BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori Dalam Bab ini akan dibahas lebih jauh mengenai Quick Ratio, Banking Ratio, Return On Equity dan harga saham. Menjabarkan teori-teori yang melandasi penelitian ini dengan referensi atau keterangan tambahan yang dikumpulkan selama penelitian.
2.1.1. Analisis Laporan Keuangan Laporan Keuangan adalah ringkasan dari proses pencatatan, merupakan ringkasan dari transaksi – transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan dengan deminkian output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Analisis dan interpretasi laporan keuangan adalah suatu alat yang dapat dipergunakan untuk membuat suatu keputusan antara lain mengenai rencana perluasan perusahaan, penanaman modal (investasi), pencarian sumber dana operasi perusahaan, dan lain–lain. Bagi penanam modal (investor), analisis atas ikhtisar keuangan juga merupakan suatu alat yang sangat membantu dalam proses penilaian dan memproyeksikan keadaan keuangan dan hasil usaha suatu proyek perusahaan. Jadi analisis dan interprestasi bukanlah merupakan tujuan, tetapi analisis dan interprestasi hanyalah merupakan suatu alat untuk membuat/mengambil keputusan untuk mencapai tujuan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Teori Harga Saham Valuation model (model penilaian) merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan (atau yang diamati) menjadi perkiraaan tentang harga saham. Variabel – variabel ekonomi tersebut seperti laba perusahaan, dividen yang dibagikan, variabilitas laba, dan sebagainya. Secara sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut: Po
= ∑ Dt / (1+r)t
Dimana Po adalah harga saham, r adalah tingkat keuntungan yang dianggap layak, dan D adalah dividen. Perusahaan hanya bisa membagikan dividen yang makin besar kalau perusahaan mampu menghasilkan laba yang makin besar. Dengan demikian, kalau perusahaan bisa memperoleh laba yang makin besar, maka secara teoritis perusahaan akan mampu membagikan dividen yang makin besar. Tentu saja perusahaan tidak harus meningkatkan pembayaran dividen kalau laba yang diperoleh makin besar. Uraian tersebut menunjukkan bahwa kalau kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, harga saham akan meningkat. Dengan kata lain, profitabilitas akan mempengaruhi harga saham.
2.1.3. Rasio Keuangan Analisis rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio
Universitas Sumatera Utara
keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan selama periode tertentu. Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasi area yang memerlukan investigasi lebih lanjut (Wild, 2005 : 36). Berikut ini rasio yang menjadi pokok bahasan penelitian ini: 2.1.3.1. Rasio likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar (Brigham, 2001 : 79). Sedangkan Menurut Lutfi (1997: 47) Rasio likuiditas menunjukkan tingkat kemudahan relatif suatu aktiva untuk segera dikonversikan ke dalam kas dengan sedikit atau tanpa penurunan nilai serta tingkat kepastian tentang jumlah kas yang dapat diperoleh. Kas merupakan suatu aktiva yang paling likuid. Aktiva lain mungkin relatif likuid atau tidak likuid tergantung seberapa cepat aktiva ini dapat dikonversikan ke kas. Rasio likuiditas yang menjadi fokus penelitian ini adalah: a) Quick Ratio Quick ratio atau rasio cepat digunakan untuk mengetahui kemampuan bank untuk membayar kembali kewajibannya kepada para deposannya dengan aset tunai yang dimilikinya. Rendahnya nilai rasio ini mengindikasikan bahwa suatu perusahaan perbankan mengalami kesulitan kas.
Universitas Sumatera Utara
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya
dengan
tidak
memperhitungkan
persediaan,
karena
persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir sebagai uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang. Menurut Munawir (1997:74) “rasio ini lebih tajam daripada Current ratio, karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid (mudah dicairkan atau diuangkan) dengan utang lancar”. b) Banking Ratio Menurut Muljono (1999:431) “Banking Ratio digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada deposannya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debiturnya”. Rendahnya nilai rasio ini mengindikasikan banyaknya kredit macet yang dimiliki bank tersebut. 2.1.3.2 Rasio profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva dan hutang terhadap hasil operasi. Gibson (2001: 303), “ profitability is the ability of firm to generate earning. It is measured relative to a number of bases, such as assets, sales, and investment”. Gibson mengartikan profitabilitas sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan, profitabilitas ini diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolok ukur keberhasilan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan seperti aktiva perusahaan, penjualan, dan investasi, sehingga dapat diketahui efektivitas pengelolaan keuangan dan aktiva oleh perusahaan. Menurut Haryanto dan Toto (2003:142), profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Jika kondisi perusahaan dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan keuntungan di masa mendatang maka banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dan hal itu tentu saja mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi. Rasio profitabilitas yang menjadi fokus penelitian ini adalah Retun On Equity. Rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa merngukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham. ROE sangat menarik bagi pemegang saham maupun calon pemegang saham, dan juga manajemen karena rasio tersebut merupakan ukuran atau indikator penting dari shareholder value creation. Artinya semakin tinggi rasio ROE, semakin tinggi pula nilai perusahaan, hal ini tentunya merupakan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Menurut Tandelilin (2001:240)
“ROE
menggambarkan
sejauhmana
kemampuan
perusahaan
menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham”.
2.1.4. Saham dan Perubahan Harga Saham Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham berupa selembar kertas yang menerangkan siapa pemiliknya. Umumnya jenis saham yang dikenal adalah
Universitas Sumatera Utara
saham biasa (common stock). Namun saham sendiri dibagi menjadi dua jenis saham, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock) Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividend dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (tidak memiliki hak–hak istimewa), serta kewajiban menanggung risiko kerugian yang diderita perusahaan. Karakteristik lain dari saham biasa adalah dividen dibayarkan selama perusahaan memperoleh laba. Setiap pemilik saham memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Sedangkan saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibandingkan hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibandingkan pemegang saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi. 2.1.4.1. Perubahan harga saham Menurut Suprodjo dalam Satria, faktor–faktor yang dapat menjadi sumber naik atau turunnya harga saham (perubahan harga saham) sewaktu dinilai adalah faktor yang dapat diukur dengan angka yang terdiri dari; a) Laba yang diperoleh selama beberapa tahun terakhir, b) Bagian laba yang ditahan, dan c) Peningkatan atau penurunan nilai harta tetap perusahaan. Faktor yang tidak dapat diukur dengan angka – angka terdiri dari; a)Prospek usaha perusahaan di masa akan dating, b) Trade mark dan goodwill, dan c) Kualitas manajemen.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Yulianti dan Halim (2009) dengan judul Pengaruh Return On Equity, Net Profit Margin, Earning Per Share Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta antara tahun 2004-2009 dengan jumlah sampel sebanyak 24 perusahaan. Perusahaan manufaktur dipilih dikarenakan jenis perusahaan ini memiliki variasi saham yang beragam dilihat dari jenis produk yang dihasilkan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Return On Equity (ROE) dan Earnig Per Shares (EPS) memiliki Pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham sedangkan Net Profit Margin (NPM) dan Debt to Equity Ratio (DER) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Diantara ROE dan EPS, EPS mempunyai tingkat signifikan yang lebih tinggi terhadap perubahan harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Alam (2008). Penelitian ini ingin meneliti Pengaruh Rasio Keuangan Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Penelitian dilakukan pada 30 perusahaan industry manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta antara tahun 2004-2008. Pemilihan jenis perusahaan manufaktur dikarenakan jenis perusahaan ini cukup banyak yang sudah listing di Bursa Efek Jakarta sehingga lebih mudah dalam pemilihan sampel yang cocok dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian yaitu CR, DTA, TATAO, ITO, NPM, ROE, PER Secara bersama-sama mempengaruhi harga saham. Selain itu CR, NPM, dan ROE yang signifikan
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan DTA, TATO, ITO, PER tidak signifikan mempengaruhi harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Hengki (2008). Penelitian ini ingin meneliti Pengaruh Pergerakan Rasio Profitabilitas Emiten Terhadap Perubahan Harga Saham. Hasil penelitian yaitu Pergerakan rasio keuntungan abilitas kesebelas emiten dalam periode tahun 1997-2002, cenderung mengalami perubahan yang berfluktuasi dan sulit diduga. Perubahan rasio keuntungan abilitas seluruh emiten tidak mempengaruhi perubahan harga saham.Perubahan harga saham perusahaan tidaklah dipengaruhi oleh faktor perubahan rasio keuntungan atau profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Haryanto dan Toto Sugiarto (2008). Penelitian ini ingin melihat Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Minuman Di Bursa Efek Jakarta. Hasil dari penelitian ini adalah Return On Equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham.Return On Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Net Profit Margin tidak ada hubungan dan pengaruh signifikan terhadap harga saham.Secara bersama ketiga rasio tersebut tidak berpengaruh signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2008). Penelitian ini ingin melihat pengaruh EVA Dan Rasio-Rasio ProfitabilitasTerhadap Harga Saham. Hasil penelitian yaitu Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05). Artinya EPS dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan. Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa return on
Universitas Sumatera Utara
asset, return on equity, return on sale, basic earning power, dan economic value added tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05). Artinya ROA, ROE, ROS, BEP, dan EVA tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No
Peneliti
Judul
Hasil Penelitian
1
Yulianti Halim (2009)
Pengaruh Return On Equity, Net Profit Margin, Earning Per Share Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ
ROE dan EPS memiliki Pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham sedangkan NPM dan DER tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham.
2
Dipo Satria Alam(2008)
Pengaruh Rasio Keuangan Likuiditas, Solvabilitas,Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta.
CR, DTA, TATAO, ITO, NPM, ROE, PER Secara bersama-sama mempengaruhi harga saham.CR, NPM, dan ROE yang signifikan berpengaruh terhadap harga saham.DTA, TATO, ITO, PER tidak signifikan mempengaruhi harga saham.
3
Hengki (2008)
Pengaruh Pergerakan Rasio Profitabilitas Emiten Terhadap Perubahan Harga Saham
Pergerakan rasio keuntungan abilitas kesebelas emiten dalam periode tahun 19972002, cenderung mengalami perubahan yang berfluktuasi dan sulit diduga.
4
Haryanto dan Pengaruh Rasio Toto Sugiarto Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada (2008) Perusahaan Industri Minuman Di Bursa Efek Jakarta
5
Noer Sasongko & Nila Wulandari (2008)
Pengaruh EVA Dan Hasil uji t parsial Rasio-Rasio Profitabilitas menunjukkan bahwa earning Terhadap Harga Saham per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham.
Secara bersama ketiga rasio tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Universitas Sumatera Utara