BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon Responberasal dari kata response, yang berarti jawaban, balasan, atau tanggapan(reaction). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga dijelaskan definisi responadalah berupa tanggapan, reaksi, dan jawaban. Respon bermula dari adanya suatu tindakanpengamatan yang menghasilkan suatu kesan sehinggakonsep responmanusia lebih banyak dikemukakan oleh bidang-bidang ilmu sosial yang melihat respon pada tindakan dan perilaku individu, kelompok, atau masyarakat. Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi respon seseorang, yaitu: a. Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap, motif, kepentingan, dan harapannya. b. Sasaran respon tersebut, berupa orang, benda, atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap respon orang melihatnya. Dengan kata lain gerakan, suara, ukuran, tindak-tanduk, dan ciri-ciri lain dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang. c. Faktor situasi, respon dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana respon itu timbul pula mendapat perhatian. Situasi merupakan
11
faktor yang turut berperan dalam pembentukan atau tanggapan seseorang. (Sarwono, 1991: 35) Respon merupakan reaksi stimuli dengan membangun kesan pribadi yang berorientasi pada pengamatan masa lampau, masa sekarang, dan masa akan datang. Respon tidak lahir begitu saja tetapi melalui proses pengambilan keputusan melalui empat tahapan: 1. Kategori primitif, yakni objek atau peristiwa yang diamati dan diisolasi berdasarkan ciri-ciri khusus. 2. Mencari tanda, si pengamat secara tepat memeriksa lingkungan untuk mencari informasi-informasi tambahan yang mungkin hanya melakukan kategorisasi yang tepat. 3. Konfirmasi, yakni terjadinya setelah objek mendapatkan penggolongan sementara. 4. Konfirmasi tuntas dimana pencaharian tanda-tanda diakhiri dan respon mulai muncul. Respon seseorang terhadap suatu objek juga dipengaruhi oleh sejauh mana pemahaman terhadap objek respon tersebut. Suatu objek respon yang belum jelas atau belum nampak sama sekali tidak mungkin akan memberikan makna.Secara keseluruhan respon individu atau kelompok terhadap suatu situasi fisik dan non fisik dapat dilihat dari tiga tingkatan, yaitu persepsi, sikap, dan tindakan. Simon dalam Wijaya (2007), membagi respon seseorang atau kelompok terhadap program pembangunan mencakup tiga hal, yaitu:
12
a. Persepsi berupa tindakan penilaian (dalam benak seseorang) terhadap baik buruknya objek berdasarkan faktor keuntungan dan kerugian yang akan diterima dari adanya objek tersebut. b. Sikap berupa ucapan secara lisan atau pendapat untuk menerima atau menolak objek yang dipersiapkan. c. Partisipasi, melakukan kegiatan nyata untuk peran serta atau tindakan terhadap
suatu
kegiatan
yang
terkait
dengan
objek
tersebut.
(http:shvoong.com,2011) Persepsi menurut McMahon adalah proses menginterpretasikan rangsang (input) dengan menggunakan alat penerima informasi (sensor information). Sedangkan menurut Morgan, King dan Robinson persepsi menunjuk pada bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap dan mencium dunia di sekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat pula didefenisikan sebagai segala sesuatuyang dialami oleh manusia. Berdasarkan hal tersebut William James menyatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indera kita, serta sebagian lainnya diperoleh dari pengolahan ingatan kita kemudian diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki (Adi, 1994:105). Cara kita mempersepsi situasi sekarang tidak terlepas dari adanya pengalaman sensoris terlebih dahulu. Kalau pengalaman terdahulu itu sering muncul, maka reaksi kita lalu menjadi salah satu kebiasan. Mungkin sembilan puluh persen dari pengalaman-pengalaman sensoris kita sehari-hari dipersepsi dengan kebiasaan yang didasarkan pada pengalaman terdahulu yang diulang-ulang. Jadi, dalam kebanyakan situasi, persepsi itu pada umumnya
13
merupakan proses informasi yang didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lampau (Mahmud, 1990:49). Sikap merupakan kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan terjadi. Sikap juga menetukan sifat, hakikat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datan. Selain itu, dalam kajian sikap telah diketahui bahwa sikap tersebut dapat bersifat negatif dan dapat pula bersifat positif. Sikap negatif memunculkan kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, ataupun tidak menyukai keberadaannya suatu objek. Sedang sikap positif memunculkan kecenderungan untuk menyenangi, mendekati, menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu (Ahmadi, 2009:148). Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut: a. Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek. Tidak ada sikap yang tanpa objek. Objek ini bisa berupa benda, orang, ideologi, nilai-nilai sosial, lembaga masyarakat dan sebagainya. b. Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan. c. Karena sikap dapat dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah, meskipun relatif sulit berubah. d. Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah dipenuhi. e. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi pusat perhatiannya. f. Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan (Adi, 2000:135).
14
Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu, misalnya ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Didalam perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma atau group. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara satu individu dengan individu yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap objek tertentu atau suatu objek. Sikap juga dapat berubah dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahan sikap adalah : 1.
Faktor Internal, yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa selectivityatau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Pilihan terhadap pengaruh dari luar biasanya disesuaikan dengan motif dan sikap di dalam diri manusia, terutama yang menjadi minat perhatiannya.
2.
Faktor Eksternal, yaitu faktor yang terdapat dari diluar pribadi manusia. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok, interaksi antara manusia yang dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai padanya melaui alat-alat komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, majalah dan sebagainya.
Sedangkan partisipasi secara umum pengertiannya adalah adanya keterlibatan langsung suatu masyarakat dalam melakukan suatu kegiatan. Partisipasi merupakan keterlibatan masyarakat secara aktif dan terorganisasikan
15
dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahap sosialisai, persiapan, perencanaan,
pelaksanaan,
pemahaman,
pengendalian,
evaluasi
sehingga
pengembangan atau perluasannya. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam proses pembangunan secara menyeluruh. Partisipasi atau keikutsertaan para pelaku dalam masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan ini akan membawa manfaat dan menciptakan pertumbuhan ekonomi didaerah (Suprapto, 2007:20). Menurut Sudarningrum dalam Sugiyah (2001:38) mengklasifikasikan partisipasi menjadi 2 (dua) berdasarkan cara keterlibatannya, yaitu : 1.
Partisipasi langsung, yakni partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan kegiatan tertentu dalam proses partisipasi. Partisi[asi ini terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.
2.
Partisipasi tidak langsung, yakni partisipasi yang terjadi apabila individu mendelagasikan hak partisipasinya (eprints.uny.ac.id)
2.2 Masyarakat Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain. (Shadily, 1993 : 47 ). Pengaruh dan pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya disini menjadi unsur yang sine qua non (yang harus ada) dalam masyarakat, bukan hanya menjumlahkan adanya orang – orang saja, diantara mereka harus ada pertalian satu sama lain.
16
2.2.1 Masyarakat dan Macamnya Masyarakat adalah satu kesatuan yang berubah yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan perubahan itu. Masyarakat mengenal kehidupan yang tenang, teratur dan aman, disebabkan oleh karena pengorbanan sebagian kemerdekaan dari anggota – anggotanya, baik dengan paksa maupun sukarela. Pengorbanan disini dimaksudkan menahan nafsu atau kehendak sewenang– wenang, untuk mengutamakan kepentingan dan keamanan bersama, dengan paksa berarti tunduk kepada hukum–hukum yang telah ditetapkan (negara dan sebagainya ) dengan sukarela berarti menurut adaptasi dan berdasarkan keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan bersama itu. Cara terbentuknya masyarakat mendatangkan pembagian dalam : 1. Masyarakat Paksaan, umpamanya negara, masyarakat tawanan ditempat tawanan dan sebagainya. 2. Masyarakat merdeka terbagi pula dalam : a. Masyarakat alam (nature) yaitu yang terjadi dengan sendirinya suku, golongan, yang bertalian karena darah atau keturunan, umumnya yang masih sederhana sekali kebudayaanya dalam keadaan terpencil atau tak mudah berhubungan dengan dunia luar b. Masyarakat budidaya, terdiri karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan (keagamaan) yaitu antara lain kongsi perekonomian, koperasi gereja dan sebagainya.
17
2.2.2 Asal Masyarakat Bermacam–macam penyelidikan dijalankan, untuk mendapat jawaban tentang asal masyarakat, tetapi tidak satupun yang dapat ditegaskan benar semua pendapat hanya merupakan kira–kira dan pandangan saja. Antara lain orang berkesimpulan bahwa manusia tidak dapat hidup seorang diri, hidup dalam gua dipulau sunyi umpamanyas selalu ia akan tertarik kepada hidup bersama dalam masyarakat, karena: 1. Hasrat yang berdasar naluri ( kehendak diluar pengawasan akal ) untuk memelihara keturunan, untuk mempunyai anak, kehendak akan memaksa ia mencari istri hingga masyarakat keluarga terbentuk. 2. Kelemahan manusia selalu terdesak ia untuk mencari kekuatan bersama, yang terdapat dalam berserikat dengan orang lain, sehingga berlindung bersama–sama dan dapat pula mengejar kebutuhan kehidupan sehari – hari dengan tenaga bersama. 3. Aristoteles berpendapat, bahwa manusia ini adalah zoon politikon, yaitu mahluk sosial yang hanya menyukai hidup berkelompok atau sedikitnya mencari teman untuk hidup bersama lebih suka dari pada hidup sendiri. 4. Lain dari pada Aristoteles maka Bergson ( lahir 1895 ) berpendapat, bahwa manusia ini hidup bersama bukan karena oleh persamaan melainkan oleh karena perbedaan yang terdapat dalam sifat, kedudukan dan sebagainya, demikian oleh karena pendapat ini berdasar kepada pelajaran dialektika, yang mencoba melihat kebenaran dalam kenyataan dengan mengadakan perbedaan dan perbandingan (Shadily, 1993 : 52 ).
18
2.2.3. Pengembangan Masyarakat Komponen pengembangan masyarakat mencakup serangkaian kegiatan untuk membangun kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat yang terdiri atas pemetaan potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat, perencanaan partisipatif, pengorganisasian, pemanfaatan sumber daya, pemantauan dan pemeliharaan hasil-hasil yang tercapai ( Sumodiningrat, 2009:69 ). Pengembangan masyarakat menurut PBB adalah suatu proses dimana usaha masyarakat bertemu dengan usaha pemerintah untuk meningkatkan kondisi, baik kondisi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Pengembangan masyarakat tergantung pada inisiatif dan kemampuan masyarakat lokal dalam menentukan alternatif pemecahan masalah. Kemampuan ini ditunjang oleh keterlibatan dari anggota masyarakat dalam kegiatan intervensi, sehingga perlu pembinaa kesadaran dan motivasi pada masyarakat lokal untuk mewujudkan kemampuan mereka dalam usaha bersama memperoleh kehidupan yang lebih baik. Berdasarkan pada jenis tantangan dan kesulitan yang berbeda dan spesifik pada masyarakat tertentu, menuntut adanya arah kegiatan yang berbeda,
oleh
memperhatikan
sebab
itu
karakteristik
proses dan
pengembangan perkembangan
masyarakat
perlu
masyarakat
lokal.
Pengembangan masyarakat menggambarkan suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa aspek penting. Keberadaan aspek tersebut sebagai persyaratan terlaksananya upaya pengembangan masyarakat. Aspek-aspek tersebut adalah :
19
1. Masyarakat sebagai unit kegiatan Masyarakat sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam suatu lokasi yang sama dan mereka terikat kepentingan dan nilai-nilai yang sama. Terdapat berbagai jenis masyarakat yang ditentukan oleh berbagai tingkatannya dari masyarakat lingkungan desa, kota dan negara. Anggota masyarakat memiliki konsen dan kepentingan untuk kemajuan kehidupan yang lebih baik yang menuntut keterlibatan dari semua anggota. Pengembangan masyarakat menempatkan masyarakat sebagai unit dari kegiatan mereka. 2. Inisiatif dan kepemimpinan lokal Di dalam masyarakat terdapat sumber daya manusia yang dapat dikembangkan untuk kepentingan masyarakat dalam mewujudkan keinginan akan perubahan dalam masyarakat lokal, harus memanfaatkan inisiatif dan kepemimpinan secara internal dari sumber-sumber tersebut. 3. Penggunaan sumber-sumber dari dalam dan luar Sumber mengacu kepada berbagai kekuatan yang bermanfaat untuk mengadakan perubahan. Orang perlu memahami terlebih dahulu sumbersumber apa yang tersedia, dimana dan bagaimana cara menggunakannya untuk memberikan manfaat yang optimal. Sumber tersebut bisa berasal dari dalam atau luar masyarakat lokal yang menggunakannya secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan. 4. Partisipasi secara inklusif.
20
Partisipasi secara inklusif berarti memberikan kesempatan kepada semua kelompok dan segmen dalam masyarakat untuk berperan serta dalam pengembangan masyarakat. Struktur masyarakat harus terbuka yang memungkinkan kelompok-kelompok baru menjadi bagian dari proses yang berlangsung. Diharapkan bahwa semua anggota masyarakat bisa memainkan peranannya dalam pengembangan masyarakat. 5. Pendekatan terorganisir, komprehensif sebagai konsep penyerta dari partisipasi inklusif. Pendekatan komprehensif merupakan upaya untuk memusatkan perhatian terhadap situasi masyarakat yang luas tidak membatasi pada isu-isu dan perhatian tertentu yang dihadapi dengan menggunakan sekumpulan sumber-sumber yang luas. Pendekatan komprehensif mencoba untuk memperluas
usaha
masyarakat
dalam
pendekatan
yang
digunakan,
kepentingan masyarakat. Pendekatan ini akan menghasilkan partisipasi yang luas dalam arti keterlibatan yang intensif. 6. Proses pengambilan keputusan secara demokratis, rasional, dan diorientasikan pada pencapaian tugas yang khusus. Demokratis berarti keputusan diambil dengan suara mayoritas dan tiap orang memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk menyalurkan pendapat mereka. Tidak ada kewenangan tunggal dan terpusat dalam pengambilan keputusan, namun perlu rasional untuk melihat sejauhmana keputusan tersebut logis dan dapat dilaksanakan. Keputusan diarahkan dalam pelaksanaan tugas yang spesifik.
21
Pada dasarnya unsur pokok pengembangan masyarakat adalah perencanaan dan integrasi masyarakat. Perencanaan itu merupakan proses untuk menentukan, menemukan dan memperjelas arti dari suatu masalah, meningkatkan hakekat ruang lingkup masalah, mempertimbangkan berbagai upaya yang diperlukan guna penanggulangannya, memilih upaya yang kiranya dapat dilaksanakan serta mengadakan yang sesuai dengan upaya yang telah dipilih.Integrasi masyarakat, yaitu suatu proses dimana menerapkan sikap-sikap
dan
praktik-praktik
kerjasama
menghasilkan
berbagai
peningkatan dalan mengidentifikasi dengan masyarakat secara keseluruhan, minat dan partisipasi dalam urusan masyarakat dan saling menukar nilai-nilai dan sarana-sarana untuk mengutarakan nilai-nilai. 2.2.4. Model-model Pengembangan Masyarakat. Adapun model-model dalam pengembangan masyarakat sebagai berikut: 1. Pengembangan Masyarakat Total Pengembangan masyarakat total adalah proses yang ditujukan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi aktif serta inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. Anggota masyarakat dipandang bukan sebagai sistem klien yang bermasalah melainkan sebagai masyarakat yang unik dan memiliki potensi tersebut belum sepenuhnya dikembangkan.
22
2. Perencanaan Sosial Perencanaan sosial disini menunjuk pada proses pragmatis untuk menentukan keputusan dan menetapkan tindakan dalam memecahkan masalah sosial tertentu seperti kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan, kesehatan masyarakat yang buruk, dan lain-lain. Berbeda dengan pengembangan masyarakat lokal, perencanaan sosial lebih berorientasi pada tujuan tugas. 3. Aksi Sosial Tujuan dan sasaran utama aksi sosial adalah perubahan-perubahan fundamental dalam kelembagaan dan struktur masyarakat melalui proses pendistribusian kekuasaan, sumber dan pengambilan keputusan. Pendekatan aksi sosial didasari suatu pandangan bahwa masyarakat adalah sistem klien yang seringkali menjadi korban ketidakadilan stuktur. Mereka miskin karena dimiskinkan, mereka lemah karena dilemahkan, dan tidak percaya karena tidak diberdayakan, oleh kelompok elit masyarakat yang menguasai sumbersumber ekonomi, politik, dan kemasyarakatan. Aksi sosial berorientasi pada tujuan proses dan tujuan hasil. Masyarakat diorganisir melalui proses penyadaran, pemberdayaan dan tindakan-tindakan aktual untuk mengubah struktur kekuasaan agar lebih memenuhi prinsip demokrasi, kemerataan dan keadilan. 2.2.5. Pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya pemerintah untuk mendorong akselerasi penurunan angka kemiskinan yang berbasis partisipasi
23
yang diharapkan dapat menciptakan proses penguatan sosial yang dapat mengantar masyarakat yang madani, sejahtera, berkeadilan serta berlandaskan iman dan taqwa (Sumodiningrat, 2009 : 60).Sebagai tujuan pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hal yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugastugas kehidupannya (Suharto, 2005 : 60) . Konsep pemberdayaan tidak mempertentangkan pertumbuhan dan pemerataan, tetapi konsep ini berpandangan bahwa dengan pemerataan tercipta landasan yang lebih luas untuk pertumbuhan dan yang akan menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan. Upaya pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan tiga hal : 1. Menciptakan iklim yang memungkinkan potensi manusia berkembang. Titik tolaknya adalah penekanan bahwa setiap manusia dan masyarakat memiliki potensi-potensi, kemudian diberikan motivasi dan penyadaran bahwa potensi itu dapat dikembangkan. 2. Memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat dimana perlu langkahlangkah yang lebih positif dan nyata, penyediaan berbagai masukan serta pembukaan berbagai akses kepada peluang yang akan membuat masyarakat mampu dan memanfaatkan peluang. Pemberdayaan pada jalur
24
ini dapat berupa pemberian berbagai bantuan produktif., pelatihan, pembangunan sarana dan prasarana baik fisik maupun sosial dan pengembangan kelembagaan di tingkat masyarakat. 3. Pemberdayaan mengandung arti pemihakan pada pihak yang lemah untuk mencegah persaingan yang tidak seimbang dan menciptakan kemitraan yang saling menguntungkan.
2.3 Kesehatan Lingkungan Menurut Notoatmodjo (1996) kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan ligkungan yang optimum yang sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula, Sedangkan Moeller (1992) menyatakan bahwa kesehatan lingkungan merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang memberi perhatian pada penilaian, pemahaman dan pengendalian dampak manusia pada lingkungan dan dampak lingkungan pada manusia. Undang-Undang RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian faktor penyakit dan penyehatan atau pengamanan lainnya (Mulia, 2005:2). Banyak sekali permasalahan lingkungan yang harus dihadapi dan sangat menganggu terhadap tercapainya kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan bisa berakibat positif terhadap kondisi elemen-elemen hayati dan non hayati dalam ekosistem. Bila lingkungan tidak sehat makasakitlah
25
elemennya, tapi sebaliknya jika lingkungan sehat maka sehat pulalah ekosistem tersebut. Perilaku yang kurang baik dari manusia telah mengakibatkan perubahan ekosistem dan timbulnya sejumlah permasalah sanitasi. Adapun Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu : 1) Penyediaan Air Minum 2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran 3) Pembuangan Sampah Padat 4) Pengendalian Vektor 5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia 6) Higiene makanan, termasuk higiene susu 7) Pengendalian pencemaran udara 8) Pengendalian radiasi 9) Kesehatan kerja 10) Pengendalian kebisingan 11) Perumahan dan pemukiman 12) Aspek kesling dan transportasi udara 13) Perencanaan daerah dan perkotaan 14) Pencegahan kecelakaan 15) Rekreasi umum dan pariwisata 16) Tindakan-tindakan
sanitasi
yang
berhubungan
dengan
keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk 17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
26
Sedangkan sasaran kesehatan lingkungan, yakni : 1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis 2) Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis 3) Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis 4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum 5) Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an,
reaktor/tempat
yang
bersifat
khusus
(http://staypublichealth.blogspot.com/2013/01/definisi-kesehatanlingkungan-menurut.html).
2.4 Sanitasi 2.4.1 Pengertian Sanitasi Sanitasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yg baik dibidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat, sedangkan sanitasi lingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara (http://kbbi.web.id/sanitasi). Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan, yaitu perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia bersentuh langsung dengan kotoran dan bahan buangan
27
berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembangunan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, dan sebagainya. Kesehatan lingkungan di Indonesia masih memprihatinkan. Belum optimalnya sanitasi di Indonesia ini ditandai dengan masih tingginya angka kejadian penyakit infeksi dan penyakit menular di masyarakat. Sanitasi
sangat
menentukan
keberhasilan
dari
paradigma
pembangunan kesehatan lingkungan lima tahun ke depan yang lebih menekankan pada aspek pencegahan dari aspek pengobatan. Dengan adanya upaya pencegahan yang baik, angka kejadian penyakit yang terkait dengan kondisi lingkungan dapat di cegah. Selain itu anggaran yang diperlukan untuk preventif juga relative lebih terjangkau daripada melakukan upaya pengobatan penyakit, banjir, pandangkalan saluran/sungai, tersumbatnya saluran
sungai,
dialirkan
pada
saluran
sungai
(http://lacaxcom.blogspot.com/2015/03/makalah-sanitasi-dankesehatan.html). 2.4.2 Manfaat Sanitasi Ternyata manfaat sanitasi yang baik itu sangat besar, tidak hanya bagi kesehatan masyarakat. Tapi juga berdampak positif bagi perekonomian dan pembangunan bangsa. Berikut ini adalah manfaat sanitasi menurut Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas, Nugroho Tri Utomo : 1. Menghindari angka pertumbuhan ekonomi semu.
28
Kerugian ekonomi akibat sanitasi buruk sebagaimana diuraikan di atas, jika dihitung detail, seharusnya akan mempengaruhi dan mengurangi laju pertimbuhan ekonomi. 2. Meningkatkan
kualitas
kesehatan,
pendidikan,
dan
produktivitas
masyarakat. Menurut WHO, kondisi dan perilaku sanitasi yang baik dan perbaikan kualitas air minum dapat menurunkan kasus diare yang akan mengurangi jumlah hari tidak masuk sekolah dan tidak masuk kerja hingga 8 hari pertahun atau meningkat 17% yang tentunya berdampak pada kesempatan meningkatkan pendapatan. 3. Menurunkan angka kemiskinan. Akibat buruknya sanitasi, rata-rata keluarga di Indonesia harus menanggung Rp 1,25 juta setiap tahunnya. Ini jumlah yang sangat berarti bagi keluarga miskin. Biaya-biaya tersebut mencakup biaya berobat, perawatan rumah sakit, dan hilangnya pendapatan harian (opportunity cost) akibat menderita sakit atau harus menunggu dan merawat anggota keluarga yang sakit. 4. Memberdayakan masyarakat. Perubahan perilaku terhadap akses sanitasi, telah dibuktikan dapat mendorong kontribusi investasi sanitasi. Pengalaman pembangunan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Jawa Timur menunjukkan leverage factor, bahwa setiap Rp 1 yang dikeluarkan telah berhasil menggerakan investasi sanitasi dari masyarakat sendiri hingga Rp 35.
29
5. Menyelamatkan masyarakat. Manfaat dari investasi sanitasi tentu saja terkait motto di bidang kesehatan yang sudah dikenal luas, yaitu mencegah selalu lebih murah dari mengobati. Bayangkan negara kita harus kehilangan Rp 58 triliun pertahun karena kita memilih tidak mengalokasikan anggaran sebesar Rp 11,2 triliun pertahun untuk memperbaiki kondisi sanitasi. 6. Menjaga lingkungan hidup. Bank Pembangunan Asia (2009) menyatakan bahwa, kita telah gagal menginvestasikan USD 1 untuk menangani sanitasi, sehingga sungai kita tercemar, maka akan diperlukan pengeluaran biaya sebesar USD 36 untuk memulihkan
kembali
kondisi
air
sungai
tersebut
(https://diskusilingkungan.wordpress.com/2013/07/10/apa-sih-manfaatsanitasi/). 2.4.3 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan . STBM merupakan program nasional yang ditetapkan pada bulan Agustus 2008 oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia
melalui
Keputusan
852/Menkes/SK/IX/2008
yang
Menteri bertujuan
Kesehatan untuk
RI
Nomor
mengubah
perilaku
masyarakat dalam hal ini agar tidak buang air sembarangan atau Open Defecation Free (ODF) guna menutus mata rantai penularan penyakit, Cuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir dan pengelolaan air minum rumah tangga (PAM RT) di mana air yang digunakan sebagai air minum dan
30
untuk produksi serta keperluan lainnya seperti sikat gigi dan berkumur dikelola, disimpan dan dimanfaatkan secara higienis. Termasuk pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga (Wibowo, 2014:128). Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah kondisi ketika suatu komunitas : a. Tidak buang air besar sembarangan (BAB). b. Mencuci tangan pakai sabun. c. Mengelola air minum dan makanan yang aman. d. Mengelola sampah dengan benar. e. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
2.5 Septictank Ramah Lingkungan Septictank adalah suatu ruangan kedap air atau beberapa kompartemen ruangan yang berfungsi menampung dan mengolah air limbah rumah tangga dengan kecepatan air yang lambat. Kondisi ini memberi kesempatan untuk terjadinya pengendapan terhadap suspensi benda-benda padat dan kesempatan untuk penguraian bahan-bahan organik oleh jasad anaerobik membentuk bahan-bahan larut air dan gas. Air limbah rumah tangga yang dimaksud di sini adalah semua jenis air buangan rumah tangga yang berasal dari mandi, dapur, cuci dan kakus. Tidak sedikit penampungan tinja (septictank) rumah tangga dan perumahan dibuat asal-asalan, pada umumnya perumahan saat ini membuat septictank dengan diameter 1 meter dan kedalaman 1 meter yang terbuat dari hong (cetakan beton berbentuk bulat) atau pasangan batako tanpa diplester dan diaci (tidak kedap air) serta tanpa adanya resapan. Akibatnya air
31
tinja mudah meresap sehingga air tanah, air sumur dan air kali yang ada disekitarnya terkontaminasi bakteri E.coli dan fecal coli.( Kusjuliadi, 2007: 57) Berdasarkan kondisi dan perkembangan teknologi, karena semakin sempit lahan yang tersedia untuk perumahan yang menyebabkan pembuatan septictank menjadi kendala tersendiri sehingga pentingnya keberadaan septictank di lingkungan sekitar rentan untuk diabaikan. berdasarkan permasalahan tersebut maka sekarang telah muncul produk-produk septictank ramah lingkungan hasil pabrikasi yang dapat menjadi alternatif bagi lahan sempit dan perkotaan. Septictank ini memiliki sistem kerja dengan menghasilkan air limbah yang tidak mencemari air tanah dan sungai ketika dibuang ke tanah, sehingga septictank ini menjadi septictank yang ramah lingkungan. Septictank ramah lingkungan adalah septictank yang berbentuk tabung dan bagian dasarnya tertutup sehingga kedap air, septictankramah lingkungan pada umum nya terbuat dari bahan Fiberglass dan dilengkapi media kontak yang dirancang khusus untuk berkembak biak nya bakteri pengurai sehingga bakteri pengurai dapat memetabolisme tinja dengan efektif dan sistem disinfektan yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan sehingga buangannya tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. Septictank ini menampung dan mengolah limbah tinja menjadi cairan yang tidak berbau dan
layak
di
alirkan
ke
got
umum
(http://www.jualseptictankbio.com/p/septic-tank-ramah-lingkungan.html). Septictank ini juga biasa disebut dengan septictank biologis atau septictank
32
modern karena proses penguraian dan pembusukan limbah menggunakan teknologi biologis dan filterisasi. Manfaat yang didapat dari pembuatan septictank yang benar dan ramah lingkungan adalah sebagai berikut : 1. Kebersihan air tanah ikut terjaga. 2. Perawatan lebih mudah karena tidak mudah penuh dan bau. 3. Penghuni rumah dapat merasa nyaman karena saluran pembuangan tidak mampat sehingga memudahkan penyiraman. 4. Untuk
septictank
biologis,
air
pembuangannya
dapat
dimanfaatkan untuk ekosistem lain, misalnya menyiram tanaman. ( Kusjuliadi, 2007 : 11).
2.6 Kerangka Pemikiran Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan. Sehingga interaksi antara manusia dengan lingkungannya merupakan komponen penting dari kesehatan masyarakat. Salah satu komponen dari lingkungan yang wajib menjadi perhatian dalam usaha peningkatan kualitas kesehatan adalah sanitasi. Sanitasi merupakan usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya merugikan /
33
berbahaya terhadap perkembangan fisik , kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Pemerintah membuat sebuah Program Nasional yang dinamakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dituangkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008. STBM adalah suatu pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan dengan metode pemicuan, untuk mewujudkan kondisi sanitasi total di komunitas. Pendekatan ini bertujuan untuk mengubah perilaku melalui pemberdayaan di masyarakat dengan pendekatan 5 Pilar STBM, yaitu salah satunya adalah Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). Mengacu pada program tersebut United States Agency for International Development (USAID) bekerja sama dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) membuat sebuah program bantuan pembangunan septictank ramah lingkungan sebanyak 32 buah kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dimana perbuah nya disubsidi sekitar 2,5 juta dari total pembangunan 4 juta rupiah kepada 5 kelurahan di Kota Medan salah satunya yakni Kelurahan Kota Bangun. Untuk menjalankan program tersebut maka Lembaga YAKMI sebagai pelaksana program melakukan pemicuan/sosialisasi mengenai sanitasi lingkungan berupa bahaya buang air besar sembarangan dan septictank yang baik dan benar yang tidak mencemari lingkungan. Maka masyarakat yang diberikan pemicuan tersebutlah yang menjadi masyarakat dampingan dan akan dilihat responnya. Dengan masih banyaknya masyarakat setempat yang belum memiliki septictank dan mengalirkan kotorannya langsung ke parit-parit sekitar rumah
34
maka penulis tertarik untuk mengetahui respon masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan tersebut. untuk mengetahui respon masyarakat tersebut maka dapat dilihat dari tingkah laku balasan atau tindakan yang merupakan wujud dari persepsi warga dampingan. Persepsi meliputi pengetahuan masyarakat dampingan tentang sanitasi dan septictank ramah lingkungan dan manfaatnya. Sikap meliputi penilaian, penolakan dan penerimaan atau terhadap septictank ramah lingkungan tersebut. Partisipasi meliputi tentang melaksanakan, menjaga dan memelihara. Dari persepsi, sikap dan partisipasi tersebut maka kemudian akan dapat ditarik kesimpulannya menjadi respon positif atau respon negatif. Untuk menjelaskannya peneliti membuat bagan yang berisikan alur dari kerangka pemikiran diatas :
35
SANITASI LINGKUNGAN
SEPTICTANK RAMAH LINGKUNGAN
MASYARAKAT DAMPINGAN
RESPON MASYARAKAT DAMPINGAN KELURAHAN KOTA BANGUN
Sikap, meliputi : Persepsi, meliputi : 1. Pengetahuan masyarakat dampingan tentang sanitasi dan septictank ramah lingkungan. 2. Pemahaman masyarakat dampingan tentang pentingnya sanitasi dan manfaat dari septictank ramah lingkungan
a. Penilaian masyarakat dampingan tentang sanitasi melalui septictank ramah lingkungan. b. Penolakan atau penerimaan masyarakat dampingan terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan. c. Pengharapan masyarakat dampingan akan manfaat sanitasi.
Partisipasi,meliputi : a. Masyarakat dampingan ikut mensosialisasikan sanitasi yang baik dan septictank ramah lingkungan. b. Masyarakat dampingan memelihara dan menjaga keadaan sanitasi di lingkungan sekitar. c. Masyarakat dampingan berperan serta dengan
membangun septictank ramah lingkungan.
1.RESPON POSITIF 2.RESPON NEGATIF
36
2.7 Definisi Konsep dan Definisi Operasional 2.7.1 Definisi Konsep Definisi konsep merupakan proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian. Untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep konsep yang dijadikan objek penelitian, maka seorang peneliti harus menegaskan dan membatasi makna konsep konsep yang diteliti. Dengan kata lain, peneliti berupaya menggiring para pembaca hasil penelitian itu memaknai konsep sesuai dengan yang diinginkan dan dimaksudkan oleh peneliti, jadi definisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian 2011:136-138). Untuk lebih memahami pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut : 1) Respon merupakan suatu tingkah laku balas atau tindakan masyarakat yang mrupakan wujud dari persepsi, sikap dan partisipasimasyarakat terhadap suatu objek yang dapat dilihat melalui proses pemahaman, penilaian, suka atau tidak suka serta partisipasi terhadap objek permasalahan. 2) Sanitasi adalah usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya merugikan / berbahaya terhadap perkembangan fisik , kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.
37
3) Septictank ramah lingkungan adalah septictank yang terbuat dari bahan Fiberglass, dilengkapi media kontak yang dirancang khusus untuk berkembak biak nya bakteri pengurai sehingga bakteri pengurai dapat memetabolisme tinja dengan efektif dan sistem disinfektan yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan sehingga buangannya tidak menyebabkan pencemaran lingkungan juga menampung dan mengolah limbah tinja menjadi cairan yang tidak berbau dan layak di alirkan ke got umum. 4) Masyarakat Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan Dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) adalah masyarakat yang berpenghasilan rendah yang telah diberikan materi pemicuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang kemudian diharapkan dapat merubah pola perilakunya terhadap kesehatan lingkungan. 2.7.2 Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu proses menjadikan variabel penelitian dapat diukur sehingga transformasi dan unsur konseptual ke dunia nyata. Definisi operasional adalah lanjutan dari perumusan definisi konsep, perumusan
definisi
konsep
ditujukan
untuk
mencapai
keseragaman
pemahaman tentang konsep-konsep, baik berupa obyek, peristiwa maupun fenomena yang diteliti, maka perumusan operasional ditujukan dalam upaya mentransformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep-konsep penelitian dapat diobservasi (Siagian, 2011:141).
38
Adapun yang menjadi definisi operasional dalam respon masyarakat terhadap sanitasi melaui septictank ramah lingkungan dampingan YAKMI di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan adalah : 1. Persepsi masyarakat dampingan tentang sanitasi melalui septictank ramah lingkungan, meliputi : a. Pengetahuan masyarakat dampingan tentang sanitasi dan septictank ramah lingkungan. b. Pemahaman masyarakat dampingan tentang pentingnya sanitasi dan manfaat dari septictank ramah lingkungan.
2. Sikap masyarakat dampingan tentang sanitasi melalui septictank ramah lingkungan, meliputi : a. Penilaian adalah pengetahuan atau informasi yang dimiliki masyarakat dampingan tentang sanitasi melalui septictank ramah lingkungan. b. Penolakan atau penerimaan adalah hubungan dengan rasa senang atau tidak senangnya masyarakat dampingan terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan. c. Pengharapan adalah masyarakat dampingan tentang sanitasi melalui septictank ramah lingkungan memiliki harapan akan manfaat sanitasi.
3. Partisipasi masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan, meliputi : a. Keikutsertaan masyarakat dampingan dalam mensosialisasikan sanitasi yang baik dan septictank ramah lingkungan.
39
b. Masyarakat dampingan berperan serta dalam menjaga dan memelihara keadaan sanitasi di lingkungan sekitar. c. Masyarakat dampingan berperan serta menjaga lingkungan dengan membangun septictank ramah lingkungan.
40