BAB III ANALISIS 3.1
Analisis pemakai Pengguna rusun adalah karyawan industri pabrik yang berada di sekitar lokasi dengan asumsi bahwa pembiayaan pembangunan rusun ditanggung oleh pemerintah yang bekerja sama dengan pabrik sebagai fasilitas pada karyawan tetapi rumah susun ini juga dapat digunakan oleh masyarakat secara umum non-pabrik yang diatur oleh kebijakan dari pemerintah atau perum perumnas.
3.1.1 Analisis pengelompokan pemakai berdasarkan usia dan status Pengguna rusun ini terdiri dari berbagai kalangan usia tetapi lebih diutamakan kepada para laki-laki, perempuan lajang karyawan pabrik dan keluarga dengan kepala keluarga adalah karyawan pabrik. Sedangkan pengguna rumah susun yang merupakan masyarakat umum memiliki mata pencarian di sektor pedagang informal. Untuk keluarga, satu keluarga diasumsikan beranggotakan 5 orang, suami istri dengan tiga orang anak. Sedangkan untuk pemakai lajang, diasumsikan bahwa dalam satu unit hunian terdapat 2-3 orang perunit.
Umumnya para buruh tinggal bersama-sama dengan menyewa sebuah kamar untuk dipakai bersama-sama dua atau tiga orang temannya( untuk lajang). Hal ini tidak menjadi masalah utama karena tuntutan privasi tergolong rendah. Dengan model pekerjaan yang bergiliran (sistem shift) sangat memungkinkan bagi mereka untuk berbagi kamar secara bergantian berdasarkan shift kerjanya. Pemisahan terhadap blok pria lajang, wanita lajang dan keluarga perlu menjadi perhatian karena norma-norma tertentu dan perbedaan kegiatan.
3.1.2 Analisis pengelompokan pemakai berdasarkan pendapatan Sasaran kelompok pendapatan adalah mulai dari menengah, menengah bawah sampai bawah.Menurut terminologi di Kementrian Perumahan Rakyat, yang dikategrikan berpenghasilan rendah adalah mereka yang berpenghasilan di bawah 4,5 juta perbulan serta dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu : penghasilan di bawah 1 juta, 1 sampai dengan 2,5 juta dan 2,5 sampai dengan 4,5 juta. Sedangkan menurut PerMen 62
PU no 05/2007, kategorinya hanya yang berpenghasilan 1-2,5 juta (rendah) dan 2,54,5 juta(menengah bawah). Karakteristik umum buruh industri adalah tingkat pendidikan yang rendah, berasal dari bebagai daerah, mobilitas tinggi dan rata-rata berusia muda.
Menurut hasil penelitian lab pemukiman UK petra ( seminar perumahan permukiman dalam era industrialisasi, Bandung, November 1993) buruh industri memiliki kondisi sosial sebagai berikut. •
Kedudukan buruh sebagai buruh harian yang musiman mengakibatkan si buruh tidak memperoleh prioritas tunjangan yang cukup, misalnya seperti kesehatan dsb.
•
Status buruh musiman tidak memberikan jaminan bagi pengembangan masa depan buruh karena sewaktu-waktu buruh dapat keluar/dikeluarkan.
•
Sebagian besar buruh berasal dari desa dengan tingkat pendidikan rendah sehingga buruh tersebut hanya dapat bekerja sebagai buruh kasar dengan gaji rendah.
•
Rendahnya upah buruh mengakibatkan buruh tidak dapat menyewa tempat tinggal yang layak.
Maka kondisi tersebut mengakibatkan hal-hal sebagai berikut. •
Masyarakat buruh berpenghasilan rendah tidak membeli rumah.
•
Tempat tinggal yang seba minim tidak akan merupakan persoalan utama yang menjadi prioritas utama adalah dengan menambah income sebanyak mungkin.
•
Keterbatasan lahan pertanian dan kesempatan kerja di desa membuat sebagian besar buruh akan tetap berjuang di kota dan tidak akan kembali ke desa.
Berdasarkan analisis ini maka sistem kepemilikan rusun adalah sewa karena sifat pekerjaan karyawan industri yang umumnya memiliki waktu yang terbatas dan temporer. Setiap karyawan industri rata-rata bekerja selama 5-8 tahun untuk sebuah pabrik dan daya beli karyawan industri yang masih rendah maka rumah susun sewa merupakan sistem kepemilikan yang lebih efektif.
63
3.1.3 Analisis jumlah pemakai rumah susun. Bandung Kulon merupakan salah satu kecamatan yang memiliki jumlah industri yang cukup banyak. Berdasarkan pendataan oleh KLUI tahun 2005, total jumlah industri di kecamatan ini adalah 69 industri sedang dan besar. Jenis industri ini meliputi industri makanan, pengolahan tekstil, barang jadi tekstil, alas kaki, barang dari plastik, gelas, semen, furnitur, dan lain-lain. Sedangkan jumlah karyawan industri yang diserap oleh industri tersebut adalah 10.834 orang. (Sumber: BPS kota Bandung)
Jumlah penduduk yang terdapat pada kecamatan Bandung Kulon adalah 96.867 jiwa yang terbagi dalam 8 kelurahan.
Gambar 3.1 Grafik jumlah penduduk di kecamatan Bandung Kulon
Sumber: http//bandung.go.id
Lokasi yang diambil untuk rumah susun ini yaitu kelurahan Gempol Sari dengan jumlah penduduk 14039 jiwa. Dengan luas wilayah sekitar 118 ha, maka kepadatan penduduk di wilayah ini ± 119/ha. Untuk penghuni rumah susun diperkirakan berjumlah 300 orang dengan luas lahan 1,5 ha agar kepadatan penduduk tinggi dan lahan yang digunakan efisien. Akan tetapi lahan rencana pembangunan rumah susun yang berada di perbatasan Cimahi dan Bandung, menyebabkan jumlah karyawan 64
industri ini tidak hanya dari kota Bandung. Oleh karena itu hal ini dipertimbangkan sebagai alasan untuk menambah kepadatan penduduk di rumah susun ini menjadi 600 orang /ha.
3.2
Analisis kegiatan
Kegiatan dikelompokkan berdasarkan pemakai rumah susun karena kegiatan kelompok tertntu berbeda dengan kelompok lainnya. Hal ini dapat mempengaruhi kebutuhan dan luasan ruang demikian juga dengan pembagian fungsi-fungsi ruang. 3.2.1 Unit hunian Jenis kegiatan dalam unit hunian dilakukan oleh satu keluarga atau sekelompok lajang. Kegiatan yang dianalisis adalah kegiatan yang rutin dilakukan oleh penghuni rusun dalam hari kerja dan sistem kerja pada karyawan industri adalah sistem shift 24 jam. Tabel 3.1 Jenis kegiatan dalam hunian
2x sehari 1x sehari 1x sehari 1x sehari
21.00-5.00
Sering Sering Sering Sering
v
v v
18.00-21.00
1x sehari 3x sehari fleksibel 2x sehari fleksibel fleksibel
15.00-18.00
Selalu Selalu Jarang Selalu Sering Sering
12.00-15.00
Tidur Makan Menerima tamu Mandi Bercengkrama Bersantai/dudukduduk Memasak Mencuci Menjemur pakaian Menyeterika
Waktu kegiatan
9.00-12.00
Frekuensi kegiatan
7.00-9.00
Intensitas kegiatan
5.00-7.00
Jenis kegiatan
v v v
v v
v
v
v v v v
v v v v
v
v v v
3.2.2 Blok hunian Jenis kegiatan pada blok hunian dilakukan oleh pengguna satu unit hunian rusun terhadap tetangganya, baik selantai maupun berbeda lantai tetapi masih dalam satu blok.
65
Tabel 3.2 Jenis kegiatan dalam blok hunian
v v v v
v
v v
v
21.00-5.00
18.00-21.00
fleksibel fleksibel 1x sehari fleksibel
15.00-18.00
Sering Sering Sering Sering
12.00-15.00
Mengobrol Bermain Membuang sampah Kegiatan jual-beli
Waktu kegiatan
9.00-12.00
Frekuensi kegiatan
7.00-9.00
Intensitas kegiatan
5.00-7.00
Jenis kegiatan
v
3.2.3 Lingkungan hunian Jenis kegiatan pada lingkungan hunian merupakan gabungan kegiatan antara setiap blok hunian maupun kegiatan yang berhubungan terhadap kegiatan di luar lingkungan rusun. Jenis kegiatan pada lingkungan hunian merupakan puncak interaksi antara pengguna rusun yang satu dengan lainnya.
Tiap hari Tiap hari
v
Sering Jarang
v
Olahraga
Sering
Bermain Administrasi Menjaga keamanan Pelayanan kesehatan Kegiatan komersil/ berbelanja
Sering Jarang Selalu Sering
Tiap hari 1-4 kali sebulan 2-3 kali seminggu Tiap hari fleksibel Tiap hari fleksibel
Sering
Tiap hari
21.00-5.00
Sering Sering
18.00-21.00
Pergi bekerja Pergi belajar/ sekolah Beribadah Arisan, hajatan
15.00-18.00
Waktu kegiatan
12.00-15.00
Frekuensi kegiatan
9.00-12.00
Intensitas kegiatan
7.00-9.00
Jenis kegiatan
5.00-7.00
Tabel 3.3 Jenis kegiatan dalam lingkungan hunian
v v
v v
v v
v v
v
v
v v
v v
v
v
v
v
v
v
v
v v
v
v v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
66
Kelompok pengguna rumah susun dibedakan berdasarkan statusnya berkeluarga atau tidak. Hal ini mengingat perbedaan kegiatan antara kelompok berkeluarga atau tidak dengan kebutuhan ruangnya dalam hunian. Tabel 3.4 Jenis kegiatan berdasarkan penghuni lajang
23.00-05.00 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00
Pria lajang Tidur Makan bekerja
Wanita lajang Tidur Makan bekerja
Santai
Santai
makan santai
21.00
memasak makan Membersihkan unit santai
Tabel 3.5 kegiatan berdasarkan anggota keluarga
23.00-05.00 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00
Anggota keluarga Ayah Ibu (tidak bekerja) Tidur Tidur Makan Makan bekerja Membersihkan hunian
Tidur
Makan Bermain
Anak (bukan balita
memasak makan
Santai
tidur Santai, mengobrol
makan tidur Bermain
Makan Tidur Bermain
Makan Santai
Makan Belajar
memasak makan santai
21.00
3.3
Anak (balita)
Membersihkan unit santai
Tidur
Analisis kebutuhan ruang Berdasarkan analisis pengguna dan jenis kegiatan, maka kebutuhan ruang diklasifikasikan sebagai berikut. 67
Tabel 3.6
Kebutuhan ruang
Kamar tidur/ serba guna
Dapur
Kamar mandi
Kegiatan
Perabotan minimal
Standar ruang
Tidur, menerima tamu, istirahat
Tempat tidur queen size, lemari pakaian, meja rias
9 m²
Memasak
Kompor, rak simpan
3 m²
Bak mandi, kloset
2 m²
Mandi, buang air, mencuci
Jumlah
Kebutuhan ruang unit hunian tipe 18
Kapasitas (orang)
Jumlah ruang
Luas total
2
1
1
1
Persyaratan teknis
Architectural performance
Sumber
13 m²
Sirkulasi dan pencahayaan baik (120250 lux)
Ruang serba guna, praktis
DA
1
3 m²
kompak dan hemat dalam utilitas, sirkulasi udara dan pencahayaan baik (250 lux)
Nyaman,
DA
1
2 m²
Memiliki pencahayaan (250 lux) dan penghawaan yang baik, kompak dan hemat dalam utilitas.
DA
18 m²
Luas total unit hunian T18 = 18 m² x 150 unit = 2700 m²
40
Tabel 3.7 Kebutuhan ruang
Kebutuhan ruang unit hunian tipe 27
Kegiatan
Perabotan minimal
Kamar tidur
Tidur, beristirahat
Tempat tidur queen size, lemari pakaian, meja rias
9 m²
2
1
9 m²
Tidak berdekatan dengan servis, sirkulasi udara serta pencahayaan yang baik(120-250 lux), tidak telalu dekat dengan jalur sirkulasi
DA
Kamar tidur
Tidur, beristirahat
Tempat tidur single, lemari pakaian, meja rias
6.5 m²
1
1
6.5 m²
Tidak berdekatan dengan servis, sirkulasi udara serta pencahayaan yang baik (120-250 lux), tidak telalu dekat dengan jalur sirkulasi
DA
Ruang tamu
Menerima tamu, berkumpul dengan keluarga
Kursi tamu, meja rendah, lemari simpan
6 m²
4
1
4 m²
Serbaguna, pusat aktivitas sosial keluarga,mudah diakses, sirkulasi udara dan pencahayaan baik (120-250 lux)
DA
Kamar mandi
Mandi, buang air, mencuci
Bak mandi, kloset
2.25 m²
1
1
2.25 m²
Memiliki pencahayaan(250 lux) dan penghawaan yang baik, kompak dan hemat dalam utilitas.
DA
Dapur
Memasak, mencuci piring
Tempat penyimpanan, kompor, tempat membersihkan sayuran, bak cuci piring, rak pengering. Rak jemur
4 m²
1
1
4 m²
kompak dan hemat dalam utilitas, sirkulasi udara dan pencahayaan baik (250 lux)
DA
1.5 m²
1
1
Memiliki akses sendiri dan mudah diawasi
SB
Ruang jemur Menjemur pakaian Jumlah Luas total unit hunian T27 = 27 m² x 35 unit = 2025 m²
Standar ruang
Kapasitas (orang)
Jumlah ruang
Luas total
2.25 m² 27 m²
Persyaratan
Architectural performance
Sumber
41
Tabel 3.8 Kebutuhan ruang
Kebutuhan ruang unit hunian tipe 36
Kegiatan
Perabotan minimal
Standar ruang
Kapasitas (orang)
Jumlah ruang
Luas total
Kamar tidur
Tidur, beristirahat
Tempat tidur queen size, lemari pakaian, meja rias
9 m²
2
2
18 m²
Tidak berdekatan dengan servis, sirkulasi udara serta pencahayaan yang baik(120-250 lux), tidak telalu dekat dengan jalur sirkulasi
Ruang tamu
Menerima tamu, berkumpul dengan keluarga
Kursi tamu, meja rendah, lemari simpan
9 m²
6
1
9 m²
Serbaguna, pusat aktivitas sosial keluarga,mudah diakses, sirkulasi udara dan pencahayaan baik (120250 lux)
DA
Kamar mandi
Mandi, buang air, mencuci
Bak mandi, kloset, wastafel
3 m²
1
1
3 m²
Memiliki pencahayaan (250 lux) dan penghawaan yang baik, kompak dan hemat dalam utilitas.
DA
Dapur
Memasak, mencuci piring
kompor, bak cuci piring, rak pengering
4 m²
1
1
4 m²
kompak dan hemat dalam utilitas, sirkulasi udara dan pencahayaan baik (250 lux)
DA
Rak jemur
2 m²
1
1
2 m²
Memiliki akses sendiri dan mudah diawasi
SB
Ruang jemur
Menjemur pakaian
Jumlah Luas total unit hunian T36 = 36 m² x 70 unit = 2520 m²
Persyaratan
Architectural performance Nyaman,
Sumber DA
36 m²
42
Tabel 3.9
Fasilitas pendukung
Kebutuhan ruang
Kegiatan
Perabotan minimal
Standar
RSG • •
Hajatan, pertemuan
Meja dan kursi -
1 m²/orang 2% RSG 1.5 ²/orang
-
0.8 m²/orang 1.2 m²/orang 1.5 m²/orang
gudang toilet
Masjid • tempat wudhu • toilet
Kantin • dapur dan display makanan
•
ruang makan
Kios
Beribadah
Kapasitas (orang) 750 2 1
Jumlah ruang
kompor, tempat membersihkan sayuran, bak cuci piring, rak pengering.
Makan Jual beli makanan Jual beli
Lemari penyimpanan
750 m² 15 m² 12 m
Luas memadai dan yang baik
sirkulasi
400 10 1
1 2 2
320 m² 24 m² 3 m²
Dapat digunakan warga di luar penghuni rusun
0.4 m²/jumlah tamu
100
1
40 m²
kompak dan hemat dalam utilitas, sirkulasi udara baik, dapat digunakan warga di luar rusun
1.6 m²/orang
100
1 1
160 m²
5
14
252 m²
Sumber DA
DA
18m²/kios
Kegiatan
Perabotan minimal
R. kepala pengelola
Pengelolaan rumah susun
R. kesekretariatan
Administratif rumah susun
R. bag. keuangan
Pembayaran uang sewa rumah susun Menerima tamu
Meja, kursi, rak penyimpan Meja, kursi, rak penyimpan Meja, kursi, rak penyimpan Kursi tamu, meja rendah, rak penyimpan Kursi, meja, televis
Menjaga keamanan lingkungan rusun
dapat digunakan warga di luar rusun
DA
1576 m²
Fasilitas Administrasi
Kebutuhan ruang
toilet
Architectural performance
DA Memasak
Tabel 3.10
Pos jaga
Persyaratan
1 1 8
Jumlah
R. tamu
Luas total
Standar
Kapasitas (orang) 1
Jumlah ruang
Luas total
1
20 m²
4 m²/orang
2
1
8 m²
4 m²/orang
2
1
8 m²
12 m²
6
1
12 m²
9 m²
3
2
18
1.5 m²/orang
2
2 Jumlah
Persyaratan
Architectural Performance
Sumber
Terletak langsung dari pintu masuk menuju kantor Terletak langsung dari gerbang lingkungan rusun
6 m² 72 m²
43
Tabel 3.11 Kebutuhan ruang
Kegiatan
Fasilitas Utilitas
Perabotan minimal
Standar
Ruang sekring
Sekring per unit
-
Ruang pompa
Pompa air bersih dan hidran Tempat sampah -
50 m²
Reservoir air bawah Roof tank Shaft sampah Tempat sampah Septic tank
Kapasitas 230 sekering
50 lt/org/hari 25 lt/org/0.5hari 1.5 m² 3lt/org/4 hari 20 m²
54000 lt
Jumlah ruang
Luas total
1
9 m²
1
25 m²
1 setiap blok
37,50m³ 2m x 18.75 m² 18,750m³ 2m x 9.5m² 15 m² 9 m³ 1,5 m x 6m² 80 m²
1 setiap blok Jumlah
Fasilitas
Jumlah
Luas
unit hunian T18
150 unit
2700 m²
unit hunian T36
75 unit
2520 m²
unit hunian T27
75 unit
2025 m²
Fasilitas pendukung
1576 m²
Fasilitas administrasi
72 m²
Fasilitas utilitas
189 m² Luas netto
9082 m²
Sirkulasi 20 %
1816 m²
Luas Brutto
Tabel 3.12
Persyaratan
Sumber SB
Terpisah dengan bangunan hunian
SB
Tidak berdekatan dengan septic tank
SNI
Berada di setiap lantai Terpisah dengan bangunan hunian Tidak berdekatan dengan reservoir air, dapat diakses mobil penyedot
SNI SNI SNI
189 m²
10898 m²
Fasilitas ruang luar
Kebutuhan ruang
Perabotan minimal
Standar
Ruang terbuka (plaza)
bangku taman
1.3 m²/orang
lapangan olahraga voli
Jaring/ net
18x9 m lebar sisi sekeliling 2-3 m.
Kapasitas (orang)
Luas
750
Persyaratan
975 m²
Ruang positif antar blok hunian dan menjadi voyer bagi seluruh blok
286 m² Jumlah
1261 m²
44
Tabel 3.13 Kebutuhan ruang Parkir mobil
Standar 12.5 m²
Parkir motor
2 m²
Kapasitas 20 mobil
Fasilitas parkir
Luas total 250 m²
225 motor Jumlah netto Sirkulasi 30 % Jumlah brutto
450 m²
Persyaratan Ada peneduh, ada jarak untuk pedestrian. Ada peneduh, dekat dengan hunian
700 m² 210 m² 910 m²
Hunian seluruh hunian 3 lantai = 7245 m2 Luas tapak untuk hunian 6795 : 3 =
2415
m2
Fasilitas pendukung
1576
m2
Fasilitas administrasi
72
m2
Fasilitas Utilitas
189
m2
Sirkulasi 20%
1816 m2 +
Luas tapak bangunan
6068 m2
KDB 60%
6068 m2 : 60% =
10113.33 m2
Ruang luar
1261 m2
Parkir
910 m2 +
Luas lahan minimal yang dibutuhkan
12284 m2
1.3 Ha
45
3.4
Analisis hubungan fungsional ruang •
Lingkungan hunian Pada
lingkungan
hunian,
ruang
terbuka
merupakan
ruang
tempat
berkumpulnya seluruh penghuni rusun. Ruang terbuka menjadi view utama dari jalan utama. Tetapi ruang untuk fasilitas usaha dan fasilitas umum dan sosial dapat diakses langsung dari jalan utama. Blok-blok hunian hanya bisa diakses dari ruang terbuka dan bukan dari jalan utama. Hal ini untuk mempermudah pengawasan terhadap keamanan sekitar blok hunian. Blok hunian
Fasilitas umum dan sosial
Blok hunian Lapangan bersama/ lap. terbuka
Fasilitas usaha
Jalan utama
Gambar 3.2 Hubungan antara blok hunian dengan fungsi lain dalam lingkungan rusun.
•
Blok hunian
Lapangan terbuka atau ruang utama menjadi titik berkumpulnya blok-blok hunian. Setiap unit hunian dihubungkan dengan selasar yang kemudian menuju pada sebuah ruang terbuka. Unit hunian tidak terletak pada lantai satu melainkan dimulai dari lantai dua sehingga dibentuk ruang-ruang transisi berupa pilotis yang dapat digunakan untuk berbagai fungsi.
74
Unit hunian
Unit hunian
Unit hunian
selasar
Lapangan terbuka/ruang bersama
tangga Gambar 3.3 Hubungan antara sesama blok hunian.
•
Unit hunian Yang menjadi ruang utama dalam setiap unit hunian adalah ruang tamu (kecuali tipe 18). Ruang tamu berbatasan langsung dengan selasar, sedangkan balkon yang sekaligus dijadikan sebagai tempat jemur berada di sisi luar hunian. Kamar mandi yang digunakan adalah satu setiap satu unit hunian.
selasar
KM r. tidur
r.tamu dapur r. jemur
Gambar 3.4 Hubungan fungsi dalam satu unit hunian.
3.5
Pemintakatan fungsi Berdasarkan teritorialitas penghuni rumah susun, pembagian pemintakatan fungsi antara setiap fungsi lingkungan rumah susun adalah sebagai berikut. •
Zona publik
75
Zona ini merupakan teritori warga seluruh pengguna rusun tetapi terbatas untuk warga di luar rusun. Taman terbuka, GSG, lapangan parkir, lapangan olahraga merupakan zona publik. Zona publik merupakan pusat interaksi antara sesama pengguna rusun sehingga ruang-ruang publik ini menjadi simpul-simpul pertemuan pengguna rusun. Tingkat privasi zona ini juga sangat rendah. •
Zona semi publik
Zona ini merupakan teritori warga pengguna rusun tetapi hanya untuk sekelompok pengguna tertentu saja. Zona ini juga berfungsi sebagai zona transisi antara zona publik dan privat. Fungsi yang termasuk dalam zona ini adalah selasar dan tangga rumah susun. •
Zona privat
Zona ini merupakan teritori pengguna setiap unit hunian rumah susun. Unit hunian merupakan zona privat dengan privasi paling tinggi. Hal ini menyebabkan unit hunian tidak berbatasan langsung dengan zona publik.
Gambar 3.5 Hubungan antara ruang privat, semi publik dan publik
Pemintakatan fungsi tersebut juga berlaku dalam pembagian fungsi secara vertikal. 3.6
Analisis tapak Tapak terletak di Jalan Gempol Sari, Kelurahan Gempol Sari, Kecamatan Bandung Kulon, Bandung. Batas- batas fisik tapak sebagai berikut : batas utara
: permukiman penduduk dan pabrik 76
3.6.1
batas selatan
: permukiman penduduk
batas barat
: permukiman penduduk dan sungai
batas timur
: permukiman penduduk dan pabrik
Análisis potensi lahan terhadap tapak
Lahan terletak di depan jalan utama pada kelurahan Gempol Sari yaitu jalan Gempol Sari dan berada di antara pabrik dengan permukiman penduduk yang tidak merata karena penumpukan permukiman pada satu titik tetapi kosong pada titik lainnya. Lahan ini berpotensi sebagai sebuah oase diantara sesaknya permukiman dan industri. Letak lahan juga berbatasan dengan pabrik-pabrik yang memiliki karyawan industri yang cukup banyak. Dengan sasaran pengguna rumah susun yang merupakan masyarakat menengah ke bawah dan berprofesi sebagai karyawan industri maka penggunaan transportasi dapat diminimalisasi dengan berjalan kaki. Pada saat-saat tertentu, sisi jalan dari jalan ini menjadi pasar kaget yang cukup padat yang mengindikasikan bahwa lahan ini berpotensi sebagai titik tempat berkumpulnya massa untuk berbagai kegiatan setelah bekerja dari industri di sekitarnya.
Gambar 3.6 Potensi lahan terhadap tapak
3.6.2 Análisis pencapaian Akses utama pada lahan adalah jalan Gempol Sari yang berada pada sebelah utara lahan. Jalan ini merupakan terusan jalan Cijerah (dari arah timur) menuju perumahan Bumi Asri. Pencapaian menuju lokasi dapat diakses langsung dengan kendaraan umum. Dengan lebar jalan ±8 m dan dua arah kendaraan, jalan ini menyebabkan kemacetan pada jam-jam tertentu karena jumlah kendaraan yang meningkat dan jumlah karyawan yang cukup banyak. Sedangkan di sebelah timur lahan adalah jalan Batu Rengeut dengan lebar ±6 m. Jalan ini
77
tidak dilalui oleh transportasi umum dan merupakan jalan alternatif dari jalan Cijerah. Jalan ini berpotensi sebagai jalur utama kendaraan lingkungan rumah susun untuk menghindari kemacetan jika terjadi keluar masuk kendaraan dari lingkungan rumah susun.
Gambar 3.7 Lingkungan di sekitar lahan Sumber: Dokumentasi pribadi
3.6.3 Analisis aliran air Air mengalir menuju ke arah lahan sehingga dan daerah ini rawan banjir. Lingkungan sekitar rumah susun memiliki sistem pengolahan sampah yang buruk. Selain itu di daerah sekitar lahan banyak terdapat sungai-sungai kecil yang dipenuhi oleh sampah sehingga pada musim hujan sering terjadi banjir yang menggenangi jalan. Perlu dipertimbangkan adanya sumur resapan dikawasan rusun untuk menghindari banjir dan mengurangi volume air yang melalui selokan kota.
78
Gambar 3.8 Aliran air pada lahan
3.6.4 Analisis pergerakan matahari Bentuk lahan yang cenderung kotak dan massa rumah susun yang umumnya memanjang menyebabkan massa bangunan akan sejajar dengan jalan utama untuk memaksimalkan keperluan pencahayaan setiap bangunan. Berdasarkkan studi yang dilakukan dilapangan, intensitas cahaya matahari di daerah ini cukup banyak sehingga dapat dilakukan kerapatan tertentu untuk bangunan yang berjejer yaitu sekitar 8-12 m antar bangunan.
79