BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Neurobiologi merupakan suatu pengetahuan yang mempelajari tentang sistem saraf. Gejala psikologis dikelompokan dalam lima katagori utama fungsi otak : kognisi, persepsi, emosi, perilaku, dan sosialisasi, yang juga saling berhubungan. 1. Perilaku yang berhubungan dengan kognisi merupakan perilaku yang berhubungan dengan masalah-masalah proses informasi skizrofenia sering disebut sebagai defisit kognisi. Perilaku ini termasuk masalah-masalah semua aspek ingatan, perhatian, bentuk dan jumlah ucapan ( kelainan pikiran formal ), pengambilan keputusan, dan delusi (bentuk dan isi fikiran). 2. Perilaku yang berhunungan dengan persepsi adalah persepsi mengacu pada identifikasi dan interprestasi awal dari suatu stimulus berdasarkan situasi yang diterima melalui panca indra. 3. Perilaku yang berhubungan dengan emosi adalah emosi dapat diekspresikan secara berlebihan ng dengan sikap atau kurang dengan sikap yang tidak sesuai. Individ yang mengalami skizofrenia biasanya mempunyai masalah dengan hipoekspresi. 4. Perilaku yang berkaitan dengan gerak dan perilaku adalah respons neurobiologik maladaptif menimbulkan perilaku yang aneh, tidak enak 7
dipandang, membingungkan , sukar mengelola dan tampak tidak kenal dengan orang lain. 5. Perilaku yang berkaitan dengan hubungan kemampuan untuk
menjalin
hubugan kerja sama dan saling tergantung dengan orang lain.(stuart and sundeen, 1998). Rentang respon neurobiologik Respon perilaku klien dapat diidentifikasi sepanjang rentang respon yang berhubungan dengan fungsi neurobiologik. Perilaku yang dapat diamati dan mungkin menunjukkan adanya halusinasi disajikan dalam table berikut (Stuart, 2007: 241 RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIS Respon adaptif
1. Pikiran logis 2. Persepsi akurat 3. Emosi konsisten dengan pengalaman 4. perilaku sesuai 5. hubungan sosial
respon maaldaptif
1. pikiran kadang menyimpang 2. Ilusi 3. Reaksi emosional berlebihan 4. Perilaku ganjil 5. menarik diri
1. Kelainan pikiran/delusi 2. Halusinasi 3. Ketidakmampuan untuk control emosi 4. Ketidakteraturan 5. isolasi sosial
Gambar . 1 Rentang respon neurobiologis (stuart, 2007). 8
a. Respon adaptif 1. Pikiran logis Pendapat atau pertimbangan yang dapat diterima akal 2. Persepsi akurat Pandangan dari seseorang tentang suatu peristiwa secara cermat. 3. Emosi konsisten dengan pengalaman Kemantapan perasaan jiwa sesuai dengan peristiwa yang pernah dialami. 4. Perilaku sesuai Kegiatan individu atau sesuatu yang berkaitan dengan individu tersebut diwujudkan dalam bentuk gerak atau ucapan yang tidak bertentangan dengan moral. 5. Hubungan sosial Hubungan seseorang dengan orang lain dalam pergaulan ditengah-tengah masyarakat. b. Respon transisi 1. Distorsi pikiran Kegagalan dalam mengabstrakan dan mengambil kesimpulan.
9
2. Ilusi Persepsi atau respon yang salah terhadap stimulus sensori. 3. Reaksi emosi berlebihan atau berkurang Emosi yang diekspresikan dengan sikap yang tidak sesuai. 4. Perilaku aneh dan tidak biasa Perilaku aneh yang tidak enak dipandang, membingungkan, kesukaran mengolah dan tidak kenal orang lain. 5. Menarik diri Perilaku menghindar dari orang lain. c. Respon maladaptif 1. Gangguan pikiran atau delusi Keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita sosial. 2. Halusinasi Persepsi yang salah terhadap rangsangan.
10
3. Sulit berespon emosi Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk mengalami kesenangan, kebahagiaan, keakraban dan kedekatan. 4. Perilaku di organisasi Ketidak selarasan antara perilaku dan gerakan yang ditimbulkan. 5. Isolasi sosial Suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar (Yosep, 2007). Halusinasi pendengaran adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang mendekat (yang diprakarsai secara internal atau eksternal ) disertai dengan suatu pengurangan, berlebih-lebihan, distorsi, atau kelainan berespon terhadap setiap stimulus (Townsend, 1998 : 156) Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang berkisar dari suara sederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien sehingga klien berespon terhadap suara atau bunyi tersebut (Stuart, 2007).
11
Dari beberapa pengertian yang dikemukan oleh para ahli mengenai halusinasi di atas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa halusinasi adalah persepsi klien melalui panca indera terhadap lingkungan tanpa ada stimulus atau rangsangan yang nyata. Sedangkan halusinasi pendengaran adalah kondisi dimana pasien mendengar suara, terutama suara-suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu hal yang kemudian direalisasikan oleh klien dengan tindakan. B. Fase – fase halusinasi Halusinasi yang dialami oleh klien bila berada intensitasnya dan keparahan (Stuart membagi halusinasi klien mengendalikan dirinya semakin berat fase halusinasinya). Klien semakin berat mengalami ansietas dan makin dikendalikan halusinasinya lengkap tercantum dalam tabel 1. Tabel 1 Fase-fase tingkat Halusinasi (Stuart & sunnden 1998). Halusinasi
Karakteristik
FASE 1
Klien mengalami perasaan Tersenyum dan tertawa tidak
Comforting Ansietas halusinasi
sebagai
Perilaku klien
seperti ansietas, kesepian, sesuai
menggerekan
rasa
suara
bersalah
mencoba
dan
untuk
takut tanpa
bibir
mengegerkan
befokus mata yang cepat dan respon
pada pikiran menyengkan verbal yang lambat jika untuk meredakan ansietas
12
individu mengenal bahwa Sedang
menyenangkan
pikiran-pikiran
asik
sendiri
dan meningkat tanda-tanda sarat
pengalaman sensor berada otonomi dalam
kondisi
kesadaran
jika ansietas dapat ditangani psikotik. Pengalaman
FASE II Complementing Ansietas halusinasi memberatkan
berat
sensasi Ansietas seperti peningkatan
menjijikan
dan denyut
menakutkan,klien
jantung
mulai dan tekanan darah, rentang
lepas kendali dan mungkin perhatian mencoba untuk mengambil dengan jaraknya
dengan
pernafasan
menyempit penglaman
asik
sensori
sumber dan kehilangan kemampuan
yang dipersepsikan klien membedakan halusinasi dan mungkin
mengalami realita
pengamalan
sensori
dan
menarik diri dari orang lain, psikotik ringan FASE III Controling
Klien
berhenti Kemampuan
menghentikan terhadap
dikendalikan
perlawanan halusinasi akan lebih ditakuti,
halusinasi
dan kerusakan
berhubungan
13
Ansietas
berat menyerah
pada dengan orang lain, rentang
pengalamn sensorsi halusnasinya menjadi berkuasa
menjadi perhatian
sensori
fisik
ansietas
berat
halusinasinya berkeringat,
tremor,
tidak
berhenti psikotik Pengalaman
Conquering panik panik
pengalaman sensori menaklukan
mampu memahami peraturan. sensori Perilaku tremor akibat panik,
menjadi mengancam jika potensi klien
Ansietas
beberapa
menarik, klien mengalami detik / menit adanya tandapengalaman kesepian jika tanda
FASE IV
hanya
mengikuti
halusinasi
kuat
suicida
perintah nomicide
berakhir
aktifitas
dari merefleksikan
beberapa jam / hari jika perilaku
/
halusinasi isi,
seperti
intervensi terapeutif psikoti kekerasan, agitas menarik diri berat.
katafonici,
tidak
merespon
mampu terhadap
pemerintah, yang komplek tidak mampu berespon lebih dari satu orang.
14
C. Manifestasi klinik Karakteristik perilaku yang dpat ditunjukkan klien dengan kondisi halusinasi berupa : berbicara, senyum dan tertawa sendiri, pembicaraan kacau dan kadang tidak masuk akal, tidak dapat membedakan hal nyata dan tidak nyata, menarik diri dn menghindar dari orang lain, berhenti berbicara ditengah-tengah kalimat untuk mendengarjkan sesuatu, disorientasi, perasaan curiga, takut, gelisah, bingung, ekspresi wajah tegang dan mudah tersinggung, tidak mampu melakukan aktivitas mandiri dan kurang bisa mengontrol diri, menunjukkan perilaku merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungan) (Towsend, 1998: 152). Berdasarkan jenis dan karakteristik halusinasi tanda dan gejalanya sesuai. Menurut (Stuart,2007) pada klien gangguan jiwa ada beberapa jenis jenis halusinasi dan karakteristik tertentu, diantaranya : Tabel 2 : karakteristik halusinasi No Jenis Halusinasi
Karakteristik
1
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering
Pendengaran
suara kata yang jelas, berbicara dengan klien bahkan sampai percakapan lengkap antara kedua penderita halusinasi. Pikiran yang terdengar jelas dimana klien mendengar perkataan bahwa pasien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang – kadang
15
dapat membahayakan. 2
Penglihatan
Stimulus
penglihatan
dalam
kilatan
cahaya,
gambar geometris, gambar karton atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan dapat berupa sesuatu yang menyenangkan / sesuatu yang menakutkan seperti monster. 3
Penciuman
Membau bau-bau seperti darah, urine, feses umumnya bau- bau yang tidak menyenangkan. Halusinasi penciuman biasanya akibat stroke, tumor, kejang dan demensia
4
Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti darah, urine, dan feses
5
Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas, rasa tersetrum listrik yang dating dari tanah, benda mati atau orang lain.
6
Chanesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena (arteri), pencernaan makanan.
16
7
Klinestetik
Merasa pergerakan sementara bergerak tanpa berdiri.
D. Pengkajian Menurut (Stuart & sundeen 1998), faktor penyebab terjadinya halusinasi yaitu: a. Faktor predisposisi 1. Biologi Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut: a) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik. b) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihan,ketidak seimbangan antara dopamin dan neurotransmitter lain, dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia. c) Pembesaran ventrikel dan penurunan masa kortikal menunjukan terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral
17
ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem). 2. Psikologis Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien. 3. Sosial Budaya Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stres. b. Faktor Presipitasi Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).
18
Menurut
(Stuart,2007),
faktor
presipitasi
terjadinya
gangguan
halusinasi adalah: 1. Biologis Stressor biologis yang berespon neurobiologist maladaptif meliputi : Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan. 2. Stres lingkungan Ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku. 3. Sumber koping Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stresor berlebihnya informasi pada saraf yang menerima dan memperoses inflamasi di thalamus frontal otak. c. Mekanisme koping Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologi termasuk : 1. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengurangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang tertinggal untuk aktivitas hidup sehari-hari. 19
2. Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan keracunan persepsi. 3. Menarik diri. E. Masalah Keperawatan Adapun masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran antara lain : 1. Perubahan persepsi sensori halusinasi 2. Resiko perilaku kekerasan 3. Isolasi sosial : menarik diri 4. Gangguan konsep diri : harga diri rendah (Keliat, 2006)
F. Pohon Masalah Resiko Mencederai Diri
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi Pendengaran
Isolasi Sosial : Menarik Diri
Gangguan Konsep Diri :Harga Diri Rendah Ggr. 2 pohon masalah gangguan sensori/persepsi : halusinasi pendengaran (Keliat, 2006)
20
G. Diagnosis keperawatan Diagnosis keperawatan yang ditentukan oleh para ahli salah satunya sebagai berikut : diagnosa adalah masalah kesehatan aktual dan potensial yang mampu diatasi oleh perawat berdasarkan penidikan dn pengalamannya. Diagnosa keperawatan yang muncul : 1. Resiko perilaku kekerasan 2. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran 3. Isolasi sosial : Menarik diri 4. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah (Keliat, 2006)
21
H. Intervensi Keperawatan No No.
Diagnosa
Rencana Tindakan Keperawatan
DX
keperawatan
1
Gangguan
Setelah interaksi klien
presepsi
menunjukan :
sensori :
1. Tanda-tanda percaya
Halusinasi
Kriteria Evaluasi
Rasional
Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling
kepada perawat :
percaya
a. Expresi wajah
a. Sapa klien dengan
a. Menciptakan saling
ramah baik verbal
percaya pada klien
bersahabat b. Menunjukan rasa senang
maupun non verbal b. Perkenalkan nama,
c. Ada kontak mata
nama panggilan
d. Mau berjabat tangan
perawat
e. Mau menyebutkan nama f. Mau duduk berdampingan dengan perawat g. Bersedia
TT
c. Tunjukan sikap jujur dan menepati
b. Tak kenal maka tak sayang
c. Mewujudkan rasa percaya pada klien
janji setiap kali interaksi d. Tanyakan perasan klien dan masalah
d. Memvalidasi perasaan klien
22
mengungkapkan masalah yang dihadapi 2. Klien dapat
yang dihadapi klien e. Dengarkan dengan penuh perhatian 2. Klien dapat
menyebutkan:
menyebutkan:
a) Isi
a) Mengetahui jenis
b) Waktu c) Frekwensi d) Situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi
e. Memperhatikan perasaan klien Klien dapat mmenceritakan mengenai halusinasi
halusinasi b) Mengetahui isi, waktu, frekwensi halusinasi c) Mengetahui situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi
3. Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan
3. klien dapat mengontrol halusinasinya a) Identifikasi
untuk mengendalikan
bersama klien cara
halusinasi
atau tindakan yang
Klien dapat mengidentifikasikan cara yang harus dilakukan jika terjadi halusinasi
23
dilakukan jika terjadi halusinasi
4. Klien dapat
4.diskusi cara yang
menyebutkan cara
diinginkan
control halusinasi
klien : a) Jika cara yang digunakan adaptif
a) Memberi reinforcement positif
beri pujian b) Jika cara yang
b) Memberikan cara
digunakan mall
yang terbaik untuk
adaptif diskusi cara
klien
tersebut 5. klien dapat memilih dan
6. Diskusi cara baru untuk Memberikan cara terbaru
memperagakan cara
memutuskan /
pada klien cara memutus
mengatasi halusinasi
mengontrol timbulnya
halusinasi
halusinasi : a) Katakan pada diri sendiri bahwa suara
24
itu nyata b) Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencoba c) Beri kesempatan untuk melaukan cara yang yang dan dilatih d) Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatuh, jika berhasil beri pujian
6.keluarga menyatakan
6.klien menyatakan setuju
setuju untuk mengikuti
untuk mengikuti pertemuan
pertemuan dengan perawat
dengan perawat a) buat kontrak
a) Bina hubungan saling
25
dengan keluarga
percaya dengan
untuk pertemuan
keluarga klien
(waktu, tempat, topik) b) diskusi dengan
b) Agar keluarga tahu
keluarga tentang :
mengenai sakit yang
a. pengertian
diderita klien
halusinasi b. tanda dan gejala halusinasi c. isi halusinasi d. waktu halusinasi e. frekwesi halusinasi f. situasi terjasinya halusinasi.
26
7.klien dapat menyebutkan
7. Diskusi dengan klien
a) Manfaat minum obat
tentang manfaat dan
b) Kerugian tidak
kerugian tidak minum
minum obat c) Nama, warna, dosi,
Agak klien mau minum obat denan cepat
obat, nama, warna, dosi, cara, efek terapi
efek terapi dan efek
dan efek terapi dan
samping
efek samping penggunaan obat a) Pantau klien saat penggunaan obat b) Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar c) Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
27
2
Resiko
Setelah interaksi lien
perilaku
menunjukan :
kekerasan
1. Tanda-tanda percaya kepada perawat :
1. Bina hubungan saling percaya a) Beri salam setiap berinteraksi
a) Wajah cerah, tersenyum
b) Perkenalkan nama, nama panggilan
c) Ada kontak mat
perawat dan tujuan
d) Bersedia
perawat
perasaan
saling percaya pada klien
b) Mau berkenalan
menceritakan
a) Menciptakan hubungan
b) Tak kenal maka tak sayang
berinteraksi c) Tanyakan dan panggil nama
c) Agar lebih akrap dalam menyapa klien
kesukan klien d) Tunjukan sikap empati, jujur dan
d) Mewujudkan percaya kepada klien
menepati janji setiap kali berinteraksi e) Tanyakan perasaan
e) Memvalidasi perasaan
28
klien dan masalah
klien
yang dihadapi klien
2. Klien dapat
2.klien dapat
menceritakan penyebab
mengidentifikasi penyebab
perilaku kekerasan
perilaku kekerasan
a) Menceritakan
a. Motivasi klien
penyebab perasaan
untuk menceritakan
jengkel/kesal baik
penyebab rasa kesal
dari diri sendiri
atau jengkelnya
maupun lingkunganya
b. Dengarkan tanpa menyela atau
a) Mengungkapkan perasaan klien
b) Memperhatikan klien
member penilaian ugkapan perasaan pasien 3. Klien dapat
3) klien dapat
menceritakan tanda-
mengidentifikasi tanda-
tanda saat terjadi
tanda perilaku
perilaku kekerasan
kekerasan
29
a) Tanda fisik : mata
a) motivasi klien
merah, tangan
menceritakan
mengepal, expresi
kondisi fisik (tanda-
tegang, dan lain-lain
tanda fisik) saat
b) Tanda emosional : perasaan marah, jengkel, bicara kasar c) Tanda social :
a) mengusahakan klien mau bercerita
perilaku kekerasan terjadi b) motivasi klien menceritakan
bermusuhan yang
kondisi emosinya
dialami saat terjadi
(tanda-tanda
perilaku kekerasan
emosional) saat
b) mengusahakan klien mau bercerita
terjadi perilaku kekerasan c) motivasi klien menceritakan
c) mengusahakan klien mau berbicara
hubungan dengan orang lain (tandatanda social)
30
4. klien dapat menjelaskan
4) Klien dapat
:
mengidentifikasi jenis
a) jenis-jenis ekspresi
perilaku kekerasan
kemarahan yang
yang pernah
selama ini telah
dilakukannya.
dilakukan ] b) Persamaanya saat
a) Motivasi klien
a) Memberikan
melakukan
menceritakan jenis-
kesempatan pada klien
kekerasan
jenis tindak
untuk bercerita
c) Efektivitas cara
kekerasan yang
yang dipakai dalam
selama ini pernah
menyelesaikan
dilakukan
masalah
b) Motifasi klien
b) Mengetahui bagaimana
menceritakan
perasaan klien setelah
perasaan klien
melakukan tindak
setelah tindak
kekerasan
kekerasan tersebut terjadi c) Diskusikan apakah
c) Klien dapat memilah
31
dengan tindak
mana yang benar dan
kekerasan yang
yang salah
dilakukannya masalah yang dialami teratasi 5. Klien dapat menjelaskan 5) Klien dapat akibat perilaku
mengidentifikasi akibat
kekerasan
perilaku dan kekerasan
a) Diri sendiri : luka,
a) Diri sendiri
dijauhi teman, dll b) Orang lain/ keluarga
Mengetahui akibat perilaku kekerasan
b) Orang lain/keluarga c) Lingkungan
: luka tersinggungu, ketakutan, dll c) Lingkungan barang atau benda rusak, dll
32
6. Klien dapat :
6) Klien dapat
Menjelaskan cara-cara
mengidentifikasi cara
sehat mengungkapkan
konstruktif dalam
marah
mengungkapkan
Klien tahu cara untuk mengungkapkan marah
kemarahan. 7) Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan marah : a) Cara fisil dalam pukul bantal atau kasur, olah raga b) Verbal : Mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain c) Social : latihan arsetif dengan
33
orang lain d) Spiritual : sembahyang/ doa, zikir meditasi,dsb sesuai keyakinan agamanya masingmasing
7. Klien dapat
7)klien dapat
Klien dapat
memperagakan cara
mendemonstrasikan
mendemonstrasikan cara
mengontrol perilaku
caara mengontrol
kekerasan a) Fisik : nafas dalam, memukul bantal / kasur b) Verbal
perilaku kekerasan latihan klien memperagakan cara yang dipih a) Peragakan cara
Mengungkapkan
melaksanakan cara
perasaan kesal/
yang
jengkel pada orang
yang dipilih
b) Jelaskan manfaat
34
lain tanpa menyakiti c) Spiritual : zikir/ doa,
cara tersebut c) Anjurkan klien
meditasi sesuai
menirukan
dengan agama
peragaan yang sudah dilakukan d) Beri penguatan pada klien, perbaiki yang masih belum sempurna
8. Perawat dapast
8) Klien mendapat
Agar keluarga kelien tahu
melakukan pertemuan
dukungan keluarga
pendukung untuk klien itu
dengan keluarga
untuk mengontrol
sangat penting
a. Menjelaskan cara
perilaku kekerasan :
merawat klien
a) Diskusikan
dengan perilaku
pentingnya peran
kekerasan
serta keluarga
b. Mengungkapkan
sebagai pendukung
rasa puas dalam
klien untuk
merawat klien
mengatasi perilaku
35
kekerasan b) Dislusikan potensi keluarga untuk keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekerasan c) Jelaskkan pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien d) Peragakan cara merawat klien (menangani perilaku kekerasan) e) Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan
36
ulang f) Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan
9. Klien dapat
9) Klien menggunakan
Agar klien mau minum
menjelaskan:
obat sesuai program
obat secara teratur dan tahu
a. Manfaat minum obat
yang telah ditetapkan
mengenai dosis, jenis obat,
b. Kerugian tidak
a) Jenis obat (nama,
waktu pemakaian dan cara
minum obat c. Nama obat d. Bentuk dan warna e. Dosis yang
warna, dan b entuk obat) b) Dosis yang tepat unyuk klien
dianjurkan
c) Waktu pemakaian
kepadanya
d) Cara pemakaian
f. Waktu pemakaian g. Cara pemakaian h. Efek yang dirasakan
pemakaian
e) Efek yang dirasakan klien Anjurkan klien : a) Minta dan
37
menggunakan obat tepat waktu b) Lapor keperawat/dokter jika mengalami efek yang tidak biasa c) Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat 3.
Isolasi sosial
Setelah interaksi klien
: menarik diri menunjukan : 1. Tanda-tanda percaya kepada perawat :
1. Bina hubungan saling percaya a) Beri salam setiap berinteraksi
a) Wajah cerah,
b) Perkenalkan nama,
tersenyum
nama panggilan
b) Mau berkenalan
perawat dan tujuan
c) Ada kontak mata
perawat
38
berinteraksi c) Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien 2. Klien mampu menyebutkan minimal
2. klien mampu menyebutkan
satu penyebab menarik
Penyebab menarik diri :
diri
Tanyakan pada klien
a) Diri sendiri
tentang :
b) Orang lain
a) Orang yang tinggal
c) Lingkungan
serumah/teman sekamar b) Orang yang paling dekat dengan klien dirumah/siruangan c) Orang yang tidak dekat dengan klien dirumah/ diruangan d) Apa yang membuat
39
klien tidak dekat dengan orang tersebut e) Upaya yang sudah di lakukan agar dekat dengan orang lain
3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dan kerugian menarik diri a) Banyak teman b) Tidak kesepian c) Bias berdiskusi d) Daling menolong Kerugian menarik diri misalnya:
3.klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dan kerugian menarik diri. Tanyakan pada klien tentang : a) Manfaat hubungan social b) Kerugian menarik
40
a) Sendiri
diri
b) Kesepian c) Tidak bisa diskusi 4. Klien dapat
4.klien dapat melaksanakan
melaksanakan hubungan hubungan social secara social secara bertahap
bertahap.
dengan :
Beri motivasi dan bantu
a) Perawat
klien untuk berke nalan/
b) Perawat lain
berkomunikasi dengan :
c) Klien lain
a) Perawat lain
d) Kelompok lain
b) Klien lain c) Kelompok
5. Klien mampu
5.Klien mampu
menjelaskan perasaanya
menjelaskan perasaabya
setelah berhubungan
setelah berhubungan social
social dengan :
dengan
a) Orang lain
a) orang lain
b) Kelompok
b) kelompok
41
6. Perawat dapat bertemu
6.klien mendapat dukungan
dengan keluarga dan
keluarga dalam
dapat menjelaskan:
memperluas hubungan
a) Pengertian menarik
social
diri b) Tanda gejala menarik diri c) Penyebab dan akibat menarik diri d) Cara merawat klien menarik diri
Jelaskan pada keluarga tentang : a) Pengertian menarik diri b) Tanda dan gejala menarik diri c) Penyebab dan akibat menarik diri d) Cara merawat klien menarik diri
4.
Gangguan
Setelah 4x interaksi klien
1. Bina hubungan saling
konsep diri:
menunjukkan :
percaya dengan
harga diri
Klien menunjukkan
menggunakan prisip
rendah
ekspresi wajah bersahabat
komunikasi terpeutik
menunjukkan rasa senang ,
a) Sapa klien dengan
42
ada mata kontak, mau
ramah baik verbal
menyebutkan nama. Mau
maupun non verbal
menharab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau
b) Perkenalkan diri dengan sopan c) Tanyakan nama
mengutarakan masalah yang
lengkap dan nama
dihadapi
panggilan kesukaan yang disukai klien d) Jelaskan tujuan pertemuan e) Jujur dan menepati janji
2. Klien dapat
2.klien tidak dapat
menyebutkan
mengidentifikasi aspek
a) Aspek positif dan
positif dan kemampuan
kemampuan yang
yang dimiliki
dimiliki klien
Diskusikan dengan klien
b) Aspek positif keluarga
tentang : a) Aspek positif yang
43
c) Aspek positif lingkungan klien
dimiliki klien, keluarga, lingkungan b) Kemampuan yang dimiliki klien
3. klien menyebutkan
3. Klien dapat menilai
kemampuan yang dapat
kemampuan yang
dilaksanakan
dimiliki untuk dilaksanakan a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan b) Diskusi kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksnaanya
44
4. Klien membuat rencana 4. klien dapat merencanakan kegiatan harian
kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Rencana bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien a) Kegiatan mandiri b) Kegiatan dengan bantuan
5. Klien melakukan
5.klien dapat melakukan
kegiatan sesuai jadwal
kegiatan sesuai rencana
yang dibuat
yang dibuat a) Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan b) Pantau kegiatan
45
yang dilaksanakan klien c) Berikan pujian atas usaha yang dilakukan klien d) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiayan setelah pulang 6. Klien
6. klien dapat memanfaat
Memanfaatkan system
system pendukung
pendukung yang ada di
yang ada.
keluarga
a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah
46
b) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah
47
48