SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA
BAB III HANDLING TERNAK RIMINANSIA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017
3 Kompetensi Inti
HANDLING TERNAK RUMINANSIA :
Menguasai Materi, Stuktur Konsep dan Pola Pikir Keilmuan Yang Mendukung Mata Pelajaran Agribisnis Ternak Ruminansia
Kompetensi Dasar
:
Uraian Materi
:
Menerapkan Handling Pada Ternak Ruminansia
3.1 Deskripsi Handling merupakan suatu upaya penanganan yang dilakukan oleh manusia kepada ternak, dengan tujuan mengendalikan ternak sesuai dengan yang kita inginkan tanpa menyakiti ternak tersebut. Handler yang baik memahami tentang behaviour (perilaku) ternak. Perilaku ternak sudah dibahas pada Bab 2. Handling adalah suatu cara atau teknik menangani ternak. Handling diperlukan untuk mempermudah penanganan ternak, baik di lapangan maupun di dalam kandang, menghindarkan kerugian yang disebabkan oleh ternak, menjamin keamanan ternak itu sendiri, mempermudah 1
penanganan sehari – hari, seperti pemotongan kuku, tanduk, pemberian tanda, pencukuran bulu, pengukuran/penimbangan, pada saat akan memotong ternak, pada saat akan koleksi semen.
3.2 Penerapan handling 3.2.1 Pada saat menuntun sapi dewasa yang jinak Ternak sapi yang jinak dapat dituntun tanpa menggunakan tali – temali, yaitu dengan cara menarik hidungnya ke atas. Tangan kanan mencengkram sekat hidung (septum nasal) sapi. Caranya, ibu jari dimasukkan ke lubang hidung sapi sebelah kanan, sedangkan telunjuk dimasukkan ke lubang hidung sapi sebelah kiri. Tangan kiri memegang tanduk atau telinga sapi tersebut dengan erat. 3.2.2 Pada saat menuntun sapi muda yang jinak Cara menunutun sapi yang lebih muda dan juga jinak (pedet atau heifer muda) cukup mudah. Tangan kanan mencengkram dagu (bagian bawah mulut) sapi, sedangkan tangan kiri memegang erat tanduk atau telinga sapi 3.2.3 Pada saat menuntun sapi dewasa yang agak ganas Cara menuntun ternak sapi yang telah dewasa dan agak ganas memerlukan penanganan dengan bantuan tali atau tambang yang ditusukkan atau di tendok melalui sekat hidungnya. Penusukkan sekat hidung sapi dewasa umumnya dilakukan dengan menggunakan tang penusuk hidung (nose punch) yang telah diolesi antiseptik terlebih dahulu untuk menghindari infeksi. Setelah sekat hidung sapi berlubang, dipasang cincin bertali untuk menuntun ternak sapi tersebut.
Ketika tali ditarik, sapi akan merasa
kesakitan sehingga sapi akan mengikuti denagan patuh kemana saja sapi tersebut dituntun. Lama – kelamaan setelah terbiasa, apabila tali pengikat hidungnya dipegang (meskipun tanpa ditarik terlebih dahulu) sapi akan segera bergerak mengikuti si penunutun. Cara lain untuk penarikan hidung ternak sapi adalah dengan menggunakan penarik hidung (nose lead). Sekat hidung sapi tidak perlu ditusuk. Alat penarik hidung ini cukup dipasangkan. Kunci yang ketat pada alat ini akan menekan hidung sapi sehingga sapi dapat ditarik. Alat ini digunakan untuk menarik sapi agar terdongak ke atas,
2
misalnnya pada saat sapi akan disuntik intravena, pemeriksaan kesehatan atau pada saat melakukan potong kuku.
3.2.4 Pada saat menuntun sapi tanpa tendok Cara selanjutnya untuk menuntun ternak sapi tanpa menggunakan alat penarik hidung atau di tendok yaitu hanya dengan menggunakan tali. Penanganan atau penuntunan dengan cara ini bersifat sementara saja, dilakukan hanya pada saat diperlukan dengan pengikatan pertama melalui leher sapi. Pengikatan leher perlu dipelajari dan diperhatikan dengan seksama. Pengikatan ujung tali sebaiknya tidak mudah lepas atau tidak membahayakan sapi yang diikat. Pengikatan ujung tali yang tidak benar akan mengakibatkan leher sapi tercekik. Pengikatan leher harus longgar, ujungnya harus terikat ketat tetapi harus mudah dilepaskan kembali. Setelah leher sapi diikat, tali diputarkan dan diikatkan tepat di atas hidung sapi, kemudian dilingkarkan ke bagian dagu. Dengan demikian, apabila sapi dituntun atau ditarik, tali tersebut akan mengikat dengan erat 3.2.5 Pada saat Pemotongan Kuku (Hooves Trimming) Kuku yang tumbuh panjang dapat menghambat aktivitas ternak (seperti naik turun kandang pada domba dan kambing, berjalan untuk mendapatkan makanan dan minum, berdiri sewaktu melakukan proses perkawinan), dapat mengakibatkan kedudukan tulang teracak menjadi salah sehingga titik berat badan jatuh pada teracak bagian belakang, mudah terjangkit penyakit kuku, dan dapat mengakibatkan kepincangan pada ternak. Upaya untuk menjaga agar kedudukan kuku tetap serasi, maka setiap 3-4 bulan sekali dianjurkan untuk melakukan pemotongan kuku secara teratur, terutama kuku kaki bagian belakang. Sebab kuku kaki depan lebih keras dibandingkan bagian belakang yang selalu basah terkena air kencing dan kotoran. Tetapi dari segi kecepatan pertumbuhan, kuku kaki belakang maupun kaki depan memiliki kecepatan tumbuh yang sama, sehingga baik kuku belakang maupun kuku kaki depan perlu dilakukan pemotongan secara teratur. Tujuan pemotongan kuku adalah untuk menanggulangi masalah penyakit kuku dan menjaga keseimbangan gerak ternak pada saat berdiri. Pemotongan kuku dapat dilakukan dengan cara merebahkan ternak terlebih dahulu, atau pada industri yang sudah maju dapat menggunakan kandang jepit. 3
3.3 Teknik Merebahkan Ternak 3.3.1 Merebahkan Sapi pedet Dekatilah pedet, sudutkan dan peganglah pada leher dan pantatnya agar pedet tidak bergerak maju atau mundur, kemudian tangan pemegang leher dilepaskan untuk kemudian memegang lutut kaki kanan lewat atas bahu. Selanjutnya tekuk lutut sedikt mengukit dan tarik anak sapi ke arah tubuh kita, dengan demikaian pedet akan meluncurkan ke tanah dan berbaring pada salah satu sisinya.
3.3.2 Merebahkan sapi dewasa Merobohkan ternak sapi yang dewasa cukup sulit dan memerlukan cara temali yang agak rumit. Teknik Merebahkan Model 1. Setelah ditambatkan di batang pohon atau patok yang kokoh, tali yang telah disediakan diikatkan pada tali yang melingkar di leher. Kemudian ditarik hingga ke belakang punuk atau bagian belakang kaki depan. Tali dilingkarkan ke tubuh, disimpul di bagian samping kiri punggung. Ditarik ke belakang lagi hingga batas depan kaki bagian belakang, dilingkarkan ke tubuh, kemudian disimpul di bagian samping kiri punggung belakang. Dengan teknik model ini, hanya dibutuhkan satu orang saja untuk merebahkannya, dengan cara menarik tali dari belakang tubuh saja. Teknik Merebahkan Model 2. Model kedua adalah dengan melingkarkan tali di bagian depan punuk, menyilang ke bawah hingga di depan kedua kaki sapi. Tali ditarik ke bagian punggung secara menyilang lagi, kemudian ditarik ke belakang melalui selangkangan kaki belakang sapi. Model ini terkadang berisiko membuat kaki sapi menyepak ke belakang ketika ditarik melalui selangkangannya
3.4 Menguasai sapi di lapangan Handling ruminansia besar berbeda dengan handling ruminansia kecil. Handling ruminansia besar harus dikerjakan dengan terampil, dalam hal ini, dukungan pengetahuan yang berkaitan erat dengan cara penanganan, misalnya cara menggunakan tali atau tambang, cara mengikat, serta cara menggunakan alat bantu (tongkat) perlu dipahami terlebih dahulu, mengingat ruminansia besar memiliki tenaga yang lebih kuat 4
daripada manusia, memiliki tanduk yang berbahaya bagi keselamatan orang yang akan menangani, mempunyai sifat suka menendang, serta memiliki tubuh yang berlipat ganda beratnya dibadingkan dengan peternaknya sendiri. Hal-hal yang perlu di perhatikan pada waktu melakukan handling ternak sapi adalah : 1. Perlu diusahakan datang dari arah depan ternak secara perlahan-lahan sehingga ternak bisa melihat kedatangan kita dan tidak terkejut. 2. Bila ada tali pengikatnya, dekatilah ternak secara pelan-pelan dan usahakan bisa memegang talinya. Kemudian tenangkan ternak dengan cara menepuk-nepuk tubuhnya. Agar sapi mau di giring kekandang, maka saudara harus berada disamping ternak. 3.5 Menguasai sapi dalam kandang 1) Jika ada tali pengikatnya, dekati ternak secara pelan-pelan agar tidak terkejut. Peganglah talinya dan usahakan untuk bisa merapatkan diri dengan ternak, lalu tepuk-tepuklah punggungnya secara halus. Kemudian ikatlah tali pada cincin pengikat yang ada. 2) Jika tidak ada tali pengikatanya, terlebih dahulu dekatilah ternak perlahan-lahan agar ternak menjadi lebih tenang, baru kemudian pasangkan tali pengiktnya pada leher.
3.6 Keuntungan yang diperoleh dari cara penanganan sapi yang baik 3.6.1 Meningkatkan produktivitas Menangani sapi dengan benar akan mengurangi stress pada sapi sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik. Contoh: lantai yang tidak licin dan tidak bersudut tajam, dapat mengurangi kemungkinan cedera seperti patah tulang, memar dan luka sobek yang akan berakibat pada berkurangnya selera makan sapi yang akan berpengaruh juga pada hasil produksi. 3.6.2 Mengurangi biaya tenaga kerja Bila anda memiliki fasilitas peralatan dan perlengkapan kerja yang memadai, untuk memelihara sapi dengan jumlah sekitar 10-15 ekor akan dapat anda kerjakan sendiri. Dengan sistem penanganan yang efisien akan memudahkan anda untuk mengatur pergerakan, pemeliharaan dan pemantauan sapi.
5
3.6.3 Meningkatkan Keamanan Kerja Sistem penanganan ternak yang baik akan mengurangi resiko anda dari terjangan sapi karena bisa dipastikan bahwa sapi akan bergerak dengan tenang, teratur dan rapi. 3.6.4 Menjaga Kesehatan ternak Perlakuan yang lembut, pergerakan yang teratur, kemudahan dalam pemeliharaan dan pemantauan, sapi akan terhindar dari resiko cedera serta stress. Maka kesehatan sapi akan terjaga dengan baik.
6