BAB III DESAIN PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian Penelitian ini membahas mengenai pengaruh pemeliharaan karyawan
terhadap semangat kerja karyawan pada Divisi Sumber Daya Manusia PT. INTI (Persero) Bandung. Adapun yang menjadi objek penelitian variabel bebas (independent variable) adalah pemeliharaan karyawan, sebagai variabel X, dan variabel terikatnya (dependent variable) adalah semangat kerja karyawan, sebagai variabel Y. Responden penelitian ini adalah karyawan pada Divisi Sumber Daya Manusia PT. INTI (Persero) Bandung. Perusahaan tersebut merupakan BUMN yang beralamat di Jalan Moch.Toha No. 77 Bandung.
3.2
Metode Penelitian Tujuan penelitian akan tercapai bila peneliti menggunakan metode
penelitian yang tepat. Suharsimi Arikunto (2006:160) mengungkapkan bahwa “Metode
penelitian
adalah
cara
yang
digunakan
oleh
peneliti
dalam
mengumpulkan data penelitiannya”. Metode penelitian dapat dijadikan pedoman bagi penulis, dan memudahkan penulis dalam mengarahkan penelitiannya, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai. Berdasarkan variabel yang diteliti, maka jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan verifikatif. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif dalam
35
36
penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai pemeliharaan karyawan dan semangat kerja karyawan Divisi SDM PT. INTI (Persero) Bandung. Penelitian verifikatif adalah penelitian yang menguji hipotesis dengan cara mengumpulkan data dari lapangan. Penelitian ini akan menguji apakah terdapat pengaruh yang positif antara pemeliharaan karyawan terhadap semangat kerja karyawan Divisi SDM PT. INTI (Persero) Bandung. Berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode explanatory survey. Menurut Sugiono, (2003:7): Metode explanatory survey adalah metode dimana selain tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dengan cara menuturkan informasi yang diperoleh, penelitian ini juga menjelaskan hubungan antar variabel-variabel yang diteliti dengan cara menguji hipotesis melalui pengolahan dan pengujian data secara statistik.
3.3
Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi variabel dilakukan untuk memberikan pemahaman dalam
penggunaan variabel dan untuk menentukan data yang diperlukan, selain itu juga dapat mempermudah pengukuran variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Menurut Uep dan Sambas (2011:86) ”Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan pengamatan”. Variabel tersebut diberikan definisi operasional dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang akan diukur. Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu Pemeliharaan Karyawan sebagai
37
variabel X dan Semangat Kerja Karyawan sebagai variabel Y. Rincian operasionalisasi variabel X dan variabel Y dirumuskan sebagai berikut :
3.3.1
Variabel Pemeliharaan Karyawan Pemeliharaan karyawan merupakan usaha suatu organisasi/perusahaan
mempertahankan, membina, dan meningkatkan loyalitas karyawan secara fisik maupun psikis dengan cara memfasilitasi dan melayani sesuai dengan kebutuhan karyawan agar dapat bekerja dengan baik dan produktif guna mencapai tujuan perusahaan. Gambaran variabel ini diperoleh berdasarkan skor angket persepsi karyawan terhadap pelaksanaan pemeliharaan karyawan di perusahaannya. Semakin tinggi skor seseorang, semakin tinggi pula persepsinya terhadap pelaksanaan
pemeliharaan
karyawan
di
perusahaannya.
Indikator
dari
pemeliharaan karyawan meliputi: (1) Komunikasi, (2) Insentif, (3) Kesejahteraan karyawan, (4) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (KKK). 1) Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. 2) Insentif merupakan daya perangsang yang diberikan kepada karyawan tertentu
berdasarkan
prestasi
kerjanya
agar
karyawan
terdorong
meningkatkan produktivitas kerjanya. 3) Kesejahteraan karyawan adalah balas jasa pelengkap (material dan non material) yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan.
38
4) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (KKK) merupakan sesuatu yang diciptakan oleh perusahaan untuk melindungi dan menjaga karyawan agar tetap bekerja dengan baik. Secara rinci operasionalisasi variabel pemeliharaan karyawan dapat dilihat pada tabel 3.1: Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel Pemeliharaan Karyawan Skala Variabel
Indikator
Ukuran Pengukuran
Pemeliharaan Karyawan (X)
1. Komunikasi
2. Insentif
a. Keefektifan dalam penyampaian informasi b. Kemampuan interaksi timbal balik atasan dengan bawahan maupun sesama rekan kerja c. Keefektifan penggunaan media komunikasi sebagai perantara antara atasan dengan bawahan maupun sesama rekan kerja d. Keterbukaan yang luas antara atasan dengan bawahan maupun sesama rekan kerja
Ordinal
a. Pemberian bonus yang adil dan layak b. Kesediaan fasilitas dan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan karyawan c. Kesesuaian pemberian gaji dengan kemampuan karyawan dan kemampuan perusahaan d. Penghargaan bagi karyawan berprestasi dengan kemampuannya dalam bekerja
Ordinal
39
Skala Variabel
Indikator
Ukuran Pengukuran
3. Kesejahteraan Karyawan
a. Pemberian balas jasa yang dapat memenuhi kebutuhan fisik maupun mental karyawan beserta keluarganya b. Kesediaan fasilitas untuk kesejahteraan karyawan c. Kesediaan pelayanan untuk membantu karyawan dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas d. Kesesuaian pembayaran pada waktu tidak bekerja
Ordinal
4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (KKK)
a. Kesediaan penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari pentingnya keselamatan kerja dirinya maupun untuk perusahaan b. Kepatuhan pada aturan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan yang berlaku di perusahaan c. Kesediaan check-up gratis secara berkala untuk karyawan d. Kesediaan klinik, peralatan dan perlengkapan medis serta tim medis yang baik e. Kesediaan mengecek semua alat keselamatan dan kesehatan kerja karyawan f. Kesesuaian pemberian tunjangan kesehatan rawat jalan maupun rawat inap bagi karyawan
Ordinal
Sumber: diadaptasi dari Malayu S.P. Hasibuan (2007:181)
40
3.3.2
Variabel Semangat Kerja Karyawan Semangat kerja merupakan perasaan senang atau sebaliknya seseorang
atau sekelompok orang dalam melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan giat agar lebih cepat dan lebih baik atau sebaliknya hasil yang diperolehnya. Gambaran variabel ini diperoleh berdasarkan skor angket persepsi karyawan terhadap semangat kerja yang dimilikinya. Semakin tinggi skor seseorang, semakin tinggi pula persepsinya terhadap semangat kerjanya. Variabel semangat kerja diukur oleh indikator: (1) Disiplin, (2) Kerjasama, (3) Loyalitas, (4) Antusiasme, (5) Kreativitas, dan (6) Kebanggaan terhadap Organisasi. 1. Disiplin merupakan kemauan dan kepatuhan untuk bertingkah laku sesuai dengan peraturan yang ada di instansi yang bersangkutan. 2. Kerjasama adalah suatu sikap dari individu maupun kelompok terhadap kesukarelaannya untuk bekerja sama agar dapat mencurahkan kemampuannya secara menyeluruh. 3. Loyalitas adalah setia pada sesuatu dengan rasa cinta, sehingga dengan rasa loyalitas yang tinggi seseorang merasa tidak perlu untuk mendapatkan imbalan dalam melakukan sesuatu untuk orang lain/perusahaan tempat dia meletakkan loyalitasnya. 4. Antusiasme adalah perasaan senang luar biasa untuk menggapai sesuatu. 5. Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru. 6. Kebanggaan terhadap Organisasi adalah perasaan senang atau bangga seseorang terhadap perusahaan, tempat dia bekerja.
41
Operasionalisasi variabel semangat kerja karyawan secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.2: Tabel 3. 2 Operasionalisasi Variabel Semangat Kerja Karyawan Skala Variabel
Indikator
Ukuran Pengukuran
1. Disiplin
a. b. c. d. e. f.
2. Kerjasama
a. b. c.
Semangat Kerja Karyawan (Y)
d.
3. Loyalitas
a.
b. c.
d. e.
Ketepatan jam masuk kerja Ketepatan jam pulang kerja Kepatuhan pada tata tertib Kepatuhan pada prosedur kerja Kehadiran karyawan Ketepatan dalam penyelesaian tugas
Ordinal
Kerjasama antara atasan maupun sesama rekan kerja Kekondusifan suasana kerja Keluhan-keluhan yang timbul dari atasan maupun sesama rekan kerja Kemauan untuk memberi dan menerima kritik/saran dari atasan maupun sesama rekan kerja Kesediaan untuk menjunjung tinggi nama baik pribadi dan perusahaan Kesediaan untuk bersikap loyal terhadap pekerjaan Kesediaan melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab Kesediaan untuk berani menanggung resiko Komitmen terhadap tugas
Ordinal
Ordinal
42
Skala Variabel
Indikator
Ukuran Pengukuran
4. Antusiasme
a. Minat untuk mengutamakan prestasi kerja b. Semangat untuk mencari solusi terhadap masalah pekerjaan c. Semangat untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin d. Ketelitian terhadap tugas e. Giat dalam bekerja
Ordinal
5. Kreativitas
a. Kemampuan memunculkan ide/gagasan baru dalam menyelesaikan tugas b. Inisiatif dalam bekerja c. Inovatif dalam bekerja
Ordinal
6. Kebanggaan terhadap Organisasi
a. Integritas tinggi terhadap perusahaan b. Kesediaan untuk ikut serta dalam perencanaan perusahaan c. Kesediaan untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan organisasi di perusahaan
Ordinal
Sumber: diadaptasi dari I.G. Wursanto (1998:150)
3.4
Sumber Data Penelitian membutuhkan data sebagai bahan acuan dalam menjawab
permasalahan penelitian. Data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian
43
harus data yang relevan, lengkap dan merupakan data yang aktual. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.4.1
Data Primer Data primer menurut Moh. Nazir (2005:50), adalah “Data yang didapat
dan diolah langsung dari objeknya”. Data primer ini diantaranya di dapat dari data hasil observasi langsung, data hasil wawancara dan data hasil pengisian kuesioner oleh karyawan PT. INTI (Persero) Bandung.
3.4.2
Data Sekunder Sumber data lain yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder.
Moh. Nazir (2005:50), menyebutkan bahwa “Data sekunder merupakan data yang tidak langsung diperoleh dari objek penelitian, tetapi hasil dari pengumpulan dan pengolahan pihak lain”. Data sekunder ini didapat melalui bahan-bahan kepustakaan sebagai data referensi, atau dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian.
3.5
Populasi Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Riduwan (2010:55),
menyatakan bahwa “Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”. Pendapat lain mengenai populasi dikemukakan juga oleh Sugiyono (2006:90), ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
44
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka populasi tidak hanya berkaitan dengan orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar menyangkut jumlah obyek/subyek, namun meliputi sifat dari obyek/subyek tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada Divisi SDM PT. INTI (Persero) Bandung yang berjumlah 39 orang, maka seluruh populasi Divisi SDM PT. INTI Bandung dijadikan populasi target dalam penelitian ini. Adapun data populasi karyawan Divisi SDM PT INTI (Persero) Bandung dapat dilihat pada tabel 3.3: Tabel 3. 3 Populasi Karyawan Divisi SDM PT. INTI (Persero) Bandung No 1. 2.
3. 4. 5.
Bagian Kepala Divisi Sumber Daya Manusia Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penilaian Kinerja Pengembangan Sistem Sumber Daya Manusia dan Organisasi Manajemen Kualitas Pelayanan Sumber Daya Manusia dan Remunerasi JUMLAH
Sumber: Divisi SDM PT.INTI (Persero) Bandung 2011
Jumlah Karyawan 1 Orang 8 Orang
9 Orang 6 Orang 15 Orang 39 Orang
45
3.6
Teknik dan Alat Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan prosedur dan merupakan prasyarat bagi
pelaksanaan pemecahan masalah penelitian. Pengumpulan data ini diperlukan cara dan teknik tertentu, sehingga data dapat terkumpul dengan baik. Menurut Riduwan (2010:97): Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang tepat, dan sesuai dengan karakteristik penelitian yang digunakan akan memberikan gambaran yang akurat mengenai suatu kondisi tertentu. Hal ini akan mempermudah peneliti dalam menyusun suatu informasi yang berguna dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
3.6.1
Wawancara Sambas dan Maman (2007:21), mengungkapkan: Teknik wawancara yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung secara bertatap muka (personal face to face interview) dengan sumber data (responden). Wawancara ini dilakukan secara bebas dan terbuka dengan menggunakan
pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya. Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai objek dalam penelitian, seperti gambaran kualitas pemeliharaan karyawan pada perusahaan dan gambaran kualitas semangat kerja karyawan yang diterapkan di perusahaan. Wawancara ini dilakukan dengan Bagian Pelayanan SDM dan Remunerasi PT. INTI (Persero) Bandung.
46
3.6.2
Observasi Penulis melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian serta
mencatat segala yang dilihat dan didengar yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.6.3
Kuesioner (Angket) Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang terdiri dari pertanyaan mengenai karakteristik responden, pengalaman dan opini responden. Kuesioner ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu kuesioner yang berisi instrumen mengenai pemeliharaan karyawan, dan mengenai semangat kerja karyawan. Dalam menyusun kuesioner dilakukan beberapa prosedur berikut : a. Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup. Menurut Arikunto (2006:152) “Instrumen tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”. c. Responden hanya membutuhkan tanda check list pada alternatif jawaban yang dianggap paling tepat yang telah disediakan. d. Menetapkan pemberian skor pada setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap jawaban responden diberi nilai dengan skala
47
Likert. Menurut Sugiyono (1994:74), “Skala Likert mempunyai gradasi sangat positif dengan sangat negatif”.
1.
Uji Validitas Suharsimi Arikunto (2008:65), mengatakan bahwa: Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari suatu
instrumen, artinya bahwa instrumen yang dipakai benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Formula yang digunakan untuk tujuan ini adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu:
r xy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X
2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
}
(Suharsimi Arikunto, 2008:81) Keterangan: rxy
= Korelasi antara variabel X dan Y
X
= Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba
Y
= Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji coba
∑
= jumlah skor tiap butir angket dari tiap responden
∑
= jumlah skor total butir angket dari tiap responden
N
= Banyaknya data Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas instrumen angket
tersebut adalah sebagai berikut:
48
a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen. c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul, termasuk memeriksa kelengkapan pengisian item angket. d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh untuk memudahkan perhitungan dan pengolahan data selanjutnya.
No.
Tabel 3. 4 Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Validitas Nomor Item Instrumen Jumlah
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
e. Menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu. f. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.
49
Tabel 3. 5 Contoh Format Tabel Perhitungan Korelasi No. Resp.
X
Y
XY
X2
Y2
g. Menentukan titik kritis atau nilai tabel r, pada derajat bebas (db=N-2) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05. h. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat dalam tabel. i. Membuat kesimpulan dengan kriteria uji: r hitung ≥ r tabel, maka instrumen dinyatakan valid. r hitung ≤ r tabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid.
2.
Uji Reliabilitas Menurut Suharsimi Arikunto (2008:86), yang dimaksud dengan reliabilitas
adalah “Suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan
data
karena
instrumen
tersebut
sudah
baik.
Reliabilitas
menunjukkan tingkat keterandalan tertentu”. Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach, sebagai berikut: 2 k ∑σ i r11 = 1 − σ t2 k − 1
Dimana : Rumus varians sebagai berikut:
50
σ2 =
(∑ X ) N N
2
∑X2 −
(Suharsimi Arikunto, 2008:110) Keterangan : r11
= Reliabilitas instrumen/koefisien alfa
k
= Banyaknya bulir soal
∑ σ i2
= Jumlah varians bulir
σ t2
= Varians total
∑X
= Jumlah skor
N
= Jumlah responden Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka menguji reliabilitas
instrumen adalah sebagai berikut: a. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan-keutuhan kuesioner sehingga data siap diproses. b. Untuk mempermudah pengolahan data, buat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor item yang diperoleh. c. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. d. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. e. Menghitung varians masing-masing item. f. Menghitung varians total g. Menghitung nilai koefisien Alfa
51
h. Menentukan titik kritis atau nilai tabel r, pada derajat bebas (db =N –2) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05. i. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi Product Moment yang terdapat dalam tabel. j. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya : 1. Jika 2. Jika
3.7
≥ 11
≤
, maka reliabel , maka tidak reliabel
Teknik Analisis Data Menurut Riduwan (2010:129), Analisis data adalah “Upaya mengolah data
menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian”. Tujuan dilakukannya analisis data antara lain untuk mendeskripsikan data, sehingga dapat dipahami karakteristiknya, juga untuk menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi berdasarkan data yang telah diperoleh. Kesimpulan ini biasanya dibuat berdasarkan pendugaan dan pengujian hipotesis. Setelah diperoleh data dari hasil penyebaran angket, selanjutnya langkahlangkah dalam prosedur pengolahan data menurut Sugiyono (2002:74), langkahlangkah pengolahan data yaitu: 1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian angket secara menyeluruh.
52
2. Coding, yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap option dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada. Adapun pola pembobotan untuk koding tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 3. 6 Pola Pembobotan Kuesioner Skala Likert Bobot No.
Alternatif Jawaban Positif
Negatif
1.
Sangat Setuju/Selalu/Sangat Positif
5
1
2.
Setuju/Sering/Positif
4
2
3.
Kurang Setuju/Kadang-kadang/Netral
3
3
4.
Tidak Setuju/Hampir Tidak Pernah/Negatif
2
4
5.
Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah/Sangat Negatif
1
5
Sumber : diadaptasi dari Sugiyono (2002:81) 3. Tabulating, dalam hal ini hasil coding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3. 7 Rekapitulasi Hasil Skoring Angket Skor Item Responden
Total 1
1. 2.
N
2
3
4
5
6
……….
N
53
Sumber : diadaptasi dari Sugiyono (2002:81) Setelah menyelesaikan proses pengolahan data di atas dan terkumpul sesuai dengan jumlah yang diinginkan, selanjutnya adalah melakukan analisis deskriptif dan analisis parametrik.
3.7.1
Analisis Deskriptif Sugiyono (2010:29) mengungkapkan: Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah dirumuskan dalam rumusan masalah yaitu rumusan masalah no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran kualitas pemeliharaan karyawan dan untuk mengetahui gambaran tingkat semangat kerja karyawan. Berkaitan dengan analisis data deskriptif yaitu dengan: a. Penyajian data melalui tabel, berdasarkan angka frekuensi dan persentase (%). Seperti pada contoh tabel di bawah ini:
54
Tabel 3. 8 Distribusi Frekuensi Alternatif Jawaban
No. 1
Sangat Setuju/Selalu/Sangat Positif
2
Setuju/Sering/Positif
3
Kurang Setuju/Kadang-kadang/Netral/Tidak Setuju/Kadang Tahu
4
Tidak Setuju/Jarang/Negatif
5
Sangat Tidak setuju/Tidak Pernah/Sangat Negatif
Frekuensi
Persentase
b. Kemudian membuat grafik Penyajian data melalui tabel, yang kemudian dipresentasekan dan dibuat grafiknya, sehingga terlihat gambaran kualitas pemeliharaan karyawan dan gambaran tingkat semangat kerja karyawan dalam bentuk grafik, seperti contoh berikut:
Gambar 3. 1 Contoh Grafik Deskriptif c. Selain mendeskripsikan data melalui penyajian tabel dan membuat grafik, penulis juga mengolah data untuk memperoleh rincian skor dan kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk pada masing-masing masing variabel X dan variabel Y. Adapun langkah-langkahnya langkah sebagai berikut:
55
1. Menentukan jumlah Skor Kriterium (SK) dengan menggunakan rumus : SK = ST x JB x JR Keterangan: SK ST JB JR
= Skor Kriterium = Skor Tertinggi = Jumlah Bulir Angket = Jumlah Responden
2. Menghitung rentang dengan cara mengurangkan skor tertinggi dengan skor terendah kemudian hasilnya dibagi lima. 3. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium, untuk mencari jumlah skor hasil angket dengan rumus: ∑Xi = X1 + X2 + X3 +….Xn Keterangan : Xi X1 – Xn
= Jumlah skor hasil angket variabel X = Jumlah skor angket masing-masing responden
4. Membuat daerah kategori kontinum menjadi lima tingkatan yaitu sangat rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Sangat Rendah
…
Rendah
…
Sedang
…
Tinggi
…
Sangat Tinggi
…
5. Analisis data, yaitu mendeskripsikan variabel X dan variabel Y dengan analisis deskriptif untuk mengetahui gambaran kualitas pemeliharaan karyawan dan untuk mengetahui gambaran tingkat semangat kerja karyawan pada Divisi SDM di PT. INTI (Persero) Bandung. Sumber : diadaptasi dari Sugiyono (2002:81)
…
56
3.7.2
Analisis Parametrik Teknik analisis data inferensial meliputi statistik parametrik yang
digunakan untuk data interval dan ratio serta statistik nonparametrik yang digunakan untuk data nominal dan ordinal. Statistik inferensial, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Ciri analisis data inferensial adalah digunakannya rumus statistik tertentu (Misalnya uji t, uji F dan lain sebagainya). Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah no. 3 yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh pemeliharaan karyawan terhadap semangat kerja karyawan Divisi SDM PT. INTI (Persero) Bandung. Menurut Sugiyono (2002:70), “Mengingat data variabel penelitian seluruhnya diukur dalam bentuk skala ordinal, yaitu skala yang berjenjang yaitu jarak antara data yang satu dengan data yang lainnya tidak sama”. Tetapi pengolahan data dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus diukur dengan skala interval, maka terlebih dahulu semua
data
ordinal
ditransformasikan
menjadi
skala
interval
dengan
menggunakan Metode Succesive Interval atau MSI. Menurut Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman (2007:70) untuk mengubah data ordinal menjadi interval dapat menggunakan bantuan Microsoft Excel. Langkah-langkah untuk mentransformasikan data tersebut adalah sebagai berikut: 1) Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel. 2) Klik “Analize” pada Menu Bar. 3) Klik “Succesive Interval” pada Menu Analize, hingga muncul kotak dialog “Method Of Succesive Interval”.
57
4) Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input, dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya. 5) Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√ ) Input Label in first now. 6) Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5. 7) Masih pada Option, check list (√ )Display Summary. 8) Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di sel mana. Lalu klik “OK”. Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris. Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa syarat analisis data yang harus dipenuhi sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu akan dilakukan beberapa pengujian yaitu uji normalitas, uji linieritas dan uji homogenitas.
3.7.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan digunakan. Penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan dalam uji normalitas ini yaitu uji Liliefors Test. Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors menurut (Ating dan Sambas, 2006:289) sebagai berikut: 1) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama. 2) Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis). 3) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya. 4) Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). 5) Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada tabel z 6) Menghitung Theoritical Proportion.
58
7) Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi. 8) Carilah selisih terbesar di luar titik observasi Berikut ini adalah tabel distibusi pembantu untuk pengujian normalitas data.
X
F
Tabel 3. 9 Tabel Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas Fk Sn (Xi) Z Fo (Xi) Sn (Xi) - Fo (Xi) │Sn (Xi-1) - Fo (Xi)│
(1) (2) (3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Keterangan : Kolom 1
: Susunan data dari kecil ke besar
Kolom 2
: Banyak data ke i yang muncul
Kolom 3
: Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fksebelumnya
Kolom 4
: Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn (Xi) = fk/n
Kolom 5
: Nilai Z, formula, Z =
Dimana : X = Kolom 6
Xi - X S
∑ Xi dan S = n
( ∑ Xi ) 2 n n −1
∑ Xi 2 −
: Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi Kumulatif Luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal.
Kolom 7
: Selisih Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6)
Kolom 8
: Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut
59
Adalah D hitung. Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara
0,886 n
.
Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria : D hitung ≤ D tabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal D hitung ≥ D tabel, maka H0 ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal
3.7.2.2 Uji Homogenitas Pengujian homogenitas digunakan untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Pengujian homogenitas data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji Barlett. Pengujian homogenitas data dengan uji Barlett Barlett adalah untuk melihat apakah variansi-variansi variansi sebuah kelompok peubah bebas yang banyaknya data per kelompok bisa berbeda dan diambil secara acak dari data populasi masing-masing masing yang berdistribusi normal, berbeda atau tidak. Dengan bantuan Microsoft Excel (Muhidin dan Abdurahman, 2007:85), 2007 .
dengan rumus:
!, dimana:
dbi B
= Varians tiap kelompok data = n - 1 = Derajat kebebasan tiap kelompok = Nilai Barlett = (Log S2gab) (∑dbi)
S2gab
= Varians gabungan = S2gab =
Langkah-langkah langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas dengan uji Barlett adalah : 1) Menentukan kelompok-kelompok kelompok kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
60
2) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel sebagai berikut :
Indikator
db = n-1
Tabel 3. 10 Model Tabel Uji Bartlett Log S i2 db.Log S i2 S i2
db. S i2
1 2 3 N Sumber : Ating dan Sambas (2006:295) 3) Menghitung varians gabungan. 4) Menghitung log dari varians gabungan. 5) Menghitung nilai Barlett. 2 6) Menghitung nilai χ
7) Menentukan nilai dan titik kritis pada α = 0.05 dan db = k-1, dimana k adalah banyaknya indikator. 8) Membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut : Nilai χ 2 hitung ≤ nilai χ 2 tabel, H0 diterima (variasi data dinyatakan homogen). Nilai χ 2 hitung ≥ nilai χ 2 tabel, H0 ditolak (variasi data dinyatakan tidak homogen).
61
3.7.2.3 Uji Linieritas Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Sebelum menguji linearitas regresi, harus diketahui rumus persamaan regresi sederhana yaitu : ∧
Y = a + bΧ
(Sugiyono, 2010:261)
Keterangan : ∧
Y a
= Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan. = Konstanta.
b
= Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X
= Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Dengan ketentuan : a=
b=
∑ Y − b∑ X N
= Y − bX
N .(∑ XY ) − ∑ X ∑ Y N ∑ X 2 − (∑ X )
2
Selanjutnya model persamaan tersebut dilakukan uji linearitas regresi dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) dengan rumus:
62
JKReg[a] =
(ΣY )2 n
3. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[b\a]) dengan rumus: JKReg[b\a] = b.ΣXY −
(ΣX )(. ΣY ) n
4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres = ΣY 2 − JKRe g[b\ a] − JKRe g[a] 5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKReg[a]) dengan rumus: RJKReg[a] = JKReg[a] 6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKReg[b\a]) dengan rumus: RJKReg[b\a] = JKReg[b/a] 7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) dengan rumus: RJKRes =
JK Re s n−2
8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus: 2 (ΣY )2 ∑k ΣY − n JKE=
Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya. 9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus: JKTC = JKRes –JKE
63
10. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus: JKTC RJKTC = k − 2
11. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus: RJKE =
JK E n−k
12. Mencari nilai Fhitung dengan rumus: Fhitung =
RJK TC RJK E
13. Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau α = 5% menggunakan rumus: Ftabel = F (1-α) (db TC, dbε) dimana db TC = k-2 dan db E = n-k 14. Membandingkan nilai uji Fhitung dengan nilai Ftabel 15. Membuat kesimpulan. Jika Fhitung ≤ Ftabel maka data dinyatakan berpola linier. Jika Fhitung ≥ Ftabel maka data dinyatakan tidak berpola linear.
3.7.3
Pengujian Hipotesis Langkah terakhir dalam kegiatan analisis data adalah dengan melakukan
uji hipotesis. Tujuan dari pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dipercaya antarvariabel (independent) dan variabel (dependent). Melalui pengujian hipotesis ini akan diambil kesimpulan menerima atau menolak hipotesis. Rumus yang digunakan penulis
64
untuk menguji hipotesis yaitu uji signifikan koefisien korelasi (uji t-student). Berikut langkah-langkah pengujian hipotesisnya:
a. Membuat Persamaan Regresi Linear Sederhana Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier sederhana, dimana analisis ini didasarkan pada hubungan satu variabel (independent) dengan satu variabel (dependent). Berikut persamaan regresi linier: Υˆ = a + b(X)
a=
∑ Y − b∑ X N
= Y − bX
Sedangkan b dicari dengan menggunakan rumus:
b=
N .(∑ XY ) − ∑ X ∑ Y N ∑ X 2 − (∑ X )
2
b. Menghitung Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y Untuk mengetahui hubungan variabel X (pemeliharaan karyawan) dengan Y (semangat kerja karyawan). dicari dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment dari Pearson, yaitu:
rxy =
{N ∑ X
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) 2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
}
65
Sementara untuk mengetahui tingkat hubungan (koefisien korelasi) antara variabel X (pemeliharaan karyawan) dengan Y (semangat kerja karyawan). Maka dapat digunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi seperti yang dituangkan dalam tabel 3.11: Tabel 3. 11 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Besarnya nilai r Interpretasi Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Sangat Kuat
Antara 0,600 sampai dengan 0,799
Kuat
Antara 0,400 sampai dengan 0,599
Sedang/Cukup Kuat
Antara 0,200 sampai dengan 0,399
Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,199
Sangat Rendah
Sumber : Sugiyono (2010:231) Untuk menentukan besarnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y, dapat digunakan rumus koefisien determinasi atau koefisien penentu. Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh yang terjadi antara variabel bebas (independent) terhadap variabel tak bebas (dependent). Berikut rumus koefisien determinasi: KD = r2x100% (Riduwan, 2006:224)
Keterangan: KD = Koefisien Determinasi r
= Koefisien korelasi
66
c.
Uji Hipotesis dengan Uji Signifikansi Sebagai langkah terakhir dari analisis data adalah teknik pengujian
hipotesis. Rumus yang digunakan penulis untuk menguji hipotesis yaitu signifikasi (uji F). Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut: Menentukan nilai uji F melalui: 1)
Menentukan jumlah kuadrat regresi dengan rumus:
2)
Menentukan jumlah kuadrat residu dengan rumus:
Keterangan: K = banyaknya variabel bebas 3)
Menentukan nilai kritis (α) atau nilai tabel F dengan derajat kebebasan untuk db1 = k dan db2 = n – k - 1
4)
Membandingkan nilai uji F terhadap nilai tabel F dengan kriteria pegujian: Jika nilai uji F ≥ nilai tabel F, maka tolak H0, dan H1 diterima. Jika nilai uji F ≤ nilai tabel F, maka terima H0, dan H1 ditolak.
67
Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut: H0 : ρ = 0 :
Korelasi tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara pemeliharaan karyawan (variabel X) terhadap semangat kerja karyawan (variabel Y).
H1 : ρ ≠ 0 :
Korelasi berarti, artinya terdapat pengaruh signifikan antara pemeliharaan karyawan (variabel X) terhadap semangat kerja karyawan (variabel Y).
68