BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoretis 1. Sumber Daya Perusahaan a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan Sumber daya perusahaan merupakan alat yang digunakan perusahaan dalam mencapai tujuannya (Amirullah, 2005 : 6). Sumber daya yang kompetitif bagi sebuah bisnis terdiri dari beberapa elemen utama, meliputi: 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang yang harus disediakan untuk memperoleh faktor-faktor produksi seperti membeli bahan baku dan alat-alat yang dibutuhkan, serta membiayai gaji tenaga kerja. 2) Sumber daya manusia berkerja sama melakukan proses kerja untuk mencapai tujuan perusahaan. 3) Sumber daya material merupakan faktor produksi yang diperlukan dalam
melaksanakan
aktivitas
bisnis
untuk
diolah
dan
menghasilkan produk untuk dijual, terdiri dari bahan mentah, setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. 4) Metode atau manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian untuk mencapai tujuan perusahaan.
5) Sumber daya mesin merupakan satu elemen tambahan yang biasanya dihubungkan dengan penggunaan teknologi dalam menciptakan efisiensi kerja. Aset terkait dengan sumber daya modal yang dikendalikan oleh perusahaan. Sumber daya ini merupakan investasi yang diharapkan untuk menghasilkan
laba
di
masa
depan
melalui
aktivitas
operasi
(Subramanyam, 2010 : 23). Sistem akuntansi membagi aset ke dalam kelompok dalam rangka penyajian di neraca. Dua dari kelompok tersebut adalah (1) aset lancar dan (2) aset tidak lancar (Stice et al., 2005 : 138). Aset lancar merupakan kas dan aset lainnya yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas atau dijual atau dipakai habis dalam satu tahun atau kurang, dalam operasi bisnis yang normal. Selain kas, aktiva lancar yang biasanya dimiliki oleh perusahaan adalah surat berharga, piutang, wesel tagih, persediaan, perlengkapan dan beban di bayar di muka lainnya. Aktiva tidak lancar disajikan dalam kelompok yaitu investasi untuk tujuan jangka panjang, properti, pabrik dan peralatan (aktiva tetap), aktiva tidak berwujud, dan aktiva tidak lancar lain (Stice et al., 2005 : 141).
b. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Perusahaan Efisiensi dalam perusahaan meliputi evaluasi atas pemanfaatan sumber daya yang dioperasikan menghasilkan keluaran atau output yang
melebihi masukan atau input. Efisiensi dalam ilmu ekonomi digunakan untuk merujuk pada sejumlah konsep yang terkait pada pemaksimalan kegunaan dan pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses produksi barang dan jasa. Efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan dapat dievaluasi melalui rasio-rasio efisiensi. Rasio-rasio efisiensi yang umum digunakan adalah perputaran persediaan, perputaran piutang dan perputaran aktiva tetap (Stice et al, 2005 : 782). Perputaran persediaan untuk mengevaluasi posisi persediaan dan kesesuaian jumlahnya terhadap volume penjualan, perputaran piutang digunakan untuk mengevaluasi kesesuaian tingkat piutang yang menunjukkan hubungannya dengan volume penjualan kredit, perputaran aktiva tetap digunakan untuk mengetahui seberapa efisien penggunaan aktiva tetap untuk memperoleh penjualan dan perputaran kas digunakan untuk mengetahui kecepatan arus kas kembali dari kas yang telah diinvestasikan pada aktiva.
2. Persediaan a. Pengertian Persediaan Persediaan barang secara umum digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali atau untuk memproduksi barang yang akan dijual (Baridwan, 2000 : 149). Persediaan sendiri dapat dibedakan menjadi persediaan perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Persediaan barang dagang adalah persediaan
yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali. Sedangkan pada perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari persediaan bahan baku dan bahan penolong, supplies pabrik, barang dalam proses, dan produk jadi. Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja yang merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan (Gitosudarmo, 2002 : 93). Besar kecilnya persediaan yang terdapat dalam perusahaan akan mempunyai efek langsung terhadap laba perusahaan.
b. Biaya yang Terkait dengan Persediaan Investasi pada persediaan yang terlalu besar dibanding dengan kebutuhan akan memperbesar beberapa biaya atas persediaan (Warren et al., 2005 : 453). Biaya-biaya yang terkait dengan persediaan, antara lain: 1) biaya penyimpanan persediaan 2) biaya perawatan gedung 3) risiko kerugian karena kerusakan, keusangan, turunnya kualitas 4) risiko kehilangan Semua biaya tersebut akan memperkecil laba yang akan diperoleh perusahaan. Demikian juga sebaliknya, apabila jumlah persediaan terlalu sedikit dibandingkan dengan kebutuhan akan dapat menekan laba juga, karena kekurangan persediaan perusahaan tidak dapat bekerja dengan kapasitas penuh (full capacity). Tidak tercapainya full capacity berarti sumber daya lain yang digunakan dalam proses produksi tidak didayagunakan secara optimal sehingga akan mempertinggi biaya
rata-rata yang pada akhirnya akan menekan laba yang akan diperoleh perusahaan.
c. Tingkat Perputaran Persediaan Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan diganti atau dijual dalam waktu satu tahun (periode akuntansi). Tingkat perputaran persediaan yang tinggi mengindikasikan bahwa tingkat penjualan yang tinggi pada perusahaan, berarti biaya dan risiko kerugian terhadap persediaan dapat diminimalkan. Perputaran persediaan adalah rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan (Stice et al., 2005 : 782), satuan perputaran persediaan adalah kali per tahun (periode akuntansi), sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
Hari rata-rata barang disimpan di gudang dapat diketahui dengan membagai hari dalam satu tahun dengan tingkat perputaran persediaan. Hari rata-rata barang disimpan di gudang akan bermanfaat untuk menilai efisiensi dari persediaan, dengan cara membandingkan standar lama penyimpanan persediaan yang digunakan atau dengan perusahaan lain yang sejenis. Rumusnya adalah sebagai berikut:
3. Piutang a. Pengertian Piutang Piutang merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja. Piutang adalah aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai
akibat
dari
dilaksanakannya
praktik
penjualan
kredit
(Gitosudarmo, 2002 : 81). Penjualan kredit dilakukan oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan minat para pelanggan, sehingga perusahaan dapat memperkuat pasar dan memperbesar hasil penjualan.
b. Biaya yang Terkait dengan Piutang Pada penjualan yang umumnya dilakukan secara kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas yang lebih tinggi dari pada persediaan, karena perputaran piutang ke kas membutuhkan satu langkah saja yaitu penagihan. Penentuan besar kecilnya jumlah piutang serta kebijakan penjualan secara kredit merupakan hal yang sangat penting dalam merencanakan dan mengendalikan jumlah piutang. Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (Gitosudarmo, 2002 : 82): 1) Volume penjualan 2) Syarat pembayaran bagi penjualan kredit 3) Ketentuan mengenai batas volume penjualan secara kredit
4) Kebiasaan membayar para pelanggan kredit 5) Kegiatan penagihan piutang dari pihak perusahaan 6) Rata-rata periode antara penjualan dan penagihan, yang bergantung pada: a) Kondisi ekonomi. b) Variabel kebijakan kredit. Penjualan secara kredit menimbulkan terjadinya piutang, maka perusahaan sebenarnya menanggung risiko akibat piutang tersebut. Resiko akibat piutang adalah berupa biaya-biaya yang akan mengurangi besarnya laba
yang
diperoleh
perusahaan.
Biaya-biaya
tersebut
adalah
(Gitosudarmo, 2002 : 82): 1) Biaya penghapusan piutang. 2) Biaya pengumpulan piutang. 3) Biaya administrasi. 4) Biaya sumber dana.
c. Tingkat Perputaran Piutang Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar. Periode perputaran piutang dipengaruhi oleh syarat pembayarannya. Semakin lunak syarat pembayarannya maka makin lama modal tersebut terikat dalam piutang yang berarti tingkat perputarannya semakin rendah. Tingkat perputaran piutang yang tinggi menunjukkan cepatnya piutang dilunasi oleh debitur. Selain itu cepatnya piutang dilunasi menjadi kas berarti kas akan dapat digunakan kembali serta risiko kerugian piutang dapat diminimalkan. Tingkat perputaran piutang dapat dihitung dengan rumus (Stice et al., 2005 : 782):
Satuan perputaran piutang adalah kali per tahun (periode akuntansi). Waktu rata-rata pengumpulan piutang tersebut dapat dihitung dengan membagi jumlah hari dalam satu tahun dengan tingkat perputaran piutang tersebut atau rasio antara piutang rata-rata kali jumlah hari dalam setahun dengan total penjualan, hasilnya akan menunjukkan berapa hari piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih atau days of receiveable yang umumnya antara 1 sampai 2 bulan. Hari rata-rata pengembalian piutang dapat digunakan untuk menilai efisiensi pengumpulan piutang, dikatakan belum efisien apabila hari rata-rata pengembalian piutang lebih besar dari pada syarat pembayarannya. Rumusnya adalah sebagai berikut:
4. Aktiva Tetap a. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap terkait dengan faktor produksi yang digunakan perusahaan untuk menjalankan kegiatan produksi dan operasional perusahaan. Perusahaan melakukan investasi dalam aktiva tetap dengan harapan perusahaan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap tersebut. Pengertian aktiva tetap antara lain:
1) Aktiva tetap ialah properti yang berwujud dan bersifat relatif permanen yang digunakan dalam operasi bisnis (Stice et al., 2005 : 141). 2) Aset tetap adalah asset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administrative dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode (IAI, 2009 : 16.2). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan aktiva tetap merupakan investasi yang dilakukan perusahaan dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun), tidak untuk dijual kembali tetapi digunakan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
b. Biaya yang Terkait dengan Aktiva Tetap Aktiva tetap dapat dibagi atas beberapa kategori, seperti yang dikemukakan (Stice et al., 2005 : 6). 1) Tanah (land) adalah harta yang digunakan untuk tujuan usaha. 2) Perbaikan tanah adalah unsur-unsur seperti pemetaan tanah, pengaspalan, dan pemagaran yang meningkatkan kegunaan bagi aktiva. 3) Gedung adalah bangunan yang digunakan untuk menempatkan operasi perusahaan. 4) Peralatan adalah aktiva yang digunakan dalam proses produksi atau penyediaan jasa. Manfaat ekonomi dalam pos aktiva tetap dikonsumsi hanya sepanjang masa manfaat aktiva tersebut, jumlah aktiva yang tercatat secara kumulatif akan terus berkurang hingga habis masa manfaat aktiva tersebut, disebut sebagai penyusutan. Seluruh jenis aktiva tetap kecuali tanah akan
mengalami penyusutan. Biaya lain menyangkut aktiva tetap adalah biaya pemeliharaan atau penggantian komponen dalam aktiva tetap tersebut. c. Perputaran Aktiva Tetap Rasio
perputaran
aktiva
tetap
dapat
digunakan
dalam
menentukan apakah tingkat aktiva tetap yang dimiliki sudah sesuai dalam usaha menciptakan penjualan. Perputaran aktiva tetap dapat dihitung dengan membagi penjualan dengan rata-rata aktiva tetap, dan diartikan sebagai jumlah uang dalam penjualan yang dihasilkan dari setiap satuan mata uang yang diinvestasikan dalam aktiva tetap (Stice et al., 2005 : 785). Satuan perputaran aktiva tetap adalah kali per tahun (periode akuntansi).
5. Kas a. Pengertian Kas Kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Termasuk dalam pengertian kas adalah check yang diterima dari para langganan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau permintaan deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali setiap saat oleh perusahaan. Kas merupakan nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial, yang mempunyai sifat paling tinggi tingkat likuiditasnya
(Gitosudarmo, 2002 : 61). Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas yang berlebihan, berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan kelebihan investasi dalam kas. Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan antara lain: 1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas. 2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas. 3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek (wesel) maupun hutang jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotik atau hutang jangka yang lain) serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas. 4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas, misalnya adanya penurunan piutang karena adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai. 5. Adanya panerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya. Sedangkan penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksi-transaksi sebagai berikut :
1. Pemberian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva lainnya. 2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas perusahaan oleh pemilik perusahaan. 3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. 4. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi upah dan gaji pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden (bentuk pembagian laba lain secara tunai, pembayaran pajak, denda-denda, dan lain sebagainya).
b. Perputaran Kas Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan, karena tingkat perputaran kas menggambarkan menunjukkan kecepatan arus kas kembali dari kas yang telah diinvestasikan pada aktiva. Kas diperlukan perusahaan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti makin cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan.
Rumus berikut ini untuk menghitung tingkat perputaran kas menggunakan, satuan perputaran kas adalah kali per tahun (periode akuntansi).
6. Profitabilitas Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut (Riyanto, 2001 : 35). Pada umumnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagi perusahaan pada umumnya masalah profitabilitas lebih penting dari pada masalah laba, karena laba yang besar saja belum merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh itu dengan kekayan atau modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain ialah menghitung profitabilitasnya. Perusahaan tidak hanya berusaha untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting ialah usaha untuk mempertinggi profitabilitasnya. Perusahaan pada umumnya lebih mengarahkan usahanya untuk mendapatkan titik profitabilitas maksimal daripada laba maksimal. Menilai profitabilitas
suatu perusahaan bermacam-macam dan tergantung laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Apabila yang akan diperbandingkan itu laba yang berasal dari operasi atau usaha, atau laba neto sesudah pajak diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva, ataukah yang akan diperbandingkan itu laba neto sesudah pajak dengan jumlah modal sendiri. Pengukuran profitabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan Return On Asset (ROA). Return On Assets mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah beban bunga dan pajak, (Brigham dan Houston, 2001 : 109). Return On Assets dihitung dengan cara:
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan perputaran persediaan, perputaran piutang dan perputaran aktiva tetap terhadap profitabilitas dapat dilihat pada Tabel 2.1. Sipangkar (2009), judul penelitian “Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Variabel independen adalah perputaran persediaan, variabel dependen adalah Return on Assets (ROA). Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier sederhana dan diuji dengan uji-t. Data yang digunakan adalah data laporan keungan perusahaan otomotif tahun 20052007 yang diterbitkan setiap tahun oleh Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dengan 54 sampel laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat perputaran persediaan memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas.
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu No Nama peneliti, tahun, dan Variabel penelitian judul penelitian 1 Sipangkar (2009), Variabel independen “Pengaruh Perputaran adalah perputaran Persediaan terhadap Tingkat persediaan, variabel Profitabilitas Perusahaan dependen adalah pada Perusahaan Otomotif Return on Assets yang terdaftar di Bursa Efek (ROA). Indonesia.” 2 Sitanggang (2008) Variabel independen ‘“Pengaruh Tingkat adalah perputaran Perputaran Piutang terhadap piutang, variabel Profitabilitas pada PT. dependen adalah Gresik Cipta Sejahtera Return on Assets Cabang Medan.’ (ROA). 3 Gunarto (2007) Analisis Variabel independen Efektifitas “Pengaruh adalah perputaran Tingkat Perputaran Piutang piutang dan dan Perputaran Persediaan perputaran terhadap Rentabilitas persediaan, variabel Ekonomi pada KPRI cabang dependen adalah Semarang.” rentabilitas ekonomi. 4 Sinurat (2007) “Tingkat Variabel independen Efisiensi Pengelolaan adalah perputaran Aktiva Tetap serta aktiva tetap, variabel Pengaruhnya terhadap dependen adalah Profitabilitas pada PT profitabilitas. Perusahaan Gas Negara (Persero Tbk) SBU Distribusi Wilayah III Sumbagut Distrik Medan.” Sumber: diolah penulis, 2011
Hasil penelitian Tingkat perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Tingkat perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Tingkat perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Tingkat perputaran aktiva tetap berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Sitanggang (2008), judul penelitian “Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.” Variabel
independen adalah perputaran piutang, variabel dependen adalah Return on Assets (ROA). Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier sederhana dan diuji dengan uji-t. Data yang digunakan adalah data laporan laba rugi dan neraca tahun 2005-2007 dengan 36 sampel laporan keuangan bulanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas. Gunarto (2007), judul penelitian Analisis Efektifitas “Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomi pada KPRI cabang Semarang.” Variabel independen adalah perputaran piutang dan perputaran persediaan, variabel dependen adalah rentabilitas ekonomi. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan diuji dengan uji-t dan uji-F. data yang digunakan adalah data laporan laba rugi dan neraca tahun 20042005 milik KPRI Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Sinurat (2007), judul penelitian “Tingkat Efisiensi Pengelolaan Aktiva Tetap serta Pengaruhnya terhadap Profitabilitas pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero Tbk) SBU Distribusi Wilayah III Sumbagut Distrik Medan.” Variabel independen
adalah
perputaran
aktiva
tetap,
variabel
dependen
adalah
profitabilitas. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier sederhana dan diuji dengan uji-t. Data yang digunakan adalah daftar aktiva tetap perusahaan, laporan laba rugi dan neraca periode triwulan I tahun 2005 sampai dengan
triwulan I tahun 2006. Hasil penelitian menunjukkan tingkat perputaran aktiva tetap berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
C. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari kejadian teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis dan merupakan tempat penulis memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel ataupun masalah yang ada dalam penelitian. Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dilihat kerangka konseptual pada gambar 2.1.
Perputaran Persediaan (X1)
Perputaran Piutang (X2)
Ha
Perputaran Aktiva Tetap (X3)
Perputaran Kas (X4) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Profitabilitas: Return On Assets (Y)
Efisiensi
penggunaan
sumber
daya
perusahaan
dapat
dievaluasi
menggunakan rasio perputaran persediaan, perputaran piutang dan perputaran aktiva tetap. Semakin efisien suatu perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya maka akan semakin tinggi tingkat profitabilitasnya. Perputaran persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka semakin cepat kembalinya dana yang tertanam pada persediaan, serta risiko dan biaya persediaan dapat diminimalkan. Pada tingkat perputaran persediaan yang tinggi berarti terjadi tingkat penjualan barang yang tinggi pula. Volume penjualan yang tinggi akan meningkatkan laba yang diterima. Peningkatan laba yang diterima akan menaikkan tingkat profitabililtas. Dengan demikian tingkat perputaran persediaan akan mempengaruhi tingkat profitabilitas. Perputaran piutang yaitu peredaran dana yang menunjukkan berapa kali tiap tahunnya dana yang tertanam dalam piutang berputar dari bentuk piutang ke bentuk uang tunai, kemudian kembali ke bentuk piutang lagi. Tingkat perputaran piutang yang tinggi berarti pengembalian dana yang tertanam dalam piutang berlangsung secara cepat sehingga risiko kerugian piutang dapat diminimalkan. Kas yang kembali tersebut dapat digunakan kembali untuk penjualan kredit atau pemberian pinjaman kembali sehingga kredit yang diberikan menjadi tinggi. Kas yang kembali tersebut dapat meliputi unsur pokok pinjaman atau harga pokok penjualan, laba penjualan dan jasa pinjaman (bunga). Pada tingkat perputaran
piutang yang tinggi maka dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan, sehingga laba bersih yang diterima akan tinggi jumlahnya. Tingginya laba akan mempertinggi pula tingkat profitabilitas. Dengan demikian tingkat perputaran piutang yang tinggi akan mempengaruhi tingkat profitabilitas. Perputaran aktiva tetap merupakan jumlah rupiah penjualan yang dihasilkan dari setiap rupiah aktiva tetap dalam satu tahun. Semakin tinggi perputaran aktiva tetap suatu perusahaan maka semakin efisien perusahaan tersebut dalam menggunakan aktiva tetapnya untuk menghasilkan penjualan. Efisiensi dalam menggunakan aktiva tetap akan mengurangi biaya operasi dan akan mempertinggi jumlah laba yang akan diperoleh, yang pada akhirnya akan mempertinggi tingkat profitabilitas. Maka, tingkat perputaran aktiva tetap akan mempengaruhi tingkat profitabilitas. Tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan arus kas kembali dari kas yang telah diinvestasikan pada aktiva. Kas yang cepat kembali berarti kas akan segera digunakan kembali dan akan menghindarkan kesulitan keuangan, yaitu meminimalkan biaya atau risiko tidak kembalinya kas yang telah diinvestasikan pada aktiva. Kemampuan untuk meminimalkan biaya atau risiko tersebut pada akhirnya akan meningkatkan laba. Sedangkan jumlah kas yang terlalu besar berarti makin besarnya uang yang menganggur dalam perusahaan sehingga tingkat profitabilitas perusahaan akan turun Dengan demikian tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat profitabilitas.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2005 : 51). Dari kerangka konseptual dan uraian teoretis tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah perputaran persediaan, perputaran piutang, perputaran aktiva tetap dan perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.