BAB III BIOGRAFI DAN KONSEP PENDIDIKAN TAUHID BAGI KESEHATAN JIWA MENURUT DADANG HAWARI A. Biografi Dadang Hawari Prof DR dr H Dadang Hawari, Psikiater, dilahirkan di Pekalongan pada tanggal 16 Juni 1940. Lulus pendidikan dokter (umum) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada tahun 1965. Lulus pendidikan dokter ahli jiwa (psikiater) di FKUI pada tahun 1969. Pendidikan lanjutan di Inggris (Program Colombo Flan) di bidang Psikiatri Sosial/Kemasyarakatan pada tahun 1970-1971. Memperoleh gelar Doktor (Cum Laude) dalam Ilmu Kedokteran dengan judul disertasi Pendekatan Psikiatri Klinis Pada Penyalahgunaan Zat di Fakultas Pasca Sarjana UI pada tahun 1990. Dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap FKUI pada tahun 1993. Setelah lulus pendidikan dokter ahli jiwa (psikiater) di FKUI, beliau bekerja sebagai staf pengajar psikiatri FKUI pada tahun 1969-2005. Disamping itu beliau juga menjadi Kepala Kesehatan Jiwa DKK-DKI (19721975), selain itu menjadi Kepala Proyek Integrasi Kesehatan Jiwa di Puskesmas DKI pada tahun 1973-1975. Juga menjadi Direksi Rumah Sakit Islam Jakarta pada tahun 1972- 1978.untuk lebih jelasnya, pengalaman bekerja Dadang Hawari dapat dilihat pada lampiran 1. Selain bekerja, Dadang Hawari juga mempunyai kesibukan dalam berorganisasi.
Pada
tahun
1966-1969,
beliau
menjadi
ketua
PKBI(perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) di jakarta. Sebagai ketua
46
47
bidang pendidikan PB IDI pada tahun 1977-1980. Serta masih banyak lagi pengalaman organisasinya dapat dilihat pada lampiran 2. Disamping kesibukannya, Dadang hawari juga banyak menulis buku. Salauh satu buku yang telah diterbitkan yaitu berjudul “Dimensi Religi dalam Praktek psikiatri dan Psikologi” yang berisi tentang cabang ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa (mental health) adalah yang paling dekat dengan agama, demikian pula halnya dengan ilmu jiwa psikologi. Untuk lebih lengkapnya, Buku-buku yang telah diterbitkan dapat dilihat pada lampiran 3. Selain itu, Dadang Hawari juga telah melakukan berbagai penelitian antara lain : Kesehatan Jiwa Jama’ah Haji Indonesia (1975), Pendekatan Psikiatri Klinis Pada Penyalahgunaan Zat (Tesis, 1990), Angka Kesakitan dan Kematian Penderita Ketergantungan Narkotika Jenis Opiat/Heroin (1999), Kelainan Paru dan Liver Pada Penderita, Ketergantungan Narkotika Jenis
Opiat/Heroin
(1999),
Angka
Rawat
Inap
Ulang
(“Kekambuhan/”Relapse”) Pasien NAZA (2000), Infeksi HIV Pada Penderita Ketergantungan Narkotika Jenis Opiat/Heroin (2000). Dilihat dari biografinya, beliau juga banyak mendapatkan berbagai penghargaan, antara lain :
1.
Medika Award (Maj'alah Kedokteran dan Farmasi, 1979)
2. M.H. Thamrin International Hospital Award, 2001 (SistemTerpadu NAZA)
48
3. Bakti Ekatama Award (PKBI, 2002) 4. M.H. Tamrin International Hospital Award (Detoksifikasi Tanpa Anestesi dan Substitusi), 2002 5. Golden Anniversary Award(Yayasan Pendidikan Musik), Jakarta 2003. 6. ASEAN Federation for Psychiatri and Mental Health Award, manila 2003. Pembicara dalam berbagai pertemuan ilmiah di bidang kedokteran jiwa, kesehatan jiwa dan kaitannya dengan kesehatan jiwa, baik di dalam maupun di luar negeri dan juga pertemuan ilmiah populer untuk awam. Menulis berbagai publikasi ilmiah dan populer di berbagai media cetak; dan sebagai narasumber di berbagai media elektronik (radio dan TV).1
B. Konsep Pendidikan Tauhid bagi Kesehatan Jiwa Menurut Dadang Hawari Dewasa ini pemisahan (dikotomi) antara ilmu pengetahuan khususnya ilmu kedokteran jiwadan kesehatan jiwa dengan agama tidak dianut lagi bahkan ustru diintegrasikan. Paradikma baru yang dipakai adalah pendekatan Biologik, Psikologik, Sosial, Spiritual/Agama (BPSS). Paradikma BPSS ini dalam prakteknya tumpang tindih (over lapping), tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya secara mutlak dan saling berhubungan. Oleh karena itu dalam buku Al-qur’an ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa perspektif 1
Dadang Hawari, Ilmu Kedoteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa Perspektif Al-Qur’an dan AsSunnah, (Jakarta : Fakultas Kedokteran Iniversitas indonesia(FKUI), 2013), hlm. 815
49
Al-qur’an dan As-Sunnah Dadang Hawari menjelaskan berbagai penyakit baik dari segi prevensi, terapi dan rehabilitasi selalu menggunakan pendekatan holistik dengan empat pilar tersebut atau disebut BPSS. 1.
Pendidikan Tauhid menurut Dadang Hawari Dalam agama Islam, Rukun Iman ada 6, yaitu, (1) Iman kepada Allah SWT; (2) Iman kepada Malaikat; (3) Iman kepada para Nabi; (4) Iman kepada Kitab-Kitab; (5) Iman pada Hari Kiamat; (6) Iman pada Takdir. Menurut Dadang Hawari, setiap orang Islam wajib mengimani keenam Rukun Iman tersebut di atas, secara lebih jelas sebagai berikut : a. Iman Kepada Allah SWT Allah SWT. berfirman :
﴾ ۸۲ :﴿الرعد Artinya : ”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram”.2 . Iman atau percaya bahwa Allah SWT itu ada, pencipta alam semesta ini termasuk manusia sebagai makhluk-Nya, Tuhan Yang Maha Esa, Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun, Maha Adil, Maha Mengetahui dan seterusnya; serta
2
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an. Zabarjad Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm. 201
50
kepada-Nya kelak akan kembali, merupakan keimanan yang besar pengaruhnya bagi kesehatan jiwa manusia.3 2. Iman Kepada Malaikat Malaikat adalah makhluk rohani yang bersifat gaib, diciptakan dari nur (cahaya), yang selalu taat, tunduk, dan patuh kepada Allah SWT. Tidak pernah ingkar kepada-Nya, dan tidak membutuhkan makan, minum, atau tidur. Mereka tidak mempunyai keinginan apapun yang bersifat fisik dan juga kebutuhan yang bersifat materiil. Mereka menghabiskan waktunya untuk mengabdi pada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an banyak disebutkan bahwa malaikat adalah makhluk Allah SWT. Dengan sifat-sifat sebagai berikut: a. Diciptakan dari nur (cahaya); b. Semuanya taat dan berbakti pada Allah SWT; c. Tidak berjenis laki-laki ataupun perempuan; d. Tidak membutuhkan makan, minum dan sarana fisik lainnya; e. Tidak akan mati sebelum datangnya hari kiamat, karena itu jumlahnya tetap; f. Bertubuh halus (gaib), tidak dapat dilihat oleh manusia biasa; g. Tidak pernah mengingkari perintah Allah SWT. Atau berbuat dosa kepadanya; h. Mereka hanya bisa mengerjakan apa yang diperintahkan tanpa ada inisiatif untuk berbuat lain; 3
Dadang Hawari. Op. cit., hlm. 566-567
51
i. Mereka diciptakan Allah SWT. Dengan tugas-tugas tertentu.
Dalam teologi ahlussunnah waljama’ah ada sepuluh malaikat yang harus diimani dengan tugas-tugas sebagai berikut : 1) Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu kepada para Nabi. Tugas ini berakhir hingga masa kenabian Nabi Muhammad SAW. 2) Malaikat Mikail bertugas membagi rezeki kepada seluruh makhluk, antara lain makanan, minuman dan hujan; 3) Malaikat Izrail bertugas mencabut Nyawa semua makhluk baik manusia, hewan, jin, setan maupun malaikat sendiri apabila saatnya tiba; 4) Malaikat Israfil mempunyai tugas sebagai peniup sangkakala (terompet) pada hari kiamat; 5) Malaikat Raqib bertugas mencatat setiap perbuatan baik manusia; 6) Malaikat Atid bertugas mencatat setiap perbuatan jahat manuisa; 7) Malaikat Munkar bertugas memberikan pertanyaan kepada orang yang ada di dalam kuburnya; 8) Malaikat Nakir bertugas memberikan pertanyaan kepada orang yang ada di dalam kuburnya; 9) Malaikat malik bertugas sebagai penjaga neraka; 10) Malaikat Ridwanbertugas sebagai penjaga surga. 4
4
Ibid., hlm. 570-571
52
Firman Allah SWT :
﴾ ۷۱ :﴿ق Artinya
:“(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri”.5
Firman Allah SWT:
﴿اإلنفطا ﴾ ۷۱-۷۸ :ر Artinya :“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikatmalaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaanpekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan”.6
3.
Iman Kepada Para Nabi Kata “Nabi” berasal dari bahasa Arab an-nabiy, kalau jamak : al-nabiya yang artinya orang yang menjadi pilihan Allah SWT. Untuk menerima wahyu agar disampaikan oleh malaikat jibril, misalnya Al-Qur’an yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, taurat diberikan kepada Nabi Musa AS; Zabur diberikan kepada nabi Daud AS; dan Injil diberikan kepada Nabi Isa AS. Seorang yang terpilih menjadi Nabi atau rasul tidak akan keluar dari status kemanusiaannya, para Nabi memiliki sifat-sifat tertentu. Terdapat empat sifat yang dimiliki oleh para Nabi, yaitu :
5 6
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an.Op. cit., hlm. 414 Ibid, hlm. 469
53
a. Sidik (benar dan jujur); b. Amanah (dapat dipercaya); c. Tabligh (menyampaikan, mensyiarkan); d. Fatonah (cerdik, pintar dan bijaksana). Dalam Al-Qur’an terdapat 25 nama Nabi dan Rasul, sebagai berikut : 1) Nabi Adam AS., yang merupakan Nabi bagi keturunannya; 2) Nabi Idris AS., yang terkenal dengan kepandaiannya menulis dan menjahit; 3) Nabi Nuh AS., yang diangkat menjadi Nabi dan Rasul pada usia 480 tahun dan meninggal usia 950 tahun. Nabi Nuh terkenal dengan kisah badai topan yang melanda negerinya, dan ia bersama-sama
pengikutnya
selamat
dengan
mengendarai
perahunya. 4) Nabi Hud AS., yang diutus kepada kaum Ad; 5) Nabi Saleh AS., yang diutus kepada kaum samud, yaitu kaum yang yang hidup di wilayah kaum Ad yang musnah karena badai topan; 6) Nabi Ibrahim AS., yang dibakar oleh raja Namrud dan kaki tangannya, namun dengan izin Allah SWT ia tidak hangus terbakar;
54
7) Nabi Ismail AS., adalah putra Nabi Ibrahim dan isterinya Siti Hajar, yang terkenal dengan kesabaranya ketika ia bersedia untuk disembelih oleh ayahnya Nabi Ibrahim AS; 8) Nabi Luth AS., yang tinggal didaerah Yordania tepatnya di Sadum, dikenal karena kaumnya durhaka gemar melakukan homoseks (hubungan seksual sesama lelaki); 9) Nabi Ishaq AS., adalah putra Nabi Ibrahim dan isterinya Sarah; 10) Nabi Ya’qub AS., adalah putra Nabi Ishaq AS; 11) Nabi Yusuf AS., yang dikenal sebagai orang yang ahli menafsirkan mimpi; 12) Nabi Ayyb AS., yang dikenal kesabarannya menghadapi ujian Allah SWT; 13) Nabi Syu’aib AS., yang diutus kepada kaum Madyan yang terkenal dengan sikap curang dan korup; 14) Nabi Musa AS., yang terkenal dengan kemukjizatannya membelah laut dengan tongkatnya; 15) Nabi harun AS., yang merupakan penerus Nabi Musa AS; 16) Nabi Zulkifli AS., sebagai orang yang sabar dan yang paling baik; 17) Nabi Daud AS., yang diutus kepada Bani Israil dengan kitab Suci Zabur; 18) Nabi Sulaiman AS., yang mengerti bahasa binatang;
55
19) Nabi Ilyas AS., sebagai orang yang saleh diutus kepada bani Israil; 20) Nabi Ilyasa AS., penerus misi nabi Ilyas; 21) Nabi Yunus AS., yang terkenal dengan kisah ditelan oleh ikan hingga masuk kerongga perutnya; 22) Nabi Zakaria AS., yang diutus untuk bani Israil mendapat anak setelah berumur 90 tahun dan diberi nama yahya kemudian menjadi Nabi juga; 23) Nabi Yahya AS., putra Nabi Zakaria., beliau adalah salah satu Nabi yang mati dibunuh oleh bangsanya sendiri; 24) Nabi Isa AS., adalah putra Mariam satu-satunya nama wanita yang dimuat dalam Al-Qur’an. Ia dilahirkan tanpa ayah pada usia 30 tahun, ia diangkat menjadi Rasul dan kitabnya bernama injil; 25) Nabi Muhammad SAW., yang merupakan penutup para Nabi. Pada usia 40 tahun diangkat menjadi Nabi dan wafat pada usia 63 tahun. Kitabnya Al-Qur’an yang merupakan penyempurnaan bagi kitab-kitab para Nabi sebelumya.
Bahwa Nabi Muhammad adalah nabi penutup. Allah SWT. Berfirman dalam surah al-ahzab ayat 40, menjelaskan bahwa setelah nabi Muhammad SAW. tidak akan diutus nabi lagi atau Rasul. Allah SWT. Menyebut Nabi Muhammad SAW. sebagai khatam an-
56
nabiyyin (penutup Nabi-Nabi).7 sebagaimana dijelaskan dalam AlQur’an :
﴾ ٤۱ :﴿األحزاب Artinya : “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”8 Allah SWT. mengutus para Nabi adalah untuk memperbaiki akhlak perilaku manusia. Nabi Muhammad SAW. adalah Nabi penutup/terakhir yang merupakan suri teladan bagi umat manusia, yaitu bagi mereka yang mengharapkan rahmat Allah serta keselamatan di dunia dan di akhirat kelak. Hanya dalam waktu 23 tahun Nabi Muhammad SAW telah dapat merubah total masyarakat jahiliyyah menjadi masyarakat yang adil dan makmur dengan rida Allah SWT. Kepemimpinan nabi Muhammad SAW. telah diakui olah dunia sebagaimana dituliskan oleh Michael H. Hart (non muslim) dalam bukunya berjudul Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalan Sejarah; dan Nabi Muhammad SAW. ditokohkan nomor 1 dari seratus tokoh dalam buku tersebut.9
4. Iman kepada Kitab-Kitab 7
Dadang Hawari. Op. cit., hlm. 572-574 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an.Op. cit., hlm. 338 9 Dadang Hawari. Op. cit., hlm. 575 8
57
Yang dimaksud dengan kitab-kitab disini adalah Kitabullah, artinya kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT. Kepada para NabiNya. Di antara Kitab-Kitab Allah SWT. Yang diketahui adalah : a.
Zabur ditrunkan kepada Nabi Daud AS;
b.
Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS;
c.
Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS;
d.
Al-Qur’an
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang
merupakan Nabi terakhir. Al-Qur’an Kitab suci umat islam yang mengandung tuntunan, ajaran dan kisah berbagai umat masa lalu untuk dijadikan pedoman oleh umat islam.
Firman Allah SWT :
﴾ ٤ :﴿الزحرف Artnya :“Dan sesungguhnya Al Qur'an itu dalam induk Al Kitab (Lauh mahfuz) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah”.10 Iman atau percaya terhadap kitab-kitab yang dibawa oleh para nabi misalnya kitab Zabur, Taurat, Injil dan terakhir Al-Qur’an merupan satu dari keenam Rukun Iman. Al-Qur’an merupakan buku petunjuk bagi umat manusia agar dalam kehidupan ini serasi, selaras dan seimbang dalam hubungannya dengan Tuhannya (vertikal), dengan sesama manusia dan lingkungan alam sekitarnya (horizontal), 10
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an.Op. cit., hlm. 391
58
Al-Qur’an merupakan Kitabullah yang terakhir diturunkan melalui utusannya yang terkhir pula Nabu Muhammad SAW. Al-Qur’an merupakan penyempurnaan dari kitab-kitab sebelumnya, ibaratnya buku merupakan edisi terakhir dan terlengkap serta tersempurna, karena isinya merupakan wahyu ilahi, bukan buah pikiran manusia, tiada seorangpun yang mencampuri dan selalu terjaga kesuciannya oleh-Nya.11 5. Iman kepada hari Kiamat Allah SWT berfirman :
﴾ ٤۱ :﴿األنبياء Artinya :“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan”.12
Iman atau percaya pada Hari Akhir atau Hari Kiamat mempunyai makna penting bagi orang-orang yang beriman. Pada hari itu setiap diri manusia akan menjalani proses “pengadilan” Allah SWT; di mana setiap diri mempertanggung jawabkan terhadap apaapa yang telah diperbuatnya selama hidup di dunia. Hanya ada dua
11 12
Dadang Hawari. Op. cit., hlm. 575 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an.Op. cit., hlm. 260
59
pilihan, yaitu surga bagi mereka yang beramal kebajikan, dan neraka bagi mereka yang berbuat kejahatan.13 6. Iman kepada Takdir Sebagaimana Allah SWT berfirman :
﴾ 5.1: ﴿التوبة Artinya : Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan.14
2.
Kesehatan Jiwa menurut Dadang Hawari Kesehatan manusia seutuhnya meliputi : a. Sehat secara jasmani/fisik(biologik), b. Sehat secara kejiwaan(psikiatrik/psikologik) c. Sehat secara sosial, dan d. Sehat secara spiritual (kerohanian/agama). Atau dengan kata lain manusia yang sehat seutuhnya adalah manusia yang beragama, dan hal ini sesuai dengan fitrah manusia.15
13
Dadang Hawari. Op. cit., hlm. 584 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an.Op. cit., hlm. 162 15 Dadang Hawari. Op. cit., hlm. 3-4 14
60
Dalam
kaitanya
dengan
hal
tersebut
diatas,
maka
dalam
perkembangan kepribadian seseorang itu mempunyai 4 dimensi holistik, yaitu : 1) Agama/Spiritual
yang merupakan fitrah manusia, merupakan
kebutuhan dasar (basic spiritual needs), mengandung nilai-nilai moral, etika dan hukum. Atau denga kata lain seseorang yang taat pada hukum, berarti ia bermoral dan beretika; seseorang yang bermoral dan beretika, berarti ia beragama (no religion without moral, no moral withot law). 2) Biologik, mengandung arti fisik (Tubuh/jasmani) termasuk susunan saraf pusat (otak), yang berkembangnya memerlukan makanan yang bergizi, bebas dari penyakit, yang kejadiannya sejak dari pembuahan, bayi dalam kandungan, kemudian lahir sebagai remaja, dan seterusnya melalui tahapan anak(balita), remaja, dewasa dan usia lanjut. 3) Psikologik, adalah kepribadian yang diberikan oleh orang tua (ayah dan ibu) melalui asuhan kasih sayang, termasuk agama. Orang tua merupakan tokoh imitasi dan identifikasi anak terhadap orang tuannya. Perkembangan kepribadian anak melalui dimensi psikologik ini berhenti hingga usia 18 tahun.
61
4) Sosial, selain dimensi psikologik di atas kepribadian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor sosial yaitu kultur budaya dari lingkungan sosial yang bersangkutan dibesarkan.16 Seseorang dikatakan mempunyai jiwa yang sehat apabila mempunyai beberapa kriteria sebagai berikut : a) Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan meskipun kenyataan itu buruk baginya. b) Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya. c) Merasa lebih puas memberi dari pada menerima. d) Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas. e) Berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling memuaskan. f) Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran di kemudian hari. g) Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif. h) Mempunyai kasih sayang yang besar.17
3.
Pendidikan Tauhid dan pengaruhnya Terhadap Kesehatan Jiwa menurut Dadang Hawari Dari berbagai penelitian para pakar dapat disimpulkan: (1) komitmen agama dapat mencegah dan melindungi seseorang dari
16 17
Ibid., hlm 4-5 Ibid., hlm. 13
62
penyakit, meningkatkan
kemampuan mengatasi penyakit dan
mempercepat penyembuhan (dengan catatan terapi medis diberikan sebagaimana mestinya); (2) agama lebih bersifat protektif (memberi perlindungan bagi pemeluknya yang beriman) danpencegahan; (3) komitmen agama mempunyai hubungan yang signifikan dan positif dengan keuntungan klinis. Dengan mengutip pendapat Larson, menurut Dadang Hawari bahwadalam memandu kehidupan dan kesehatan manusia yang serba kompleks ini dengan segala keterkaitannya, komitmen agama merupakan faktor yang tidak dapat di abaikan. Dalam perspektif Dadang Hawari, yang dimaksud peranan agama antara lain rukun iman yang berjumlah enam.18 Dalamal-Qur’an Allah SWT. berfirman :
﴾۹۱-۸۱ :﴿الفجر Artinya :”Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridaiNya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hambaKu (yang shalih) dan masuklah kedalam surgaKu”.19
Salah satu kebutuhan utama manusia adalah kebutuhan akan rasa aman dan terlindung (security feeling). Rasa aman dan terlindung ini
18 19
Ibid., hlm. 564 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an. Op.cit, hlm. 475
63
tumbuh dan dirasakan sebagai suatu kekuatan spiritual dengan do’a atau shalat yang dilakukan 5 kali sehari semalam, belum lagi dengan shalat sunnah lainnya. Dengan beriman kepada Allah SWT, berarti orang akan menjauhi larangan-Nya dan melaksanakan apa yang diperintahkan, agar diperoleh keselamatan/kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Orang yang beriman adalah orang yang selalu ingat kepada Allah SWT (dzikrullah/dzikir), perasaan tenang, aman dan terlindung selalu menyertainnya. Dalam menjalani kehidupan di dunia ini tiada yang perlu ditakutkan selain Allah SWT karena Allah SWT selalu memberikan petunjuk, taufik serta hidayah-Nya; sehingga orang yang beriman itu senantiasa memperoleh bimbingan dan perlindungan-Nya.20 Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. dalam surah AlBaqarah ayat 186, sebagai berikut:
﴾۷۲٦ :﴿البقرة Artinya : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”21
20 21
Dadang Hawari. Op.cit., hlm. 568 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an. Op.cit., hlm.22
64
Berdo’a kepada Allah SWT. Ini penting bagi manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya, terlebih lagi apabila kita sedang mengalami musibah misalnya, stres, cemas, depresi atau sakit fisik lainnya. Dokter hanya
mampu
mengobati,
sedangkan
yang
menyembuhkan
sesungguhnya Allah SWT. 22 Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT., sebagai berikut :
﴾ ۲۱ :﴿الشعراء Artinya : “Dan apabila Aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku,”23 Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa orang yang beriman akan malu berbuat sesuatu yang tidak baik/mungkar meski tiada satu orang lainpun yang mengetahui atau melihat atas perbuatannya itu. Bukan Allah SWT Maha Mengetahui dan Maha Melihat? Kalau seseorang itu benar-benar beriman dalam arti sesungguhnya, menghayati dan mengamalkan apa yang diimaninya itu bahwa Allah Maha mengetahui dan Melihat, pastilah dia tidak akan berbuat yang melanggar hukum, moral dan etika kehidupan serta tidak merugikan orang lain. Keimanan inilah yang sebenarnya merupakan Waskat (pengawasan melekat) dalam arti sesungguhnya. Kalau yang diminta untuk waskat tadi adalah sesama manusia untuk salaing mengawasi, bukanlah manusia dapat diajak kolusi? Keimanan kepada Allah SWT ini kalau benar-benar dihayati dan diamalkan besar 22 23
Dadang Hawari. Op.cit., hlm. 569 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an. Op.cit.,, hlm. 295
65
manfaatnya bagi kesehatan jiwa manusia, rasa sejahtera (well being) akan dirasakan tidak hanya bagi perorangan, tetapi juga dirasakan bagi keluarga, masyarakat dan bangsa secara keseluruhan.24 Ilmu kedokteran jiwa (psikiatri) dan ilmu jiwa (psikologi) adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia; dan perilaku manusia itu merupakan manifestasi dari alam pikir dan alam perasaannya. Perilaku manusia ini dalam perjalanan hidupnya di duni seringkali melanggar “rambu-rambu”, moral dan etikanya dalam hubungannya dengan sesama manusia lainnya, yang pada gilirannya dapat merugikan dirinya dan juga orang lain. Dan siapakah yang mengontrol, mencatat serta mengawasi apakah seseorang itu melakukan perbuatan yang baik atau buruk? Kalau yang dimaksud itu juga sesama manusia, bukanlah manusia juga dapat diajak kolusi? Di sinilah letak pentingnya keimanan kepada malaikat makhluk Allah yang tidak dapat diajak kolusi. 25 Bukankah pada setiap diri kita selalu didampingi oleh dua malaikat yang selalu terjaga tidak tidur meskipun kita tidur? Sejauh manakah kita beriman atau percaya bahwa di sebelah kanan kita ada malaikat yang selalu mencatat semua amal kebajikan, sedangkan di sebelah kiri kita ada malaikat yang mencatat semua perilaku kita yang tidak baik? Semua catatan malaikat itu merupakan penilaian (konduite)
24 25
Dadang Hawari. Op. cit., hlm. 569 Ibid,. hlm. 571
66
diri kita semasa hidup; yang akan dipertanggung jawabkan kelak pada Hari Pembalasan/hari kiamat (Judgment Day).26 Orang yang sehat jiwanya adalah orang yang perilakunya, perasaan serta perilakunya baik, tidak melanggar hukum, norma, moral dan etika kehidupan serta tidak merugikan orang lain. Apa yang dilakukannya selalu berpedoman pada amar ma’ruf nahi munkar, berlomba-lomba dalam kebajikan amal saleh, karena ia tahu benar dan yakin bahwa apa yang dilakukannya itu semua dicatat oleh malaikat. Oleh karena itu ia selalu berhati-hati dalam bertindak.27 Bila kita telaah sejarah para nabi-nabi terdahulu sebagaiman dikisahkan dalam kitab suci Al-Qur’an, dapat disimpulkan bahwa para Nabi adalah tokoh panutan bagi umatnya dalam zamannya. Nabi Muhammad adalah tokoh panutan terakhir bagi umat islam hingga nanti pada akhir zaman. Salah satu ajaran nabi Muhammad SAW. adalah
pengendalian
diri,
bahkan
pernah
dikatakan
bahwa
sesungguhnya peperangan terbesar di muka bumi adalah peperangan melawan hawa nafsu dirinya sendiri. Hal ini sesuai dengan salah satu asas kesehatan jiwa, yaitu bahwa orang yang sehat jiwanya adalah orang yang mampu mengendalikan diri (self control) terhadap segala rangsangan, baik yang timbul dari lingkungannya (dunia luar) maupun yang datang dari dirinya sendiri (dunia dalam).28
26
Ibid,. hlm. 571-572 Ibid,. hlm. 572 28 Ibid,. hlm. 572 27
67
Pengalaman di negara-negara maju (masyarakat modern dan industri) yang terjadi adalak ketidak pastian fundamental dibidang hukum, norma, nilai, dan etika kehidupan; yang pada gilirannya banyak anggota masyarakat menderita stres karenanya. Pengalaman agama Islam sebagaiman dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW. telah memberikan rasa tenang dan terlindung bagi pemeluknya. Konsisi masyarakat dunia dewasa ini adalah tatanan masyarakat yang penut dengan ketidakpastian, terlebih-lebih lagi menghadapi masa depan. Oleh karena itu banyak pakar berpendapat bahwa kepastian di masa datang adalah ketidakpastian itu sendiri. Keteladanan nabi muhammad SAW. adalah merupakan jawaban terhadap kerisauan manusia terhadap serba ketidakpastian itu. “Berpeganglah pada Kitabullah(Al-Qur’an) dan Sunnah Rasul(Al-Hadis), maka engkau tidak akan tersesat selamalamanya”, demikianlah sabda Nabi Muhammad SAW.Iman terhadap Kitab Al-Qur’an ini penting agar manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini senantiasa berada di jalan yang lurus. 29 Mengenai kitab AlQur’an ini, Allah SWT. berfirman :
﴾٥-۸ :﴿البقرة 29
Ibid., hlm. 575-576
68
Artinya : “Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.30 Kitab Al-Qur’an ini merupakan wahyu Illahi disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui malaikat jibril. Jadi, tidak benar apabila ada anggapan dari ssementara orang yang mengatakan bahwa Al-Qur’an itu tidak lebih dari karangan Muhammad. Selain dari pada itu keasliannya dipelihara sendiri oleh Allah SWT. 31Firman Allah yang berbunyi:
﴾ ۹۱ :﴿يونس.... Artinya
:“Tidaklah mungkin Al Qur'an ini dibuat oleh selain Allah....”.32
Firman Allah SWT ::
﴾ ۳ :﴿احلجر Artinya :“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.33 Orang yang sehat jiwanya adalah orang yang dapat membedakan mana yang halal dan mana yang haram, mana yang hak dan mana yang 30
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an. Op.cit., hlm. 3 Dadang Hawari. Op. cit., hlm. 577 32 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an. Op.cit, hlm.. 170 33 Ibid, hlm. 209 31
69
batil, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dan mana yang tidak, mana yang manfaat dan mana yang mudarat, dan lain sebagainya. Semua dimensi kehidupan manusia yang menyangkut aspek hukum, norma, nilai, dan etika kehidupan termaktub dalam kitab suci Al-Qur’an; serta petunjuk pelaksanaannya (juklak) terdapat dalam Al-Hadits sebagaiman dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW. dan barang siapa tidak beriman dan tidak mengikuti petunjuk Al-Qur’an, dia sendirilah yang akan merugi. 34 sesuai dengan firman Allah SWT. sebagai berikut :
﴾ ۷۱۱ :﴿طه Artinya : “Barangsiapa berpaling dari pada Al qur'an Maka Sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat,”35 Bila
dokter
selalu
membaca
“tectbook”kedokteran
guna
menambah ilmunya untuk diamalkan bagi kesehatan pasien; maka sesungguhnya Al-Qur’an merupakan “textbook’’ kesehatan jiwa terlengkap dan tersempurna di dunia. Bagi mereka yang mengerti, menghayati dan mengamalkannya akan beroleh manfaat serta kesejahteraan lahir dan batin, selamat di dunia dan selamat pula di akhirat kelak.36 Suatu kenyataan yang tiada dapat dipungkiri, bahwa pengadilan manusia di dunia jauh dari rasa adil. Pelaksanaan hukum du dunia yang 34
Dadang Hawari. Op. cit., hlm. 578 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an. Op.cit, hlm.254 36 Dadang Hawari. Op. cit., hlm. 579 35
70
seharusnya tidak pandang bulu ternyata dalam prakteknya masih saja pandang bulu. Lagi pula masih banyak mereka yang berbuat kejahatan selama di dunia “lolos” dari pengadilan manusia. Tetapi kelak di akhirat pada hari kiamat tiada seorangpun dapat lolos dari “pengadilan” Allah SWT yang tidak pandang bulu. Allah SWT tidak memandang hamban-Nya dari pangkat, kekayaan, kekuasaan, serta atribut-atribut keduniawian lainnya, melainkan yang dilihat adalah hati mereka, iman dan takwa serta amala kebajikan selam menjalani masa kehidupan di dunia. Oleh karena itu bagi orang yang beriman tidak perlu merasa stres apabila diperlakukan tidak adil oelh sesama manusia selama hidup di dunia. Bukankan Allah SWT Mah Adil, Pengasih dan Penyayang?.37 Iman atau percaya pada takdir penting artinya bagi kesehatan jiwa. Dengan iman pada takdir ini orang tidak akan mengalami frustasi dan stres. Manusia boleh berusaha, tetapi Allah SWT yang menentukan.Ambillah sebuah contoh. Seseorang telah berusaha dengan berbagai daya dan upaya secara sah untuk memperoleh suatu tujuan yang menurutnya baik. Tetapi ternyata apa yang diinginkannya itu tidak behasil, bukan semata-mata karena kesalahannya tetapi ada faktor lain di luar kemampuannya; nasib telah menentukan lain ia tidak sampai pada tujuannya. Adakah orang yang beriman akan frustasi dan stres karenanya? Jawabanya tentulah tidak, mengapa? Bagi orang yang beriman kegagalanitu dipandang sebagai takdir. Bahwa Allah SWT
37
Ibid., hlm. 585
71
berkehendak lain. Orang yang beriman yakin bahwa tidak semua apa yang dipandangnya baik, dimata Allah SWT pun baik pula; begitu pula sebaiknya. Oleh karena itu bagi orang yang beriman, kegagalan yang dialaminya itu dianggap sebagai musibah yang pasti ada hikmahnya. Oarang yang beriman akan bersabar dan berserah diri pada Allah SWT, mohon kekuatan lahir dan batin terhadap “cobaan” yang dialaminya; desertai do’a.38sebagaimana Allah SWT. berfirman :
﴿البق ﴾ ۷٥۹ :رة Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orangorang yang sabar.”39 Oleh karena itu iman pada takdir merupakan unsur kesehatan jiwa yang amat penting bagi terbentuknya kekebalan orang terhadap stres, cemas, depresi atau pentakit fisik lainnya. Dan apabila kita mendapat takdir yang tidak berkenan di hati hendaknya kita ridho menerimanya sebagai suatu cobaan. 40 Selain itu manusia tidak boleh berburuk sangka manakala mengalami takdir yang tidak berkenan karena pastilah ada hikmahnya; Allah SWT sudah menjanjikan bahwa dibalik kesukaran yang sedang dihadapi itu, sesungguhnya ada kemudahan. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT. sebagai berikut : 38
Ibid., hlm. 586 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an. Op.cit, hlm.18 40 Dadang Hawari. Op. cit., hlm. 587 39
72
﴾ ۲-٥ :﴿الشرح Artinya : “Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.41 Dari uraian dan contoh tersebut disimpulkan bahwa iman pada takdir merupakan unsur kesehatan jiwa yang amat penting bagi terbentuknya kekebalan orang terhadap stres, cemas, depresi atau penyakit fisik lainnya. Dan apabila kita mendapat takdir yang tidak berkenan di hati hendaknya kita ridho menerimanya sebagai suatu cobaan.42 Dari keterangan diatas Dadang Hawari telah membuat alat ukur derajat
keimanan yang telah diujicobakan terhadab beberapa
pasiennya. Lihat lampiran 4.
41 42
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an. Op.cit, hlm. 478 Dadang Hawari. Op. cit., hlm.