11
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Tutor Dalam Program Pendidikan Kesetaraan 1. Konsep Tutor Menurut (Djudju, 2006: 242) dalam sekripsi (Prita,2010:19) mengatakan bahwa tutor adalah orang yang membelajarkan peserta didik, dan dapat pula disebut pamong belajar, mentor, nara sumber, instruktur, widyaiswara, pelatih, penyuluh, dan sebagainya. Tutor atau pendidik pada umumnya adalah pemegang peran utama dalam program pembelajaran, pendidik diisyaratkan memiliki kemampuannya dalam berbagai situasi pembelajaran. Kepribadian, pengalaman, pengetahuan, gaya, membelajarkan, profesional, kegigihan untuk belajar dan kemauan berubah, percaya diri, keluwesan, dan pribadi yang bertujuan, adalah ciri-ciri khusus yang perlu dimiliki oleh pendidik, karena ciri-ciri tersebut akan berinteraksi dengan unsur-unsur program lainnya. Menurut Muslich Toyib (1980: 248) tutor adalah orang yang berasal dari daerah
setempat,
dimana
pendidikan
luar
sekolah
dilaksanakan/
diselenggarakan atau dari luar desa tersebut mengajar sesuatu pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada peserta didik. Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tutor adalah orang yang mempunyai kemampuan dan pengalaman untuk mengajar.
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
12
Tutor adalah orang yang diberi tugas untuk melakukan kegiatan pembelajaran berkaitan dengan bidang studi tertentu seperti mata pelajaran umum dan agama. Tutor adalah orang yang memiliki kemampuan dan pengalaman untuk mengajar mengenai pengetahuan, keterampilan, sikap dan membimbing peserta didik sesuai dengan keperluan awrga belajar. Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara tutor,
instruktur,
fasilitator
dan sebutan
lain
yang
sesuai
dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Pengertian tutor menurut Swojowasito (1980:248), mengatakan bahwa tutor adalah “guru yang mengajar di rumah”. Dalam kegiatan di sekolah tutor dapat di artikan adalah guru, yaitu orang mengajar suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada murid atau sasaran didiik. Pengertian yang serupa dikemukakan oleh Dirjen PLSPO (1980:310), bahwa “Tutor adalah seseorang yang dipilih atau ditunjuk oleh satgas PLS desa untuk membimbing peserta didik dalam kelompok belajar”. Lebih jauh lagi Santoso S. Hamijoyo (1973:9) mengemukakan “tutor adalah pengajar atau tutor yang akan menjadi pelaksana pendidikan luar sekolah adalah semua peserta didik setempat yang memiliki I’tikad baik, mempunyai pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman yang sesuai dengan materi pendidikan yang diperlukan”.
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
13
Kesimpulan dari definisi diatas bahwa tutor merupakan pendidik, sebagai tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama
bagi
pendidik
pada
perguruan
dan
berpartisipasi
dalam
menyelenggarakan pendidikan. Tutor sebagai penyampai materi pembelajaran dalam pelaksanaan program pendidikan luar sekolah memegang peranan penting, karena tutor sebagai kunci dalam menciptakan kegiatan belajar. Tutor merupakan orang yang memiliki tugas dan fungsi melaksanakan pembelajaran melalui pemberitahuan dan keterampilan terhadap peserta didik agar memiliki perilaku belajar yang diharapkan. 2. Peran Tutor Dalam Pendidikan Kesetaraan Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik maka diperlukan unsur-unsur yang menunjang kelancaran pelaksanaan Program Paket B. Peran tutor dalam kegiatan Program Paket B adalah seperangkat tugas utama yang harus dimiliki seorang tutor untuk dilaksanakan. Selain itu juga peran tutor telah dikemukakan dalam buku modul pelatihan Tutor Kejar Paket B (1994 : 3) : a) Mengidentifikasi kegiatan belajar b) Memotivasi peserta didik c) Menyusun program belajar dan jadwal belajar d) Menyiapkan bahan belajar Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
14
e) Melaksanakan proses pembelajaran f) Melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik g) Mencatat dan melaporkan proses belajar peserta didik kepada pelaksana h) Mengeluarkan/memberi surat keterangan lulus mata pelajaran
Menurut Gagne dalam Muhibbinsyah (1995: 252) mengemukakan pelaksanaan tugas tutor dalam pembelajaran meliputi: a. Tutor sebagai manager of instruction (pengelola pengajaran). Fungsi ini menghendaki kemampuan tutor dalam mengelola seluruh tahapan proses pembelajaran,
diantara
kegiatan-kegiatan
pengelolaan
proses
pembelajaran, yang terpenting ialah menciptakan kondisi dan situasi yang sebaik-baiknya yang diwujudkan dalam proses berkomunikasi antara tutor dan peserta didik. b. Tutor sebagai desainer of instruction (perancang pengajaran). Fungsi ini menghendaki tutor untuk senantiasa dan setiap merancang kegiatan belajar mengajar yang berhasil guna dan berdayaguna. Setiap tutor memerlukan pengetahuan yang memadai mengenai prinsip-prinsip
belajar sebagai
dasar dalam menyusun rancangan kegiatan belajar mengajar. c. Tutor sebagai evaluator of student learning (penilai prestasi belajar peserta didik). Fungsi ini menghendaki tutor untuk senantiasa mengikuti perkembangan taraf kemajuan prestasi belajar atau akademik. Peserta belajar dalam setiap kurun waktu pembelajaran idealnya evaluasi Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
15
berlangsung sepanjang waktu dan fase kegiatan belajar selanjutnya agar terjadi perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar. 1. Fungsi Tutor Menurut Damodihardjo (1999: 38-39) mengemukakan tentang fungsi dari tutor adalah sebagai berikut: a. Sebagai motivator, tutor perlu membangkitkan semangat peserta didik agar tidak cukup hanya belajar di kelas saja, tetapi perlu mengulanginya lagi di rumah atau mencari sumber lain. b. Sebagai fasilitator, tutor harus ahli dan menguasai secara utuh bidang studi yang diajarkannya, karena tutor perlu memberikan contoh mengenai banyak cara mengatasi bagi peserta didik yang mengalami kesulitan. c. Sebagai evaluator, tutor mempunyai otoritas untuk menilai prestasi peserta didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku. d. Sebagai pembimbing, tutor perlu memberikan perhatian kepada peserta didik yang mendapatkan akademis maupun tingkah laku. e. Pengelola proses belajar mengajar, tutor mengerahkan semua sumber, mendayagunakan semua potensi serta fasilitas yang berhubungan dengan proses belajar mengajar di kelas. f. Sebagai agen pembaharu, tutor dituntut untuk aktif berinisiatif serta kreatif untuk dapat membuat pembaharuan-pembaharuan pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk itu tutor tidak boleh lepas dari informasi yang berhubungan dengan mata pelajaran menjadi biang ajarannya. Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
16
Dengan demikian peran tutor itu sangat menentukan terhadap keberhasilan program belajar, dan tutor mempunyai tugas dari kegiatan sampai berakhirnya program Paket B yang dilaksanakan secara teratur, terarah dan sistematis. Dengan demikian peran tutor sangat penting, karena tutor adalah seseorang yang paling dominan dalam melaksanakan proses belajar untuk mencapai suatu tujuan, karena tutor yang terlibat langsung dalam pembinaan dan pembelajaran peserta didik. 3. Peran Tutor Dalam Memotivasi Peserta Didik Menurut Hamzah B. Uno (2006: 34) adapun peran tutor yang harus dilakukan tutor adalah sebagi berikut : a) Luangkan waktu. Luangkan waktu untuk berbicara dengan peserta didik dan jelaskan kepada mereka mengapa aktipitas belajar itu penting. b) Berikan contoh yang positif. Untuk menggiatkan belajar peserta didik, tutor tidak cukup dengan memberikan tugas saja, melainkan harus diberikan pengawasan dan pembimbingan selama peserta didik mngerjakan tugas dikelas. Karena kebanyakan kebiasaan tutor atau guru setelah memberikan tugas suka meninggalkan kelas. c) Pemusatan perhatian peserta didik pada topic. Pada permulaan pelajaran tutor perlu memusatkan perhatian peserta didik pada topic yang akan dipelajari. Ada tiga cara yang dapat dilakukan tutor, pertama, sebelum topic diperkenalkan, tutor dapat melakukan tes awal untuk menyadarkan peserta didik tentang apa yang belim mereka Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
17
ketahui tentang suatu topic. Kedua, tutor dapat juga menarik perhatian peserta didik dalam rangka memperkenalkan topic pelajaran dengan bercerita pendek atau melalui berita dari surat kabar yang sedang hangat dibicarakan brkaitan dengan topic. Ketiga, mengemukakan alasan-alasan pentingnya topic itu dipelajari oleh peserta didik. d) Mempejelas tujuan belajar yng hendak dicapai. Seseorang akan berbuat lebih baik dan berhasil apabila dia memahami apa yang dikerjakannya dan yang dicapai dengan perbuatanya itu. Makin jelas tujuan yang akan dicapai, makin terarah upaya untuk mencapainya. e) Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Dengan lingkingan belajar yang kondusif peserta didik akan lebih focus untuk mengikuti kegiatan belajarnya. f) Menggunakan metode belajar yang menarik. Sesuatu yang menarik atau unik akan lebih dikenal oleh peserta didik dan lebih mudah diserap. g) Pernyataan penghargaan. Pernyataan terhadap prilaku yang baik atau hasil belajar peserta didik merupakan cara yang paling mudah untuk meningkatkan motivasi belajarnya. h) Memberikan penghargaan. Sebagai bentuk apresiasi dari hasil belajar yang baik seperti medali, piala dan lain-lain. i) Memberikan sesuatu yang baru atau kejutan. Sewaktu-waktu tutor hendaknya melakukan hal-hal yang tidak diperlihatkan oleh peserta didik sebelumnya. Dalam hal ini, sebenarnya guru memanfaatkan Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
18
dorongan ingin tahu peserta didik. Tutor melakukan cara mengajar yang baru atau mengevaluasi yang baru. j) Menumbuhkan selera untuk beajar. Pada permulaan belajar, tutor hendaknya menumbuhkan atau menimbulkan kesan prasaan sukses dalam diri peserta didik. Oleh karena itu, mulailah pelajaran dengan hal-hal atau tugas-tugas yang mudah. Berusahalah untuk meyakinkan peserta didik bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan untuk memperoleh penghargaan.
B. Konsep Motivasi 1. Pengertian Motivasi Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktifitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah motivasi. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Seperti diungkapkan oleh Hamzah B. Uno (2006: 1), motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat kepada mau melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
19
yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Atau dengan kata lain, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota masyarakat. Motivasi dapat juga diartikan sebagai proses untuk mencoba mempengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang diinginkannya sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkan lebih dahulu. Tingkah laku atau kegiatan individu bukanlah suatu kegiatan yang terjadi begitu saja, melainkan ada faktor yang mendorongnya dan selalu ada yang ditujunya. Faktor pendorong itu adalah motif, yang tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan eksistensinya. Misalnya motif apa yang mendorong seseorang untuk makan, bekerja, belajar dan sebagainya. Dengan kata lain motif dapat diartikan sebagai dorongan atau kehendak yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang itu berbuat, bertindak atau bertingkah laku. Pengertian motif ini diperjelas oleh pendapat Sardiman A. M (2004: 71) yang mengemukakan sebagai berikut: Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melekukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
20
aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak. Lebih lanjut, Mc. Donald dalam Sardiman A. M (2004: 71) mengemukakan pengertian motivasi sebagai berikut: Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pengertian ini mengandung tiga elemen penting yaitu: (1)bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap individu manusia, (2)motivasi ditandai dengan munculnya rasa/felling dan afeksi seseorang, (3)motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa motivasi ialah sebagai sesuatu yang kompleks dan akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia yang berhubungan dengan masalah kejiwaan, perasaan dan emosi untuk bertindak dan melakukan sesuatu yang didorong oleh adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan.
2.
Jenis Motivasi Menurut Sardiman A. M (2004: 87), motivasi dapat digolongkan kedalam
dua jenis, yaitu: a) Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang maksudnya bahwa motivasi atau dorongan itu datang dari dalam diri orang
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
21
tersebut, tanpa paksaan dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. b) Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul disebabkan oleh factorfaktor yang datang dari luar diri seseorang. Motivasi ekstrinsik ini, apabila seseorang melakukan aktivitas tidak atas dasar nilai-nilai yang berkembang dalam objek yang menjadi sasaran atau tendensi tertentu. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Dilihat dari segi sifatnya, motivasi mencakup motivasi yang memberikan harapan, menyadarkan dan upaya paksaan. Adapun menurut Djudju Sudjana (2004 : 151), motivasi tersebut sebagai berikut: Motivasi yang sifatnnya memberi harapan yaitu motivasi yang mendorong atau merangsang harapan (expectation), kebutuhan dan keinginan seseorang atau kelompok untuk melakukan sesuatu. Jenis motivasi ini sering dilakukan dalam bentuk pemberian rangsangan (incentive) dan pemberian penghargaan seperti pujian, hadiah dan peningkatan karir. Motivasi yang bersifat menyadarkan yaitu penggerakan yang bersifat ajakan (persuation) sehingga seseorang atau kelompok melakukan kegiatan yang harus dikerjakan. Sedangkan motivasi yang bersifat paksaan yaitu upaya penggrakan dan sifaf, fisik, social dan
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
22
psikologtnya member sanksi kepada sasaran yang dimotivasi seperti sanksi administratif, fisik, social dan psikologis.
Penggerakan
yang
bersifat
ajakan
(persuation),
dalam
pelaksanaannya terdiri atas beberapa tahapan kegiatan (Djudju Sudjana 2004 : 151) yaitu: a) Menarik perhatian, dalam tahapan ini pihak yang memotivasi (motivation) harus mampu menumbuhkan perhatian seseorang atau kelompok yang dimotivasi terhadap tugas atau kegiatan yang harus dilakukan. b) Menggugah hati, dalam kegiatan ini motivator dapat menumbuhkan rasa kebermaknaan pada sasaran yang dimotivasi terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam tugas atau kegiatan yang akan dilakukan. c) Membangkitkan
keinginan,
motivator
dapat
membangkitkan
keinginan, semangat dan dorongan pada sasaran yang dimotivasi untuk mengerjakan atau melakukan tugas atau kegiatan dengan cara-cara yang baru atau dikehendaki. d) Meyakinkan, motivator harus mampu menhilangkan perasaan raguragu pada diri sasaran yang dimotivasi sehingga ia atau mereka meyakini dengan sungguh-sungguh tentang kebaikan dan kemanfaatan melakukan sesuatu tugas atau kegiatan yang akan dilakukan. e) Menggerakan kegiatan, pada tahapan ini motivator harus dapat mengupayakan sehingga ajakan, anjuran, dorongan yang dismpaikan Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
23
kepada sasaran yang dimotivasi dilaksanakandengan nyata, sungguhsungguh dan berkesinambungan.
3.
Fungsi Motivasi Setiap manusia dalam hidupnya selalu berusaha dengan sebaik-baiknya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar dapat bertahan terus menikmati hidup dengan selayaknya pada ukuran umunya. Dimana motivasi berfungsi sebagai pendorong bagi seseorang untuk bertindak atau beraktifitas guna mencapai suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Sardiman A. M (2004 : 83) mengemukakan bahwa ada tiga fungsi motivasi yaitu: a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuannya. c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
24
4.
Tujuan Motivasi
a. Tujuan motivasi mencakup tujuan umum. Tujuan umum berkaitan dengan upaya untuk mendorong dan memnggerakan pihak yang akan dimotivasi sehingga mereka mau melakukan tugas dan kegiatan yang diberikan kepadanya dalam upaya mencapai tujuan keberlanjutan belajar. b. Tujuan khusus motivasi yaitu : a) Tumbuhnya dorongan dalam diri seseorang atau kelompok untuk melakukan tugas atau kegiatan dalam upaya
mencapai tujuan
keberlanjutan belajar. b) Bangkitnya kemauan, keinginan dan harapan pada diri pihak yang dimotivasi sehingga dapat melakukan kegiatan yang dikehendaki oleh motivator. 5.
Unsur-Unsur Penggerak Motivasi Unsur-unsur motivasi adalah bagian-bagian motivasi yang mempengaruhi
motivasi individu sehingga dapat menimbulkan pengaruh terhadap perilaku individu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Unsur-unsur motivasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Prestasi/Achievment Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi sebagai suatu kebutuhan dapat mendorong mencapai tujuannya. b. Penghargaan/Recording Penghargaan, pengakuan atas suatu prestasi yang telah dicapai oleh seseorang merupakan motivator yang kuat. Pengakuan atas suatu prestasi akan Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
25
memberikan suatu kepuasan batin yang lebih tinggi dari pada penghargaan dalam bentuk materi/hadiah. c. Tantangan/Challange Adanya tantangan yang dihadapi merupakan motivator yang kuat bagi manusia untuk mengatasinya. Suatu sasaran yang tidak menantang akan dapat dengan mudah dicapai dan biasanya tidak mampu untuk menjadi motivator bahkan cenderung menjadi kegiatan rutin. Tantangan demi tantangan biasanya menumbuhkan kegairahan untuk mengatasinya. d. Tanggung Jawab/Responsibility Adanya rasa ikut memiliki akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung jawab. e. Pengembangan/Development Pengembangan kemampuan seseorang baik dari pengalaman atau kesenpatan maju, dapat menjadi motivasi kuat dalam belajar. f. Keterlibatan/Involvment Rasa terlibat akan menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab, rasa dihargai dan perasaan ini dapat menjadi penggerak atau motivasi dalam belajar. g. Kesempatan/Opportunity Kesempatan untuk maju dan berprestasi untuk memperbaiki keadaan akan menjadi motivator yang kuat bagi diri setiap individu. Dengan
unsur-unsur
penggerak
motivasi
tersebut,
maka
akan
menimbulkan motivasi pada diri seseorang terutama pada diri peserta didik paket
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
26
B dalam kegiatan belajar mereka serta menjadi dasar dalam menumbuhkan motivasi untuk melanjutkan belajar. C. Konsep Pendidikan Berkelanjutan Pendidikan berkelanjutan (Continuing education) didefinisikan oleh The Accredating Comission of the Continuing Education dalam Elih Sudiapermana sebagai berikut: Pendidkan berkelanjutan sebagai pengembangan lebih lanjut dari kemampuan manusia setelah masuk kedalam pekerjaan atau kegiatan sukarela, ini mencakup pelayanan, dan memperbaharui pendidikan. Pendidikan berkelanjutan terutama berkaitan luas dengan pribadi dan professional pembangunan. Ini mencakup pelatihan keterampilan dan peningkatan kemampuan untuk mengelola pribadi. Melanjutkan pendidikan termasuk penelitian yang dibuat perlu oleh kemajuan dalam pengetahuan.(APSS, 1979: 68-69).
Berdasarkan
definisi
diatas
dapat
dikemukakan
bahwa
pendidikan
berkelanjutan merupakan kesempatan belajaar bagi orang dewasa untuk meningkatkan kemampuan setelah mereka melakukan suatu pekerjaan atau suatu kegiatan sukarela di masyarakat. Pasal 18 UU RI tahun 2003, menyebutkan bahwa: (1) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar (2) Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan (3) Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
27
(4) Ketentuan mengenai pendidikan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Dalam penjelasan atas pasal 18 ayat (3) diatas dikemukakan bahwa: “Pendidikan yang sederajat dengan SMA/MA adalah program seperti Paket C pada jalur pendidikan nonformal.
Pendidikan berkelanjutan adalah perluasan atau merupakan kelanjutan dari pendidikan dasar untuk dapat mengembangkan Sumber Daya Manusia. Pendidikan berkelanjutan merupakan sebuah kesempatan untuk menjanjikan belajar sepanjang masa yang dapat memberikan kekuatan motivasi bagi peserta didik agar ia dapat melakukan kegiatan belajar berdasarkan dorongan yang yang diarahkan oleh dirinya sendisi (self-directed learning) dengan cara berpikir dan berbuat di dalam dan terhadap dunia kehidupan nya. Dengan demikian dorongan yang timbul darti diri seseorang untuk melakukan kegiatan belajar secara berkelanjutan selama hidupnya merupakan esensi pendidikan sepanjang hayat. Proses belajar dalam lingkup pendidikan berkelanjutan, melalui programprogram pendidikan nonformal, dapat ditempuh melalui berbagai cara. Misalnya seseorang yang ingin mempelajari teknik-teknik kerajinan tangan, memasarkan hasil produksinya dan memngelola unit usha maka ia dapat menempuh langkahlangkah : (1) menyaksikan atau mengamati orang lain yang melakuan kegiatan tertantu yang diinginkan, (2) Membantu orang lain yang membuat barang atau melakukan usaha, (3) ikut serta orang lain yang melakukan kegiatan, dan mengerjakan sendiri pekerjaan/kegiatan tertentu.melalui bebrapa langkah tersebut Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
28
maka tahap demi tahap ia dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan atau aspirasinya untuk mencapai kepuasa peningkatan diri. Dengan adanya pendidikan berkelanjutan, mendorong masyarakat untuk gemar belajar. Dengan demikian masyarakat akan tumbuh menjadi masyarakat yang terdidik (educated society). Namun makna dari pendidikan jangan sampai disalah artikan hanya sebatas proses kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikanformal. Dalam makna yang luas, pendidikan diartikan sebagai komuniakasi yang terorganisasi dan berkelanjutan serta sengaja disusun dengan maksud menumbuhkan kegiatan belajar untuk meningkatkan kemajuan dan taraf hidup. Pendidikan dalam makna ini terjadi dalam berbagai lingkukngan kehidupan seperti dalm keluarga, lingkungan kerja, masyarakat, dan sekolah. Claslee (1931) mengemukakan bahwa apabila semua kegiatan kehidupan di masyakat menjadi wahana pendidikan bgi detiap warganya maka akan terwujud dengan segera suatu kehidupan yang sangat cepat kearah yang lebih baik di dalam masyarakat dan kehidupan bangsa. Adapun jenis-jenis program pendidikan berkelanjutan diantaranya: 1) Program
Pasca
Keaksaraan :
bertujuan
untuk
memelihara
dan
meningkatkan keaksaraan dasar dan keterampilan pemecah masalah, memberikan seseorang keterampilan kerja dasar yang memadai agar mereka dapat berfunsi secara efektif dalam masyarakatnya. 2) Program Pendidikan Kesetaraan : dirancang sebagai alternative program pendidikan yang setara dengan pendidikan sekolah yang ada baik umum maupun kejuruan. Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
29
3) Program Peningkatan Pendaptan : membantu peserta meningkatkan keterampilan
kejuruan
tertentu
sehingga
memungkinkan
mereka
melakukan kegiatan yang meningkatkan pendapatan mereaka. Program ini disjikan dalam berbagai kontyeks dan ditujukan kepada mereka yang berada dibwah garis kemiskimiskinan. 4) Program Peningkatan Mutu Hidup : memberikan kemampuan kepada peserta dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar agar merweka dapat
meningkatkan mutu hidupnya baik sebagai indipidu maupun
sebagai anggota masyarakat. 5) Program Pengembangan Minat Individu : member kesempatan kepada perorangan untuk belajar mengenai minat yang dipilihnya baik dalam bidang social, budaya,dan seni. 6) Program yang Berorientasi Masa Depan : memberikan pemahaman dan pengetahuan baru kepada masyarakat agar merka mampu beradaptasi dengan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan pendidikan berkelanjutan diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
30
D. Pendidikan Kesetaraan Sebagai Program PLS 1. Pengertian Pendidikan Kesetaraan Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
kesetaran
adalah
program
pendidikan
nonformal
yang
menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA yang mencakup program paket A, paket B, dan paket C. Pendidikan kesetaraan adalah jalur pendidikan nonformal dengan standar kompetensi lulusan yang sama dengan sekolah formal, tetapi konten, konteks, metodelogi dan pendekatan lebih memberikan konsep-konsep terapan, tematik, induktif, yang terkait dengan permasalahan lingkungan dan melatihkan kecakapan hidup berorientasi kerja atau berusaha mandiri. Dalam standar kompetensi lulusan ada kekhasan khusus yang meliputi: (1) pemilikan keterampilan dasar untuk keterampilan sehari-hari (paket A); (2) pemilikan keterampilan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja (paket B); dan (3) pemilikan keterampilan untuk berwira usaha (paket C). perbedaan itu disebabkan oleh kekhasan karakteristik peserta didik yang karena berbagai hal tidak biasa mengikuti jalur formal. Mengacu pada Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional, Pasal 26, Ayat (6) bahwa hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Istilah setara adalah sepadan dengan civil effect, ukuran, pengaruh, fungsi dan kedudukan.
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
31
2. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Kesetaraan Pendidikan kesetaraan berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan akademik dan keterampilan fungsional serta pembangunan sikap dan kepribadinan propesional. Sedangkan tujuan pendidikan kesetaraan adalah: a) Menjamin pendidikan dasar yang bermutu bagi anak kurang beruntung (putus sekolah, tidak pernah sekolah) khusus perempuan minoritas etnik, dan anak yang bermukim di desa yang terbelakang, miskin, terpencil atau sulit dicapai karena letak geografis dan atau keterbatasan transportasi. b) Menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua manusia muda dan orang dewasa melaui akses yang adil pada program-program belajar dan kecakapan hidup. c) Menghapus ketidakadilan gender dalam pendidikan dasar dan menengah. d) Melayani peserta didik yang memerlukan pendidikan akademik dan kecakapan hidup secara fleksibel untuk mengaktualisasi diri sekaligus meningkatkan mutu kehidupannya.
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
32
3. Prinsip pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan Kurikulum tingkat satuan pendidikan kesetaraan dikembangkan berdasarkan prisip-prinsip sebagai berikut: a) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. b) Beragam dan terpadu c) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. d) Menyeluruh dan berkesinambungan. e) Belajar sepanjang hayat. f) Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah. g) Partisipatif.
4. Peserta didik pendidikan kesetaraan Pendidikan kesetaraan ditujukan pada peserta didik yang berasal dari masyarakat yang kurang beruntung, tidak pernah sekolah, putus sekolah/drop out, dan putus jenjang, serta warga masyarakat lain yang memerlukan layanan khusus. Sasaran peserta didik kesetaraan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a) Masyarakat yang mempunyai kesulitan social ekonomi seperti petani, nelayan, anak jalanan, dan sejenisnya. b) Mereka
yang
berada
di
pondok
pesantren
yang
belum
menyelenggarakan pendidikan. Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
33
c) Etnik minoritas, terisolasi karena alasan geografis. d) Kelompok masyarakat yang membentuk komunitas belajar sendiri. e) Kelompok masyarakat yang menentukan pendidikan kesetaraan atas pilihan sendiri. f) Mereka yang putus sekolah dan putus jenjang. g) Yang belum sekolah dengan usia diatas usia sekolah. h) Anak – anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang jauh dari sekolah Indonesia. i) TKI yang berada di luar negeri tetapi belum menamatkan pendidikan dasar. E. Paket B sebagai program pendidikan luar sekolah Upaya pemerataan kesempatan belajar dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, terdapat secara jelas dalam UndangUndang Republic Indonesia No. 2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional. Secara khusus terdapat pada pasal 9 dan 10 yang menjelaskan bahwa satuan dan jalur pendidikan meliputi pendidikan sekolah dan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan jalur pendidikan persekolahan, dalam artian bahwa pendidikan luar sekolah memiliki sifat-sifat lebih luwes dibandingkan dengan pendidikan persekolahan. Kedua jalur tersebut dengan cara dan sifat masing-masing berusaha untuk
memberikan
pelayanan
pendidikan
yang
seluas-luasnya
bagi
masyarakat. Kerja keras telah dilaksanakan dan hasilnya telah dirasakan, namun kenyatan dewasa ini menunjukan fenomena-fenomena sebagai berikut: Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
34
1) Masih banyak warga masyarakat yang memerlukan pembelajaran lanjutan untuk memenuhi bunyi Undang–Undang RI No. 2 tahun 1989, tentang pendidikan dasar 9 tahun (SD-SMP), seperti tamatan program paket B dan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah yang karena berbagai alasan tidak berkesempatan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan (sekolah) yang lebih tinggi. 2) Masih banyak warga masyarakat yang karena berbagai alasan, tidak berkesempatan untuk menyelesaikan
pendidikannya di
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. 3) Angkatan kerja yang telah bekerja ternyata sebagian besar (lebih dari 70%) hanya berpendidikan sekolah dasar atau sederajat. 4) Masih banyak angkatan kerja yang belum tertampung dalam pasar kerja dan masih dirasa perlu peningkatan pengetahuan dan keterampilan mereka, melalui upaya memasyarakatkan pendidikan keterampilan untuk memperoleh mata pencaharian yang tetap dan layak. 1. Pengertian program paket B Program paket B adalah suatu kegiatan membelajarkan dengan sasaran warga masyarakat melalui proses belajar mengajar dengan menggunakan buku paket B sebagai sarana belajar utama yang isinya terdiri dari pendidikan yang setara dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Jangkauan untuk memperluan kesempatan belajar dan meningkatkan kualitas pendidikan merupakan prioritas utama dalam mengisi pembangunan Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
35
nasional bagi bangsa Indonesia, khususnya pembangunan bidang pendidikan dasar 9 tahun, dimana telah dilaksanakan oleh pemerintah baik melalui jalur pedidikan persekolahan, maupun melalui jalur pendidikan luar sekolah. Upaya tersebut dipertegas melalui Undang – Undang No. 2 tahun 1989, tentang system pendidikan nasional pasal 6 yang berbunyi : “setiap warga negara berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang sekurangkurangnya setara dengan pengetahuan dan keterampilan tamatan pendidikan dasar”. Adapun yang dimaksud dengan pendidikan dasar menurut penjelasan UU SPN tahun 1989 pasal 13 merupakan pendidikan yang lamanya 9 tahun, diselenggarakan selama 6 tahun di Sekolah Dasar, dan 3 tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau satuan pendidikan sederajat, salah satunya kegiatan program paket A dan paket B. Dalam keputusan menteri pendidikan dan kebudayan Republic Indonesia No. 0131/U/1994 tentang pedoman program paket A dan paket B yang menyatakan bahwa paket B adalah program Pendidikan Luar Sekolah yang diselenggarakan dalam kelompok belajar atau kursus yang diberikan pendidikan setara dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Adapun program paket B menurut Anwar Iskandar (1991:6) adalah sebagai berikut: Program paket B adalah suatu kegiatan membelajarkan dengan sasaran warga masyarakat melalui proses belajar mengajar dengan menggunakan Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
36
buku paket B sebagai sarana belajar utama yang isinya terdiri dari pendidikan
dasar
umum
dan
pendidikan
keterampilan
untuk
mengusahakan mata pencaharian yang setara dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Pengertian paket B pada dasarnya merupakan Pendidikan Luar Sekolah yang berjenjang dan berkesinambungan untuk membelajarkan warga masyarakat dengan menggunakan buku modul paket B sebagai sarana belajar utama yang isinya terdiri dari pendidikan dasar umum dan pendidikan keterampilan, serta diharapkan peserta didik bermata pencaharian tetap dan memberi peluang untuk melanjutkan program belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Program paket B tidak hanya difokuskan pada materi pelajaran saja, tetapi ada kaitannya dengan keterampilan untuk mengusahakan mata pencaharian yang menjadi sumber nafkah untuk hidupnya, sehingga tidak akan ada lagi warga masyarakat yang pendidikannya tamatan sekolah dasar dan tidak mempunyai penghasilan yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidup, terutama yang menyangkut kebutuhan dasar.
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu