BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis Pada bagian ini dipaparkan teori – teori serta pustaka yang dipakai pada waktu penelitian. Teori – teori ini diambil dari buku literatur dan sumber data lain yang berhubungan dengan objek penelitian. Teori yang dibahas meliputi teori tentang Pegadaian, kredit, dan laba. 2.1.1 Pengertian Pegadaian Pegadaian
adalah
salah
satu
bentuk
lembaga
pembiayaan
yang
diperuntukkan bagi masyarakat luas berpenghasilan rendah yang membutuhkan dana dalam waktu segera. Dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan tertentu terutama yang sangat mendesak. Misalnya, biaya pendidikan anak pada awal tahun ajaran, biaya pulang mengunjungi keluarga yang terkena musibah, biaya pengobatan anggota keluarga yang sakit, biaya menghadapi lebaran, dan lain-lain. Lembaga pembiayaan pegadaian dibentuk oleh pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan (Abdulkadir dan Murniati, 2000:105). Pegadaian sebagai Badan Usaha Milik Negara yang mempunyai tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan usaha yang menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai (KUH Perdata pasal 1150-1160, Pandhuise No.81/1982 dab PP 10 Tahun 1990) dengan sifat yang khas yaitu menyediakan pelayanan bagi pemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolahan bisnis. Pegadaian dengan motto”Mengatasi
Universitas Sumatera Utara
Masalah Tanpa Masalah” diharapkan mampu mengatasi kesulitan masyarakat dalam hal kredit dalam waktu yang relatif singkat (Pandia, 2005:70) Pegadaian merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai. Sebagai lembaga perkreditan, pegadaian menyalurkan dana pinjaman pada masyarakat yang membutuhkan dengan bunga relatif rendah dan pelayanan cepat. Agar penyaluran dana pinjaman terjamin aman maka diberlakukan sistem gadai, yaitu penyerahan barang bergerak sebagai jaminan kepada pegadaian, yang senilai dengan atau lebih tinggi dari jumlah pinjaman. Apabila pada waktu yang ditetapkan (jatuh tempo) pinjaman tidak dikembalikan maka barang jaminan dapat dilelang guna menutupi pengembalian pinjaman, dan jika masih ada nilai sisanya akan dikembalikan kepada peminjam (Abdulkadir dan Murniati, 2000:106). 1.
Produk Pegadaian Pegadaian telah memiliki banyak produk (Pandia, 2005:74), produk-
produk tersebut meliputi: a. Jasa Gadai Jasa gadai merupakan kredit jangka pendek, memberikan pinjaman uang tunai dimulai dari Rp. 20.000,- hingga Rp. 1.000.000.000,dengan jaminan barang bergerak (emas, berlian, kendaraan bermotor, perabotan rumah tangga yang bernilai, barang-barang elektronik) dengan prosedur mudah dan cepat. b.
Jasa Taksiran Jasa taksiran merupakan suatu layanan kepada masyarak yang perduli akan harta dan nilai harta benda miliknya. Dengan biaya yang relatif
Universitas Sumatera Utara
ringan masyarakat dapat mengetahui dengan pasti tentang nilai barang miliknya setelah lebih dahulu diperiksa dan ditaksir oleh juru taksir berpengalaman. Kepastian nilai atau kualitas suatu barang, misalnya emas atau batu permata dapat memberi rasa aman dan rasa lebih bahwa barang tersebut benar-benar mempunyai nilai invrestasi yang tinggi. c.
Jasa Titipan Jasa titipan ini semacam save deposit box, untuk menjamin rasa aman dan ketenangan kepada masyarakat luas akan harta simpanannya, terutama bila hendak meninggalkan rumah yang cukup lama. Pegadaian memberikan pelayanan jasa titip barang berharga seperti emas, perhiasan, batu permata, kenderaan bermotor serta surat-surat berharga seperti surat tanah, ijazah dan lain-lain dengan mudah dan biaya murah.
d.
Kegiatan-kegiatan Usaha Lainnya Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan aset-aset yang kurang produktif. Misalnya adalah penyewaan gedung di beberapa tempat di Indonesia. Namun pendapatan dari usaha ini relatif kecil.
2.
Pengertian Gadai dan Kredit Gadai Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas
suatu barang bergerak, yang diserahkan padanya oleh seseorang atau orang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut didahulukan daripada orang-
Universitas Sumatera Utara
orang berpiutang lainnya: dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan (Pandia, 2005:72) Menurut ketentuan pasal 1150 KUHPdt Gadai adalah hak yang diperoleh seorang kreditur atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh debitur atau oleh orang lain atas namanya, yang memberikan kekuasaan kepada kreditur untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut didahulukan dari kreditur-kreditur lainnya, dengan pengecualian biaya lelang barang tersebut dan biaya pemeliharaan setelah barang digadaikan harus dilunasi terlebih dahulu (Abdulkadir dan Murniati, 2000:105). Kredit gadai adalah pemberian pinjaman dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh perusahaan. Nasabah menyelesaikan pinjamannya kepada perusahaan sebagai pemberi pinjaman dengan cara mengembalikan uang pinjaman dan membayar sewa modalnya berdasarkan ketentuan yang berlaku. 3.
Barang Jaminan Kredit Gadai Perum pegadaian dalam hal jaminan menetapkan ada beberapa jenis
barang berharga yang dapat diterima untuk digadaikan. Barang-barang tersebut nantinya ditaksir nilainya sehingga dapat diketahui berapa nilai taksiran dari barang yang digadaikan. Besarnya jaminan diperoleh dari 80 hingga 90 persen dari nilai taksiran. Semakin besar nilai taksiran barang, maka semakin besar pula pinjaman yang diperoleh. (Kasmir, 2009:250).
Universitas Sumatera Utara
Adapun jenis barang berharga yang dapat diterima dan dijadikan jaminan oleh pegadaian antara lain: a.
Kain,seperti bahan pakaian, kain sarung, seprei, permadani / ambal
b.
Barang-barang perhiasan (logam dan permata), seperti emas, perak, intan, berlian, mutiara, platina, jam
c.
Barang-barang berupa kendaraan, seperti mobil, sepeda motor, sepeda biasa, becak, bajaj, bemo
d.
Barang-barang elektronik, seperti televisi, radio tape, vidio, komputer, kulkas, kamera, mesin tik
e. Mesin-mesin, seperti mesin jahit, mesin kapal motor f. Barang-barang keperluan rumah tangga, seperti barang tekstil dan barang pecah belah. Dengan catatan bahwa semua barang-barang yang dijamin haruslah dalam kondisi baik, dalam arti masih dapat digunakan atau bernilai. Hal ini sangat penting mengingat apabila nasabah tidak dapat mengembalikan pinjaman maka barang jaminan akan dilelang sebagai gantinya. Barang-barang yang tidak dapat diterima sebagai jaminan kredit gadai adalah: a. Barang-barang milik pemerintah, seperti senjata api, pakaian dinas, perlengkapan ABRI dan pemerintah b. Barang-barang yang mudah busuk, seperti makanan dan minuman, obat-obatan, tembakau
Universitas Sumatera Utara
c. Barang berbahaya dan mudah terbakar, seperti korek api, mercon, bensin, minyak tanah, tabung berisi gas d. Barang-barang yang sukar ditaksir nilainya, seperti barang purbakala, historis e. Barang yang dilarang peredarannya, seperti ganja, heroin, mercon, bensin, minyak tanah, tabung berisi gas f. Barang yang tidak tetap harganya dan sukar ditetapkan taksirannya, seperti lukisan dan buku g. Barang-barang lainnya, seperti barang yang disewa belikan, barang yang diperoleh melalui hutang dan belum lunas, barang titipan sementara, barang yang tidak diketahui asal usulnya / bermasalah, ternak / binatang. 2.1.2 Pengertian Kredit Istilah kredit tidak asing lagi bagi kita. Ditengah-tengah kehidupan sekarang ini banyak masyarakat yang menggunakan fasilitas kredit ini. Kredit usaha adalah sarana pemasaran (Garbutt, 2000:48). Kredit berasal dari bahas Yunani yaitu “credere” yang artinya “percaya” atau dalam bahasa latin yaitu “creditum” yang artinya “kepercayaan dan kebenaran” (Muljono, 2001:9). Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Kasmir, 2009:96)
Universitas Sumatera Utara
1.
Unsur-unsur Kredit Unsur-unsur yang ada dalam pemberian kredit (Abdulkadir dan Muniarti,
2000:59) adalah: a. Kepercayaan, yaitu keyakinan bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu pada waktu yang akan datang. b. Kesepakatan, yaitu perjanjian sepakat antara si pemberi kredit dan penerima kredit untuk melaksanakan hak dan kewajibannya selama perjanjian berlangsung. c. Jangka waktu, yaitu masa pengembalian kredit sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian kredit. d. Risiko, yaitu kerugian yang harus ditanggung oleh pihak pemberi kredit akibat adanya tenggang waktu pengembalian. e. Balas jasa, yaitu keuntungan atas pemberian suatu kredit yang dikenal sebagai bunga dan biaya administrasi. f. Agunan, setiap kredit yang akan diberikan akan selalu disertai barang yang yang berfungsi sebagai jaminan bahwa kredit yang diterima oleh calon debitur pasti akan dilunasi.
Universitas Sumatera Utara
2.
Tujuan dan Fungsi Kredit Pada dasarnya kredit bertujuan untuk memperoleh keuntungan (Kasmir,
2010:100). Tujuan pemberian kredit antara lain: a. Mencari keuntungan Adalah memperoleh hasil melalui pendapatan bunga dan biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah. b. Membantu usaha nasabah Adalah membantu nasabah dalam hal penambahan modal untuk menjalankan usahanya. c. Membantu pemerintah Keuntungan pemerintah dengan adanya penyaluran kredit adalah: 1. Memperoleh keuntungan dari pajak. 2. Membuka lapangan pekerjaan. 3. Meningkatkan jenis maupun jumlah barang yang beredar di masyarakat. 4. meningkatkan devisa negara apabila kredit yang diberikan untuk membiayai produk ekspor. Lembaga keuangan bank maupun non bank sangat berperan dalam kehidupan perekonomian, termasuk dalam hal pemberian kredit. Fungsi kredit (Kasmir, 2010:101) antara lain: a. Untuk meningkatkan daya guna uang Dengan adanya pemberian kredit, maka sipenerima kredit dapat menghasilkan barang atau jasa dari pemanfaatan kredit tersebut.
Universitas Sumatera Utara
b. Untuk meningkatkan peredaran uang Dalam hal ini uang akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya sehingga bila ada suatu daerah yang kekurangan uang, maka dengan adanya kredit daerah tersebut akan mendapat tambahan kredit. c. Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan dapat digunakan untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi barang yang bermanfaat. d. Untuk meningkatkan peredaran barang Kredit dapat memperlancar atau menambah peredaran barang dalam satu wilayah atau antar wilayah. e. Sebagai alat stabilitas ekonomi Kegiatan perkreditan dapat membantu dalam kegiatan ekspor sehingga dapat meningkatkan devisa negara. f. Untuk meningkatkan gairah berusaha Pemberian kredit sangat membantu bagi mereka yang memiliki usaha sendiri terutama dalam menambah modal. g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan berpengaruh terhadap pendapatan. 3.
Prinsip-prinsip Pemberian Kredit Dalam menyalurkan kredit, setiap lembaga keuangan harus berpedoman
pada prinsip-prinsip pemberian kredit agar resiko kredit macet dapat
Universitas Sumatera Utara
diminimalisasi. Ada beberapa prinsip – prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 6C dan 7P. Dimana kedua prinsip ini memiliki persamaan, yaitu apa yang terkandung dalam 6C dirinci lebih lanjut dalam prinsip 7P dan di dalam prinsip 7P disamping lebih terinci juga jangkauan analisisnya lebih luas dari 6C. Prinsip pemberian kredit dengan analisis 6C kredit dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Character Sifat dan watak dari setiap orang yang mengajukan permohonan kredit haruslah benar-benar dapat dipercaya. Hal ini tercermin dari latar belakang calon debitur baik dari segi pekerjaan maupun pribadi. 2. Capacity Kemampuan debitur dalam menjalankan usaha dan menghasilkan pendapatan. Kemampuan ini sangat penting diketahui karena turut menentukan berhasil tidaknya perusahaan di masa yang akan datang. 3. Capital Untuk melihat kondisi keuangan perusahaan dan penggunaannya dalam menjalankan usaha. Kondisi keuangan tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan perusahan dengan mengukur rentabilitas, likuiditas dan solvabilitasnya. 4. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan oleh calon debitur sebagai pengaman atas kredit tersebut. Besarnya nilai jaminan minimal
Universitas Sumatera Utara
sama dengan besarnya kredit yang diberikan atau lebih baik jika nilai dari barang jaminan tersebut lebih besar dari nominal kredit yang diberikan. 5. Condition of Economic Dalam menilai suatu kredit juga harus memperhatikan berbagai situasi seperti keadaan perekonomian, sosial budaya dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah pusat dan daerah. Apakah situasi tersebut dapat merangsang perkembangan usaha calon debitur dan sebaliknya. 6. Constraint Merupakan penilaian terhadap batasan-batasan untuk melakukan usaha di suatu tempat. Misalnya pembangunan pabrik kelapa sawit hendaknya
memperhatikan
daerah
sekitar
sehingga
tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan. Sementara itu, penilaian dengan 7P kredit adalah sebagai berikut (Kasmir,2010:110): a. Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality hampir sama dengan character dari 6C. b. Party Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan – golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta
Universitas Sumatera Utara
karakternya nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapat fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank. c. Porpose Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. d. Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. e. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. f. Profitability Menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. g. Protection Yaitu bagaimana menjaga kredit yang disalurkan oleh bank, tetapi melaui suatu perlindungan. 2.1.3 Laba Setiap perusahaan pada umumnya menginginkan laba yang optimal, karena dengan adanya laba maka manajemen dapat memprediksi apakah perusahaan tersebut akan terus berjalan atau justru harus berhenti. Laba merupakan selisih lebih pendapatan dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
Universitas Sumatera Utara
pendapatan tersebut, laba biasanya dinyatakan dalam satuan uang. Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat pada tingkat laba yang diperoleh perusahaan itu sendiri dan laba merupakan faktor penentu bagi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Mengenai pengertian laba itu sendiri, banyak orang memberikan pendapat yang berbeda. Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha (Soemarso, 2005:230). Gain (laba) merupakan favorable (asset yang diterima) yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha yang normal (Tuanakotta, 2002:176). Dari beberapa pengertian laba di atas dapat disimpulkan bahwa laba merupakan suatu kelebihan pendapatan yang layak diterima oleh perusahaan, karena perusahaan yang bersangkutan telah melakukan pengorbanan untuk pihak lain. Faktor utama dalam menentukan besar kecilnya laba adalah pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba merupakan indikator dalam berhasil atau tidaknya manajer dalam mengelola manajemen perusahaan. 1.
Jenis – Jenis Laba Menurut (Tuanakotta, 2000:157) jenis-jenis laba dalam hubungannya
dengan perhitungan laba ada 3, yaitu : a. Laba kotor Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan harga pokok penjualan. b. Laba dari operasi Yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban operasi.
Universitas Sumatera Utara
c. Laba bersih Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk mencarinya laba operasi ditambah pendapatan lainlain dikurangi beban lain-lain. Menurut Belkaoui (2001:124) dalam menyajikan laporan laba rugi akan terlihat pengklasifikasian dalam penetapan pengukuran laba: a. Laba kotor atas penjualan Laba kotor atas penjualan merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan, laba ini dinamakan laba kotor hasil penjualan bersih belum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk periode tertentu. b. Laba bersih operasi perusahaan Laba bersih operasi perusahaan yaitu laba kotor dikurangi dengan jumlah penjualan, biaya administrasi dan umum. c. Laba bersih sebelum potongan pajak Laba bersih sebelum potongan pajak merupakan pendapatan perusahaan secara keseluruhan sebelum potongan pajak perseroan yaitu perolehan apabila laba dikurangi atau ditambah dengan selisih pendapatan dan biaya lain-lain. d. Laba kotor sesudah potongan pajak Laba bersih setelah ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi dan dikurangi dengan pajak perseroan
Universitas Sumatera Utara
2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba Menurut Mulyadi (2001:513) faktor-faktor yang mempengaruhi laba: a. Biaya Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk / jasa akan mempengaruhi harga jual pokok yang bersangkutan. b. Harga jual Harga jual produk / jasa akan mempengaruhi volume penjualan produk / jasa yang bersangkutan. c. Volume penjualan dan produksi Besarnya
vulume
penjualan
berpengaruh
terhadap
volume
produksi, akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.
2.2 Penelitian Terdahulu Setyasih (2006) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Kredit Gadai Terhadap Pendapatan Usaha Pada Perum Pegadaian Kantor Cabang Kalibanteng”. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kredit gadai dalam meningkatkan pendapatan Perum Pegadaian Kantor Cabang Kalibanteng. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data kuantitatif, dengan menggunakan perhitungan regresi linear sederhana dan koefisien determinasi dengan bantuan SPSS 10.0 For Windows. Hasil dari penelitian ini diperoleh persamaan regresi Y= -282.307 + 9.898X. dari persamaan tersebut dapat diketahui adanya pengaruh yang berarti antara kredit gadai dengan pendapatan Perum Pegadaian Cabang Kalibanteng. Analisis
Universitas Sumatera Utara
koefisien determinasi menunjukan bahwa pengaruh kredit gadai terhadap pendapatan Perum Pegadaian Cabang Kalibanteng sebesar 90.5% dan sisanya 9.5% dipengaruhi faktor lain. Dari data tesebut dapat disimpulkan bahwa kredit gadai berpengaruh terhadap pendapatan Perum Pegadaian Cabang Kalibanteng. Pendapatan Perum Pegadaian Cabang Kalibanteng akan optimal jika kredit gadai ditingkatkan.
2.3 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survei literatur (Kuncoro, 2003:44) Kerangka konseptual ini mengemukakan variabel yang akan diteliti yaitu: variabel jumlah kredit gadai yang disalurkan (X) dan variabel laba (Y). Menurut ketentuan pasal 1150 KUHPdt Gadai adalah hak yang diperoleh seorang kreditur atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh debitur atau oleh orang lain atas namanya, yang memberikan kekuasaan kepada kreditur untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut didahulukan dari kreditur-kreditur lainnya, dengan pengecualian biaya lelang barang tersebut dan biaya pemeliharaan setelah barang digadaikan harus dilunasi terlebih dahulu. Sedangkan kredit gadai adalah pemberian pinjaman dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh perusahaan. Nasabah menyelesaikan pinjamannya kepada
Universitas Sumatera Utara
perusahaan sebagai pemberi pinjaman dengan cara mengembalikan uang pinjaman dan membayar sewa modalnya berdasarkan ketentuan yang berlaku (Abdulkadir dan Murniati, 2000:105). Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha (Soemarsono, 2005:273). Menurut Kasmir (2010:38) besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan yang akan diperoleh bank. Pendapatan terbesar Pegadaian adalah berasal dari kredit gadai. Semakin banyak kredit gadai yang disalurkan maka pendapatan akan bertambah dan laba yang diterima menjadi besar. Faktor utama dalam menentukan besar kecilnya laba adalah pendapatan dan biaya dimana besar kecilnya laba merupakan indikator dalam berhasil atau tidaknya manajemen dalam mengelola perusahaan. Keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari tingkat laba yang diperoleh karena tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah memperoleh laba yang sebesarbesarnya dan laba merupakan faktor yang menentukan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang berpengaruh antara kredit yang disalurkan dalam meningkatkan laba perusahaan dan hal ini dapat dilihat dari laporan laba rugi perusahaan yang menyatakan adanya hubungan yang erat mengenai kredit yang disalurkan terhadap laba perusahaan, karena dalam hal ini laba akan timbul jika pendapatan yang diperoleh dari penyaluran kredit yang lebih besar dibandingkan dengan biayabiaya yang dikeluarkan.
Universitas Sumatera Utara
KREDIT GADAI YANG DISALURKAN
LABA
Sumber : Abdulkadir dan Murniati (2000), Soemarsono (2005) dan Kasmir (2008), data diolah Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah ditetapkan, maka hipotesis yang penulis kemukakan adalah “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan jumlah kredit gadai yang disalurkan terhadap laba operasional Perum Pegadaian Cabang Padang Bulan Medan”.
Universitas Sumatera Utara