BAB II TINJAUAN TEORI
II.1. Busana II.1.1 Definisi Busana Busana berasal dari bahasa sangsakerta yaitu “bbusana”. Dalam bahasa Indonesia busana berarti padanan pakaian. Perbedaan busana dan pakaian, Busana adalah kesatuan dari keseluruhan yang dipakai mulai dari busana pokok, pelengkap sampai tatariasnya dimulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sedangkan pakaian merupakan bagaian dari busana yang tergolong busana pokok. Busana pokok contohnya pakaian, baju, rok, celana, dsb. Busana pelengkap terbagi jadi 2 yaitu millineries dan aksesoris milleneris adalah pelengkap busana untuk melengkapi busana pokok contohnya sepatu , tas, topi, kaca mata, dsb. Sedangkan aksesoris adalah pelengkap busana untuk menambah keindahan si pemakai misalnya cincin, kalung, liontin, dan bros. II.1.2 Sejarah Busana “Segala sesuatu yang dilakukan oleh masyarakat primitif belum dapat dikatakan berbusana, karena seni berbusana baru muncul setelah masyarakat mengenakan penutup tubuh dari kulit binatang, kulit kayu, atau bahan – bahan tenunan”. (Roosmy M. Sood dalam Dra.Arifah A. Rianto, M.Pd 2003: 44).
www.stisitelkom.ac.id 5
Sejarah busana bermula dari zaman prasejarah ketika kulit binatang digunakan untuk menutupi tubuhnya dan melindungi badannya dari pengaruh alam sekitar. Selain dari dari kulit binatang manusia juga memanfaatkan kulit kayu yang direndam dan dipukul-pukul lalu dikeringkan untuk akhirnya dipakai atau menggunakan daun-daun kering dan rerumputan untuk menutupi tubuh. II.1. 3 Nilai Fungsi Busana Pada Masa Kini Seperti yang diketahui awalnya busana ada karena kebutuhan manusia untuk melindungi tubuh tapi semakin berkembangnya zaman fungsi busana tidak lagi sebagai penutup atau pelindung tubuh tapi juga memberikan nilai estetis bagi seseorang yang memakai busana tersebut, bisa menutupi aurat bagi kaum muslim, menutupi cacat atau kekurangan dari tubuh, menunjukan identitas seseorang, menampakkan status sosial ekonomi seseorang, cerminan life style (gaya hidup) seseorang.
II.2. Brokat (Lace) II.2.1 Pengertian Brokat “Brokat adalah istilah yang umum dipakai di Indonesia untuk bahan renda atau lace” (Kamus Mode Indonesia 2011). Pengertian brokat sama dengan pengertian dari lace yaitu kain kerawang, bermotif dengan lubang-lubang terbuka di permukaanya, yang dibuat oleh mesin atau tangan dengan perulangan, mengepang, menjalin, merajut, atau memutar benang untuk membuat sebuah pola. Brokat biasanya kaya akan dekorasi motif timbul seperti bunga- bunga.
www.stisitelkom.ac.id 6
II.2.2 Sejarah Brokat Awal mula munculnya brokat diawali dengan teknik pembuatan lace yang bermula pada zaman dahulu ketika orang primitif masi membuat jaringan untuk menjaring ikan. Hingga pada akhirnya bisa menjadi kain brokat tentunya melalui proses yang sangat panjang. Pada awal 4000 B.C bangsa Sumeria sudah menggunakan brokat pada busananya tetapi masi dalam bentuk yang sederhana. Brokat merupakan perkembangan dari cara pembuatan lace tetapi dibuat dengan menggunakan mesin, biasanya menggunakan mesin rashel cara kerjanya hampir sama dengan teknik merajut. Ada pula sumber lain yang menyatakan bahwa brokat terbuat dari mesin draw loom dengan cara ditenun diatas alat tenun dengan menggunakan teknik khusus, hiasan brokat dihasilkan oleh jalan dari benang weft (pakan) tambahan yang tidak struktural, dan weft standar yang mengikat benang-benang warp (lungsi) sehingga memberi efek timbul yang mirip bordir. Proses dari menenun adalah
menyilangkan benang atau menganyam
benang antara benang lungsi dan benang pakan secara teratur, tapi ketika kita membuat desain brokat (menggunakan kain emas, perak, atau katun) diselipkanlah benang- benang tambahan tersebut dengan meloncati jalannya benang pakan yang biasanya diatas beberapa lembar benang lungsi, tergantung dengan pola yang diinginkan. Dengan adanya benang tambahan ini terjadilah
www.stisitelkom.ac.id 7
penebalan pada tenunan yang membentuk gambar. Sehingga menimbulkan efek kaku pada kainnya. Bisa menjadi brokat seperti saat ini berawal dari proses yang panjang berawal dari perkembangan lace makin berkembang sekitar awal abad 16 yang banyak diminati, akan tetapi karena proses pembuatan lace ini masi dengan tangan yang menyebabkan harga dari lace ini sangat mahal. Lace digunakan sebagai bahan penghias seperti renda hanya jadi sisipan untuk perabotan rumah seperti sisian untuk taplak meja, selain itu bisa juga menjadi bagian dari salah satu busana misalnya bagian kerah, ruff (kerah berdiri yang sering dipakai oleh ratu Elizabeth), hiasan kepala dan manset, lace ini sering dikenal dengan reticella lace. Penggunaan lace juga dibatasi hanya untuk para rohaniwan dan anggota kerajaan saja. Pada akhir abad 16 terjadi perubahan terhadap motif yang biasa digunakan pada lace yang biasanya berupa motif-motif geometri yang kaku berubah menjadi desain yang lebih bebas yang beralur seperti rambatan atau bunga- bunga, sehingga lebih banyak digemari dan diminati oleh banyak orang. Hal tersebut awal mula orang terpikirkan untuk membuat mesin atau alat yang bisa memudahkan saat mebuat lace atau membuat kain yang hampir mirip dengan lace, ini di dukung dengan adanya revolusi industri pada saat itu di Eropa yang menyebabkan mulai banyak munculnya industri – industri pembuatan lace di negara – negara Eropa. Beberapa di negara- negara Eropa menjadi industri lace yang paling maju salah satunya adalah di Venesia, pada abad ke 17 Venesia menjadi salah satu pusat renda terbesar pertama. Dengan desain dari motif lacenya yang bebas
www.stisitelkom.ac.id 8
mengalir berdasarkan desain bunga yang halus merambat menjadi desain yang sangat populer pada masa itu. Seiring dengan perkembangan zaman pada masa revolusi industri, banyak penemuan mesin - mesin yang diciptakan misalnya saja pada tahun 1802, Robert Brown mempatenkan mesin pembuatan jaring lalu 2 tahun kemudian Edward Whittaker memperkenalkan mesin yang bisa membuat kain hampir mirip dengan lace. Lalu pada tahun 1808 dikembangkan lagi oleh John Heathcote degan teknik mesin yang hampir sama dan dengan perkembangan dari bobbin lace.Bobbin lace atau renda gelondong adalah teknik pembuatan lace yang masi sederhana yang dibuat dengan menggunakan banyak benang, benang – benang tersebut digabungkan pada gelondong atau semacam kumparan yang biasanya dikerjakan diatas sebuah bantalan. Dengan di temukan mesin yang bisa menyamai bentuk kain dari lace tersebut bisa menurunkan biaya produksi dan evesiensi waktu juga bisa memproduksi lebih banyak dan menutupi setiap permintaan masyarakat akan lace. II.2.3 Perkembangan Bahan Brokat Pada Masa Kini Pada zaman sekarang ini brokat yang ada dipasaran adalah hasil pengembangan dari mesin – mesin yang ingin menyerupai bentuk lace yang masih dibuat dengan tangan (handmade) akan tetapi masyarakat di Indonesia mengenal lace sebagai renda, sedangkan bila melihat kain yang kerawang dan terdapat motif timbul dengan berbagai aksen motif bunga lebih dikenal dengan kain brokat.. Jenis-jenis brokat yang ada di pasaran semakin bervariasi jenisnya misalnya motif brokat dengan selipan benang emas atau perak diatas kain tule
www.stisitelkom.ac.id 9
jadi menggunakan dua warna, motif brokat menggunakan benang yang sama dengan kain tulenya, kain brokat dengan motif brokat yang sudah di payet, dibordir, dan disulam menggunakan sulam pita. Kebanyakan brokat hanya menggunakan 2 warna dalam setiap motifnya.
Gambar 2. 1 brokat yang ada dipasaran Sumber: Dokumentasi pribadi
Kain brokat ini biasanya lebih banyak digunakan sebagai bahan utama pembuatan kebaya dan biasanya pinggiran atau motif bunganya menjadi aplikasi untuk busana pesta, kebaya dan gaun pernikahan. Berikut contoh-contoh gambar kebaya yang diaplikasi brokat
www.stisitelkom.ac.id 10
Gambar 2. 2 kebaya aplikasi brokat Sumber: google
II.2.4 Limbah Brokat Limbah brokat adalah potongan- potongan dari bahan brokat yang sudah tidak bisa dipakai karena biasanya motif dari brokat tersebut terlalu kecil atau monoton dan tidak bisa dipakai untuk aplikasi pada busana. Biasanya brokat dikatakan sudah tidak terpakai lagi atau menjadi limbah ketika brokat tersebut sudah tidak memiliki motif pinggiran. Karena hampir dalam setiap pembuatan kebaya, pinggiran motif pada kain brokat yang paling banyak digunakan sedangkan motif tengah dari brokat jarang digunakan karena ukurannya motif terlalu kecil serta rangkaian motifnya sendiri jadi agak susah untuk diaplikasikan pada busana kebaya atau pesta serta pengerjaan yang lebih lama.
www.stisitelkom.ac.id 11
Limbah brokat sudah banyak orang yang mengeolahnya menjadi suatu produk fashion berupa aksesoris misalnya untuk bros, apliksi di sepatu, dan sebagainya. Berikut salah satu bros yang dibuat dengan menggunakan limbah brokat.
Gambar 2.3Pengelolahan limbah brokat Sumber: gambar google
II.3. BAHAN KULIT (LEATHER) II.3.1. Definisi Bahan kulit Bahan kulit atau dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan sebutan leather adalah kulit binatang yang disamak atau diawetkan secara kimiawi atau ditanning (penyamakan kulit). Kulit hewan yang biasanya di awetkan dan dijadikan kain adalah kulit domba, sapi, kerbau, ular, dan buaya. Kulit yang sudah diawetkan ini sampai abad ke-20 digunakan untuk aksesoris kemudian selama tahun 1960-an sudah mulai dijadikan produk fashion seperti gaun, baju setelan,pansuit, jaket, coat, blezer, rok, mantel dan produk fashion lainnya.
www.stisitelkom.ac.id 12
II.3.2. Sejarah Bahan kulit Sebenarnya manusia purba pada zaman es sudah menggunakan bahan kulit sebagai pelindung tubuhnya dari cuaca disekitarnya. Pada masa itu manusia purba memburu binatang untuk dimakan dagingnya lalu kulitnya dibersihkan dan dipakai sebagai pelindung tubuh atau sebagai alas kaki yang terikat longgar di mata kaki. Namun masalahnya kulit itu cepat rusak, pada saat itu manusia purba tidak tahu bagaimana cara untuk mengawetkannya, namun kemudian dikenal beberapa upaya untuk memperlambat kerusakan pada kulit misalnya seperti dengan menjemurnya tapi akibatnya kulit tersebut menjadi kaku dan keras berbagai bahana berminyak diolesi untuk memperlembutnya. Hingga pada akhirnya ditemukan bahwa batang pohon tertentu memiliki asam tannin yang bisa digunakan untuk memperlembut kulit. Dari peninggalan sejarah diketahui, bahwa proses penyamakan kulit telah dilakukan sejak awal masa peradaban disegala penjuru dunia. Metode tanning ini tidak diketahui kapan tepatnya ditemukan pertama kali tetapi sekitar tahun 5000 SM bangsa Italia di pegunungan Alpen sudah mengenakan kulit yang awet dan tidak kaku. Lalu Bangsa Indian di daratan Amerika juga menggunakan teknik – teknik yang mirip yaitu mereka mengambil abu dari api unggun, mengairinya lalu merendam kulit binatang dalam larutan ini. Beberapa minggu kemudian bulu dan potongan daging terlepas dari kulit, tinggal kulit mentah saja. Selanjutnya kulit direndam dalam larutan cemara dan kayu ek selama sekitar tiga bulan dan kemudian diproses dengan tangan agar menjadi semakin lebur dan lentur.
www.stisitelkom.ac.id 13
Perkembangan tannin kulit makin berkembang ketika manusia menyadari bahwa kulit bahan yang lentur juga bisa digunakan untuk sebagai keperluan lain selain menjadi pakaian dan alas kaki kulit juga cocok untuk membuat bendabenda seperti tenda, ranjang, karpet, pakaian baja, dan pakaian kuda. Pada zaman Mesir Kuno bahan kulit dibuat menjadi ikat pinggang, tas perisai, pakaian kuda, kasur, alas duduk dan lain – lain sedangkan di Yunani dan romawi kulit digunakan untuk baju pelapis, sandal sepatu bot, dan perisai, sampai permulaan abad ke 18, prajurit – prajurit Romawi lebih banyak menggunakan baju pelapis dan perisai yang terbuat dari kulit, perisai yang dibawa oleh para prajurit lebih banyak dibuat dari kulit daripada logam. Selama abad pertengahan, popularitas bahan kulit semakin meningkat. Pada masa itu Bangsa Arab terkenal dengan pengrajin kulit yang paling terampil. Lain halnya dengan di Inggis, industri kulit dikelolah oleh pengrajin menjadi sebuah produk – produk yang fungsinya untuk wadah atau hanya sekedar melapisi dan membungkus misalnya menjadi sarung pedang, kotak botol air, sampul buku dan kulit digunakan untuk benda-benda seni. Sampai akhir abad 19, terjadi perubahan dalam metode pembuatan bahan kulit. Revolusi Industri membawa pengaruh besar pada proses pembuatan bahan kulit mulai dari bahan celup buatan selain itu ditemukan pula bahan tannin sintetis yang akhirnya dikembangkan dengan diciptakannya mesin-mesin yang bisa membuat bahan kulit buatan atau imitasi. Semua perubahan dan inovasi ini membawa leather ke dunia perindustrian yang lebih modern. II.3.3. Fenomena Produk Bahan Kulit Saat Ini
www.stisitelkom.ac.id 14
Fenomena yang terjadi pada saat ini, biasanya dari semua produk fashion yang menggunakan bahan kulit, jaket kulit
merupakan produk fashion yang
paling tak lekang oleh zaman, terutama jaket kulit yang bermodelkan klasik sampai kapanpun jaket model ini tidak akan terlihat kuno. Bahan kulit banyak digemari dan banyak dijadikan sebagai busana atau jaket karena kenyamanannya yang pada saat dipakai, bahan kulit akan terasa hangat saat dicuaca dingin dan akan terasa sejuk saat cuaca panas, itu disebabkan karena karakter dari bahan bahan kulit ini memungkinkan untuk terjadinya peredaran udara yang baik. Selain itu bahan kulit juga sangat awet dibandingkan dengan busana – busana yang lainnya, terlebih lagi semakin ‘tua’, busana dari bahan kulit ini justru kelihatan lebih unik dilihat dari penampilan teksturnya. Tidak semua bahan kulit diciptakan sama, bila dilihat dari kualitas bahan kulit yang kualitasnya bagus untuk dibuat jaket adalah yang full grain atau sering disebut dengan naked leather, bahan kulit ini dibuat dari kulit berkualitas tinggi yang kekurangan – kekurangannya dihilangkan. Sedangkan jaket untuk bersepeda motor sebaiknya menggunakan bahan kulit top grain karena leather jenis ini sangat kuat walaupun kualitasnya tidak sebaik naked leather. Selain itu ada pula yang disebut dengan split leather, bahan kulit jenis ini lebih cocok digunakan sebagai busana kasual.
www.stisitelkom.ac.id 15
Gambar 2. 4jaket berbahan kulit Sumber: google
II.3.4 Proses Pembuatan Bahan Kulit Proses pembuatan bahan kulit adalah dengan penyamakan kulit atau proses tanning. Penyamakan kulityaitu memasukan bahan penyamakan tertentu kedalam jaringan serat kulit sehingga terjadi ikatan kimia antara bahan penyamakan dengan serat kulit. Tetapi sebelum kulit disamakan kulit mentah ini harus melalui beberapa proses yaitu perendaman, pengapuran, pembuangan bulu dan daging, penghilangan kapur, pencucian, bating, dan pengasaman. Tujuan dari penyamakan kulit adalah untuk mengubah kulit mentah yang mudah rusak karena aktifitas dari mikroorganisme, bahan kimia ataupun keadaan fisik menjadi bahan kulit yang telah tersamak menjadi lebih tahan lama dari pengaruh tersebut. Sehingga kain kulit yang sudah disamak akan memiliki sifat fisik kulit berupa kelemasan kulitnya, ketahanan dari panas dan dingin serta ketahanan terhadap gesekan. II.3.5 Perawatan Terhadap Bahan Kulit
www.stisitelkom.ac.id 16
Perawatan pada bahan kulit atau jaket kulit berbeda dengan kain biasa, misalnya saja pada saat mencuci bahan kulit tidak boleh dicuci dimesin cuci apalagi terkena air dan hindari pembersih dari bahan kimia. Selain saat menggunakan bahan kulit sebaiknya tidak menggunakan parfume atau hairspray ke tubuh karena itu akan merusak bahan kulit. Cara membersihkan bahan kulit menggunakan kain lembap untuk mengelapnya saja lalu saat menyetrika alasi bahan kulit dengan kertas, suhu panas setrika paling rendah dan jangan terlalu lama. Sebaiknya bahan kulit disikat secara berkala dengan menggunakan sikat khusus Akan tetapi bila sudah tampak ada kotoran di sekitar kerah, manset, saku, atau misalkan bahan kulit terkena noda dan warnanya sudah berubah sebaiknya dibawa ke loundry khusus yang menangani bahan kulit. Beberapa cara yang harus diperhatikan dalam menyimpan bahn kulit misalnya jaket kulit agar tetap bisa awet, yaitu: 1. Gantung jaket kulit di gantungan baju yang lebar agar bentuknya tetap utuh dan tidak menggunakan gantungan yang terbuat dari kawat 2. Simpan jaket kulit di tempat yang sejuk dan kering karena leather akan mudah berjamur bila disimpan ditempat yang panas dan lembab 3. Jauhi jaket kulit di tempat yang terpapar sinar matahari 4. Tidak membungkus jaket kulit didalam plastik karena itu akan menyebabkan leather tidak dapat bernapas, lebih baik menggunakan kantung pakaian yang terbuat dari kain. II.3.6 Limbah Bahan Kulit
www.stisitelkom.ac.id 17
Limbah bahan kulit adalah potongan dari bahan-bahan kulit, biasanya berupa potongan kecil dan tidak beraturan yang dihasilkan dari industri besar yang bergerak di bidang pembuatan produk dari kulit bisa berupa industri tas kulit, jaket kulit, dan lain-lain. Biasanya limbah kulit ini diperjual belikan lagi pada penampungnya hingga pada akhirnya dari penampungan itu dipilih potongan limbah kulit yang masi bisa digunakan untuk dijual lagi pada pengrajin kulit yang biasanya diolah lagi menjadi suatu produk. Produk-produk fashion yang berbahan dasar limbah kulit diantaranya adalah aksesoris seperti gelang, tas dan sendal. Biasanya untuk aplikasi-aplikasi kecil para pengrajin membeli limbah misal untuk bagian talinya. Berikut contohcontoh produk fashion yang dari limbah kulit
Gambar 2.5 produ fashion yang menggunakan limbah kulit Sumber: gambar google
www.stisitelkom.ac.id 18