BAB III GEOLOGI DAERAH LEPAS PANTAI UTARA MADURA Lapangan ini berada beberapa kilometer ke arah pantai utara Madura dan merupakan bagian dari North Madura Platform yang membentuk paparan karbonat selama Oligosen Akhir-Miosen Awal. Walaupun banyak penemuan reservoir karbonat seperti pada umur Oligosen Akhir (Ngimbang), Miosen Awal (Kujung), dan Miosen Tengah (Rancak), namun reservoir utama pada lapangan ini hanyalah karbonat pada Kujung I. Lapangan ini bertempat kira-kira 3 km kearah pantai Utara Pulau Madura. Ekplorasi sumur dilakukan pada tahun 2003.
3.1
Struktur Geologi Korelasi / picking horizon seismik bertujuan untuk mengetahui kemenerusannya
secara lateral. Di bawah ini terdapat contoh peta lintasan seismik pada inline 576 dalam domain kedalaman (Gambar 3.1) dan peta lintasan seismik crossline 2601 (Gambar 3.2). Peta ini memperlihatkan seismik pada marker KUJ1000 dan horizon log pada sumur A2. Pola refleksi yang dapat dilihat adalah onlap. Pola refleksi tersebut secara geologi dapat menunjukkan bidang perlapisan dan proses pengendapan yang terjadi. Sebagai hasil dari picking seismik pada horizon Kujung 1 ini, maka dibuatlah peta bawah permukaan (Gambar 3.3) yang bertujuan untuk mengetahui struktur yang berkembang, lingkungan pengendapan, dan arah perubahan lingkungan pengendapan. Peta ini merupakan media awal dalam kegiatan eksplorasi maupun pengembangan suatu lapangan. Peta ini adalah peta struktur bawah permukaan yang mencerminkan kondisi batas atas reservoir, yaitu peta kedalaman struktur bawah permukaan marker KUJ1000.
16
B
T
Gambar 3.1 Peta lintasan seismik inline 576 dalam domain kedalaman U
S
Gambar 3.2 Peta lintasan seismik crossline 2601 dalam domain kedalaman 17
Gambar 3.3 Peta Struktur Kedalaman Top Kujung I Dari peta di atas dapat dilihat bahwa terdapat sesar yang berarah barat-timur. Jika mengacu pada struktur regional daerah ini, sesar tersebut adalah bagian dari sesar normal pada North MaduraPlatform. 3.2
Stratigrafi Pengendapan pada daerah Paparan Madura ini didominasi oleh batugamping dan
dipengaruhi oleh transgresi dan regresi. Regresi terus berlanjut pada Miosen Awal, dimana aktivitas tektonik kembali tenang (stabil). Pengendapan Satuan batuan Kujung I berupa karbonat platform dan karbonat terumbu terjadi pada masa ini. Selanjutnya terjadi transgresi dan pengendapan formasi Rancak pun dimulai.
18
3.2.1 Litostratigrafi Tatanan stratigrafi daerah penelitian ini (Gambar 3.4) dari tua ke muda pada daerah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Formasi Kujung I Berdasarkan data batuan inti pada sumur dua yang dilakukan pada interval 4270’-4312’., Formasi Kujung dicirikan oleh batugamping yang menerus dan terdapat lapisan shale dengan ketebalan sekitar 10 cm pada kedalamn 4275 ft dan 4287 ft. Batu gamping yang ditemui umumnya berwarna putih-coklat dan mengandung fosil. Terdapat pelarutan karst secara vertical (vadose) dan mengandung lempung. Pelarutan tersebut menghasilkan klastik breccia. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap sayatan tipis, Formasi Kujung interval 4270,1’-4312’ dapat dibagi menjadi tiga kelompok fasies. Penaman fasies menggunakan Dunham (1962) dan Embry & Klovan (1971). Tiga kelompok fasies tersebut yaitu : Foram -algae packestone (4270’-4276,1’) Umumnya mengandung rhodolith dan branching red algae yang tepilah baik. Foram dan red algae mendominasi. Sementasi oleh sparry kalsit yang menggantikan matriks asalnya. Porositas yang hadir adalah vuggy dan biomoldik. Cangkang lain yang ditemukan adalah moluska, gastropoda dan kemungkinan green algae. Kandungannya adalah foram 30%, red algae 25%, cangkang lain 5%, sparry kalsit 20%, porositas 10%, matriks 10%
19
0.5 mm
Gambar 3.4 Fasies Foram-algae packestone (sumur 2, pada kedalaman 4270’) Rhodolith-foram grainstone (4276’-4309,1) Fasies ini dicirikan oleh dominasi rodolith yang berukuran mulai dari 1mm sampai lebih besar dari 1cm. Selain itu terdapat masukan pasir kasar berupa foram amphistegina dan bercampur dengan alga dan moluska. Tersementasikan baik oleh sparry kalsit. Porositas sangat baik dan saling berhubungan. Porositas yang ditemukan berupa porositas moldik dan vuggy. Stilolit umumnya hadir berasosiasi dengan lapisan argillaceous. Kandungannya adalah rhodolith 30%, porositas 20-25%, foram 25%, cangkang lain 5%, sparry kalsit 12%, clay 2-3%
20
0.5 mm
Gambar 3.5 Fasies Rhodolith-foram grainstone yang didominasi oleh rodolith dan foram. (sumur 2, pada kedalaman 4276’) Foram-algae packstone (4309’-4312’) Fasies ini terletak di bagian bawah yang dicirikan oleh dominasi oram yang terpilah baik, fragmen branching red algae yang berukuran relatif sama, sedikit fragmen echinodermata dan moluska. Foram menunjukkan orientasi yang kuat dan orientasi terbesar adalah di sekeliling stilolit yang merupakan hasil dari kompaksi. Stilolit umumya adalah karbonan. Spar cement menempati sekeliling matriks mikrit. Kandungannya adalah foram 35%-40%, red algae 15-20%, cangkang lain 5-10%, semen mikrit 20-25%, spar kalsit 10-15%, pyrit 1-2 %, dan porositas 10%.
21
0.5 mm
Gambar 3.6 Fasies foram-algae packstone didominasi oleh kehadiran foram dan terdapat stilolit. (sumur 2, pada kedalaman 4312’) 2. Formasi Rancak Formasi Rancak terdiri dari interkalasi batugamping, batulempung, beberapa
batupasir, dan batulanau. Dalam penamaan formasi, seringkali terjadi perbedaan penamaan termasuk pada formasi ini. Formasi ini juga dikenal dengan Formasi Tuban. Batugamping unit Rancak dapat dibedakan ke dalam fasies energi tinggi dan energi rendah. Karbonat energi tinggi sepanjang Madura shelf didominasi oleh fasies reef.
22
Gambar 3.7 Litostratigrafi daerah penelitian 3.2.2 Biostratigrafi Laporan analisis biostratigrafi dilakukan oleh PT. Eksindo Pratama dan hasil analisis tersebut digunakan untuk melengkapi hasil analisis reservoir pada interval penelitian. Pelaksanaan dari metoda ini ialah sebagai analisis pendukung dari metodametoda yang akan dilakukan selanjutnya. Berdasarkan zonasi foraminifera planktonik, umur sedimen interval ini berada pada zona N4-N5 (Gambar 3.8) yang dicirikan oleh keberadaan Globigerinoides primordius (N4-N5) pada hampir di setiap lapisan dan kemunculan Globigerinoides spp. (N4-Recent). Dan berdasakan zonasi foraminifera besar, lapisan ini berumur Upper Te, yang ditandai dengan kehadiran Spiroclypeus spp. (Lr.-Ur. Te), Lepidocyclina (E) spp. (Td-Ur. Te), Mn. globulina (Ur. Te-Lr. Tf). Sehingga dapat disimpulkan bahwa umur lapisan ini adalah Miosen Awal. Lingkungan pengendapannya adalah shallow inner 23
neritic – shallow middle neritic. Dan di atasnya diendapkan formasi Rancak yang diendapkan pada deep inner neritic- shallow inner neritic.
Rancak
Spiroclypeus spp. (Lr.-Ur. Te),
4260
4270
Spiroclypeus spp. (Lr.-Ur. Te), Mn. tani (Ur. Te, Adams, 1984) Lepidocyclina (E) spp. (Td-Ur. Te), Spiroclypeus spp. (Lr.-Ur. Te), Mn. tani (Ur. Te, Adams, 1984)
Kujung I
4290
Globigerinoides spp. (N4-Recent)
Gg. ciperoensis (P22-N5), Gs. altiaperturus (N5-N7) Gs. primordius (N4-N5), Gg. ciperoensis (P22-N5)
4300
Cx. dissimilis (P20-N6) Globoquadrina dehiscens (N5N18)
Upper-Te
4280
N4-N5
Gs. primordius (N4-N5)
Lepidocyclina (E) spp. (Td-Ur. Te), Mn. tani (Ur. Te, Adams, 1984), Mn. globulina (Ur. Te-Lr. Tf)
Lepidocyclina (E) spp. (Td-Ur. Te), Spiroclypeus spp. (Lr.-Ur. Te), Mn. tani (Ur. Te, Adams, 1984), Mn. globulina (Ur. Te-Lr. Tf), Mn. thecideaeformis (Ur. Te-Lr. Tf) Lepidocyclina (E) spp. (Td-Ur. Te), Spiroclypeus spp. (Lr.-Ur. Te), Mn. globulina (Ur. Te-Lr. Tf), Mn. thecideaeformis (Ur. Te-Lr. Tf) Lepidocyclina (E) spp. (Td-Ur. Te)
Gambar 3.8 Ringkasan data biostratigrafi Sumur 2 ( PT. Eksindo Pratama)
Standar dalam pengkategorian mikrofasies (SMF) telah diperkenalkan oleh Wilson (1975), dimana telah dikelompokkan tipe utama mikrofasies sebagai model dari semua mikrofasies karbonat yang ada. Mikrofasies dipisahkan oleh facies belts yang 24
Middle neritic dangkal
Foraminifera besar
Gs. primordius (N4-N5)
Miosen Awal
Inner Neritic dangkal
Kedalaman
Formasi
Umur
Plankton
Inner neritic dalam
Lingkungan pengendapan
Zonasi
nantinya dipakai untuk menetukan model pengendapan batuan karbonat. Berdasarkan karakteristik fasiesnya yang berupa fasies packstone dan grainstone, maka lingkungan pengendapannya adalah pada daerah yang memiliki energi tinggi, yaitu pada tepi paparan (shelf edge) (Gambar 3.9).
Gambar 3.9 Lingkungan pengendapan (Wilson, 1975)
25
26