BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Penelitian ini menguji pengaruh komisaris independen, umur perusahaan, ukuran perusahaan, dan reputasi auditor terhadap intellectual capital disclosure, menggunakan teori keagenan sebagai landasan pemikiran dalam penelitian ini. Teori keagenan didefinisikan oleh Jansen dan Meckling (1976) sebagai hubungan keagenan antara principal dan agent. Hubungan tersebut merupakan kontrak ketika agent ditugaskan principal untk melakukan sebuah jasa atas nama principal. Tugas yang diberikan principal melibatkan pendelegasian kewenangan kepada agent untuk membuat keputusan. Teori keagenan menjelaskan hubungan antara pemilik perusahaan dengan agennya yaitu manajemen yang berperan dalam menjalankan operasionalisasi perusahaan. Teori keagenan muncul karena penyedia modal yang langsung berinvestasi dalam sautu bisnis tidak memainkan peran langsung dalam menjalankan bisnisnya melainkan memberikannya kepaa manajer sebagai agennya. Masalah keagenan yang mungkin terjadi adalah manajer yang ditunjuk akan bertindak atas kepentingannya sendiri termasuk keputusan untuk mengambil alih dana penyedia modal/investor. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah keagenan adalah perjanjian kompensasi yang disepakati antara manajer dan pemilik perusahaan dimana salah satu isi kompensasi tersebut adalah adanya pengungkapan informasi yang relevan oleh manajer sehingga pemilik perusahaan
9 Universitas Sumatera Utara
mampu untuk mengevaluasi apakah pendanaan mereka dikelola denga baik atau tidak oleh manajemen ( Healy dan Palepu, 2001). Teori keagenan menempatkan pengungkapan sebagai mekanisme yang dapat mengurangi biaya yang dihasilkan dari konflik antara manajer dengan pemegang saham dan dari konflik antara perusahaan dan kreditor. Oleh karena itu, pengungkapan merupakan mekanisme untuk mengontrol kinerja manajer. Sebagai konsekuensinya manajer didorong untuk mengungkapkan valuntary seperti intellectual capital disclosure (Suhardjanto dan Wardhani, 2010). 2.2 Intellectual Capital(Modal Intelektual) Sujan dan Abeysekara (2007) menyatakan bahwa modal intelektual merupakan bagian bagian dari aset tidak berwujud. Sedangkan menurut IFAC (International Federation of Accountants), intellectual capital sinonim dengan intellectual property (hak intelektual), intellectual asset (aset intelektual), dan knowledge asset (aset pengetahuan). Intellectual capital (modal intelektual) merupakan suatu konsep yang dapat memberikan sumber daya berbasis pengetahuan baru dan mendeskripsikan aktiva tak berwujud yang jika digunakan secara optimal memungkinkan perusahaan untuk menjelaskan strateginya dengan efektif dan efesien (Wahyu, 2009). Intellectual capital menurut Sangkala (2006-7) adalah Pengertian modal intelektual tidak hanya terkait dengan meteri intelektual yang terdapat dalam diri karyawan perusahaan seperti pendidikan dan pengalaman. Modal intelektual juga terkait dengan materi atau aset perusahaan yang berbasis pengetahuan, atau hasil
10 Universitas Sumatera Utara
dari proses pentransformasian pengetahuan yang dapat berwujud aset intelektual perusahaan. Kemudian Moeheriono (2012:305) mendefinisikan
intellectual
capital adalah pengetahuan (knowladge) dan kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu kolektivitas sosial, seperti sebuah organisasi komunitas intelektual, atau praktik profesional serta intellectual capital mewakili sumber daya yang bernilai tinggi dan berkemampuan untuk bertindak yang didasarkan pada pengetahuan. 2.3 Intellectual Capital Disclosure (Pengungkapan Modal Intelektual) Kata disclosure memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan. Apabila dikaitkan dengan data, disclosure berarti memberikan data yang bermanfaat dan penjelassan yang cukup mengenai hasil aktivitas perusahaan. Pengungkapan yang cukup dapat diartikan sebagai pengungkapan minimal yang harus dilakukan agar laporan keuangan tersebut tidak menyesatkan bagi pengguna laporan. Intellectual capital disclosure dapat dikatakan sebagai laporan intellectual capital atau intellectual capital statement. Intellectual capital statement melaporakan aktivitas perusahaan dalam mengelola pengetahuan (knowledge management). Hendriksen (2002,428) menyatakan bahwan intellectual capital merupakan pengungkapan dalam laporan keuanngan yang dapat didefinisikan sebagai penyajian informasi yang diperlukan untuk mencapai operasi optimum dalam pasar modal yang efisien. Abeysekera mendefinisikann bahwa intellectual capital sebagai suatu laporan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi
11 Universitas Sumatera Utara
bagi pengguna yang dapat mempertahankan persiapan laporan tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan mereka. Manajer diharpkan dapat mengungkapkan informasi modal intelektual untuk meninngkatkan nilai perusahaan dengan menyediakan informasi yang lebih baik mengenai posisi keuangan perusahaan dan mengurangi ketidakpastian yang dihadapi oleh investor. Menurut Fitriani (2012) pengungkapan modal intelektual dapat meningkatkan nilai relevansi dalam laporan keuangan dan dapat mencegah perusahaan dalam kondisi sebagai berikut : 1. Kegagalan dalam menyampaikan informasi secara relevan sehingga mengakibatkan kemerosotan posisi keuangan perusahaan dan dapat menghilangkan daya saing jangka panjang. 2. Investor sulit menilai secara akurat nilai perusahaan untuk alokasi sumber daya dengan menggunakan laporan keuangan yang tidak melaporkan modal intelektual. 3. Manajer sulit untuk menentukan relevansi aset tidak berwujud yang diperlukan untuk operasi perusahaan. Intellectual capital disclosure belum diatur dalam regulasi manapunsehingga pengungkapannya masih secara sukarela dalam laporan tahunan. Perusahaan melakukan pengungakapan intellectual capital karena berbagai alasan, yaitu : 1. Pelaporan IC dapat membantu organisasi merumuskan strategi bsinis, dengan mengidentifikasi dan mengembangkan IC suatu organisasi untuk mendapatkan competitive advantage.
12 Universitas Sumatera Utara
2. Pelaporan IC dapat membawa pada pengembangan indikator-indikator kunci prestasi perusahaan yang membantu mengevaluasi hasil-hasil pencapaian strategi. 3. Menggunakan pelaporan intellectual capital dapat dihubungkan dengan rencana intensif dan kompensasi perusahaan. 4. Pelaporan IC dapat membantu mengevaluasi merger dan akuisis perusahaan khususnya untuk menentukan harga yang dibayar oleh perusahan pengakuisisi. 5. Mengkomunikasikan pada stokholder eksternal tentang intellectual property yang dimiliki perusahaan. Meskipun
belum ada standar yang mengatur mengenai identifikasi dan
pengungkapan IC, beberapa perusahaan sudah memiliki kesadaran untuk mengungkapkan informasi IC. Dengan adanya pengungkapan IC maka perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia mampu bersaing dengan perusahaan asing dengan mengutamakan keunggulan kompetitif melalui inovasi. Intellectual Capital Disclosure (ICD) yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada klasifikasi yang paling banyak digunakan dalam beberapa penelitian seperti Oliviera et al (2008), Stewart (1999), Sveiby (1999), dan Meritum (2002) dan Kumala (2011). Klasifikasi tersebut terdiri dari tiga komponen, yaitu:
13 Universitas Sumatera Utara
1. Internal Structure Internal structure mencakup kekayaan yang diperoleh dari akal/pikiran yang
memiliki
perlindungan
hukum
(intellectual
property)
dan
infrastructure assets yang dimiliki atau digunakan oleh organisasi. Internal structure terdiri dari: 1. Patent merupakan hak kekayaan eksklusif yang diberikan kepada pencipta/ penemu untuk periode tertentu yang melarang pihak lainnya untuk mengcopy, atau membuat atau menjual hasil penemuan tersebut selama periode tersebut. 2. Copyrightmerupakan bentuk perlindungan hukum yang diberikan atas suatu ide yang diciptakan yang diwujudkan dalam bentuk fisik. 3. Trademarkdapat berupa nama, logo, gambar atau kombinasi atau dapat juga digunakan yang dihubungkan dengan perusahaan atau produknya. 4. Management Philosophymerupakan cara pimpinan suatu organisasi berpikir mengenai organisasi dan karyawan. Dengan mengungkapkan filosofi manajemen dapat diketahui apa yang menjadi alasan perusahaan dalam bisnis, bagaimana perusahaan melaksanakan bisnis, apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan sebagai bisnis perusahaan. 5. Corporate Culture terdiri dari nilai, tata cara dan ritual yang dikenalkan dan diberikan pada karyawan perusahaan. Corporate Culture merupakan kepribadian atau karakter unik suatu perusahaan
14 Universitas Sumatera Utara
atau organisasi dan meliputi unsur-unsur seperti bilai inti dan keyakinan, etika korporat, dan rules of behavior. 6. Information Systems menyediakan alat untuk mengimplementasikan proses manajemen. Kualitas dari solusi IT dapat mempengaruhi efisiensi, kepedulian pada customer, kepuasan pelanggan. 7. Management processes meliputi pembuatan strategi. Taktik, dan keputusan operasional serta pengordinasian usaha-usaha seluruh organisasi. 8. Network systems merupakan sistem informasi yang memiliki kemampuan
untuk
berhubungan
dengan
sistem
lain
untuk
mendapatkan akses pelanggan dan supplier dan informasi dari database yang lain. 9. Research Projects merupakan informasi mengenai inovasi yang akan dikembangkan oleh perusahaan yang berhubungan dengan penemuan produk atau jasa baru. 2. External Structure External Structure mengenai hubungan organisasi dengan external stakeholder yang berbeda (pelanggan, partner, pengecer, supplier, dst).External structure terdiri dari: 1. Brands adalah pengingat yang sangat kuat yang ditujukan untuk pelanggan agar membeli produk dan jasa dari satu perusahaan yang menjadi pilihan daripada perusahaan yang lain.
15 Universitas Sumatera Utara
2. Customer adalah suatu individu yang telah membeli produk dan jasa suatu perusahaan. Informasi penting mengenai customer ketika mempertimbangkan
customer
yaitu
jumlah
customer
(seperti
peningkatan dan penurunan) dan tingkat pangsa pasar yang memiliki hubungan dengan total pangsa pasar untuk produk atau jasa. 3. Customer loyalti dihubungkan dengan customer satisfaction dimana pengungkapannya mengenai upaya perusahaan untuk membuat pelanggan setia. 4. Company reputation adalah kesan preusahaan yang dirasakan oleh beberapa stakeholder. Evaluasi perusahaan oleh stakeholder yang berhubungan dengan pengaruh perusahaan dan pengetahuan. 5. Distribution channels adalah mekanisme yang tepat untuk memperoleh produk dan jasa di pasar. Distribution channels mencakup penjualan langsung, pengecer, dealer, web dll. 6. Bussiness collaboration adalah kerja sama perusahaan dengan perusahaan lainnya. 7. Favourable contracts yaitu perjanjian kerja sama antara kedua belah pihak antara pelanggan dengan perusahaan. 8. Financial contacts mengacu pada hubungan antara perusahaan dan investor, bank dan atau lembaga keuangan lainnya. 9. Licensing Agreements memberikan suatu pihak hak untuk menjual produk, jasa atau teknologi untuk pihak lainnya pada kondisi yang telah disepakati dalam perjanjian.Franchising agreement adalah
16 Universitas Sumatera Utara
perjanjian kontrak yang diperbolehkan oleh satu orang (the franchiser) pada yang lain (the franchisee) dimana the franchisee melakukan bisnis menggunakan nama khusus milik the franchiser. 3. Human Capital Human
capital
mengacu
pada
pendidikan
seseorang,
keahlian
kompetensi.Human capital terdiri dari: 1. Know how merupakan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh karyawan. Perusahaan mengungkapkan mengenai sumber daya handal yang dimiliki untuk kelangsungan bisnis perusahaan. 2. Education mengacu pada program pendidikan yang diadakan perusahaan yang dapat memberikan karyawan komunitas lebih luas.Vocational qualifications didesain untuk memberikan pekerjaan khusus sesuai dengan keahlian seseorang untuk pekerjaan tertentu. Vocational qualifications dapat diperoleh dalam suatu bidang yang memiliki variasi yang luas mencakup : engineering, accounting, management, computing, hospitality. 3. Work-related knowledge mengacu pada pengetahuan yang dimiliki seseorang mengenai topik khusus. Work related knowledge seringkali muncul sebagai fungsi untuk memahami dan melakukan pekerjaan dalam bidang tertentu. Perusahaan mengungkapkan mengenai upaya peningkatan pengetahuan karyawan untuk meningkatkan kinerja secara keseluruhan.
17 Universitas Sumatera Utara
4. Work-related competencies adalah gabungan keahlian, profil yang kreatif, atribut kepribadian, dan vocational qualifications. Perusahaan mengungkapkan upaya peningkatan kompetensi karyawan dalam meningkatkan produktivitas dan kinerja secara keseluruhan. 5. Entrepreneurial spirit mengungkapkan mengenai upaya perusahaan dalam menempatkan ide baru ke dalam praktek untuk mencapai kesuksesan secara komersial. Sehingga jumlah maksimal ICD yang diungkapkan oleh perusahaan dari ketiga komponen adalah sebanyak 25 item pengungkapan. Intellectual Capital Disclosure (ICD) diukur dengan menggunakan angka indeks (ICD Index) yang didapatkan dari total atas intellectual capital yang diungkapkan oleh perusahaan dengan memberikan skor 1 untuk item-item yang diungkapkan oleh perusahaan dan skor 0 untuk item-item yang tidak diungkapkan oleh perusahaan. Persentase dari indeks pengungkapan dihitung dengan rumus:
ICD Index
=
Σ 𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 × 100% 𝑀𝑀
Keterangan: ICD Index
= Total angka indeks ICD
Idx
= Angka indeks yang diberi skor 1 untuk item-item yang diungkapkan perusahaan dan skor 0 untuk item-item yang tidak diungkapkan perusahaan.
M
= Jumlah maksimal ICD yang diungkapkan oleh perusahaan (25 item).
18 Universitas Sumatera Utara
2.4 Komisaris Independen Menurut Samsul (2006:72) komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan anggota komisaris lainnya, anggota dewan direksi, pemegang saham dan pengendali. Komisaris independen memberikan manfaat bagi kinerja perusahaan sebagai hasil dari independensi mereka dari pihak manajemen. Komisaris independen cenderung menuntut perusahaan agar melaporkan informasi perusahaan secara luas agar informasi dalam laporan keuangan mempunyai kualitas tinggi terlebih informasi ini berkaitan dengan perusahaan yang baru melakukan IPO di pasar modal. Perusahaan IPO cenderung tidak dikenal dan informasi terbatas, sehingga dewan komisaris menginginkan pengungkapan informasi mengenai intellectual capital agar para investor dapat menilai nilai perusahaan dengan tepat. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) menjelaskan bahwa kriteria-kriteria tentang komisaris independen antaralain : 1. Komisaris independen bukan merupakan anggota manajemen. 2. Komisaris independen bukan merupakan pemegang saham mayoritas, atau seorang pejabat dari atau dengan cara lain yang berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari perusahaan. 3. Komisaris independen dalam kurun waktu tiga tahun terakhir tidak dipekerjakan dalam kapasitasnya sebagai eksekutif oleh perusahaan atau perusahaan lainnya dalam satu kelompok usaha dan tidak pula
19 Universitas Sumatera Utara
dipekerjakan dalam kapasitasnya sebagai dewan komisaris setelah tidak lagi menempati posisi seperti itu. 4. Komisaris independen bukan merupakan penasehat profesional perusahaan atau perusahaan lainnya yang satu kelompok dengan perusahaan tersebut. 5. Komisaris independen bukan merupakan seorang pemasok atau pelanggan yang signifikan dan berpengaruh dari perusahaan atau perusahaan lainnya yang satukelompok, atau dengan cara lain berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan pemasok dan pelanggan. 6. Komisaris Independen tidak memiliki kontraktual dengan perusahaan atau perusahaan lainnya yang satu kelompok sebagai komisaris perusahaan tersebut. 7. Komisaris independen harus bebas dari kepentingan dan urusan bisnis apapun atau hubungan lainnya yang dapat, atau secara wajar dapat dianggap sebagai campur tangan secara material dengan kemampuannya sebagai seoarang komisaris untuk bertindak demi kepentingan yang menguntungkan perusahaan.
2.5 Ukuran Perusahaan Purnomosidhi (2006) menyatakan ukuran perusahaan digunakansebagai variabel independen dengan asumsi bahwa perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak dan biasanya memiliki banyakunit usaha dan memiliki potensi penciptaan nilai jangka panjang. Ukuran perusahaan juga menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Semakin besar ukuran
20 Universitas Sumatera Utara
perusahaan maka semakin tinggi pula tuntutan terhadap keterbukaan informasi dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Besar kecilnya suatu perusahaan dapat dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjulan dan nilai total aset (Riyanto,2008:313).
Dengan mengungkapkan informasi yang lebih banyak,
perusahaan mencoba mengisyaratkan bahwa perusahaan telah menerapkan prinsip-prinsip perusahaan yang baik.
2.6 Umur Perusahaan Umur perusahaan menunjukkan perusahaan tetap eksis, mampu bersaing dan memanfaatkan peluang bisnis dalam suatu perekonomian ( Yularto dan Chariri, 2003). Dengan mengetahui umur perusahaan, maka akan diketahui pula sejauh mana perusahaan tersebut dalam bertahan dalam dunia bisnis. Semakin panjang umur perusahaan akan memberikan pengungkapan informasi keuangan yang lebih luas dibandingkan perusahaan lain yang umurnya lebih pendek dengan alasan perusahaan tersebut memiliki pengalaman lebih dalam pengungkapan laporan tahunan (Wallace at al, 1994).
2.7 ReputasiAudior Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat diantara manajer dan pemegang saham dengan menggunkan pihak luar untuk memberikan pengesehan terhadap laporan keuaangan. Para pengguna laporan keuangan terutama pemegang saham akan 21 Universitas Sumatera Utara
mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat oleh auditor mengenai laporan keuangan suatu perusahaan (Mulyadi,2002). Reputasi auditor yang besar mempengaruhi klien dalam pengungkapan informasi lebih lanjut mengenai intellectual capital perusahaan (Oliveira,2006) berpendapat bahwa perusahaan audit yang besar berpengaruh dengan mendorong klien untuk mengungkapkan informasi lebih lanjut seperti yang mereka inginkan untuk mengembangkan keahlian auditor dan memastikan klien akan tetap menggunakan jassa auditor tersebut. Penerbit yang menggunakan jasa auditor yang memiliki reputasi baik adalah Big Four biasanya memiliki pengungkapan informasi yang baik dan dapat dipercaya. Kantor auditor yang berpengaruh di dunia dan termasuk Big Four yaitu Pricewaterhouse Coopers (PWC), Deloitte Tolice Tomatsu Ltd (Deloitte), Ernst & Young, dan Klynveld, Peat, Marwick, Goerdeler (KPMG). Leonora, dkk (2012) menyatakan bahwa kantor akuntan publik di indonesia yang berafiliasi dengan Big Four adalah : 1. PWC berafiliasi dengan KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan. 2. Deloitte berafiliasi dengan KAP Osman Bing Satrio. 3. Ernst & Young berafiliasi dengan KAP Purwantono, Suberman & Surja. 4. KPMG berafiliasi dengan KAP Siddharta dan Widjaja. 2.8 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik ini, yaitu : penelitian Nugroho (2012), menguji faktor-faktor yang mempengaruhi modal
22 Universitas Sumatera Utara
intelektual,memilih
variabel
independen
ukuran
perusahaan,umur
perusahaan,komisaris independen, leverage dan konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan modal intelektual pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesia 2010. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia dengan sampel
yang diambil adalah 68
perusahaan dan hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh ukuran perusahaan, umur perusahaan, komisaris independen, leverage dan konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan modal intelektual. Penelitian selanjutnya tentang pengungkapan modal intelektual dilakukan oleh Woodcock dan Whiting (2009) untuk mengetahui seberapa luas pengunngkapan modal intelektual di perusahaan Australia dan pengaruh karaktersitik perusahaan (tipe industri, konsentrasi kepemilikan, umur listing,, leverage dan tipe auditor) terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual. Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan di Australia yang terdaftar di ASX (Australian Stock Exchange) dengan sampel yang diambil adalah 70 perusahaan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa tipe industri dan tipe audior berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual sedangkan konsentrasi kepemilikan, umur listing dan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual. Penelitiann terdahulu selanjutnya adalah oleh oliviera at al (2006) untuk mengetahui informasi aset tidak berwujud yang dilaporkan sukarela oleh perusahaan yang terdaftar di pasar saham portugal dan mengalisis faktor yang mempengaruhi praktik pengungkapan modal intelektual. Faktor-faktor yang
23 Universitas Sumatera Utara
dainggap berpengaruh adalah ukuran perusahaan, leverage, tipe auditor dan kepemilikan gabungan. Populasi penelitan adalah perusahaan yang listing dalam Euronext Market di Lisbon dengan sampel penelitian 49 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan aset tidak berwujud secara sukarela adalah ukuran perusahaan, tipe industri, tipe auditor dan kepemilikan gabungan. Penelitian terdahulu lainnya yang berhubungan dengan topik ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Wahyu (2009), tujuan penelitiannya adalah menganilisis pengaruh kepemilikan, leverage, komisaris independen, umur perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan modal intelektual. Populasi penelitian diambil pada perusahaan yang terdaftar di BEI dengan sampel sebanyak 90 perusahaan. Penelitian ini mengatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual sedangkan konsentrasi kepemilikan, leverage, komisaris indpenden, umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pegungkapan modal intelektual.
24 Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1.
Peneliti dan Tahun penelitian Nugroho 2012
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan modal intelektual
Tidak ada pengaruh ukuran perusahaan, umur perusahaan, komisaris independen, leverage dan konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan modal intelektual
2.
Woodcock dan Whiting 2009
Pengungkapan modal intelektual pada perusahaan Australia
Tipe industri dan tipe audior berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual sedangkan konsentrasi kepemilikan, umur listing dan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual.
3.
Oliviera et al 2006
Menerapkan teori pengungkapan suka rela untuk pelaporan aset tidak berwujud studi pasar saham Portugis
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan aset tidak berwujud secara sukarela adalah ukuran perusahaan, tipe industri, tipe auditor dan kepemilikan gabungan
25 Universitas Sumatera Utara
4.
Wahyu 2009
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sukarela modal intelektual (studi empiris pada perusahaan non keuangan yang listing di BEI)
Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual sedangkan konsentrasi kepemilikan, leverage, komisaris indpenden, umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pegungkapa modal intelektual.
2.9 Kerangka Konseptual Menurut Erlina (2008:28) kerangka konseptual menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yakni antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam kerangka konseptual ini memiliki empat variabel bebas yaitu komisaris independen, umur perusahaan, ukuran perusahaan, dan reputasi auditor dan kemudian terdiri dari satu variabel terikat yaitu Intellectual Capital Disclosure (ICD). Dalam kerangka konseptual ini masing-masing menjelaskan pengaruh dari komisaris independen terhadap Intellectual Capital Disclosure (ICD), pengaruh umur perusahaan terhadap Intellectual Capital Disclosure (ICD), pengaruh ukuran perusahaan terhadap Intellectual Capital Disclosure (ICD), dan kemudian reputasi auditor terhadap Intellectual Capital Disclosure (ICD). Dari penjelasan tersebut maka bisa dilihat kerangka konseptualmya sebagai berikut:
26 Universitas Sumatera Utara
Komisaris Independen ( 𝑋𝑋1 ) Ukuran Perusahaan (𝑋𝑋2 )
Intellectual Capital Disclosure (ICD) (Y)
Umur Perusahaan (𝑋𝑋3 ) Reputasi Auditor (𝑋𝑋4 )
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.9.1.Pengaruh Komisaris Independen terhadap Intellectual Capital Disclosure (ICD) Komisaris independen sebagai pihak yang netral dalam perusahaan diharapkan mampu menjembatani adanya asimetris informasi yang terjadi antara pihak pemilik dengan pihak manajer. Komisaris independen sebagai pihak yang netral mengawasi para pemegang saham sehubungan dengan aktivitas perusahaandan mengendalikan prilaku para manajer perusahaan. Komisaris independen merupakan orang-orang diluar perusahaan yang dipilih untuk mengawasi kinerja perusahaan, hal ini bertujuan agar komisaris independen dapat
27 Universitas Sumatera Utara
bekerja secara independen dan bertindak semata-mata untuk kepentingan perusahaan. Komisaris imdependen dapat memberikan penilaian yang lebih objektif terhadap kinerja dari manajer dan penilaian terhadap masalah di perusahaan karena komisaris independen berasal dari luar pihak yang afiliasi. Dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian internal yang dapat digunakan untuk menyelaraskan perbedaan kepentingan yang terjadi antara pihak manajer
dengan
investor
dengan
melakukan
pengungkapan
informasi
pengungkapan intellectual capital. Hal ini dikarenakan komisaris independen cenderung menuntut suatu perusahaan agar melaporkan informasi perusahaan secara luas agar informasi dalam laporan keuangan mempunyai kualitas tinggi terlebih informasi ini berkaitan dengan perusahaan yang baru melakukan IPO di pasar modal. H1a:
Komisaris
independen
berpengaruhterhadap
Intellectual
Capital
Disclosure(ICD). 2.9.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Intellectual Capital Disclosure (ICD) Semakin besar ukuran perusahaan, semakin tinggi pula tuntutan terhadap keterbukaan
informasi
dibanding
perusahaan
yang
lebih
kecil
dengan
menungkapan informasi yang lebih banyak, perusahaan mencoba mengisyaratkan bahwa perusahaan telah menerapkan prinsip-prinsip manajemen perusahaan yang baik. Meningkatkan pengungkapan informasi akan mengurangi asimetris informasi yang terjadi di pasar modal. Purnomosidhi (2006) menyatakan bahwa
28 Universitas Sumatera Utara
ukuran perusahaan digunakan sebagai variabel independen dengan asumsi bahwa perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak dan biasanya memiliki banyak unit usaha dan memiliki potensi penciptaan nilai jangka panjang. Penilitian yang dilakukan
White, et al (2007) menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap intellectual capital disclosure. H2b: Ukuran perusahaan berpengaruhterhadap intellectual capital disclosure (ICD). 2.9.3. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Intellectual Capital Disclosure (ICD) Umur perusahaan menunjukkan perusahaan tetap eksis, mampu bersaing dan memanfaatkan peluang bisnis dalam suatu perusahan. Dengan mengetahui umur perusahaan maka akan diketahui pula sejauh mana perusahaan tersebut akan memberikan pengungkapan informasi keuangan yang lebih luas dibandingkan dengan perusahaan yang umurnya lebih
pendek dengan alasan perusahaan
tersebut memiliki pengalaman lebih dalam pengungkapan laporan tahunan. (Wallace et all, 1994). Umur perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap
intellectual
capital
disclosureWidiaastuti
(2002)
mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki umur yang lebih tua memeiliki pengalaman lebih banyak sehingga lebih mengetahui kebutuhan konstituen akan informasi tentang perusahaan. H3c: Umur perusahaan berpengaruhterhadap intellectual capital disclosure (ICD).
29 Universitas Sumatera Utara
2.9.4. Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Intellectual Capital Disclosure (ICD) Reputasi auditor menjadi salah satu signal bagi investor untuk menilai kualitas laporan keuangan. Auditor menjadi salah satu determinan kualitas pengungkapan informassi keuangan yang disajikan perusahaan. Auditor ini berperan mengaudit laporan keuangan para emiten di bursa efek. Tujuannya adalah untuk menjamin kewajaran dari laporan keuangan. Penerbit yang menggunakan jasa auditor yang memiliki reputasi baik, misalnya Big Four, biasanya memiliki pengungkapan informasi laporan keuangan yang lebih baik dan dapat dipercaya sehingga dapat menurunkan tingkat asimetris informasi antara investor dan penerbit sekaligus meningkatkan kualitas audit. H4d: Reputasi auditor berpengaruh terhadap intellectual capital disclosure(ICD) 2.9.5.Pengaruh
Komisaris
Independen,
Umur
perusahaan,
Ukuran
Perusahaan, dan Reputasi Auditor terhadap Intellectual Capital Disclosure (ICD) Komisaris independen sebagai pihak yang netral mengawasi para pemegang saham sehubungan dengan aktivitas perusahaan dan mengendalikan prilaku para manajer perusahaan. Komisaris independen merupakan orang-orang diluar perusahaan yang dipilih untuk mengawasi kinerja perusahaan, hal ini bertujuan agar komisaris independen dapat bekerja secara independen dan bertindak semata-mata untuk kepentingan perusahaan. Komisaris imdependen dapat memberikan penilaian yang lebih objektif terhadap kinerja dari manajer dan
30 Universitas Sumatera Utara
penilaian terhadap masalah di perusahaan karena komisaris independen berasal dari luar pihak yang afiliasi. Semakin besar ukuran perusahaan, semakin tinggi pula tuntutan terhadap keterbukaan informasi dibanding perusahaan yang lebih kecil dengan mengungkapan informasi yang lebih banyak, perusahaan mencoba mengisyaratkan bahwa perusahaan telah menerapkan prinsip-prinsip manajemen perusahaan yang baik. Umur perusahaan menunjukkan perusahaan tetap eksis, mampu bersaing dan memanfaatkan peluang bisnis dalam suatu perusahan. Dengan mengetahui umur perusahaan maka akan diketahui pula sejauh mana perusahaan tersebut akan memberikan pengungkapan informasi keuangan yang lebih luas dibandingkan dengan perusahaan yang umurnya lebih
pendek dengan alasan perusahaan
tersebut memiliki pengalaman lebih dalam pengungkapan laporan tahunan. (Wallace et all, 1994). Reputasi auditor menjadi salah satu signal bagi investor untuk menilai kualitas laporan keuangan. Auditor menjadi salah satu determinan kualitas pengungkapan informassi keuangan yang disajikan perusahaan. Auditor ini berperan mengaudit laporan keuangan para emiten di bursa efek. Tujuannya adalah untuk menjamin kewajaran dari laporan keuangan. H2: Komisaris independen, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan reputasi auditor berpengaruh terhadap intellectual capital disclosure(ICD).
31 Universitas Sumatera Utara
2.10 Hipotesis Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dijelaskan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah : H1 : Komisaris Independen, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaaan, dan Reputasi Auditor secara parsial berpengaruh terhadap Intellectual Capital Disclosure (ICD). H2 : Komisaris Independen, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaaan, dan Reputasi Auditor secara simultan berpengaruh terhadap Intellectual Capital Disclosure (ICD).
32 Universitas Sumatera Utara