BAB III DESAIN RISET
Dalam bab ini akan dibahas metodologi penelitian yang digunakan, unit analisis yang digunakan, data yang mendukung penelitian, pengumpulan data, lokasi penelitian, pemilihan sampel, metode analisis, serta tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian ini.
III.1 Pendekatan Studi Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menjelaskan pengaruh keberadaan universitas, terhadap harga lahan di sekitarnya. Pengukuran terhadap dinamika harga dilakukan dengan menggunakan harga lahan per meter persegi yang berlaku di wilayah tersebut. Harga lahan disusun berdasarkan time series (1965 – 2005), dimulai dari sebelum universitas itu berada hingga sekarang. Dalam mencari perkembangan harga lahan dari satu kawasan ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti menggunakan data NJOP, data yang terekam melalui media cetak, data dari transaksi yang tercatat di pemerintahan lokal, developer swasta, data pada dinas pertanahan (land registration office), dan masyarakat lokal dengan menggunakan teknik wawancara (Jones, Ward. ;1994). Dalam penelitian ini yang digunakan adalah kombinasi antara data dari pemerintah lokal dan wawancara terhadap penduduk setempat. Alasan dari dipilihnya teknik itu karena pada teknik-teknik yang lain ditemukan kekurangan dalam pelaksanaannya, yaitu: •
Data NJOP:
Di Indonesia harga pajak memiliki perbedaan yang signifikan, dan tidak dapat mewakili pasar harga lahan yang beroperasi.
Data yang dimiliki kantor pajak tidak dapat memenuhi kebutuhan, karena yang dibutuhkan data sejak tahun 1965 hingga sekarang. Data yang mereka miliki hanya dari tahun 90-an, karena data-data sebelumnya sudah ditutup dan tidak dapat dibuka kembali.
•
Data Dinas Pertanahan:
27
Berbeda dengan land registration office di luar negeri, dinas pertanahan di Indonesia tidak memiliki data lengkap mengenai harga pasar dari suatu kawasan.
•
Data dari pihak swasta:
Data yang tersedia tidak mencakup keseluruhan wilayah, hanya bagian-bagian (persil) tertentu pada suatu kawasan.
Kesulitan dalam mengumpulkan data, dikarenakan beragamnya developer dan data yang tersedia tidak sampai tahun yang diperlukan.
•
Data dari media cetak:
Kesulitan dalam mengumpulkan data, karena tidak banyak data harga yang tersimpan.
Data yang tersedia tidak lengkap dan tidak mencukupi kebutuhan data.
Data yang diperoleh melalui kombinasi antara wawancara terhadap pemerintah lokal dan masyarakat yang memiliki pengetahuan mengenai perkembangan harga lahan yang terjadi, menjadi suatu teknik yang baik (dalam penelitian ini) dan mampu memenuhi kebutuhan data secara menyeluruh. Data yang tersimpan dari pemerintah lokal (dalam hal ini Kelurahan) ialah keterangan transaksi, yang berupa bukti-bukti penjualan dan pembelian. Meskipun data yang terarsip tidak seluruhnya, dibantu dengan wawancara terhadap orang-orang yang mempunyai pengetahuan akan menambah data penelitian yang dibutuhkan.
III.2. Definisi Operasional Sebagai landasan untuk mengarahkan riset maka diperlukan definisi operasional yang dapat membantu proses jalannya penelitian. Definisi operasional tersebut didapatkan dari dasar-dasar teori dan tujuan dari penelitian itu sendiri, berikut adalah uraiannya: a. Kawasan Universitas Yang dimaksud dengan kawasan universitas dalam penelitian ini, adalah:
28
Tempat universitas melakukan aktivitasnya, serta lahan yang tersedia apabila dimungkinkan terjadinya pembangunan atau pemekaran.
b. Perkembangan Universitas Perkembangan universitas dilihat dari beberapa indikasi, seperti:
Kondisi jumlah mahasiswa yang terdaftar di universitas mengalami peningkatan.
c. Infrastruktur Pendukung Aktivitas Universitas Infrastruktur yang lazim terdapat di sekitar universitas yang fungsi utamanya mendukung keberadaan universitas. Pembangunannya dapat menjadi
salah
satu
indikasi
perkembangan
universitas
dan
kawasannya. Dalam hal ini yang dijadikan indikator adalah:
Perumahan sewa menjadi salah satu ciri perkembangan sarana di kawasan universitas.
Fasilitas yang bersifat ekonomi dan memiliki kaitan dengan kebutuhan aktivitas universitas, seperti toko-warung, rumah makan-kantin, foto copy, warnet.
Penyebaran dan distribusi dari fasilitas yang terbangun, merupakan cerminan
dari
pola
penyebaran,
aktivitas
dan
kepadatan
penduduknya. d. Perkembangan Harga Lahan Dalam menentukan harga lahan, ada beberapa faktor yang dijadikan pertimbangan. Dalam penelitian ini yang dijadikan indikator dalam menentukan perkembangan harga lahan yaitu:
Peningkatan harga lahan yang didasari atas faktor lokasi, dalam hal ini karena kedekatannya dengan universitas.
Aspek-aspek dari harga lahan dan perkembangannya dilakukan berdasarkan teori-teori yang disebutkan Lichfield (1956), aspek yang digunakan untuk dijadikan panduan dalam penelitian ini yaitu:
29
o Kedekatan dengan jalan utama dalam hal ini Jalan Setiabudhi, Ciumbuleuit dan Hegarmanah atau akses ke jalan utama o Kedekatan dengan fasilitas publik (dalam hal ini universitas) o Kedekatan dan jumlah fasilitas publik yang bersifat ekonomi pada suatu daerah (RT). o Kepadatan penduduk III.3 Kerangka Penelitian
30
31
Sumber: Hasil Analisa
Gambar III.1 Kerangka Penelitian
III.4 Metode Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini, diperlukan data-data yang dapat dijadikan panduan dan melengkapi jalannya proses penelitian. Data-data yang dikumpulkan dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:
32
a. Menurut sumbernya
Data primer Merupakan data yang langsung diperoleh dari sumbernya dan peneliti bertindak sebagai pengumpul data.
Sumber Wawancara Wawancara akan dilakukan pada orang-orang, badan-badan atau dinas-dinas terkait, yang mengerti dan paham terhadap perkembangan lahan dan harga yang sudah terjadi. Melalui wawancara akan memperoleh data menurut peristiwa, urutan waktu, konversi pada harga konstan, data yang dapat dipercaya, dapat diperbandingkan dan analisis unit spasial yang tepat. Selain itu wawancara juga dilakukan kepada pihak Universitas mengenai sejarah dan perkembangannya, terkait dengan kawasan studi. Sumber-sumber data yang akan diperoleh meliputi sumber data berupa publisitas menurut peristiwa, berikut adalah data-data diperlukan: •
Perkembangan jumlah penduduk di kawasan studi
•
Perkembangan penduduk pendatang (mahasiswa), ke daerah studi
•
Data-data harga dan kumpulan estimasi besaran harga yang berkaitan dengan kawasan studi.
•
Pembangunan sarana dan prasarana pada kawasan studi
•
Perkembangan Universitas Parahyangan dan sejarahnya
•
Perkembangan jumlah mahasiswa
Sumber-sumber yang diwawancarai adalah sebagai berikut: Tabel III. 1 Sumber Untuk Wawancara
No. 1.
Narasumber Aparat
Keterangan
Kecamatan Informal dan Formal
Kelurahan/Desa 2.
Rektorat Universitas
Informal dan Formal
33
Parahyangan 3.
Broker Tanah
Informal dan Formal
4.
Pemilik Tanah
Masyarakat
Sumber: Hasil Analisa
Menurut sifatnya data yang diperoleh merupakan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala metrik.
Data sekunder Data yang diperoleh dari sumber kedua atau pengumpul data sebelumnya dan peneliti bertindak sebagai pemakai data.
Sumber Dokumen Dokumen yang digunakan oleh peneliti, diperoleh dari datadata yang sudah terdapat di dinas-dinas pemerintahan, surat kabar yang memuat transaksi, iklan atau keterangan harga lahan yang dijual, laporan dari broker-broker tanah yang beroperasi dikawasan terkait, dan mungkin warga atau masyarakat di kawasan tersebut yang memiliki data dari harga lahan di daerah mereka. Selain itu juga data di dapat dari rektorat Universitas Parahyangan berupa data mahasiswa, sejarah, dan data perkembangan Universitas. Berikut adalah daftar yang disusun berdasarkan kebutuhan peneliti: •
Pemerintah
(Bapeda/
Dinas
Tata
kota/
BPS/
Kecamatan/ Kelurahan,dll) Tabel III. 2 Data Yang Berasal dari Pemerintah
No. 1.
2.
Jenis Data
Instansi
Keterangan
Bappeda
Dokumen, Citra
Kab./kota
Satelit, Digital
Dinas Tata
(*.dwf,*.dwg, *.cdr,
Kota
dll)
Laporan Studi
Bappeda
Dokumen
Pembangunan (RTRW,
Kab./kota
RDTR, dll)
Dinas Tata
Peta batas administrasi
34
Kota 3.
Jumlah Penduduk (Series)
BPS
Dokumen
Dinas Kependudukan Kecamatan Kelurahan
4.
Data Lahan di Kawasan
BPN/Kantor
Ciumbuleuit (Series)
Pertanahan,
• Peta Pemilikan Lahan • Peta Kontur Harga Lahan • Peta Status Penggunaan 5.
Dokumen
Kantor Kecamatan, Kelurahan/Desa
Daftar Harga Lahan dan
BPN/Kantor
Properti (Series)
Pertanahan,
Dokumen
Kecamatan, Kelurahan 9.
Bukti transaksi tanah
BPN/Kantor
Dokumen
Pertanahan, Kantor Kecamatan, Kelurahan 12.
Jumlah Penduduk Pendatang *
Kantor
Dokumen
Kecamatan, Kelurahan
Sumber: Hasil Analisa
•
Rektorat Universitas Parahyangan Tabel III. 3 Data Yang Berasal dari UNPAR
No. 1.
Jenis Data Data Perkembangan jumlah mahasiswa (Series)
Instansi
Keterangan
Rektorat
Dokumen
Universitas Parahyangan
*
Data tidak didapatkan di wilayah studi.
35
2.
Sejarah keberadaan Universitas Parahyangan di kawasan Ciumbuleuit
3.
Rektorat
Dokumen
Universitas Parahyangan
Tahapan Pengembangan
Rektorat
Universitas Parahyangan
Universitas
Dokumen
Parahyangan Sumber: Hasil Analisa
•
Masyarakat (Pemilik tanah, Broker Tanah, RT, RW dll) Tabel III. 4 Data Yang Berasal dari Masyarakat
No. 1.
Jenis Data Peta Kawasan (terbangun &
Instansi
Keterangan
RT, RW
Dokumen
RT, RW
Brosur,
rencana)
2.
Daftar Harga Lahan, perumahan, properti (Series)
Dokumen, Laporan Publik
3.
Informasi Penyediaan Lahan
RT, RW
Brosur, Dokumen, Laporan Publik
Sumber: Hasil Analisa
III.4.1 Penetapan Wilayah Studi dan Lokasi Pengamatan Untuk membatasi kawasan studi, dilakukan deliniasi pada daerah-daerah di sekitar universitas yang dijadikan lokasi dari objek penelitian. UNPAR yang berlokasi di jalan Ciumbuleuit, berada di antara dua kelurahan, yaitu Hegarmanah dan Ciumbuleuit. Secara fisik, dua kelurahan ini diapit oleh dua sungai, yaitu sungai Cipaganti dan Cikapundung, sehingga dapat dijadikan batasan bagi kawasan penelitian, jadi kawasan yang dijadikan objek penelitian yaitu dua kelurahan. Namun tidak semua RW dan RT dari dua Kelurahan ini digunakan dalam wilayah studi, terutama di Kelurahan Hegarmanah. Untuk lebih membatasi wilayah studi
36
dan lebih fokus terhadap pengaruh UNPAR dan fasilitas kamar sewa (sebagai indikator utama dalam melihat perkembangan universitas terhadap kawasan sekitarnya), maka dilihat RW dan RT yang terdapat fasilitas kamar sewa yang khusus digunakan oleh mahasiswa UNPAR (sebagai ciri dari preferensi mahasiswa). Sehingga pada Kelurahan Hegarmanah digunakan hanya tujuh RW, yaitu RW 01, 02, 03, 08, 09, 10 dan RW 11, sedangkan Kelurahan Ciumbuleuit, seluruh RW-nya dimasukan ke dalam wilayah studi, karena meskipun ada RW yang tidak memiliki kamar sewa, terdapat akses (Jalan Ciumbuleuit) yang menghubungkan universitas dengan daerah tersebut.
37
TESIS Legenda: Kelurahan Kelurahan Hegarmanah UNPAR Jalan Setiabudhi
Keteranga
Jalan Ciumbuleuit Jalan Hegarmanah
WILAYAH STUDI U
O Skala: Not to Scale NTS
To Sumber: Hasil Analisa
Gambar III.2 Peta Wilayah Studi
38
III.4.2 Waktu dan Lokasi Riset Riset dilakukan pada bulan Agustus 2006 sampai dengan bulan Juni 2007. Lokasi riset dilaksanakan di wilayah Ciumbuleuit (seluruh RW dan RT dari Kelurahan Ciumbuleuit; Sebagian RW dan RT dari Kelurahan Hegarmanah).
III.4.3 Teknik Pengumpulan Data Fokus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada harga lahan dan fasilitas publik yang tersedia di dalam wilayah studi. Ada dua teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini: observasi dan wawancara. Keduanya dijelaskan pada uraian di bawah ini.
a. Observasi Guna mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian, langkah awal yang dilakukan adalah melakukan observasi. Dari observasi ini yang dilihat pertama kali adalah lokasi dari fasilitas pendidikan, kondisi lingkungan wilayah studi (Kelurahan Hegarmanah dan Ciumbuleuit), dan letak serta jenis fasilitas publik yang terbangun di dalamnya. Setelah mengetahui gambaran umum mengenai wilayah studi, maka dapat disusun data-data apa saja yang perlu dicari dan data apa saja yang bisa didapatkan, berkaitan dengan sumber data primer penelitian. Setelah diketahui data apa saja yang diperlukan mengenai wilayah studi, langkah selanjutnya adalah menetapkan teknik sampling yang akan dilakukan. Kegiatan observasi ini merupakan langkah untuk mendapatkan pemahaman mengenai wilayah studi. Kegiatan ini memberikan peneliti common sense mengenai wilayah studi. Dalam observasi ini, ada beberapa hal yang dicatat: kondisi topografi (kemiringan dari RT yang distudi), kepadatan penduduk, jumlah fasilitas dan prasarana tersedia, dan aksesibilitas ke kampus (dilihat dari kondisi jalan: lebar jalan dan perkerasan). Dalam prakteknya, peneliti hanya memperhatikan aspek fisik dari wilayah studi dalam kegiatan observasi ini. Dalam melakukan observasi, peneliti dilengkapi dengan checklist data. Perlengkapan ini berperan dalam melakukan kontrol dan pencatatan terhadap hal-hal yang harus diamati.
39
b. Teknik Sampling Dalam kegiatan wawancara terhadap masyarakat yang memiliki pengetahuan mengenai perkembangan harga lahan di wilayah studi, dilakukan pemilihan responden dengan metode sampling bertujuan (purposive sampling) atau pemilihan secara sengaja. Teknik ini dilakukan pada wilayah studi dengan unit analisis RT yang ada di dalamnya. Teknik ini dipilih karena data yang hendak digunakan di dalam penelitian dimulai dari tahun 1965, keterbatasan informasi yang tercatat dan keterbatasan orang yang memiliki informasi menjadi faktor utama kenapa dipilih teknik sampling bertujuan, dengan memilih responden yang memiliki pengetahuan mengenai perkembangan yang terjadi, baik itu yang tercatat maupun hanya berasal dari ingatan. Pendataan ini dilakukan dengan cara memilih tiga orang yang memiliki pengetahuan tentang jumlah penduduk, harga lahan dan fasilitas publik yang bersifat ekonomi dari RT tempat mereka tinggal sejak tahun 1965. Data-data ini kemudian dikumpulkan, lalu dibuat legalisasi kepada pihak Kelurahan guna mendapatkan keabsahan dari wawancara tersebut. Hasilnya digunakan untuk menjelaskan pertumbuhan yang terjadi pada kawasan studi dan universitas yang berada disana.
c. Wawancara Wawancara merupakan kegiatan untuk mendapatkan informasi harga lahan secara langsung melalui responden. Unit analisis dari penelitian ini adalah RT, sehingga semua informasi yang dicari dan disusun berupa data per RT. Kegiatan ini diterapkan dengan mendatangi responden melalui bantuan petugas pemerintah (kelurahan). Dalam konteks ini, petugas pemerintah bertindak sebagai gatekeeper. Langkah pertama adalah menyusun daftar penduduk dari masing-masing RT, data ini didapat dari pihak Kelurahan setempat. Petugas pemerintah (Petugas Kelurhan) membantu dalam penetapan dan penyusunan daftar responden yang memiliki pengetahuan memadai mengenai harga lahan di masing-masing RT. Selain itu, petugas pemerintah bertindak menginformasikan mengenai studi yang dikerjakan peneliti, sehingga mengurangi kecurigaan berlebihan terhadap apa yang dilakukan peneliti.
40
Dalam wawancara ada beberapa topik utama yang dijadukan panduan, yaitu perkembangan jumlah penduduk, harga lahan, dan fasilitas pendukung yang bersifat ekonomi (panduan di dalam wawancara ada pada lembar lampiran E). Dalam jumlah penduduk, responden diminta menyebutkan perkiraan dari jumlah penduduk pada tahun yang diperlukan, sebagian responden memiliki pengetahuan yang cukup lengkap, dan yang lainnya hanya dapat menyebutkan beberapa angka sebagai perkiraan jumlah, teknik ini juga diterapkan didalam menyusun data perkembangan fasilitas publik yang bersifat ekonomi. Sedangkan, pada harga lahan responden diminta untuk memberikan perkiraan harga dalam RT tersebut, dengan membagi-bagi RT menjadi beberapa bagian (Bagian tersebut ditetapkan oleh responden itu sendiri) sesuai dengan lokasinya berdasarkan kedekatan dengan jalan atau akses yang tersedia. Hasil dari wawancara langsung dicatat pada catatan lapangan dan tape recoder yang dibawa peneliti. Tape perekam ini berguna bagi peneliti untuk membantu mengingat informasi yang berkaitan dengan harga lahan, jumlah penduduk, jumlah mahasiswa yang tinggal dan fasilitas publik yang bersifat ekonomi, meliputi rentang waktu 1965 – 2005. Selain itu, penggunaan tape perekam membantu meyakinkan peneliti agar tidak ada informasi yang terlewatkan secara sengaja ataupun tidak.
III.5 Metode Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data, dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data tersebut. Analisis mengenai harga lahan dilakukan dengan melakukan analisis time series untuk memperoleh gambaran deskriptif mengenai terjadinya perubahan harga lahan. Analisis terhadap harga lahan juga menggunakan statistik deskriptif dengan memfokuskan pada perolehan informasi mengenai tendensi sentral (median) dari harga pada masing-masing tahun tersebut, data harga lahan didapat dari tiga responden yang telah disusun. Penggunaan median dari harga lahan ini, salah satunya adalah karena teknik ini merupakan metode yang lazim dilakukan pada pengambilan harga lahan dari suatu daerah (contoh, perkembangan harga lahan terutama pada negara-negara berkembang yang dilakukan oleh Dowall (1994), alasan lainnya karena adanya
41
rentang harga yang cukup jauh di dalam masing-masing RT (nilai minimum dan maksimum). Median dari tiap-tiap RT kemudian dikumpulkan kemudian dibuat penggolongan harga dengan menggunakan teknik natural break dari program ArcView, teknik ini juga dikenal dengan nama jenk’s optimization. Penggolongan ini dilakukan agar terlihat suatu perubahan pada kelas-kelas harga yang berlaku pada suatu RT pada tiap-tiap tahunnya. Terkait dengan aspek fasilitas pendidikan, sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini dilihat perkembangan jumlah mahasiswa UNPAR yang didapat dari data sekunder. Dalam hal ini dilihat perkembangan jumlah mahasiswa UNPAR dari tahun 1965 – 2005 (series 5 tahun), sesuai dengan perkembangan dari harga lahan yang dilakukan sebelumnya. Kemudian perkembangan jumlah mahasiswa tersebut akan dikaitkan dengan ketersediaan ataupun perkembangan dari kamar sewa di kawasan studi, karena keberadaan fasilitas ini dilihat amat terpengaruh oleh perkembangan mahasiswa dari suatu fasilitas pendidikan (Sherry, 2005). Jumlah dari kamar sewa per RT didapat melalui wawancara dari ketiga responden. Kemudian angka yang disebutkan responden diambil rata-ratanya dan apabila ada nilai yang memiliki koma maka akan dilakukan pembulatan. Namun ada pula beberapa responden yang memiliki ingatan yang cukup kuat mengenai jumlah dari jumlah mahasiswa di dalam RT tersebut. Data yang didapat akan dilihat sebagai jumlah kamar sewa yang ada pada masing-masing RT. Setelah didapat jumlah per RT, data pertahun akan dibagi kedalam golongan-golongan seperti yang dilakukan pada harga lahan dan dengan metode yang sama pula. Berikutnya adalah perkembangan dari fasilitas publik yang bersifat ekonomi, seperti halnya fasilitas kamar sewa, data yang didapat berasal dari 2, pertama responden yang memiliki atau mengetahui jumlah dari fasilitas secara lengkap, kedua dari responden namun hanya berupa perkiraan saja maka akan dilihat rataratanya, sehingga dapat dijadikan jumlah yang mewakili RT tersebut. Setelah itu, data-data jumlah fasilitas per RT akan dikelompokan dengan menggunakan metode yang sama seperti sebelumnya, yaitu natural break. Selanjutnya pengerjaan analisis dapat dibagi menjadi beberapa tahapan. Tahapan analisis tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
42
3.5.1 Analisis
Perubahan
Harga
Lahan
dan
Kaitannya
Dengan
Perkembangan Wilayah Studi Sebelum Keberadaan UNPAR Dalam melakukan analisa pada wilayah studi sebelum keberadaan UNPAR (Tahun 1965 – 1975), dimulai dengan menjelaskan perkembangan harga lahan yang terjadi pada tahun 1965 dan tahun 1975. Pada penjelasan harga lahan akan dijelaskan mean, median, modus, range, minimum dan maximum dari harga lahan yang berlaku pada tahun-tahun tersebut, sehingga perubahan pada harga lahan dapat terlihat. Langkah selanjutnya adalah menjelaskan perkembangan yang terjadi pada masingmasing fasilitas publik, yaitu: •
Kamar sewa
•
Toko-warung
•
Rumah makan-kantin
Untuk lebih menjelaskan perubahan harga lahan terhadap fasilitas publik yang ada maka pada tiap tahun, akan dianalisis mengenai keterkaitan antara harga lahan dengan tiap-tiap fasilitas publik dengan menggunakan SPSS melalui metode chi square dan mengukur koefisien kontingensi dari hubungan keduanya. Ini dilakukan setelah menjadikan data variabel kedalam bentuk data nominal. Dalam menggunakan chi square akan digunakan hipotesa: •
Ho: Tidak ada hubungan antara dua variabel
•
Hi:Ada hubungan antara dua variabel
Di dalam menilai besarnya hubungan berdasarkan koefisien kontingensi, digunakan pengukuran korelasi Young (1982): •
0.7 – 1.00 menunjukan adanya derajat asosiasi yang tinggi.
•
0.40 – 0.70 menunjukan hubungan yang substansial.
•
0.20 – 0.40 menunjukan adanya korelasi yang rendah.
•
< 0.20 berarti dapat diabaikan.
Untuk lebih menjelaskan pola hubungan yang terjadi, analisis chi square akan dibandingkan dengan analisis secara spatial yang kemudian dijelaskan secara deskriptif, mengenai pola yang terjadi dan kaitan antar masing-masing
43
variabelnya. Setelah itu dilihat variabel-variabel mana yang saling berhubungan dan seberapa besar hubungan antar keduanya. Dari analisis spatial dan analisis statistik dilihat pola yang terjadi, hubungan antara keduanya, sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang akan menjelaskan pengaruh-pengaruh yang terjadi pada perkembangan harga lahan sebelum keberadaan UNPAR. Kemudian dilihat aspek-aspek seperti yang disebutkan oleh Lichfield (1956), mana yang lebih dominan dan bagaimana pola dari perkembangan secara umum yang terjadi di wilayah studi.
III.5.2 Analisis
Perubahan
Harga
Lahan
dan
Kaitannya
Dengan
Perkembangan Wilayah Studi Setelah Keberadaan UNPAR Secara umum, analisis yang dilakukan pada wilayah studi setelah keberadaan UNPAR tidaklah terlalu berbeda dengan metode yang dilakukan sebelum keberadaan UNPAR. Kemudian dalam mencari dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel-variabel di dalam penelitian ini masih digunakan metode chi square dan koefisien kontingensi. Yang menjadi perbedaan adalah : -
Penambahan fasiltas publik foto copy dan warnet Kondisi ini sebagai dampak dari perkembangan jenis fasilitas yang tersedia di dalam wilayah studi, seiring dengan berkembangnya demand terhadap keberadaan fasilitas.
-
Periode waktu yang diteliti yaitu pada tahun 1990 dan 2005 Tidak seperti pada pembahasan sebelum keberadaan UNPAR yang mengambil waktu awal periode penelitian tahun 1965 dan tahun 1975, dalam analisis setelah keberadaan UNPAR dipilih tahun 1990 dan 2005, yang dapat mewakili kondisi dan tren yang terjadi. Pada tahun 1990, terjadi penurunan jumlah mahasiswa UNPAR, akan dilihat apakah kondisi ini akan mempengaruhi perkembangan wilayah studi secara keseluruhan, kemudian tahun 2005 dipilih sebagai tahun akhir dari penelitian yang dilakukan dan dapat menjadi kesimpulan dari tren yang terjadi.
44
Untuk membantu kesimpulan yang mengkaitkan antara perkembangan UNPAR dan harga lahan di wilayah studi (Tahun 1990 dan 2005) selain melalui pengukuran dengan menggunakan teknik statistik chi square dan koefisien kontingensi), akan dilakukan overlay peta. Peta pertama adalah pola harga lahan pada tahun 1975, yang kedua adalah peta Pengaruh UNPAR dan fasilitas terhadap harga lahan di wilayah studi. Peta pengaruh UNPAR dan fasilitas publik yang terbangun, merupakan hasil dari observasi langsung dari lapangan dengan cara mengukur harga lahan di daerahdaerah sekitar UNPAR, dengan jarak:
5 menit (dengan berjalan kaki)
10 Menit (dengan berjalan kaki)
15 menit (dengan dengan berjalan kaki)
5 Menit (dengan kendaraan (motor))
Cara ini dilakukan dengan berjalan atau menggunakan kendaraan (motor), dari batas terluar UNPAR ke daerah-daerah sekitarnya melalui akses yang tersedia dan biasa digunakan oleh mahasiswa UNPAR. Teknik ini dipilih karena di dalam memilih kamar sewa ( sebagai indikator utama ketersediaan fasilitas yang terkait langsung dengan perkembangan dari jumlah mahasiswa di dalam fasilitas pendidikan), faktor jarak dan akses menjadi faktor yang sangat mentukan bagi preferensi mahasiswa di dalam memilih kamar sewa, disamping dari harga sewa kamar dan fasilitas yang tersedia di dalam kamar sewa tersebut (adapun faktor harga sewa kamar dan kelengkapan kamar sewa tersebut tidak dimasukan ke dalam penelitian). Dalam menentukan jarak dari fasilitas pendidikan digunakan waktu dan bukannya jarak, karena kontur dari wilayah studi yang memiliki kemiringan yang cukup tinggi, maka akan mempengaruhi jarak tempuh, ketika dengan waktu 5 hingga 15 menit jarak yang ditempuh akan mengalami perbedaan sesuai dengan kondisi kontur dari akses.
45