PENGARUH REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE, AUDIT CLIENT TENURE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)
NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
TRIA KURNIAWATI B200110042
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
PENGARUH REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE, AUDIT CLIENT TENURE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)
TRIA KURNIAWATI B200110042 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta E-mail :
[email protected] ABSTAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh reputasi auditor, disclosure, audit client tenure, dan ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern. Hipotesis yang diajukan (1) reputasi auditor berpengaruh terhadap opini audit going concern, (2) disclosure berpengaruh terhadap opini audit going concern, (3) audit client tenure berrpengaruh terhadap opini audit going concern, (4) ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern. Populasi penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2010-2014.Sampel dipilih berdasarkan purposive sampling, data analisis dengan menggunakan model analisis regresi logistic dan dari hasil tersebut diperoleh 155 data laporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reputasi auditor, disclosure, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.Audit client tenur memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Kata kunci: reputasi auditor, disclosure, audit client tenure, ukuran perusahaan, dan opini audit going concern.
PENDAHULUAN Perusahaan didirikan dengan tujuan memiliki kelangsungan hidup untuk jangka panjang.Kondisi dan peristiwa yang dialami oleh suatu perusahaan dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan, contoh kerugian operasi yang signifikan dan terus menerus sehingga menimbulkan keraguan atas kelangsungan hidup perusahaan (Forogohi, 2012). Dengan adanya keraguan perusahaan untuk dapat melakukan kelangsungan usahanya, maka auditor dapat memberikan opini going concern. Opini audit going concern merupakan opini audit modifikasi yang diberikan auditor bila terdapat keraguan atas kemampuan going concern perusahaan atau terdapat ketidak pastian yang signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya dalam kurun waktu yang pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal pelaporan keuangan yang sedang diaudit (SPAP,2011). Salah satu perusahaan besar di Amerika Serikat yang mengalami kebangkrutan adalah Lehman Brothers.Kebangkrutan Lehman Brothers mengindikasikan bahwa kondisi perusahaan yang sudah mapan dengan profitabilitas yang tinggi tidak menjamin perusahaan tersebut bebas dari kegagalan usaha. Bayak kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada akhirnya bangkrut, melibatkan banyak pihak yang bertanggung jawab, dimana salah satu pihak yang bertanggung jawab dalam kasus ini adalah pihak auditor (Ardika dan Ekayani, 2013). Atas dasar banyaknya kasus tersebut, maka AICPA (1988) mensyaratkan bahwa auditor harus mengemukakan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai setahun kedepan setelah pelaporan (Januarti dan Fitrianasari, 2008).
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pokok permasalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1.
Apakah reputasi auditor berpengaruh terhadap opini audit going concern?
2.
Apakah disclosure berpengaruh terhadap opini audit going concern?
3.
Apakah audit client tenure berpengaruh terhadap opini audit going concern?
4.
Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern?
LANDASAN TEORI Opini Audit Going Concern Opini audit going concern merupakan opini audit modifikasi yang diberikan auditor bila terdapat keraguan atas kemampuan going concern perusahaan atau terdapat ketidakpastian yang signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya dalam kurun waktu yang pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal pelaporan keuangan yang sedang diaudit (SPAP,2011). Reputasi Auditor Reputasi auditor merupakan dimana auditor bertanggungjawab untuk tetap menjaga kepercayaan publik dan menjaga nama baik auditor sendiri serta KAP tempat auditor tersebut bekerja dengan mengeluarkan opini yang sesuai dengan keadaan perusahaan yang sebenarnya (Verdiana dan Utama, 2013). Menurut penelitian Badera dan Rudyawan, 2009 dalam (Putri, 2014) reputasi auditor merupakan prestasi dan kepercayaan publik yang disandang auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut. Disclosure Disclosure adalah pengungkapan atau pemberian informasi oleh perusahaan, baik yang positif maupun negatife, yang akan mempengaruhi atas suatu keputusan investasi (Astuti, 2012). Menurut Suwardjono (2014:580) secara umum tujuan
pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Kewajiban laporan tahunan bagi perusahaan publik telah diatur oleh pemerintahandalam Keputusan BAPEPAM dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-431/BL/2012 Peraturan No: X.K.6 tentang kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi emiten atau perusahaan publik. Audit Client Tenure Audit client tenure merupakan jangka waktu perikatan yang terjalin antara kantor akuntan publik (KAP) dengan auditee yang sama. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan public disebutkan bahwa pemberian jasa audit umumnya atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan olek KAP paling lama enam tahun buku berturut-turut
dan oleh
seorang akuntan public paling lama tiga tahun berturut-turut. Ukuran Perusahaan Menurut Ferry dan Jones (1979) dalam Alichia (2013) ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut barbagai cara, antar lain total aset, jumlah penjualan, nila pasar saham, kapitalisasi pasar, dan lain-lain semua berkorelasi tinggi.semakin besar ukuran perusahaan ini diindikasikan pada total aset perusahaan. Semakin besar total aset sebuah perusahaan mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut kecil.
RERANGKA PEMIKIRAN Model penelitia yang menggambarkan suatu kerangka pemikiran yang utuh sehingga akan mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan di perumusan masalah, model penelitian dapat dilihat pada gambar 2.2:
Populasi / Sampel Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014
Variabel Dependen
Opini Audit Concern
Variabel Independen
Going
Opini audit going concern yang merupakan opini audit modifikasi yang diberikan auditor bila terdapat karaguan atas kemampuan going concern perusahaan atau terdapat ketidak pastian yang signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya dalam kurun waktu yang pantas, tidak lebih dari satu tahun setelah tanggal pelaporan keuangan yang sedang diaudit (SPAP, 2011).
Reputasi Auditor
Reputasi auditor merupakan dimana auditor bertanggjawab untuk tetap menjaga kepercayaan publik & menjaga nama baik auditor sendiri serta KAP tempat auditor tersebut berkerja dengan mengeluarkan opini yang sesuai dengan keadaan perubahaan yang sebenarnya (Verdiana & Utama,2013) .
Disclosure
Audit Client Tenure
Ukuran Perusahaan
Disclosure adalah pengungkapan atau pemberian informasi oleh perusahaan, baik yamg positif maupun negatif, yang akan mempengaruhi atas suatu keputusan investasi (Astuti, 2012).
Audit clien tenure merupakan jangka waktu perikatan yang terjalin antara KAP dengan auditee yang sama (Widiyantari, 2011).
Menurut Ferry & Jones (1979) dalam Alichia (2003) ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikas -ikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aktiva, total penjualan, & lain-lain yang berkorelasi tinggi.
Gambar 2.2 Model Penelitian
PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Opini Audit Going Concern Semakin besar reputasi Kantor Akuntan Publik maka semakin besar kualitas audit yang diberikannya. Auditor sekala besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi resiko pengendalian (Foroghi, 2012).Menurut Choi et al. (2010) KAP besar seperti big found menyediakan mutu audit yang lebih tinggi di bandingkan dengan KAP kecil yang belum mempunyai reputasi. Berdasarkan uraian tersebut dapat di ajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: H₁: Reputasi auditor berpengaruh terhadap opini audit going concern Pengaruh Disclosure Terhadap Opini Audit Going Concern Hubungan yang terjadi antaradisclosure dengan opini going concern adalah apabila perusahaan merasa cukup baik kinerja keuangan perusahaannya akan semakin banyak pengungkapan yang dilakukan untuk menunjukan kepada masyarakat citra baiknya, namun perusahaan mendapatkan opini going concern atau opini yang dianggap dapat merusak citra perusahaannya maka perusahaan akan lebih sedikit melakukan pengungkapan karena tidak ingin masyarakat terlalu banyak tau mengenai kinerja perusahaannya sedang buruk. Berdasarkan uraian tersebut dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: H₂ :Disclosure berpengaruh terhadap opini audit going concern Pengaruh Audit Client Tenure Terhadap Opini Audit Going Concern Perikatan
audit
yang
lama
akan
menjadikan
auditor
kehilangan
independensinya, sehingga memungkinkan untuk memberikan opini going
concern akan sulit, atau justru akan membuat KAP lebih memahami kondisi keuangan dan akan lebih mudah mendeteksi masalah going concern (Ardika dan Ekayani, 2013). H₃ : Audit client tenureberpengaruh terhadap opini audit going concern Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Hubungan ukuran perusahaan klien dengan opini going concern adalah semakin besar perusahaan klien maka auditor akan menghindari pemberian opini going concern, karena perusahaan yang besar dianggap lebih mampu mengatasi kondisi buruknya dibandingkan dengan perusahaan kecil (Wahyuningsih, 2015). H₄ : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 2011-2013.Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Perusahaan real estate dan property yang listing secara berturut-turut di Bursa EfekIndonesia (BEI) selama periode penelitian (2010-2014). b. Data yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap dan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dari tahun 2010-2014. c. Penyajian laporan keuangan menggunakan kurs rupiah (Rp).
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah opini audit going concern. Menurut SA seksi 341, SPAP (2011), opini audit yang termasuk opini going concern adalah sebagai berikut: 1.
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (Unqualified Opinion With Explanatory Language),
2.
Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion),
3.
Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion),
4.
Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Of Opiniom) Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy, yang diukur
dengan angka 1 bila perusahaan menerima opini going concern (GC) dan angka 0 bila menerima opini non going concern (NGC) yaitu pendapat wajar tanpa pengecualian (Juniadi dan Hartono, 2010). Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang berfungsi menerangkan atau mempengaruhi variabel lainnya, terdapat 4 variabel independen dalam penelitian ini: 1.
Reputasi Auditor Kantor Akuntan Publik dapat digolongkan kedalam KAP The Big Four
melalui suatu proses dimana KAP dikategorikan kedalam peringkat yang akan diukur berdasarkan jumlah karyawan dan pendapat yang diperoleh dari hasil audit.
Dalam penelitian Pratiwi (2013) pada tahun 2010-2011 empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big Four Auditors sebagai berikut: 1) KAP Purwantoro, Suherman, & Surja berafiliasi dengan Ernst &Young, 2) KAP Osman Bing Satrio & Rekan berafiliasi dengan Deloite Touche Tohmatsu, 3) KAP Siddharta &Widjaja berafiliasi dengan Kinsfield, Pet, Marwick, Goerdeller (KPMG), 4) KAP Tanudireja, WaterHouse Coopers (PWC) Pada tahun 2012-2014 emapt KAP local yang berafiliasi dengan The Big Four Auditors sebagai berikut: 1) KAP Purwantono, Suherman, &Surja berafiliasi dengan Ernst & Young, 2) KAP Osman Bing Satrio & Eny berafiliasi dengan Deloite Touche Tohmatsu, 3) KAP Siddharta & Widjaja berafiliasi dengan Kinsfield, Peat, Maarwick, Goerdeller (KPMG), 4) KAP Tanudireja, Wibisana & Rekan berafiliasi dengan Price WaterHouse Coopers (PWC). 2.
Disclosure Variabel ini diukur dengan menggunakan indeks yang telah diukur dalam
Keputusan BAPEPAM dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-431/BL/2012 Peraturan Nomor X.K.6 tentang kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi
entitas atau perusahaan publik. Dalam penelitian ini terdapat 75 item disclosure.Penelitian indeks dilakukan dengan menggunakan skor disclosure yang diungkapkan oleh perusahaan. Jika perusahaan mengungkapkan item informasi dalam laporan keuangannya, maka skor 1 akan diberikan dan jika item tidak diungkapkan, maka 0 akan diberikan (Kartika, 2012). Setelah melakukan scoring, disclosure level dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: Disclosure Level = 3.
Audit Client Tenure Audit client tenure di ukur dengan menghitung jumlah tahun di mana KAP
yang sama telah melakukan perikatan audit terhadap auditee. Tahun pertama perikatan di mulai dengan angka satu dan di tambah dengan satu untuk tahuntahun berikutnya (Knechel dan Vonstraelen, 2007 dalam Pratiwi, 2013). 4.
Ukuran Peerusahaan Dalam penelitian ini total aset di jadikan dalam bentuk logaritma natural.
Hal ini di lakukan karena ukuran perusahaan yang di lihat dari total aset di nyatakan dalam jutan rupiah sehingga membuat digit data terlalu besar, nilai, dan sebenarnya juga besar dari variable lainnya sehingga dapat menyebabkan fluktuasi data yang berlebihan (Alichia, 2013). Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus : SIZE= log natural total aset Metode Analisis Data Analisis regresi logistik di gunakan untuk menguji apakah variabel-variabel reputasi auditor, disclosur, audit client tenure dan ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap opini audit going concern model regresi yang di kembangkan dalam penelitian ini sebagai berikut: GC=α+β₁ (REP) + β₂ (DISC) +β₃ (TENURE) +β₄ (SIZE) +ɛ Keterangan: GC
= opinion going concern (variabel dummy, 1jika opini going concern, 0 jika non going concern)
α
= konstanta
REP
= reputasi auditor (1 untuk KAP yang berasosiasi dengan big four dan 0 untuk KAP lainnya)
DISC
= disclosure (tingkat pengungkapan)
TENURE = lama perikatan auditee dengan KAP SIZE
= ukuran perusahaan klien diukur dengan log total aset
β₁-β₂
= koefisien regresi
ε
= koefisien error
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Tabel 4.10 Variables in The Equation B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
REP
.678
.464
2.140
1
.144
1.971
DISC
.737
2.813
.069
1
.793
2.090
TENURE
-.575
.128
20.115
1
.000
.563
SIZE Constant
.242 .538
.153 2.086
2.512 .066
1 1
.113 .797
1.273 1.712
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 17.0, 2015
Pembahasan a.
Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Opini Audit Going Concern Pengujian hipotesis ke-1 bertujuan untuk menganalisis pengaruh reputasi
auditor opini audit going concern. Variabel reputasi auditor yang diukur menggunakan ukuran KAP dengan variabel dummy pada tabel 4.10 menunjukkan koefisen regresi sebesar 0,678 dengan tingkat signifikansi (ρ-value) sebesar 0,144 > 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0,05 maka hipotesis ke-1 ditolak. Sehingga penelitian ini tidak membuktikan bahwa reputasi auditor berpengaruh terhadap opini audit going concern. b.
Pengaruh Disclosure Terhadap Opini Audit Going Concern Pengujian hipotesis ke-2 bertujuan untuk menganalisis pengaruh disclosure
terhadap opini going concern. Variabel disclosure yang diukur menggunakan disclosure level pada tabel 4.10 menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,737 dengan tingkat signifikansi (ρ-value) sebesar 0,793 > 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0,05 akan hipotesis ke-2 ditolak, sehingga hasil dari penelitian ini terbukti bahwa disclosure tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. c.
Pengaruh Audit Client Tenure Terhadap Opini Audit Going Concern Pengujian hipotesis ke-3bertujuan untuk menganalisis pengaruh audit client
tenure terhadap opini audit going concern. Variabel audit client tenure pada tabel 4.10 menunjukkan koefisien regresi sebesar -0,575 dengan tingkat signifikansi (ρvalue) sebesar 0,0% < 0,05. Karena tingkat singnifikansi lebih kecil dari α =
0,05akan hipotesis ke-3 diterima. Sehingga hasil dari penelitian ini terbukti bahwa audit client tenure berpengaruh signifikan terhadap opini going concern. d.
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pengujian hipotesis ke-4 bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran
perusahaan terhadap opini audit going concern. Variabel ukuran perusahaan diukur menggunakan L.n total aset pada tabel 4.10 menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,242 dengan tingkat signifikansi (ρ-value) sebesar 0,113 > 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0,05 maka hipotesis ke-4 ditolak, sehingga hasil dari penelitian ini terbukti bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Keterbatasan Penelitian Dalam
melakukan
penelitian
ini,
terdapat
beberapa
keterbatasan-
keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut: 1.
Populasi penelitian ini hanya menggunakan perusahaan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014.
2.
Sumberdata yang digunakan adalah data sekunder, sehingga beberapa sampel terpaksa dikeluarkan karena data yang didapat dengan cara mendownload dari situs www.idx.co.id yang kurang lengkap.
3.
Variabel penelitian yang digunkan terbatas hanya empat variabel independen yaitu reputasi auditor, disclosure, audit client tenure, dan ukuran perusahaan.
Saran Penelitian mengenai penerimaan opini going concern di masa yang akan datang diharapkan mampu meberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas dengan mempertimbangkan saran dibawah ini: 1.
Penelitian selanjutnya mempertimbangkan untuk menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI sebagai populasi penelitian.
2.
Penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel-variabel lain baik itu rasio keuangan dan faktor non keuangan yang dianggap mempengaruhi opini audit going concern.
DAFTAR PUSTAKA Alicia, Yashinta Putri. 2013. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Opini Audit Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern”. Jurnal Penellitian. Universitas Negeri Padang Ardika I Kadek dan Ni Negah Seri Ekayani. 2013. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempunyai Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humaika ISSN 2089-3310: Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa Vol.3 No.1 Astuti. 2012. “Pengaruh Faktor Keuangan dan Non-Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern”, Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro. Astuti, Irtani, dan Darsono. 2012. “Pengaruh Faktor Keuangan dan NonKeuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern”, Diponegoro Journal Of Accounting. Vol.1 No.2.Pg.1-10. BAPEPAM-LK. 2008. Keputusan Nomor: KEP-310/BL/2008 Peraturan No.VIII.A.2: Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa di Pasar Modal. www.bapepam.go.iddiakses pada tanggal 9 Mei 2015. BAPEPAM-LK. 2012. Keputusan Nomor: KEP-341/BL/2012 Peraturan Nomor X.K.6: Kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi perusahaan public. www.bapepam.go.iddiakses pada tanggal 9 Mei 2015. Belkaoui, Ahmed. R. 2007. Teori Akuntansi. Edisi Terjemahan. Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. Dewayanto, Totok. 2011. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Fokus Ekonomi. Vol.6 No.1 pg.81-104. De Angelo, L.E. 1981. “Auditor Independen, Lowballing, and Disclosure Regulation”. Journal Of Accounting and Economic. Pg.113-127 Forogohi, Daruosh. 2012. “Audit Frim Size and Going Concern Reporting Accuracy”. Interdicipinary Journal of Contemporary Research In Business.Vol.3 No.9. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.Semarang:Badan Penerbitan Universitas Diponegoro. Haroon, Hasnah, Bambang Hartadi, Muhfooz Ansari, dan Ishak Ismail. 2009.”Factors Influencing Auditor’s Going Concern Opinion”. Asiana Academy Of Management Journal. Vol. 14 No. 1 : 1-19.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standard Professional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Januarti. 2009. “Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal Akuntansi. Universitas Diponegoro Semarang. Januarti, Indira, dan Ella Fitrianasari. 2008. “Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ Tahun 2000-2005)”. Jurnal Maksi, UNDIP Vol.8 No.1:43-58 Junaidi, dan Jogiyanto Hartono. 2010. “Faktor Non-Keuangan pada Opini Going Concern”. Jurnal Symposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto. Mulyadi. 2002. Auditing Edisi 6. Yogyakarta: Salemba Empat. Muttaqin, Ariffandita Nuri dan Sudarno. 2012. “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Faktor Non Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern”. Diponegoro Journal Of Accounting. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman: 1-13 Pratiwi, Karina Aningdita. 2013. “Pengaruh Audit Tenure, Reputasi KAP, Disclosure, Ukuran Perusahaan Klien, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern”. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Isalam Negeri Syarif Hidayatullah Putrid, Tria Widiastuti, M.Rasuli, dan Volta Diyanto. 2014. “Pengaruh Opinion Shopping, Reputasi Auditor, Disclosure, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur 2011-2013 yang Lising di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Akuntansi:Universitas Riau Vol.1 No.2 Putrady, Gea Cherlita. 2014. “Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Suwarjono. 2014. Teori Akuntansi. Yogyakarta: BPFE. Verdiana, Komang Anggita dan I Made Karya Utana. 2013. “Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure, Audit Client Tenure pada Kemungkinan Pengungkapan Opini Audit Going Concern”. E-Jurnal Akuntansi ISSN: 2302-8556. Universitas Udayana 5.3 (2013): 530-543.
Wahyuningsih, Dewi Anita. 2015. “Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure, Audit Client Tenure dan Ukuran Perusahaan pada Opini Audit Going Concern: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa BEI Tahun 20112013”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Widyantari, AA Ayu Putri. 2011. “Opini Audit Going Concern dan Fakta-Fakta yang Mempengaruhi: Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Iindonesia”. Tesis S-2. Denpasar: Program Studi Akuntansi, Universitas Udayana. http//:www.idx.co.id