BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tinjauan Teori
2.1.1.
Perdagangan Berjangka Valuta Asing (Forex) Forex (Foreign Exchange) atau Valuta Asing menurut Serfianto (2013;
148) merupakan jenis transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain dengan melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan. Ada 5 (lima) pilihan mata uang dunia untuk bertransaksi terhadap mata uang US$ yaitu British Poundsterling, Australian Dollar, Japanese Yen, Swiss Franc dan Euro. Menurut Frento (2012; 11) sebenarnya keberadaan forex trading telah lama ada, sejak ditemukannya teknik mengonversi mata uang sebuah negara ke mata uang negara lainnya.
Namun, secara kelembagaan baru ada setelah
didirikannya badan arbitrase kontrak berjangka (futures). Contohnya adalah IMM (International Money Market, didirikan tahun 1972) yang merupakan bagian dari CME (Chicago Mercantile Exchange, yang khusus menangani produk “perishable commodities”). Contoh lainnya adalah LIFFE (London International Financial Futures Exchange), dan lain sebagainya. Menurut Serfianto (2013; 149) keuntungan bertransaksi di bidang forex yaitu: 1.
Peluang keuntungan dua arah. Hal ini berarti transaksi dapat dilakukan pada posisi beli ataupun posisi jual terlebih dahulu.
2.
Sistem perdagangan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja selama 24 jam, sesuai dengan keinginan Nasabah.
3.
Sebagai instrument perlindungan dari fluktuasi mata uang yang tidak menentu bagi eksportir dan importir.
4.
Tidak dikenakan pajak atas keuntungan.
5.
Modal atau Initial Margin yang diperlukan untuk bertransaksi relatif kecil dibandingkan nilai transaksi sebenarnya yaitu hanya sebesar 1% dari nilai kontrak yang berlaku.
6.
Keamanan dana terjamin karena disetor ke rekening bank terpisah (segregate account) yang terdaftar dan ditunjuk oleh otoritas bursa.
7.
Risiko dapat diminimalisasi dengan risk management. Ada banyak manfaat dan keuntungan dari forex trading menurut Frento
(2012; 34). Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa orang memilih pasar forex: 1.
Tidak ada komisi Kebanyakan kompensasi untuk jasa broker diambil melalui sesuatu yang disebut “bid-ask spread”. Keuntungan didapatkan dari perbedaan harga jual dengan harga beli.
2.
Tidak ada calo Nasabah berdagang langsung dengan pasar dan bertanggung jawab atas harga pasangan mata uang tertentu.
3.
Tidak ada ukuran tetap Di forex spot, nasabah menentukan banyaknya sendiri.
Hal ini
memungkinkan para pedagang untuk berpartisipasi dengan akun kecil di broker tertentu. 4.
Biaya transaksi rendah Biaya transaksi ritel (bid/ask spread) biasanya kurang dari 0,1% di bawah kondisi pasar normal. Hal ini tergantung pada leverage.
5.
Pasar 24 jam Pasar berjalan 24 jam penuh selama 5 hari. Dari pembukaan senin pagi di Australia untuk penutupan sore di New York.
6.
Tidak ada yang bisa mengatur/mengontrol pasar Pasar valuta asing sangat besar dan memiliki begitu banyak peserta yang tidak ada entitas tunggal (bahkan bank sentral) tidak dapat mengontrol harga pasar untuk jangka waktu tertentu.
7.
Leverage (daya ungkit) Leverage memberikan trader kemampuan untuk menghasilkan keuntungan yang besar, dan pada saat yang sama menjaga risiko modal minimum. Tanpa manajemen risiko yang tepat, leverage yang tinggi dapat menyebabkan kerugian besar atau keuntungan yang besar.
8.
Likuiditas tinggi Pasar forex sangat besar.
Ini menyebabkan forex sangat likuid.
Dalam
kondisi normal, nasabah dapat bertransaksi baik membeli atau menjual karena
akan selalu ada seseorang di pasar yang mau mengambil sisi lain dari langkah yang nasabah ambil. 9.
Hambatan rendah untuk entry Di pasar forex, karena ada regular, mini dan micro yang jumlahnya bias disesuaikan dengan dana nasabah, maka tidak akan menghambat para calon nasabah yang memiliki dana yang kecil.
10. Peralatan gratis dimana-mana Bagi trader disediakan fasilitas “demo” akun untuk berlatih juga berita forex real-time dan layanan charting yang memuat berita secara regular baik harian maupun mingguan yang mana berita tersebut sangat berpengaruh terhadap pergerakan pasar. 2.1.2.
Analisis Teknikal Analisis teknikal merupakan teknik analisis grafik harga dengan
indikator-indikator tertentu.
Sebagaimana dinamika pasar dpengaruhi oleh
perilaku dan tindakan dari para pelaku pasar (supply and demand). Aksi dan reaksi dari pelaku pasar memiliki suatu pola yang berulang karena selain dari karakteristik sifat manusiawi yang dipengaruhi oleh “greed and fear” (ketamakan dan ketakutan) para pelaku pasar juga belajar dari pengalaman yang terjadi dimasa lalu. Analisis teknikal merupakan salah satu metode pendekatan dalam mengevaluasi pergerakan harga. Dicks (dikutip dari Miikha Linden, 2009; 26) memberikan deskripsi analisis teknikal sebagai berikut: “Technical analysis is that you take past performance of a position, equity, currency, future, or whatever
and tie it together with mathematical calculations to try predict the future outcome of position”. Sedangkan Edwards (Edwards et al, 2001; 46) mengemukakan bahwa analisis teknikal adalah “is the science of recording, usually in graphic form, the actual of trading (price changes, volume of transactions, etc) in a certain stock or in the averages and then deducing from that pictured history the probable future trend”. Dengan demikian, analisis teknikal merupakan analisis terhadap pola pergerakan harga di masa lalu dengan tujuan untuk meramalkan pergerakan harga dimasa yang akan datang. Seorang trader semestinya menguasai analisis teknikal, seperti halnya seorang meteorology dan geofisika meramalkan dengan baik cuaca hari esok berdasarkan data kemarin (Benni Sinaga, 2010; 29). Kunci sukses dalam investasi adalah pengetahuan dan action. Awalnya, analisis teknikal diaplikasikan di equity market tetapi kemudian secara bertahap kepopulerannya dikembangkan di pasar komoditi, instrument-instrumen hutang, mata uang, dan pasar-pasar internasional lainnya (Pring, 2002). Tidak ada alasan mengapa seseorang tidak dapat memperoleh keuntungan di pasar keuangan. Analisis teknikal amat berguna untuk memprediksi dan mengidentifikasikan emerging trends. Analisis teknikal didasarkan pada data harga yang dijabarkan dalam bentuk grafik statistik (quarterly, halfly, hourly, daily, weekly, dll). Beberapa alat yang diperlukan adalah Chart, Tren and Timeframe, Price Channel, Support and Resistence, Pola Elliot Wave, Pola Head and Shoulder, Overbought/Oversold,
Breakout/Breakdown/Reversal, False Signal. Sedangkan indikator-indikator lain yang digunakan dalam analisis teknikal diantaranya adalah Moving Average Convergence Divergence dan Stochastic Oscillator. 2.1.3.
Analisis Fundamental Cornelius Luca (dikutip dari Ming, 2001; 24) membuat defenisi
mengenai fundamental sebagai berikut: “As the name indicates, they refer to the factors which either show the fundamental state of the economy or fundamentally alter the outlook of one economy relative to the world economy”. Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa fundamental sebagai faktor-faktor yang menggambarkan kondisi perekonomian suatu negara. Jack D. Schwager (dikutip dari Ming, 2001; 24) juga memberikan defenisi mengenai analisis fundamental sebagai berikut: “Fundamental analysis involves the use of economic data (e.g., production, consumption, disposable income) to forecast price”. Dari defenisi tersebut disimpulkan bahwa analisis fundamental sebagai suatu metode analisis yang menggunakan data ekonomi, seperti data produksi, konsumsi, dan pendapatan rumah tangga, untuk meramalkan pergerakan harga. Setiap berita baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan ekonomi dapat merupakan suatu faktor fundamental yang penting untuk dicermati. Menurut Ming (2001; 25-30), faktor-faktor fundamental yang sifatnya luas dan kompleks tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori besar, yaitu:
a. Faktor Ekonomi Dalam
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kondisi
fundamental perekonomian suatu negara, indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor fundamental itu sendiri. Indikator-indikator ekonomi yang sering digunakan dalam analisis fundamental, yaitu: 1.
Gross National Product adalah total produksi barang dan jasa yang diproduksi oleh penduduk negara tersebut baik yang bertempat tinggal/berdomisili di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri dalam suatu periode tertentu.
2.
Gross Domestic Product adalah penjumlahan seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan dalam negeri maupun oleh perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara tersebut pada suatu waktu/periode tertentu.
3.
Inflasi. Seorang trader akan selalu memperhatikan dengan seksama perkembangan tingkat inflasi.
Salah satu cara pemerintah dalam
menanggulangi inflasi adalah dengan melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga (tight money policy). 4.
Balance of Payment adalah suatu neraca yang terdiri dari keseluruhan aktivitas transaksi perekonomian internasional suatu negara, baik yang bersifat komersial maupun financial, dengan negara lain pada suatu periode tertentu.
5.
Employment adalah suatu indikator yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi riil berbagai sektor ekonomi.
Indikator mengenai
tingkat kesempatan kerja ini dapat dijadikan sebagai alat untuk menganalisis sehat/tidaknya perekonomian suatu negara. b. Faktor Politik Faktor politik, sebagai salah satu indikator untuk memprediksi pergerakan nilai tukar, sangat sulit untuk diketahui timing/waktu terjadinya secara pasti dan untuk ditentukan dampaknya terhadap fluktuasi nilai tukar. Ada kalanya suatu perkembangan politik berdampak pada pergerakan nilai tukar, namun ada kalanya tidak membawa dampak apapun terhadap pergerakan nilai tukar. c. Faktor Keuangan Peranan faktor keuangan sangat penting dalam melakukan analisis fundamental. Adanya perubahan dalam kebijaksanaan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah, terutama dalam hal kebijakan yang menyangkut perubahan tingkat suku bunga, akan membawa dampak signifikan terhadap perubahan dalam fundamental ekonomi. Perubahan kebijakan ini juga akan mempengaruhi nilai tukar mata uang.
Para pengamat pasar valuta asing
menyatakan bahwa tingkat suku bunga adalah penentu utama nilai tukar suatu mata uang. d. Faktor Eksternal Faktor eksternal dapat membawa perubahan yang signifikan terhadap nilai tukar suatu negara. Perubahan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara
dapat membawa dampak (regional effect) bagi perekonomian negara-negara lain yang terdapat dalam kawasan yang sama. 2.1.4.
Pengambilan Keputusan Banyak pandangan para ahli mengenai pengambilan keputusan. Seperti
yang dikutip dari Iqbal Hasan (2002; 9-19), para ahli menjelaskan mengenai pengambilan keputusan. 1.
Menurut George R. Terry Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
2.
Menurut S.P. Siagian Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
3.
Menurut James A.F. Stoner Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan
merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah. Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki fungsi antara lain sebagai berikut:
1. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional. 2. Sesuatu yang bersifat futuristic, artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa yang akan dating, di mana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama. Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut: 1. Tujuan yang bersifat tunggal, terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain. 2. Tujuan yang bersifat ganda, terjadi apabila keputusan yang dihasilkan meyangkut dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah (atau lebih), yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif. Agar pengambilan keputusan dapat lebih terarah, maka perlu diketahui unsur-unsur/komponen-komponen dari pengambilan keputusan tersebut. Unsurunsur/komponen-komponen dari pengambilan keputusan itu adalah sebagai berikut: 1. Tujuan dari pengambilan keputusan. 2. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah. 3. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya/diluar jangkauan manusia.
4. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan.
2.2.
Penelitian Terdahulu Angelique Hayyuza dalam skripsinya tentang FAKTOR-FAKTOR
ANALISIS KEPUTUSAN
YANG
BERPENGARUH
DALAM
TRANSAKSI
TERHADAP FOREX
DI
PENGAMBILAN PERDAGANGAN
BERJANGKA, mengadakan penelitian dimana dia berinteraksi langsung dengan para trader yang ada pada PT Millenium Penata Futures. Metode yang digunakan untuk penelitiannya adalah metode penelitian yang bersifat korelatif dengan menggunakan pendekatan survei.
Alat dan indikator pengukuran yang
digunakannya adalah kuesioner dengan menggunakan skala Linkert. Dari hasil penelitian, dia menyimpulkan bahwa ternyata faktor analisis yang paling berpengaruh terhadap pengambilan keputusan adalah analisis fundamental, yaitu faktor tingkat suku bunga Amerika dan Non-Farm Payroll. Hal ini dikarenakan bahwa mata uang yang ditransaksikan adalah mata uang dollar Amerika sebagai home currency-nya, sehingga perubahan tingkat suku bunga di Amerika akan sangat mempengaruhi terhadap nilai mata uang lainnya yang ditransaksikan. Yasinta pada tahun 2008 melakukan penelitian mengenai ANALISIS LABA PADA PERDAGANGAN MATA UANG ASING MENGGUNAKAN ANALISIS TEKNIKAL HEAD AND SHOULDERS. Variabel penelitian yang digunakan adalah analisis teknikal yang meliputi sistem head and shoulder,
sistem random walk, behavioural finance.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa faktor analisis teknikal ternyata mampu menghasilkan keuntungan (profit) bagi trader atau investor yang bertransaksi di forex pada perdagangan berjangka. Indikator Head and Shoulder mampu memprediksi ketepatan pergerakan arah trend harga forex. Selain itu, terciptanya pola yang terjadi dalam pergerakan harga forex dapat terbaca dan diprediksi oleh indikator Head and Shoulder dan hasil ketepatan dalam memprediksinya mencapai 80%. Lulud Suci pada tahun 2011 melakukan penelitian tentang PENGARUH ANALISIS
FUNDAMENTAL
DAN
TEKNIKAL
TERHADAP
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM TRANSAKSI FOREX PADA PERDAGANGAN BERJANGKA.
Dia melakukan penelitian pada tiga
perusahaan futures di kota Malang, yaitu PT Asia Kapitalindo cabang Malang, PT Menara Mas, dan Future Trading Club.
Berdasarkan hasil penelitian, dia
menyimpulkan bahwa analisis fundamental dan analisis teknikal secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan. Namun jika diuji secara parsial, hanya variabel analisis fundamental saja yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap pengambilan keputusan.
2.3.
Kerangka Berpikir Berdasarkan latar belakang, untuk menganalisa pengambilan keputusan
dalam transaksi forex dapat dilakukan dengan mengikuti berita-berita pada analisis fundamental dan analisis teknikal yang telah ada. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko kesalahan pengambilan posisi dalam bertransaksi, trader harus
mengetahui analisis fundamental dan analisis teknikal yang mempengaruhi pergerakan forex dalam perdagangan berjangka.
Sehingga dapat disusun
kerangka berfikir sebagai berikut:
Analisis Teknikal (X1) Pengambilan Keputusan (Y) Analisis Fundamental (X2)
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Dari gambar 2.1 diatas dapat dijelaskan bahwa variabel bebas yaitu analisis teknikal (X1) dan analisis fundamental (X2) yang merupakan faktor analisis transaksi forex secara parsial akan berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu pengambilan keputusan (Y) jika dilihat dari garis putus-putus. Namun jika dilihat dari garis lurus, akan diketahui variable bebas yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap variabel terikat yaitu pengambilan keputusan (Y) adalah analisis fundamental (X2). Atas dasar kerangka berpikir diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah faktor teknikal dan faktor fundamental secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam transaksi forex pada Perdagangan Berjangka.