40
BAB III ANALISA EKSTERNAL INDUSTRI PERCETAKAN DI INDONESIA
3.1 Lingkungan Eksternal 3.1.1 Politik Kondisi politik pada suatu negara tentu sangat mempengaruhi iklim bisnis terutama di negara tersebut. Kondisi ini juga di alami para pebisnis di Indonesia. Kondisi politik sangat mempengaruhi dari segi keamanan berusaha dan menentukan strategi dalam berusaha. Hampir semua bidang industri selalu terpengaruh dengan kondisi politik yang terjadi dinegara tersebut. Industri percetakan juga turut terpengaruh serta harus peka terhadap perubahan yang terjadi dari segi politik. Pada kuarter pertama tahun 2004, akan diadakan PEMILU. Sebelum PEMILU biasanya pesanan untuk percetakan untuk keperluan atribut PEMILU akan sangat banyak. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh para pemain di industri percetakan. Hasil dari PEMILU nanti ini akan sangat menentukan kestabilan dan keamanan suatu negara terutama bagi penanam modal. Jika kondisi politik yang dtimbulkan nantinya positif, maka akan banyak perusahaan bermunculan dan berkembang. Selain itu banyak perusahaan yang akan melakukan event – event promosi dan persaingan akan semakin ketat sehingga perusahaan harus semakin gencar dalam melakukan strategi marketing, salah satunya dengan diversifikasi produk dan kemasan, brosur, pamflet, dll yang
41
semuanya banyak sekali membutuhkan jasa percetakan didalamnya. Berdasarkan hasil survey, didapat beberapa kelompok kepentingan yang menjadi pengguna atau pemakai hasil percetakan, antara lain : -
Kebutuhan pemerintah, mis: kertas pajak, format – format laporan standard, dll
-
Keperluan kantor, mis : kartu nama, kalender
-
Keperluan promosi, mis : brosur, poster, notebook, dll
-
Keperluan produksi, mis: kemasan
Jadi sebagian besar dari pengguna untuk jasa percetakan adalah perusahaan. Jika kondisi politik hasil PEMILU nanti baik, artinya pemerintah memiliki kredibilitas yang baik dimata masyarakat dan dunia, lalu memiliki itikad baik sehingga membuat peraturan – peraturan yang memudahkan para investor serta dapat menjamin keamanan usaha serta kondisi yang kondusif untuk berusaha. Maka dapat diperkirakan bahwa pertumbuhan industri dan perusahaan yang aktif beroperasi akan meningkat, perusahaan dapat melakukan program – programnya dengan leluasa, sehingga dapat diyakini akan banyak pesanan bagi industri percetakan pada umumnya.
3.1.2 Ekonomi Selama tiga tahun terakhir, perekonomian dunia, khususnya di negara-negara industri maju, ditandai dengan kinerja yang kurang menggembirakan. Perekonomian Amerika yang menjadi motor penggerak perekonomian dunia, selama periode ini
42
ditandai oleh harga saham yang selalu bergejolak, ketidakseimbangan neraca pembayaran, rendahnya kepercayaan konsumen, dan ketidakpastian terkait dengan aksi terorisme dan perang. Jepang dan Eropa, yang memiliki pangsa perekonomian terbesar setelah Amerika, menunjukkan kinerja yang tidak lebih baik dari Amerika. Jepang masih menghadapi tekanan deflasi yang berkepanjangan, ketidakseimbangan fiskal, dan permasalahan perbankan. Begitu juga Eropa, dengan sisi suplainya yang tidak fleksibel serta terbatasnya kebijakan yang ekspansif menjadikan negara-negara Eropa sulit untuk keluar dari kondisi resesi. Di sisi lain, Cina menunjukkan kinerja yang sangat mengagumkan sehingga menjadi kekuatan baru perekonomian dunia yang harus diperhitungkan. Dalam kondisi perekonomian global yang serba tidak pasti, volume perdagangan luar negeri Cina justru mengalami peningkatan dan bahkan telah mencapai titik yang sama dengan Jepang. Sementara itu, perekonomian di wilayah Asia diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan yang relatif lebih pesat. Perekonomian Cina diperkirakan masih akan tumbuh cukup tinggi dengan pertumbuhan rata-rata di atas 7% baik di tahun 2003 maupun 2004. Tingginya pertumbuhan ekonomi Cina antara lain didukung oleh surplus perdagangan yang besar sejalan dengan harga produk ekspor Cina yang sangat kompetitif di pasar internasional. Disamping itu, dengan didukung oleh kebijakan pemerintah yang sangat akomodatif, kebijakan nilai tukar yang undervalued, pangsa pasar yang luas dan besarnya prospek keuntungan, investasi asing di Cina meningkat pesat hingga menjadikan Cina sebagai negara yang menerima aliran modal internasional terbesar dalam beberapa waktu terakhir.
43
Gambar 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Dunia
Gambar 3.2 Pertumbuhan Ekonomi Amerika
44
Gambar 3.3 Pertumbuhan Ekonomi Asia
Gambar 3.4 Pertumbuhan Ekspor Negara ASEAN
45
Secara umum perekonomian Indonesia sampai saat ini menunjukkan proses pemulihan ekonomi yang semakin membaik. Indikasi membaiknya perekonomian Indonesia tercermin dari semakin stabilnya kondisi ekonomi makro. Nilai tukar rupiah cenderung menguat dan inflasi juga menunjukkan kecenderungan yang terus menurun sehingga memberikan ruang gerak bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga. Membaiknya kestabilan ekonomi makro telah membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai batas atas kisaran 3,5-4% pada tahun 2003. Namun perlu kita sadari pertumbuhan ini masih lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi di beberapa negara ASEAN Membaiknya kinerja makroekonomi di tahun 2003 diperkirakan masih akan berlanjut di 2004.Dari sisi eksternal, membaiknya perkembangan perekonomian dunia di 2004 akan mendorong peningkatan volume ekspor. Disamping itu, membaiknya kondisi fundamental ekonomi di tahun 2003 yang ditunjang oleh stabilitas politik dan keamanan diperkirakan akan mendorong meningkatnya ekspektasi positif masyarakat maupun dunia usaha untuk melakukan ekspansi usaha di tahun mendatang. Dengan memperhatikan perkembangan berbagai faktor tersebut di atas, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2004 diperkirakan akan mencapai kisaran yang lebih tinggi (4% – 5%). Pertumbuhan tersebut masih akan ditopang oleh konsumsi, sementara investasi mulai bergerak naik tetapi masih relatif lemah. Perbaikan ekonomi yang akan mulai berkelanjutan semenjak awal tahun 2002, diharapkan akan memacu sektor swasta untuk kembali tumbuh.
Perkembangan
sektor swasta ini tentu saja diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian yang otomatis susah bergerak mulai tahun 1997, semenjak awal krisis ekonomi.
46
Perkembangan sektor swasta yang diharapkan berkisar 4 % - 5 % pada tahun 2004 akan memberikan peningkatan investasi. Dan tentu saja keadaan ini diharapkan akan menggerakkan industri percetakan. Dampak positif ini dapat berbentuk naiknya order pemesanan baik untuk keperluan promosi (brosur, pamflet, notes, dll) maupun perlengkapan produksi seperti label untuk merek dan bungkus dari produk. Perekonomian suatu negara memegang peranan sangat penting dalam berbagai jenis industri usaha dinegara tersebut. Perekonomian suatu negara atau yang sering disebut dengan ekonomi makro adalah hal – hal yang secara umum diberlakukan oleh suatu negara. Kebijakan – kebijakan serta keadaan ekonoi makro ini akan sangat mempengaruhi dan menentukan keberhasilan bisnis suatu usaha. Kerjasama ekonomi diantara negara – negara di Asia Tenggara yang disebut AFTA merupakan salah satu contohnya. AFTA di Indonesia direncanakan akan mulai diberlakukan pada awal tahun 2004. Dengan berlakunya AFTA, maka negara – negara di Asia Tenggara tidak akan menetapkan lagi bea masuk. Pajak barang masuk menjadi nol, dengan demikian persaingan akan menjadi murni antar perusahaan tanpa ada campur tangan pemerintah suatu negara. Berbagai kondisi ekonomi ini akan turut mempengaruhi keberhasilan suatu usaha, tidak terkecuali juga dengan industri percetakan di Indonesia. Berdasarkan penelitian, banyak perusahaan percetakan yang mendapat pesanan dari luar negeri baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Jika kebijakan – kebijakan ekonomi membuat batas diantara negara – negara semakin tipis, maka ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Pertama, semakin besar peluang pasar yang bisa digarap dengan semakin banyaknya jenis usaha dan jumlah perusahaan yang menjadi target pasar. Kedua, makin banyak tingkat
47
persaingan, baik dari dalam maupun luar negeri. Bagaimanapun kondisi eksternal ekonomi atau ekonomi makro sifatnya menyeluruh dan tergantung bagaimana tiap – tiap perusahaan dalam menyikapinya. Dalam jangka waktu dekat kedepan, Indonesia secara keseluruhan berada pada kurva mulai meningkat semenjak krisis pada tahun 1997 – 2000. Sehingga diyakini saat ini adalah masa dimana Indonesia mulai bangkit dari ketertinggalannya.
3.1.3 Sosial Secara umum, masyarakat Indonesia masih dalam tahap penyembuhan terhadap berbagai kondisi makro yang terjadi belakangan ini. Indonesia sebenarnya dipandang sebagai negara konsumen potensial bagi banyak perusahaan diluar negeri. Ada banyak faktor yang menjadi keunggulan Indonesia dibanding negara lain jika mendirikan perusahaan disini. Faktor – faktor tersebut antara lain adalah jumlah konsumen potensial yang besar karena jumlah penduduknya yang besar, tarif upah yang relatif murah. Lokasi yang strategis, serta bahan baku yang melimpah. Kecenderungan atau trend masyarakat umumnya adalah mengikuti pola hidup kebudayaan barat atau negara maju. Maka dari itu sebenarnya banyak perusahaan yang berasal dari negara maju yang memiliki pelanggan potensial di sini. Jika pemerintah memiliki kredibilitas yang baik, menciptakan iklim usaha yang kondusif, kebijakan yang mendukung serta keamanan berusaha, maka akan semakin banyak perusahaan yang akan berinvestasi disini. Perusahaan – perusahaan tersebut merupakan target market potensial dari industri percetakan pada umumnya dan
48
industri offset pada khususnya. Industri percetakan juga sangat dipengaruhi oleh trend dan Hari Raya atau moment – moment spesial. Trend atau kecenderungan sangat terkait dengan budaya serta kondisi psikografi secara umum masyarakat disuatu negara. Jika trend pemasaran yang sedang in adalah dengan membuat billboard besar, maka banyak perusahaan melakukan hal ini. Hari Raya sering kali dirayakan dengan memberi barang – barang khusus kepada teman atau sanak family. Hal ini sudah menjadi budaya di Indonesia. Melihat budaya seperti ini, banyak perusahaan sudah mengantisipasi jauh hari dengan menyiapkan produk – produknya lengkap dengan kemasan khusus untuk Hari Raya tersebut. Untuk menghadapi hari – hari khusus, tentu pasar industri percetakan juga turut meningkat.
3.1.4 Teknologi Kemajuan teknologi bisa berdampak positif atau berdampak negatif bagi industri percetakan. Dengan semakin majunya teknologi yang dapat digunakan untuk industri percetakan, semakin besar peluang untuk mengembangkan industri percetakannya. Mesin berteknologi baru bisa menjadi keunggulan tersendiri untuk melawan pesaing. Perusahaan percetakan yang memiliki dana yang cukup baik, dapat semakin mengembangkan diri dengan menggunakan teknologi mesin percetakan yang mutakhir, sehingga memiliki nilai lebih dibanding perusahaan lain, sementara itu juga dapat memperkecil lingkup persaingan dikelasnya. Namun dengan semakin majunya teknologi, maka proses percetakan semakin beraneka ragam, sehingga perusahaan percetakan yang tidak terlalu memiliki modal besar harus memilih
49
strategi untuk fokus disalah satu jenis percetakan saja. Teknologi juga memungkinkan orang untuk makin mandiri untuk urusan percetakan. Misalnya dengan memiliki printer yang cukup canggih, kita juga dapat memperoleh hasil cetakan yang baik. Hal ini bisa menjadi ancaman tersendiri, maka dari itu perusahaan harus mampu menganalisa dan melaksanakan strategi yang tepat. Jumlah penggunaan Digital Printing di Indonesia mengalami peningkatan yang luar biasa mulai dari hanya beberapa perusahaan (tidak lebih dari 10 dan konsentrasi di Jakarta) yang melayani kebutuhan Digital Printing kini jumlahnya sudah mencapai ratusan dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia, hal ini disebabkan bukan hanya kebutuhan Digital Printing meningkat tapi juga penggunaan yang mudah dan penawaran yang gencar dilakukan oleh vendor-vendor peralatan dan media. Saat ini tercatak lebih dari 20 merk yang meramaikan pasar ini dengan bermacam inovasi teknologi penintaan dan pengontrolan yang berkembang pesat dan murah. Namun sangat disayangkan hingga saat ini masih sedikit perusahaan yang menawarkan pelayanan Digital Proofing, hal ini disebabkan karena Digital Proofing bukanlah produksi akhir dan pengelolaannya harus menambah investasi tambahan seperti Proofing RIP, penggunaan alat ukur warna serta pembuatan ICC Profile yang bukan hanya bernilai puluhan juta rupiah tapi juga membutuhkan kontrol mutu warna yang konsisten serta penguasaan manajemen warna. Kesulitan ini juga dipacu oleh rendahnya pengetahuan tentang Color Management System dan Standarized Printing Specification (SWOP, FOGRA, ISO) dari pengelola percetakan, sehingga untuk
50
menjembatani hal tersebut di atas dilakukan jalan pintas dengan “Membeli Teknologi” yang tentu saja tidak murah. Padahal tanpa pelayanan Digital Proofing
yang baik pengembangan
percetakan menggunakan teknologi digital (seperti Computer To Plate) juga akan mengalami hambatan yang cukup berarti, karena Proofing Cetak yang benar sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya banyak keluhan yang datang dari pemberi order cetakan. Selain meningkatnya penggunaan Digital Printing, dalam dunia cetak offset teknologi persiapan cetak (pracetak) sudah mulai menggunakan Computer To Plate (CTP) dan ini akan memaksa beberapa pengusaha pracetak mengalihkan potensi pasar yang ada dari melayani pembuatan film separasi warna beralih melayani pembuatan plat siap cetak, seperti yang dilakukan oleh Smart Repro. Teknologi CTP sendiri memberikan banyak manfaat bagi percetakan, terutama waktu dan mutu cetakan serta mengurangi kesalahan-kesalahan rutin yang dilakukan secara manual seperti mis registrasi, mis position, faulty contact dll. Keunggulan CTP ini banyak sudah dipromosikan ke pemilik order cetakan serta kalangan grafis designer, sehingga tuntutan perbaikan mutu lewat CTP juga menjadi acuan pemberian pekerjaan, melihat situasi tersebut akan memacu pengelola percetakan untuk melakukan investasi CTP atau membeli CTP plate dari perusahaan pracetak. Dengan adanya Digital Printing dan teknologi “CTP” secara pasti akan mengurangi jumlah pemakaian film untuk persiapan cetak.
51
Gambar 3.5 Mesin Cetak Warna
3.1.5 Hukum Hukum dan kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan bisnis akan sangat mempengaruhi tingkat pertumbuhan hampir semua jenis industri yang bermain di suatu negara. Hukum sangat terkait dengan politik, dimana pemerintah hasil politik yang nantinya akan membuat keputusan atau kebijakan mengenai peraturan yang digunakan untuk mengatur industri atau usaha yang berjalan didalam negaranya. Jika hukum atau kebijakan yang dibuat mendukung atau dapat memberikan iklim yang cerah bagi berusaha, maka banyak perusahaan yang akan masuk, berdiri dan berkembang, sehingga dengan sendirinya bisnis untuk industri percetakan juga akan maju. Manurut bentuknya perusahaan percetakan umumnya berbadan hukum PT. Jadi untuk urusan hukum, lebih banyak mengacu secara umum kepada peraturan hukum untuk PT.
52
Strategic Decisions - where to compete - how to compete - bases of competition External Analysis
Identification - trends/future events - threat/opportunities - strategic uncrtainties
Analysis - information-need areas - scenario analysis
Gambar 3.6 Skema Analisa Eksternal
3.2 Analisa Industri Percetakan 3.2.1 Sejarah Industri Percetakan di Indonesia Industri percetakan Indonesia boleh dikatakan memiliki porsi yang cukup besar. Industri percetakan di Indonesia tidak hanya menjadi monopoli bagi perusahaan – perusahaan besar. Indonesia memiliki sejarah yang cukup lama untuk bidang percetakan, sejarah terpenting dimulai sekitar 75 tahun yang lalu dimana industri percetakan terbesar pertama dibuka di Yogyakarta dibawah bendera Yayasan Kanisius pada 26 Januari 1922. Pada awalnya usaha penerbitan ini memfokuskan diri pada bidang percetakan buku atau segala hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Dan pada tahun 1928 Kanisius mulai bergerak dalam percetakan surat kabar untuk menyiarkan berita perjuangan untuk mendukung perjuangan rakyat dan pada awal kemerdekaan percetakan Kanisius mendapat kehormatan untuk mencetak
53
uang ORI (Oeang Rakyat Indonesia) hingga pada tahun 1952, pada saat Indonesia memiliki Pertjetakan Kebajoran pada tahun 1951. Perkembangan industri percetakan di Indonesia mulai banyak berkembang setelah kemerdekaan, pada sekitar tahun 1950 di daerah Salemba sudah dapat ditemui beberapa industri percetakan walaupun masih dalam skala kecil (industri rumahan) yang tentunya masih menggunakan teknologi yang sederhana juga. Namun ada percetakan yang dimiliki Jacop Utama yang terus berkembang dan dikenal sebagai Gramedia seperti saat ini.
3.2.2 Analisa Pasar Industri Percetakan Jadi jika dilihat dari sejarahnya, industri percertakan di Indonesia memang pada umumnya dimulai dari usaha rumahan / home industry, yang kemudian semakin berkembang dan banyak yang kemudian menjadi besar. Jika dilihat dari asal usulnya, industri percetakan di Indonesia bisa dibedakan menjadi 2, yaitu : •
Industri percetakan yang memang berawal dari industri percetakan / home industry untuk percetakan. Jenis industri seperti ini jumlahnya banyak, tapi hanya menguasai bagian kecil dari keseluruhan pangsa pasar.
•
Industri percetakan yang lahir atau dibentuk untuk mendukung bisnis utamanya. Misalnya, industri rokok rata – rata memiliki percetakan sendiri. Hal ini terjadi karena percetakan sangat penting untuk mendukung bisnis utamanya. Percetakan juga dilihat sebagai hal yang sensitif, karena jumlah
54
kemasan yang dicetak menandakan jumlah produk yang dipasarkan. Dalam hal ini, perusahaan tidak ingin hal ini diketahui pesaingnya. Pada masa sekarang ini, industri percetakan yang lahir sebagai pendukung bisnis utamanya semakin banyak, dan mereka juga menarik bisnis dari luar. Industri percetakan seperti ini umumnya besar, contoh : Sampoerna Group, Modern Group. Hal ini membuat persaingan di dunia industri percetakan semakin ramai. Dunia percetakan di Indonesia belakangan ini berkembang semakin marak. Hal ini timbul sebagai akibat dari semakin banyaknya berbagai bidang usaha yang membutuhkan hasil cetak untuk mendukung proses usahanya, misalnya untuk keperluan produksi, promosi atau keperluan kantor lainnya, seperti pembuatan kartu nama. Dunia percetakan juga selalu berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan teknologi yang digunakan untuk kualitas hasil cetak yang tinggi. Walaupun selalu terkesan sebagai produk atau hasil pelengkap, sesungguhnya percetakan sangat banyak digunakan untuk berbagai keperluan usaha. Jenis – jenis percetakan juga beraneka ragam, selain itu tiap – tiap media yang akan dicetak juga membutuhkan alat atau teknologi yang berbeda – beda. Secara garis besarnya, untuk industri percetakan di Indonesia dapat dibagi menjadi: -
Offset Printing: Disebut juga cetak tak langsung (indirect printing) karena proses percetakan dari plat harus melalui blanket sebelum paper.
-
Digital Printing: Merupakan teknik pencetakan yang bisa langsung dikendalikan oleh komputer. Ada yang tanpa menggunakan film ataupun plat misalnya laser printer, ink jet printer, bubble printer, dan sebagainya. Ada pula yang tanpa menggunakan film tetapi menggunakan plat. Teknik ini menggabungkan
55
teknologi printer dengan conventional offset machine, dalam hal ini dikenal dengan teknologi DI (Direct Imaging) dan CTP (Computer to Plate). -
Flexo(Flexography): Merupakan teknik pencetakan langsung yang menggunakan plat dari karet atau bahan sintetik lainnya. Penintaan melalui cara perembesan pada roll yang berpori yang disebut anilog roll.
-
Pep Printing: Digunakan untuk mencetak produk yang permukaan yang tidak rata (irregular surface). Contoh: kancing baju, bolpen, dan sebagainya.
-
Transfer Printing: Contoh: cetak tekstil, keramik, piring, vas, dan lainnya. Untuk cetak tekstil misalnya, cetakan dicetak di atas kertas (paper) menggunakan tinta dengan pewarna dye stuff. Setelah itu, cetakan yang tecetak di kertas ditransferkan ke tekstil dengan bantuan panas. Secara proses kimia, dye stuff akan tersublimasi ke tekstil.
-
Anodizing Printing: Teknik pencetakan dengan proses elektrolisa. Contoh: membuat plat-plat elektronik untuk radio, kartu nama, dan sebagainya.
-
Rhotogravure: Merupakan cetak langsung, di mana gambar ditransfer ke silinder melalui proses etching. Dan masih banyak lagi jenis percetakan lainnya. PT AS khusus bergerak di bidang
percetakan offset (offset printing).
56
Threat of Potential Entrants
Bargaining Power of Supplier
COMPETITION AMONG EXISTING FORMS
Bargaining Power of Customer
Threat of Substitute Products
Gambar 3.7 Lima Model Porter untuk Market Profitability
3.3 Analisa Industri Percetakan Offset 3.3.1 Percetakan Offset Percetakan offset merupakan jenis cetak tidak langsung yang menggunakan teknologi tinggi. Disebut juga cetak tidak langsung karena proses percetakannya harus melalui rubber blanket. Hasil cetak offset umumnya di atas media berbahan dasar paper ataupun synthetic paper. Dari beberapa jenis industri percetakan yang ada, offset merupakan salah satu jenis industri percetakan yang paling banyak dibutuhkan baik untuk perorangan maupun industri. Keunggulan offset dibanding jenis percetakan lainnya adalah hasil
57
cetakannya yang lebih halus (mampu mereproduksi dpi yang lebih tinggi dibanding sistem cetak yang lain). Beberapa contoh hasil dari percetakan offset adalah : -
Brosur
-
Company profile
-
Instruction manual
-
Poster
-
Kemasan
-
Kalender, dan sebagainya Bahan-bahan dasar yang digunakan untuk percetakan offset ialah:
-
Film: Jenis film yang digunakan ialah ortho film.
-
Plat: umumnya dipakai Aluminium PS (Pre-Sensitized) Plate.
-
Rubber Blanket: umumnya dipakai compressible type.
-
Tinta (Printing Ink).
-
Bahan kimia untuk percetakan antara lain developer, fixer, fountain solution, dan lain-lainnya.
-
Kertas: sesuai dengan permintaan pelanggan atau pemesan. Industri cetak offset memiliki tiga tahap utama yaitu tahap pre-press (sebelum
mencetak), tahap pencetakan, serta tahap akhir (finishing).
Pre-Press
Printing
Finishing
Gambar 3.8 Tahap-tahap Percetakan Offset
58
Pada tahap sebelum mencetak (pre-press), desain yang dibuat secara manual proses filmnya dibuat secara manual. Sedangkan desain yang dibuat dengan komputer (dalam bentuk data) diproses menjadi film melalui image setter. Selanjutnya diproses menjadi plat. Film yang digunakan untuk percetakan dikenal dengan ortho film yaitu film yang hanya menghasilkan nilai absolut (hanya menghasilkan half tone, bukan continuous tone). Film yang telah jadi itulah dapat langsung direproduksi ke plat cetak dengan mesin exposure yang selanjutnya diproses pada plate processor. Pada tahap mencetak (printing), plat yang sudah siap pakai di-mounting pada cylinder plate mesin cetak. Plat mendapat penintaan dari roll tinta dan air dari roll air di mana terjadi pemisahan antara image dan non-image dengan proses fisika (tinta yang berbasis minyak dan air saling menolak). Selanjutnya dari plat (yang telah terpisah image dan non-image) ditransfer ke blanket, lalu dari blanket ke kertas. Proses setelah mencetak disebut proses finishing, misalnya: !
Cetakan buku harus melalui proses penjilidan.
!
Cetakan kemasan berupa box harus melalui proses die cutting dan pengeleman.
3.3.2 Analisa Pasar Industri Percetakan Offset Hasil analisa pasar menunjukkan industri percetakan offset sempat mengalami penurunan permintaan secara umum di Indonesia pada tahun 1998 sekitar masa krisis yang melanda hampir seluruh industri di Indonesia. Namun sekitar tahun 2000 industri percetakan secara umum mulai kembali bergairah yang ditandai dengan
59
meningkatnya permintaan. Peningkatan ini berlanjut sampai dengan tahun ini dan diyakini akan semakin berkembang pada tahun – tahun mendatang. Industri percetakan sendiri merupakan bagian yang cukup besar dari keseluruhan industri percetakan karena yang sifatnya lebih banyak digunakan untuk mendukung kegiatan industri. Hampir semua industri atau kegiatan bisnis membutuhkan hasil cetak offset untuk mendukung kegiatan bisnisnya. Contohnya adalah: kop surat, kartu nama, brosur, poster, notes, kemasan, instruction manual, format laporan tahunan, dan sebagainya. Maka dari itu dengan semakin berkembangnya dunia industri di Indonesia diyakini akan turut juga meningkatkan pasar untuk industri percetakan offset di Indonesia.
3.4 Analisa Pelanggan 3.4.1 Segmentasi Pada jenis industri percetakan pada umumnya, pelanggan dapat dibedakan menjadi beberapa kategori sebagai berikut : -
pemerintah
-
perusahaan
-
organisasi atau yayasan
-
individual Pada umumnya strategi pemasaran suatu perusahaan adalah dengan
berpedoman pada 3 pertimbangan strategis, yaitu : low cost, differentiation, dan focus. Hingga saat ini strategi pemasaran yang dipilih oleh PT AS lebih cenderung
60
mengarah ke strategi fokus. Untuk sekaran ini, PT AS ingin fokus hanya di percetakan offset dengan tujuan agar PT AS dapat memiliki tempat di hati dan pikiran dari para pelanggannya (share of mind and share of heart). Para pelanggan PT AS sebagai perusahaan percetakan offset sebagian besar adalah sama dengan perusahaan percetakan offset lainnya. Bagi industri percetakan offset sendiri, pelanggan potensialnya antara lain : -
Perusahaan
-
Organisasi/ lembaga lainnya
- Individual
Organisasi lain
Individual
Perusahaan
Gambar 3.9 Market Share Pelanggan untuk Industri Offset
Bisnis yang masuk ke PT AS dapat melalui 2 jalur, yaitu : •
Direct (sekitar 50%)
•
Indirect (sekitar 50%)
61
Direct : yaitu pelanggan datang langsung atau menghubungi secara langsung ke PT AS Indirect : yaitu pelanggan tidak datang secara langsung tetapi melalui perantara, yaitu agent advertisement, designer, atau perantara(middle man) Dalam memberikan input untuk dicetak terdapat beberapa perbedaan diantara para pelanggan. Sebagian pelanggan sudah memiliki design dan bahkan sudah memiliki film, tinggal dicetak saja. Ada juga yang tidak memiliki design dan film, jadi dikerjakan oleh PT AS. Untuk menunjang bisnis dan mempercepat proses percetakan, PT AS juga sudah bisa menerima design. Namun demikian kondisi saat ini, perusahaan belum mengkhususkan diri untuk menjadikan design sebagai SBU yang berdiri sendiri. Design yang diberikan juga masih tergolong sederhana, sehingga kalau pelanggan ingin design yang begitu kompleks, maka untuk designnya menggunakan jasa perusahaan lain. Tetapi umumnya pelanggan memiliki designnya saja, sehingga perusahaan yang melengkapi semuanya. Namun demikian ada pelanggan yang sudah menyediakan design, film, bahkan kertasnya juga. Biasanya karena bahan kertasnya khusus sehingga sulit didapat di sini. Dilihat secara umum berdasarkan jenis usaha para pelanggannya, perusahaan memegang peranan sebagai target pelanggan yang terbesar. Berdasarkan hasil penelitian di pasar, skala perusahaan tidak menjadi sesuatu yang sangat menentukan. Perusahaan dari skala kecil sampai skala besar sama – sama membutuhkan jasa percetakan. Bagi perusahaan skala kecil, sifatnya lebih banyak untuk membuat brosur, keperluan kantor, kemasan. Sedangkan untuk perusahaan skala sedang sampai skala besar pesanan untuk percetakan lebih banyak mengarah untuk : keperluan
62
kemasan dan produksi, dan promosi. Karena begitu kompleksnya jenis percetakan bahkan sampai sedemikian spesifiknya, maka suatu perusahaan jika akan melakukan pencetakan ia akan mencari perusahaan percetakan yang spesifik untuk kategori hasil cetak yang diinginkannya.
3.4.2 Motivasi Pelanggan Setiap pelanggan memiliki keinginan atau motivasi yang berbeda – beda dalam menggunakan jasa suatu perusahaan. Perusahaan yang ingin berkembang dan meningkatkan market sharenya, harus memahami motivasi para pelanggannya. Secara umum, pelanggan menginginkan saran, baik itu untuk kertasnya, pewarnaan, posisi, ukuran, dll. Dilihat dari kategori keperluan cetak maka dapat dibedakan menjadi 3 bagian utama, yaitu : -
Keperluan produksi
-
Keperluan promosi
-
Keperluan kantor Untuk keperluan produksi biasanya perusahaan atau pelanggan sangat sensitif
terhadap jumlah dan hasil cetakan. Saking begitu sensitifnya seringkali suatu perusahaan tidak memberikan seluruh pesanan ke satu perusahaan percetakan saja, tetapi di bagi menjadi beberapa perusahaan percetakan agar tidak dapat diketahui berapa jumlah yang dipesan, karena jumlah cetak yang dipesan menandakan jumlah dari barang yang akan di pasarkan keluar. Untuk keperluan promosi, hasil cetakan
63
tidak terlalu sensitif namun waktu sangat sensitif karena berhubungan dengan tanggal pelaksanaan promosi. Keperluan kantor walaupun tidak sesensitif keperluan produksi namun juga harus diperhatikan karena sifatnya yang terus menerus tiap periode dan perusahaan substitusinya banyak, sementara untuk keperluan produksi, pelanggan cenderung tidak ingin ganti – ganti perusahaan percetakan karena sifatnya yang sensitif tadi.
3.4.3 Keinginan Lain Keinginan yang belum terpenuhi tidak lain adalah motivasi atau keinginan awal yang diharapkan akan terwujud jika menggunakan jasa perusahaan namun ternyata tidak sesuai dengan apa yang sudah diharapkan. Keinginan – keinginan yang belum terwujud secara memuaskan akan menjadi kendala atau komplain kepada PT AS. Hal – hal seperti ini yang dikemudian hari akan menjadi ancaman bagi PT AS. Perusahaan yang ingin maju dan berkembang sngat mutlak harus memperhatikan komplain – komplain dari para pelanggannya. Perusahaan harusnya jeli melihat komplain tentang apa yang paling sering dan siapa atau jenis industri usaha apa yang paling sering kompain dan terhadap apa. Hal ini sangat penting dalam perusahaan melakukan perbaikan diri secara berkelanjutan.
3.5 Analisa Pesaing Persaingan di dunia industri percetakan sifatnya ada yang visual ada yang kasat mata atau tidak mudah diketahui. Pesaing visual adalah perusahaan –
64
perusahaan percetakan yang besar dan sudah memiliki nama serta menguasai sebagian besar pasar yang ada. Pesaing yang sulit di ketahui adalah perusahaan – perusahaan percetakan yang kecil namun banyak dan tersebar dimana – mana. Karena sifatnya yang biasanya mendapat pesanan tidak langsung, yaitu dari designer atau dari middle man maka sebagian besar perusahaan percetakan di Indonesia tidak melakukan strategi promosi secara langsung ke umum, sehingga perusahaan percetakan saling tidak mengetahui siapa saja pesaing mereka. Hal ini membuat banyak perusahaan percetakan salah mengambil strategi untuk mengembangkan usahanya. Dari
survey
ke
situs-situs
web
yang
tercantum
di
http://www.searchindonesia.com/Business_and_Economy/_Business_to_Business/Pri nting/ dan http://id.catcha.com/www/Bisnis/Percetakan/, didapati bahwa kebanyakan dari mereka juga melayani segment yang sama, yaitu untuk keperluan produksi (packaging, label, buku manual, dan lain-lain), untuk keperluan promosi (brosur, kalender, dan lain-lain), dan untuk keperluan kantor dan rumahan (faktur, kop surat, kartu nama, kartu natal, dan lain-lain). Namun ada juga yang melayani hanya untuk keperluan kantor dan rumahan serta promosi saja, dan biasanya . Hal ini dapat dipahami karena pada umumnya industri percetakan yang masih kecil tidak memiliki kemampuan untuk cetak packaging mengingat terbatasnya mesin-mesin percetakan yang mereka miliki. Dari sekian banyak situs tersebut, mereka rata-rata juga menampilkan contohcontoh hasil cetakan yang mereka pernah kerjakan di tiap segment tersebut. Selain
65
berusaha menampilkannya dengan foto-foto berwarna yang ekslusif, ada dari mereka yang berusaha menampilkan foto-foto proses kerja dan mesin-mesin canggih yang mereka miliki, seperti yang dilakukan Victory offset (www.victoryoffset.com). Mereka merasa penting untuk meyakinkan pelanggan dan calon pelanggan akan kapabilitas dan kualitas jasa cetak yang mereka miliki. Selain melakukan strategi promosi tersebut, perusahan-perusahan cetak offset yang besar juga menjalankan rencana strategis sebagai berikut 1. Membangun manajemen yang solid. 2. Melakukan periodic investment, khususnya untuk meregenerasi mesin-mesin lama dengan mesin-mesin baru. 3. Memastikan kepuasan pelanggan dengan pelayanan yang konsisten. 4. Memelihara sumber daya manusiannya dengan memberi banyak perhatian kepada karyawannya. 5. Melakukan inovasi dengan konsisten. Dari hasil wawancara kami dengan pihak PT AS, para pesaing di dunia percetakan juga mempunyai strategi meraih dan memelihara loyalitas pelanggan lewat service yang baik dan konsisten. Namun ada pesaing yang juga menggunakan strategi hit and run. Mereka biasanya menggunakan strategi menawarkan harga yang jauh lebih murah dan sangat tidak wajar daripada yang bisa ditawarkan perusahaan percetakan pada umumnya. Harga yang tidak wajar tersebut didapat karena mereka tidak membayar pembelian tinta atau kertas ke supplier dengan cara menutup dan
66
mengganti nama perusahaan dengan diam-diam setelah order besar yang telah mereka terima selesai (lunas dibayar). Namun begitu untuk tetap memberikan perbandingan kami mengambil beberapa contoh industri percetakan yang memiliki kemiripan konsentrasi bidang usaha. 1. PT Intritama Asri (PTIA) PT
Intritama
Asri
(PTIA),
adalah
perusahaan
percetakan
yang
mengkhususkan diri dalam percetakan offset. Selain membuat segala hal yang berkaitan dengan offset, seperti label dan barang promosi, perusahaan juga mengembangan produk yang digunakan sebagai perlengkapan kantor. Berikut ini adalah beberapa produk yang dibuat dan dikembangkan oleh PTIA : a. Desk Planner – Diary b. Block Note c. Catalog – Sticker d. Certificate – Seminar Bag Dirintis pada tahun 1981, perusahaan ini mulai berkembang pesat hingga pada akhirnya pada tahun 1988 berubah status badan hukum menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan surat pengesahan dari Departemen Kehakiman. Produk beragam yang dibuatpun akhirnya banyak diminati tidak hanya oleh swasta namun lembaga pendidikan, konsultan, yayasan hingga kalangan pemerintahan.
67
Konsep pengembangan layanan sebagai one stop center di bidang percetakan yang dimulai dari perancangan hingga cetak, dibantu dengan penggunaan mesin dan pengawasan yang baik membuat perusahaan ini mengklaim bahwa dirinya dapat memberikan produk yang tidak hanya berupa benda tapi lebih sebagai seni. 2. PT Duta Pariwara (PTDP) Bila ada pertanyaan siapa pemimpin dalam Industri Percetakan di Indonesia, tampaknya PTDP merupakan salah satu dari kelompok tersebut. Selain menjadikan dirinya sebagai one stop center dalam bidang percetakan, perusahaan ini juga mengembangan produknya menjadi lebih beragam. Selain barang untuk keperluan kantor dan promosi, kalender, undangan, kartu ucapan juga dapat dapat dibuat. Dengan didukung bagian atau unit pemasaran yang baik, perusahaan ini memiliki pasar yang loyal dan terus berkembang. Beberapa langganannya tersebut adalah BUMN dan BUMD serta Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT). Guna meningkatkan brand awareness pelanggan terhadap PTDP, perusahaan tidak hanya memberikan pelayanan berupa produk yang baik dan dapat diterima kayalak
banyak, namun juga keunggulan dalam menghantarkan dan setelah
barang diterima. Keunggulan yang dimiliki perusahaan ini adalah : •
Pengiriman barang tepat waktu, jaminan pengiriman barang dari Percetakan Duta Pariwara yang tepat waktu, dengan layanan antar jemput untuk wilayah
68
jatabek, dapat dijadikan pertimbangan untuk menggandeng Duta Pariwara menjadi mitra kerja sama yang baik. •
Garansi kualitas percetakan, untuk cetakan sparasi, seperti brosur, company profile, kop surat dan lain-lain produksi cetak kami akan didasarkan pada proof yang disepakati sebelum naik cetak. Jaminan ini berlaku untuk memberikan kepuasan pada pelanggan.
•
Percetakan Duta Pariwara memberikan layanan tambahan berupa pembuatan web secara gratis di geocities.com yang terkenal stabil servernya serta sangat cepat aksesnya, misalya http://www.geocities.com/percetakan/. Bukan hanya itu, namun percetakan Duta Pariwara mempromosikan ke berbagai mesin pencari terkemuka sehingga potensial pelanggan dapat dengan memudahkan menemukan halaman web perusahaan anda. Hal ini telah dibuktikan dengan munculnya web duta pariwara apabila dicari di google, msn, yahoo, hotbot, aol dan lain-lain. Ini semua diberikan secara gratis yang belum pernah diberikan oleh perusahaan percetakan lain.
3. PT Percetakan Subur (PTPS) Mendekatkan diri dengan konsumen, tampaknya itu falsafah yang digunakan PTPS. Perusahaan ini terkenal sedikit “gila” dalam mengembangkan industri percetakannya. Dengan memiliki desainer yang memang profesional dan didukung mesin cetak yang baik, PTPS membuka outlet ditempat yang dekat dengan area industri. Dengan strateginya ini PTPS berhasil mendapatkan omset
69
penjualan lebih banyak dari percetakan untuk keperluan promosi baik itu poster maupun brosur – brosur. Namun begitu PTPS tetap memberikan pelayanan jasa bagi pelanggannya yang menginginkan office used seperti kartu nama, undangan, memo, dll. Kekuatannya dalam membangun brand dengan cara mengembangkan outlet ini sampai saat ini masih belum banyak diikuti oleh industri percetakan lain. 4. PT Victory Offset (PTVO) Memberikan produk yang terbaik bagi para pelanggan, image ini sangat melekat bila membicarakan Victory Offset , dengan didukung website yang sangat informatif dan profesional, perusahaan ini memberikan pelayanan jasa yang lengkap di bidang offset. Contoh produk yang dibuat oleh PTVO adalah : •
Packaging Dalam bidang packaging, PVTO memberikan pelayanan konsultasi terhadap desain yang disesuikan dengan kebutuhan konsumen, sehingga dapat diperoleh hasil cetak yang memang sesuai dengan kebutuhan dengan harga yang optimal. Pelayanan jasa packaging
ini melayani label kardus, tas
belanja, label botol dan lainnya. •
Percetakan Buku Banyak perusahaan percetakan yang mengatakan bahwa mencetak buku bukan hal yang mudah, namun vitory menilai bahwa ini adalah seni. Dengan
70
didukung pengalaman dan mesin yang mutakhir maka PTVO dapat mencetak buku baik dalam softcover maupun hardcover. Selain itu PTVO juga melayani berbagai macam seperti folding, collating, perfect-binding, saddle-stitching, case-making (hardcovers), wire-o binding, etc, •
Percetakan Umum Pada bagian ini PTVO mengelompokkan produknya yang digunakan untuk promosi, calendar, gift, poster maupun kartu ucapan. Dan untuk produk ini PTVO juga melayani tidak hanya konsumen dari Indonesia tapi juga dari luar negri seperti Eropa, Australia dan Amerika. Persaingan industri jasa sangat terkait dengan kualitas pelayanan yang
diberikan disamping tentunya hasil dari industri tersebut. Tidak terkecuali juga dengan industri percetakan dimana selain hasil atau kualitas cetakan yang dihasilkan, juga penting untuk memperhatikan pelayanan yang diberikan. Banyak perusahaan – perusahaan percetakan baru yang hanya mementingkan harga saja, sehingga pelanggan yang masih baru seringkali menjadi korban dimana hasil pelayanan dan kualitasnya pun sangat mengecewakan. Selain itu juga banyak pesaing yang melakukan cara – cara yang tidak benar sehingga dapat mengurangi biaya produksi mereka, misalnya dengan menggunakan kertas sisa atau tinta sisa.
71
Size, growth, and profitability
Objectives and assumption
Competitor
Strength and weaknesses
Action
Cost structure and exit bariers
Current and past strategies
Organization and culture
Gambar 3.10 Analisa Kompetitor
3.6 Analisa Supplier Industri Percetakan sangat membutuhkan para supplier untuk mendukung proses usahanya, tidak terkecuali dengan industri percetakan offset itu sendiri. Untuk percetakan offset, supplier yang terlibat anatar lain : •
Mesin – mesin produksi : Mesin – mesin ini terdiri dari, mesin pewarnaan, mesin potong, mesin lem, dan mesin jilid. Secara umum peralatan mesin yang digunakan untuk industri percetakan offset antara lain :
72
# Mesin cetak: terdiri dari tiga jenis yaitu mesin cetak satu warna, dua warna, serta empat warna. # Mesin Folder Gluer: Proses kerjanya meliputi melipat dan menempel dengan lem (glue). Produk yang menggunakan mesin ini ialah dus atau tempat produk. Dus tersebut bisa dikelompokkan berdasarkan keinginan kita, misalnya 50 atau 100 dus. Sebelum dus ini dimasukkan ke mesin ini, pastikan dus ini tidak cacat (seperti robek) serta penyusunannya (kelompok) tersebut sudah sejajar. # Wire – O: Berupa kawat lingkaran yang bertujuan untuk menjilid majalah, buku, kliping, ataupun paper. # Wire Stiching: Disebut juga kawat jahit yang berfungsi untuk menjilid buku. # Mesin Hot Stamping: teknik polymas, digunakan untuk mencetak emas, perak dengan bantuan panas (heat). Ini merupakan teknik pencetakan transfer (transfer printing). # Mesin potong guillotine: Mesin ini berupa pond (Dye Cutting), digunakan untuk membuat atau membentuk kardus. #
Mesin cetak pewarna: Berikut ini adalah daftar perusahaan yang menyediakan mesin – mesin
percetakan di Indonesia:
73
Tabel 3.1 Perusahaan Pengadaan Mesin Cetak Digital
Perusahaan 3M Indonesia Aneka Warna Indah Photo Astra Graphia Bhinneka Mentari Dimensi Cipta Mandiri Persada Datascrip Heidelberg Indonesia Hewlett-Packard Indonesia Intergrafica Print & Pack Kipindo Nusindoprima Indah Raster Indah Samafitro Setiakawan Makmur Pratama Sigmaco Saksama Image
Produk 3M Scothprint Graphics Encad – Kodak Fuji-Xerox Document System Roland DG, BESTcolor DGI (Digital Graphic Inc.) Canon Meta Dimension HP Design Jet Agfa Sherpa KIP Mutoh, Vutek, Graphtec Epson, Absolute Proof HP Indigo, Canon Copy Imaging Challenger Infinity
Mesin – mesin untuk keperluan cetak merupakan investasi yang sangat besar jumlahnya dan sifatnya yang untuk jangka panjang mengharuskan perusahaan untuk benar – benar meneliti jenis mesin apa yang dibutuhkan. Perawatan
setelah
penjualan
merupakan
hal
penting
yang
sangat
dipertimbangkan serta ketersediaan sparepart. PT AS sendiri memiliki beberapa supplier untuk mesin – mesin cetak ini, yaitu : PT. Bintang Abadi, PT. Mitra Rekacipta Lestari. Pemilihan supplier ini berdasarkan pada tingkat kredibilitas supplier, kualitas, harga dan pelayanannya selama ini. Untuk kedepannya sangat penting menjaga hubungan baik dengan para supplier mesin ini, mengingat mesin merupakan investasi jangka panjang yang harus mendapat perawatan secara berkala. Untuk sparepart mesin atau printing
74
sundrise biasanya juga menggunakan perusahaan supplier mesin yang sama. Ketersediaan sparepart dan kemampuan untuk upgrade sangat penting diperhatikan pada waktu ingin membeli mesin. •
Tinta PT AS selalu menggunakan kualitas tinta kelas nomor satu, kecuali permintaan akan tinta ditentukan oleh pelanggan dengan tujuan mengurangi biaya maka hal ini dapat dilakukan. Kualitas tinta sangat penting dalam industri percetakan, maka dari itu PT AS selalu menggunakan kualitas terbaik. Para supplier PT AS saat ini antara lain adalah PT. Inkote Indonesia, PT. Indonesia Printing, PT. Ratu Magenta. Perusahaan yang dipilih sebagai supplier haruslah perusahaan yang memiliki daya cukup besar untuk pengadaan tinta, karena sering kali pada waktu peak season untuk percetakan, maka jenis tinta tertentu sulit didapat. Dengan adanya kerjasama yang baik, maka ketersediaan tinta akan lebih terjamin.
•
Kertas Kertas yang digunakan pada PT AS bermacam – macam ukuran serta jenis dan kualitasnya. Sebagian pelanggan membawa kertasnya sendiri biasanya karena kertasnya yang unik. Ketersediaan kertas disupply oleh beberapa pabrik kertas, yang paling besar adalah PT. Asia Pulp and Paper. Para supplier yang lain adalah PT. Surya Palace, PT. Paperina Dwijaya, PT. Surya Mandiri, dan PT. Wira Mustika Agung. Dalam hal ini kualitas kertas sangat penting. Hubungan kerja dengan supplier kertas harus dijalin sangat baik karena disini
75
bermain besar faktor kepercayaan, dimana ada jenis – jenis kertas yang keliahatan sama oleh mata telanjang, tetapi sebenarnya berbeda. Kejujuran dan kepercayaan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. •
Film PT AS bisa membuat film sendiri. Namun demikian, tidak semua jenis film bisa dibuat sendiri dan disuplai dari beberapa supplier antara lain oleh PT Hape Pratama, PT Horselindo, dan sebagainya. Tiap – tiap jenis film memerlukan peralatan yang berbeda – beda. Secara umum, film terbagi atas beberapa jenis, yaitu: 1. amateur film (digunakan untuk kamera amatir), diukur dari dari gelap ke terang atau sebaliknya secara linear. Film ini disebut juga dengan continuous tone. 2. ortho film (digunakan dalam dunia percetakan), dikenal dengan halftone yang diukur berdasarkan ada atau tidak ada (seakan-akan digital). Untuk pengamatan dengan mata telanjang, dilihat dot (titik). Semakin banyak dot yang ada, intensitas warna semakin tinggi (semakin hitam). Material perantara (media) yang dibutuhkan pada gambar. Unsur dalam film ini ialah Polyester dan AgNO3. Polyester berbentuk semacam plastik yang digunakan untuk mengikat film. Para supplier film PT AS adalah PT. Hape Pratama, PT. Horselindo. Para
supplier ini juga menjadi supplier untuk plat cetak. Sebagian film masih dikerjakan oleh pihak luar, namun sekarang ini PT AS sudah dapat mencetak film sendiri untuk jenis – jenis film tertentu.