BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus deskriptif. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif memandang fenomena atau gejala dipandang sebagai sesuatu yang holistik atau utuh, komplek, dinamis, hasil konstruksi pemikiran, dan penuh makna. Studi kasus deskriptif adalah studi kasus yang menggunakan suatu kerangka teoritis sebagai pedoman analisis dan perumusan masalah (Berg, 2006). Dalam hal ini, teori yang digunakan untuk pengetahui proses pengambilan keputusan adalah tahapan konversi agama oleh Daradjat (1996) yaitu masa tenang, masa ketidaktenangan, masa konversi, masa tenang dan tentram, masa ekspresi konversi.
B. Definisi Operasional Dinamika pengambilan keputusan ini akan diungkap melalui wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara yang dirumuskan berdasarkan tahapan konversi agama oleh Daradjat (1996) yaitu masa tenang,
33
34
masa ketidaktenangan, masa konversi, masa tenang dan tentram, masa ekspresi konversi. a. Masa Tenang Disaat ini kondisi jiwa seseorang berada dalam keadaan tenang, karena masalah agama belum mempengaruhi sikapnya. Terjadi semacam sikap apriori terhadap agama. Keadaan yang demikian dengan sendirinya tidak akan mengganggu keseimbangan batinnya, sehingga ia berada dalam keadaan tenang dan tentram. b. Masa Ketidaktenangan Tahap ini berlangsung jika masalah agama telah mempengaruhi batinnya. Mungkin dikarenakan suatu krisis, musibah atau pun perasaan berdosa yang dialaminya. Hal ini menimbulkan semacam goncangan dalam kehidupan batinnya, sehingga mengakibatkan terjadinya goncangan yang berkecamuk dalam bentuk rasa gelisah, panik, putus asa, ragu, dan bimbang. Perasaan ini menyebabkan orang menjadi lebih sensitif dan mudah diberikan sugesti. Pada tahap ini terjadi proses pemilihan terhadap ide atau kepercayaan baru untuk mengatasi konflik batinnya. b. Masa Konversi Tahap ketiga ini terjadi setelah konflik batin mengalami keredaan, karena kemantapan batin telah terpenuhi berupa kemampuan menentukan keputusan untuk memilih yang dianggap serasi ataupun timbulnya rasa pasrah.
Keputusan ini memberikan makna dalam
35
menyelesaikan pertentangan batin yang terjadi, sehingga terciptalah ketenangan dalam bentuk kesediaan menerima kondisi yang dialami sebagai petunjuk Ilahi. Pada saat ketenangan batin itu terjadi dilandaskan
atau
suatu
perubahan
sikap
kepercayaan
yang
bertentangan dengan sikap kepercayaan sebelumnya, maka terjadi proses konversi agama. c. Masa Tenang dan Tentram Masa tenang dan tentram yang kedua ini berbeda dengan tahap sebelumnya. Jika pada tahap pertama keadaan itu dialami karena sikap yang acuh tak acuh, maka ketenangan dan ketentraman pada tahap ini ditimbulkan oleh kepuasan terhadap keputusan yang sudah diambil. Ia timbul karena telah mampu menerima batin menjadi mantap sebagai pernyataan menerima konsep baru. d. Masa Ekspresi Konversi Sebagai ungkapan dan sikap menerima terhadap konsep baru dari ajaran agama yang diyakininya tadi, maka tingkah laku dan sikap hidupnya diselaraskan dengan ajaran dan peraturan agama yang dipilih tersebut. Pencerminan ajaran dalam bentuk amal perbuatan yang serasi dan relevan sekaligus merupakan pernyataan konversi agama itu dalam kehidupan. Dalam penelitian ini, merujuk pada pengertian konversi agama menurut Heirich yaitu merupakan suatu tindakan di mana seseorang atau sekelompok
36
orang masuk atau berpindah kesuatu sistem kepercayaan atau perilaku yang berlawanan dengan kepercayaan sebelumnya (Jalaluddin, 2008:312).
C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang Tionghoa yang melakukan konversi ke agama Islam dengan katakteristik: 1. Subjek beretnis Tionghoa yang berdomisili di kota Bandung. 2. Berusia diatas 20 tahun karena pada usia tersebut subjek sudah memiliki kematangan fisik, psikologis, kognitif, dan sosial. 3. Pendidikan minimal SMA, untuk memudahkan subjek memahami pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara.
D. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bandung. Pemilihan subjek dilakukan di Yayasan karim Oei Bandung Lokasi penelitian bersifat situasional, disesuaikan dengan perjanjian terhadap subjek penelitian.
E. Metode Pemilihan Subjek Pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan metode purposif, yaitu bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu (Nasution, 2003). Dalam penelitian ini subjek dipilih berdasarkan karakteristik yang ditentukan.
37
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur dan dibantu dengan alat perekam suara dan catatan lapangan. Saat wawancara berlangsung dilakukan juga observasi.
G. Teknik Analisis Data Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007:246), menyatakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas tersebut meliputi reduksi data, penyajian, dan conclusion drawing/verivication. (Sugiyono, 2007:247-252). 1. Data Reduction (Reduksi Data) Analisis data dengan memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada halhal yang penting, dicari tema dan polanya. Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis atau diketik dalam bentuk uraian atau laporan yang terperinci. 2. Data Display (Penyajian Data) Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian dan tabel. 3. Conclusion Drawing/Verification Data yang diperoleh, kemudian dikategorikan, dicari tema dan polanya kemudian ditarik kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
38
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Data Collection
Data Display
Data Reduction
Conclution Drawing/ Veryfication
(Sumber: Sugiyono, 2007:247)
H. Pengujian Keabsahan Data Keabsahan data dalam penelitian ini diuji melalui beberapa cara, yaitu: 1. Triangulasi, teknik yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding atas data tersebut (Moleong, 2007). Pengecekan pada penelitian ini dilakukan pada data primer terhadap data hasil wawancara dengan kerabat dekat (keluarga dan atau teman subjek). 2. Pertanyaan
dalam
wawancara
divalidasi
terlebih
dahulu
dengan
menggunakan expert judgement (Azwar, 2004). 3. Melakukan peer debriefing yaitu membicarakannya dengan orang lain yang tidak terlibat dengan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
39
kritik, pertanyaan-pertanyaan ‘tajam’ yang menantang tingkat kepercayaan akan kebenaran penelitiann (Nasution, 2003).
I. Tahap-Tahap Penelitian 1. Tahap Persiapan a. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan landasan teori serta mencari informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. b. Merumuskan masalah yang akan diteliti c. Menentukan subjek penelitian. d. Menentukan lokasi penelitian e. Mengurusi segala macam yang berhubungan dengan administrasi penelitian seperti SK Pembimbing, Surat Izin Penelitian, dan lain-lain. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap ini merupakan tahap pengambilan data dari subjek penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahapan ini adalah sebagai berikut : a. Membuat surat izin untuk pengambilan data di lokasi penelitian, yaitu Yayasan Karim Oei Bandung. b. Pemilihan subjek penelitian di Yayasan Karim Oei dilakukan dengan bantuan yayasan. c. Melakukan pendekatan dengan subjek penelitian yang tidak terikat dengan suatu instansi dengan berkunjung ke rumahnya untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.
40
d. Pengambilan data dengan cara wawancara dan observasi terhadap dua orang subjek penelitian. e. Melakukan pengecekan kebenaran data (triangulasi) dengan kerabat dan kawan dari subjek penelitian. 3. Tahap Pengolahan Data a. Membuat verbatim hasil wawancara b. Mengklasifikasikan hasil wawancara sesuai dengan katagori yang telah ditentukan. c. Mereduksi data hasil wawancara d. Mendisplay data yang telah direduksi dalam bentuk uraian dan tabel e. Konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai hasil yang telah diperoleh oleh peneliti. 4. Tahap Pembahasan a. Menguraikan display data yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan landasan teori yang sesuai. b. Menarik kesimpulan dari pola dan tema yang dihasilkan oleh subjek penelitian. c. Konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai hasil yang telah diperoleh oleh peneliti 5. Tahap Akhir Membuat laporan sebagai pertanggungjawaban dari data-data dan pembahasan terhadap hasil penelitian.