BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ABORTUS
2.1 Tahap Penciptaan Janin Manusia Menurut Konsep Agama Kristen dan Agama Islam, manusia pertama adalah Adam dan Hawa. Kedua orang inilah yang diyakini sebagai cikal-bakal manusia di bumi ini, sedangkan menurut Kitab Suci Panaturan yaitu Kitab Suci Umat Hindu Kaharingan, menyebutkan bahwa manusia pertama yang ada atas kuasa Ranying Hatala adalah Garing Lalunjung Pulang dan Kumpang Duhung keluar dari Kayu Erang Tingang menjelma
menjadi
wujud
laki-laki
yang
diberi
nama
Manyamei
Tunggul
GaringJanjahuna Laut dan yang berwujud perempuan bernama Kameluh Putak Bulau Janjulen Karangan Limut Batu Kamasan Tambun, kemudian mereka melakukan perkawinan sehingga melahirkan 3 (tiga) orang anak yang diberi nama Raja Sangen, Raja Sangiang dan Raja Bunu.38Teori penciptaan manusia menurut Veda dapat dilihat dalam Kitab Veda Smriti yaitu Kitab Menawa Dharmasastra I.34 menyebutkan bahwa Brahman menciptakan mahluk hidup dan isi alamini melalui tapa-Nya. Dalam tapanya, Brahman menciptakan 7 (tujuh) Manu (Menawa Dharmasastra I.61) dari ketujuh Manuyang diciptakan oleh Brahman, yang pertama disebut Swayambhu Manu. Swayambhu Manu ini menikah dengan Satarupa dan memiliki keturunan.Anak Cucu dari Manu disebut Manawa (secara harfiah berarti keturunan Manu).39
38
Proses Penciptaan Manusia menurut Ajaran Hindu Kaharingan, URL :http://rid755.wordpress.com. diakses tanggal 13 April 2014, Jam 22.00 Wita 39
I Wayan Sutame, 2012, Penciptaan Manusia dan Isi Bumi menurut Weda, URL :http://kebangkitan-hindu, blogspot.com. diakses tanggal 13 April 2014, Jam 22.00 Wita
27
28
Dari konsep penciptaan manusia tersebut diatas dengan jelas dapat dilihat bahwa hidup manusia adalah pemberian Tuhan Yang Maha Esa (Ida Hyang Widi Wasa). Dalam pengertian tersebut hidup itu bukan hasil kreasi manusia. Dalam diri manusia terdapat kelebihan dan keutamaan yang tidak dimiliki oleh ciptaan lainnya.Hanya manusia yang disebut persona. Dalam bioetika disebut sebagai makhluk persona. Konsep persona penting dan berhubungan erat dengan hak untuk hidup serta masalah-masalah etika, hukum, kebijaksanaan pada awal dan akhir hidup manusia. Berhadapan dengan hidup manusia yang begitu kompleks, kerapkali pertanyaan mendasar seputar manusia muncul yaitu sejak kapan manusia disebut persona atau sejak kapan hidup itu dimulai.40 Berbicara tentang persona, kiranya tidak lepas dari pembicaraan tentang awal kehidupan. Kapan hidup manusia sebagai individu dan personal. Bagi banyak pemikir inilah sebenarnya jantung persoalan tentang persona. Apakah hidup manusia dimulai sejak pembuahan ataukah sesudahnya. Banyak ahli menyatakan bahwa hidup manusia dimulai sejak pembuahan, bukan waktu kelahiran. Janin sebagai hasil pembuahan dapat disebut hidup baru, manusia baru yang membawa hasil identitas genetik yang unik. Tetapi dalam prosesnya belum atau tidak dikatakan sebagai manusia personal. Ada juga yang berpandangan bahwa hidup manusia dimulai sesudah proses pembuahan. Kalau demikian kriteria mana yang dipakai untuk mengetahuinya. Untuk dapat memberikan gambaran kapan manusia itu hidup, Berikut kami paparkan beberapa pandangan. a. Teori Genetika, teori ini menegaskan bahwa status persona telah ada pada awal kehidupan sekaligus mengakui hidup manusia dimulai pada saat pembuahan. Saat (insan) janin dikandung, ia telah diakui sebagai manusia sebab ia memiliki potensi untuk menjadi
40
RD. Petrus Simarma, Pesona – Moral, 2008, URL :http://pietrosim.blogspot.com. diakses tanggal 13 April 2014, Jam 14.00 Wita
29
manusia. Kriteria manusiawinya sangat sederhana dan mencakup semua, jika suatu insan dikandung seorang wanita (ibu), ia adalah manusia. Selanjutnya teori ini menyatakan bahwa suatu insan yang dikandung oleh manusia (wanita) dan berpotensial untuk mampu bertindak seperti manusia, insan itu adalah manusia. Jadi yang penting ialah sifat manusiawinya yang terbentuk dari seorang laki-laki dan seorang wanita.41 Persona adalah mahkluk yang berakal budi dan berkehendak, yang otonom
dan lain-lain.
Setiap persona memiliki hak untuk hidup dan dilindungi. Bayi dalam kandungan, orang yang tua, orang cacat dan orang gila sekalipun merupakan persona. Ia memiliki kepribadian dan hak untuk hidup, serta hak untuk dilindungi.42 b. Pandangan Perkembangan Menurut pandangan perkembangan, kode genetik tidak cukup untuk menyediakan perkembangan lebih lanjut, tetapi perlu adanya interaksi dengan lingkungan supaya dapat disebut persona manusiawi dalam arti yang sebenarnya. Pandangan perkembangan mempunyai kaitan dengan hominisasi. Hominisasi terdapat dalam perkembangan biologis yang bermula dari pembuahan adalah suatu rangkaian kontinuitas. Proses perkembangan selanjutnya yang mengarah kepada sosialitas lebih ditekankan. Peristiwa inilah yang disebut hominisasi.43 c. Pandangan Moral Kristen Gereja Katolik lewat Kongregasi Ajaran Iman, khususnya dalam Declaration on Procured Abortion menyatakan secara tegas pandangan moralnya. Meskipun banyak orang
41
John T. Noonan Jr, 2004, Abortion and Catholic Church A Summary History, Dalam Natural Law Forum 12, h.126 42
RD Petrus Simarma, loc.cit.
43
Bdk.P.Go, 1984, Hidup dan Kesehatan, STFT Widya Sasana, Malang, h. 46
30
meragukan mengenai entitas hasil pembuahan, apakah janin sudah seorang manusia, Gereja pada prinsipnya berpandangan bahwa melaksanakan pemusnahan atas sesuatu yang akan menjadi pribadi manusia, yang sedianya adalah manusia, secara obyektif adalah suatu dosa yang serius. Gereja secara terang dan jelas mengakui bahwa hidup manusia dimulai sejak pembuahan dan hidup personal di dalamnya.44 d. Menurut dr, Bharoto Winardi Soeprono, dokter akhli Obstetri dan Genekologi menyatakan bahwa kehidupan dimulai apabila embrio menunjukan tanda adanya aktivitas otak. Menurut dia berdasarkan pengamatan teknologi nova diketahui bahwa aktivitas otak timbul saat embrio berusia 8 (delapan) minggu. Bila dikaitkan dengan pergerakan bahwa saat itu ada kehidupan maka kehidupan sudah ada saat umur kehamilan 6 (enam) minggu karena pada usia kehamilan enam minggu embrio sudah mulai bergerak. Bila dikaitkan dengan denyut jantung baru ada kehidupan maka kehidupan itu sudah ada pada usia kehamilan 5 (lima) minggu, karena jantung mulai berdenyut pada usia kehamilan lima minggu, tetapi bila dikaitkan dengan pertumbuhan kehidupan itu ada, maka sejak pembuahan atau konsepsi sudah bisa dibuktikan bahwa pertumbuhan terus berlangsung.45
2.2 Sejarah Abortus Secara Singkat Criminalis Aborsi atau Abortus telah dilakukan oleh manusia selama berabadabad, tetapi selama itu belum ada undang-undang yang mengatur mengenai tindakan abortus.Peraturan mengenai abortus untuk pertama kalinya dikeluarkan pada tahun ke-4
44
Sacred Congregation for the Doctrine of Faith (SCDF), 1974, Declaration on Procured AbortionNo 5, USA:St.Paul Books and Media. 45
Bharoto Winardi Soeprono SP.OG, 2006, Artikel Kesehatan tentang Kapan Mulai ada Kehidupan, URL :http://www.balipost.co.id.diakses tanggal 14 April 2014, Jam 16.00 Wita
31
Masehi dimana mulai saat itu baru ada larangan melakukan abortus. Semenjak dikeluarkan, undang-undang ituterus mengalami perbaikan. Berbarengan dengan perbaikan undangundang abortus tersebut, mulai juga timbul revolusi sikap masyarakat dan pemerintah di berbagai Negara di dunia terhadap tindakan abortus.46 Revolusi sikap masyarakat yang paling menonjol terjadi pada akhir abad ke 18 Masehi, dimana di Eropah berkembang konsep pemikiran yang dipelopori oleh pendeta bernama Malicus, ia menulis sebuah makalah berjudul “Populasi penduduk
dan
dampaknya dalam masa depan Bangsa” Tahun 1213 H / 1798 M. Ia berpendapat bahwa pertambahan populasi penduduk yang begitu besar dari 2 menjadi 4,8,16,36 dan seterusnya, sedangkan data devisa negara hanya mencukupi untuk hitungan 3,4,5,6,7,8. Maka dikawatirkan Negara akan terancam kelaparan bila perkembangan 2 menjadi 4, 8, 16, dan seterusnya dilestarikan. Beranjak dari persoalan tersebut ia mengajak kepada semua orang untuk melakukan pembatasan keturunan dengan jalan memakai gaya hidup rahib (tidak menikah) atau mengakhiri proses perkawinan sampai populasi penduduk tidak bertambah pesat.47 Walaupun ada ajakan seperti itu, dalam sejarah perundang-undangan kuno pada umumnya
semua mengharamkan aborsi kecuali Bangsa Yunani. Beberapa
contoh
undang-undang persi kuno, misalnya pada abad ke- 18 M ada ketentuan dalam undangundang yang
memberikan hukuman bagi orang yang mlakukan aborsi dengan
mengasingkan, dan tidak ada perbedaan baik ia melakukannya sebelum ataupun sesudah
46
Yogi Nata, 2012, Hukum – dan – Lainnya, http://hukum-dan-lainnya.blogspot.com. diakses tanggal 14 April 2014, Jam 16.00 Wita 47
Wita
Sejarah Singkat Aborsi,URL :http://zuhudfm.wordpress.com. diakses tanggal 14 April 2014, Jam 22.00
32
peniupan ruh, kemudian tahun 1791 M, ada undang-undang yangmenetapkan hukuman untuk orang yang melakukan aborsi dengan pidana kurungan selama 20 tahun, kemudian berkembang menjadi memperbolehkan bagi seorang wanita untuk melakukan aborsi pada bayinya, dalam perkembangan selanjutnya baru memperbolehkan aborsi secara secara mutlak, asal aborsi itu dilakukan pada hitungan sepuluh minggu pertama (masa kehamilan), dan Negara yang pertama kali membolehkan aborsi adalah Uni Soviet.48 Demikian perkembangan sejarah aborsi,dan apabila diperhatikan undang-undang dari beberapa Negara, jelas dapat dilihat bahwa hukum aborsi dari berbagai Negara umumnya adalah melarang adanya tindakan aborsi kecuali atas pertimbangan medis tertentu baru aborsi diperbolehkan. Dari beberapa peraturan hukum yang pernah diterbitkan oleh beberapa Negara, kalau diperhatikan secara saksama dapat dibagi kedalam beberapa kelompok sebagai berikut : a. Hukum yang tanpa pengecualian melarang setiap tindakan aborsi, seperti hukum aborsi Negeri Belanda. b. Hukum yang memperbolehkan abortus demi keselamatan kehidupan penderita (ibu) seperti hukum aborsi di Perancis dan di Pakistan c. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi medis, seperti hukum aborsi Negeri Kanada, Muangthai dan Swiss d. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi sosio-medik seperti di Eslandia, Swedia, Inggris, Scandinavia dan India e. Hukum yang memperbolehkan abortus atas sosial seperti di Jepang, Polandia, dan Yogoslavia.
48
Ibid.
33
f. Hukum yang memperbolehkan abortus atas permintaan tanpa tanpa memperhatikan indikasiindikasi lainnya (abortion on request atau abortion on demand) seperti di Belgia, Honggaria, USSR dan Singapura. g. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi eugenistis (aborsi boleh dilakukan bila fetus yang akan lahir menderita cacat yang serius) misalnya di India h. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi humanitarian (misalnya bila hamil akibat perkosaan) seperti di Jepang.49 Di Indonesia baik menurut pandangan agama, Peraturan Perundang-undangan maupun etik kedokteran tidak memperbolehkan untuk melakukan tindakan aborsi. Sejak awal seseorang yang akan menjalani profesi dokter secara resmi disumpah dengan sumpah dokter Indonesia yang didasarkan atas Deklarasi Jenewa yang isinya merupakan penyempurnaan dari Sumpah Hippokrates, dimana seorang dokter akan menyatakan diri menghormati Hak hidup insani mulai dari saat pembuahan. Dari aspek etika, Ikatan Dokter Indonesia telah merumuskannya kedalam kode etik kedokteran Indonesia mengenai kewajiban umum yang tertuang dalam pasal 7.d yang menyebutkan bahwa setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi makhluk insani. Pada pelaksanaannya, apabila ada dokter yang melakukan pelanggaran, maka penegakan inplementasi etik-nya akan dilakukan secara berjenjang mulai dari panitia etik di masing-masing rumah sakit hingga Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK). Sanksi tertinggi dari pelanggaran etik ini berupa “pengucilan” anggota dari kelompok profesi tersebut.Sanksi administratif tertinggi adalah pemecatan sebagai anggota profesi Kedokteran.
49
Yogi Nata, loc.cit.
34
2.3 Pengertian Abortus dan Macamnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “aborsi adalah pengguguran kandungan. ‘Aborsi berasal dari kata abortus yang artinya gugur kandungan’.50 Dalam dunia kedokteran, dikenal istilah abortus, yaitu pengguguran kandungan, yang berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dengan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.World Health Organization (WHO) memberikan difinisi bahwa aborsi adalah terhentinya kehidupan buah kehamilan dibawah 28 minggu atau berat janin kurang dari 1.000 gram.51aborsi juga diartikan mengeluarkan atau membuang baik embrio atau fetus secara prematus (sebelum waktunya). Istilah aborsi juga disebut abortus provokatus, yaitu sebuat tindakan pengguguran yang dilakukan dengan sengaja. Joedono, mendefinisikanabortusdiartikan keluarnya atau dikeluarkannya embrio, fectus sebelum waktunya, yaitu sebelum dapat hidup sendiri di luar uterus. Berdasarkan definisi ini maka abortus adalah keluarnya embrio atau janin sebelum umur kehamilan 20 minggu dan dengan berat kurang dari 500 gram.52Sedangkan pengertian pengguguran kandungan (abortus) yang diberikan oleh pakar ilmu hukum adalah lahirnya buah kandungan sebelum waktunya oleh perbuatan seseorang yang bersifat sebagai perbuatan pidana kejahatan.53
50
Rukmini, mien. 2002, Aspek Hukum Pelaksanaan Aborsi akibat Perkosaan , Badan Pembina Hukum Nasional : Jakarta. h.10. 51
World Health Organization (WHO), 1998, Unsafe Abortion : Global and Regional Estimates of Incidence of and Mortality to Unsafe Abortion with a Listing of Availeble Country Data.Third Edition. Geneva : Divition of Reproductive Health. 52
Seno Agji, 1984, Bab-bab Tentang Kedokteran Forensik, Ghalia Indonesia Jakarta, h.222
53
Bambang Poernomo, 1982, Hukum Pidana Kumpulan Ilmiah, PT Bina Aksara, Jakarta, h. 137
35
Dalam dunia kedokteran dikenal ada 2 (dua) macam aborsi, yaitu a. Aborsi Spontan atau Alamiah yaitu keguguran yang berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma b. Aborsi Provokatus, merupakan jenis aborsi yang sengaja dibuat atau dilakukan yanitu dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar tubuh ibu. Pada umumnya bayi dianggap belum dapat hidup diluar kandungan apabila usia kehamilan belum mencapai 28 minggu, atau berat badan bayi kurang dari 1.000 gram, walaupun terdapat beberapa kasus bahwa bayi dengan berat dibawah 1.000 gram dapat terus hidup dan pengemlompokan aborsi provokatus dengan lebih spesifik adalah sebagai berikut: i. Aborsi Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus yaitu aborsi yang dilakukan dengan disertai indikasi medic. Di Indonesia yang dimaksud dengan Indikasi Medik adalah demi penyelamatan nyawa seorang Ibu, dengan syarat: -
Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keakhlian dan kewenangan untuk melakukannya yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan sesuai dengan tanggung jawab profesi.
-
Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum dan psikologi)
-
Harus ada perjanjian tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat.
-
Dilakukan di sarana kesehatan yang memiki tenaga dan peralatan yang memadai yang ditunjuk oleh Pemerintah.
-
Prosedur tidak dirahasiakan.
-
Dokumen medis harus lengkap. Dalam hal ini ada beberapa alasan dilakukan aborsi provokatus medisinalis adalah sebagai berikut :
36
-
Kehamilan yang mengancam (threatened abortion) disertai dengan pendarahan yang terus menerus, atau jika janin dalam kandungan telah meninggal.
-
Mola Hidatidosa atau hidramnion akut.
-
Infeksi uterus akibat tindakan aborsi criminalis yang pernah dilakukan sebelumnya.
-
Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kanker serviks atau jika dengan adanya kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk penyakit keganasan lainnya pada tubuh seperti kanker payudara.
-
Prolap uterus gravid yang tidak bisa diatasi
-
Telah terulangkali mengalami operasi ceasar.
-
Penyakit-penyakit dari ibu yang sedang mengandung misalnya penyakit jantung organic dengan kegagalan jantung , hipertensi, nephritis, tuberculosis paru aktif, toksemia, gravidarum yang berat.
-
Penyaki-penyakit metabolic misalnya diabetes yang tidak terkontrol yang disertai dengan komplikasi vaskuler, hipertiroid dan lain-lain.
-
Ephilepsi, sklerosis yang kuas dan berat.
-
Hiperemesis gravidarum yang berat dan chorea gravidarum.
-
Gangguan jiwa, disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Pada kasus seperti ini sebelum melakukan indikasi aborsi harus dikonsultasikan dengan psikiater.54 ii Aborsi Provokatus Criminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (illegal) biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obatan tertentu.55Pada penelitian ini, penulis akan lebih vokus pada membahasan
54
aborsi
Gugur Kandungan dari Wikipedia Bahasa Indonesia, URL :http://id.wikipedia.org/wiki/gugur-kandungan Macam-macam Aborsi,2013,URL :http://www.phsichologimania.com. diakses tanggal 15 April 2014, Jam 12.00 Wita 55
37
Provokatus Criminlis, yaitu suatu aborsi sebagai pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu (7 bulan) sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini adalah dokter, bidan, dukun beranak atau ibu dari janin tersebut). Dalam aborasi provokatus criminalis, ada duamacam tindakan, yaitu: -
Dilakukan sendiri. Aborsi yang dilakukan sendiri misalnya dengan cara memakan obatobatan yang membahayakan janin, atau dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang dengan sengaja ingin menggugurkan janin.
-
Dilakukan orang lain, Orang lain disini bisa seorang dokter, bidan atau dukun beranak. Cara-cara yang digunakan juga beragam. Aborsi
Provokatus
Criminalis
ini
sering
terjadi
pada
kehamilan
yang
dikehendaki.Ada beberapa alasan kenapa wanita tidak menghendaki kehamilannya. -
Kesehatan, dimana si ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
-
Psikososial, dimana seorang ibu sudah enggan/tidak mau untuk mempunyai anak lagi
-
Kehamilan diluar nikah
-
Masalah ekonomi, menambah anak berarti menambah beban ekonomi keluarga
-
Masalah sosial, misalnya kawatir akan penyakit turunan singga janin lahir cacat.
-
Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat incest (hubungan antar keluarga)
-
Kegagalan kontrasepsi termasuk salah satu kehamilan yang tidak diinginkan.56
Sedangkan menurut Kusmaryanto menguraikan berbagai macam aborsi, yang terdiri dari : 1. Aborsi (Pengguguran)atau Aborsi Provocatus, yaitu penghentian hasil kehamilan dari rahim sebelum janin bisa hidup di luar kandungan (viabiliti).
56
Gugur Kandungan, Wikipedia, Loc. Cit
tidak
38
2. Keguguran Yaitu berhentinya kehamilan sebelum bayi bisa hidup di luar kandungan tanpa campur tangan manusia. 3. Aborsi Therapeutic/Medicalis adalah penghentian kehamilan dengan indikasi medis untuk menyelamatkan nyawa ibu atau menghindarkan si ibu dari kerusakan fatal pada kesehatan/ tubuhnya yang tidak bisa dikembalikan (irriversibel) lagi. 4. Aborsi Kriminalis adalah penghentian kehamilan sebelum janin bisa hidup di luar kandungan dengan alasan-alasan lain, selain therapeutik, dan dilarang oleh hukum 5. Aborsi Eugenetik adalah penghentian kehamilan untuk menghindari kelahiran bayi yang cacat atau bati yang mempunyai penyakit ginetis. Eugenisme adalah ideologi yang diterapkan untuk mendapatkan keturunan hanya yang unggul saja. 6. Aborsi langsung tak langsung. Aborsi langsung adalah tindakan ( intervensi medis) yang tujuannya secara langsung ingin membunuh janin yang ada dalam rakhim sang ibu. Sedangkan aborsi tak langsung ialah suatu tindakan (intervensi medis) yang mengakibatkan aborsi, meskipun aborsinya sendiri tidak dimaksudkan dan bukan menjadi tujuan dalam tindakan itu. 7. Selective Abortion adalah penghentian kehamilan karena janin yang dikandung tidak memenuhi kriteria yang diinginkan. Aborsi ini banyak dilakukan wanita yang mengadakan “Pre natal diagnosis” yakni diagnosis janin ketika ia mas ih ada di dalam kandungan. 8. Pengurangan embryo, Pengurangan janin dengan menyisakan satu atau dua janin saja, karena dikhawatirkan mengalami hambatan perkembangan atau bahkan tidak sehat perkembangannya. 9. Partial Birth Abortion merupakan istilah politis/hukum yang dalam istilah medis dikenal dengan nama dilation and extraction.57
2.4 Aspek Hukum Abortus Di Indonesia, Aborsi merupakan tindakan Ilegal yang hanya boleh dilakukan oleh seorang dokter dengan pertimbangan medis. Melakukan aborsi dengan alasan kehamilan tidak diinginkan termasuk tindakan criminal.Tidak hanya orang yang melakukan praktek aborsi saja, namun pasien aborsi juga dapat dijerat pidana. Menurut
Sudibyo
Alimoesa,
Deputi
Bidang
Keluarga
Sejahtera
dan
Pemberdayaan Keluarga BKKBN, menegaskan bahwa Aborsi di Indonesia adalah tindakan yang ilegal, kecuali apabila dilakukan dengan pertimbangan medis tertentu, jadi pelakunya
57
Kusmaryanto, C. B. 2002, Kontroversi Aborsi, Gramedia Widiasarana Indonesia : Jakarta, h. 12.
39
bisa dipidanakan. Berbeda dengan cina yang menganut kebijakan satu anak, disana aborsi di legalkan58 Pelarangan aborsi, bila ditinjau dari aspek hukum justru tidak bersifat mutlak. Seperti disebutkan diatas bahwa aborsi provokatus dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu : a. Aborsi Buatan Legal, yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan menurut syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang, yang popular juga disebut Aborsi Provokatus Therapeticus, karena alasan yang sangat mendasar untuk melakukannya yaitu untuk menyelamatkan nyawa ibu. Aborsi dengan indikasi medik ini diatur dalam UndangUndang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pasal 75 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, mengatur tentang pengecualian terhadap larangan melakukan aborsi, yang hanya diberikan dalam kondisi tertentu yaitu :: b. Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibunda /janin, yang menderita penyakit genetic berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup diluar kandungan; c. Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psicologis bagi korban perkosaan; Tindakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tersebut diatas, hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang berkempeten dan berwenang;
58
Dikutip dari, Detik Health Rabu, 30 Mei 2012
40
Memperhatikan Pasal 75 ayat (2) tersebut diatas, maka jelas dapat dilihat bahwa pada hakekatnya aborsi dilarang dilakukan oleh siapapun, namun dmikian, untuk keadaankeadaan tertentu aborsi diperbolehkan sebagaimana dijelaskan dalam ayat (2) huruf b, yang menetapkan bahwa korban perkosaan diperbolehkan melalkukan aborsi, akan tetapi tidak serta merta begitu saja aborsi dapat dilakukan karena ada batasannya seperti disebutkan dalam pasal 76 UU No 36 Tahun 2009 Tentang kesehatan
Pasal 76, menyebutkan bahwa : Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 UU 36 Tahun 2009, hanya dapat dilakukan : a. Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. b. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan dan memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh Menteri c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan d. Dengan ijin suami, kecuali korban perkosaan e. Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri. Ketentuan dari pasal 76 ini harus dipatuhi, sebab pengabaian dari pasal tersebut akan memiliki konskwensi hukum bagi siapa yang melakukannya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 194 UU No 36 Tahun 2009.. Pasal 194 menyebutkan bahwa orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah)
41
d. Aborsi Provokatus Criminalis.(aborsi buatan illegal). Yaitu pengguguran kandungan yang tujuannya selain untuk menyelamatkan atau menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten serta tidak memenuhi syarat-syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang. Aborsi golongan ini sering juga disebut dengan abortus provokatus criminalis karena didalamnya mengandung unsur criminal atau kejahatan. Karena merupakan kejahatan terhadap pelakunya akan dijatuhi sanksi pidana. Sanksi pidana yang dapat dijatuhkan terhadap pelaku aborsi provokatus criminalis akan dijelaskan dalam Bab IV Sub 4.2.
2.5 Cara-cara dan Tindakan Praktek Abortus. Indonesia termasuk salah satu Negara yang selalu menentang pelegalan aborsi yang selalu disampaikan dalam beberapa konvensi Badan PBB yang posisinya satu kubu dengan Negara-negara Muslim Dunia, dan sebagian Negara-negara Amerika Latin dan Vatikan. Meskipun masih merupakan kontroversi, penyediaan layanan aborsi yang aman perlu dipertimbangkan karena aborsi aman merupakan hak atas kesehatan reproduksi yang dijamin oleh konvensi internasional yang ditanda tangani oleh Pemerintah Indonesia seperti misalnya undang-undang nomor 7 Tahun 1994 tentang ratifikasi Konvensi Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan. Hak kesehatan reproduksi disini termasuk hak untuk mendapatkan informasi pendidikan tentang kesehatan reproduksi, hak untuk menetapkan pilihan-pilihan dan lain-lain, yang semuanya belum terakomudasi
dalam
perundang-undangan
di
Indonesia.Salah
satu
yang
paling
42
dikawatirkan adalah masih belum jelasnya peraturan di negeri ini yang mengatur tentang praktek aborsi yang tidak aman.59 Berkaitan dengan praktek aborsi yang tidak aman, Pasal 15 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menegaskan bahwa dalam keadaan darurat untuk menyelamatkan ibu hamil atau janinnya dapat dilakukan tindakan medis tertentu, kemudian dalam penjelasan ayat (1) dari pasal 15 tersebut diatas dijelaskan bahwa tindakan dalam bentuk pengguguran kandungan dengan alasan apapun adalah dilarang, namun dalam keadaan darurat untuk menyelamatan nyawa ibu dan janin yang dikandungnya dapat diambil tindakan medis tertentu. Peraturan Pelaksanaan dari undangundang Nomor 23 Tahun 1992 ini sampai saat ini belum terbit ini berarti bahwa aecara tidak langsung aborsi untuk menyelamatkan nyawa seorang ibu dapat dikatakan tidak diperbolehkan, karena yang dimaksud dengan tindakan medis dalam pasal ini menurut hemat penulis jelas bukan aborsi karena tidak ada aborsi yang menyelamatkan nyawa janin. Selanjutnya jika peraturan pelaksanaannya terbit dan memberikan peluang untuk melakukan aborsi berarti peraturan pelaksanaan itu akan bertentangan dengan undangundangnya sendiri, oleh karena itu dapat dimengerti bahwa kenapa sampai saat ini peraturan pelaksanaan dari undang-undang nomor 23 Tahun 1992 belum terbit. Melakukan aborsi pasti merupakan keputusan yang sangat berat dirasakan oleh perempuan yang bersangkutan, tetapi bila aborsi merupakan jalan yang terakhir, yang harus diperhatikan oleh semua pihak adalah persiapan secara pisik dan mental serta ada informasi yang cukup mengenai bagaimana aborsi itu dilakukan agar aborsi dapat berlangsung secara aman. Dalam hal ini aborsi dikatakan aman apabila :
59
Aborsi, diposkan oleh Tecky Afifah, URL :http://tecky-afifsh.blogspot.com/2013/04. diakses tanggal 22 April 2014, jam 22.00 Wita
43
a. Dilakukan oleh pekerja kesehatan (dokter, perawat atau bidan) yang benar-benar terlatih dan berpengalaman melakukan aborsi. b. Pelaksanaannya mempergunakan alat-alat kedokteran yang layak c. Dilakukan dalam kondisi bersih, apapun yang masuk kedalam vagina atau rahim perempuan harus steril atau tidak tercemar kuman dan bakteri. d. dilakukan kurang dari 3 (tiga) bulan (12 minggu) sesudah perempuan terakhir kali mendapat haid.60 Walaupun aborsi dapat dilakukan secara aman, Peraturan Perundang-Undangan Pidana di Indonesia tetap melarang tindakan aborsi kecuali tindakan aborsi provokatus medicimalis/therapeuticus, tetapi dalam kenyataannya dimasyarakat masih banyak terjadi kasus aborsi dan ada juga yang secara terang-terangan melakukan praktek aborsi provokatus criminalis. Sesuai dengan tujuan dari aborsi itu sensiri yaitu ingin mengakhiri kehamilan, maka nasib janin pada aborsi provokatus criminalis sebagian besar meninggal, kalaupun ada yang bisa hidup, itu berarti tindakan aborsi gagal dilakukan dan janin yang dilahirkan kemungkinan besar mengalami cacat fisik. Seperti disebutkan diatas bahwa undang-undang di Indonesia melarang aborsi, tetapi di masyarakat aborsi itu tetap berlangsung, dengan cara-cara yang tidak aman seperti : a.
Aborsi dengan menggunakan jamu-jamuan. Apapun akan dilakukan oleh pelaku (perempuan) untuk terminasi (aborsi) walaupun dampaknya tidak aman misalnya dengan menggunakan jamu-jamuan. Kenapa dikatakan tidak aman karena jamu-jamuan tidak jelas aturan pakainya dan sangat berbahaya bagi kesehatan.Disinilah peran Pemerintah harus dominan didalam mengawasi penggunaan jamu-jamuan karena aborsi tidak aman menurut undang-undang tidak diperbolehkan, saat ini terkesan melakukan aborsi dengan menggunakan jamu-jamuan cukup mudah karena abat tersebut cukup mudah dibeli di toko obat. 60
Ibid.
44
b.
Aborsi dengan menggunakan Obat Anti Prostaglandin. Prostaglandin adalah sejenis bahan kimia yang terjadi secara alami dalam tubuh yang mengatur ketegangan otot, termasuk kontraksi dan relaksasi otot, obat ini biasanya harus dihindari oleh wanita hamil karena bisa memicu kontraksi rahim.Sayangnya obat-obatan yang dilarang dikonsumsi oleh wanita hamil justru dimanfaatkan oleh wanita yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan sebagai alat untuk menggugurkan kandungan. c. Mengkonsumsi Nanas Muda, Pepaya Muda dan Ragi. Meskipun belum ada penelitian secara ilmiah, tetapi buah nanas muda, buah papaya muda dan ragi banyak dijadikan media untuk aborsi tidak aman.Ketiga makanan ini dipercaya dapat merangsang kontraksi sehingga dipercaya dapat menggugurkan kandungan.Memakan nanas muda dicampur dengan lada juga dijadikan praktek aborsi tidak aman. d. Memasukan Batang Pohon kedalam Vagina. Ini termasuk praktek aborsi yang extreme.Batang Pohon yang biasa digunakan adalah batang pohon singkong yang dipercaya dapat menggugurkan kandungan, namun praktek ini sangatlah beresiko, selain menyebabkan infeksi, kerusakan leher rahim, kerusakan organ, juga pendarahan atau kematian. e Loncat-loncat dan minum soda. Loncat-loncat dan minum soda banyak dilakukan oleh perempuan untuk menggugurkan kandungan yang tidak diinginkan. Sebenarnya bukan masalah legal atau tidaknya, yang ditekankan seharusnya Pemerintah menunjuk tempat yang aman dalam hal ini tidak menjadi soal apakah tempat itu milik Pemerintah, Swasta atau LSM yang penting kualitasnya representatif untuk aborsi, sehingga para perempuan atau yang belum tidak melakukan praktek aborsi yang tidak aman.61 Disamping cara aborsi yang aman dan aborsi yang tidak aman tersebut diatas, ada juga beberapa teknik atau cara aborsi yang lain yang sering dipraktekan di masyarakat. Adapun teknik tersebut adalah sebagai berikut : a. Dilatasi dan Kuret (dilatation dan curettage) yaitu lubang leher rahim diperbesar agar rahim dapat dimasuki kuret yaitu sepotong alat yang tajam, kemudian janin yang hidup itu dicabik kecil-kecil, dilepaskan dari dinding rahim dan dibuang keluar. Umumnya terjadi banyak prndarahan pada si perempuan dan lubang rahim itu harus diobati dengan baik agar tidak terjadi infeksi. b. Kuret dengan cara penyedotan (sunction), pada cara ini pada leher rahim juga diperbesar, kemudian sebuah tabung dimasukan kedalam rahim dan dihubungkan dengan alat penyedot yang kuat sehingga bayi dalam rahim tercabik-cabik menjadi kepingan-kepingan kecil lalu disedot masuk kedalam botol. c. Peracunan dengan garam (Salt Poisoned), cara ini dilakukan pada janin yang usianya lebih dari 16 minggu (4 bulan), ketika sudah cukup banyak cairan yang terkumpul disekitar bayi dalam kantung bayi, lalu sejumlah cairan tersebut disedot keluar dan larutan garam yang pekat disuntikan kedalamnya. Bayi yang malang itu menelan garam beracun itu dan ia
61
Merry Wahyuningsih, “Cara-cara Aborsi yang paling Mengerikan”URL :http://health.detik.com/read/2012/30.diaksestanggal 22 April 2014, Jam 22.00 Wita.
45
menendang-nendang seolah-olah dia dibakar hidup-hidup oleh racun tersebut. Dengan cara ini si bayi akan mati dalam kurun waktu 1 jam, kulitnys benar-benar hangus. Dalam waktu 24 jam kemudian si perempuan akan mengalami sakit dan melahirkan seorang bayi yang sudah mati. d. Historotomi atau Bedah Ceesar. Ini dilakukan pada 3 bulan terakhir dari kehamilan. Rahim dimasukan alat bedah melalui dinding perut. Bayi kecil ini dikeluarkan dan dibiarkan saja agar mati atau kadang-kadang langsung dibunuh. e. Pengguguran Kimia (Prostaglandin), pengguguran cara terbaru ini menggunakan bahanbahan kimia yang dikembangkan Upjohn Pharmaceutical Co. Bahan-bahan kimia ini menyebabkan rahim perempuan menjadi mengkerut sehingga bayi yang hidup itu menjadi mati dan terdorong keluar. Kerutan ini sedemikian kuatnya sehingga ada bayi-bayi yang terpental. Sering juga bayi yang keluar itu masih hidup. Efek samping bagi si perempuan adalah ia bisa meninggal karena serangan jantung ketika cairan kimia tersebut disuntikan.62
62
Upjohn Pharmaceutical, loc.cit.