BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Penyakit Tuberculosis Paru Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang umumnya menimbulkan tanda-tanda dan
gejala sangat bervariasi pada masing-masing penderita, mulai dari tanpa gejala hingga sangat akut dan hanya beberapa bulan setelah diketahui sehat hingga beberapa tahun, sering tidak ada hubungan antara lamanya sakit maupun luasnya penyakit. (Purnawan Junaidi, 1982). Manifestasi dari penyakit ini berbeda-beda dan tersebar luas. Paru-paru sering terkena, tetapi lesi dapat terjadi juga dalam ginjal, tulang, kelenjar limfe, selaput otak atau tersebar di seluruh tubuh (Gerand Bonang, 1992), Tuberculosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi dengan perjalanan penyakit yang menahun. Keluhan yang dirasakan penderita tuberculosis dapat bermacam-macam atau malah tanpa keluhan sama sekali. Tidak ada gejala yang khas. Gejala dapat akut tapi lebih sering menahun, gejala yang terbanyak adalah : Batuk-batuk lama lebih dari 2 minggu, riak yang mucoit atau mukopurulen, nyeri dada, batuk darah, dan gejala-gejala lain yaitu bila ada tanda-tanda penyebaran ke organ lain seperti pleura : nyeri pleuritik, sesak nafas ataupun gejala meningalial yaitu nyeri-nyeri kepala, kaku kuduk perlu dipertimbangkan hubunganya dengan fase perjalanan penyakit (Purnawan Junaidi, 1982). Bahan pemeriksaan mikroskopis dibuat sediaan apus pada obyek glass yang baru dan bersih. Sediaan yang telah kering diperiksa dibawah miksroskop dengan lensa
obyektif yang memerlukan minyak imersi. Basil Tahan Asam (BTA) tampak bentuk batang tak rata berwarna merah diatas dasar biru (B. Sandjaja, 1992).
B.
Basil Tahan Asam Mycobacterium bersifat aerob, tidak tahan panas, mati dalam pemanasan 600C
selama 15-20 menit. Ketahanan hidupnya dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya. Bakteri dalam biakan dapat mati jika terkena sinar matahari langsung selama 2 jam, tetapi jika dalam sputum dapat bertahan 20-30 jam, Mycobacterium tahan terhadap berbagai bahan kimia dan desinfektan antara lain phenol 5 % asam sulfur 15 %, asam nitrat 3 % dan NaOH 4 %. Dalam medium yang mengandung telur, basil tuberculosis tipe human tumbuh dan membentuk niasin. Enzim strain basil tuberculosis yang virulen mampu mengikuti merah netral dalam larutan buffer alkali (Bambang Suryono, 1995). Basil tuberculosis menurut jenis zat kimianya terdapat 3 macam antigen yaitu polisaklarida, protein dan fostatida. Sesuai dengan jenis antigen, di dalam serum darah penderita tuberculosis terdapat berbagai macam antibodi untuk melawan antigen tersebut. Adanya antigen polisakharida dapat ditunjukkan dengan reaksi yang menggunakan eritrosit yang telah tersensitized. Antigen protein dapat diperiksa dengan reaksi yang menggunakan eritrosit yang dilapisi protein dan difiksasi. Sedangkan adanya antigen fosfatase dapat diperiksa dengan uji aglutinasi fostalida kaolin.
C.
Sputum Sputum adalah cairan yang diproduksi dalam alvioli dan brokioli. Sputum yang
mengandung kuman tuberculosis adalah yang berasal dari luka terbuka pada brokus. Sputum yang memenuhi syarat pemeriksaan harus betul-betul dari trachea dan bronchi
bukan berupa air ludah. Sputum dapat dibedakan dengan ludah antara lain : ludah biasa akan membentuk gelembung-gelembung jernih dibagian atas permukaan cairan, sedang pada sputum hal ini jarang terjadi. Secara mikroskopi ludah akan menunjukkan gambaran sel-sel gepeng sedang pada sputum hal ini tidak ditemukan. (Widman, 1994). Sputum paling baik untuk pemeriksaan adalah sputum pagi hari, karena sputum pagi paling banyak mengandung kuman. Sputum pagi dikumpulkan sebelum mengosok gigi, tetapi sudah berkumur dengan air untuk membersihkan sisa makanan dalam mulut yang tertinggal. (B. Sandjaja, 1992).
D.
Pemeriksaan Basil Tahan Asam Pulasan yang dipakai ialah menurut, pulasan Gram dan pulasan terhadap kuman
tahan asam, yang penting ialah pulasan Ziehl-Neelsen dan pulasan Gram. Agar pemeriksaan Gram bermakna, sebaiknya sputum yang diperoleh dicuci beberapa kali dulu dengan larutan garam steril supaya kuman-kuman yang hanya melekat pada unsur-unsur sputum dan yang tidak berasal dari bronchi menjadi hanyut. Hanya jika pada pulasan Gram dilihat satu-dua macam kuman saja, hasil pemeriksaan bakterioskopi itu mempunyai makna.
E.
Prosedur Homogenisasi Jika tidak hendak memakai sputum yang dipekatkan terlebih dulu untuk mencari
batang tahan asam, carilah sebagian dari sputum itu yang bekerja atau yang purulent untuk dijadikan sediaan tipis. Cara langsung itu kurang baik dari cara pemekatan : cara pemekatan boleh dikerjakan sebagai berikut :
1. Taruhlah 2-4 ml sputum dalam tabung sentrifuge dan tambahlah sama banyaknya larutan NaOH 4%. 2. Kocoklah tabung itu selama 5-10 menit atau sampai saat sputum telah mencair sempurna. 3. pusinglah tabung itu selama 15-30 menit pada 3.000 rpm. 4. Buanglah cairan atas dan tambahlah 1 tetes indikator fenol merah kepada sediment yang masih ada dalam tabung itu : warnanya menjadi merah. 5. Netralkanlah reaksi sediment itu dengan berhati-hati meneteskan larutan HCI 2 n ke dalam tabung sampai tercapainya warna merah jambu kekuning-kuningan. 6. Sediment ini selanjutnya dipakai untuk membuat sediaan pulasan (boleh dipakai juga untuk biakan M. tuberculocic dan untuk percobaan marmot). (Ganda Subrata, 1997)
1. Pengambilan sampel dan cara mengeluarkan dahak.. Dahak yang baik adalah yang berasal dari paru-paru, untuk bisa mengeluarkan dahak dari paru-paru penderita dikasih : a. Glyceryl Guaiacolate (GG) 100 mg dosis tunggal dengan maksud mencairkan dahak untuk mempermudah cara mengeluarkan dahak sebagai sampel. b. Badan menbungkuk dan ambil napas dalam-dalam lalu ditahan sampai betul-betul terasa gatal baru dibatukan.
2. Pembuatan Smear Waktu Pengambilan dahak dari pot sputum diaduk ,diratakan pada obyek glass dengan menbentuk spiral memakai ukuran 2 x 3 cm .Pemeriksaan mikroskopis jumlah kuman kurang 5000 sel dalam 1 ml akan meningkatkan negatif palsu.
Sel Mycobacterium tuberculosis terbungkus oleh mukosa (epitel,leukosit) sehingga tidak tampak. Diharapkan
dengan
perlakuan
homogenisasi
yaitu
melepaskan
kuman
Mycobacterium tuberculosis dari mukosa jaringan sehingga dapat meminimalisasi negatif palsu.