BAB II TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian Tujuan Pendidikan Islam Secara etimologi, tujuan adalah maksud; sasaran.1 Dalam bahasa arab dinyatakan dengan kata-kata “ghayat”, “ahdhaf”, “Maqasid”. Dalam bahasa Inggris, tujuan dinyatakan dengan “goal”, “purpose’,”objective” atau “aim”.2 Secara terminologis, banyak ahli pendidikan yang mendefinisikan tentang tujuan. Zakiah Daradjat mendefinisikan tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai.3 Abdurrahman
an-Nahlawi
mengartikan
tujuan
adalah
apa
yang
dicanangkan oleh manusia, diletakkannya sebagai pusat perhatian, dan demi merealisasikannya dia menata tingkah lakunya.4 Dan menurut Marimba, tujuan adalah batas akhir yang dicita-citakan seseorang dan dijadikan pusat perhatiannya untuk dicapai melalui usaha.5 Dengan demikian tujuan adalah sasaran atau cita-cita yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Secara umum tujuan pendidikan adalah perubahan yang diingini yang diusahakan oleh proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu dan pada kehidupan pribadinya, atau pada kehidupan masyarakat dan pada alam sekitar tentang individu itu hidup, atau pada proses pengajaran sebagai suatu aktivitas
1
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1985), hlm. 1094. 2 H. M. Arifin, M.Ed, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 222. 3 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta; Bumi Aksara, 1996), hlm. 29. 4 Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung: Diponegoro, 1989), hlm. 160. 5 Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, terj. Shihabuddin (Jakarta: Gema Insani Pres, 1995), hlm. 117.
13
14
asasi dan sebagai proporsi diantara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.6 Sedangkan definisi “Pendidikan Islam” menurut Muhammad Fadhil Al-Jamaly sebagaimana dikutip Samsul Nizar adalah sebagai berikut: “Upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak peserta didik untuk lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi, akal, perasaan maupun perbuatannya”.7 Lebih lanjut Yusuf Al-Qardhawi mendefinisikan Pendidikan Islam adalah “pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan ketrampilannya”.8 Hal senada disampaikan oleh Achmadi yang mendefinisikan Pendidikan Islam sebagai “segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam”.9 Dari beberapa definisi diatas pada hakekatnya mengarah pada satu maksud, bahwa pendidikan Islam merupakan usaha bimbingan jasmani dan rohani untuk mengembangkan fitrah manusia berdasarkan hukum Islam menuju terbentuknya manusia yang berkepribadian muslim. Jadi yang dimaksud tujuan pendidikan Islam adalah sasaran yang akan dicapai melalui pendidikan Islam. Dengan demikian tujuan Pendidikan Islam merupakan penggambaran nilai-nilai Islami yang hendak diwujudkan dalam pribadi manusia didik pada akhir dari proses tersebut. Dengan kata lain tujuan Pendidikan Islam adalah perwujudan nilai-nilai Islami dalam pribadi manusia didik yang diikhtiarkan oleh 6
Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 399. 7 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Ciputaat Press, 2002), hlm. 31-32. 8 Yusuf al-Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Bana, Terj. Bustami A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), hlm. 39. 9 Prof. DR. Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teoritis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 28-29.
15
pendidik muslim melalui proses menuju terbentuknya manusia yang berkepribadian muslim, beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat. B. Fungsi dan Karakteristik Tujuan pendidikan Islam Tujuan pendidikan Islam merupakan masalah sentral dalam pendidikan. Sebab tanpa perumusan tujuan pendidikan yang jelas, perbuatan mendidik bisa sesat, atau kabur tanpa arah.10 Oleh karena itu masalah tujuan Pendidikan menjadi inti dan sangat penting dalam menentukan isi dan arah pendidikan yang diberikan. Suatu rumusan tujuan pendidikan akan tepat apabila sesuai dengan fungsinya. Diantara para ahli didik ada yang berpendapat bahwa fungsi tujuan pendidikan ada tiga yang semuanya bersifat normatif: 1. Memberikan arah bagi proses pendidikan sebelum kita menyusun kurikulum, perencanaan pendidikan dan berbagai aktivitas pendidikan. langkah yang harus dilakukan pertama kali ialah merumuskan tujuan pendidikan. Tanpa kejelasan tujuan, seluruh aktivitas pendidikan akan kehilangan arah, kacau bahkan menemui kegagalan. 2. Memberikan motivasi dalam aktivitas pendidikan karena pada dasarnya tujuan pendidikan merupakan nilai-nilai yang ingin dicapai dan diinternalisasikan pada anak atau subjek didik. 3. Tujuan pendidikan merupakan kriteria atau ukuran dalam evaluasi pendidikan.11 Menurut Ahmad D. Marimba bahwa suatu usaha tanpa tujuan tidak akan berarti apa-apa. Oleh karenanya setiap usaha mesti ada tujuan dan begitu pula dalam Pendidikan Islam sangat penting adanya tujuan
10 Kartini Kartono, Tinjauan Holistik Mengenai Tujuan Pendidikan Nasional, (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1997), hlm. 17. 11 Achmadi, Op. Cit., hlm. 90-91.
16
Pendidikan Islam yang dilaksanakan. Ada empat fungsi tujuan dalam Pendidikan Islam yaitu12: Pertama, tujuan berfungsi mengakhiri usaha dalam hal ini perlu sekali antisipasi kedepan dan efisiensi dalam tujuan agar tidak terjadi penyimpangan. Kedua, berfungsi mengarahkan usaha itu. Dalam hal ini tujuan dapat menjadi pedoman sebagai arah kegiatan. Ketiga, tujuan dapat pula merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertama. Keempat, memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu. Dengan
demikian,
tujuan
Pendidikan
Islam
sesungguhnya
memiliki fungsi yang amat penting dan strategis baik dalam membina manusia dan masyarakat maupun dalam rangka mengembangkan Pendidikan Islam itu sendiri. Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Syaibany mengemukakan bahwa tujuan pendidikan islam memiliki empat ciri pokok yang menonjol yaitu: 1. Sifat yang bercorak agama dan akhlak 2. Sifat
komprehensif yang mencakup segala aspek pribadi pelajar
(subjek didik), dan semua aspek pengembangan dalam masyarakat. 3. Sifat keseimbangan, kejelasan, tidak adanya pertentangan antara unsur-unsur dan cara pelaksanaannya. 4. Sifat realistik dan dapat dilaksanakan, penekanan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku dan pada kehidupan, memperhitungkan perbedaan-perbedaan perorangan diantara individu, masyarakat dan kebudayaan dimana-mana dan kesanggupan untuk berubah dan berkembang bila diperlukan.13 Menurut Abudddin Nata bahwa tujuan Pendidikan Islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
12 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1989), hlm. 45-46. 13 Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Syaibany, Op. Cit., hlm. 436.
17
1. mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan dimuka bumi dengan sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas kemakmuran dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak Tuhan. 2. mengarahkan manusia agar seluruh tugas kekhalifahannya dimuka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah, sehingga tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan. 3. mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga ia tidak menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya. 4. membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya sehingga ia memiliki ilmu, akhlak dan ketrampilan yang semua ini dapat
digunakan
guna
mendukung
tugas
pengabdian
dan
kekhalifahannya. 5. mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.14 Dalam hal ini, John Dewey memberikan penjelasan mengenai kriteria tujuan pendidikan yang baik. “ (1) The aim set up must be an outgrowth of existing conditions, (2) We have spoken as if aims could be completely formed prior to the attempt to realize them, (3) The aim must always represent a freeing of activities.”15 “ (1) Tujuan harus disusun mengetahui kondisi yang ada, (2) Tujuantujuan yang disusun tersebut akan menjadi sempurna jika lebih mengutamakan upaya merealisasikannya, (3) Suatu tujuan harus selalu memberikan kebebasan dalam beraktifitas”. Dengan demikian, dapat diketahui tujuan Pendidikan Islam memiliki ciri-ciri dan prinsip-prinsip tujuan pendidikan yang istimewa serta berbeda dengan tujuan pendidikan lainnya. Kemudian mengenai
14
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm.
53-54. 15
John Dewey, Democracy and Educations (New York: The Macmillan Company, 1964), hlm. 104-105.
18
prinsip-prinsip umum yang menunjukkan kepada prinsip- prinsip terpenting yang menjadi dasar tujuan pendidikan islam meliputi: (1) prinsip menyeluruh (komprehensif), (2) prinsip keseimbangan dan kesederhanaan, (3) prinsip kejelasan, (4) prinsip tidak ada pertentangan, (5) prinsip realisme dan dapat dilaksanakan, (6) prinsip perubahan yang diingini menerima perubahan dan perkembangan dalam rangka metodemetode keseluruhan yang terdapat dalam agama.16 Oleh karena itu dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan islam memiliki ciri dan dimensi yang cukup luas menyangkut prinsip-prinsip efektifitas pendidikan bagi seluruh aspek kehidupan baik individu maupun masyarakat. Hal ini sesuai dengan penjelasan Jalaluddin, bahwa tujuan pendidikan Islam mengacu kepada tujuan yang dapat dilihat dari berbagai dimensi yaitu : 1. Dimensi
hakikat
penciptaan
manusia,
yaitu
membimbing
perkembangan peserta didik secara optimal agar menjadi pengabdi kepada Allah SWT. 2. Dimensi tauhid, yaitu diarahkan kepada upaya pembentukan sikap taqwa. 3. Dimensi moral, yaitu dititikberatkan pada upaya pengenalan terhadap nilai-nilai yang baik dan kemudian menginternalisasikannya serta mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam sikap dan perilaku melalui pembiasaan. 4. Dimensi perbedaan individu, yaitu ditekankan pada pembentukan insan kamil (individu manusia paripurna), sesuai dengan kadar yang dimiliki masing-masing individu. 5. Dimensi sosial, yaitu diarahkan kepada pembentukan manusia yang memiliki kesadaran akan kewajiban, hak dan tanggungjawab sosial serta sikap toleran agar keharmonisan hubungan antar sesama manusia dapat berjalan dengan harmonis.
16
Omar Muhammad, Op. Cit., hlm. 437-443.
19
6. Dimensi profesional, yaitu diarahkan pada pembentukan kemampuan profesional
yang
dilandasi
keimanan
serta
ditujukan
untuk
kemaslahatan masyarakat. 7. Dimensi ruang dan waktu, yaitu diarahkan pada tujuan utama yaitu upaya
untuk
memperoleh
keselamatan
hidup
di
dunia
dan
kesejahteraan hidup di akhirat.17 C. Macam-Macam Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi. Tujuan pendidikan dilihat dari segi pendekatan sistem instruksional dapat dibedakan menjadi :18 1. Tujuan instruksional khusus, diarahkan pada setiap bidang studi yang harus dikuasai dan diamalkan oleh anak didik. 2. Tujuan instruksional umum, diarahkan pada penguasaan atau pengamalan suatu bidang studi secara umum atau garis besarnya sebagai suatu kebulatan. 3. Tujuan kurikuler, yang ditetapkan untuk dicapai melalui garis-garis besar program pengajaran di tiap institusi (lembaga) pendidikan. 4. Tujuan institusional, adalah tujuan yang dicapai menurut program pendidikan di tiap sekolah atau lembaga pendidikan tertentu secara bulat atau terminal seperti tujuan institusional SMTP/SMTA atau STM/SPG (tujuan terminal). Tujuan pendidikan dilihat dari segi gradasinya yaitu 1. Tujuan akhir ialah tujuan yang hendak dicapai oleh pendidik terhadap peserta didik melalui seluruh proses pendidikan. Tujuan akhir disebut juga dengan tujuan tertinggi, tujuan umum, tujuan total atau tujuan lengkap. Dimaksud dengan tujuan akhir ialah bahwa dengan tercapainya tujuan ini, maka berakhirlah seluruh proses pendidikan; dinamakan dengan tujuan tertinggi karena ia berisi nilai tertinggi 17
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 32. H.M. Arifin, M.Ed, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipline, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 39. 18
20
dalam gradasi nilai-nilai; disebut tujuan umum karena ia memberi gambaran tentang apa yang hendak dicapai dalam bentuk garis besar, tidak dalam bentuk rincian; dan disebut tujuan total atau tujuan lengkap karena ia mencakup semua tujuan yang secara hirarkis berada dibawahnya. 2. Tujuan sementara merupakan penjabaran dari tujuan akhir serta berfungsi membantu memelihara arah seluruh usaha dan menjadi batu loncatan untuk mencapai tujuan akhir.19 Tujuan pendidikan dilihat dari segi tujuan normatif, tujuan fungsional dan tujuan operasional.20 1. Tujuan Normatif: Suatu tujuan yang harus dicapai berdasarkan kaidah-kaidah (normanorma) yang mampu mengkristalisasikan nilai-nilai yang hendak diinternalisasikan, misalkan: a. Tujuan formatif yang bersifat memberikan persiapan dasar yang korektif. b. Tujuan selektif yang bersifat memberikan kemampuan untuk membedakan hal-hal yang benar dan yang salah. c. Tujuan determinatif yang bersifat memberikan kemampuan untuk mengarahkan diri kepada sasaran-sasaran yang sejalan dengan proses kependidikan. d. Tujuan integratif yang bersifat memberikan kemampuan untuk menterpadukan fungsi psikis (percerapan terhadap rangsangan pelajaran, pikiran, perasaan, kemauan, ingatan dan nafsu) ke arah tujuan akhir proses kependidikan. e. Tujuan aplikatif yang bersifat memberikan kemampuan penerapan segala pengetahuan yang telah diperoleh ke dalam pengalaman. 2. Tujuan Fungsional: 19
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 76-
20
H.M. Arifin, M.Ed, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hlm. 127-
80. 128.
21
Tujuan
ini
bersasaran
pada
kemampuan
anak
didik
untuk
memfungsikan daya kognitif, afektif, dan psikomotor dari hasil pendidikan yang diperoleh sesuai yang ditetapkan. Tujuan ini meliputi: a. Tujuan individual yang bersasaran pada pemberian kemampuan individual
untuk
mengamalkan
nilai-nilai
yang
telah
diinternalisasikan ke dalam pribadi dalam rupa perilaku moral, intelektual dan skill. b. Tujuan sosial yang bersasaran pada pemberian kemampuan nilainilai ke dalam kehidupan sosial, interpersonal dan interaksional dengan orang lain dalam masyarakat. c. Tujuan moral yang bersasaran pada pemberian kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan moral atas dorongan motivasi yang
bersumber
agama
(theogenetis),
dorongan
sosial
(sosiogenetis) dan dorongan biologis (biogenetis). d. Tujuan profesional yang bersasaran pada pemberian kemampuan untuk mengamalkan keahliannya sesuai dengan kompetensi. 3. Tujuan Operasional: Tujuan ini mempunyai sasaran teknis material yang meliputi: a. Tujuan umum atau tertinggi yang bersasaran pada pencapaian kemampuan optimal yang menyeluruh (integral) sesuai idealitas yang diinginkan. b. Tujuan intermidier yang bersifat sementara untuk dijadikan sarana menjadikan sarana mencapai tujuan tertinggi. c. Tujuan partial yang bersasaran pada bagian dari keseluruhan aspek dari tujuan umum, yang berfungsi untuk memudahkan pencapaian tujuan umum. d. Tujuan insidental yang bersasaran pada hal-hal yang tidak direncanakan, akan tetapi hal-hal tersebut mempunyai ikatan dengan pencapaian tujuan umum. Tujuan ini bersifat lebih memperlancar tujuan umum.
22
e. Tujuan khusus yang bersasaran pada faktor-faktor khusus tertentu yang menjadi salah satu aspek penting dari tujuan umum yaitu memberikan dan mengembangkan kemampuan atau skill khusus pada anak didik sehingga mampu bekerja dalam bidang pekerjaan tertentu yang berkaitan dengan tujuan umum. Tujuan pendidikan dilihat dari segi pembidangan tugas dan fungsi manusia secara filosofis berdasarkan rumusan tujuan pendidikan menurut Omar Muhammad. dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:21 1. Tujuan-tujuan individual yang berkaitan dengan individu-individu, pelajaran (learning) dan dengan pribadi-pribadi mereka, dan apa yang berkaitan dengan individu-individu tersebut pada perubahan yang diinginkan pada tingkah laku, aktifitas dan pencapaiannya, dan pada pertumbuhan yang diingini pada pribadi mereka, pada persiapan yang dimestikan kepada mereka pada kehidupan dunia dan akhirat. 2. Tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan, dengan tingkah laku masyarakat umumnya, dan dengan apa yang berkaitan dengan kehidupan ini tentang perubahan yang diingini, dan pertumbuhan, memperkaya pengalaman, dan kemajuan yang diinginkan. 3. Tujuan-tujuan professionil yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai professi, dan sebagai suatu aktifitas di antara aktifitas-aktifitas masyarakat. Semua pembagian tujuan pendidikan diatas dapat diterapkan terhadap tujuan pendidikan Islam karena pembagian tersebut menunjuk kepada proses, sedangkan pendidikan Islam adalah usaha yang berproses. Untuk mencapai tujuan pendidikan Islam, tujuan itu dijabarkan dalam bentuk sub-sub tujuan yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, taraf tingkatan peserta didik, kebutuhan, maupun lingkungan pendidikan
21
399
Omar Muhammad, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm.
23
Islam. Baik itu lingkungan diri sendiri, keluarga, sekolah ataupun lingkungan masyarakat.22 Berdasarkan pembagian tujuan pendidikan diatas Achmadi membagi tahapan tujuan Pendidikan Islam menjadi tiga macam yaitu: 1. Tujuan tertinggi/terakhir Pendidikan Islam yaitu menjadi hamba Allah yang bertaqwa, mengantarkan subjek didik menjadi khalifah fil ard (wakil Tuhan di bumi) dan memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 2. Tujuan umum Pendidikan Islam yaitu tercapainya self realization (realisasi diri). 3. Tujuan khusus Pendidikan Islam yaitu pengkhususan atau operasionalisasi tujuan tertinggi/terakhir dan tujuan umum Pendidikan Islam yang didasarkan pada: a. Kultur dan cita-cita suatu bangsa dimana pendidikan itu diselenggarakan; b. Minat, bakat dan kesanggupan subyek didik; c. Tuntutan situasi, kondisi pada kurun waktu tertentu.23 D. Formulasi tujuan Pendidikan Islam Tujuan pendidikan Islam merupakan cita-cita ideal yang mengandung nilai Islami terhadap proses kependidikan diarahkan. Rumusan tujuan pendidikan merupakan pencerminan dari idealitas penyusunnya, baik institusional maupun individual. Oleh karena itu, nilainilai apakah yang di cita-citakan oleh penyusun dari tujuan itu akan mewarnai corak kepribadian manusia hasil proses kependidikan. Secara umum, rumusan tujuan pendidikan adalah membawa anak didik ke arah tingkat kedewasaan.24
22
Ismail SM (eds.), Paradigma Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001),
hlm. 42. 23
Achmadi, Op. Cit., hlm. 95-103. M. Sholeh Noor, Pendidikan Islam Suatu Pengantar, (Semarang: IAIN Walisongo, 1987), hlm. 40. 24
24
“dewasa disini berarti dewasa jasmani dan dewasa rohani. Dewasa jasmani adalah apabila jasmaninya sudah cukup besar dan umumnya sudah cukup.
Adapun
dewasa
rohani
adalah
apabila
sudah
dapat
bertanggungjawab sendiri, tidak lagi membutuhkan pertolongan dari pendidiknya. Jadi betul-betul sudah dapat berdiri sendiri.”25 “Orang dewasa adalah orang yang sudah mengetahui dan memiliki nilai-nilai hidup, norma-norma kesusilaan, keindahan, keagamaan, kebenaran dan sebagainya dan hidup sesuai dengan nilai-nilai dan normanorma itu.”26 Dalam rumusan tersebut jelas bahwa arah yang hendak dituju dalam mengembangkan anak didik adalah kedewasaan, yaitu mampu menentukan diri sendiri, bertanggungjawab sendiri serta sanggup mengenal dan berbuat menurut kesusilaan. Namun dalam merumuskan tujuan pendidikan Islam, bukan hanya tingkat kedewasaan saja yang ditekankan, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Tujuan dan tugas manusia dimuka bumi, baik secara vertikal maupun horisontal. 2. Sifat-sifat dasar masyarakat 3. Tuntutan masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan.27 4. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam, yaitu: a. Dimensi yang mengandung nilai yang meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia. b. Dimensi yang mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan di akhirat yang membahagiakan.
25
Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, (Yogyakarta: Andi Offset, 1987), hlm. 49. 26 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: CV. Remaja Karya, 1985), hlm. 23. 27 Samsul Nizar, Op. Cit., hlm. 35-36
25
c. Dimensi yang mengandung nilai yang dapat (mengintegrasikan) memadukan antara kepentingan hidup dunia dan akhirat.28 Berdasarkan batasan diatas, para ahli pendidikan (Muslim) mencoba merumuskan tujuan pendidikan Islam. Diantaranya Abdul Fattah Jalal mengemukakan tujuan umum pendidikan Islam adalah menjadikan manusia sebagai Abdi atau hamba Allah SWT.29 Hal ini sesuai dengan tujuan manusia yang telah digariskan oleh Allah, sebagaimana firman Allah SWT:
(56 :ﻭﻥ )ﺍﻟﺬﺍﺭﻳﺎﺕﺪﻌﺒ ﻴﺲ ِﺇﻟﱠﺎ ِﻟ ﺍﹾﻟﺈِﻧﻦ ﻭ ﺠ ِ ﺍﹾﻟﺧﹶﻠ ﹾﻘﺖ ﺎﻭﻣ “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat; 56).30 Dengan demikian Allah telah menciptakan seluruh manusia untuk beribadah kepadanya. Maka tujuan umum pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia yang abid yang menghambakan dirinya kepada Allah, lebih lanjut lagi Abdul Fattah Jalal mengatakan bahwa ibadah disini adalah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan bahkan bagian apapun dari perilakunya dalam rangka taqwa kepada Allah SWT.31 Hal ini senada dengan Abdurrahman An-Nahlawi bahwa jika tugas manusia dalam kehidupan ini demikian penting, pendidikan harus memiliki tujuan yang sama dengan tujuan penciptaan manusia. Bagaimanapun, pendidikan Islam sarat dengan pengembangan nalar dan penataan perilaku serta emosi manusia dengan landasan Dienul Islam, dengan demikian, tujuan pendidikan Islam adalah merealisasikan
28
M. Arifin, Op. Cit., hlm. 120. Abdul Fattah Jalal, Azas-Azas Pendidikan Islam, terj. Herry Noer Ali (Bandung: CV. Diponegoro, 1988), hlm. 119. 30 Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm. 417. 31 Abdul Fattah Jalal, Op .Cit., hlm. 124. 29
26
penghambaan kepada Allah dalam kehidupan manusia, baik secara individual maupun secara sosial.32 Quraish Shihab menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah SWT dan Khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah SWT yaitu untuk bertaqwa kepada-Nya.33 Prof. H. M. Arifin, M. Ed menjabarkan tujuan pendidikan yang bersasaran pada tiga dimensi hubungan manusia selaku “Khalifah” dimuka bumi yaitu sebagai berikut: 1. Menanamkan sikap hubungan yang harmonis, selaras, dan seimbang dengan Tuhannya. 2. Membentuk sikap hubungan yang harmonis, selaras, dan seimbang dengan masyarakatnya. 3. Mengembangkan kemampuannya untuk menggali, mengelola dan memanfaatkan kekayaan alam ciptaan Allah bagi kepentingan kesejahteraan hidupnya, dan hidup sesamanya serta bagi kepentingan ubudiahnya kepadanya, dengan dilandasi sikap hubungan yang harmonis.34 Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam yang ingin dicapai oleh Al-Qur’an adalah membina manusia guna mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan Khalifah-Nya. Manusia yang dibina adalah makhluk-makhluk yang memiliki unsur-unsur material (jasmani) dan immaterial (akal dan jiwa). Pembinaan akalnya menghasilkan ilmu. Pembinaan jiwanya menghasilkan kesucian dan etika, sedangkan pembinaan jasmaninya menghasilkan ketrampilan. Dengan penggabungan unsur-unsur tersebut terciptalah makhluk dwi dimensi dalam satu keseimbangan, dunia dan akhirat, ilmu dan iman. 32
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, terj. Shihabuddin (Jakarta: Gema Insani Pres, 1995), hlm. 117. 33 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994), hlm. 173. 34 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Op. Cit., hlm. 134.
27
Muhammad
Athiyah
Al-Abrasyi
dalam
kajiannya
tentang
pendidikan Islam telah menyimpulkan lima tujuan umum pendidikan Islam, yaitu: 1. Membentukan akhlak mulia 2. Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat 3. Persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi kemanfaatannya 4. Menumbuhkan semangat ilmiah dikalangan peserta didik 5. Mempersiapkan tenaga profesional yang terampil.35 Menurut Ali Al-Jumbulati dan Abdul Futuh At-Tuwaanisi menyimpulkan tujuan pendidikan Islam kepada dua macam tujuan yang prinsipil yaitu: 1. Tujuan Keagamaan. Yang dimaksud dengan tujuan keagamaan ini adalah bahwa setiap pribadi muslim beramal untuk akhirat atas petunjuk dan ilham keagamaan yang benar, yang tumbuh dan dikembangkan dari ajaranajaran
Islam
yang
bersih
dan
suci.
Tujuan
keagamaan
mempertemukan diri pribadi terhadap Tuhannya melalui kitab-kitab suci yang menjelaskan tentang hak dan kewajiban, sunat dan yang fardhu bagi seorang mukallaf. 2. Tujuan Keduniaan. Tujuan ini seperti yang dinyatakan dalam tujuan pendidikan modern saat ini yang diarahkan kepada pekerjaan yang berguna (pragmatis), atau untuk mempersiapkan anak menghadapi kehidupan masa depan.36 Muhammad Munir Mursi menjelaskan tujuan pendidikan Islam yang terpenting adalah : 1. Tercapainya manusia seutuhnya, yaitu yang berakhlak mulia. 2. Tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat, merupakan tujuan yang seimbang. 35
Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, terj. Bustami A. Gani dan Djohar Bahry, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1993), hlm. 1-4. 36 Ali Al-Jumbulati dan Abdul Futuh At-Tuwaani, Perbandingan Pendidikan Islam, Terj. M. Arifin, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hlm. 37-38.
28
3. Menumbuhkan kesadaran manusia untuk mengabdi dan takut kepadaNya. 4. Menguatkan ukhuwah Islamiyah dikalangan kaum muslim.37 Al-Buthi sebagaimana dikutip Asnelly Ilyas menyebutkan tujuan pendidikan islam sebagai berikut: 1. mencapai keridhaan Allah, menjauhkan murka dan siksaan-Nya, dan melaksanakan pengabdian yang tulus ikhlas kepadanya. Tujuan ini dianggap induk dari segala tujuan Pendidikan Islam. 2. membina akhlak masyarakat berdasarkan agama yang diturunkan untuk membimbing masyarakat ke arah yang diredhai-Nya. 3. memupuk rasa cinta tanah air pada diri manusia berdasarkan agama yang diturunkan kepadanya. 4. mewujudkan ketenteraman di dalam jiwa dan akidah yang dalam, penyerahan dan kepatuhan yang ikhlas kepada Allah. 5. memelihara kesusastraan Arab sebagai bahasa Al-qur’an dan sebagai wadah kebudayaan dan unsur-unsur kebudayaan Islam yang menonjol dan menyadarkan masyarakat kepada Islam yang sebenarnya, serta menunjukkan hakikat agama atas keberhasilan dan kecemerlangannya. 6. meneguhkan perpaduan tanah air dan menyatukan barisan melalui usaha menghilangkan perselisihan, bergabung dan bekerja sama dalam rangka prinsip-prinsip Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.38 Sedangkan tujuan Pendidikan Islam menurut Al-Ghazali, yaitu: 1. tujuan mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata untuk ilmu pengetahuan itu saja. 2. tujuan utama pendidikan adalah pembentukan akhlak.
37
Muhammad Munir Mursi, At-Tarbiyah Al-Islamiyah Ushuluhawa Tathawwaruha fi AlBiladi Al-Arabiyah, (Mesir: Alam Al-Kutub, 1977), hlm. 18-19 38 Asnelly Ilyas, Mendambakan Anak Saleh; Prinsip-prinsip pendidikan Anak dalam Islam, (Bandung: Al-Bayan, 1997), hlm. 28-29.
29
3. tujuan pendidikan adalah untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.39 Dari beberapa pendapat para ahli tentang tujuan pendidikan Islam, pada hakekatnya pendapat itu tidak bertentangan satu sama lain, yaitu perwujudan dari nilai-nilai yang tersirat dalam ajaran Islam. Perbedaannya terlihat pada segi penekanannya. Berdasarkan rumusan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam bertujuan mencapai pertumbuhan kepribadian manusia yang menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek, perasa dan indra yang mampu memadukan fungsi iman, ilmu, dan amal secara integral bagi terbinanya kehidupan yang harmonis, baik dunia maupun akhirat. Jadi nilai-nilai yang hendak diwujudkan oleh pendidikan Islam adalah berdimensi transcendental melampaui wawasan hidup di dunia sampai akhirat dengan meletakkan cita-cita yang mengandung dimensi nilai duniawi sebagai sasarannya. Kehidupan di dunia merupakan sawah ladang yang harus dikelola sebaik-baiknya untuk dimanfaatkan sebagai sarana mencapai kebahagiaan hidup di akhirat nanti.
39
Zainuddin, et. al., Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 42-46.