BAB II TINJAUAN PUSTAKA
C.
Defenisi Peran Suami Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2009, Suami merupakan
pasangan hidup resmi seorang wanita. Suami adalah salah seorang pelaku pernikahan yang berjenis kelamin pria. Seorang pria biasanya menikah dengan seorang wanita dalam suatu upacara pernikahan sebelum diresmikan statusnya sebagai seorang suami dan pasangannya sebagai seorang istri Teori Peran (Role Theory) Menurut Robert Linton (1936), seorang antropolog, telah mengembangkan Teori Peran. Teori Peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor-aktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang menuntun kita untuk berperilaku dalam kehidupan seharihari. Menurut teori ini, seseorang yang mempunyai peran tertentu misalnya sebagai dokter, mahasiswa, orang tua, wanita, dan lain sebagainya, diharapkan agar seseorang tadi berperilaku sesuai dengan peran tersebut. Mengapa seseorang mengobati orang lain, karena dia adalah seorang dokter. Jadi karena statusnya adalah dokter maka dia harus mengobati pasien yang datang kepadanya. Perilaku ditentukan oleh peran sosial (Admin, 2009). Jadi peran suami merupakan suatu Interaksi sosial seseorang sebagaimana perannya sebagai suami untuk berprilaku dalam kehidapan sehari-hari terutama pada istri dan keluarganya
Universitas Sumatera Utara
1.
Peran Sebagai Suami Menurut BKkbN Tahun 2009 Seorang suami memiliki peran sebagai berikut : a. Melindungi istri dan anak-anaknya. b. Menyerahkan harta dan menugaskan istri sepenuhnya mengurus rumah tangga serta urusan agama bagi keluarga c. Menjamin hidup dengan memberi nafkah istri bila karena suatu urusan penting ia meninggalkan istrinya keluar daerah. d. Memelihara hubungan sesuciannya dengan istri dan saling percaya mempercayai sehingga terjalin hubungan/kasih sayang dan keharmonisan rumah tangga. e. Berupaya agar istri selalu ceria dan bahagia ditengah keluarga guna dapat mewujudkan kewibawaan keluarga. f. Menggauli istinya, mengusahakan agar tidak timbul perceraian, dan masingmasing tidak melanggar kesucian.
2.
Peran Suami Dalam Pemberian ASI Suami atau seoarang ayah merupakan bagian yang vital dalam keberhasilan atau kegagalan menyusui, masih banyak suami atau seorang ayah yang berpendapat salah. Mereka berpendapat bahwa menyusui adalah urusan ibu dan bayinya. Mereka menganggap cukup menjadi pengamat yang pasif saja. Sebenarnya suami menpunyai peran yang sangat menentukan dalam keberhasilan menyusui karena suami akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI (let down reflex) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu. Suami dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI dengan jalan memberi dukungan secara emosional dan bantuan-bantuan praktis lainya. Pengertian
Universitas Sumatera Utara
tentang peranya yang penting ini merupakan langkah pertama bagi seorang suami atau seorang ayah untuk mendukung ibu agar berhasil dalam menyusui secara esklusif.(Roesli, 2007). Hal ini berkaitan dengan reflek yang dinamakan refleks oksitosin dalam diri ibu, berupa pikiran, perasaan dan sensasi. “Perasaan ibu akan sangat meningkatkan, namun juga seringkali dapat menghambat proses pelepasan ASI,”. Seorang ibu yang punya pikiran positif tentu saja akan senang melihat bayinya, kemudian memikirkannya dengan penuh kasih sayang, terlebih bila sudah mencium dan menimang si buah hati, tentu saja akan menimbulkan perasaan tak terkira. Semua itu terjadi bila ibu dalam keadaan tenang. Sebaliknya, bila seorang ibu dalam perasaan khawatir, seperti khawatir ASI-nya tidak keluar, atau pikirannya kacau, sedih, cemas dan bingung, tentu saja akan sangat mengganggu proses menyusui. Apalagi bila si ibu merasa kesakitan saat menyusui, terlebih lagi bila ada perasaan malu kalau menyusui tentu saja si bayi yang akan jadi korbannya.(Roesli, 2009). 3.
Peran Suami Dalam Inisiasi Menyusui Dini Peran suami banyak memberikan kebebasan dan mendukung pilihan istri. Dukungan suami antara lain dapat terlihat dari sikapnya yang pengertian dan tidak membebani istrinya dengan pekerjaan rumah saat tiba waktu menyusui, Terkait dengan Inisiasi Menyusui Dini, peran suami cenderung lebih pasif dan menyerahkan sepenuhnya keputusan pada istrinya. Informasi tentang peran suami juga terungkap dalam penelitian yang dilakukan Februhartanty, bahwa kehadiran ayah saat persalinan adalah sehubungan dengan peranannya untuk melengkapi beberapa
dokumen
administrasi
dan
memberikan
pernyataan
kesediaan
Universitas Sumatera Utara
dilakukannya suatu tindakan tertentu pada sang istri bila diperlukan. Ayah tidak menyadari peran mereka yang lainnya yaitu mempengaruhi praktek menyusui segera setelah bayi dilahirkan.. a. Peran suami sebagai motivator Motivator menurut KBBI adalah orang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu, memberi dukungan, pendorong, penggerak
untuk mempengaruhi istri dalam
melaksanakan Inisiasi menyusui dini. b Peran suami sebagai fasilitator (Sebagai orang yang menyediakan fasiliatas) memberi semua kebutuhan istri dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini. Sehingga pelaksanaan Inisiasi menyusui dini dapat berjalan dengan baik c Peran suami sebagai Edukator Selain peran penting dalam mendukung keputusan, dalam memberikan informasi jg sangat penting bagi istri, suami dapat mencari informasi tentang Inisiasi menyusui dini dan memberikan informasi itu pada istrinya sehingga istri tertarik melakukan inisiasi menyusui dini. B.
MENYUSUI Setiap ibu mengahasilkan air susu yang kita sebut ASI sebagai makanan alami
yang disediakan untuk bayi. Pemberian ASI esklusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangaun SDM yang berkualitas. Seperti kita ketahui, ASI adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada enam bulan pertama.Selain itu, dalam proses
Universitas Sumatera Utara
menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan perkembangan jasmani, emosi, maupun spiritual yang baik dalm kehidupannya ( Sohleha, 2008). 1.
Persiapan Agar Ibu Berhasil Menyusui a. Persiapan fisik ibu : 1) Makanan
yang bergizi disesuaikan dengan keperluan ibu hamil agar
kenaikan berat badan ibu selama hamil sekitar 11 kg. 2) Senam hamil 3) Pemeriksaan kehamilan yang teratur. 4) Cukup istirahat b. Persiapan mental ibu 1) Meyakinkan ibu bahwa menyusui merupakan proses alamiah dan setiap ibu dapat menyusui asalkan dilaksanakan dengan baik 2) Menambahkan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menjelaskan tentang mitos seputar ASI sehingga ibu termotivasi untuk menyusui 3) Mengikutsertakan suami dan anggota keluarga lain untuk mendukung ibu dalam menyusui.(Yuliarti,2010.hlm.40)
C. INISIASI MENYUSUI DINI 1. Defenisi Inisiasi Dini Inisiasi menyusui dini (early intiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. (Roesli,2007). Inisiasi menyusui dini didefenisikan sebagai proses membiarkan bayi menyusu sendiri setelah kelahiran (Yuliarti, 2010).
Universitas Sumatera Utara
Inisiasi menyusui dini merupakan suatu tindakan meletakan bayi didada ibu setelah ia dibersihkan atau dimandikan. Ia ditaruh didada ibu tanpa alas apa pun. Bayi dibiarkan merasakan kulit ibu ,serta mendengar denyut jantung ibu .Bayi akan berupaya menggerak-gerakkan kepalanya demi mencari dan menghisap puting payudara ibu. (iswati, 2009). Protokol evidence-baced yang telah diperbaharui oleh WHO dan UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama menyatakan bahwa: a.
Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam
b.
Bayi harus dibiarkan untuk melakulkan inisiasi menyusu dan ibu dapat mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu serta memberi bantuan jika diperlukan
c.
Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada bayi baru lahir hingga inisiasi menyusui dini selesai dilakukan, prosedur tersebut seperti: memandikan, menimbang, pemberian vitamin K, obat tetes mata, dan lain-lain.
2. Manfaat Inisiasi Menyusui Dini a.
Bagi bayi 1) Makanan dengan kualitas dan kuantitas yang optimal agar kolostrum segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi. 2) Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama pada bayi. 3) Meningkatkan kecerdasan 4) Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan, dan nafas.
Universitas Sumatera Utara
5) Meningkatkan jalinan ksih sayang ibu dan bayi 6) Mencegah kehilangan panas 7) Merangsang kolostrum segera keluar. b.
Bagi ibu 1) Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin 2) Meningkatkan keberhasilan yang produksi ASI 3) Meningkatkn jalinan kasih sayang ibu dan bayi
3. Beberapa Penelitian Tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) a.
Hasil penelitian Sose dll CBA Foundation (1978) yang dikutip Utami Rusli (2008,hlm.5) menunjukan bahwa hubungan antara saat kontak kulit ibu – bayi dengan meletakkan bayi kontak kulit setidaknya satu jam, hasilnya dua kali lebih lama disusui. Pada usia enam bulan dan setahun, bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini hasilnya 59% dan 38% yang masih disusui. Bayi yang tidak diberi kesempatan menyusu dini tinggal 29% dan 8% yang masih disusui diusia yang sama.
b
Hasil penelitian Fika dan Syafiq yang dikutip Utami Rusli (2008) menunjukkan bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini, hasilnya delapan kali lebih berhasil ASI Eksklusif.
c.
Hasil penelitian Karen Edmond dkk di Ghana yang dikutip Utami Rusli (2008) menyebuttkan bahwa bayi yang diberi kesempatan menyusu dalam satu jam pertama dengan kontak kulit kekulit ibu – bayi (setidaknya selama satun jam) maka 22% nyawa bayi
dibawah 28 hari
dapat
diselamatkan. Jika bayi mulai menyusu pertama saat bayi berusia diatas
Universitas Sumatera Utara
dua jam dan dibawah 24 jam pertama, tinggal 16% nyawa bayi dibawah 28 hari yang diselamatkan. d.
Hasil penelitian DR. Lennart Righad dan seorang bidan Margareta Alade, 1990 dilakukan terhadap 72 pasangan ibu-bayi baru lahir. Ke-72 ibu-bayi ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang lahir normal dan dengan obat-obatan (tindakan). Kelompok yang lahir normal dibagi dua lagi. Berikut ini hasilnya : 1)
Bayi yang begitu lahir, tali pusatnya dipotong, dikeringkan
dengan
cepat. Setelah itu, segera diletakkan didada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi kekulit ibu dibiarkan setidaknya 1 jam. Pada usia sekitar 20 menit, bayi mulai merangkak kearah payudara dan dalam usia 50 menit, ia menyusu dengan baik. 2)
Kelompok bayi yang lahir normal tanpa obat-obatan, tetapi langsung dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, diukur, dan dibersihkan, hasilnya 50% bayi tidak dapat menyusu sendiri.
3)
Bayi yang lahir dengan obat-obatan atau tindakan, segera setelah lahir diletakkan didada ibu dengan kontak kulit kekulit, hasilnya tidak semuanya dapat menyusu sendiri. Yang mencapai payudara ibunya pun, umumnya menyusu dengan lemah.
4)
Bayi yang lahir dengan obat-obatan dan segera dipisahkan dari ibunya maka tidak ada satupun yang dapat menyusu sendiri.
5)
Kemampuan bayi merangkak mencari payudara bertahan beberapa minggu.
Universitas Sumatera Utara
6)
Pada bayi yang dibiarkan menyusu sendiri, setelah berhenti menyusu baru dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang dan diukur. Pada usia 10 jam saat bayi diletakkan kembali dibawah payudara ibunya, ia tampak dapat menyusu dengan baik.
4 Pedoman Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini Menurut Handy (2011) a
Pelaksanaan Inisiasi menyusui dini pada persalinan normal 1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar bersalin. 2) Bayi lahir segera dikeringkan secepatnya terutama bagian kepala kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix dan tali pusat diikat 3) Jika bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan didada atau diperut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. 4) Ibu dan bayi diselimuti dengan satu selimut yang sama dan diletakkan diatas punggung bayi. Bayi bisa diberi topi jika perlu (jika kedinginan) 5) Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting susu ibu sendiri. 6) Dukung ayah agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu. 7) Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu paling tidak satu jam. Apabila menyusu awal terjadi sebelum satu jam, tetap biarkan bayi berada diatas dada ibu sampai setidaknya 1 jam lagi.
Universitas Sumatera Utara
8) Jika dalam 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan dengan mendekatkan bayi ke puting, tapi jangan masukkan puting kemulut bayi. Beri waktu bayi selama 30 menit atau 1 jam lagi 9) Ibu dapat dibersihkan dan dipindahkan dari ruang bersalin keruang perawatan dengan bayi tetap berada diatas dada ibu tanpa terputus sama sekali 10) Rawat gabung bayi: Ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Bayi tetap dalam jangkauan ibu selama 24 jam. b.
Pelaksanaan inisiasi menyusui dini pada operasi bedah caesar 1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi istri atau dikamar operasi 2) Jika memungkinkan, usahakan suhu ruangan tidak terlalu dingin (20250C). 3) Usahakan pembiusan ibu bukan bius umum , tapi epidural (disuntik pada tulang belakang). 4) Begitu bayi lahir, letakkan dimeja resusitasi untuk dinilai dan dikeringkan secepatnya, terutama kepala, kecuali tangannya, tanpa menghilangkan vernix. Tali pusat diikat 5) Jika bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibawa ke ibu, lalu ditengkurapkan didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit diserong/ melintang menghindari sayatan operasi. Bayi dan ibu diselimuti. Bayi diberikan topi 6) Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari puting ibu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
7) Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu paling tidak selama 1 jam. Apabila menyusu awal selesai selama 1jam, tetap biarkan bayi diatas dada ibu selama setidaknya 1 jam lagi. 8) Bila bayi menunjukkan kesiapan untuk minum, bantu bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting,tapi tidak memasukkan puting kemulut bayi. Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan puting ibu beri tambahan waktu melekat pada bayi. 9) Bila operasi telah selesai. Ibu dapat dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat di dadanya dan dipeluk erat oleh ibu. Kemudian, ibu dipindahkan dari meja operasi keruang pemulihan dengan bayi tetap didadanya. 10) Rawat gabung; Ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Bayi dalm jangkauan ibu selama 24 jam. 5 Menurut Yuliarti (2010.hlm.26) “Dalam Perkembangannya, Semua Bayi Akan Mengalami 5 Tahapan prilaku Saat Inisiasi Menyusu Dini.(IMD)”, antara lain: a. Adaptasi melek merem , yakni ketika bayi berhadap- hadapan dengan ibunya b. Sesudahnya bayi tenang baru mengecap bagian atas telapak tangannya. Bau ditelapak tangan tersebut mirip dengan ASI yang akan keluar .jadi, bau memacu bayi untuk mencari puting susu ibunya. Oleh karena itu,saat membersihkan bayi. bagian atas telapak tangannya jangan dibersihkan, biarkan saja. c. Menekan diatas perut tepat diatas rahim guna menghentikan pendarahan. Hal tersebut dapat membantu mengecilkan kontraksi rahim.
Universitas Sumatera Utara
d. Waktu merayam, bayi akan menekan payudara dan hal tersebut akan merangsang susu keluar. Sambil bergerak, ia menjilat. Dengan jilatannya itu, ia mengambil bakteri dari kulit ibunya. Seberapa banyak ia menjilat, Cuma
ia
tahu
berapa
kebutuhannya
akan
bakteri
yang
masuk
kepencernaannya itu dan menjadi bakteri Laktobacillus, ia kulum dulu, kemudian dijilat sampai ia yakin okstitusi ibunya cukup, baru dia naik keatas. Jadi ia yang tahu. e. Setelah merasa cukup maka ia akan bergerak kearah puting susu sampai menemukannya. Pada saat tersebut, tidak mesti ASI keluar. Yang penting, ia telah mencapai puting dan mulai menghisap-isap. Walaupun ia sudah menemukan puting susu ibunya. biarkan selama 1 jam untuk proses skin to skin contact. 6 Inisiasi Menyusu Dini yang Kurang Tepat Saat ini, umumnya praktek inisiasi menyusu dini yang kurang tepat menurut Utami Rusli (2008) adalah seperti berikut : a.
Begitu lahir bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi kain kering.
b.
Bayi segera dikeringkan dengan kain kering, tali pusat dipotong lalu diikat.
c.
Karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi.
d.
Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan didada ibu (tidak terjadi kontak dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan didada ibu (bonding) untuk beberapa lama (10 – 15 menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum.
Universitas Sumatera Utara
e.
Selanjutnya diangkat, dan disusukan pada ibu dengan cara memaksukkan puting susu ibu
7 Berikut ini langkah – langkah melakukan inisiasi menyusu dini yang dianjurkan (Roesli, 2008) : a.
Begitu lahir, bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi kain kering.
b.
Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya kecuali kedua tangannya.
c.
Tali pusat dipotong, lalu diikat.
d.
Vernix (zat lemak putih) yang melekat ditubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.
e.
Tanpa dibedong bayi langsung ditengkurapkan didada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti bersama – sama. Jika perlu bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya bu ke mulut bayi.
f.
Setelah itu, bayi dibawa ke kamar
transisi atau kamar pemulihan
(recovery room) untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan vitamin K, dan kadang diberi tetes mata. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini 8. Berikut ini Beberapa Pendapat Yang Menghambat Terjadinya Kontak Dini Kulit Ibu Dengan Kulit Bayi Menurut Utami Rusli (2008) yaitu : a. Bayi kedinginan Berdasarkan Penelitian dr Niels Bergman (2005) ditemukan bahwa suhu dada ibu yng melahirkan menjadi 1°C lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan,
Universitas Sumatera Utara
suhu dada ibu akan turun 1°C. Jika bayi kedinginan suhu dada ibu akan meningkat 2°C untuk menghangatkan bayi. b Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu. c Tenaga Kesehatan kurang tersedia Saat usia bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat menjalankan tugas. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Lihat ayah atau keluarganya terdekat unuk menjaga bayi sambil memberikan dukungan pada Ibu. d. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk dengan bayi diatas ibu, ibu dapat dipindahkan keruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini. e Ibu harus dijahit kegiatan merangkak mencari payudara terjadi diarea payudara.yang dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu. f.. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorrhea) harus segera diberikan setelah lahir.
Menurut
American
College of Obstetric and Gynekology dan Academy Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dpat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi. g. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix (zat lemak putih yang melekat pada bayi) meresap,melunakkan dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi
Universitas Sumatera Utara
dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu dini selesai. h. Bayi kurang siaga Pada 1 -2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding (ikatan kasih sayang). i. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain (cairan prelaktal)
Kolostrum cukup dijadikan
makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu. J. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya bagi bayi. Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum.
Universitas Sumatera Utara