BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Teori Interaksi Simbolik Untuk mempelajari interaksi sosial digunakan suatu pendekatan yang di kenal dengan pendekatan interaksional simbolik. Salah satu tokoh pelopor teori interaksionisme simbolik dengan pandangan tenteng sosiologi interpetatif yang sedikit banyaknya terispirasi dari tokoh kennamaan Marx Weber dengan tindakan socialnya (action theory), yaitu mengenai tindakan yang dilakukan seseorang berdasarkan makna subjektif yang diberikan individu. Dan tindakan ini memperhatikan unsur tindakan orang lain. Yang setelah meninggalnya Mead dikembangkan oleh teman sejawatnya Herbert Blumert yang kemudian lebih dikenal dengan interaksionisme simbolik adalah suatu pendekatan yang di bangun atas dasar formasi social dari symbol – symbol, makna - makna yang dipahami bersama, dan penggunaan dalam komunikasi, baik di dalam diri self maupun di dalam orientasi self terhadap orang lain, dalam berbagai interaksi di antara agen – agen atau pelaku- pelaku sosial. Interaksionisme simbolis yang diketengahkan Blumer (Poloma 2010 :258) bertumpu pada tiga premis : 1. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka. 2. Makna tersebut berasal dari “interaksi sosial” seseorang dengan orang lain. 3. Makna-makna tersebut di sempurnakan di saat proses interaksi sosial berlangsung.
12 Universitas Sumatera Utara
Teoritisi Interaksionisme simbolik memusatkan perhatian terutama pada dampak dari makna dan symbol terhadap tindakan dan interaksi manusia. Simbol dan arti memberikan ciri-ciri khusus pada tindakan sosial manusia dan pada interaksi sosial manusia. Dalam melakukan tindakan seorang actor mencoba menafsirkan pengaruhnya terhadapa actor lain yang terlibat. Dalam proses interaksi sosial manusia secara simbolik mengomunikasikan arti terhadap orang yang lain yang terlibat. Dengan kata lain dalam interaksi sosial para aktor terlibat dalam proses saling memengaruhi. Manusia mempunyai kemampuan dalam menggunakan arti dan makna symbol maka manusia mempunyai kemampuan dalam membuat pilihan tindakan di mana mereka terlibat. Dalam teoritisi interaksi simbolik aktor setidak mempunyai kebebasan dalam membuat pilihan yang unik dan bebas. W.I Thomas dan Dorothy Thomas membantu menekan kemampuan kreatif manusia dalam konsep mereka tentang “definisi situasi “. Menurut W.I Thomas bila manusia telah mendefenisikan situasi sebagai sesuatu yang nyata maka akibatnyapun nyata”. Thomas mengatakan “individu mendefinisikan situasi secara spontan yang memungkinkan mereka mengubah dan memodifikasi arti dan symbol”.
2.2 Jarak sosial Konsep jarak sosial menurut Edward T. Hall dalam (Suanarto: 2004) merupakan suatu jarak orang berinteraksi satu sama lain dapat berbicara secara wajar tetapi tidak saling menyentuh. Menurut Utoyo dalam (ayu kartika:2010) jarak social merupakan hubungan yang dapat di terima Individu dengan anggota kelompok lain. Jarak sosial di pengararuhi oleh beberapa factor diantaranya
13 Universitas Sumatera Utara
kelompok primer. Kelompok primer dalam jarak sosial dalam jarak sosial disebut juga dengan face to face group merupakan suatu hubungan kelompok sosial yang paling sederhana dimana anggotanya saling mengenal serta adanya kerja sama yang erat. Dalam kamus sosiologi jarak sosial (sosial distance) mengacu pada perasaan yang terpisah atau bejarak di antara kelompok-kelompok sosial. istilah ini untuk mengidinkasi tingkat keterpisahan atas kedekatan antar anggota kelompok etnis yang berlainan. Menurut Emory S. Borgadus (1882-1972) jarak sosial digunakan untuk mengukur jauh atau dekatnya kedekatan emosi antara individu dengan individu lain. Jarak sosial dapat dilihat dari indikator perilaku menjauhi kelompok lain, perilaku berteman dan bergaul dengan teman sendiri dan bemukim hanya dengan anggota kelompok sendiri. Jarak sosial melandasi adanya perbedaan hubungan antara kelompok- kelompok masyarakat yang menciptakan pola hubungan berdasarkan adanya kriteria-kriteria tertentu. Jarak sosial dalam penelitian ini digunakan untuk mengambarkan hubungan sosial yang terjalin diantara masyarakat yang berbeda, berdasarkan kriteria diantara : 1. Keakraban dalam hubungan sosial diantara masyarakat pemukiman kumuh, masyarakat menengah dan masyarakat elite 2. Pola interaksi yang terjalin diantara ketiga golongan masyarakat yang berbeda. 3. Kedekatan yang terjalin antara masyarakat kumuh, menengah, dan elite 2.3 Interaksi Sosial Interaksi social merupakan bagian dari proses- proses social sebagai pengaruh hubungan timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama
di dalam
14 Universitas Sumatera Utara
kehidupan social. Interaksi social merupakan hubungan antara manusia yang sifat dari hubungan tersebut bersifat dinamis artinya hubungan itu selalu mengalami dinamika. Interaksi social berasal dari kata “antar” dan “aksi” yaitu aksi dan reaksi. Ketika dua orang bertemu, berjabat tangan dan saling berbicara bahkan samapai terjadi perkelahian. dalam peristiwa tersebut salah satu pihak memberikan aksinya kemudian pihak lain memberikan respon (reaksi) terhadap aksi tersebut maka dari sini kegiatan aksi reaksi terjadi, maka peristiwa tersebut di sebut interaksi socia. Interaksi social merupakan kegiatan manusia dan manusia bukan manusia dengan benda mati. Dengan demikian selama ada aksi dan reaksi tidak antar manusia, maka aktivitas tersebut bukan interaksi social .(Kolip dan Elly.M, 2011). Dari paparan tersebut dapat disimpulkan interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu
individu dengan
kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Interaksi social akan berlangsung apabila seorang Individu melakukan, tindakan dan tindakan tersebut menimbulkan reaksi Individu lain. Secara teoritis, sekurang-kurangnya ada dua syarat terjadinya interaksi social yaitu terjadi kontak social dan kumunikasi. Terjadi kontak social tidaklah semata-mata tergantung pada tindakan, tetapi tergantung pada adanya anggapan terhadap tindakan tersebut. Sedangkan aspek terpenting dalam kumunikasi adalah bila seseorang memberikan tafsiran pada sesuatu atau perilaku orang lain.(Bagong,2004 :16). Dalam interaksi sosial juga memilikin aturan, dan aturan itu dilihat dalam dimensi ruang dan waktu
dari Robert T. hall dan Defenisi Situasi dari W.I
15 Universitas Sumatera Utara
Thomas mengenai ruang Hall membagi ruang dalam interaksi menjadi empat batasa yaitu : a) Jarak intim berkisar antara 0-18 inci menunjukkan adanya keterlibatan tubuh individu dalam beinteraksi. b) Jarak pribadi berkisar antara 18 inchi – 4 kaki hubungan interaksi yang saling menyentuh, misalnya bersalaman. c) Jarak sosial atau jarak psikologis 4 kaki -10 kaki , dimana seseorang mulai merasa cemas saat orang lain
memasuki wilayahnya (zona
transaksi personal.) orang yang berinteraksi tidak saling menyentuh. d) Jarak public beriksar 10 kaki-tidak terbatas, interaksi yang dilakukan di
depan umum seperti politikus.(Kamanto-Sunarto 2004:41) Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat
mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi
situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat. Seseorang mendefiniskan tindakan berdasarkan situasi yang ditafsirkan tanpa memandang penafsiran individu yang lain. Interaksi social tidak cukup hanya dijelaskan sebagai hubungan timbal-balik antar manusia berdasarkan pola-pola tertentu, maka interaksi social memiliki ciri-ciri tertentu tertentu yaitu : a. Harus ada pelaku yang jumlahnya lebih dari satu kriteria ini merupakan persyaratan mutlak sebab tidak mungkin terjadi aksi dan reaksi dari tindakan manusia jika tidak ada teman atau lawan.
16 Universitas Sumatera Utara
b. Ada kumunikasi antar pelaku dengan menggunakan symbol-simbol tertentu.Yang dimaksud symbol dalam hal ini adalah benda, bunyi, gerak atau tulisan yang memiliki arti. Adapun kumunikasi merupakan hubungan timbale balik seseorang atau sekelompok dengan pihak lain menggunakan symbol- symbol yang berupa suara, tulisan, gerakan sehingga kedua belah pihak saling menafsirkan dilakukan pihak lain. c. Ada dimensi waktu (yaitu, lampau kini, dan mendatang) yang menetukan sifat aksi sedang berlangsung. Interaksi social akan senantiasa terjadi dalam kuru dan waktu, artinya kapan dan dimana-mana.(Kolip dan Elly.M, 2011). Interaksi social adalah bentuk social, yaitu pengaruh timbal balik antara berbagai bidang kehidupan bersama. Menurut Soekanto interaksi sosial merupakan bentuk yang tampak apabila orang sering mengadakan hubumgan baik secara individu maupun secara kelompok. Adapun bentuk-bentuk interaksi social dapat berupa kerja sama (cooeperation), persaingan (competition), pertentangan (conflict) dan akomodasi (akomodation). Adapun penjelasannya sebagai berikut : kerjasama (coorperation) merupakan bentuk interaksi yang dilakukan oleh Individu dengan Individu maupun individu dengan kelompok yang didorong kesamaan tujuan yang di peroleh dalam kelompok tersebut. Menurut Charles H.Cooley kerja sama timbul jika orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian diri sendiri untuk memenuhi kepentingan mereka.
17 Universitas Sumatera Utara
Persaingan (competition) merupakan proses social dimana orang perorangan atau kelompok manusia yang terlibat dalam proses tersebut saling berebut keuntungan melalui bidang kehidupan tertentu tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan. Pertentangan (conflict) merupakan interaksi social yang berlangsung antara masing-masing pihak karena adanya perbedaan penafsiran terhadap perilaku Individu sehingga menimbulkan ketidak serasian diantara
kepentingan-
kepentingan maka unruk mencapai tujuan saling menghancurkan, menyingkirkan, mengalahkan pihak lawan. Akomodasi (acomodation) merupakan bentuk interaksi social untuk meyelesaikan suatu pertikaian atau konflik. Biasanya komodasi di awali dengan upaya-upaya oleh pihak bertikai untuk saling mengurangi pertentangan diantara kedua belah pihak. Manusia sebagai mahkluk social tidak dapat hidup sendiri melainkan, ia membutuhkan orang lain untuk berinteraksi guna memenuhi kebutuhan dasar akan hidupnya. Interaksi social tidak terbatas oleh waktu dan tempat terjadinya, melainkan interaksi dapat terjadi kapan dan dimana saja. Interaksi sangat penting dalam aktivitas-aktivitas social merupakan hubungan dinamis yang menyangkut hubungan Individu dengan Individu maupun Individu dengan kelompok sehingga membentuk hubungan social yang di dahului oleh kontak social dengan adanya kumunikasi secara langsung atau tidak langsung. Adapun hal-hal yang mempengaruhi interaksi social dalam hubungan maupun interaksi sosial diantaranya :
18 Universitas Sumatera Utara
1. Kedekatan : hubungan kedekatan akan terkait dengan factor geografis. Di suatau tempat tertentu anggota kelompok menjalin interaksi lebih banyak di banding antar kelompok diluar daerahnya. Hal ini lah yang memunculkan adanya kelompok dalam in group dan kelomok luar out group. Ikatan kelompok dalam bermain dapat tercermin dari perasaan ikatan solidaritas, kesamaan identitas, karakter dan sebagainya. Dalam kelompok ini tersusun atas Individu yang saling beriteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang semakin mungkin memiliki tingkat keseringan berinteraksi seperti berbicara, melihat dan bersosialisasi 2.
Kesamaan : selain hubungan kedekatan secara fisik, terdapat factor kesamaan antar mereka yang menyebabkan timbulnya rasa keanggotaan. Ada kecenderungan manusia untuk memilih berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan seperti kesamaan minat, agama,nilai, usia, tingkat pendidika dan karakter personal lainnya. (Elly M. dan Usman Kolip 2011:102).
19 Universitas Sumatera Utara