarakat sekitar dalam memanfaatkan tanah tersebut, dimana selayaknya kawasan tersebut merupakan kawasan yang perlu dilindungi. 2) Kawasan sepanjang pesisir merupakan kawasan konservasi hutan bakau dengan ketebalan 355 meter dan kawasan sekitar estuari Kali Wonokromo yang dikembangkan sebagai kawasan perlindungan burung air, burung pemangsa, dan burung migran. 3) Kawasan pesisir barat Kota Surabaya diarahkan pada Kecamatan Benowo sebagai kawasan konservasi tambak. Adapun kawasan ini merupakan pembatas perkembangan kawasan industri dan pergudangan dengan daerah terbangun lainnya. Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang yang ada pada kawasan pesisir Kota Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu potensi kawasan pesisir Timur dan potensi kawasan pesisir Utara. Berikut ini merupakan beberapa bentuk potensi-potensi yang dapat dikembangkan pada kawasan Pesisir Kota Surabaya meliputi: Didominasi oleh hutan mangrove Penyumbang luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Memiliki jenis dan bentuk keanekaragaman hayati khususnya keanekaragaman hayati pesisir
71
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Kondisi gelombang laut relatif tenang sehingga hasil laut relatif stabil di berbagai musim
Berdasarkan hasil survei serta data yang ada, maka berikut berikut ini merupakan paparan kondisi eksisting kawasan sempadan pantai Kota Surabaya. Lihat Tabel 3.9. Tabel 3. 9 Kondisi Eksisting Kawasan Sempadan Pantai No 1
Sempadan Pantai Sempadan Pantai Pesisir Timur
Kondisi Eksisting
Panjang Pantai: + 14,4 Km Pengembangan kawasan konservasi di wilayah timur diarahkan pada wilayah pantai timur untuk menangani masalah akibat sedimentasi laut yang dikenal dengan tanah oloran. Kemudian pengembangan kawasan pantai timur ini cenderung diakibatkan oleh adanya kecenderungan masyarakat sekitar dalam memanfaatkan tanah tersebut, dimana selayaknya kawasan tersebut merupakan kawasan yang perlu dilindungi. Muara bagi beberapa sungai yaitu Kali Kepiting, Kali Dami, Kali Bokor, Kali Wonokromo, Kali Wonorejo, Kali Kebonagung, Kali Perbatasan Permasalahan yang ditemukan pada kawasan sempadan Pantai Pesisir Timur yaitu terjadinya pengurukan tanah yang mempersempit luas kawasan mangrove yang ada di kawasan
Keterangan
(a)
(b)
72
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
Sempadan Pantai
Kondisi Eksisting
Keterangan
(c)
(d)
73
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
Sempadan Pantai
Kondisi Eksisting
Keterangan
(e) 2
Sempadan Pantai Pesisir Utara
Panjang Pantai: 28,6 Km Kawasan pesisir barat Kota Surabaya diarahkan pada Kecamatan Benowo sebagai kawasan konservasi tambak. Adapun kawasan ini merupakan pembatas perkembangan kawasan industri dan pergudangan dengan daerah terbangun lainnya. Permasalahan yang ada pada kawasan sempadan pantai Pesisir Utara Kota Surabaya yaitu a). terjadinya pengurukan tanah yang mempersempit luas kawasan mangrove yang ada di kawasan sempadan pantai. Sebagai salah satu contohnya adalah pengerukan perluasan pergudangan dan pelabuhan.
(a)
74
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No
Sempadan Pantai
Kondisi Eksisting
Keterangan
b). Berkurangnya/ menipisnya kawasan mangrove di sekitar sempadan pantai c). Karena wilayah Pesisir Utara merupakan wilayah yang sebagian besar penggunaan lahannya merupakan kawasan industri, maka beberapa industri melakukan pembuangan limbah di wilayah pesisir ini.
75
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Sempadan Pantai
No
Kondisi Eksisting
Keterangan
Sumber: Hasil Analisa (2012)
Sempadan Danau/ Bozem Kawasan Sempadan Bozem adalah kawasan lindung yang ada di sekitar bozem/ waduk yang berfungsi untuk melindungi bozem/ waduk dari kegiatan yang dapat mengganggu dan atau merusak kondisi fisik lingkungan sekitar bozem/ waduk, kualitas air waduk, serta dasar waduk itu sendiri. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Peraturan Menteri PU Nomor 5/ PRT / M / 2008 tentang Pedoman Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan membahas mengenai kriteria penetapan kawasan sekitar danau/waduk yaitu meliputi: a. Daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100 (seratus) meter dari titik pasang air danau atau waduk tertinggi b. Daratan sepanjang tepian danau atau waduk yang lebarnya proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk Berdasarkan kondisi saat ini, kawasan perlindungan setempat untuk danau dan waduk Kota Surabaya meliputi Bozem Morokrembangan, Bozem Kedurus Dukuh, Bozem Mini Bratang, dan Bozem Mini Kali Dami. Perlindungan kawasan sempadan danau/ boezem di Kota Surabaya memiliki manfaat penting dalam upaya mempertahankan kelestarian fungsi bozem/ waduk. Beberapa fungsi boezem/ waduk/ danau yaitu : Tabel 3. 10 Data Bozem/Danau/Waduk di Kota Surabaya NO I
RAYON TANDES
NAMA BOEZEM Sambikerep
Kondisi Eksisting
Keterangan
Kondisi Eksisting Lingkungan: Tanaman liar, persawahan, dan pemukiman.
76
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
NO
RAYON
NAMA BOEZEM
Kondisi Eksisting
Keterangan
Dengan pemanfaatan untuk ternak ikan bandeng, ikan tombro, dan udang vunnamei.
Digunakan untuk ternak ikan bandeng, ikan tombro, dan udang vannamei.
Telaga Manukan
Sumber Langgeng
Kondisi Eksisting Lingkungan: Peternakan lele, menthok, dan ayam, tanaman pisang, tanaman liar, dan pemukiman warga. Bozem ini digunakan untuk mencegah banjir khusunya untuk kawasan padat permukiman setempat pada musim penghujan. Kondisi Eksisting Lingkungan: Pemukiman, jalan perkampungan, semak-semak, pohon pisang, dan tanaman liar lainnnya.Fungsi Telaga Manukan ini adalah mencegah banjir di kawasan kelurahan Manukan Kulon. Kondisi Eksisting Lingkungan: Pemukiman, tanaman liar, jalan, dan makam. Pemanfaatan telaga ini adalah
77
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
NO
RAYON
NAMA BOEZEM
Kondisi Eksisting
Keterangan
untuk tambak beberapa jenis ikan seperti bandeng, nila, dan tombro.
Sumberejo
Sememi
Lontar
Kondisi Eksisting Lingkungan: Tambak, tanaman liar (eceng gondok, semak-semak liar), tanaman pangan (pisang, pepaya, dan cabai). Pemanfaatan bozem ini adalah sebagai penadah/ pengumpul air hujan dan mencegah terjadinya banjir. Kondisi Eksisting Lingkungan: Tanah lapang, pemukiman, jalan, dan tanaman liar. Pemanfaatan bozem ini adalah untuk mencegah terjadinya banjir. Masih Dalam Tahap Perencanaan dan lahan masih berupa pekarangan kosong dengan beberapa phon dan tanaman seperti pisang.
78
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
NO
II
RAYON
JAMBANGAN
NAMA BOEZEM Tanjungsari
Kondisi Eksisting
Margomulyo
Masih Dalam Tahap Perencanaan, masih berupa lahan pekarangan kosong yang tidak ditanami apapun.
Wonorejo 1
Kondisi Eksisting Lingkungan: Laut, jalan, tanaman liar, dan mangrove. Bozem ini dimanfaatkan sebagai wisata air seperti pemancingan dan membantu mengurangi dampak banjir yang bisa terjadi pada saat musim penghujan. Kondisi Eksisting Lingkungan: Laut, jalan, tanaman liar, dan mangrove. Bozem ini dimanfaatkan sebagai wisata air seperti pemancingan dan membantu mengurangi dampak banjir yang bisa terjadi pada saat musim penghujan.
Wonorejo 2
Keterangan
Masih Dalam Tahap Perencanaan, masih berupa lahan pekarangan kosong yang tidak ditanami apapun.
79
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
NO
RAYON
NAMA BOEZEM Wonorejo 3
Bratang
Jambangan
Rungkut (SIER)
Kondisi Eksisting
Keterangan
Kondisi Eksisting Lingkungan: Laut, jalan, tanaman liar, dan mangrove. Bozem ini dimanfaatkan sebagai wisata air seperti pemancingan dan membantu mengurangi dampak banjir yang bisa terjadi pada saat musim penghujan. Kondisi Eksisting Lingkungan: Pemukiman, jalan, dan tanaman liar. Pemanfaatannya adalah sebagai media untuk mengatur aliran air saluran Kalisumo dalam mencegah terjadinya banjir. Kondisi Eksisting Lingkungan: Pemukiman, tanah lapang, dan tanaman liar
Kawasan industri, pohon peneduh jalan, dan jalan raya
80
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
NO
III
RAYON
GUBENG
NAMA BOEZEM Sidosermo (PDK)
Kalidami
Kondisi Eksisting
Keterangan
Pemukiman, tanaman peneduh jalan, tanaman liar, dan jalan
Tanaman liar (eceng gondok dan semak), jalan, dan pemukiman
Kenjeran (Kepiting)
IV
GENTENG
Morokrembangan
Tempat pelatihan akademi AL, jalan, laut dan mangrove
81
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
NO V
RAYON WIYUNG
NAMA BOEZEM Kedurus
Lakarsantri
Kondisi Eksisting
Keterangan
Tanaman liar, pohon peneduh jalan, dan jalan
Tanaman liar, dan jalan
Sumber: SDMP & Data Sie. Perancangan Pematusan, 2011 dan Survei Primer (2012) Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional menjelaskan bahwa Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan area memanjang/ jalur dan/ atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Sedangkan Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur, RTH dinyatakan sebagai ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk membulat maupun dalam bentuk memanjang dengan sifat penggunaannya yang terbuka dan pada dasarnya tanpa bangunan dengan pengembangan pengisian hijau tumbuhan secara alamiah ataupun tanaman budidaya seperti pertanian, pertamanan, perkebunan, dsb. RTH merupakan fungsi ruang yang penting dalam menjaga keseimbangan ekologi kota dalam upaya mengimbangi kegiatan perkotaan yang tinggi. Selain itu, dengan adanya RTH diharapkan dapat memberikan estetika wajah kota sebagai bentuk dukungan kebersihan lingkungan dan sosial masyarakat. Menurut Permendagri No. 1 Tahun 2007 yang termasuk RTH adalah taman kota, taman wisata alam, taman rekreasi, taman lingkungan perumahan dan permukiman, taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial, taman hutan raya, hutan kota, hutan lindung, bentang alam seperti gunung, bukit, lereng,dan lembah, cagar alam, kebun raya, kebun binatang, pemakaman umum, lapangan olah raga, lapangan upacara, parkir terbuka, lahan pertanian perkotaan, jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan 82
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
SUTET), sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa, jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian, kawasan dan jalur hijau, daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara, dan taman atap (roof garden). RTH Kota Surabaya terdiri atas mangrove, makam, lapangan, pertanian, sempadan sungai, waduk, telaga, jalur hijau, taman, rotonde, buffer zone kawasan industri dan sempadan jalan tol. Total luas lahan yang ada di Kota Surabaya sebesar 6.875 Ha dengan persentase 20,84% dengan detail luas RTH sebagai berikut : Tabel 3. 11 Luas Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya Jenis RTH No Luas (dalam m2) Makam 2.104.888 1 Lapangan dan Stadion 1.696.155 2 479.131 3 Telaga 4 Urban farming, kawasan pertanian 1.906.617 1.081.526 5 RTH dari Fasum dan Fasos 153.58 6 Kebun Binatang Surabaya TPA dan Ex TPA 780 7 Boezem 1.329.600 8 2.493.740 9 Saluran dan Bantaran Kali 10 Taman, Jalur Hijau, dan Rotonde 2.199.241 11 Buffer Zone Jalan Tol, Intercharge 623.403 51.394.300 12 Kawasan Konservasi 2.633.000 13 Buffer Industri Total RTH 68.875.161 Luas Kota Surabaya 330.480.000 % Luas RTH Terhadap Luas Kota 20,84 Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya (2009)
Keadaan ruang terbuka hijau di wilayah Kota Surabaya memiliki beberapa wujud eksisting yaitu: Ruang Terbuka Hijau dengan bentuk Taman Kota yaitu Taman Tugu Pahlawan, Taman Surya, Taman Bungkul, Taman Mayangkara, Taman Flora dan lain-lain yang terdaftar pada Tabel Nama Taman, Rotonde, dan Jal ur Hijau pada Tabel Persebaran RTH Taman Kota Surabaya.
83
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 17 Ruang Terbuka Hijau bentuk Taman dan Jalur Hijau
Ruang Terbuka Hijau lapangan olahraga yaitu seperti lapangan Hayam Wuruk, lapangan Brawijaya, lapangan Bogowonto, lapangan Hoki Dharmawangsa, lapangan Tambaksari, lapangan Flores, lapangan Golf dan lain-lain.
Gambar 3. 18 Ruang Terbuka Hijau Bentuk Lapangan
Ruang Terbuka Hijau dalam bentuk kawasan pemakaman yang terdiri dari pemakaman umum dan Taman Makam Pahlawan. Taman Makam Pahlawan terdapat pada tiga lokasi yaitu di Jalan Mayjend Sungkono, Kusuma Bangsa, dan Ngagel dengan luas total Taman Makam Pahlawan sebesar 21,80 Ha. Luas Ruang Terbuka Hijau di KOTA Surabaya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
84
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 19 Ruang Terbuka Hijau Bentuk Makam
RTH sendiri memiliki dua bentuk/ jenis yaitu Ruang terbuka Publik dan Ruang Terbuka Privat. RTH Publik adalah RTH yang dapat diakses dan dinikmati langsung oleh masyarakat umum. Sedangkan RTH Privat merupakan runag terbuka yang ada pada kavling-kavling yang dikelola atau diakses oleh pemilik, contohnya taman pekarangan rumah. Beberapa kawasan Ruang Terbuka berupa lahan yang belum diolah masih banyak ditemukan di wilayah Surabaya Bagian Barat tepatnya di Kecamatan Lakarsantri. Berikut merupakan bentuk Ruang terbuka yang belum diolah atau masih dalam kondisi alamiahnya yang diperoleh berdasarkan dokumentasi survei lapangan.
(a)
85
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
(b) Gambar 3. 20 Ruang Terbuka Kosong di Kecamatan Lakarsantri
Persebaran Taman di Kota Surabaya yang terbagi menjadi dua yaitu Taman Aktif dan Taman Pasif. Taman Aktif sendiri merupakan bentuk-bentuk jenis taman yang biasa digunakan sebagai sarana rekreasi atau hiburan bagi masyarakat. Taman aktif ini di bagi menjadi empat subrayon yaitu Surabaya pusat terdapat 10 taman, Surabaya utara terdapat 4 taman, Surabaya Selatan terdapat 7 taman, Surabaya Timur terdapat 12 taman, dan Surabaya barat 2 taman. Berikut ini adalah nama-nama Taman Aktif yang ada di Kota Surabaya. Lihat Tabel 3.12. Tabel 3. 12 Daftar Taman Aktif Kota Surabaya No
Nama Taman
Lokasi Surabaya Pusat
1
Taman Apsari
2
4
Taman Bambu Runcing Taman BMX Ketabang Taman Buah Undaan
5
Taman Prestasi
6 7
Taman Persahabatan Korea Kombes M. Duryat
8
Taman Ekspresi
9
Taman Listia
10
Taman Kalimas
3
Jalan Pemuda Jalan Panglima Sudirman Jalan Ketabang Kali Ex. SPBU Undaan Jalan Ketabang Kali Jalan Dr. Sutomo Jalan Kombes Pol. M. Duryat Jalan Gentengkali Jalan Listia Jalan Keputran Surabaya Utara
11
Taman Jayengrono
12
Taman Jalan Indrapura
Jalan Rajawali Jalan Indrapura - Jalan Taman Kalongan
86
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No 13 14
Nama Taman Taman Jalan Krembangan Taman Saluran Kalitebu
Lokasi Jalan Krembangan Barat/ Timur Jalan Kalitebu Surabaya Selatan
15
Taman Ronggolawe
Jalan Gunungsari
16
Taman Persahabatan
17
Taman Bungkul
Ex. SPBU Sulawesi
18
Taman Pelangi
Jalan Raya Darmo
19
Taman Lumumba
20
Taman Lesti
Jalan Lesti
21
Taman Flores
Jalan Flores
Jalan Sulawesi
Jalan Ngagel
Surabaya Timur 22
Taman Flora
Jalan Manyar Kertarjo
23
Taman Kangean
24
Taman Lansia
25 26
Taman Bibit Wonorejo Taman Rungkut Asri
Jalan Rungkut Asri Timur
27
Taman Rungkut Kidul
Jalan Rungkut Kidul
28
Taman Tenggilis
29
Taman Kedung Baruk
Jalan Kedung Baruk
30
Jalan Medokam Asri Barat
31
Taman Medokan Asri Barat Taman Mundu
32
Taman Teratai
33 34
Taman Kunangkunang Taman Pandugo
35
Taman Medokan Ayu
Jalan Kangean Jalan Gubeng - Biliton Jalan Kendalsari
Jalan Tenggilis Utara III
Jalan Mundu Jalan Teratai Jalan Penjaringan Perum Pandugo Medokan Ayu Surabaya Barat
36 37 38
Taman Pondok Benowo Indah Taman Manukan Lor Taman Bangkingan Timur IV
Perum Pondok Benowo Indah Jalan Manukan Lor Jalan Bangkingan Timur IV
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya (2012)
Sedangkan Taman Pasif merupakan taman yang hanya berisi berbagai macam vegetasi taman tanpa memiliki fungsi digunakan sebagai sarana rekreasi atau kegiatan tertentu. Berikut ini merupakan persebaran taman pasif/ jalur hijau di Kota Surabaya. Lihat Tabel 3.13.
87
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Tabel 3. 13 Ruang Terbuka Hijau Bentuk Taman/ Jalur Hijau N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Surabaya Pusat 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Taman Aksara Anggrek
Taman Depan balai Pemuda Taman Depan Perhutani Embong Malang Embong Trengguli Genteng Kali Gubeng Pojok Jimerto
Jalur Hijau JA Suprapto Ex SPBU J.A Suprapto
Jalan Aksara Jalan Anggrek Jalan Pemuda
Jalan Genteng Kali Jalan Embong Malang Jalan Embong Trengguli Jalan Genteng Kali Jalan Raya Gubeng Jalan Jimerto
Jalan Jaksa Agung Suprapto Jalan J.A. Suprapto
Lokasi
N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Surabaya Utara 1 Jalan Bibis
Indrapura
Jalan Indrapura
2
4
Rotonde Indrapura Rotonde Jembatan Merah
Jalan Indrapura
Rotonde Kebonrojo
Jalan Kebonrojo
Rotonde Petekan
Jalan Jakarta
Sambongan
Jalan Sambongan
Bawah jembatan layang (sisi utara)
Jalan Wonokromo
Bawah Jembatan Wonokromo
Jalan Wonokromo
Bola Sodog Depan Kantor Asenering 7 Depan RSI/Jembatan Layang 8
Stasiun Kota Taman kebonrejo (Bank Mandiri)
Jalan Bibis
Mayangkara 9
Jalan Bibis Pahlawan
10
10 Taman kebonrejo (Sebrang BI) Ex. SPBU Sikatan Veteran
Jalan Kebonrojo Jalan Sikatan Veteran (Ex
11
Bak Bunga Jalan Manyar
Jalan Manyar
Dharmahusada
Jalan Dharmahusada
Rotonde Pos Polisi Wonokromo Rotonde Wonokromo (Depan Polsek+Jembatan)
Jalan Ngagel Rejo Jalan Wonokromo - Jembatan Wonokromo
Darmo Satelit Timur Darmo Satelit Utara VII
Jalan Darmo Satelit Timur Jalan Darmo Satelit Utara Utara VII
Darmo Satelit Utara VIiI
Jalan Darmo Satelit Utara Utara VIII
HR. Muhammad
Jalan HR. Muhammad
Interchange Mayjend Sungkono
Jalan Mayjend Sungkono
Kupang indah
Jalan Kupang Indah
Kupang Indah VIII
Jalan Kupang Indah VIII
Kupang Indah III
Jalan Kupang Indah III
Kupang Indah IX
Jalan Kupang indah IX
Kupang Indah XV
Jalan Kupang Indah XV
Kupang Jaya
Jalan Kupang Jaya
3 Jalur Hijau Ngagel Jaya Pucang Anom
Jalan Ngagel Jaya Pucang
Karang Wismo
Jalan Karang Wismo
Karimun Jawa
Jalan Karimun jawa
4
5
6
6 Kertajaya
Jalan Kertajaya
Manyar kertoarjo
Jalan Manyar Kertoarjo
Mojoklanggru
Jalan Mojoklanggru
7
7
8
8
9 Ngagel Jaya Utara
Jalan Ngagel Jaya Utara
10
10 Pucang Rinenggo
Jalan Pucang Rinenggo
11 Jalan Wonokromo
Lokasi
Surabaya Barat
2
9
Ngagel rejo
Nama Taman/ Jalur Hijau
1
5 Jalan Raya Wonokromo Jalan Ahmad Yani Jalan Ahmad Yani Jalan Ahmad Yani
N o
Surabaya Timur 1
4
6
8
Lokasi
3
5
7
Nama Taman/ Jalur Hijau
2
4 Jalan Rajawali
6
11
Bahari
Jalan Mayangkara
3
5
9
Adityawarman/Sung kono
Jalan Adityawarm an
2
3
N o
Surabaya Selatan 1
Bibis
Lokasi
11 Rotonde Jalan Manyar
Jalan Manyar
88
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi N o
Surabaya Pusat
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi
N o
Surabaya Utara
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi
N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Surabaya Selatan
Lokasi
N o
Surabaya Timur
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi
Surabaya Barat
SPBU) 12
13
14
15
Taman Karapan Sapi Jalur Hijau Kusuma Bangsa Rotonde Ngemplak Rotonde Perempata n pemuda
Jalan Panglima Sudirman Jalan Kusuma Bangsa Jalan Ngemplak Jalan Pemuda
12
12 Bak Bunga Jalan Indrapura
13
17
18
19
20
21
22
Rotonde Blauran
Bapemil
Jalan Indrapura
Gatotan
Jalan Gatotan
14
16
Rotonde Depan Garmisun Rotonde Gentengk ali Rotonde Kalianyar Rotonde Kedungdo ro Rotonde Pecindilan
Jalan kedungdor o Jalan Pecindilan
20
Rotonde
Jalan
Timur Terminal
Parangkusuma
Wira Surya Agung
Jalan Joyoboyo Jalan raya Darmo Dekat Jembatan Wonokromo
Jalan Perak
Rajawali
Jalan Rajawali
18
Wono Agung
18
19 Jalan Gresik
Wonoboyo Taman Gayungsari/Pagesang an
Rotonde Parangkusumo
Jalan Jakarta Jalan Parangkusu ma
Sisingamangar
Jalan
21
Segitiga Menanggal
19
Ahmad Yani
Jalan Injoko Jalan Ahmad Yani
Bintang Diponggo
Jalan
21
Taman Depan Kantor PWI
Jalan Embong Sawo
Jalur Hijau Pucang Anom
Jalan Pucang Anom
Sukomanunggal Jaya II
Jalan Banyu Urip Jalan Sukomanunggal Jaya II
Sukomanunggal jaya IX
JALAN Sukomanunggal Jaya IX
Sukomanunggal Jaya VIII
Jalan Sukomanunggal Jaya VIII
Jalur hijau Darmo Permai
Jalan Darmo Permai
Jalur Hijau Margomulyo
Jalan Margomulyo
Jalan Simorejo
Jalan Simorejo
17
18 Jalan Manyar Jalur Hijau Depan Rumah Susun
Jalan Manyar 19 Jalan Penjaringan Timur 20
Ngagel Jaya Utara
Jalan Gubeng Masjid Jalan Ngagel Jaya Utara - Jalan Manyar (ex SPBU)
Taman
Taman Komplek
Gubeng Masjid 21
22
Stren Kali Jalan Banyu Urip
16
20 Stren Kali Jalan Injoko
22
Jalan Manyar
18 Jalan Gayungan Jalan Ahmad Yani
Jalan Tanjungsari
15 Taman Perempatan Manyar
Jalan Wonoboyo
20 Rotonde Jalan Jakarta
Jalan Kalibokor
15
Jalan Wono Agung
Rotonde Tanjungsari
14 Taman Kalibokor
17
19 Rotonde Jalan Gresik
Jalan Prof. Dr. Mustopo
16
17 Perak Barat/Timur
Perempatan Karangmenjangan Dr. Mustopo 13
Rotonde Tapak Siring dan Depan PDAM
Jalan Setail
16 Jalan Parangkusu ma
12 Rotonde Karangmenjan gan
14
15
17
22
Timur Bonbin Surabaya
Jalan Gresik
12
13
14
15
Perempata n BlauranEmbong Malang Jalan Walikota Mustajab Jalan Genteng Kali Jalan Kalianyar
Rotonde Gunungsari 13
Palmboom 16
Jalan Indrapura
Jalan Gunungsari depan Hilton
21
22
Manukan Tama Rotonde Margomulyo (Paving) Perbatasan Gresik
Jalan Manukan Tama Jalan Margomulyo Perbatasan
89
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Surabaya Pusat
23
24
25
26
27
Pemuda Kayon Rotonde Pertigaan tunjungan - Embong Malang Rotonde Pos Polisi Urip Sumoharj o Rotonde Praban Rotonde Yos Sudarso Taman Simpang Lonceng
aja
Jalan Praban Jalan Yos Sudarso Basuki Rahmat
29
30
31
Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa Jalur Hijau Undaan Kulon Wuni
Taman Wijaya Kusuma
Jalan Kusuma Bangsa
Jalan K. H. Mansyur
Dana Karya
Jalan Danakarya
Hang Tuah
Jalan Hang Tuah
25
Jalan Wijaya Kusuma
Dukuh Kupang
Indragiri
Jalan Dukuh Kupang
Dukuh Kupang Timur 27
28
28
Jalan Kertopaten
29
Sidorame s/d Sidotopo Lor
Jalan Sarwojala Jalan Sidorame s/d Sidotopo Lor
Sidotopo
Jalan Sidotopo
30
31
Jalan Banjar Sugihan
Jalan Kalisumo
Kendung 25
Taman WR. Supratman
Jalur Hijau Jalan Tengger Kandangan
Jalan Kenjeran
26
Jalan raya Kendung Jalur Hijau Jalan Tengger Kandangan
26 Ambengan
Jalan Ambengan 27
Soka
Jalan Soka
Kesumba
Jalan Kesumba
Langsep
Jalan Langsep
Rotonde Residem Sudirman
Jalan Residen Sudirman
Taman Mangga
Jalan Mangga
Jalur Hijau Jalan Lontar Jalur Hijau Jalan Darmo Baru Barat IV (Belakang SCTV)
28
Rotonde Segitiga Pasar Kupang
Jalan Pasar Kembang
29
Sarwojala
Banjar Sugihan 24
Kalisumo
Jalan Pasar Kembang
Lokasi
Surabaya Barat Gresik
Jalan Manyar
27
Pasar Kembang
Nama Taman/ Jalur Hijau
23
Taman Baca
Jalan Indragiri Jalan Arjuno Jalan Dukuh Kupang Timur
N o
RMI
25 Arjuno
Jalan Kenjeran
Komplek RMI
24
26
27
Lokasi
23
25
26
Nama Taman/ Jalur Hijau
Surabaya Timur
Mayjend Sungkono
24
Benteng
N o
Surabaya Selatan
Jalan Nyamplung an
24
Rotonde Kertopatan Jalan Undaan Kulon/Wet an Jalan Wuni
Lokasi
23
Kenjeran 28
Nama Taman/ Jalur Hijau
Jakarta
23
Bak Bunga Nyamplungan Jalan Urip Sumoharjo
N o
Surabaya Utara
Pemuda Jalan Embong Malang
Lokasi
29 Rotonde Pasar Kupang
Jalan Diponegoro
30
30 Stren Kali Jalan Diponegoro (Pasar Burung)
Jalan Diponegoro
Kedungdoro
Jalan Kedungdoro
31
31
90
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi N o
Surabaya Pusat 32
33
34
35
36
37
38
39
40
41 42
Taman Yos Sudarso AlunAlun Contong Bawah Rel Kereta Kebonroj o Bubutan
Median Jalan Depan Stella Maris Pawiyatan
Rotonde Depan Tugu Pahlawan Rotonde Jalan Pasar Besar Wetan Rotonde Depan PMK Pusat Rotonde Jagalan Rotonde Jalan
Jalan Yos Sudarso Jalan Alon-Alon Contong Jalan Pahlawan
Nama Taman/ Jalur Hijau
Jalan Tembaan
N o
Surabaya Utara 32
Taman Depan Parkir Bis Pegirian
33 Taman Pojok Nyamplungan
Jalan Pegirian Jalan Nyamplung an
Lokasi
Nama Taman/ Jalur Hijau
Rusun Warugunung
Mulyosari
Jalan Mulyosari
Jalan raya Wiyung
Kertajaya Indah
Jalan Kertajaya Indah
Jalan Gayungsari 35
Jalan gunungsari Jalan Mastrip Surya
Jalan Gunungsari Jalan Mastrip Surya
36
Stren Kali Jalan Kaliwaron Stren Kali Jalan Kaliwaron Jalur Hijau Merr Kalijudan
Jalan Demak Jalan Pawiyatan
37
Jalan Tembaan
38
Dupak Perahu
37
38
Taman Bunderan Menur Bintang Diponggo
Jalan Dupak Rukun Jalan Pasar Besar Wetan
39
Jalur Hijau Dupak
Jalan Pasar Turi
40
Rotonde Dupak Rukun
Jalan Jagalan Jalan Semarang
41 42
Rotonde Kapasan Asemrowo
Surabaya Barat
Jalan Kalisari Sutorejo Jalan Kaliwaron Pacarkeling
Jalan Menur Pumpungan
Jalan Tenggilis 39
Hutan Kota Prapen
40
Jemursari
41
Nginden
42
Raya Tenggilis
Jalan Dupak
Jalan Dupak Rukun Jalan Kapasan Jalan Asemrowo
Lokasi
Jalan Merr Kalijudan
Jalan Dupak Perahu Dupak Rukun
Nama Taman/ Jalur Hijau
34
Gayungsari
36
N o
33 Setia Tamara
Jalan Dupak Rukun
Surabaya Timur
Rusun Waru Gunung
33
Rusun Sombo
Lokasi
32
35 Dupak Demak Utara/Selatan
N o
Surabaya Selatan
34
35
36
Nama Taman/ Jalur Hijau
32
34
Taman Rusun Sombo Jalan Bubutan
Lokasi
Jalan Prapen
Jalan Jemursari Jalan Nginden Jalan Raya Tenggilis
91
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi N o
Surabaya Pusat
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi
Surabaya Utara
N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi
N o
Surabaya Selatan
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi
Surabaya Timur
N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi
Surabaya Barat
Semarang 43
Taman Luxor
Jalan Pahlawan
44
Taman Pawiyatan
45
Simolawa ng Baru
46
Simolawa ng Sekolahan
47
Bintoro
48
Bak Bunga Jalan Urip Sumoharj o Depan Kebun Binatang Jalur Hijau Diponego ro Iman Bonjol
49
50
51
52
53
Jalur Hijau Raya Darmo Rotonde Tegalsari
43
Bekas Tanah Kas Desa kelurahan Tambak Wedi
Jalan Tambak Wedi Tengah
43
Rotonde Panjang Jiwo – Prapen
Jalan Pawiyatan
44
Jalan Simolawan g Baru Jalan Simolawan g Sekolahan Jalan Bintoro Jalan Urip Sumoharjo
45
Rotonde Jemursari (2 buah) Rotonde Jemursari (sisi selatan) Rotonde Panjang Jiwo
Jalan Raya Prapen
46
Jalan Jemursari
Jalan Panjang Jiwo 47
Taman Sarono Jiwo
Jalan Jemursari
Taman Depan Indogrosir
Jalan Raya Prapen
Taman Depan Pizza Hut
Jalan Jemursari
YKP. Medokan Ayu
Jalan Medokan Ayu
Depan Depo Rungkut Kidul
Jalan Rungkut Madya
Hutan Kota Penjaringan Jalur Hijau Jalan Pandugo
Jalan Penjaringan Jalan Pandugo Timur
48
Jalan Raya Darmo
49
Jalan Diponegor o
50
Jalan Imam Bonjol Jalan Raya Darmo
51
Jalan Tegalsari
Jalan Jemursari
52
53
92
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi N o
Surabaya Pusat
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi
Surabaya Utara
N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi
N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Surabaya Selatan
Lokasi
Surabaya Timur
N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi
Surabaya Barat
Timur 54
55
56
57
58
59
60
Jalur Hijau Dr. Sutomo Rotonde Dr. Sutomo Ex. SPBU Dr. Sutomo Barat Ex. SPBU Dr. Sutomo Timur Taman Kombes Pol. M. Duryat Ex. SPBU Kombes Pol. M. Duryat Tugu Pahlawan
Jalan Dr. Sutomo
54
Jalan Dr. Sutomo
55
Jalan Dr. Sutomo Jalan Diponegor o Jalan Dr. Sutomo Jalan Raya Darmo Jalan Kombes Pol M. Duryat Jalan Kombes Pol M. Duryat Tugu Pahlawan
56
Jalur Hijau Jalan Pandugo
Jalan Pandugo (Depan Pom Bensin)
Rungkut Alang-alang
Jalan Rungkut Alang-alang
Rungkut Madya
Jalan Rungkut Madya
Stren Kali Jalan Panjangjiwo
Jalan Panjangjiwo
Stren Kali Jalan Rungkut Madya
Jalan Rungkut Madya
57
58
59
60
61 62
63
Rotonde Kenjeran Stren Kali Jalan Nginden Semolo Semolowaru Stren Kali Jalan Arif Rahman Hakim Jalur Hijau Kertajaya
Jalan Nginden Semolo Jalan Semolowaru
Jalan Arif Rahman Hakim
Menur
Jalan Kertajaya Jalan Raya Manyar, Menur
Ngagel
Jalan Raya Ngagel
64 65
Jalan Kenjeran
93
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi N o
Surabaya Pusat
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi
Surabaya Utara
N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi
N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Surabaya Selatan
Surabaya Timur 66 67
Barata Jaya Penjaringan sari
68 69 70 71
72
73
Sumber:
Dinas
Kebersihan
dan
Lokasi
Ubi, Wonorejo Jalur Hijau Semolowaru Jalur Hijau Jalan Nginden Jalur Hijau Putroagung Bongkar Pavng Sebelah Barat Stren Kali Jalan Rungkut Mejoyo (Arah MUSDAKOT A) Jalan Kendangsari Arah Ubaya
Pertamanan
N o
Nama Taman/ Jalur Hijau
Lokasi
Surabaya Barat
Jalan Barata Jaya Jalan Penjaringan Sari Jalan Ubi, Wonorejo Jalur Hijau Semolowaru Jalur Hijau Jalan Nginden Jalan Putroagung Bongkar Paving Sebelah Barat Stren Kali Jalan Rungkut Mejoyo (Arah PUSDAKOTA) Jalan Kendangsari Arah Ubaya
Kota
Surabaya
(2012)
94
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Beberapa rencana penambahan luas dan jenis Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya, salah satunya adalah rencana pembuatan hutan kota pada lokasi yang dianggap cukup baik dari luas serta penggunaan lahannya. Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur menjelaskan bahwa kawasan lindung untuk kawasan terbuka hijau kota salah satu didalamnya adalah hutan kota. Masih berdasar pada Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur, hutan kota dibangun pada lokasi-lokasi tertentu saja, dengan pendekatan hutan kota merupakan bagian dari suatu kota. Hutan kota sendiri diarahkan untuk pengelolaan sampah dalam hal: Sebagai penyekat bau Sebagai pelindung tanah hasil bentukan dekomposisi dari sampah Sebagai penyekat zat berbahaya yang mungkin terkandung dalam sampah seperti logam berat, pestisida, serta bahan beracun lainnya. Berikut in beberapa rencana pembuatan dan pengembangan hutan kota di Kota Surabaya, yaitu: Tabel 3. 14 Hutan Kota Surabaya No 1
2
3
Hutan Kota Hutan Kota Balasklumprik
Kondisi Eksisting Luas: 4,3 Ha Sudah dilakukan penanaman awal tepatnya pada satu tahun yang lalu sehingga saat ini konsentrasi hanya menunggu pohon yang ditanam menjadi besar Luas Rencana: 23 Ha Luas yang sudah terealisasikan: 6,3 Ha Luas lahan yang sudah dibebaskan: ±10 Ha
Hutan Kota Pakal
Hutan Kota Lakarsantri
Hutan kota di Kecamatan Lakarsantri merupakan bentuk hutan kota yang masih dalam tahap perencanaan. Adapun berikut ini merupakan informasi mengenai rencana pembuatan hutan kota di Kecamatan Lakarsantri, yaitu: Luas Rencana: 8 Ha
Sumber:
Dinas
Pertanian
Kota
Keterangan Hutan Kota di Balasklumprik merupakan satu-satunya hutan kota yang realisasinya sudah berjalan.
Hutan kota yang ada di Kecamatan Pakal merupakan salah satu bentuk rencana pembuatan hutan kota yang dalam realisasinya masih terhambat karena sebagian besar lahan masih milik warga, sisanya adalah milik Pemerintah Kota Surabaya. Realisasi Hutan di Kecamatan Lakarsantri masih belum terlaksana. Salah satu penghambat terealisasinya hutan kota di Kecamatan Lakarsantri ini adalah adanya masalah sengketa lahan yang berpengaruh terhadap pembebasan lahan
Surabaya
(2012)
95
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 21 Peta Ruang terbuka Hijau kota Surabaya
96
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Daerah Sekitar Mata Air Mata air merupakan sumber pasokan air baku yang memiliki peran penting untuk berbagai keperluan. Mata air tidak hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia akan tetapi saat ini juga banyak dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan berbagai macam kegiatan besar seperti pemenuhan pasokan air minum, industri, irigasi, dan keperluan lainnya. Menurut Peraturan menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 yang membahas mengenai garis sempadan dan sungai, daerah manfaat sungai, daerah penguasaan sungai dan bekas sungai, dikatakan bahwa untuk garis sempadan mata air sekurangkurangnya adalah 200 (dua ratus) meter disekitar mata air. Kota Surabaya sendiri tidak memiliki mata air ataupun sumber mata air. Sehingga saat ini untuk penyediaan kebutuhan air bersih Kota Surabaya sebesar 110 L/dt dipenuhi oleh Mata Air Umbulan yang terletak +60 Km dari Kota Surabaya dengan kualitas airnya yang sangat baik, sehingga keperluan air bersih untuk minum dan kegiatan sehari-hari dapat dipenuhi. Namun, di Kota Surabaya sendiri terdapat air tanah dengan jenisnya yang berbeda-beda yang berasal dari air hujan. Adapun jenis air tanah yang berbeda ini dipengaruhi oleh jenis pohon dan jenis tanah. Jenis air tanah dan produksi akuifer di Kota Surabaya terdiri atas dua jenis yaitu akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir dan akuifer (bercelah atau bersarang) produktif kecil, dan daerah air tanah langka. Namun, akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir mendominasi Kota Surabaya, terutama pada wilayah utara, timur, dan selatan yang menyusuri pesisir pantai Kota Surabaya.
Gambar 3. 22 Diagram Skematik Siklus Hidrologi (Todd, 1980)
97
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Air tanah di Kota Surabaya memiliki beberapa jenis serta faktor-faktor pembentuk yang berbeda-beda. Pemanfaatan air tanah yang berlebihan tanpa adanya pengendalian ataupun timbal balik dalam proses produksinya akan mempengaruhi kondisi air tanah itu sendiri, salah satunya adalah intrusi air laut. Intrusi atau penyusupan air asin kedalam akuifer didaratan pada dasarnya adalah proses masuknya air laut dibawah permukaan tanah melalui akuifer di daratan atau daerah pantai. Dengan pengertian lain, yaitu proses terdesaknya air bawah tanah tawar oleh air asin/laut didalam akuifer pada daerah pantai. Apabila keseimbangan hidrostatik antara air bawah tanah tawar dan air bawah tanah asin di daerah pantai terganggu maka akan terjadi pergerakan air bawah tanah asin/ air laut ke arah darat dan terjadilah intrusi air laut. Terminologi air laut intrusi umumnya terjadi apabila terjadi pemanfaatan berlebihan seperti pengambilan air bawah tanah yang mengganggu keseimbangan hidrostatik. Hal ini umumnya terjadi pada wilayah yang berdekatan pantai karena berhubungan langsung dengan mutu air bawah tanah. Air bawah tanah umumnya dapat digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari bahkan untuk kebutuhan air minum, namun dampak yang ditimbulkan akibat adanya intrusi air laut mengakibatkan turunnya mutu kelayakan air menurun. Adapun hal-hal yang mengakibatkan terjadinya intrusi air laut yaitu: Penurunan muka air bawah tanah atau atau bidang pisometrik di daerah pantai Pemompaan air bawah tanah yang berlebihan di daerah pantai Masuknya air laut ke daratan melalui sungai, kanal, saluran, ataupun cekungan lainnya.
1. a.
b.
2.
Karakteristik dan penyebaran akuifer tersebut adalah: Akuifer dengan Aliran Melalui Ruang Antar Butir Akuifer Produktif Sedang Akuifer jenis ini tersebar di semua bagian wilayah Kota Surabaya dengan karakteristik keterusan sedang sampai rendah, paras air tanah beragam dari atas sampai dibawah permukaan tanah dan serahan sumur < 5 liter/detik. Akuifer Produksi Sedang dan Setempat Akuifer jenis tersebar di bagian barat Kota Surabaya terutama di Kecamatan Benowo, Kecamatan Lakarsantri, Kecamatan Tandes, Kecamatan Sukomanunggal, dan Kecamatan Dukuh Pakis. Adapun karakteristik akuifer jenis ini yaitu tidak menerus, tipis dengan keterusan rendah sampai sedangserta serahan sumur < 5 liter/detik. Akuifer Bercelah atau Sarang Produktif Kecil dan Daerah Tanah Langka Akuifer jenis ini terdiri dari tiga jenis akuifer yang penyebarannya terdapat pada pesisir sebelah utara dan timur serta bagian barat Kota Surabaya dengan karakteristiknya yaitu: a. Akuifer Produktif Tersebar di bagian barat dan selatan Kota Surabaya dengan karakteristik keterusan rendah sampai sangat rendah, setempat air tanah dalam jumlah terbatas dapat diperoleh terutama pada daerah lembah atau pelapukan batuan padu. 98
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
b. Daerah Air Tanah Terdapat di bagian barat ke arah bagian selatan Kota Surabaya. Berikut penjelasan tambahan mengenai daerah sekitar mata air yang dikaji oleh Badan Lingkungan Hidup yang dapat dilihat pada tabel Kawasan Sekitar Mata Air dibawah ini : Tabel 3. 15 Kawasan Sekitar Mata Air Kota Surabaya No
Nama
Lokasi
Keterangan
1
Akuifer lebih dalam, produktif tinggi, penyebaran kecil
Kecamatan Wiyung bagian Selatan, dan sekitarnya
Air tanah pada kelompok ini dijumpai dalam sistem akuifer aliran melalui ruang antar butir dan celahan dengan keterusan rendah. Debit sumur didaerah ini berkisar antara < 5 liter/detik
2
Akuifer lebih dalam, produktif tinggi, penyebaran luas
Kecamatan Kenjeran, Tambaksari, Gubeng, Jambangan, dan Sekitarnya
3
Akuifer Produktif Sedang, penyebaran setempat
Kecamatan Benowo bagian Selatan, Sawahan, dan Sukomanunggal
Air tanah di daerah ini umumnya dijumpai dalam sistem ruang antar butir dengan keterusan sedang. Debit sumur di daerah ini berkisar antara 5-10 liter/detik. Di daerah dekat garis pantai mutu air tanah umumnya jelek, hal ini disebabkan oleh tingginya kadar klorida (Cl-) yang jenisnya payau dan rasanya asin Air tanah pada kelompok ini dijumpai dalam sistem akuifer aliran melalui ruang antar bulir dengan keterusan rendah. Debit sumur di daerah ini berkisar antara < 5 liter/detik
4
Akuifer Prouktif Kecil, penyebaran setempat
Surabaya bagian Utara, sisi Timur, dan sisi Pantai Timur di Kecamatan Benowo, bagian Utara, Sukolilo, Rungkut, dan sekitarnya.
Air tanah, pada kelompok ini dijumpai dalam sistem akuifer aliran melalui celah dan ruang antar butir dengan keterusan rendah. Debit sumur di daerah ini kecil, terutama pada morfologi puncak perlipatan di daerah Lidah dan sekitarnya.
Sumber: Badan Lingkungan Hidup (2010)
Kemudian berdasarkan draft kajian Penyusunan Pemetaan Kondisi Topografi dan Geologi Kota Surabaya yang dilihat berdasarkan kondisi geohidrologi, kota Surabaya dibedakan dalam 5 zona yaitu; 1. Zona air tanah tawar sedang. Terletak pada daerah perbatasan antara Kecamatan Suko Manunggal dengan Kecamatan Sawahan berada di sebelah timur jalan tol menuju Perak. Daerah ini termasuk wilayah pengambilan air tanah intensif untuk dikembangkan terbatas untuk kebutuhan air minum untuk kegiatan jasa atau pemukiman, tidak disarankan untuk dikembangkan untuk kegiatan yang memerlukan air tanah cukup besar. 2. Zona air tanah tawar potensi rendah. Di bagi menjadi dua yaitu : Zona Air Tawar wilayah perbukitan. Terletak di sebagian besar Kecamatan Lakasantri Bagian Utara, Sebagian daerah Kecamatan Dukuh Pakis sampai ke Perbatasan dengan Kecamatan Sawahan, sebagian dari Kecamatan Suko Manunggal (sekitar Bundaran Tol daerah Darmo), 99
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
serta bagian utara dari Kecamatan Apabila dilihat pada peta kontur air tanah dan peta Hidrogeologi daerah tersebut merupakan daerah recharge area (umpan air tanah) untuk Kota Surabaya, daerah tersebut tersusun atas material lempung yang bercampur dengan material gunung api yang nilai keterusannya sangat besar. Wilayah sesuai untuk daerah konservasi air tanah, sehingga pengambilan air tanah disarankan pada daerah lereng perbukitan dengan persyaratan membuat sumur resapan. Zona Air Tawar wilayah dataran. Terletak di sebagian besar Surabaya Pusat dan Surabaya Selatan, kecuali daerah perbatasan antara Wonokromo dan Wonocolo bagian timur sudah mengalami intrusi air laut, air berasa agak payau dan bagian selatan dari Kecamatan Gayungan, Wonocolo dan Tenggilis. Wilayah air tawar di Surabaya Timur tersebar di daerah Rungkut bagian barat, Sukolilo bagian barat, Gubeng bagian barat dan Tambaksari bagian barat. Rendahnya debit air tanah, maka disarankan pemanfaatannya untuk kebutuhan air minum rumah tangga atau sesuai untuk pengembangan pemukiman. 3. Zona air tanah agak payau/agak asin potensi sedang. Terletak di Kecamatan Sukomanunggal bagian utara, Tandes dan sebagian Kecamatan Benowo. Air tanah pada daerah ini sudah terintrusi oleh air laut, yang disebabkan oleh pemompaan yang melebihi debit air tanah yang mengalir pada daerah tersebut, sehingga perlu pengendalian. 4. Zona air tanah agak payau/agak asin potensi rendah. Tersebar di daerah Surabaya Barat dan sebagian besar Surabaya bagian Timur, Surabaya Utara serta sebagian kecil dari Surabaya bagian Selatan. Untuk Surabaya bagian barat, wilayah ini terletak pada lereng perbukitan. Hal ini menunjukkan bahwa intrusi air laut sudah menyebar pada sebagian daerah recharge area, sehingga perlu adanya pengendalian pemompaan air tanah pada daerah tersebut. 5. Zona air tanah asin / payau. Terletak pada daerah Kawasan Industri meliputi daerah perbatasan antara kecamatan Suko manunggal dengan Tandes bagian utara, di perbatasan antara Tandes dan Kecamatan Benowo, di daerah Benowo bagian barat sampai ke parbatasan dengan Kabupaten Gresik serta di daerah Rungkut bagian timur. Kedalaman Air tanah di Kota Surabaya di bagi menjadi 4 derah : 1. Zona kedalaman air tanah 0 – 1 m : meliputi wilayah Kecamatan Sukolilo, Tegalsari, Rungkut, Sukomanunggal, Sebagaian Benowo bagian Timur 2. Zona Kedalaman air tanah 1-2 m : meliputi wilayah Kecamatan Genteng, Tandes, Asemrowo, Genteng, Gubeng, Mulyorejo, Gayungan, Wonocolo 3. Zona Kedalaman air tanah 2-3 m : meliputi wilayah Kecamatan Kenjeran, Trenggilis Mejoyo, sebgaian sebelah utara 4. Zona kedalaman air tanah > 3 m : meliputi wilayah Kecamatan Lakar santri, Wiyung, Sawahan, Dukuh Pakis. 100
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 23 Peta Kedalaman Air Tanah Kota Surabaya
101
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Berdasarkan hasil survei serta kajian diatas, maka kawasan lindung di Kota Surabaya merupakan hal yang diperlukan bidang dalam melakukan pembangunan serta pengelolaan Berikut ini merupakan Peta Kawasan Lindung yang ada Gambar 3.24.
maka penentuan kawasan guna membantu berbagai kota yang berkelanjutan. di Kota Surabaya. Lihat
102
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 24 Peta Kawasan Lindung Kota Surabaya
103
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Cagar Budaya Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Cagar Budaya adalah kawasan dengan kriteria hasil budaya manusia yang bernilai tinggi yang dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dengan memperhatikan susunan peraturan zonasi untuk kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan yaitu: a. Pemanfaatan untuk penelitian, pendidikan, dan pariwisata b. Ketentuan palarangankegiatan dan pendirian bangunan yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan Kota Surabaya memiliki potensi kawasan cagar budaya yang tersebar pada 11 kecamatan. Hal ini dijelaskan dalam Surat Keputusan Walikota Surabaya No. 188. 45/251/402. 1. 04/1996 dan No. 188. 45/004/402. 1. 04/1998 yang menetapkan bahwa ada 158 situs dan lingkungan cagar budaya yang tersebar dalam 11 kecamatan dengan beberapa bentuk seperti bangunan, patung, makam, maupun lapangan/ taman yang dapat dilihat pada Tabel 3.16 dibawah ini. Tabel 3. 16 Jumlah Cagar Budaya Kota Surabaya Jumlah Situs Cagar No Kecamatan Budaya Pabean 1 30 Cantikan 2 Krembangan 42 3 Genteng 34 4 Sawahan 3 5 Wonokromo 7 6 Gubeng 3 7 Tegalsari 13 8 Bubutan 18 9 Semampir 5 10 Tambaksari 2 11 Simokerto 1 Jumlah 158 Sumber: Laporan Akhir Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya 2009-2029
Situs cagar budaya yang ada pada Kota Surabaya sendiri digolongkan dalam tiga bagian yaitu situs cagar budaya golongan A, B, dan C. Hal ini dikarenakan kondisi cagar budaya yang ada di Kota Surabaya memiliki kondisi yang beragam, mulai dari kondisi yang terawat hingga terbengkalai, kondisi asli maupun yang sudah mengalami pemugaran. Adapun berikut ini merupakan penjelasan mengenai penggolongan kawasan cagar budaya di Kota Surabaya: a. Cagar Budaya Golongan A, merupakan golongan cagar budaya yang dibedakan berdasarkan kondisi bangunannya yang masih dalam kondisi asli, utuh dan
104
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
terawat. Adapun bentuk aturan dalam pemanfaatan serta pengelolaan bentuk cagar budaya Golongan A adalah sebagai berikut: Bangunan dilarang dibongkar dan/ atau diubah Apabila kondisi bangunan buruk, roboh, dab terbakar atau tidak layak berdiri, dapat dilakukan pembongkaran untuk dibangun kembali seperti semula sesuai dengan aslinya Pemeliharaan dan perawatan bangunan harus menggunakan bahan yang sama/ sejenis atau memiliki karakter yang sama dengan mempertahankan detail ornamen aslinya Dalam upaya revitalisasi dimungkinkan adanya penyesuaian perubahan fungsi sesuai dengan rencana kota yang berlaku tanpa mengubah bentuk aslinya Didalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi satu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama. b. Cagar Budaya Golongan B, merupakan golongan cagar budaya yang dibedakan berdasarkan kondisi bangunannya yang kuno dan cenderung tidak terawat/ rusak. Adapun bentuk aturan dalam pemanfaatan serta pengelolaan bentuk cagar budaya Golongan B adalah sebagai berikut: Bangunan dilarang dibongkar kecuali apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak, sehingga dapat dilakukan pembongkaran Dalam hal bangunan cagar budaya sudah tidak utuh lagi maka apabila dilakukan pembangunan harus sesuai dengan bentuk aslinya dan tidak boleh membongkar bagian bangunan yang masih ada Pemeliharaan dan perawatan bangunan cagar budaya harus dilakukan tanpa mengubah tampang bangunan, warna dan detail serta ornamen bangunan Dalam upaya restorasi atau rekonstruksi dimungkinkan adanya perubahan tata ruang bagian dalam, sepanjang tidak mengubah struktur utama bangunan, dan Didalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi satu kesatuan utuh dengan bangunan utama c. Cagar Budaya Golongan C, merupakan golongan cagar budaya yang dibedakan berdasarkan kondisi bangunannya yang kuno yang sudah berubah. Adapun bentuk aturan dalam pemanfaatan serta pengelolaan bentuk cagar budaya Golongan C adalah sebagai berikut: Perubahan bangunan dapat dilakukan dengan syarat tetap mempertahankan tampang bangunan utama termasuk warna, detail dan ornamennya Warna, detail dan ornamen dari bagian bangunan yang diubah disesuaikan dengan arsitektur bangunan aslinya Penambahan bangunan di dalam tapak atau persil hanya dapat dilakukan di belakang bangunan cagar budaya dan harus disesuaikan dengan arsitektur bangunan cagar budaya dalam keseharian tatanan tapak, dan Fungsi bangunan dapat diubah sesuai dengan rencana kota
105
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata No. 646/435. 5. 12/2006 Tentang Penggolongan Bangunan dan/ atau Lingkungan Cagar budaya di wilayah Kota Surabaya telah menetapkan ada 80 situs, berikut situs cagar budaya yang ada di Kota Surabaya beserta penggolongannya: Tabel 3. 17 Situs Cagar Budaya Kota Surabaya No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Gedung Nasional Indonesia (GNI) 1934 Gedung Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) / Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (1913) Gedung Koningen Emma School (KES) / Gedung STM Negeri 1 (1912) Gedung Hoogere Burger School (HBS) / SMA Kompleks Wijaya Kusuma (1925) Gedung Don Bosco (1930) Darmo Ziekenhuis / Rumah Sakit Darmo (1919) Rumah Sakit Al Irsyad (1870)
21.
Governeur Wooning / Gedung Grahadi (1796) Gementee Kantoor / Gedung Balai Kota Surabaya (1926) Hoofdbureau Van Politie / Kantor Polwiltabes Surabaya (1850) Simpang se Societiet / Gedung Balai Pemuda (1907) Kantor Tilpun Utara / Kantor TELKOM (1925) Kantor Soeara Asia / Gedung Asia Afrika (1920) Kantor Berita ANTARA / Gedung Seiko (Monumen Pers) (1930) Oranje Hotel / Yamato Hoteru / Hotel Majapahit (1910) Gedung Internatio (1920) Gedung Lindeteves / Bank Mandiri (1913) Kantor Polisi Istimewa / Gedung Wismilak (1928) Rumah Tinggal Keluarga Abdul Rahman Baswedan Hoofd Post Kantoor / Kantor Pos Besar (1880) Stasiun Surabaya Kota (Semut) 1878
22.
2 buah Viaduct Kereta Api (1870)
23. 24.
Penjara Kalisosok (1750) Penjara Koblen (1930)
8. 9. 10. 11. 12. 13 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Lokasi
Keterangan
Jl. Bubutan 87
Golongan A
Jl. Prof. Dr. Moestopo 47 Golongan A (d/h Viaduct Straat) Jl. Tentara Genie Pelajar 26 Golongan A (Jl. Patua) Jl. Wijaya Kusuma 48
Golongan A
Jl. Tidar 115
Golongan A
Jl. Raya Darmo 90
Golongan A
Jl. KH Mas Mansyur 210Golongan A 214 Jl. Gubernur Suryo 7
Golongan A
Jl. Walikota Mustajab Taman Surya 1
/
Golongan A
Jl. Taman Sikatan 1
Golongan A
Jl. Gubernur Suryo 16
Golongan A
Jl. Garuda 8
Golongan A
Jl. Pahlawan 116 Aloon-aloon Strat) Jl. Tunjungan 100 / Jl. Embong Malang 2
(d/h
Golongan A Golongan A
Jl Tunjungan 65
Golongan A
Jl. Taman Jayengrono
Golongan A
Jl. Pahlawan 120
Golongan A
Jl. Raya Darmo 38
Golongan A
Jl. KH Mas Mansyur 200202 Jl. Kebonrojo 10 (d/h Regent Straat) Jalan Setasiun Kota Jl. Pahlawan dan Jl. Bubutan Jl. Kalisosok Jl. Koblen
Golongan B Golongan A Golongan A Golongan A Golongan B Golongan C
106
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No.
Nama
Lokasi
51. 52.
Rumah Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto (Abad XIX) Makam Bata Putih / Sila Pethak (Abad XIII) “Militere Ziekenhuis“ Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo (1939) Bank Bumi Daya / Bank Mandiri Nederlandsch Handels Maatschaapij (NHM) / PT. Bima Alfa 1910) Aneka Kimia Unit Pabrik Minuman “Usodo d/h OUT” (Persh. Da) Ashahi (kantor) / Toko Aneka Kantor Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya / Show Room Mobil Timor Ferwerdarbrug / Jembatan Petekan Bank Prima BNI 46 dan PT. Perusahaan Asuransi (1920) PT. Dharma Niaga Ltd Zimmerwan / Gereja Protestan Indonesia Barat(GPIB) (1920) Gereja Kristen Indonesia (GKI) (1912) Kantor Notaris Kantor Pos Simpang (1815) Kantor Pemadam Kebakaran Kota Surabaya Gedung Yayasan Al Irsyad Gedung Departemen Tenaga Kerja / Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan PT. Bentoel / Pertokoan Hotel Kemajuan (1928) Rumah Tinggal (1890) Koperasi Bank Pasar Niaga Rakyat / Rumah Tangga Toko Lalwani Eks Gedung Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) / PT. Tata Solusi Pratama Gedung Cerutu (Kantor Said Bin Oemar Bagil / Gedung Bank Bumi Daya (BBD) (1916) Tugu Pahlawan (1951) Rumah Tinggal Pak Amin (1935)
53.
Masjid Kemayoran (1845)
54. 55. 56.
Stasiun Gubeng (1910) Bank Hagakita Asuransi Jiwa Indonesia (1920) Gedung Bank Negara Indonesia (BNI Jl. Rajawali 10 1946) (1920) Stasiun Surabaya Kota / Semut (1870) Jl. Stasiun Kota
25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49.
50.
57. 58.
Keterangan
Jl. Peneleh VII / 29-31
Golongan A
Jl. Pegirian
Golongan A
Jl. Prof. Dr. Moestopo
Golongan B
Jl. Rajawali 1
Golongan C
Jl. Karet 79
Golongan B
Jl. Rajawali 15
Golongan C
Jl. Kembang Jepun 151
Golongan B
Jl. Rajawali 18
Golongan B
Jl. Jakarta Jl. Veteran 10
Golongan A Golongan B
Jl. Veteran 19-21
Golongan B
Jl. Veteran 40 Jl. Bubutan 69
Golongan B
Jl. Pregolan Bunder No.34 Jl. Jembatan Merah 10 Jl. Taman Apsari 1
Golongan C Golongan C Golongan A
Jl. Pasar Turi 21
Golongan A
Jl. KH Mas Mansyur 169
Golongan C
Jl. Kedungsari 18
Golongan C
Jl. Karet 46 Jl. KHM Mansyur 90 Jl. Kalimas Udik I / 36
Golongan C Golongan B Golongan C
Jl. Karet 68
Golongan C
Jl. Tunjungan 30
Golongan B
Jl. Kayun 42-44
Golongan A
Jl. Rajawali 5
Golongan B
Jl. Pahlawan Jl. Mawar 10-12 Jl. Indrapura (d/h Westernbergbuiten Weig) Jl. Gubeng Pojok Jl. Tunjungan 60 Jl. Sikatan 1
Golongan A Golongan B
Golongan A
Golongan C Golongan A Golongan B Golongan B Golongan B Golongan A
107
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No.
Nama
Lokasi
Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Jl. Kepanjen No. 5 Maria Bank Eksim (Borsumij) C. Citroen / 60. Jl. Veteran No. 42-44 Bank Mandiri (1935) 61. Kantor Kas Negara / Kantor BNI 1946 Jl. Rajawali 16 62. PT. Kerta Niaga Ltd Jl. Veteran 23-25 63. Kantor PT. Pantja Niaga Jl. Rajawali 1 64. Kantor PTP XXIII Jl. Rajawali No.44 Yayasan Dana Pensiun (G.C Citroen, 65. Interior) / Perusahaan Perkebunan Jl Rajawali No.29 Negara (1925) 66. Kantor Perusahaan Listrik Negara Jl. Gemblongan 64 67. Kantor Tjiwi Kimia Jl. Rajawali 31-33 68. KADIN (Kamar Dagang & Industri) Jl. Kembang Jepun 27 PT. Srikaya Mas / PT. Surya Mitra 69. Jl. Jembatan Merah 2 Migas 70. CV. Rahayu Jl. Kepanjen 30 71. KantorDaerahTelegraf dan Telex Jl. Veteran 1 72. GerejaKristusTuhan Jl. Samudra 51 Percetakan Surabaya / Perusahaan Niaga 73. Jl. Veteran 3 Negara 74. Pintu Air Jagir (1923) Jl. JagirWonokromo Aperdi Djawa Maluku (PT) “ De 75. Jl. JembatanMerah 19-23 Algemene “ (HulwitBerlage) Nederlandsche Levensverzekering en 76. Lijfrente Maatschappij, FA. Froses Jl. Jembatan Merah 11 Eaton & Co / Bank Prima (1911) 77. Kantor PTP XXI-XXII / Kantor PTP X Jl. Jembatan Merah 3-5 78. Makam Kyai Habig (1870) Jl. Ampel Melati Nedherlandsche Aaneming Herman 79. Smeets Maatschappy / Apotik Simpang Jl. Simpang Lonceng 5 (1918) 80. Bank Bumi Daya / PT. Saver Jl. Tunjungan 39 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya (2009) 59.
Keterangan Golongan A Golongan B Golongan C Golongan B Golongan B Golongan B Golongan B Golongan B Golongan B Golongan B Golongan B Golongan B Golongan B Golongan C Golongan B Golongan A Golongan B Golongan B Golongan B Golongan A Golongan B Golongan B
Adapun sebagai tambahan gambaran terhadap kawasan cagar budaya yang ada pada Kota Surabaya, maka berikut ini merupakan daftar cagar Budaya tambahan yang ada di Kota Surabaya Tahun 2010 dan 2011. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.18. Tabel 3. 18 Cagar Budaya Tahun 2010 dan 2011 Kota Surabaya No Cagar Budaya Lokasi Nomor dan Tahun SK 1 Gereja Masehi Jalan Tanjung Anom SK Walikota Surabaya Nomor: 188.45 / 10 / Advent Hari Ketujuh 5 Surabaya 436.1.2 / 2010 Tanggal 4 Januari 2010 (GMAHK) Tanjung Anom 2 Balai Besar Jalan Karang SK Walikota Surabaya Nomor: 188.45 / 234 / Laboratoruim Menjangan 18 436.14 / 2010 Tanggal 21 Januari 2010 Kesehatan (BBLK) Surabaya
108
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
No Cagar Budaya 3 Gedung Rumah Sakit Katolik Vincenthius A Paulo
Lokasi Jalan Diponegoro 51 Surabaya
Nomor dan Tahun SK SK Walikota Surabaya Nomor: 188.45 / 28 / 436.1.2 / 2011 Tanggal 7 Maret 2011
4
Gedung Rumah Sakit William Booth
Jalan Diponegoro 34 Surabaya
SK Walikota Surabaya Nomor: 188.45 / 29 / 436.1.2 / 2011 Tanggal 7 Maret 2011
5
Gedung Rumah Sakit Mata Undaan
Jalan Undaan Kulon 17 - 19 Surabaya
SK Walikota Surabaya Nomor: 188.45 / 283 / 436.1.2 / 2011 Tanggal 6 Juni 2011
6
Gedung PT. Pabrik Gula Rajawali
Jalan Undaan Kulon 57 - 59 Surabaya
SK Walikota Surabaya Nomor: 188.45 / 284 / 436.1.2 / 2011 Tanggal 6 Juni 2011
7
Rumah Dinas Walikota Surabaya
Jalan Sedap Malam 59 Surabaya
SK Walikota Surabaya Nomor: 188.45 / 282 / 436.1.2 / 2011 Tanggal 6 Juni 2011
8
Kantor Korps Cacat veteran Republik Indonesia
Jalan Rajawali 47 Surabaya
SK Walikota Surabaya Nomor: 188.45 / 308 / 436.1.2 / 2011 Tanggal 24 Juni 2011
9
Gereja Protestan Jemaat Maranatha
Jalan Yos Sudarso 2 - 4 Surabaya
SK Walikota Surabaya Nomor: 188.45 / 573 / 436.1.2 / 2011 Tanggal 9 Nopember 2011
10
Tandon Air Wonokitri
Jalan Pakis Tirtosari Surabaya
SK Walikota Surabaya Nomor: 188.45 / 574 / 436.1.2 / 2011 Tanggal 9 Nopember 2011
11
Gereja Hati Kudus Yesus
Jalan Polisi Istimewa SK Walikota Surabaya Nomor: 188.45 / 575 / 15 Surabaya 436.1.2 / 2011 Tanggal 9 Nopember 2011
12
Gedung Siola (White Away)
Jalan Tunjungan No. 1 Surabaya
SK Walikota Surabaya Nomor: 188.45 / 66 / 436.1.2 / 2011 Tanggal 6 Desember 2011
Sumber: Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kota Surabaya (2012)
2.
Kawasan Budidaya Kawasan Budidaya merupakan kawasan atau wilayah yang ditetapkan dengan penentuan fungsi utama untuk dibudidayakan dengan dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Selain itu, kawasan yang termasuk dalam kawasan budidaya adalah kawasan peruntukan lahan sawah, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan permukiman, kawasan peruntukan perindustrian, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan perdagangan, dan kawasan mix use. Dalam pemanfaatan kawasan budidaya yang terintegrasi dengan rencana tata ruang, maka dalam acuannya mengikuti Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Ruang pasal 39 menjelaskan bahwa penataan ruang Kawasan Budidaya wilayah darat bertujuan untuk mewujudkan pemanfaatan ruang darat yang efisien dan efektif sesuai dengan daya tampung dan daya dukung lingkungan. Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional menyebutkan bahwa kawasan budidaya terdiri dari Kawasan peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan 109
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan permukiman, dan kawasan peruntukan lainnya. Berikut ini jenis dan data luas lahan kawasan budidaya Kota Surabaya adalah Kawasan budidaya Non-kehutanan, kawasan budidaya perikanan, kawasan penggaraman, kawasan perindustrian, kawasan perdagangan jasa, kawasan fasilitas umum, kawasan khusus, kawasan pariwisata, kawasan sektor informal, dan kawasan permukiman yang ada dalam penjelasan dibawah ini. Untuk luas lahan adalah sebagai berikut. Lihat Tabel 3.19 dan Gambar 25. Tabel 3. 19 Penggunaan Lahan Kawasan Budidaya Kota Surabaya No
Klasifikasi
1 Hutan Produksi 2 Perkebunan 3 Persawahan 4 Penggembalaan Ternak 5 Pekarangan 6 Permukiman 7 Tambak 8 Industri 9 Perdagangan dan Jasa 10 Fasilitas Umum Sumber: Survey Data Sekunder (2011)
Luas (Ha)
Produksi
-
13880,16
1394,9475 313 -
5023
7.932,84
2412,504
-
1777,941
15889,16
3588,368 1194,15
Gambar 3. 25 Peta Penggunaan Lahan Kota Surabaya Sumber: Badan Perencanaan dan Pembagunan kota Surabaya (2011)
110
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
a. Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) Berdasarkan Peraturan Menteri kehutanan Republik Indonesia Nomor P.9/ MenHutII/ 2010 tentang Izin Penggunaan Koridor menjelaskan bahwa Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) atau Hutan Produksi merupakan kawasan hutan yang memiliki fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Hutan Produksi sendiri merupakan hutan yang hasil produksinya dimanfaatkan untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya serta pembangunan, industri, dan ekspor. Hutan produksi sendiri terbagi menjadi tiga jenis yaitu Hutan Produksi Terbatas (HPT), Hutan Produksi Tetap (HP), dan Hutan Produksi yang Dapat Dikonversikan (HPK). Hutan Produksi Terbatas (HPT) adalah Hutan yang hanya dapat dimanfaatkan/ dieksploitasi dengan cara tebang pilih yang produksinya dialokasikan untuk produksi kayu dengan intensitas rendah. Umumnya Hutan Produksi Terbatas memiliki ciri kawasan hutan denan lereng-lereng yang curam. Berdasarkan eraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.50/ Menhut-II/ 2009 mengenai penegasan status dan fungsi Kawasan Hutan menjelaskan bahwa Hutan Produksi Terbatas (HPT) merupakan kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang memiliki jumlah nilai antara 125-174, diluar kawasan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam dan taman buru.Kota Surabaya yang merupakan kawasan pesisir dan dataran rendah ini tidak memiliki kawasan berlereng dan juga tidak memiliki kawasan hutan produksi hal ini sesuai dengan kondisi Kota Surabaya yang merupakan kawasan pesisir dan dataran rendah, maka kondisi topografi seperti ketinggian tanah Kota Surabaya adalah 0-20 meter di atas permukaan air laut, dimana pada daerah pantai ketinggiannya berkisar antara 1-3 meter diatas permukaan air laut. Kemudian sekitar 80,72% atau sekitar 26.345,19 Ha Kota Surabaya memiliki ketinggian tanah 0-10 meter diatas permukaan air laut. Sedangkan sekita 12,53% pada wilayah lain Kota Surabaya memiliki ketinggian 10-20 meter dimana sekitar 6,76% wilayah dengan ketinggian diatas 20 meter terdapat pada bagian Barat dan Selatan Kota Surabaya seperti Kecamatan Sawahan, Karangpilang, Benowo, Lakarsantri, dan Tandes. Hutan Produksi Tetap adalah hutan yang dapat dimanfaatkn/ dieksploitasi dengan cara tebang pilih atau tebang habis. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.50/ Menhut-II/ 2009 mengenai penegasan status dan fungsi Kawasan Hutan menjelaskan bahwa Hutan Produksi Tetap (HP) merupakan kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang adalah memiliki jumlah nilai dibawah 125, diluar kawasan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam dan taman buru. Bentuk atau jenis hutan ini tidak terdapat di Kota Surabaya sebagai kawasan pesisir yang mengalami perkembangan kegiataan perkotaan yang tinggi. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.50/ Menhut-II/ 2009 mengenai penegasan status dan fungsi Kawasan Hutan menjelaskan bahwa Hutan Produksi yang Dapat Dikonversikan (HPT) merupakan ruang atau kawasan yang dicadangkan untuk digunakan pengembangan transmigrasi, permukiman pertanian, dan perkebunan dengan faktor kelas lereng jenis tanah dan intensitas hujan setelah 111
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
masing-masing dikalikan dengan angka penimbang yang memiliki nilai 124 atau kurang diluar hutan suaka alam dan hutan pelestarian. Maka melihat karaketristik dan bentuk hutan produksi yang ada, maka Kota Surabaya dikatakan tidak memiliki Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) atau Hutan Produksi. b. Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.50/ MenhutII/ 2009 mengenai penegasan status dan fungsi Kawasan Hutan menjelaskan bahwa Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK) adalah areal yang berstatus hutan Negara yang berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi menjadi bukan Kawasan Hutan. Dalam penjelasan mengenai Kawasan Budidaya Non Kehutanan ini yang dimaksud adalah seperti kawasan perkebunan, persawahan, dan pekarangan. Sedangkan untuk Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK) di Kota Surabaya adalah sebagai berikut. Tabel 3. 20 Luas Lahan Hijau Kota Surabaya Luas Areal (Ha) No
Kecamatan Pekarangan
1
Asemrowo
2
Benowo
3
Bulak
4
Dukuh Pakis
5
Gayungan
6
Gubeng
7
Gunung Anyar
8
Jambangan
9
Karangpilang
10
Kenjeran
11
Lakarsantri
12
Mulyorejo
13
Pakal
14
Rungkut
15
Sambikerep
16
Sukolilo
17
Sukomanunggal
18
Tambaksari
19
Tandes
20
Tenggilis Mejoyo
Kolam
Lahan Tidur
Lahan Kayu
Lainlain
-
-
-
-
23,013
-
-
-
-
-
331,451
115
-
10,202
-
53,5
3150m2
15,5
16,3
Ladang
Tambak
Sawah
1.448,44
-
172
-
780,184
66,658
994,532
180,352
130,114
75,45
Padang rumput
930,437 420,4
202
15
0,5
30
28
59,32
95,176
62,8
23,463
60,847
2,5
18,25
110 258,483
20
261,911 530,523 825,9
108,496 15,1
135,6
6,2
865,255
175,52
112
1109,78
212
36,5
420,26
216,057
551,045
640,087
1,2
991,199
17
0,5
149
29,5
1.055,484 177,602
522,354
1,5
218,175
1.833,14
1403
40
728,286
14
20
30
30
69,5
105,73
42,4
26,35 8 691,405
3,4 9,75
909,423 910,82
23
5,38
567,99
21 22
Wiyung Wonocolo
23
Semampir
822,284
12,856
72
609,1 442,84
3,3
245,34
4 8,71
27,95
0,3
112
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Luas Areal (Ha) No
Kecamatan Pekarangan
24
Sawahan
25
Pabean Cantian
Ladang
Tambak
Sawah
Padang rumput
Kolam
Lahan Tidur
Lahan Kayu
Lainlain
693,546
176
392,5
41
Sumber: Dinas Pertanian Kota Surabaya (2011)
c. Budidaya Perikanan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional menjelaskan bahwa penetapan kawasan peruntukan perikanan ditetapkan dengan beberapa kriteria yaitu: Wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan penangkapan, budidaya, dan industri pengolahan hasil perikanan Tidak mengganggu kelestarian lingkungan hidup Sebagai salah satu Kota yang memiliki kawasan pesisir dengan panjang pantai 47,4 km2, maka Kota Surabaya memiliki potensi pengembangan jenis kegiatan di bidang budidaya perikanan terutama budidaya ikan laut. Berdasarkan data yang ada, diketahui bahwa kawasan pesisir tersebut juga menjadi area tangkap ikan yaitu di perairan Teluk Lamong, Selat Madura, dan Pantai Timur Surabaya yang meliputi beberapa daerah di Kota Surabaya, yaitu: Kecamatan Gununganyar: Kelurahan Gununganyar Tambak Kecamatan Rungkut: Kelurahan Wonorejo dan Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Sukolilo: Kelurahan Keputih Kelurahan Mulyorejo: Kelurahan Dukuh Sutorejo, Kelurahan Kalisari, dan kelurahan Kejawan Putih Tambak Kecamatan Bulak: Kelurahan Sukolilo, Kelurahan Kenjeran, dan Kelurahan Kedung Cowek Kecamatan Kenjeran: Kelurahan Tambak Wedi dan Kelurahan Bulak Banteng Kecamatan Krembangan: Kelurahan Mrokrembangan Kecamatan Asemrowo: Kelurahan Kalianak, Kelurahan Greges, dan kelurahan Tambak Langon Kecamatan Benowo: Kelurahan Tambak Osowilangun dan Kelurahan Romokalisari (Sumber: Dinas Pertanian, 2012) Beberapa jenis ikan yang dibudiayakan adalah Ikan Peperek, Manyung, Kakap, Gulamah, Belanak, Teri, Layur, Rajungan, Kepiting, Simping, Kerang darah, Pari, Cumi-cumi, Teripang, Lorjuk, Bandeng, Udang Windu, Udang Vanamei, Udang Purtih, Lele, Nila, patin, Tawes, Mas, Gurami, Mujair, Rumput laut dll. Adapun persebaran kawasan budidaya dapat dilihat pada Gambar 3.26.
113
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Tabel 3. 21 Kawasan Budidaya Perikanan di Kota Surabaya No 1
Kecamatan
Areal (Ha)
Pembudidaya (Orang)
Produksi (Ton)
Gununganyar
228.350
133
576,96
2
Rungkut
543.023
156
1372,03
3
Sukolilo
1.278.375
229
3230,01
4
Mulyorejo
238
91
601,34
5
Bulak
72.713
75
183,72
6
Kenjeran
88.900
60
224,63
7
Semampir
25.750
24
65,06
8
Asemrowo
88.650
20
223,99
9
Benowo
575.900
113
1455,1
Jumlah
3.139,66
901
7932,84
Sumber: Dinas Pertanian Kota Surabaya (2012)
114
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 26 Peta Kawasan Budidaya Perikanan Kota Surabaya
”
115
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
d. Kawasan Penggaraman Sebagai Kota yang memiliki kawasan pesisir, pemanfaatan lahan Kota Surabaya bagian barat pada kawasan Pesisir Utara dapat ditemui tambak garam. Kawasan penggaraman tersebut tepatnya berada pada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Benowo, Kecamatan Asemrowo, dan Kecamatan Tandes. Kondisi eksisting yang saat ini dapat ditemukan adalah berkurangnya luas lahan kawasan penggaraman akibat alih fungsi lahan menjadi kawasan industri dan pelabuhan. Lokasi tambak garam Kota Surabaya berbatasan langsung dengan beberapa jalan besar dan TOL. Kondisi kawasan penggaraman Kota Surabaya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Lihat Gambar 3.27.
Gambar 3. 27 Tambak Garam di kawasan Surabaya Barat
116
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Sumber: Dokumentasi Hasil Survei primer, 2012
e. Kawasan Perindustrian Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri menjelaskan bahwa industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/ atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Sedangkan kawasan industri sendiri merupakan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan srana dan prasrana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional menjelaskan bahwa kriteria penetapan lkawasan industri adalah: Berupa wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri Tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup Tidak mengubah lahan produktif Beberapa tujuan pembangunan Kawasan Industri adalah untuk: Mengendalikan pemanfaatan ruang Meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan Memepercepat pertumbuhan industri di daerah Meningkatkan daya saing industri Meningkatkan daya saing investasi Memberikan kepastian lokasi dalam perencanaan dan pembangunan infrastruktur, yang terkoordinasi antar sektor terkait. Arahan pembangunan industri di Kota Surabaya diarahkan pada industri non polutif yang bertujuan memberikan keunggulan kompetitif dan memperkokoh struktur ekonomi yang juga mengintegrasikan antar sekonomi lainnya. Adapun beberapa jenis sektor industri yang dikembangkan di Kota Surabaya yaitu meliputi: Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMLDE) Industri Kimia Dasar (IKD) Aneka Industri (AI) Industri Kecil (IK) yang memiliki beberapa persyaratan yaitu: Padat Modal Berteknologi Tinggi Non Polutif Arahan pengembangan industri kecil dikembangkan di wilayah permukiman serta wilayah pinggiran kota yang meliputi industri pangan dan sandang, mebel kayu, rotan, dan barang-barang elektronika. Berdasarkan lokasinya, kawasan industri Kota Surabaya sendiri dibedakan menjadi dua yaitu:
117
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Kawasan Industri Perkembangan Kota Surabaya yang pesat juga tidak jauh dari kegiatan perindustrian didalamnya. Perkembangan industri semakin meningkat setiap tahunnya. Kawasan industri di Kota Surabaya terdiri dari Industrial Estate dan Komplek Industri. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan didalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah kota Surabaya dengan arah pengembangan kawasan industri pada wilayah Surabaya Barat yaitu Kecamatan Tandes, Benowo, Asemrowo, Sukomanunggal serta di wilayah Surabaya Timur seperti di Kecamatan Gununganyar dan kawasan Rungkut Industri (SIER) yang berada pada Kecamatan Rungkut, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, dan Kecamatan Gunungayar. Adapun kawasan khusus industri juga terdapat pada wilayah Surabaya Utara yang merupakan kawasan pelabuhan yaitu industri perkapalan (PT. PAL). Luas kawasan yang akan dikembangkan adalah 2.960,39 Ha. Industri Non Kawasan Surabaya merupakan kawasan industri dengan berbagai skala. Konsekuensi dampak yang ditimbulkan dari kegiatan perindustrian merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Beberapa dampak yang ditimbulkan tersebut adalah permasalahan limbah padat dan limbah cair serta polusi udara yang mempengaruhi kualitas lingkungan seperti menurunnya kualitas lingkungan seperti kualitas udara, tanah dan air (air tanah, sungai, dan laut). Untuk meminimalisasikan dampak pencemaran yang terjadi maka perlu dilakukan pengawasan dan manajemen limbah yang tepat seperti penggunaan IPAL Komunal Terpadu mengingat potensi pencemaran yang besar. Namun hal ini belum cukup dalam mengurangi dampak pencemaran hasil kegiatan perindustrian karena industri skala kecil dan menengah sendiri cukup banyak tersebar di Kota Surabaya, sehingga kegiatan perindustrian skala kecil dan menengah juga prioritas yang penting dalam kegiatan pengawasan kegiatan perindustrian. Persebaran kawasan industri dapat dilihat pada Gambar 3.28.
118
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 28 Peta Kawasan Industri Kota Surabaya
119
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
f. Kawasan Perdagangan dan Jasa Sebagai salah satu Kota dengan fungsi kegiatan utama perdagangan dan jasa, Kota Surabaya memiliki pola tersendiri terhadap jenis kegiatan ini. Untuk perdagangan dengan skala pelayanan regional dan kota yang lebih dikenal dengan Central Bussiness District/ CBD antara lain terdapat di daerah Kembang Jepun, Pabean Cantikan, Kapasan, Slompretan, Bubutan, Tegalsari, dan Genteng. Adapun kawasan pendukung pusat kegiatan perdagangan Kota Surabaya yaitu: Kawasan Mayjend Sungkono, kawasan segi delapan Darmo, kawasan Kaliasin, kawasan Kertajaya, kawasan Wonokromo, kawasan Kutisari, dan kawasan Mulyorejo dimana kawasan-kawasan ini merupakan kawasan pendukung CBD pada pusat pelayanan kota. Adapun jenis perdagangan jasa pada kawasan ini beragam seperti bahan makanan, minuman jadi, keperluan rumah tangga, barang dan jasa keperluan transportasi dan komunikasi seperti toko kecil, rumah toko, hingga toserba dan hypermarket. Kawasan perdagangan jasa yang berkelompok berdasarkan spesifikasi tertentu dan bersifat tradisional. Lokasi-lokasi tersebut seperti kawasan Kedungdoro yang spesifikasinya merupakan kawasan bengkel dan jual-beli asesoris dan keperluan kendaraan beroda empat ataupun seperti kawasan Kertajaya yang merypakan kawasan perdagangan jual beli (showroom) mobil. Sedangkan untuk kawasan perdagangan tradisonal adalah seperti Pasar Pabean, Pasar Keputran, Pasar Baluran, Pasar Genteng, dan Pasar Atom. (Sumber: Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya, 2011) Untuk kegiatan jasa, bertujuan khusus untuk mendukung kegiatan-kegiatan fungsi lainnya terutama kegiatan perdagangan. Kawasan jasa utama di Central Bussiness District (CBD), di Sub City Center tersebar di wilayah Surabaya Barat dan Timur dengan arahan pengembangan pada jalan-jalan utama Kota Surabaya yaitu Jalan A. Yani, Jalan Diponegoro, Jalan Darmo, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Pemuda, Jalan Panglima Sudirman. Berikut ini beberapa gambaran kegiatan perdagangan dan jasa di Kota Surabaya. Lihat Gambar 3.29 dan 3.30.
Gambar 3. 29 Kawasan Perdagangan dan Jasa di Surabaya Utara
120
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 30 Kawasan Perdagangan dan Jasa Modern di Pusat Kota Surabaya
Untuk mengetahui persebaran kegiatan perdagangan dan jasa utama yang ada di Kota Surabaya, dapat dilihat berikut ini merupakan peta pola kegiatan perdagangan dan jasa di kota Surabaya. Adapun persebaran kawasan perdagangan dan jasa dapat dilihat pada Gambar 3.31.
121
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 31 Peta Kawasan Perdagangan dan Jasa Kota Surabaya
122
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
g. Kawasan Fasilitas Umum Fasilitas umum merupakan kawasan yang menunjang aktivitas/ kegiatan masyarakat. Luas fasilitas umum yang ada di Kota Surabaya terdiri dari fasilitas pendidikan, peribadatan, perkantoran, kesehatan, bangunan umum, dan olahraga. Luas total lahan fasilitas umum Kota Surabaya yaitu seluas 1194,15 Ha. Fasilitas Pendidikan Pemanfaatan ruang untuk fasilitas pendidikan yang ada di Kota Surabaya terdiri dari beberapa jenis yaitu Taman Kanak-kanak ataupun Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar/sederajat, Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ sederajat, Akademi Pendidikan, Balai Latihan Keterampilan, Kursus/ Bimbingan Belajar, dan Perguruan Tinggi dengan sebaran lokasi fasilitas pendidikan yang didominasi tersebar di tengah kawasan permukiman penduduk.bentuk fasilitas pendidikan di Kota Surabaya juga terdiri dari dua bentuk yaitu fasilitas pendidikan dalam bentuk komplek maupun terpisah. Adapun distribusi fasilitas pendidikan sendiri disesuaikan dengan jumlah penduduk. Distribusi fasilitas pendidikan pra sekolah sampai Sekolah Dasar tersebar merata di setiap kelurahan dan sei setiap unit lingkungan. Untuk fasilitas Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Umum pola distribusinya menyesuaikan dengan jumlah penduduk di sebuah Kecamatan. Kemudian untuk fasilitas pendidikan jenjang perguruan tinggi baik negeri dan swasta, secara makro memusat pada kawasan Surabaya Timur yaitu seperti ITS, Universitas Airlangga, Universitas Muhammadiyah Surabaya, ITATS, UPN Veteran, Universitas Surabaya, Universitas Tujuh Belas Agustus, dll. Di Surabaya Selatan terdapat Universitas Pelita Harapan, IAIN Sunan Ampel dan Universitas Kristen Petra. Sedangkan di Suraba Barat terdapat Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Ciputra. Peta persebaran kawasan fasilitas pendidikan yang ada di Kota Surabaya beserta distribusimya dapat dilihat pada Gambar 3.32.
123
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 32 Peta Lokasi Kawasan Pendidikan Kota Surabaya
124
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Fasilitas Kesehatan Fasilitas Kesehatan yang terdapat di Kota Surabaya terdiri atas beberapa jenis yaitu seperti rumah bersalin, apotek, tempat praktek dokter, klinik, bidan, dan rumah sakit baik umum maupun swasta. Umumnya penyediaan fasilitas kesehatan bertujuan untuk menunjang dan memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Surabaya dengan skala lingkungan. Adapun fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Surabaya yang melayani tingkat pelayanan regional sampai nasional yaitu seperti Rumah Sakit Haji, Rumah Sakit Husada Utama, Rumah Sakit Dr. Soetomo, Rumah Sakit AL Dr. Ramelan, Rumah Sakit Polda Bhayangkara, Rumah Sakit Dr. Moh. Soewandi, dll. Sedangkan fasilitas kesehatan dengan skala Kecamatan berupa Puskesmas tersebar merata pada setiap kecamatan. Sedangkan untuk jenis fasilitas kesehatan skala kelurahan di Kota Surabaya adalah posyandu. Peta persebaran fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surabaya dapat dilhat pada Gambar 3.33.
125
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 33 Peta Lokasi Fasilitas Kesehatan Kota Surabaya
126
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Fasilitas Perkantoran Surabaya merupakan kota yang menjadi kawasan pusat perkantoran baik swasta maupun pemerintahan. Fasilitas perkantoran di Kota Surabaya umumnya cenderung berada dan mendekati pusat kota yang umumnya juga mendukung kegiatan pemerintahan yang bersifat formil. (Sumber: BAPPEKO, 2011) Distribusi fasilitas perkantoran secara makro tersebar pada pusat kota dan Surabaya Selatan. Dilihat dari sisi lingkungan, kegiatan perkantoran tentu memanfaatkan lahan dalam memfasilitasi kegiatannya, seperti gedung perkantoran. Berkurangnya lahan berupa Ruang Terbuka merupakan tantangan tersendiri dalam pembangunan Kota Surabaya. Dimana Ruang Terbuka memiliki banyak manfaat penting dalam menunjang keseimbangan ekologi dan ekosistem lingkungan. Fasilitas Peribadatan
Pemanfaatan ruang untuk fasilitas peribadatan di wilayah perencanaan terdiri dari masjid, mushola/langgar, gereja, vihara, dan klenteng. Skala pelayanan lingkungan biasanya berupa masjid, musholla/langgar, dan gereja. Sedangkan vihara/klenteng skala kota. Untuk distribusi fasilitas ibadah masjid dan mushola tersebar pada unitunit masyarakat di sebuah perumahan atau perkampungan. Sedangkan untuk Gereja terdapat pada lingkup kecamatan. Fasilitas utama peribadatan Masjid terletak pada kawasan Surabaya Selatan, tepatnya sekitar Pagesangan yakni Masjid Agung Surabaya. Untuk fasiltas peribadatan gereja pada umumnya terletak di kawasan Raya Darmo, untuk gereja yang teridentifikasi memiliki skala besar adalah berada di Jalan Polisi Istimewa yaitu Gereja Santa Maria. h. Kawasan Khusus Kawasan khusus merupakan kawasan yang memiliki fungsi khusus yang bersifat spesifik sehingga dalam penanganannya juga harus spesifik dan disesuaikan dengan karakternya, di Kota Surabaya sendiri terdapat beberapa kawasan khusus seperti: 1). Kawasan Militer Kawasan khusus militer Pangkalan Armatim AL di Ujung – Tanjung Perak Surabaya Kodikal AAL pada Kecamatan Krembangan Armatim di Kawasan Ujung Kodam V Brawijaya di Kecamatan Dukuh Pakis Kawasan Militer Gunungsari Bumi Marinir di Karang Pilang Berikut ini merupakan beberapa dokumentasi kawasan khusus militer yang ada di Kota Surabaya. 2). Kawasan Pelabuhan Kawasan pelabuhan Tanjung Perak merupakan satu-satunya kawasan pelabuhan yang tergolong sebagai kawasan khusus di Kota Surabaya. Adapun digolongkannya kawasan pelabuhan Tanjung Perak merupakan kawasan khusus di kota Surabaya 127
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
adalah karena besarnya peran dan fungsi pelabuhan sebagai pintu gerbang arus keluar masuknya barang dan orang dari dan ke Surabaya dengan skala Regional, Nasional dan Internasional. Adapun peningkatan yang terjadi di pusat kegiatan Pelabuhan Tanjung Perak di kota Surabaya, antara lain: Meningkatnya arus bongkar muat barang dengan rata-rata 14,5% setiap tahun Meningkatnya jumlah kunjungan kapal dengan rata-rata 2,96% setiap tahun Meningkatnya arus keluar peti kemas dengan rata-rata 29,6% setiap tahun. Dengan kondisi eksisting ini maka diperlukan adanya pengembangan kawasan khusus pelabuhan ini yaitu seperti perluasan dermaga untuk area tambatan kapal dan area terminal peti kemas. (Sumber: BAPPEKO, 2011)
128
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
i. Kawasan Pariwisata Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional menjelaskan bahwa penetapan kriteria kawasan pariwisata adalah: Memiliki objek dengan daya tarik wisata Mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan alam, dan lingkungan Pengembangan pariwisata di Kota Surabaya dalam mendukung fungsi Surabaya sebagai kota pariwisata adalah penggalian sebanyak mungkin serta peningkatan kualitas obyek wisata yang sudah ada dan dimiliki Surabaya untuk menarik lebih banyak wisatawan, peningkatan industri jasa yang berkaitan dengan kepariwisataan seperti perhotelan, restoran, biro perjalanan, dan juga informasi pariwisata, pendidikan kepariwisataan, serta sarana dan prasarana transportasi ke obyek wisata. Dan yang juga tidak kalah pentingnya adalah mengkaitkan Surabaya dengan obyekobyek wisata regional sebagai upaya untuk mengembangkan obyek wisata di Surabaya. Kota Surabaya mempunyai obyek wisata potensial yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Kawasan kota lama dan bangunan kuno selayaknya dikembangkan dengan mempertahankan keaslian bentuk bangunan, suasana, dan lingkungan. j. Sektor Informal Tidak dapat dipungkiri, bahwa dengan munculnya Pedagang Kaki Lima (PKL) ini menjaga kestabilan perputaran uang yang cukup berarti di kalangan masyarakat kelas bawah, sebagai pelaku ekonominya. Disisi lain, bermunculannya PKL mengakibatkan wajah kota menjadi lebih suram hal ini dikarenakan mereka muncul di tempat-tempat strategis pembeli tanpa mengindahkan aspek-aspek yang lain, misalkan kelancaran lalu lintas, keindahan kota, kenyamanan dan keamanan, serta perencanaan tata kota. Kebanyakan PKL berjualan di tempat yang mendekati fasilitas umum seperti jalan raya, sekolah, pasar, rumah sakit, terminal dan sebagainya. Rata-rata mereka berjualan makanan dan minuman. PKL terdapat di setiap kecamatan dengan jumlah total pada tahun 2008 tercatat sebanyak 14.975 PKL dengan jumlah terbanyak berada di Kecamatan Genteng sebanyak 2.864 PKL. Fenomena pertumbuhan sektor informal ini yang memerlukan penanganan khusus Dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomi non formal yang dikembangkan antara lain berupa penataan Pedagang Kaki Lima. Jika memungkinkan sentraliasi PKL ini ditampung dalam suatu lokasi khusus yang difasilitasi sedemikian rupa agar mereka dapat berkaktifitas dengan lancar dan tertata rapi. Pengembanan kawasan ini akan dapat memiliki banyak hal positif bagi perkembangan kota baik dari segi spasial maupun ekonomi antara lain : Mampu sebagai wadah pengembangan dan penataan sektor informal kecamatan, agar dapat memberikan kontribusi positif bagi kecamatan. Mampu sebagai salah satu daya tarik kota (wisata kota) yang dapat dijangkau semua kalangan. 129
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Mampu memberikan pemasukan bagi PAD melalui penarikan retribusi perdagangan dan parkir. Mampu menyerap tenaga kerja, sehingga secara bertahap dapat mengurangi angka pengganguran kota dan diharapkan akan dapat mengurangi permasalahan sosial kota.
k. Permukiman Berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional menjelasakan bahwa kriteria penetapan kawasan peruntukan permukiman yaitu: Berada diluar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana Memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat diluar kawasan Memiliki kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas pendukung Kawasan perumahan atau permukiman merupakan kawasan yang pemanfaataannya berfungsi sebagai tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Pengembangan kawasan permukiman bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat dan atau untuk permukiman kembali (resettlement) sebagai akibat dari pembangunan prasarana dan sarana kabupaten. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 dijelaskan bahwasannya perumahan dan kawasan permukiman merupakan satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran serta masyarakat. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Pada Kawasan Industri, Perdagangan, Perumahan, dan Permukiman dijelaskan bahwa permukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, yang berupa kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Kawasan permukiman dibedakan menjadi dua yaitu kawasan permukiman pedesaan dan kawasan permukiman perkotaan. Kawasan permukiman pedesaan yaitu kawasan permukiman yang memiliki karakteristik sebagai berikut: Sifat dan karakteristik lingkungan permukiman masih mecirikan tata dan lingkungan rural Luas penggunaan ruang untuk perumahan di lingkungan permukimannya adalah 500 m² Lingkungan kegiatan usaha didominasi oleh sektor pertanian Interaksi pergerakan masih rendah dan sangat dipengaruhi oleh interaksi hubungan eksternal Kawasan permukiman kawasan perkotaan adalah kawasan yang difungsikan sebagai pusat pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi perkotaan, 130
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
dan sebagai tempat pemusatan penduduk yang ditunjang dengan adanya penyediaan sarana dan prasarana perkotaan sesuai dengan hirarki dan fungsinya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) mengatur penetapan kawasan permukiman/perumahan, sedangkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2006 tentnag Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi memuat rencana pengembangan kawasan permukiman skala besar di Kota Surabaya yaitu di sekitar Kawasan Kaki Jembatan Suramadu dan sepanjang jalur arteri penghubung Surabaya-Malang. Jenis perumahan/permukiman yang ada di Kota Surabaya sendiri terklasifikasi menjadi dua yaitu perumahan formal dan informal. Perumahan formal yaitu jenis perumahan yang didirikan oleh pengembang dan/atau pemerintah, seperti rumah susun, perumnas, real estate, apartemen, rumah toko (ruko), dan perumahan militer. Sedangkan perumahan informal adalah perumahan yang dibangun dengan swadaya masyarakat seperti rumah perkampungan dengan kondisi baik dan tertata maupun dengan kondisi kumuh atau bahkan berstatus hunian liar. Luasan kawasan permukiman di Kota Surabaya adalah sebesar 38,14% dari luas Kota Surabaya secara keseluruhan. Distribusi permukiman/perumahan paling sedikit berasal di kawasan Surabaya Barat yaitu sebesar 2%. Kemudian distribusi permukiman tersbesar ada di kawasan Surabaya Timur dengan prosentase sebesar 12%. Dalam memprediksikan kebutuhannya, digunakan beberapa asumsi pendekatan pengembangan permukiman sebagai alat ukurnya yaitu: Standar kebutuhan perumahan didasarkan pada asumsi bahwa setiap keluarga memerlukan sebuah rumah Dalam satu keluarga terdiri dari 4 anggota Komposisi pembagian kavling bangunan mempegunakan ketentuan perbandingan 1 : 3 : 6 dengan penjelasan 1 unit kavling besar, 3 unit kavling sedang, dan 6 unit kavling kecil. Berdasarkan asumsi diatas maka ditentukan dahulu jumlah kepala keluarga di wilayah Kota Surabaya. Dari data yang diperoleh bahwa tiap Kepala Keluarga beranggotakan 5 individu. Sehingga dalam menentukan jumlah KK maka digunakan analisa perhitungan jumlah penduduk dibagi dengan jumlah anggota keluarga. Untuk menentukan jumlah unit rumah dan luasan yang diperlukan maka dipergunakan ketentuan SKB Menteri Dalam Negeri No. 648-384/1992, No. 839-KPTS-1992, dan No/009/KPTS/1992 dan No/009/KPTS/1992 mengenai pengaturan kavling/ blok permukiman, yaitu dengan detail teknis: Rumah kavling kecil seluas 50m2 – 200 m2 Rumah kavling sedang seluas 200m 2– 300 m2 Rumah kavling besar seluas 300m2 – 500m2 Dibawah ini dapat dilihat bentuk-bentuk/ jenis permukiman eksisting yang ada di Kota Surabaya sendiri seperti penjelasan diatas yaitu: 131
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 34 Bentuk Permukiman Kota Surabaya Sumber: Hasil Dokumentasi Survei Primer (2012)
132
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
Gambar 3. 35 Peta Kawasan Permukiman Kota Surabaya
133
PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012
134