BAB II URAIAN TOERITIS 2.1
Pengertian Sektor Informal Istilah sektor informal pertama kali dikemukakan oleh Hart (1971) seorang
antropolog Inggris, dalam rangka memecahkan masalah ketenagakerjaan di Kenya, dengan menggambaran sektor informal sebagai bagian dari angkatan kerja di kota yang ada di luar pasar kerja yang teroganisir. Mulai saat ini, sektor informal telah disebut sebagai suatu konsep yang memberikan harapan dan disempurnakan lagi oleh ILO (International Labour Organization) yang mempelajari kesempatan kerja di Kenya dalam rangka program kesempatan kerja dunia. Dalam laporan ILO tersebut dan dari berbagai penelitian tentang sektor informal di Indonesia, telah menghasilkan 10 ciri pokok sektor informal sebagai berikut: 1. Kegiatan usaha tidak terorganisasikan secara baik, karena timbulnya unit usaha tidak mempergunakan fasilitas/kelembagaan yang tersedia di sektor formal 2. Pada umumnya unit usaha tidak mempunyai izin usaha. 3. Pola kegiatan usaha tidak teratur baik dalam arti lokasi maupun jam kerja. 4. Pada umumnya kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak sampai ke sektor ini. 5. Unit usaha mudah keluar masuk dari satu subsektor ke lain subsektor. 6. Teknologi yang dipergunakan bersifat primitif.
Universitas Sumatera Utara
7. Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga relatif kecil. 8. Pada umumnya unit usaha termasuk golongan one-man-enter prises dan kalau mempekerjakan buruh berasal dari keluarga. 9. Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri atau dari lembaga keuangan yang tidak resmi. 10. Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsikan oleh masyarakat desa/kota yang berpenghasilan rendah. Disamping itu ILO menemukan adanya kegiatan-kegiatan ekonomi yang selalu lolos dari pencacahan, pengaturan dan perlindungan oleh pemerintahan tetapi mempunyai makna ekonomi karena bersifat kompetitif dan padat karya, memakai input dan teknologi lokal serta beroperasi atas dasar kepemilikan sendiri oleh masyarakat lokal. Kegiatan-kegiatan inilah yang kemudian dinobatkan sebagai sektor informal (Lyta Permatasari, 2007). Di kalangan para peneliti, pada sektor informal sudah terdapat semacam pandangan (konsensus) tentang dua hal. Pertama, bahwa sektor informal pada hakekatnya merupakan konsep ekonomi. Oleh karena itu kegiatannya dapat dikelompokkan menurut klasifikasi lapangan usaha. Kedua, bahwa yang dianalisa adalah perilaku unit usaha, dan bukan keluarga atau individu. Terdapat unit usaha yang skala paling kecil maka perilaku unit usaha akan identik dengan perilaku individu. Beberapa defenisi
lain dari sektor informal yang dikemukakan oleh
beberapa ahli ekonomi lainnya (Ibid):
Universitas Sumatera Utara
1. Portes dan Catells (dalam Chandrakirana 1995) mengajukan defenisi sektor informal sebagai proses perolehan penghasilan diluar sistem regulasi. Istilah ini merupakan suatu ide akal sehat (common sense nation) yang karena batas-batas sosialnya terus bergeser, tidak dapat dipahami dengan definisi yang ketat. Mereka melihat bahwa sektor informal sebagai suatu proses perolehan penghasilan mempunyai ciri-ciri sentral yaitu tidak diatur oleh lembaga-lembaga sosial dalam suatu lingkungan legal dan sosial. Menurut mereka, batas-batas ekonomi informal bervariasi secara substansial sesuai dengan konteks dan kondisi historisnya masing-masing 2. Sthurman (dalam Manning dan Effendi 1996) mengemukakan istilah sektor informal biasanya digunakan untuk mengajukan sejumlah kegiatan ekonomi yang berskaka kecil. Alasan mereka mengatakan bahwa sektor informal berskala kecil adalah: -
Umumnya mereka berasal dari kalangan miskin.
-
Sebagai suatu manifestasi dari situasi pertumbuhan kesempatan kerja di negara berkembang.
-
Bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan pendapatan untuk memperoleh keuntungan.
-
Umumnya mereka memiliki pendidikan yang rendah.
-
Umumnya mereka memilki keterampilan yang rendah.
3. Dipak Mazundar (dalam Manning dan Effendi 1996) memberikan defenisi sektor informal sebagai pasaran tenaga kerja yang tidak dilindungi. Dikatakannya bahwa salah satu aspek penting dari perbedaan antara sektor informal dan sektor formal sering dipengaruhi oleh jam kerja yang tidak
Universitas Sumatera Utara
tetap dalam jangka waktu tertentu. Hal ini disebabkan oleh ketiadaan hubungan kontrak jangka panjang dalam sektor informal dan upah cenderung dihitung per hari atau per jam serta menonjolnya usaha mandiri. 2.2
Pengertian Pasar Tradisional Pasar tradisional atau pasar basah selalu identik dengan suasana kumuh,
jorok, dan beragam atribut buruk yang lainnya. Tetapi jika dikelola dengan baik, pasar tradisional ini sebenarnya bisa menghadirkan kenyamanan bagi para konsumen. Pasar tradisional adalah salah satu komponen utama pembentukan komunitas masyarakat baik di desa maupun di kota sebagai lembaga distribusi berbagai macam kebutuhan manusia seperti bahan makanan, sumber energi, dan sumberdaya lainnya. Pasar tradisional berperan pula sebagai penghubung antara desa dan kota. Perkembangan
penduduk
dan
kebudayaan
selalu
diikuti
oleh
perkembangan pasar tradisional sebagai salah satu pendukung penting bagi kehidupan manusia sehari-hari terutama di kawasan pedesaan. Pasar tradisional pada saat ini memegang peranan yang peting terutama pada masyarakat pedesaan. Pada masyarakat pedesaan pasar dapat diartikan sebagai pintu gerbang yang menghubungkan masyarakt dengan dunia luar. Hal ini menunjukkan bahwa pasar mempunyai peranan dalam perubahan-perubahan yang berlangsung dalam masyarakat. Melalui pasar ditawarkan alternatif-alternatif kebudayaan yang berlainan dengan kebudayaan setempat (Joko Setiyanto, 2008). 2.2.1 Ciri-Ciri Pasar Tadisional 1) Pasar Tradisional merupakan Infrastruktur ekonomi daerah, menjadi pusat kegiatan distribusi dan pemasaran.
Universitas Sumatera Utara
2) Keberadaannya kian menurun dengan berkembangnya perpasaran swasta modern khususnya diperkotaan. 3) Berdasarkan Survey AC Nielsen pertumbuhan Pasar Modern (termasuk Hypermarket)
sebesar
31,4%,
sementara
pertumbuhan
Pasar
Tradisional 8,1% (SWA, Edisi Desember 2004). 4) Serbuan pasar modern / hypermarket dengan dukungan kekuatan modal besar, sistem dan teknologi modern, berhadapan langsung dengan pedagang pasar tradisional. 5) Image Pasar tradisional terkesan Becek, Kotor, kurang nyaman, dan fasilitas minim seperti parkir, toilet, tidak ada tempat pengolahan sampah, fisik kurang terawat. 6) Pasar tradisional kurang mampu berkompetisi dengan perpasaran swasta 7) Pasar tradisional Lemah dalam manajemen dan kurang mengantisipasi perubahan 2.2.2 Peluang Pengembangan Pasar Tradisional Pasar tradisional saat ini masih menjadi salah satu pusat kegiatan ekonomi penting bagi sebagian masyarakat Indonesia. Berbagai kendala dan perubahan yang terjadi telah meminggirkan pasar tradisional yang telah lama memiliki fungsi redistribusi produk-produk yang dihasilkan masyarakat. Perbaikan manajemen pasar tradisional diharapkan dapat meningkatkan daya saing, efisiensi pembiayaan dan pengelolaan lingkungan. Pada kondisi demikian, diperlukan pemikiran ulang
Universitas Sumatera Utara
akan keberadaan pasar tradisional. Dua hal perlu dicermati dalam hal ini, yaitu (Ibid): 1) Diperlukan pemikiran untuk meningkatkan kinerja dan tampilan pasar tradisional 2) Ajakan perlunya mengedepankan produk ramah lingkungan dan menumbuhkan rasa cinta produk-produk sendiri. 2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemajuan Pasar Tradisional Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemajuan pasar tradisional, yaitu: 1) Lingkungan sosial sekitar pasar mulai mengalami perubahan 2) Perubahan gaya hidup konsumen (life style) perkotaan. Konsumen ingin mendapatkan pelayanan lebih tidak hanya sekedar membeli barang. 3) Perubahan masa (masa kompetisi) pada pasar tradisional tidak menjadi \satu-satunya pusat perdagangan tempat berbelanja. 4) Globalisasi sudah disadari, tetapi belum dinatisipasi 5) Tantangan selalu memberikan peluang semangat kompetisi dan upaya tetap maju. 2.2.4 Strategi Pengelolaan Pasar Tradisional Ada beberapa strategi pengelolaan pasar tradisional agar konsumen dapat bertahan untuk berbelanja di pasar tradisional, yaitu: 1) Pengelolaan pasar harus lebih professional 2) Harus mampu mengubah pola piker pedagang 3) Mampu memenuhi keinginan konsumen dengan baik (termasuk pelayanan yang baik)
Universitas Sumatera Utara
4) Sarana dan prasrana yang nyaman 9parkir, gang, penerangan, sirkulasi, udara, keamanan, kebersihan, dll) 5) Citra pasar tradisional harus diperbaiki 6) Secara fisik pasar traadisional harus mampu menarik konsumen untuk berbelanja. 7) Harus mampu meningkatkan laba perusahaan yang berada di pasar tradisional. 8) Kemampuan untuk memuaskan semua pihak yang terkait dengan pasar tradisional. .2.3
Arus Perputaran Kegiatan Ekonomi Pada dasarnya ada dua pihak yang menggerakkan roda pererkonomian,
yaitu pihak swasta dan pemerintah. Dalam pihak swasta kemudian diadakan pembagian menjadi 2 bagian yaitu individu (rumah tangga konsumen), bussines (rumah tangga perusahaan. Hubungan antara individu dan bussines yaitu:
Pengeluaran konsumsi
Barang dan jasa masyarakat
Perusahaan Faktor-faktor produksi
Upah, bunga, dan lain-lain Gambar 2.1 Siklus Aliran Pendapatan
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan mendapatkan faktor-faktor produksi dari rumah tangga konsumen atau masyarakat luas. Sehingga sebagai imbalannya, perusahaan akan memberikan pendapatan kepada rumah tangga konsumen dalam bentuk sewa, upah, bunga, laba. Sesudah faktor-faktor produksi diolah oleh perusahaan, maka hasil produksi akan disalurkan kepada kosumen dalam bentuk barang dan jasa. Sebagai imbalannya, konsumen akan membeli barang dan jasa tersebut dengan pendapatan yang dimilikinya. Gambar di atas juga merupakan sirkulasi aliran pendapatan. 2.4
Pendapatan Nasional Analisa pendapatan nasional atau disebut juga ilmu ekonomi makro adalah
salah satu cabang ilmu ekonomi, sebagai imbangan ilmu ekonomi makro/teori harga. Analisa pendapatan nasional adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku perekonomian secara keseluruhan yang mempelajari faktor-faktor yang menentukan tinggi rendahnya pendapatan nasional. Fluktuasi pendapatan nasional dari tahun ke tahun dan saling ketergantungan antar berbagai sektor dan sub sektor dalam perekonomian. Dari perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa suatu negara merupakan negara industri, pertanian, jasa, berapakah besarnya sektor-sektor industri, pertambangan, dan lain-lain. Oleh karena itu pendapatan nasional dicatat setiap tahun, sehingga dapat dibandingkan pendapatan nasional dari tahun ke tahun. Perbandingan tersebut diharapkan dapat memberikan keterangan apakah ada kenaikan ataupun penurunan, apakah ada perubahan struktur, apakah ada pertambahan atau pengurangan kemakmuran material yang dihubungkan dengan jumlah penduduk apakah ada kenaikan ataupun penurunan pendapatan perkapita.
Universitas Sumatera Utara
Para ahli ekonomi modern menggunakan GNP (Gross National Product) sebagai alat pengukur pokok kegiatan perekonomian. GNP mempunyai pengertian nilai semua barang dan jasa yang setiap tahun dihasilkan oleh bangsa yang bersangkutan yang diukur menurut harga pasar. Di dalam GNP produk yang ada di dalamnya terdiri dari berbagai macam dan keseluruhan produk tersebut akan dibeli oleh masyarakat. Produk yang akan menjadi unsur GNP terdiri dari 4 jenis yaitu: 1. Konsumen yang membeli barang-barang konsumen. 2. Investor yang membeli barang-barang investasi. 3. Pemerintah. 4. Pihak luar negeri yang membeli barang-barang ekspor. Secara ringkas, GNP dapat ditulis sebagai berikut
2.5
GNP
= C + I +G + (X-M) dimana
C
= Konsumsi barang dan jasa oleh rumah tangga
I
= Investasi
G
= Barang dan jasa yang dibeli pemerintah
X-M
= Ekspor-Impor
Ketimpangan Pendapatan Ukuran ketimpangan pendapatan dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi
yang bernama Corrado Gini yang hasil hitungannya disebut Gini Concentration Ratio (GCR). Para ahli ekonomi merumuskan cara penilaian ketimpangan ini antara lain yang dikemukakan oleh Harry Tatsumi Oshima dan Bank Dunia. Oshima memandang kondisi ketimpangan dari besar kecilnya GCR. Menurut Oshima, indeks gini sebesar 0,3 menunjukkan ketimpangan ringan, 0,4
Universitas Sumatera Utara
ketimpangan moderat (sedang) dan 0,5 menunjukkan ketimpangan berat. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (Suherman Rosyidi, 2006): Jika indeks gini bernilai: Sampai dengan 0,3
Ketimpangan ringan
> 0,3-0,5
Ketimpangan sedang
> 0,5
Ketimpangan berat
Sedangkan Bank Dunia memandang kondisi ketimpangan dari berapa persenkah pendapatan nasional yang diterima oleh 40% penduduk termiskin. Hal tersebut dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 2.1 Ketimpangan Distribusi Pendapatan Nasional Persentase pendapatan nasional yang Ketimpangan diterima oleh 40% penduduk termiskin
nasional
17 atau lebih
Ringan
Lebih rendah dari 17 tetapi di atas 12
Sedang
12 atau kurang
Berat
distribusi
pendapatan
Sumber: Suherman Rosyidi,2006. Dalam prakteknya, kedua kriteria di atas yakni kriteria Oshima dan kriteria Bank Dunia seringkali sama. Tetapi kadangkala dapat juga berbeda karena dasar perhitungannya yang juga berbeda, dan filosofinya juga berbeda. Oshima melihat seluruh distribusi, sedangkan Bank Dunia menitikberatkan pada penduduk termiskin.
Universitas Sumatera Utara
2.6
Pelaku-Pelaku Kegiatan Ekonomi
Di dalam dunia ini, setiap orang melakukan kegiatan ekonomi yang berbeda dengan yang lainnya. Tetapi yang penting untuk dijelaskan tidaklah kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang, tetapi garis besar dari corak kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh berbagai golongan masyarakat. Untuk mencapai hal itu, maka pelaku-pelaku kegiatan ekonomi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu rumah tangga, peruahaan dan pemerintah. Masing-masing golongan ini dapat menjalankan peranan yang berbeda-beda dalam suatu perekonomian. Pelaku kegiatan ekonomi yaitu:
1. Rumah Tangga
Rumah tangga adalah pemilik faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian. Sektor ini juga menyediakan tenaga kerja dan tenaga usahawan. Selain itu sektor ini memiliki faktor produksi lainnya yaitu barang-barang modal, kekayaan alam, dan harta tetap seperti tanah dan bangunan. Mereka akan menawarkan faktor-faktor produksi tersebut kepada perusahaan. Sebagai balas jasa terhadap penggunaan berbagai jenis faktor produksi ini maka sektor perusahaan akan memberikan berbagai jenis pendapatan kepada sektor rumah tangga. Pendapatan ini akan digunakan oleh rumah tangga untuk dua tujuan. Tujuan yang pertama yaitu membeli berbagai barang dan jasa yang diperlukannya dalam perekonomian yang masih rendah taraf perkembangannya. Tujuan yang kedua adalah untuk ditabung ataupun disimpan. Tujuan ini dilakukan untuk
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan bunga atau dividen. Tabungan ini juga berfungsi sebagai cadangan dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi di masa yang akan datang.
2. Perusahaan
Perusahaan-perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang dengan tujuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sekumpulan orang tersebut dinamakan pengusaha, dimana mereka adalah orang yang memiliki keahlian atau kewirausahawanan dan kegiatan mereka dalam perekonomian ialah mengorganisasikan faktor-faktor produksi sedemikian rupa sehingga berbagai jenis barang yang diperlukan oleh rumah tangga dapat diproduksi dengan baik. Berdasarkan lapangan usaha yang dijalankan, maka perusahaan-perusahaan yang ada dalam perekonomian dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu indusri primer, industri sekunder dan industri tersier. Industri primer adalah perusahaan-perusahaan yang mengolah kekayaan alam dan mengeksploitir faktorfaktor produksi yang disediakan oleh alam. Industri sekunder meliputi perusahaan-perusahaan
yang
menghasilkan
barang
industri,
mendirikan
perumahan dan bangunan, dan menyediakan air, listrik, dan gas. Industri tertier adalah perusahaan-perusahaan yang menyediakan pengangkutan, menjalankan perdagangan, memberi pinjaman (lembaga-lembaga keuangan), dan menyewakan bangunan (Sadono Sukirno, 2005).
Universitas Sumatera Utara
3. Pemerintah
Pemerintah adalah badan-badan pemerintah yang bertugas untuk mengatur kegiatan perekonomian. Badan-badan tersebut termasuklah berbagai departemen pemerintah, badan yang mengatur penenaman modal, bank sentral, parlemen, pemerintah daerah, dan lain sebagainya. Badan-badan tersebut akan mengawasi kegiatan rumah tangga dan perusahaan agar mereka melakukan kegiatan dengan cara yang wajar dan tidak merugikan masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah sangat aktif dalam kegiatan perekonomian, oleh Karena itu sektor ekonomi dapat dibedakan menjadi sektor pemerintah dan sektor swasta. Produksi sektor pemerintah berarti kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh badan pemerintah sedangkan produksi sektor swasta berarti hasil-hasil kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh masyarakat. Untuk pembiayaannya pemerintah memberikan pajak kepada rumah tangga dan perusahaan. Secara garis besarnya, pajak yang dipungut oleh pemerintah dapat dibedakan dalam dua golongan yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak langsung adalah pajak yang secara langsung dipungut atau dibebankan kepada orang-orang atau badan-badan yang memperoleh pendapatan atau keuntungan dari kegiatan ekonomi. Yang termasuk pajak langsung adalah pajak pendapatan perseorangan dan pajak perusahaan. Pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan tanpa dikaitkan kepada individu atau perusahaan tertentu. Yang termasuk pajak tidak langsung adalah pembayaran royalti yang dipungut dari perusahaan-perusahaan yang mengeksploitasi kekayaan alam.
Universitas Sumatera Utara
Lebih lanjut di dalam ilmu perpajakan dikenal adanya 3 sistem atau cara pengenaan pajak kepada wajib pajak. Ketiga cara itu adalah (Suherman Rosyidi, 2006): 1. Pajak Progresif/ Progressive Tax Pajak progresif adalah pajak yang dikenakan semakin berat terhadap mereka yang berpendapatan tinggi. Hal yang dimaksud dengan semakin berat bukanlah nominal pajaknya, melainkan beban pajaknya/persentase pajak atas pendapatan akan semakin tinggi apabila pendapatan juga makin tinggi. Misalnya pajak pendapatan. 2. Pajak Degresif/Degressive Tax. Pajak
ini dikenakan semakin
berat
kepada
masyarakat
yang
berpendapatan rendah. Hal yang dimaksud dengan semakin berat adalah beban pajak/persentase pajaknya. Jadi persentase pajak atas pendapatan akan tinggi apabila pendapatan rendah. Misalnya pajak penjualan dan pajak tontonan. 3. Pajak Proporsional/Proportional Tax Pajak proporsional adalah pajak
yang
dikenakan
berdasarkan
pembebanan atau persentase yang sama terhadap semua tingkat pendapatan. Artinya berapapun tingginya pendapatan seseorang namun pajak proporsional yang dikenakan di atasnya berdasarkan persentase tertentu.
2.7
Mekanisme Pasar Kemajuan
yang
telah
dicapai
dalam
perekonomian,
terutama
perekonomian negara-negara maju, membuktikan bahwa:
Universitas Sumatera Utara
1. Pada umumnya mekanisme pasar adalah sistem yang cukup efisien di dalam mengalokasikan faktor-faktor produksi dan mengembangkan perekonomian, tetapi 2. Dalam keadaan tertentu, ia dapat menimbulkan beberapa akibat buruk sehingga diperlukan campur tangan pemerintah untuk memperbaikinya.
2.7.1 Kebaikan Mekanisme Pasar Mekanisme pasar dapat mengalokasikan faktor-faktor produksi dengan cukup efisien dan dapat mendorong perkembangan ekonomi disebabkan karena ia memiliki beberapa kebaikan, yaitu (Sadono Sukirno, 2005): 1. Pasar dapat memberikan informasi yang lebih tepat Para pengusaha melakukan kegiatan memproduksinya dengan mencari untung. Maka salah satu pertimbangan yang harus mereka fikirkan sebelum menjalankan usahanya adalah menentukan jenis barang-barang yang dapat dihasilkan secara menguntungkan. Pasar dapat memberikan informasi yang sangat berguna, yaitu dengan memberikan keterangan tentang harga barang sampai dimana besarnya permintaan kepada berbagai barang. 2.
Pasar memberi perangsang untuk mengembangkan kegiatan usaha
Keadaan dalam pasar terus-menerus mengalami perubahan. Pertambahan pendapatan,
kemajuan
teknologi
dan
pertambahan
penduduk
akan
mengembangkan permintaan. Hal ini akan memberikan dorongan kepada pengusaha untuk menambah produksi dan meningkatkan kegiatan ekonomi.
3. Pasar memberi perangsang untuk memperoleh keahlian modern
Universitas Sumatera Utara
Pasar yang semakin meluas berarti lebih banyak barang yang harus diproduksi. Untuk mempercepat pertambahan produksi, teknologi yang lebih modern akan digunakan dan kemahiran teknik dan manajemen yang modern diperlukan. Kebutuhan ini akan menjadi perangsang untuk memperoleh keahlian dan cara memproduksi secara modern.
4. Pasar menggalakkan penggunaan barang dan faktor produksi secara efisien.
Harga suatu barang ditentukan oleh permintaan dan kelangkaannya. Makin besar permintaan, makin tinggi harganya, dan makin langka penawarannya dan semakin tinggi harganya. Akibat dari harga yang diatur secara perrmintaan dan kelangkaan ini maka masyarakat akan lebih berhati-hati dalam menggunakan berbagai jenis barang yang tersedia. Artinya, harga faktor-faktor produksi yang berbeda, yang penentuannya didasarkan pada permintaan dan tersedianya faktorfaktor tersebut menyebabkan para pengusaha berusaha untuk menggunakan faktor produksi yang paling efisien.
5. Pasar memberikan kebebasan yang tinggi kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi
Tidak seorangpun di dalam pasar mendapat suatu tekanan di dalam menjalankan kegiatannya. Ia bebas untuk membeli berbagai macam barang yang diingininya dan begitu pula ia mempunyai kebebasan untuk menjual faktor produksi yang dimilikinya kepada pengusaha-perusahaan yang menurutnya akan memberikan pembayaran
yang
paling
menguntungkan.
Para pengusaha
Universitas Sumatera Utara
mempunyai kebebasan yang penuh untuk memilih jenis barang-barang yang akan diproduksinya
dan
jenis-jenis
faktor
produksi
yang
digunakan
untuk
menghasilkan barang-barang tersebut.
2.7.2 Kelemahan Mekanisme Pasar Sampai saat ini, banyak orang yang tetap memberikan sokongan yang kuat kepada sistem mekanisme pasar. Mereka berkeyakinan bahwa mekanisme pasar adalah sistem yang paling baik untuk mengatur kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat. Pada tahun 1980-an dukungan tersebut dikemukakan lagi oleh seorang ahli ekonomi yang pernah mendapat hadiah nobel yaitu Milton Friedman. Dukungan itu dikemukakan dalam buku yang berjudul Free to Choose. Di samping banyak mendapat dukungan, sistem mekanisme pasar juga mendapat kritikan, yang merupakan kelemahan dari sistem mekanisme pasar tersebut. Beberapa Kelemahannya yaitu: 1. Kebebasan yang tidak terbatas dapat menindas golongan-golongan tertentu.
Kebebasan dalam melakukan kegiatan erkonomi yang tidak ada batasnya dapat merugikan yang lemah dan kaum minoritas. Persaingan yang sangat bebas menyebabkan golongan yang kuat kedudukannya menjadi bertambah kuat lagi, dan golongan mayoritas dapat menindas golongan minoritas. 2. Kegiatan ekonomi sangat tidak stabil keadaannya.
Mekanisme pasar yang bebas menyebabkan perekonomian selalu mengalami kegiatan naik turun yang tidak teratur. Pada suatu keadaan tertentu, ia mengalami kemakmuran yang sangat tinggi, tetapi pada masa berikutnya ia
Universitas Sumatera Utara
mengalami kemorosotan yang sangat serius. Kegoncangan saperti ini sangat merugikan masyarakat. Para pengusaha dapat memperoleh untung yang banyak secara mendadak pada suatu waktu, dan pada masa berikutnya akan mengalami kehancuran. Inflasi dapat tiba-tiba muncul dan pengangguran yang sangat buruk dapat muncul pada masa berikutnya. Di beberapa negara yang sering mengalami goncangan seperti ini mencoba untuk menghindarinya dengan cara menerapkan kebijakan di sektor ekspor-impor, di bidang keuangan, perpajakan, dan di bidang perbelanjaan pemerintah.
3. Sistem Pasar dapat menimbulkan monopoli.
Tidak selamanya suatu sistem mekanisme pasar merupakan suatu sistem persaingan sempurna di mana harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan ditentukan oleh permintaan pembeli dan penawaran yang banyak jumlahnya. Dalam perekonomian yang sudah modern, perusahaan raksasa dapat menguasai pasar. Mereka mempunyai kekuasaan yang sangat besar dalam menentukan harga dan menentukan jenis dan jumlah barang yang ditawarkan. Mereka selalu membatasi produksi pada tingkat di mana mereka akan memperoleh laba yang maksimum.
4. Mekanisme pasar tidak dapat menyediakan beberapa jenis barang secara efisien.
Masyarakat secara berasama-sama memerlukan beberapa jasa-jasa tertentu seperti jalan raya untuk mempertinggi efifsien lalu lintas, angkatan bersenjata dan
Universitas Sumatera Utara
polisi untuk keamanan dan ketertiban, dan rumah sakit umum untuk menyediakan jasa kesehatan yang murah. Jasa-jasa tersebut tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar secara efisien. Untuk dapat menyediakan jasa-jasa tersebut, diperlukan campur tangan pemerintah.
5. Kegiatan konsumen dan produsen mungkin menimbulkan “eksternalitas” yang merugikan.
Arti eksternalitas dalam hal ini adalah akibat sampingan (baik atau buruk) yang ditimbulkan dari kegiatan konsumsi dan produksi. Pencemaran udara, kesesakan lalu lintas di kota besar dan sampah yang dibuang secara tidak teratur dan pencemaran lingkungan adalah beberapa eksternalitas yang merugikan, yang selalu timbul dalam sistem mekanisme pasar yang sangat bebas. Eksternalitas yang buruk tersebut memberikan gambaran tentang perbedaan antara keuntungan pribadi dan keuntungan sosial. Seorang industrialis menggunakan mesin yang canggih agar dapat memproduksi barang secara lebih efisien, berarti ia telah memaksimumkan keuntungannya, tetapi mesin tersebut dapat mengotori lingkungan yang dapat merugikan masyarakat.
2.8
Pasar Persaingan Sempurna Pasar persaingan sempurna dapat didefenisikan sebagai struktur pasar atau
industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual ataupun pembeli tidak dapat mempengaruhi pasar. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna yaitu (Sadono Sukirno, 2005): 1. Perusahaan adalah pengambil harga
Universitas Sumatera Utara
Pengambilan harga atau price taker berarti suatu perusahaan yang ada dalam pasar tidak dapat menetukan ataupun mengubah harga. Apapun tindakan perusahaan dalam pasar, hal tersebut tidak akan menimbulkan perubahan ke atas harga pasar yang berlaku. Harga barang di pasar ditentukan oleh interaksi di antara keseluruhan produsen dan konsumen.
Peranan produsen sangat kecil di dalam pasar, disebabkan jumlah produksi yang diciptakan seorang produsen merupakan sebagian kecil saja dari keseluruhan barang yang dihasilkan dan diperjualbelikan sehingga mereka tidak dapat mempengaruhi penentuan harga atau tingkat produksi di pasar.
2. Setiap perusahaan mudah keluar masuk.
Seandainya perusahaan mengalami kerugian dan ingin meninggalkan industri tersebut, langkah ini dapat dengan mudah dilakukan. Sebaliknya, apabila ada produsen yang ingin melakukan kegiatan industri tersebut, maka produsen tersebut dapat dengan mudah melakukan kegiatan yang diinginkannya tersebut.
3. Menghasilkan barang yang homogen
Barang yang dihasilkan dalam pasar persaingan sempurna adalah homogen. Tidak terdapat perbedaan yang nyata di antara barang yang dihasilkan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Barang yang dihasilkan oleh seorang produsen merupakan pengganti yang sempurna terhadap barang-barang yang dihasilkan oleh produsen lainnya. Akibatnya, tidak ada gunanya kepada perusahaan-perusahaan untuk melakukan persaingan yang berbentuk persaingan bukan harga atau nonprice
Universitas Sumatera Utara
competition yaitu persaingan dengan menggunakan iklan dan promosi penjualan. Cara ini tidak efektif untuk menaikkan penjualan karena pembeli mengetahui barang-barang yang dihasilkan berbagai produsen dalam industri tersebut tidak ada perbedaan.
4. Terdapat banyak perusahaan dalam pasar.
Sifat inilah yang menyebabkan perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk mengubah harga. Sifat ini meliputi dua aspek yaitu jumlah perusahaan sangat banyak dan masing-masing perusahaan adalah relative kecil dibandingkan dengan keseluruhan jumlah perusahaan di dalam pasar. Akibatnya, produksi dari tiap perusahaan sangat sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah produksi dalam industri tersebut. Sifat ini menyebabkan apapun yang dihasilkan perusahaan, seperti menaikkan atau menurunkan harga dan menaikkan atau menurunkan produksi, sedikitpun hal tersebut tidak mempengaruhi harga yang berlaku dalam pasar atau industri tersebut.
5. Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai pasar.
Dalam pasar persaingan sempurna, dimisalkan jumlah pembeli dan penjual banyak . dalam hal ini dimisalkan pula bahwa masing-masing tersebut mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai keadaan di pasar, yaitu mereka mengetahui tingkst harga yang berlaku dan perubahan-perubahan atas harga tersebut. Akibatnya, para produsen tidak dapat menjual barangnya dengan arga yang lebih tinggi dari yang berlaku di pasar.
Universitas Sumatera Utara
2.9
Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu perusahaan saja, dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang dekat. Ciri-ciri pasar monopoli yaitu:
1. Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan
Di dalam pasar monopoli hanya terdapat satu perusahaan saja. Dengan demikian barang atau jasa yang dihasilkan tidak dapat dibeli dari tempat yang lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain. Syarat-syarat penjualan sepenuhnya ditentukan oleh pasar monopoli tersebut dan para pembeli tidak dapat berbuat suatu apapun di dalam menetukan syarat jual-beli.
2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip
Barang yang dihasilkan oleh pasar monopoli tidak dapat digantikan barang lain yang ada dalam pasar. Aliran listrik adalah salah satu contoh dari barang yang tidak mempunyai pengganti yang mirip, yang ada hanyalah barang pengganti yang sangat berbeda sifatnya, yaitu minyak lampu. Minyak lampu tidak dapat digunakan untuk menghidupkan barang-barang elektronik.
3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri.
Sifat ini merupakan sebab utama yang menimbulkan perusahaan yang mempunyai kekuasaan monopoli. Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan perusahaan-perusahaan lain masuk ke dalam industri. Ada yang
Universitas Sumatera Utara
legal, yang dibatasi oleh undang-undang, ada yang bersifat teknologi, dan ada yang bersifat keuangan yaitu modal yang besar.
4. Dapat mempengaruhi penentuan harga.
Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual di dalam pasar, maka penentuan harga dapat ditentukannya. Dengan mengadakan pengendalian ke atas produksi dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menetukan harga pada tingkat yangb dikehendakinya.
5. Promosi iklan kurang diperlukan
Oleh karena perusahaan minopoli merupakan satu-satunya penjual yang ada dalam pasar, maka ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan. Walaupun perusahaan memakai jasa iklan, itu tidak bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara hubungan yang baik dengan masyarakat.
2.10
Pasar Persaingan Monopolistis Pasar persaingan monopolistis pada dasarnya adalah pasar yang beradadi
antara dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Pasar persaingan monopolis dapat didefenisikan sebagai pasar dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak. Ciri-ciri pasar persaingan monopolistik yaitu: 1. Terdapat banyak penjual
Universitas Sumatera Utara
Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistis, namun demikian tidak sebanyak pada pasar persaingan sempurna. Apabila dalam pasar beberapa puluh perusahaan, maka pasar monopolistis sudah dapat wujud. Perusahaan yang ada dalam pasar monopolistis mempunyai ukuran yang relatif sama besarnya. Keadaan ini menyebabkan produksi suatu perusahaan relatif sedikit kalau dibandingkan dengan keseluruhan produk dalam keseluruhan pasar.
2. Barangnya bersifat berbeda corak.
Produksi dalam pasar persaingan monopolistk berbeda coraknya, dan secara fisik mudah dibedakan antara produksi suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Sebagai akibat dari perbedaan tersebut adalah barang yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis tidak bersifat pengganti sempurna.
3. Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan dalam mempengaruhi harga.
Kekuasaan mempengaruhi harga oleh perusahaan monopolistis bersumber dari sifat barang yang dihasilkannya yaitu bersifat differentiated product. Perbedaan ini menyebabkan para pembeli bersifat memilih, yaitu lebih menyukai barang dari suatu perusahaan tertentu dan kurang menyukai barang yang dihasilkan perusahaan lainnya.
4. Mudah untuk masuk ke dalam industri.
Hambatan yang dihadapi oleh perusahaan monopolistis, tidaklah seberat seperti di dalam pasar oligopoli dan monopoli. Tetapi kemasukan perusahaan itu
Universitas Sumatera Utara
tidaklah semudah di dalam pasar persaingan sempurna. Hal tersebut dapat terjadi karena dua faktor. Faktor yang pertama ialah karena modal yang diperlukan relativf besar dibandingkan dengan mendirikan perusahaan persasingan sempurna. Faktor yang kedua adalah karena perusahaan yang ada di dalamnya harus menghasilkan barang yang berbeda coraknya dengan yang sudah tersedia di pasar, dan harus mempromosikan barangnya untuk memperoleh langganan.
5. Persaingan promosi penjualan yang sangat aktif.
Harga tidaklah penentu utama dari besarnya pasar dari perusahaanperusahaan yang ada dalam pasar persaingan monopolistis. Untuk mempengaruhi citra rasa pembeli, maka pengusaha melakukan persaingan bukan harga. Persaingan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu dan desain barang, melakukan kegiatan iklan secara terus-menerus dan lain sebagainya.
2.11
Pasar Oligopoli Pasar oligopoli terdiri dari beberapa perusahaan kecil saja. Dalam
perekonomian yang sudah maju, banyak terdapat pasar oligopli karena teknologi yang sudah modern. Teknologi modern mencapai efisiensi yang optimum hanya sesudah jumlah produksi mencapai tingkat yang sangat besar. Keadaan ini menimbulkan kecenderungan pengurangan jumlah perusahaan dalam industri. Ciri-ciri pasar oligopoli: 1. Menghasilkan barang yang standar maupun barang yang berbeda corak.
Adakalanya perusahaan dalam pasar oligopoli menghasilkan barang yang standar. Industri yang bersifat demikian dapat dijumpai dalam industri yang
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan bahan mentah dan bahan baku. Di samping itu, banyak pula pasar oligopoli yang menghasilkan barang yang berbeda corak, dan umumnya ini terdapat pada barang akhir.
2. Kekuasaan menetukan harga terkadang lemah dan terkadang kuat.
Dari dua kemungkinan itu, hal yang akan terwujud tergantung dari kerjasama di antara perusahaan-perusahaan yang ada dalam pasar oligopoli. Tanpa ada kerjasama, maka kekuasaan akan lebih terbatas. Apabila perusahaan dalam pasar oligopoli bekerja sama dalam menetukan harga maka harga dapat distabilkan pada tingkat harga yang mereka tentukan.
3. Pada umumnya perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi dengan iklan.
Iklan
sangat
diperlukan
oleh
perusahaan
oligopoli
untuk
yang
menghasilkan barang yang berbeda corak. Kegiatan promosi tersebut mempunyai dua tujuan yaitu menarik pembeli dan mempertahankan pembeli yang lama.
2.12
Penentuan Upah Di Pasar Tenaga Kerja
2.12.1 Upah Uang Dan Upah Riil
Pembayaran kepada tenaga kerja dapat dibedakan kepada dua pengeertian yaitu gaji dan upah. Dalam pengertian sehari-hari gaji diartikan sebagai pembayaran kepada pekerja-pekerja tetap dan tenaga kerja yang professional seperti pegawai pemerintah, dosen, guru, manajer, dan lain sebagainya. Sedangkan upah diartikan sebagai pembayaran kepada pekerja-pekerja kasar yang
Universitas Sumatera Utara
pekerjaannya selalu berpindah-pindah seperi pekerja pertanian, tukang kayu, tukang batu dan buruh kasar. Di dalam teori ekonomi, upah dapat diartikan sebagai pembayaran atas jasa-jasa baik fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada pengusaha. Dengan demikian dalam teori ekonomi tidak dibedakan pembayaran di antara pembayaran kepada pegawai tetap dengan pembayaran atas jasa-jasa pekerja kasar atau tidak tetap. 2.12.2 Perbedaan Antara Upah Uang Dan Upah Riil Di dalam jangka panjang, sejumlah tertentu upah pekerja
akan
mempunyai kemampuan yang semakin sedikit dalam membeli barang-barang dan jasa yang dibutuhkannya. Di dalam jangka panjang, kecenderungan yang selalu berlaku adalah keadaan dimana harga-harga barang dan upah terus mengalami kenaikan. Tetapi kenaikan tersebut tidaklah serentak dan juga tingkat kenaikannya berbeda. Walau bagaimanapun, hal tersebut tidak menimbulkan kesulitan untuk mengetahui sampai di mana kenaikan pendapatan merupakan suatu gambaran kesejahteraan yang dinikmati oleh para pekerja. Untuk tujuan tersebut, maka ahli ekonomi membuat perbedaan antara upah uang dan upah riil. Upah uang adalah jumlah uang yang diterima oleh para pekerja dari para pengusaha atas tenaga mental dan fisik para pekerja yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan upah riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.
Universitas Sumatera Utara
2.12.3 Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Perbedaan Upah Faktor-faktor penting yang menjadi sumber dari perbedaan upah adalah: 1. Permintaan dan penawaran tenaga kerja Di dalam suatu pekerjaan, dimana terdapat penawaran tenaga kerja yang cukup besar tetapi tidak banyak permintaannya, upah cenderung mencapai tingkat yang rendah. Sebaliknya di dalam suatu pekerjaan di mana terdapat penawaran tenaga kerja yng terbatas, tetapi permintaannnya sangat besar, upah cenderung mencapai tingkat yang tinggi. 2. Perbedaan corak pekerjaan Kegiatan ekonomi meliputi berbagai jenis pekerjaan. Ada pekerjaan yang ringan dan mudah dilakukan dan ada pekerjaan yang harus dikerjakan dengan mengeluarkan tenaga fisik yang besar, dan ada pula pekerjaan yang harus dilakukan dalam lingkungan yang kurang menyenangkan. Golongan pekerja yang menggunakan fisik yang kuat dan bekerja di lingkungan yang kurang menyenangkan biasanya akan menuntut upah yang lebih besar.
3. Perbedaan kemampuan, keahlian, dan pendidikan. Secara lahiriah, segolongan pekerja mempunyai kepandaian, ketekunan, dan ketelitian yang lebih baik. Sifat tersebut menyebabkan mereka mempunyai produktifitas yang lebih tinggi, dan para pengusaha akan memberikan upah yang lebih tinggi kepada mereka. Semakin rumit suatu pekerjaan, maka semakin lama masa pendidikan dari tenaga ahli yang diperlukan. Maka pendidikan yang panjang
Universitas Sumatera Utara
tersebut menyebabkan kurangnya penawaran tenaga kerja, karena tidak banyak tenaga kerja yang dapat mecapai taraf pendidikan yang lebih tinggi. 4. Pertimbangan bukan keuangan. Daya tarik suatu pekerjaan tidak hanya tergantung pada besarnya upah yang ditawarkan, banyak hal yang harus dipertimbangkan. Hal tersebut seperti ada tidaknya perumahan yang tersedia, jauh dekatnya kepada rumah pekerja, apakah pekerja tersebut harus berpisah dari keluarganya apabila ia menerima pekerjaan tersebut. Hal tersebut merupakan pertimbangan bukan keuangan yang harus difikirkan oleh calon pekerja. 5. Mobilitas tenaga kerja. Di dalam teori ekonomi sering dimisalkan bahwa terdapat mobilitas faktor-faktor produksi, termasuk juga mobilitas tenaga kerja. Dalam konteks mobilitas tenaga kerja pemisalan ini berarti apabila dalam pasar tenaga kerja terjadi perbedaan upah, maka tenaga kerja akan mengalir ke pasar tenaga kerja yang upahnya lebih tinggi. Perpindahan tersebut akan terus berlangsung sehingga tidak terdapat lagi perbedaan upah. 2.13
Peranan Modal Dalam Perekonomian Dalam setiap kegiatan perekonomian kegiatan memproduksi memerlukan
modal. Modernisasi perekonomian tidak akan berlaku tanpa ada barang modal yang kompleks dan tinggi produktivitasnya. Di dalam perekonomian modern perusahaan-perusahaan harus terus berupaya memperbaiki kegiatan produksinya agar dapat tetap mempertahankan daya saing dan menjamin kelangsungan hidup usahanya.
Universitas Sumatera Utara
Investasi atau penanaman modal adalah pengeluaran sektor perusahaan untuk membeli/memperoleh barang-barang modal yang baru yang lebih modern atau untuk menggantikan barang modal yang sudah tidak digunakan lagi. Untuk melakukan penanaman modal, maka para pengusaha memerlukan dana. Adakalanya dana tresebut berasal dari keuntungan yang diperoleh yang tidak dibagikan dan ada pula yang berasal dari peminjaman dari pihak lain. 2.13.1 Permintaan Terhadap Dana Modal Berbagai jenis investasi mempunyai tingkat pengembalian yang berbedabeda. Apbila para pengusaha mengetahui sepenuhnya berbagi kemungkinan untuk melakukan investasi, maka mereka akan mendahulukan investasi yang tingkat modalnya tinggi. Kemudian setelah proyek tersebut dilaksanakan, mereka akan mengembangkan proyek dengan tingkat pengembalian modal yang rendah. Grafik permintaan atas modal dapat digambarkan sebagai berikut (Sadono Sukirno, 2005):
Suku bunga
10
6 Dm 0
I0
I1
Jumah dana
Gambar 2.2 Permintaan Atas Modal
Universitas Sumatera Utara
Kurva Dm menggambarkan permintaan atas modal. Kurva tersebut menunjukkan perkaitan di antara tingkat pengembalian modal dengan setiap unit perambahan barang modal yang dilakukan. Kurva tersebut menurun dari kiri atas ke kanan bawah karena permulaannnya investasi akan dilakukan untuk mengembangkan proyek yang tingkat pengembaliannya tinggi dan kemudian diikuti oleh proyek-proyek yang lebih rendah tingkat pengembalian modalnya. Sampai di tingkat mana perusahaan akan meminta modal tergantung pada suku bunga yang berlaku dalam perekonomian. Misalkan suku bunga adalah 10%. Pada suku bunga ini tidak menguntungkan bagi perusahaan untuk melakukan investasi yang tingkat pengembalian modalnya di bawah 10% karena keuntungan yang diperiolehnya tidak dapat membayar bunga atas dana modal yang dipinjamnya. Dengan demikian pada suku bunga 10%, para pengusaha akan mengembangkan proyek-proyek dengan tingkat pengembalian modal setidaknya sama dengan suku bunga. Hal ini berarti apabila suku bunga adalah 10% maka investasi yang dilakukan adalah sebesar Io, dan apabila suku bunga adalah 6%, maka investasi yang dilakukan adalah sebesar I1.
Universitas Sumatera Utara