BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon Akseptor Respons dikatakan Darly Beum sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah terwujud. Lebih lanjut respon merupakan proses pengorganisasian ransang, dimana ransang-ransang proksimal (Wirawan, 1991: 93). Artinya
sejumlah ransangan yang
terbentuk dalam alam pikiran manusia, diorganisasikan dan kemudian ditimbulkan melalui interpretasi dari objek yang menerima ransang tersebut. Berarti dalam hal ini respon pada dasarnya adalah proses pemahaman terhadap apa yang terjadi dilingkungan dengan manusia dan tingkah lakunya, merupakan hubungan timbal balik, saling terkait dan saling mempengaruhi. Terdapat dua jenis yang mempengaruhi respon yaitu : a.
Variabel struktural, yaitu faktor yang terkandung dalam ransangan fisik.
b.
Variabel fungsional, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat misalnya kebutuhan suasana hati ,pengalaman masa lalu (Wirawan, 1991: 47). Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang, karena sikap merupakan
kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku kalau ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. Jadi berbicara mengenai respon atau tidak respon tidak terlepas dari pembahasan sikap. Respon juga diartikan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Pembangunan yang dilakukan pemerintah merupakan media perubahan terhadap masyarakat dan lingkungan dengan maksud menjadikan lebih baik dari sebelumnya. Salah satu faktor yang penting untuk menilai apakah program-program pembangunan yang dilaksanakan cukup berhasil atau bahkan gagal, akan ditunjukkan oleh bagaimana tanggapan masyarakat yang menjadi target atau sasaran dari program-program pembangunan tersebut. Konsep respon manusia lebih banyak dikemukakan oleh bidang-bidang ilmu sosial yang melihat respon pada tindakan dan perilaku individu, kelompok, atau masyarakat. Secara keseluruhan respon individu atau kelompok terhadap suatu situasi fisik dan non fisik dapat dilihat dari tiga tingkatan, yaitu persepsi, sikap, dan tindakan. Simon dalam Wijaya membagi respon seseorang atau kelompok terhadap program pembangunan mencakup tiga hal, yaitu: 1. Persepsi, berupa tindakan penilaian (dalam benak seseorang) terhadap baik buruknya objek berdasarkan faktor keuntungan dan kerugian yang akan diterima dari adanya objek tersebut. 2. Sikap, berupa ucapan secara lisan atau pendapat untuk menerima atau menolak objek yang dipersiapkan. 3. Tindakan, melakukan kegiatan nyata untuk peran serta atau tindakan terhadap suatu kegiatan yang terkait dengan objek tersebut. Munculnya ketiga respon di atas sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu kondisi status sosial ekonomi seseorang, tingkat pengetahuan tentang manfaat dan resiko yang diterima sebagai akibat pelaksanaan program pembangunan kepada seseorang atau sekelompok orang . (sobatbaru.blogspot/12/2011)
Universitas Sumatera Utara
Respon berasal dari kata response, yang berarti jawaban, balasan, atau tanggapan (reaction). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga dijelaskan definisi respon adalah berupa tanggapan, reaksi, dan jawaban. Respon atau tanggapan adalah kesan-kesan yang dialami jika perangsang sudah tidak ada. Jadi, proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan-kesannya saja. Peristiwa sedemikian ini disebut tanggapan. Dalam pembahasan, teori respon tidak terlepas dari pembahasan proses teori komunikasi, karena respon merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M. Caffe, respon dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh orang-orang yang disekitar. 2. Efektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap, dan menilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan yang disenangi oleh orang-orang yang disekitar terhadap sesuatu. 3. Konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan atau perbuatan (hasanismailr.blogspot/16/06/2009). Skiner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skiner disebut teori “S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respon.
Universitas Sumatera Utara
Skiner membedakan adanya dua proses: 1. Respondent Response, atau reflexive, yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan- rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut electing stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. 2. Operant Response, atau instrumental response, yaitu respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus tertentu. Stimulus ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce (hasanismailr.blogspot16/06/2009) Melihat sikap seseorang atau sekelompok orang tehadap sesuatu maka akan diketahui bagaimana respon mereka terhadap kondisi tersebut. Menurut Louis Thursone, respon merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan, dan prasangaka, pra pemahaman yang mendetail, ide-ide, rasa takut, ancaman dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa cara pengungkapan sikap dapat melalui: 1. Pengaruh atau penolakan, 2. Penilaian, 3. Suka atau tidak suka, dan 4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologi. Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni cenderung menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objek, seseorang disebut mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik
Universitas Sumatera Utara
Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi respon seseorang, yaitu : 1. Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap,motif,kepentingan dan harapannya. 2. Sasaran respon tersebut, berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap respon orang yang melihatnya. Dengan kata lain gerakan, suara, ukuran, tindak lanjut dan cirri - ciri lain dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang. 3. Faktor situasi, respon dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana respon itu timbul pula mendapatkan perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam pembentukan atau tanggapan seseorang (Wirawan, 1991: 35). Respon seseorang terhadap suatu objek juga dipengaruhi oleh sejauh mana pemahaman terhadap objek respon tersebut. Suatu objek respon yang belum jelas atau belum nampak sama sekali tidak mungin akan memberikan makna. Menurut Hunt (1962) orang dewasa mempunyai sejumlah unit untuk memproses informasi-informasi. Unit-unit ini dibuat khusus untuk menangani representasi fenomenal dari keadaaan diluar individu. Lingkungan internal ini dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi diluar. Proses yang berlangsung secara rutin inilah yang disebut Hunt sebagai suatu respon (Adi, 1994: 129). Teori rangsang balas (stimulus respon theory) yang sering juga disebut sebagi teori penguat dapat digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial dan sikap. Yang artinya disini adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia mengalami rangsang tertentu. Sikap ini terjadi biasanya terhadap benda, orang, kelompok, nilai-nilai dan semua hal yang terdapat di sekitar manusia.
Universitas Sumatera Utara
Dollard dan Miller mengemukakan bahwa bahasa memegang peranan penting dalam pembentukan respon masyarakat. Respon respon tertentu terikat dengan kata-kata. Dan oleh karna itu ucapan dapat berfungsi sebagai mediator atau menentukan hierarki mana yang bekerja. Artinya sosialisasi yang mempergunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan media strategis dalam pembentukan respon masyarakat. Apakah respon tersebut terbentuk respon positif mauapun negatif, sangat tergantung pada sosialisasi dari objek yng akan direspon. Respon dalam penelitian ini akan diukur dalam tiga aspek, yaitu persepsi, sikap, dan partisipasi. Persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan dan penerimaan. Persepsi merupakan suatu penapsiran yang unik terhadap situasi dan bukan terhadap suatu pencatatan yang benar terhadap situasi. Analisa tersebut menunjukkkan bahwa persepsi merupakan pemahaman individu atau masyarakat pada suatu objek yang masih berada dalam pikirannya. Persepsi individu akan mempengaruhi sikap individu terhadap suatu program pembangunan. Dalam suatu program pembagunan terkandung ide-ide baru atau cara-cara baru yang disosialisasikan kedalam suatu masyarakat, dengan harapan dapat mengubah pola berpikir dan cara bertindak masyarakat yang terkena program. Perubahan tersebut terproses dan terwujud dalam perubahan sikap. Sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkahlaku tertentu kalau ia menghadapi ransang tertentu (Wirawan, 1991:20). Ransangan yang dimaksud dapat berupa ransangan yang berbentu batiniah seperti aktualisasi diri, dan dapat pula berbentuk fisik seperti halnya hasil - hasil dan usaha-usaha pembangunan. Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang terhadap objekobjek tertentu, seperti perubahan lingkungan atas situasi lain. Sikap yang muncul dapat
Universitas Sumatera Utara
positif, yakni cenderung menyenangi, mendekati mengharapkan objek, atau muncul sikap negatif yakni menghindari, membenci suatu objek. 2.2 Sosialisasi Sosialisasi (sosialisasi) adalah istilah yang digunakan oleh sosiolog , psikolog sosial , antropolog, ilmuwan politik dan pendidik untuk merujuk pada proses mewarisi dan menyebarkan norma , adat istiadat dan ideologi. Ini mungkin menyediakan individu dengan keterampilan dan kebiasaan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam masyarakat mereka sendiri; masyarakat berkembang budaya melalui pluralitas norma bersama, adat istiadat, nilai-nilai, tradisi, peran sosial, simbol dan bahasa. Sosialisasi demikian sarana yang kelangsungan sosial dan budaya dicapai. Sosialisasi, bagaimanapun, bukan normatif panjang: ia menjelaskan proses yang mungkin atau mungkin tidak mempengaruhi refleksif agen, dan yang mungkin atau tidak dapat menyebabkan diinginkan, atau moral, hasil. Pandangan individu tentang isu-isu tertentu, seperti ras atau ekonomi , dapat disosialisasikan (dan sampai batas yang normal) dalam suatu masyarakat. Banyak teori-teori sosial-politik postulat sosialisasi yang hanya memberikan penjelasan parsial untuk keyakinan manusia dan perilaku, bahwa agen yang tidak 'papan tulis kosong' ditentukan oleh lingkungan mereka. Penelitian ilmiah memberikan bukti kuat bahwa orang dibentuk oleh pengaruh sosial dan mereka terprogram susunan biologis. Genetik penelitian telah menunjukkan bahwa seseorang lingkungan berinteraksi dengan genotipe mereka untuk mempengaruhi hasil perilaku, sementara linguistik teori tata bahasa generatif menunjukkan bagaimana seperti kapasitas untuk belajar sepanjang masa perubahan seseorang sesuatu. Kita juga belajar dan biasanya mengadopsi norma-norma budaya kita. melalui proses sosialisasi. Norma adalah konsepsi perilaku yang sesuai dan diharapkan yang dipegang oleh sebagian besar anggota masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian Sosialisasi menurut Para Ahli Ada banyak definisi tentang sosialisasi Makionis (1997) misalnya menyebut sosialisasi sebagai pengamatan sosial sepanjang hidup yang memungkinkan seseorang mengembangkan potensi kemanusiaannya dan mempelajari pola-pola kebudayaan. Harton dan Hunt (1987 dan 1989) mendefinisikan sosialisasi sebagai proses dimana seseorang internalisasikan norma-norma kelompok tempat hidup, sehingga berkembang menjadi satu pribadi yang unik. Giddens (1994:60) melukiskan proses sosialisasisebagai sebuah proses yang terjadi ketika seorang bayi yang lemah berkembang secara aktif melalui tahap demi tahap sampai akhirnya menjadi pribadi yang sadar akan dirinya sendiri pribadi yang berpengetahuan dan terampil akan cara hidupnya dalam kebudayaan tempat ia tinggal. Ritcher JR (1987:139) berpendapat bahwa sosialisasi adalah proses seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlakukannya agar dapat berfungsi sebagai orang dewasa dan sekaligus sebagai pemeran aktif dalam suatu kedudukan. Stewart (1985:93) menyatakan bahwa sosialisasi adalah proses orang memperoleh kepercayaan sikap nilai dan kebiasaan dalam kebudayaan. Melalui proses sosialisasi akan tumbuh satu pribadi yang hak karena sifat-sifat kelompok tidak pernah diserap secara sama oleh masing- masing anggota kelompok. Broom dan Selznic (1961:79) menyatakan bahwa sosialisasi adalah proses membangun atau menanamkan nilai-nilai kelompok pada diri seseorang. Dari segi masyarakat sosialisasi adalah cara untuk mentransmisikan kebudayaan dan cara bagaimana seseorang di sesuaikan kedalam cara kehidupan yang telah diorganisir dari segi individu,
Universitas Sumatera Utara
soisalisasi
adalah
pemenuhan
potensi
pertumbuhan
dan
perkembangan
pribadi.
(www.scribd.com/5/11/11). Sosialisasi memanusiakan, manusia dan mengembangkannya agar menjadi pribadi yang mempunyai kesadaran identitasi mampu mengatur dan mendisiplinkan prilakunya, serta memilikinya cita-cita, nilai-nilai dan ambisi. Dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik beberapa pengertian pokok tenteng sosialisasi sebagai berikut : a. Sosialisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia, b. Dalam sosialisasi terjadi saling pengaruh antara individu beserta segala potensi kemanusian-kemanusiannya masyarakat beserta kebudayaannya, c. Melalui proses sosialisasi, individu menyerap pengetahuan, kepercayaan nilai – nilai
norma,
sikap
dan
keterampilan-keterampilan
dari
kebudayaan
masyarakatnya, dan d. Hasil Sosialisasi adalah berkembangnya kepribadian seseorang menjadi satu pribadi yang unik, sedangkan kebudayaan masyarakat juga terpelihara dan berkembang melalui proses sosialisasi. Proses Sosialisasi adalah proses yang memungkinkan seseorang belajar tentang sikap, nilai, dan tindakan yang di anggap tepat oleh suatu masyarakat atau oleh satu kebudayaan tertentu. Proses sosialisasi memungkinkan orang berpikiran sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku bagi masyarakat sehingga terhindar dari prilaku asosial. Prilaku asosial adalah prilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat. Jenis – Jenis Sosialisasi dalam ilmu Sosiologi proses sosialisasi dapat dibedakan menjadi dua bagian diantaranya :
Universitas Sumatera Utara
a) Sosialisasi Primer Artinya sosialisasi pertama yang dijalani seseorang semasa kanakkanak, dan berfungsi mengantar mereka memasuki kehidupan sebagai anggota masyarakat. b) Sosialisasi Sekunder Artinya sosialisasi lanjutan dimana seseorang menjalani sosialisasi di sektor – sektor kehidupan yang nyata dalam masyarakat. 2.3 Keluarga Berencana (KB) 2.3.1. Pengertian KB Menurut Entjang, KB adalah suatu upaya manusia untuk mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan hukum dan moral Pancasila untuk kesejahteraan keluarga (Ritonga, 2003;87). Menurut WHO (Expert Committee, 1970), KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengkontrol waktu saat kehamilan dalam hubungan dengan umur suami dan istri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (bkkbn.go.id/2009). Jadi KB ( Family Planning, Planned Parenthood) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan membuat jarak kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi, untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. 2.3.2. Tujuan KB Adapun tujuan dari pelaksanaan program KB, antara lain : 1. Tujuan utama yaitu membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. 3. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga, dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi. Tujuan KB berdasarkan RENSTRA 2005-2009, meliputi : 1. Keluarga dengan anak ideal 2. Keluarga sehat 3. Keluarga berpendidikan 4. Keluarga sejahtera 5. Keluarga berketahanan 6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya 7. Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS) (bkkbn.go.id/2009). 2.4 Program Vasektomi Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 pertahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan Keluarga Berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana (KB) tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil pembangunan
Universitas Sumatera Utara
tidak akan berarti. Demikian pula halnya dalam masa yang akan datang. Tanpa adanya usahausaha pencegahan perkembangan laju peningkatan pendudukan yang terlalu cepat,usahausaha di bidang pembangunan ekonomi dan sosial yang telah dilaksanakanmaksimal akan tidak berfaidah (Manuaba,1998). Program KB merupakan salah satu usaha penggulangan masalah kependudukan. Program KB adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional. Gerakan KB Nasional telah mempunyai landasan hukum yang kokoh berpaudang-undang
nomor
10
tahun
1992
tentang
perkembangan
kependudukan
dan pembangunan keluarga sejahtera. Di dalam Bab 1 ketentuan Umum Pasal 1 nomor 12 dan undang-undang tersebut, dinyatakan bahwa KB adalah upaya peningkatankepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaaan usia perkawinan pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (BKKBN dan UNICEF, 1992). Pendapat Malthus (Manuaba,1998) yang mengemukakan bahwa pertumbuhan dan kemampuan mengembangkan sumber daya alam laksana deret hitung, sedangkan pertumbuhan dan perkembangan manusia laksana deret ukur,sehingga pada satu titik sumber daya alam tidak mampu menampung pertumbuhan manusia telah menjadi kenyataan. Berdasarkan pendapat demikian
diharapkan
setiap
keluarga,
memperhatikan
dan
merencanakan
jumlah
keluargayang diinginkan. Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yang berorentasi pada “Catur Warga” atau Zero population growth (pertumbuhan seimbang).Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia
Universitas Sumatera Utara
telah berumur panjang (sejak 1970) dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angkakelahiran dengan bermakna. Masyarakat dapat menerima hampir semua metodemedis teknis Keluarga Berencana yang dicanangkan oleh pemerintah. (Manuaba,1998) Pemerintah meluncurkan gagasan baru, yaitu : keluarga berencana mandiri artinya masyarakat memilih metode KB dengan biaya sendiri melalui KB lingkungan biru (1985) dan KB lingkaran emas (1988). Mengarahkan pada pelayanan Metode Kontrasepsi Efektif (MKE) : AKDR, suntikan KB, Susuk KB,dan Kontap. Salah satu metode kontrasepsi efektif adalah vasektomi yang digunakano l e h l a p i s a n m a s y a r a k a t y a n g t i d a k m e n g i n g i n k a n a n a k l a g i . U n t u k m e n j a d i akseptor kontrasepsi vasektomi diperlukan syarat-syarat atau indikasiindikasi,antara lain : umur calon akseptor tidak kurang dari 30 tahun, pasangan suami istri telah mempunyai anak minimal 2 orang dan anak paling kecil sudah berumur diatas 2 tahun. Perkembangan vasektomi sebagai Kontrasepsi mantap
Tahun 1954, India mulai menggunakan vasektomi sebagai kontrasepsi mantap.
Tahun 1960, Pemerintah Amerika Serikat melegalisir vasektomi untuk sterilisasi sukarela.
Tahun 1970, Pemerintah Indonesia mengirim beberapa ahli bedah senior ke India untuk meninjau pelaksanaan vasektomi sebagai cara kontrasepsi.
Tahun 1971, Program pelayanan vasektomi dilaksanakan di Jakarta (RS. DR. Ciptomangunkusumo), kemudian disusul di Yogyakarta (RS. Bethesda), di Semarang (RS. Kariadi), dan di Surabaya (RS. DR. Soetomo).
Tahun 1974, Di Cina. Dr. Li Shunqiang, direktur Chongqiang Family Planing Scientific Research Institute, memperkenalkan vasektomi tanpa pisau sebagai cara kontrasepsi mantap dengan teknik pembedahan dan peralatan yang sederhana tidak invasif dan lebih aman.
Universitas Sumatera Utara
Tahun 1988, dr. Apichart Narapathpongpron dari Thailand memperkenalkan teknik vasektomi tanpa pisau kepada para ahli di Indonesia.
Tahun 1989, Prof. Dr. Widjoseno Gardjito, dr. H. Djoko Rahardjo, dr. Rudi Yuwana dan dr. Sungsang Rochadi, mempelajari teknik vasektomi tanpa pisau di Thailand dengan dr. Apichart Narapathpongpron.
Tahun 1990, Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia (PKMI) memperkenalkan teknik VTP secara luas di Indonesia. (BKKBN,2007)
KBRN medan : Dalam tahun 2011 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menargetkan 100.000 pria menjadi peserta KB. "BKKBN menargetkan ada 100.000 pria yang akan menjalani operasi medis vasektomi di tahun 2011 ini," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Sugiri Syarief saat melakukan kunjungan kerja ke Sumatera Utara. Sugiri Syarief menjelaskan, untuk merealisasikan hal tersebut BKKBN akan terus melakukan sosialisasi mengenai KB dan kependudukan ke seluruh daerah di Indonesia serta menggencarkan program sosialisasi dan pelayanan KB di daerah perbatasan, tertinggal dan terpencil di seluruh wilayah indonesia. Selain itu, BKKBN juga menggandeng sejumlah pihak untuk bekerja sama dalam menyosialisasikan KB dan kependudukan kepada masyarakat. (BKKBN,2008) Salah satu kerja sama yang telah dilakukan sejak lama antara lain dengan TNI, Kata Sugiri Syarief. Menurut dia, kerja sama dengan TNI sangat membantu BKKBN sebab secara struktural, TNI memiliki kekuatan yang luar biasa dan dapat menjangkau ke seluruh wilayah Indonesia, bahkan sampai di daerah yang sangat terpencil. Sugiri juga menambahkan jajaran TNI tidak pernah berhenti mendukung Program KB.
Universitas Sumatera Utara
Akseptor vasektomi di Sumatera Utara untuk pertengahan tahun 2009 sudah melampaui target pusat yang hanya meminta 870 akseptor. Sementara, baru 6 bulan berjalan di tahun 2009, akseptor yang diperoleh sudah mencapai 883 orang. Artinya 100% target yang diinginkan pusat sudah terlampaui. Sukses dan meningkatnya akseptor vasektomi di Sumut berkat kerja keras berbagai pihak terutama jajaran Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumut bidang KB/KR di bagian Seksi Peran Serta Pria. Sebelumnya, pada 2 atau 3 tahun lalu pencapaian program KB pria sangat kecil di Sumut, bahkan bisa dikatakan sangat sulit. Dulu mencari 2 akseptor KB pria untuk dilakukan vasektomi, sangat sukar. Bayangkan sekarang bisa tembus mencapai 883 akseptor dari 870 akseptor yang di targetkan. Pada tahun 2008 lalu BKKBN Sumut juga mencapai target KB pria dengan cara MOP,dari 400 akseptor yang ditargetkan, tercapai 415 akseptor. Sehingga oleh pusat ditambah target 2 kali lipat menjadi 870 akseptor dan ternyata target itu tercapai juga. Banyak kendala dalam program KB termasuk KB, baik dari segi geografis, sosial dan budaya, sasaran dan prasarana. Misalnya sarana dan prasarana, hingga sekarang banyak Kabupaten di Sumut yang belum memiliki dokter ahli urologi, sehingga jika dilakukan pelayanan KB Pria dengan cara MOP, pihak BKKBN membawa dokter ahli dari Medan. Kalau di Kota seperti Kota Medan, Binjai, T.Tinggi, Sibolga, P.Siantar, Kabupaten Deli Serdang, masih ada dokter ahli urologi. Tapi Kabupaten lainnya diSumut ahli urologi tidak ada. Pada program mendatang BKKBN akan melatih dokter di puskesmas agar dapat melakukan operasi pada pelayanan KB pria, sehingga tidak perlu mendatangkan dokter ahli dari Medan dan kota lainnya, karena dokter umum ternyata bias dilatih opersi untuk melayani vaksetomi. Meningkatnya keinginan kaum bapak untuk ikut KB pria ini menandakan kehadiran vaksetomi di tengah-tengah masyarakat telah dirasakan manfaatnya. Mereka datang tanpa dipaksa dengan kemauanya sendiri hingga dipaksa dengan kemauanya sendiri hingga
Universitas Sumatera Utara
akhirnya membuat pihak BKKBN Sumut sebagai fasilitator yang memberikan operasi vaksetomi secara gratis lebih selektif lagi untuk mencari peserta vaksetomi tersebut. Seperti yang dialami Rangga, bukan nama sebenarnya, warga Medan baru-baru ini dirinya ngotot mendaftarkan diri agar bisa divaksetomi untuk tidak bisa punya anak lagi. Padahal, Rangga itu sebenarnya masih muda dan masih memiliki anak dua yang masih kecil-kecil. Atas pertimbangan dan berbagai pemikiran matang akhirnya Rangga diputuskan untuk dipending dulu bila ingin melakukan vaksetomi. Sebenarnya, penuli menilai Rangga sah-sah saja bila memang diberikan vaksetomi gratis. Namun, jika dibandingkan dengan Pak Wirya, juga bukan sebenarnya yang telah memiliki anak 6, maka sudah sepantasnya Pak Wirya lah yang berhak duluan mendapatkan operasi vaksetomi gratis tersebut.Menanggapi masalah tersebut, Kepala BKKBN Sumut, H Indra Wirdhana SH,MM, beberapa waktu lalu, sangat menyambut positif keberhasilan vaksetomi yang berhasil diperoleh pihaknya. Bahkan tak tanggung-tanggung, untuk tingkat lomba menghadapi Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke16 di Jakarta, Sumut memenangkan juara I untuk daerah di luar Jawa-Bali, kategori daerah penghasil vasektomi terbaik. Ternyata yang lebih menarik dan praktis saat ini di Sumut khususnya di Kota Tebing Tinggi sebagai Kota percontohan vaksetomi yang mampu menggarap ratusan akseptor datang dari kaum ibu yang memaksa suaminya agar mau ikut KB Pria. Apalagi, Walikota setempat sangat mendukung warganya bila melakukan vasektomi dengan memberikan fasilitas pengganti upah kerja selama beberapa hari. Bahkan , tak jarang sejumlah kaum ibu di Kota Tebing Tinggi dan daerah lain seperti Kota Medan yang berujar , setelah suaminya divasektomi, libidonya meningkat. Dulu, jika ingin melakukan kewajibannya sebagai suami bisanya hanya 40km/jam, kini setelah divasektomi malah meningkat menjadi 60km/jam, ujar Tuti nama samaran saat ngobrol bersama penulis, beberapa waktu lalu. Sedangkan, Kepala BKKBN Sumut, H Indra Wirdhana Sh,MM pernah mengangkat, sukses mengajak kaum pria
Universitas Sumatera Utara
ber-KB bukan hanya dengan vaksetomi semata. Banyak cara lain yang bisa dilakukan, misalnya dengan menggunakan kondom. Apalagi saat ini diketahui kondom telah hadir dengan berbagai rasa dan bentuk. Ada rasa durian, strawberry dan lain-lain.Bahkan, bentuknya pun banyak yang berubah-ubah hingga ada yang bergerigi dan bergetar. Tapi itu bukan buatan BKKBN, tapi buatan pihak lain seperti sawsta. Ini semua dapat digunakan akseptor KB sesuai dengan keinginan dan nkebutuhan masing-masing sekaligus mencegah datangnya penyakit menular,kata Indra. Sebenarnya, kurang berhasilnya kaum bapak dalam menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi dikarenakan kurangnya sosialisasi di masyarakat ditambah lagi ada yang menyebut-nyebut bila menggunakan kondom, maka akan mengurangi kenikmatan yang diperoleh. (BKKBN; 2008). Tahun 2010 program Keluarga Berencana (KB) melalui Vasektomi (KB Pria) di Provinsi Sumatera Utara tercatat melampaui target dan berjalan dengan baik. Peserta KB pria yang telah digaet oleh BKKBN Provinsi dari tahun ke tahun meningkat signifikan sesuai dengan target yang ditetapkan, dikatakan Kasi Advokasi dan KIE BKKBN Sumut Anthony SSos. Dijelaskan Antony, baru-baru ini, BKKBN Provinsi Sumut telah melakukan pelatihan vasektomi bagi dokter Puskesmas sebanyak 60 orang di Balai Pelatihan dan Pengembangan Keluarga Berencana BKKBN Sumut. Khusus dokter Puskesmas yang telah dilatih, katanya, nantinya akan melakukan tugasnya sebagai dokter spesialis KB pria. Sementara itu, BKKBN juga mempunyai dokter spesialis pelayanan vasektomi yakni dr Zahri A Rani SPu dan dr Arnold SPb. Mengharapkan program kontap KB pria (vasektomi) di Sumut di tahun mendatang dapat ditingkatkan lagi, mengingat jumlah dokter yang sudah terlatih cukup memadai untuk dilaksanakan di Kabupaten atau Kota dan menekan angka kelahiran dan penduduk di Indonesia. Dari 33 Kabupaten atau Kota seSumut, hanya 11
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten atau Kota yang mempunyai kontribusi terhadap Kontap Pria, diantaranya Kota Medan, Deli Serdang, Langka, Sibolga, Tebing Tinggi, Serdang Bedagai, Humbang Hasudutan, Dairi, Binjai. Secara keseluruhan pencapaian Kontap Pria di Sumut hingga posisi bulan Desember telah dicapai 2.001 (100,1 %) dari targetnya 2.000. Dari informasi Kasi Peningkatan Partisipasi Pria BKKBN Propinsi Sumut, pencapaian kesertaan KB pria di tahun 2009 mencapai 1.356 (155,86 %) ekseptor. “Meningkatnya kesetaraan dan peran serta pria dalam berKB (vasektomi), merupakan kemajuan yang sangat berarti bagi Sumut dan mempunyai daya ungkit dalam pencapaian secara nasional,” paparnya. Pihaknya mengharapkan, nantinya kelompok KB Pria di Kota Medan ini terbentuk dan berfungsi dan berperan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang partisifasi pria atau suami dalam ber-KB dan kesehatan reproduksi serta meningkatkan jumlah dan mengembangkan kegiatan kelompok KB Pria di Kota Medan umumnya Sumut. Di tempat terpisah, dr Zahri A Rani SPu mengatakan, antusias masyarakat dalam KB Pria (vasektomi) cukup besar. Bahkan, Kader KB Pria Togar cukup alot dan kerja keras untuk mendapatkan pria/suami untuk ikut ber-KB. Di tahun 2010 target yang ditentukan BKKBN pusat sebanyak 2.000 akseptor, kesertaan pria/suami ikut ber-KB dan reproduksi di Kota Medan tercatat meningkat siknifikan. Rata – rata peserta KB Pria (vasektomi) yang dibawa penggarap setiap harinya 5 s/d 10 orang. Bahkan, untuk Kota Medan telah melampui target atau tercapai 660 (170,10 %) akseptor dari jumlah Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) sebanyak 388,” pungkasnya. Sementara itu, Kepala BKKBN Indra Wirdhana SH MM mengatakan, dengan dilatihnya 60 orang dokter diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik dan optimal terhadap keberhasilan dan pencapaian kontap Pria di masa yang akan datang. Kepala BKKBN Provinsi Sumatera Utara didampingi Kepala Badan KB dan PKS Kota Binjai Hj.Sriwaty, SH, M.Hum melakukan pertemuan dengan kader KB, PPLKB atau PLKB
Universitas Sumatera Utara
melakukan sosilisasi sejauh mana sudah Pengetahuan/Sikap dan Prilaku Para Petugas Lapangan sebagai ujung tombak di lini lapangan. Sri Hariyati PPLKB Kecamatan Binjai Kota yang sudah bertugas lebih kurang 20 tahun, mencoba menggarap kaum Bapak untuk menjadi peserta KB dengan metode vasektomi cukup ternyata cukup berhasil . Dari kemampuan melakukan advokasi dan KIE ternyata dalam waktu relatif singkat berhasil mengajak sebanyak 5 orang Bapak untuk menjadi peserta KB dengan metode opersi pria. Dengan demikian peserta KB Pria dengan metode operasi pria (MOP) di Kota Binjai sebanyak 6 orang dan telah berhasil melampaui sasaran sebanyak 5 orang peserta KB pria dengan metode operasi pria pada tahun 2008. Namun bila dibandingkan dengan pencapaian peserta KB pria dengan metode operasi pria dari Kota Tebing Tinggi masih sangat jauh, dimana Kota Tebing Tinggi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan Kota Binjai telah mencapai sebanyak 116 orang sampai dengan bulan Maret 2008. Namun demikian sampai dengan bulan Maret 2008 pencapaian peserta KB Pria dengan metode operasi pria sebanyak 122 orang diperoleh dari Kota Tebing Tinggi sebanyak 116 peserta dan dari Kota Binjai sebanyak 6 peserta. Mendukung Program Pemerintah dua anak cukup, 51 pria di Kabupaten Langkat, meminta dirinya secara ikhlas untuk divasektomi. Ada 51 pria yang kita vasektomi sekarang ini, dikatakan Darwan Hasrimy yang juga Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Langkat, di Stabat, seperti dikutip Antara. Mereka ikut Pelayanan KB ini melalui Program KB Vasektomi, sehingga nantinya diharapkan program tersebut akan semakin berkembang dan diminati oleh kaum pria khususnya di Kabupaten Langkat. Program tersebut dilakukan setelah melalui berbagai penyuluhan ke lapangan, dimana 51 pria dengan ikhlas meminta untuk dilakukan Vasektomi.
Universitas Sumatera Utara
Selain Vasektomi, juga dilaksanakan pelayanan Program KB lainnya, seperti IUD, Implant, Kondom, Kontab Pria, Kontab Wanita, Suntik, Pil. Darwan Hasrimy juga menjelaskan bahwa pasangan usia subur di Kabupaten Langkat berjumlah 192.175 pasangan, sedangkan yang ber-KB terdapat sebanyak 127.178 pasangan. Pasangan Usia Subur sebanyak lebih kurang 65.000 orang, maka instansinya menargetkan di tahun 2011 ini bias diwujudkan 37.305 orang, terdiri dari IUD 2.294 akseptor, Kontab Pria 70 akseptor, Kontab Wanita 725 akseptor, implant 2.250 akseptor, suntik 10.680 akseptor, pil 15.657 akseptor dan kondom 5.679 akseptor. (www.tribunmedan.com10/6/ 2011). Kegagalan akseptor dalam program kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) di Sumatera Utara (Sumut) tahun 2010 mencapai 126 kasus. Jumlah tersebut diperkirakan menurun di tahun 2011, hingga Maret 2011 kasus yang ditemukan 24 kasus. "Hal itu disebabkan kurang hati-hatinya para medis, bidan ataupun dokter dalam pemasangan serta akseptor tidak mengindahkan aturan yang disampaikan dokter kepada akseptor tersebut," kata Kepala Seksi (Kasi) Advokasi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Propinsi Sumut, Anthoni SSos kepada MedanBisnis, Selasa (7/6) di ruang kerjanya. Kasus kegagalan tersebut, jelaskannya, hingga Maret 2011 ditemukan 5 kasus akseptor IUD (spiral), Medis Operasi Pria (MOP) 1 kasus, Medis Operasi Wanita (MOW) 10 kasus dan Implan (susuk) 8 kasus. Sedangkan tahun 2010 dengan 126 kasus yang ditemukan terdiri dari pemakaian IUD 48 kasus, metode MOW 21 kasus, metode MOP 3 kasus, dan pengguna implan 54 kasus. Disebutkan, efek samping atau kegagalan komplikasi penggunaan kontrasepsi dapat dikurangi melalui peningkatan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. "Untuk upaya yang dilakukan adalah melalui interaksi antara klain dan provider melalui penerapan persetujuan klain KB dan pasangan atas informasi dan penjelasan pelayanan KB mengenai tindaan medis yang akan dilakukan," ungkapnya. Dikatakannya,
Universitas Sumatera Utara
kasus komplikasi terhadap implan juga masih terjadi. Kasusnya ditemukan sebanyak 95 kasus ditahun 2010, yakni penggunaan implan 44 kasus, MOP 4 kasus, MOW 6 kasus dan IUD 41 kasus. Untuk keberhasilan target pencapaian KB pria atau vasektomi (medis operasi pria) mencapai 52% atau 975 akseptor KB pria dari yang ditargetkan tahun 2011 sebesar 1.890 kepesertaan. (zahendra) BKKBN Harapkan 50 Persen Target Dicapai dari TNI/KB Kes Deputi KB/KR Badan Kependudukan
dan
Keluarga
Berencana
Nasional
(BKKBN)
Pusat,
Wicaksono
menyebutkan, secara nasional tahun 2011 ini mampu menggaet akseptor baru dari pasangan usia subur sebanyak 7, 2 juta. "Dari target tersebut, kita optimis 50 persennya diperoleh dari Bakti Sosial TNI/KB Kesehatan yang digelar secara nasional ini," kata Wicaksono usai pencanangan Bakti Sosial TNI KB/Kes di Lapangan, Limapuluh, Batubara. Kerjasama dengan TNI dengan sasaran koordinasi kerja. Soalnya, TNI memiliki jaringan personil yang menjangkau hingga ke pelosok tanah air. "Harapannya, kerjasama ini bisa menggerakan semua lini di lapangan untuk bersinergi menggerakkan masyarakat agar mengikuti program KB," jelasnya. Pada prinsipnya, sebut Wicaksono lagi, masyarakat mengetahui dan menyadari dengan hati nurani akan pentingnya program KB. Untuk itu, harus tertanam dalam jiwa masyarakat untuk memiliki keluarga kecil bahagia dan sejahtera dengan dua anak itu lebih baik. Kepala Staf KODAM I/BB BRIGJEN TNI Murdjito menegaskan, ketidak sinambungan pertumbuhan penduduk bisa mengganggu stabilitas negara. Untuk itu, percepatan revitalisasi program keluarga berencana harus direalisasikan. Contoh singkat, kata Kasdam dari sisi ekonomi dan sosial. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali membuat sulitnya untuk mendapatkan hidup yang layak. Situasi ini akan berakibat pada kehidupan masyarakat yang berdampak juga dengan keamanan. TNI sendiri, katanya, melihat hal ini
Universitas Sumatera Utara
sebagai bagian yang harus didukung untuk percepatan revitalisasi KB program. Bentuk dukungan mulai dari pusat hingga ke daerah-daerah. "Dukungan kita segenap sumber daya yang ada. Mulai dari Babinsa dan dokter-dokter yang kita miliki walaupun secara teknis sifatnya sebagai pendukung," jelas KASDAM (Kepala Staf KODAM I/BB). Bagi TNI, lanjutnya, program dua anak memang satu keharusan. "Bagi TNI maksimal punya anak dua. Itu harus. Saya sendiri punya anak perempuan dua. Saya punya menantu laki-laki dua. Kan sama saja," ungkap Kasdam lagi. Hal senada juga diungkapkan Gubsu yang diwaliki Staf Ahli Hj Sabrina. Menurutnya, program kependudukan harus diprioritaskan. Soalnya, semua visi misi Gubsu baik rakyat tidak sakit, tidak lapar dan punya masa depan, semuanya berkaitan dengan pengendalian penduduk. "Selain pengendalian kependudukan, harus juga diimbangi dengan tingkat kualitas kependudukan," tambahnya. Sementara, Kepala BKKBN Sumut H Nofrizal mengharapkan, dengan kegiatan itu semua masyarakat bisa mengetahui informasi dan mendapatkan pelayanan KB secara prima di lapangan. Kedua, katanya, BKKBN akan berupaya menyosialisasikan agar tidak terjadi perkawinan usia dini. "Minimal usia wanita untuk menikah di 20 tahun, dan pria 25 tahun. Kita akan perkuat program ini," kata Nofrizal. Pencanangan TNI/KB Kes di Batubara mendapatkan respon positif dari Bupati OK Arya. Alasannya, karena di daerah tersebut warga lebih banyak hidup sebagai petani dan nelayan. Mereka berpenghasilan rendah dan banyak anak. Jadi, revitalisasi program KB di Batubara memang satu keharusan. "Batubara sebagai kabupaten baru. Belum lengkap sarana dan prasarana kesehatan. Rumah sakit belum siap. Tapi kita upayakan program KB ini berjalan dengan segenap fasilitas yang ada," katanya.
Universitas Sumatera Utara
Moniran (38) warga Kampung Mangke, Batubara yang hadir menemani istrinya Legiyem (35) di acara tersebut mengaku, kegiatan itu sangat membantu mereka untuk ber KB. "Saya sudah punya anak empat. Paling kecil usia 9 bulan. Kami merasa bersyukur ada acara KB seperti ini," ungkapnya. Hal senada juga dikatakan, Mita (24). Ibu satu anak ini datang bersama seorang anak. Dia sudah mendapat izin suami ikut KB implan. "Tapi, sampai tadi didalam, saya malah diberi IUD bang. Jadi, makin lamalah punya anak nanti," katanya. Hari itu juga ada pelayanan vasektomi, pelayanan KB suntik, Pil dan lain-lain. Program Keluarga Berencana (KB) di Propinsi Sumatera Utara bisa dikatakan berhasil dan berjalan dengan baik. Terbukti, target dari program kesertaan KB pria atau vasektomi untuk tahun 2010 di Sumut tercatat melampaui targetnya. “Artinya, peserta KB pria yang telah digaet oleh BKKBN Propinsi dari tahun ke tahun meningkat signifikan sesuai dengan target yang ditetapkan,” kata Kasi Advokasi dan KIE BKKBN Sumut Anthony SSos. Dalam mensosialisasikannya, baru-baru ini BKKBN Provinsi Sumut melakukan pelatihan vasektomi bagi dokter Puskesmas sebanyak 60 orang se-Sumatera Utara di Balai Pelatihan dan Pengembangan Keluarga Berencana BKKBN Sumut. Dalam latihan bagi dokter Puskesmas dilakukan juga pelayanan vasektomi yang dilakukan oleh dokter spesialisnya asal BKKBN, yakni dr Zahri A Rani SPu dan dr Arnold SPb. “Kita mengharapkan program kontap KB Pria (vasektomi) di Sumut di tahun mendatang dapat ditingkatkan lagi, mengingat jumlah dokter yang sudah terlatih cukup memadai untuk dilaksanakan di Kabupaten atau Kota dan menekan angka kelahiran dan penduduk di Indonesia,” kata Toni panggilan akrabnya. Anthony menambahkan lagi, dari 33 Kabupaten atau Kota seSumut, hanya 11 Kabupaten atau Kota yang mempunyai kontribusi terhadap Kontap Pria, di antaranya Kota Medan, Deli Serdang, Langkat, Sibolga, Tebing Tinggi, Serdang Bedagai, Humbang Hasudutan, Dairi, Binjai. “Secara keseluruhan
Universitas Sumatera Utara
pencapaian Kontap Pria di Sumut hingga posisi bulan 26 Desember telah dicapai 2.063 dari targetnya 2.000,” katanya. Pihaknya mengharapkan, nantinya kelompok KB Pria di Kota Medan ini terbentuk dan berfungsi dan berperan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang partisifasi pria/suami dalam berKB dan kesehatan reproduksi serta meningkatkan jumlah dan mengembangkan kegiatan kelompok KB Pria di Kota Medan umumnya Sumut. Di tempat terpisah, dr Zahri A Rani SPu mengatakan, antusias masyarakat dalam KB Pria (vasektomi) cukup besar. Bahkan, Kader KB Pria Togar cukup alot dan kerja keras untuk mendapatkan pria/suami untuk ikut ber-KB. “Untuk tahun 2010 target yang ditentukan BKKBN pusat sebanyak 2.000 akseptor, kesertaan pria/suami ikut ber-KB dan reproduksi di Kota Medan tercatat meningkat siknifikan. Rata–rata peserta KB Pria (vasektomi) yang dibawa penggarap setiap harinya 5-10 orang. Bahkan, untuk Kota Medan telah melampui target atau tercapai 660 (170,10 persen) akseptor dari jumlah Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) sebanyak 388,” jelasnya. Sementara itu, Kepala BKKBN Indra Wirdhana SH MM mengatakan, dengan dilatihnya 60 orang dokter diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik dan optimal terhadap keberhasilan dan pencapaian kontap Pria di masa yang akan datang. Pentingnya KB, Tren Positif Warga Sumut dari program-program BKKBN tersebut di atas, salah satu tujuannya adalah percepatan pencapaian target Millennium Development Goals (MDGs) dapat diwujudkan secara merata di setiap wilayah. Setiap penduduk dan keluarga diberi kesempatan untuk meningkatkan kapasitas dan kemandiriannya dalam memenuhi kebutuhan sosial dasar mereka seperti pendidikan, kesehatan dan kesempatan berusaha.
Universitas Sumatera Utara
BKKBN Propinsi Sumut menjadikan Pasangan Usia Subur (PUS) sebagai sasaran target untuk akseptor (kesertaan KB) sebanyak 372.401 PUS dengan IUD dapat dilayani menjadi peserta KB baru. Hal tersebut guna menekan angka laju pertumbuhan penduduk di Sumatera Utara (Sumut). Rincian per mix kontrasepsi untuk peserta KB baru yaitu Intra Uterine device (IUD) 23.674 (6,36%), Medis Operasi Wanita 8.612 (2,31%), Medis Operasi Pria 2.088 (0.56%), Kondom 60.000 (16,11%), Implant 33.050 (8,87%), Suntik 124.377 (33,40%) dan Pil 120.600 (32,8%). Sementara rincian untuk masing masing per mix kontrasepsi yaiitu IUD hingga Maret capai 4876, Kondom 7800, Suntik 30.108, Pil 29,445, Implan 4.429, dan MOW 1555. Kepala BKKBN Perwakilan Propinsi Sumut, H Nofrijal SP MA menjelaskan, pada tahun 2011 diperkirakan dapat terbina PUS sebagai peserta KB aktif dari pasangan usia subur (PUS) proyeksi sebanyak 2.326.172 pasangan atau 64,64% dari PPM PA tahun 2011 sebanyak 1.503.664 peserta. Dengan rincian per mix kontrasepsi yaitu : IUD 153.627 (10,22%), MOW 114,.944 (7,64%), MOP 5.029 (0.33%), Kondom 91.691 (6,10%), Implant 133.741 (8,89%), Suntik 503.370 (3,48%) dan Pil 501.262 (33,34%). Tahun 2011 juga, kontrasepsi menjadi target BKKBN Propinsi Sumut, seperti jenis IUD menargetkan pencapaian sebanyak 23.673 dan telah menjaring sebanyak 10.975 peserta atau pencapaian sekira 46,36%. Untuk Medis Operasi Wanita (MOW) menargetkan sebanyak 8.612 dengan pencapaian sebesar 3.754 peserta atau sekira 43,59 persen, Kondom yang ditargetkan sebanyak 60.000 dengan pencapaian sebanyak 15.718 peserta (26,20 persen), Implant sebanyak 33.050 dengan pencapaian sebanyak 12.052 (36,47 persen), target suntik sebanyak 124.377 dengan pencapaian 53.802 peserta (43,26 persen). Kontrasepsi jenis pil yang ditargetkan sebanyak 120.600 dengan pencapaian sebanyak 54.659 peserta (45,32 persen). Nofrizal mengatakan, sejak tiga tahun terakhir, yakni tahun 2008 hingga 2010, angka ibu hamil di Sumut terjadi penurunan. Artinya, tren positif masyarakat dalam mengenal
Universitas Sumatera Utara
pentingnya KB terus meningkat. Sebagaimana dicatat, angka ibu hamil (Bumil) tahun 2008 berjumlah 89.542 jiwa, tahun 2009 berjumlah 87.296 jiwa dan tahun 2010 berjumlah 87.242 jiwa. Dengan adanya penurunan angka ibu hamil setiap tahunnya, korelasinya membuat pasangan usia subur (PUS) teralih menjadi peserta KB aktif. Untuk tahun 2008, dari jumlah 2.033.731 PUS di Sumut, sebanyak 1.246.427 PUS sudah menjadi peserta KB aktif (PA). Tahun 2009, 2.092.103 PUS beralih menjadi PA sebanyak 1.299.450. "Sedangkan tahun 2010, dari 2.151.759 PUS dan yang beralih menjadi peserta KB Aktif sebanyak 1.348.110," jelas Nofrijal.Sampai Juni 2011 (semester I), Perwakilan BKKBN Propinsi Sumut melayani 189.488 peserta KB baru atau 50,88 persen. Jumlah ini hampir sama dengan tahun 2010 sebesar 50,87 persen. Sementara kabupaten/kota di Sumut yang mencapai peserta KB baru tertinggi, ungkap Kepala BKKBN Propinsi Sumut, yaitu Kabupaten Labuhan Batu Selatan sebesar 97 persen, Labuhan Batu Utara 69 persen dan Batu Bara 67 persen. Proporsi tertinggi untuk jenis kontrasepsi PIL 35 persen dan Suntikan 34 persen. "Untuk peserta KB baru pria-vasektomi dilayani 2532 atau 112 persen dari target 2088. Ini merupakan persentase tertinggi se Indonesia, maka kita sudah minta dukungan pembiayaan tambahan ke BKKBN pusat. Sampai Juni tahun lalu dicapai 57 persen," kata Nofrijal lagi. Ia menjelaskan, sampai Juni 2011, peserta KB aktif 1.456.460 atau 96,86 persen dari perkiraan 1.503.664. Realisasi program persiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja (PKBR) yaitu penumbuhan pusat informasi dan konseling remaja atau mahasiswa (PIK remaja atau mahasiswa) sampai Juni sebanyak 884 PIK atau 108 persen dari 817 target yang ditetapkan. Sementara untuk program ketahanan keluarga yang meliputi pengembangan kelompok bina keluarga balita, bina keluarga remaja dan bina keluarga lansia, sampai Juni 2011 tercatat keluarga yang aktif dalam kelompok BKB sebesar 58.836 (81,72%) dari target 72.000. BKR sebesar 32.776 (55,55%) dari target 59.000. "Sampai Juni program
Universitas Sumatera Utara
pemberdayaan ekonomi keluarga tercatat sebesar 2.445 atau 97,1 persen dari target 2.519," rinci Nofrijal. Selama semester I tahun 2011, sebut Nofrijal, telah dilakukan upaya penguatan kemitraan, promosi dan sosialisasi, capacity building dan pelayanan bakti sosial. Kegiatan itu antara lain Rakerda, pembentukan kesepakatan operasional bersama TNI dan IBI, pelatihan CTU IUD dan implant untuk 2000 orang bidan dan dokter, bakti sosial TNI-KB Kes. Juga pencanangan bakti sosial TNI dan bakti sosial IBI KB Kes, Road show semarak hari ketahanan tingkat nasional di Sumut dan puncak peringatan hari keluarga tingkat nasional dan tingkat propinsi. (Spektrum Minggu, 30/10/2011).
2.4.1
Definisi Vasektomi Adalah tindakan
memotong mengandung
operasi ringan dengan cara mengikat mati (cauterizing) dan
saluran sperma spermatozoa,
sehingga sperma tidak dapat lewat dan air mani tidak dengan
demikian
tidak
terjadi
pembuahan,
operasi
berlangsung kurang lebih 15 menit dan pasien tak perlu dirawat. Operasi dapat dilakukan di Puskesmas, fasilitas
dokter ahli bedah, pemerintah dan
tempat
pelayanan kesehatan dengan
swasta, dan karena
tindakan vasektomi
murah dan ringan sehingga dapat dilakukandilapangan. (Siswosudarmo,2007). Vasektomi merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi keluarnya sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran mani (vas defferent), sehingga sel sperma tidak keluar pada saat senggama. Vasektomi ini tidak sama dengan kebiri atau kastrasi yang mengangkat buah pelir, bekas operasi hanya berupa satu luka kecil ditengah atau diantara kiri dan kanan kantong zakar (kantong Buah Pelir). Namun karena operasi kontrasepsi ini bersifat permanen pada akhirnya, maka pria yang ingin melakukannya harus sudah benar-benar yakin tidak ingin memiliki anak lagi dan tidak akan berubah pikiran.
Universitas Sumatera Utara
Pria yang sudah melakukan vasektomi masih terus memproduksi sel benih seperti biasa yang diproduksi buah zakar. Hanya saja karena salurannya diputus tidak bisa keluar bersama ejakulasi. Sel-sel benih itu akan diserap lagi oleh tubuh dan tidak membahayakan kesehatan. Vasektomi juga tidak mempengaruhi hormon testosteron. Keuntungan Vasektomi : a. Tidak ada mortalitas. b. Morbiditas kecil sekali. c. Pasien tidak perlu dirawat di RS. d. Dilakukan dengan anestesi lokal atau pembiusan setempat dan hanya berlangsung kurang lebih 15 menit. e. Efektif, karena dapat dicek kepastiannya dilaboratorium. f. Teknik operasi kecil yang sederhana dapat dikerjakan kapan saja. g. Komplikasi yang dijumpai sedikit dan ringan h. Biaya murah dan terjangkau oleh masyarakat i. Vasektomi akan mengalami klimaktorium dalam suasana alami j. Baik yang dilakukan pada laki-laki yang tidak ingin punya anak. k. Vasektomi lebih murah dan lebih sedikit komplikasi dari sterilisasi tubulus. l. Laki-laki memiliki kesempatan untuk mengubah kontrasepsi dengan istrinya. m. Tidak mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menikmati hubungan seksual. Kelemahan-kelemahan Vasektomi : a. Harus dengan tindakan pembedahan. b. Masih adanya keluhan seperti kemungkinan pendarahan dan infeksi. c. Harus menunggu sampai hasil pemeriksaan sperma 0 dalam beberapa hari atau minggu untuk dapat berhubungan dengan bebas agar tidak terjadi kehamilan. d. Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi
Universitas Sumatera Utara
e. Masih merupakan tindakan operasi maka pria masih merasa takut. f. Beberapa laki-laki takut vasektomi akan mempengaruhi kemampuan seks atau menyebabkan masalah ereksi. g.
Ada sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan beberapa hari setelah operasi, rasa sakit ini biasanya dapat lega oleh konsumsi obat-obatan lembut.
h. Seringkali harus melakukan dengan kompres es selama 4 jam untuk mengurangi pembengkakan, perdarahan dan rasa tidak nyaman dan harus memakai celana yang dapat mendukung skrotum selama 2 hari. i. Pasien diminta untuk memakai kondom terlebih dahulu untuk membersihkan tabung dari sisa sperma yang ada. Untuk mengetahui yang steril atau tidak, pemeriksaan mikroskopis biasanya dilakukan 20-30 kali setelah ejakulasi. j. Vasektomi tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual termasuk HIV. k. Penyesalan setelah vasektomi lebih besar jika orang itu masih di bawah usia 25 tahun, telah terjadi perceraian atau anak yang meninggal. l. Dibutuhkan 1-3 tahun untuk benar-benar menentukan apakah vasektomi dapat bekerja efektif 100 persen atau tidak. Walaupun vasektomi dinilai paling efektif untuk mrngontrol kesuburan pria namun masih mungkin di jumpai suatu kegagalan. Vasektomi dianggap gagal bila: 1. Pada analisis sperma setelah 3 bulan pascavasektomi atau setelah 15 – 20 kali ejakulasi masih dijumpai spermatozoa. 2. Dijumpai spermatozoa setelah sebelumnya azoosperma 3. Istri (pasangan) hamil. Indikasi Vasektomi : a. Harus secara Sukarela.
Universitas Sumatera Utara
b. Mendapat persetujuan istri. c. Jumlah anak yang cukup. d. Mengetahui akibat-akibat Vasektomi. e. Umur calon tidak kurang dari 30 tahun. f. Pasangan suami istri telah mempunyai anak minimal 2 orang, dan anak paling kecil harus sudah berumur diatas 2 tahun. Kontra Indikasi Vasektomi : 1. Apabila pada peradangan kulit atau penyakit jamur didaerah skrotum. 2. Apabila ada tanda-tanda orchitis atau Epididimis 3. Apabila menderita DM yang tidak terkontrol. 4. Apabila menderita kelainan pembekuan darah. (BKKBN,2007) 2.4.2 Cara Kerja Vasektomi Prinsipnya bagaimana menjadikan pipa saluran spermatozoa atau sel benih vasa deferens pria agar betul-betul dibuat buntu. Kita tahu saluran sel benih yang sebesar kabel telepon berada di dalam kantong buah zakar (scrotum), Pipa ini menjadi penghubung yang mengalirkan sel benih yang diproduksi oleh buah zakar menuju kelenjar prostat yang berada d atasnya, di luar kantong zakar. Vasektomi dilakukan dengan cara pemotongan vas deferens sehingga saluran transportasi sperma terhambat dan proses penyatuan dengan ovum tidak bekerja. Seorang pria yang sudah divasektomi, volume air maninya sekitar 0,15 cc yang tertahan tidak ikut keluar bersama ejakulasi karena scrotum yang mengalirkannya sudah dibikin buntu. Sperma yang sudah dibentuk tidak akan dikeluarkan oleh tubuh, tetapi diserap & dihancurkan oleh tubuh. Di dalam prostat, sel benih lalu direndam oleh media berupa getah yang diproduksi oleh prostat. Selain itu disiram pula oleh cairan seminal, sehingga volumenya menjadi lebih
Universitas Sumatera Utara
banyak. Campuran ketiganya itu menjadi apa yang kita kenal sebagai air mani atau sperma. Jadi, sebagian besar air mani yang keluar itu sesungguhnya lebih banyak berisi getah prostat dan cairan seminal (sekitar 95 persen), dan hanya sebagian kecil saja berisi sel benih (sekitar 5 persen). Taruhlah sekali ejakulasi rata-rata mengeluarkan 5 cc air mani, volume sel benihnya mungkin hanya sekitar 0,15cc saja. Jadi, setelah seorang pria divasektomi, volume air mani yang sekitar 0,15 cc itu saja yang tertahan tidak ikut keluar bersama ejakulasi karena pipa yang mengalirkannva sudah dibikin buntu. Kendati yang sedikit ini besar maknanya dalam hal kesuburan, hampir tak ada artinya dalam urusan ejakulasi dan pernik seks lainnya. Teknik konvensional vasektomi yang lazim dilakukan dengan cara memotong pipa saluran sel benih, kemudian mengikat kedua ujung potongannya. Karena pipa alit ini ada pada kedua belah sisi buah zakar, pemotongan dilakukan pada kedua belah sisi. Caranya, dengan membius lokal dengan suntikan pada kulit sebelah pinggir kantong buah zakar setelah meraba lokasi pipa sel benihnya. Pada bagian ini lalu dibelek beberapa sentimeter untuk menemukan sang pipa. Pipa lalu ditarik keluar dan dipotong. kemudian masing-masing ujung pipanya diikat, lalu dimasukkan kembali ke dalam kantong zakar. Bekas luka belekan dijahit, dan selesai sudah. Prosesnya kira-kira 20 menit untuk kedua sisi buah zakar. Teknik yang lebih baru dilakukan dengan cara pembakaran (cauterisasi) pada pipa sel benih. Tidak perlu membelek terlebih dulu (no scalpel vasectomy), melainkan dengan jarum khusus langsung menembus kulit kantong buah zakar pada lokasi pipa sel benih berada, dan setelah pipanya ketemu, dilakukan cauterisasi. Hasilnya sama-sama bikin buntu pipa penyalur sel benih. Sekarang dikenal pula teknik dengan menggunakan klip (Vasclip). Dengan klip khusus sebesar butir beras, pipa sel benih dijepit. Ini sudah dipakai di AS sejak tahun 2002, dan disahkan oleh FDA, tetapi hanya berlaku di kalangan AS saja.
Universitas Sumatera Utara
Jenis-jenisVasektomi, antara lain : • Vasektomi Tanpa Pisau (VTPatauNo-scalpelVasectomy), • Vasektomi dengan insisi skrotum (tradisional), dan • Vasektomi semi permanen. Vasektomi Semi Permanen yakni vas deferen yang diikat dan bisa dibuka kembali untuk berfungsi secara normal kembali dan tergantung dengan lama tidaknya pengikatan vas deferen, karena semakin lama vasektomi diikat, maka keberhasilan semakin kecil, sebab vas deferen yang sudah lama tidak dilewati sperma akan menganggap sperma adalah benda asing dan akan menghancurkan benda asing. Teknik langkah-langkah melakukan Vasektomi Tanpa Pisau : 1. Celana dibuka dan baringkan pasien dalam posisi terlentang. 2. Rambut di daerah skrotum dicukur sampai bersih. 3. Penis diplester ke dinding perut 4. Daerah kulit skrotum, penis, supra pubis dan bagian dalam pangkal paha kiri kanan dibersihkan dengan cairan yang tidak merangsang seperti larutan iodofor (Betadine) atau larutan klorheksidin (Hibis-crub) 4%. 5. Tutuplah daerah yang telah dibersihkan tersebut dengan kain steril berlubang pada tempat skrotum ditonjolkan keluar. 6. Tepat di linea mediana di atas vas deferens, kulit skrotum diberi anestesi local (Prokain atau Novokain atau Xilokain 1%) 0,5 ml, lalu jarum diteruskan masuk sejajar vas deferens kearah distal, kemudian dideponair lagi masing-masing 3-4 ml, prosedur ini dilakukan sebelah kanan dan kiri.
Universitas Sumatera Utara
7. Vas deferens dengan kulit skrotum yang ditegangkan difiksasi di dalam lingkaran klem fiksasi pada garis tengah skrotum. Kemudian klem direbahkan ke bawah sehingga vas deferens mengarah ke bawah kulit. 8. Kemudian tusuk bagian yang paling menonjol dari vas deferens, tepat disebelah distal lingkaran klem dengan sebelah ujung klem diseksi dengan membentuk sudut ± 45 derajat. 9. Renggangkan ujung-ujung klem pelan-pelan. Semua lapisan jaringan dari kulit sampai dinding vas deferens akan dapat dipisahkan dalam satu gerakan. Setelah itu dinding vas deferens yang telah telanjang dapat terlihat. 10. Dengan ujung klem diseksi menghadap kebawah, tusukkan salah satu ujung klem diputar menghadap keatas. Ujung klem pelan-pelan dirapatkan dan pegang dinding anterior vas deferens. Lepaskan klem fiksasi dari kulit dan pindahkan untuk memegang vas deferens yang sudah telanjang dengan klem fiksasi lalu lepaskan klem fiksasi. 11. Pada tempat vas deferens yang melengkung, jaringan sekitarnya dipisahkan pelanpelan kebawah dengan klem diseksi. Kalau lobang telah cukup luas, lalu klem diseksi dimasukkan ke lobang tersebut. Kemudian buka ujung-ujung klem pelan-pelan paralel dengan arah vas deferens yang diangkat. Diperlukan kira-kira 2 cm vas deferens yang bebas. Vas deferens di-crush secara lunak dengan klem diseksi, sebelum dilakukan ligasi dengan benang sutra 3 – 0. 12. Di antara dua ligasi kira-kira 1 – 1,5 cm vas deferens dipotong dan diangkat. Benang pada putung distal sementara tidak dipotong. Kontrol perdarahan dan kembalikan putung-putung vas deferens dalam skrotum. 13. Tarik pelan-pelan pada putung yang distal. Pegang secara halus fasia vas deferens dengan klem diseksi dan tutup lobang fasia dengan mengikat sedemikian rupa
Universitas Sumatera Utara
sehingga putung bagian epididimis tertutup dan putung distal ada diluar fasia. Apabila tidak ada perdarahan pada keadaan vas deferens tidak tegang, maka benang yang terakhir dapat dipotong dan vas deferens dikembalikan dalam skrotum. 14. Lakukanlah tindakan di atas (langkah 7 – 13) untuk vas deferens sebelah yang lain, melalui luka di garis tengah yang sama. Kalau tidak ada perdarahan, luka kulit tidak perlu dijahit hanya diaproksimasikan dengan band aid atau tensoplas.(BKKBN,2006)
Gambar 1. Proses Vasektomi
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Analisis Hasil Vasektomi Satu-dua hari pasca vasektomi sudah dapat beraktivitas biasa. Di negara-negara Barat vasektomi biasanya dilakukan hari Kamis atau Jumat agar langsung bisa beristirahat pada Sabtu dan Minggunya. Tentu perlu celana dalam dengan penyangga, dan tidak melakukan aktivitas berlari, melompat, atau yang high impact dulu. Tidak juga melakukan aktivitas seksual kalau tidak mau menghamili. Beberapa hari sehabis vasektomi jangan merasa diri aman sudah steril dulu. Jangan sampai baru hari ini divasektomi, misalnya. besoknya langsung menubruk entah siapa. Karena perlu dipastikan dengan memeriksa air mani berulang apakah memang air mani sudah bersih dari sel benih. Mungkin perlu sampai 20-30 kali ejakulasi sebelum air mani betul sudah bersih tidak berisi sel benih lagi. Selama air mani yang diperiksa masih mengandung sel benih yang hidup, selama itu pula seorang pria pasca vasektomi belum dinyatakan (declare) steril atau tidak subur. Untuk itu mungkin waktunya bisa sampai 2-3 minggu pasca vasektorni. Hal ini tergantung berapa banyak sel benih yang menyisa di bagian atas pipa sel benih sebelum vasektomi. Umumnya rata-rata pemeriksaan air mani setelah 8 minggu vasektomi hasilnya baru benar-benar sudah bersih. Artinya, air mani sudah tidak berisi sel benih hidup lagi. Pada status steril begini seorang lelaki sudah tidak mungkin menghamili lagi. (BKKBN,2007)
2.4.4 Keluhan Pasca Vasektomi Keluhan paling sering berupa pembengkakan kantong buah zakar, selain rasa nyeri berkepanjangan di sekitar situ (post vasectomy pain syndrome). Pada nyeri yang berkepanjangan biasanya lantaran kondisi buah zakar memang sudah bermasalah sebelum
Universitas Sumatera Utara
vasektomi dilakukan. Mungkin sudah ada infeksi menahun di sana, kalau bukan ada tumor atau kanker buah zakar. Untuk mencegah yang tidak mengenakkan itu, sebaiknya kantong buah zakar diberikan kompres es dalam 24 jam pasca vasektomi, selain tetap memakai celana berpenyangga, dan pastikan tidak terinfeksi. Pembengkakan, muncul gejala merah meradang pada kantong buah zakar, berarti kemungkinan sudah terjadi infeksi di sana. Efek Samping Vasektomi tidak memiliki efek yang bersifat merugikan. Sperma yang diproduksi tubuh pria namun tidak bisa disalurkan karena prows vasektomi tersebut, akan kembali diserap tubuh tanpa menyebabkan gangguan metabolisme. Beberapa orang yang menggunakan vasektomi mengeluh
tentang
gangguan
terhadap gairah seksual mereka, tetapi itu hanya bersifat psikologis bukan gejala fisiologis. Rasa nyeri atau ketidaknyamanan akibat pembedahan yang biasanya hanya berlangsung beberapa hari. Pembentukan granuloma relatif jarang dan merupakan keluhan yang nantinya hilang sendiri Efek sampingnya Vasektomi hampir tidak ada kecuali infeksi apabila perawatan pasca operasinya tidak bagus. Vasektomi juga tidak ada pengaruhnya terhadap kemampuan pria untuk melakukan hub.badan malah beberapa kasus disebutkan potensi pria lebih baik karena pengaruh dari psikologis terhindar dari kecemasan terjadinya kehamilan dari istri. Vasektomi hampir tidak ada efek sampingnya. Kalaupun ada, hal tersebut lopun ada itu disebabkan karena dari lingkungan luar bukan dari vasektomi itu sendiri. Oleh karena itu, seseorang untuk memutuskan divasektomi harus ada persiapan baik itu fisik maupun mental dan tentunya konsultasi karena yg dipotong atau diikat adalah saluran yg mengeluarkan sel sperma bukan cairan semennya. Waktu pembedahan juga
Universitas Sumatera Utara
singkat hanya sekitar 1 - 2 jam, setelah pembedahan akan terasa sedikit membengkak sekitar 3-5hari. (BKKBN,2000) 2.4.5 Perawatan dan Pemeriksaan Pascabedah Vasektomi Setiap pasca tindak pembedahan betapa pun kecilnya memerlukan perawata dan pemeriksaan lanjutan. Pada pasca tindak bedah vasektomi dianjurkan dilakukan hal – hal sebagai berikut :
Dipersilahkan berbaring selama 15 menit,
Amati rasa nyeri dan pendarahan pada luka, dan
Pasien dapat dipulangkan bila keadaan pasien dan luka operasi baik.
Sebelum pulang dokter memberikan pengarahan, sebagai berikut : 1. Perawatan luka, diusahakan agar tetap kering dan jangan sampai basah sebelum sembuh, karena dapat mengakibatkan infeksi. Pakailah celana dalam yang bersih. 2. Segera kembali ke rumah sakit apabila terjadi pendarahan, badan panas, nyeri yang hebat, pusing, muntah batau sesak nafas. 3. Memakan obat yang diberikan yaitu antibiotika profilaktik dan analgetika seperlunya. 4. Jangan bekerja berat atau naik sepeda. 5. Setelah divasektomi tetap diperbolehkan. Bahkan dianjurka untuk melakukan hubungan seksual dengan istri, namun harus diingat bahwa di dlam saluran mani
(pipa – pipa) vas deferens masih terdapat sisa – sisa sperma (bibit),
sehingga selama masih ada sisa sperma, sebaiknya suami dan istri tetap menggunakan alat pencegahan kehamilan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk itu kepada suami diberikan 15 kondom, guna menghindari kehamilan. Petugas akan memberi contoh cara pemakaiannya. Setelah air mani keluar 15 kali atau setelah jangka waktu 3 bulan, maka suami diminta memeriksakan air maninya dengan maksud meyakinkan bahwa air mani tersebut tidak mengandung bibit-bibit (spermatozoa) lagi. Untuk keperluan, suami diminta menyediakan air mani di dalam botol bersih atau air mani yang ada di dalam kondom dan memeriksakannya di laboratorium. Bila sudah ada pernyataan dari laboratorium bahwa air mani suami tidak mengandung bibit lagi, barulah ia boleh bersenggama tanpa alat pencegah apapun lebih baik bila ia memeriksakan air maninya. (BKKBN,2000)
2.5 BKKBN Dengan telah dilaksanakannya otonomi secara utuh sejak tahun 2001, maka berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang pemerintah Daerah sebagai mana telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 kepada Daerah diberikan keleluasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup seluruh bidang pemerintahan, kecuali bidang-bidang yang berdasar Undang-Undang telah ditetapkan sebagai kewenangan Pusat. Keleluasaan otonomi ini mencakup pula kewenangan yang utuh dan bulat dalam penyelenggaraan pemerintahan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi. Pembagian kewenangan diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, di mana pada dasarnya seluruh kewenangan ada di Daerah, kecuali kewenangan di bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain.
Universitas Sumatera Utara
Secara rinci pembagian kewenangan antara Pusat dan Provinsi diatur dalam PP 25/2000, sedangkan kewenangan Kabupaten atau Kota adalah seluruh kewenangan di luar yang telah menjadi kewenangan Pusat dan Provinsi. Kewenangan Pusat di luar 5 kewenangan yang tidak diserahkan adalah kewenangan yang bersifat perencanaan makro, penetapan pedoman, norma, kriteria, dan standar. Sementara kewenangan Provinsi adalah yang bersifat lintas Kabupaten atau Kota dalam Provinsi yang bersangkutan. Dengan desentralisasi ini, maka secara umum hal-hal yang berkait dengan stabilisasi dan distribusi dilakukan oleh Pemerintah yang tingkatannya lebih tinggi (Pemerintah Pusat), sementara fungsi alokasi akan lebih banyak dilaksanakan oleh Daerah, karena Daerah lebih dekat kepada masyarakat sehingga dapat diketahui prioritas dan kebutuhan masyarakat setempat. Terkait dengan penyelenggaraan Keluarga Berencana Nasional, maka berdasarkan PP 25 Tahun 2000, pemerintah pusat mempunyai kewenangan untuk melakukan penetapan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian ibu, bayi, dan anak, serta kewenangan untuk menetapkan pedoman pengembangan kualitas keluarga. Terlihat jelas di sini bahwa yang masih termasuk sebagai kewenangan Pusat (yang akan dilaksanakan oleh BKKBN SU secara langsung) adalah kewenangan yang sifatnya makro seperti perencanaan, penetapan kebijakan nasional, dan pedoman. Sementara kewenangan selain yang diatur PP 25/2000 merupakan kewenangan Daerah. Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 Pasal 43 disebutkan bahwa BKKBN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perUndangUndangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BKKBN menyelenggarakan fungsi : a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang keluarga berencana
Universitas Sumatera Utara
dan keluarga sejahtera; b. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKKBN; c. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan Insttansi pemerintah, swasta, d. Lembaga Sosial dan Organisasi Masyarakat dan masyarakat di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera; e. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga. f. Sedangkan kewenangan BKKBN berdasarkan Pasal 45 adalah : g. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya; h. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro; i. Perumusan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian ibu, bayi dan anak; j. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perUndang-Undangan yang berlaku yaitu : 1) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera; 2) Perumusan pedoman pengembangan kualitas keluarga. Dalam rangka pelaksanaan kebijakan desentralisasi di bidang penyelenggaraan Keluarga Berencana, memperhatikan Pasal 114 ayat 2 Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 2002 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, bahwa sebagian tugas pemerintahan yang dilaksanakan oleh BKKBN di Daerah tetap dilaksanakan oleh Pemerintah, dan secara
Universitas Sumatera Utara
bertahap sesuai dengan kebutuhan, dialihkan kepada Pemerintah Daerah berdasarkan ketentuan peraturan perUndang-Undangan yang berlaku. Berdasarkan Keputusan Presiden dimaksud, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengirimkan surat Kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengirimkan surat Kepada Menteri Dalam Negeri Selaku Ketua Tim Keppres Nomor 157 Tahun 2000 Nomor 84/M.PAN/3/2003 tanggal 14 Maret 2003 perihal Penyampaian Daftar Instansi Vertikal BKKBN Kabupaten Kota. Berdasarkan hasil kajian Pemerintah atas kewenangan Kabupaten dan Kota maka Menteri Dalam Negeri dengan surat Nomor 045/560/Otda tanggal 24 Mei 2002 telah menyampaikan susulan Daftar Kewenangan Kabupaten atau Kota (Positif List) dan BKKBN, untuk ditndaklanjuti oleh Kabupaten atau Kota dalam menyusun kebijakan dibidang keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Pencanangan penyerahan sebagaian tugas pemerintahan yang dilaksanakan oleh BKKBN Pusat kepada Pemerintah Kabupaten atau Kota secara nasional, direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 2003 bertepatan dengan hari Keluarga Nasional. Dalam rangka persiapan penyerahan kewenangan atau kelembagaan BKKBN menjadi perangkat Daerah baik ditingkat Propinsi dan Kabupaten atau Kota, perlu kami laporkan kepada Bapak gubernur berdasarkan surat Menteri dalam Negeri tersebut diatas ada 87 kewenangan yang akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten atau Kota dan 24 kewenangan yang akan diserahkan kepada Pemerintah Propinsi sesuai dengan surat keputusan Kepala BKKBN No. 132/HK-010/B5/2002 tentang Pedoman Penyelenggaraan Keluarga Berencana dalam Otonomi Daerah. Masalah yang perlu perhatian adalah bagaimana penanganan keluarga berencana di tingkat lokal. BKKBN telah kehilangan kaki, fungsinya saat ini hanya pada tingkat pembuatan kebijakan. Komitmen pemerintah daerah tentang program KB sangat variatif, dan
Universitas Sumatera Utara
pemerintah pusat tidak memiliki otoritas untuk mengatur pemerintah daerah agar meningkatkan komitmennya. Itulah sebabnya, maka strategi pengelolaan KB pada era desntalisasi ini bukan lagi berlandaskan pada hubungan hirarkhis, tetapi lebih diarahkan pada pendekatan yang bersifat pembinaan dan koordinatif. Untuk lebih menjamin keberlangsungan program KB, dibutuhkan komitmen yang kuat dari pimpinan tertinggi di Pemerintahan mulai dari Presiden, Gubernur, Bupati atau Walikota sampai pimpinan di lini lapangan. Dukungan politis juga diperlukan dari kalangan legislatif baik di pusat maupun daerah. Dukungan dari kedua lembaga itu sama pentingnya dengan dukungan dari LSM, swasta, tokoh masyarakat dan tokoh agama, karena berdasarkan pengalaman selama ini keberhasilan KB tidak hanya ditentukan oleh para pengambil kebijakan di kalangan eksekutif dan legislatif, tapi juga ditentukan oleh dukungan moral dari berbagai lapisan masyarakat.(BKKBN,2008) Program Keluarga Berencana (KB) untuk pria yang lebih dikenal dengan vasektomi makin diminati dan dapat diterima di Kota Medan. Menurut Ka.Seksi Advokasi dan KIE BKKBN Sumut Antoni S.Sos, awalnya program vasektomi di daerah itu masih belum diterima oleh sebagian masyarakat karena sosialisasi yang dilakukan penyuluh kesehatan belum cukup merata di sejumlah wilayah. Sebelum mereka mengerti dengan program ini penolakan masih begitu banyak. Pada saat proses sosialisasi telah selesai dilakukan hingga ke seluruh wilayah kecamatan yang ada, maka secara perlahan tingkat antusias masyarakat untuk mengikuti vasektomi menunjukkan peningkatan yang cukup memuaskan. Selama Januari 2010, sudah ada 15 akseptor vasektomi terjaring dari berbagai kawasan di Kota Medan Sumatera Utara. Untuk tahun 2010, BKKBN Sumatera Utara menargetkan menjaring sekitar 800 akseptor vasektomi.
Universitas Sumatera Utara
Minat kaum pria di Sumut yang ikut vasektomi pada tahun 2009 menembus angka 1000 akseptor,
kata Antoni dalam perbincangan ringannya dengan Harian Waspada.
Menurut pria yang juga aktif di lapangan bola kaki ini pihaknya tetap akan memberikan fasilitas gratis kepada kaum bapak yang ingin ikut berKB. Dana juga telah disiapkan sebagai dana talangan bagi kaum bapak yang telah menjalani vasektomi. Jumlahnya memang tidak besar hanya cukup untuk bekal selama dua hari istirahat setelah menjalani operasi vasektomi. Sementara itu dr Zahri A. Rani SpU, ahli urologi dari RSU Pringadi Medan mengatakan dari ratusan kaum bapak yang telah menjalani operasi vasektomi hingga saat ini belum ada masalah. “Kegagalan vasektomi mungkin saja terjadi, namun saya siap untuk melakukan operasi ulang jika sesuatu hal terjadi. Selagi akseptor vasektomi tidak melanggar pantangan dan ikut aturan yang kita sampaikan, dipastikan vasektomi bisa berhasil,” kata Zahri. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (KB) Kota Medan yang menargetkan tahun 2009 jumlah peserta pelayanan kontrasepsi pria (vasektomi) sebanyak 150 orang. Target tersebut ternyata bakal melampaui batas, karena hingga April ini saja jumlah peserta vasektomi telah mencapai 137 orang. Menurut Antoni, kesertaan KB pria di Kota Medan dilihat dari jumlah tersebut ternyata telah melampui target. Jumlah yang dicapai Badan PP dan KB Kota Medan saat ini sangat besar kemungkinan mampu melebihi target kesertaan KB pria Kota Tebing Tinggi. Jadi kalau nanti akseptor vasektomi Kota Medan melebihi dari target, maka Provinsi Sumut bisa mencetak prestasi lagi di tahun 2010 seperti halnya di tahun 2009 dimana Provinsi Sumut meraih keberhasilan di tingkat nasional atas perannya dalam meningkatkan jumlah kesertaan pria dalam berKB. Di sisi lain dengan mengikuti salah satu program KB ini, kata Antoni akan sangat membantu untuk mensejahterakan keluarga. Sebab, dengan
Universitas Sumatera Utara
mengikuti program vasektomi ini yang mana adanya pemotongan vas deferens pada kelamin pria sehingga sel sperma tidak dapat menuju ke saluran pengeluaran. Ini dilakukan agar tidak ada sel sperma yang membuahi sel telur pada saat berhubungan intim dengan istri. Diakui Antoni untuk Kota Medan hasil pencapaian tahun 2010 ini merupakan jumlah yang tertinggi sejak tahun 2006 lalu. Hasil peserta vasektomi ini pun sangat berbeda jauh dari pencapaian pada total tahun 2008 yang mana hanya tercapai 36 orang. "Sekarang ini pria di kota-kota besar seperti halnya Kota Medan sudah sadar untuk ikut ber KB. Kalau dulu anggapan masyarakat masih berpikir kalau wanita saja yang ber KB. Dan halangan kita adalah masih kurangnya kesadaran pria untuk ikut ber KB," tandasnya. Untuk menekan angka kelahiran bayi, KB untuk pria sangat membantu. Antoni mengatakan banyak manfaat didapat pria dengan vasektomi ini antara lain meningkatkan vitalitas seksual, lebih perkasa dan tahan lama serta libido tinggi, sebab sperma yang mengandung benih kembali lagi ke darah yang menimbulkan libido. Selain itu tingkat keberhasilannya jauh lebih tinggi. Jika menggunakan kondom persentasenya hanya 50-50, maka dengan vasektomi tingkat keberhasilannya mencapai 100 persen. Di akhir perbincangannya Antoni mengungkapkan di tahun 2010 ini BKKBN Sumut terus berupaya untuk bisa memberikan pelayanan kesehatan khususnya di bidang KB pria agar nantinya masyarakat bisa lebih menerima lagi dengan baik semua program yang dijalankan. Dalam beberapa bulan terakhir ini BKKBN Sumut telah menggencarkan pelayanan KB secara gratis bagi masyarakat miskin. Adanya pelayanan KB gratis ini maka dapat dipastikan program vasektomi pun akan lebih diterima lagi oleh masyarakat. Puluhan abang beca antusias menjadi peserta keluarga berencana vasektomi yang diselenggarakan BKKBN
Universitas Sumatera Utara
Sumut selama dua hari di RSU Sufina Aziz Medan. Dalam kegiataan ini sebanyak 16 dokter daerah dikerahkan. "Ini dalam rangkaian melatih kemahiran dokter umum di daerah dari 6 Kabupaten di Sumut untuk mengikuti pelayanan KB khusus lelaki tersebut, "kata Tim Dokter Zahri A Rani Sp.U. Sehingga para dokter daerah tidak hanya dilatih secara teori, paparnya, namun dituntut mampu melayani secara langsung ke daerah tugasnya ke depan. "Sekaligus pemberian instrumen kepada dokter tersebut," ungkap Zahri. Untuk akseptor KB yang dilaksanakan dalam dua gelombang ini, sebagian besar yang telah mendaftarkan diri adalah para penarik becak dari Kota Medan dan Binjai. Menurutnya, KB vasektomi ini dianjurkan bagi yang telah memiliki 2 anak dan tergolong tidak mempunyai resiko. "Sepanjang tidak ada penyakit seperti hernia besar dan tumor mudah dilakukan," ungkap Zahri . Begitu juga dampaknya, tidak akan mempengaruhi kemampuan lelaki baik libido maupun hormon di kemudian hari, dimana sperma tetap keluar dengan normal. Mewakili BKKBN Sumut Nisma, kegiatan ini salah satu dari 6 kegiatan BKKBN selama 2011, yang meliputi poliklinik dan puskesmas di 33 kabupaten atau kota. Pada kesempatan itu, Ketua Yayasan Sufina Aziz H. Faisal Oloan Nasution SH mengharapkan, para akseptor KB yang pada umumnya bekerja sebagai penarik beca, untuk tidak menyalahgunakan program tersebut. Diharapkan setelah ikut vasektomi, tetap setia dengan pasangannya masing - masing. Sementara seorang peserta asal Binjai mengaku terpanggil lantaran merasa iba terhadap kegagalan istrinya yang pernah ikut peserta KB. "Ini adalah tanggung jawab saya sebgai seorang lelaki," kata pria yang telah dikaruniai 3 anak itu. (Tribunnews.com;14/5/2011).
2.6 Peran dan Fungsi Pekerja Sosial
Ilmu kesejahteraan sosial adalah ilmu terapan yang mengkaji dan mengembangkan
kerangka pemikiran, serta metodologi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas
Universitas Sumatera Utara
hidup masyarakat. Bila ilmu kedokteran menekankan pada diagnosis dan penyembuhan, disiplin ini menekankan pada penilaian (assessment) dan intervensi sosial. Intervensi sosial merupakan metode perubahan sosial terencana yang bertujuan memfungsikan kembali fungsi sosial seseorang, kelompok, maupun masyarakat. Ilmu kesejahteraan sosial dalam kaitannya dengan intervensi sosial memiliki 3 ruang lingkup , yaitu mikro, mezzo, dan makro. Level mikro membahas intervensi sosial di tingkat individu, keluarga, dan kelompok kecil; level mezzo membahas intervensi sosial di tingkat komunitas; dan level makro membahas intervensi sosial di tingkat masyarakat yang lebih luas. Pada mulanya, usaha-usaha kesejahteraan sosial dilakukan oleh kelompok keagamaan. Usaha-usaha kesejahteraan yang dilakukan pada umumnya merupakan pelayanan sosial yang bersifat amal. Sebagaimana yang dituliskan Canda dan Furman dalam bukunya, Keberagaman Agama dalam Praktek Pekerjaan Sosial (Spiritual Diversity in Social Work Practice: The Heart of Helping), bahwa setiap agama (Budha, Hindu, Islam, Konghucu, Kristen, dan Yahudi) memiliki kepercayaan dan nilai dasar yang berimplikasi pada penerapan atau praktik kerja sosial. Abad 13-18 Pada periode ini pemerintah Inggris mengeluarkan beberapa peraturan perundangan untuk menangani masalah kemiskinan. Undang-undang Kemiskinan yang dikeluarkan oleh Ratu Elizabeth (Elizabethan Poor Law) merupakan salah satu undangundang yang paling terkenal saat itu. Undang-undang tersebut dianggap sebagai cikal bakal intervensi pemerintah terhadap kesejahteraan warga negaranya karena usaha kesejahteraan sosial sebelumnya lebih banyak dilakukan oleh kelompok keagamaan, seperti pihak gereja. Usaha-usaha kesejahteraan sosial pada dasarnya berasal dari nilai-nilai humanitarianisme yang percaya bahwa kondisi kemiskinan yang terjadi di tengah masyarakat adalah sesuatu yang tidak seharusnya terjadi. Kemudian muncul kelompok-kelompok (relawan) yang mengupayakan pengembangan usaha kesejahteraan sosial untuk memperbaiki kondisi
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Usaha kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh relawan yang didasari semangat filantropis selanjutnya berkembang menjadi lebih terarah dan terorganisir. Karena itu, baik di Inggris maupun Amerika, sejarah pekerjaan sosial sangat terkait dengan para relawan dan organisasi para relawan. Organisasi para relawan inilah yang kemudian mendorong terciptanya beragam usaha kesejahteraan sosial. Tahun 1869 Organisasi relawan bernama COS (Charity Organization Society) didirikan di London, Inggris. Organisasi relawan tersebut dikembangkan untuk menggalang dan mengkoordinasikan bantuan dana dan material dari berbagai gereja serta kurang lebih 100 lembaga amal. Perkembangan organisasi relawan di Inggris berpengaruh pula terhadap perkembangan organisasi relawan di Amerika. Tahun 1877 COS kemudian di kembangkan di Buffalo, New York. Dalam jangka waktu 10 tahun kemudian, terbentuk 25 organisasi sosial di Amerika Serikat. Berkembangnya berbagai COS di Amerika membuat para relawan aktif yang terlibat di dalamnya merasa perlu suatu pemahaman yang lebih mendalam tentang materi yang berhubungan dengan perilaku individu, serta permasalahan sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, Mary Richmond, seorang praktisi pekerjaan sosial, berencana untuk mengembangkan Sekolah Pelatihan Filantropi Terapan. Lembaga ini menjadi cikal bakal kelas pekerjaan sosial di New York pada tahun 1898. Perluasan pokok bahasan dalam sejarah perkembangan bidang pekerjaan sosial telah memunculkan suatu kajian kesejahteraan sosial yang lebih luas. Munculnya kajian kesejahteraan sosial ini kemudian mendorong terbentuknya disiplin baru bernama ilmu kesejahteraan sosial. Menurut Midgley, terdapat empat pendekatan dalam mengupayakan kesejahteraan sosial : Filantropi terkait erat dengan upaya-upaya kesejahteraan sosial yang dilakukan para agamawan dan relawan, yakni upaya yang bersifat amal (charity) dimana orang-orang ini
Universitas Sumatera Utara
menyumbangkan waktu, uang, dan tenaganya untuk menolong orang lain. Pelaku dari filantropi disebut sebagai filantropis. Filantropi sosial bertujuan mempromosikan kesejahteraan sosial dengan mendorong penyediaan barang pribadi dan pelayanan kepada orang yang membutuhkan. Ada beberapa karakteristik pendekatan filantropi sosial, di antaranya : 1. Amal, dimana pendekatan ini tidak memiliki kesinambungan. Artinya, tidak ada lagi interaksi dengan penerima bantuan ketika bantuan selesai diberikan. 2. Penerima pasif, menggunakan pandangan bahwa masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka, sehingga dalam penyelenggaraannya tidak melibatkan partisipasi penerima. 3. Acak, tidak memiliki metode atau tahapan khusus dalam pelaksanaannya. 4. Kemauan, ketergantungan upaya pada kemauan baik dari para donor dan kemauan pemerintah untuk menggunakan uang pembayar pajak demi mendukung kegiatankegiatan amal. Seiring dengan perkembangan filantropi, filantropi tidak lagi hanya berkaitan dengan penyediaan bantuan kepada yang membutuhkan. Selama abad ke-19, ketika kegiatan amal berkembang dengan cepat di Eropa dan Amerika utara, beberapa pemimpin filantropis berusaha membawa isu reformasi sosial dan peningkatan kondisi sosial. Para pemimpin, yang sering berhubungan baik dengan anggota kelas menengah atas, berusaha untuk menggunakan pengaruh mereka untuk menjaring dukungan dari para pemimpin politik dan bisnis. Mereka menggunakan
koneksi
yang
mereka
miliki
untuk
membujuk
pemerintah
agar
memperkenalkan layanan sosial yang baru, membuat undang-undang yang mencegah eksploitasi dan diskriminasi, atau untuk tindakan perlindungan terhadap kelompok rentan.
Universitas Sumatera Utara
Berbeda dengan pendekatan filantropi, pekerjaan sosial merupakan pendekatan yang terorganisir untuk mempromosikan kesejahteraan sosial dengan menggunakan tenaga profesional yang memenuhi syarat untuk menangani masalah sosial. Namun, perkembangan pekerjaan sosial tidak lepas dari perkembangan filantropi. Sejak abad ke-19, pekerjaan sosial telah mengalami pengembangan profesional dan akademik yang cukup pesat dan telah menyebar di seluruh dunia. Pendekatan administrasi sosial berusaha mempromosikan kesejahteraan sosial dengan menciptakan program sosial pemerintah yang meningkatkan kesejahteraan warga negaranya melalui penyediaan berbagai pelayanan sosial. Pendekatan ini diselenggarakan langsung oleh pemerintah. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah Undang-Undang tentang Kemiskinan yang dikeluarkan oleh Ratu Elizabeth I. Pembangunan sosial merupakan suatu proses perubahan sosial terencana yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara utuh, di mana pembangunan ini dilakukan untuk saling melengkapi dengan dinamika proses pembangunan ekonomi. Fungsi dan peran pekerjaan dari anggota suatu profesi ditentukan oleh norma–norma sosial dan tradisi historis, dengan kode etik profesi yang disahkan oleh Undang–Undang dan peraturan administrasi serta sangsi yang dibuat pemerintah untuk membatasi profesi tersebut. Di dalam praktek profesi apapun, pencapaian beberapa fungsi profesi mungkin diperlukan. Suatu fungsi pekerjaan tertentu mungkin diterapkan pencapaian lebih dari satu peran. Sebagai contoh seorang penasehat atau petugas klinik dan seseorang yang menangani kasus, antara lain :
Pekerja Sosial sebagai Perantara
Universitas Sumatera Utara
Tujuan : mengkaitkan klien dengan pelayanan – pelayanan manusia dan sumber – sumber daya yang lain. Uraian : penentuan pekerja sosial di antara profesi pertolongan yang lain adalah untuk menolong orang lain berkenaan dengan lingkungan sosialnya. Tempat pekerja sosial di mana ia bisa memposisikan diri akan semakin mempermudah hubungan antara masyarakat dengan klien. untuk itu perlu adanya peran perantara sehingga pekerja sosial bisa mengidentifikasikan klien, menilai kapasitas dan motivasi mereka untuk menggunakan sumber daya dan membantu klien mengakses keuntungan dari sumber daya yang tersedia.
Sebagai perantara dalam pelayanan manusia, pekerja sosial harus banyak mengetahui tentang berbagai program dan pelayanan yang tersedia, melakukan penilaian terbaru pada tiap pembatasan dan kekuatan seseorang serta mampu memahami prosedur untuk mengakses sumber daya itu. Sumber daya tersebut bisa meliputi perbekalan sosial (uang , makanan ) dan pelayanan sosial ( konseling, terapi ).
Ada pun cara yang dilakukan, antara lain : a. Menilai Situasi Klien Merupakan langkah pertama yang dilakukan pekerja sosial untuk secara menyeluruh memahami dan menilai dengan teliti kemampuan dan kebutuhan klien. seorang perantara yang efektif harus trampil dalam menilai faktor – faktor tersebut yaitu kultur, sumber daya,
Universitas Sumatera Utara
kemampuan lisan, kestabilan emosional, kecerdasan / intelegensi, pengaruh klien dan kemampuan untuk melakukan perubahan. b. Mencari Sumber Bantuan Pekerja sosial harus menilai berbagai sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan klien. sebagai pelayanan masyarakat seperti hal nya agen – agen yang lain, pekerja sosial harus terbiasa dengan pelayanan yang ditawarkan, mutu staff, hal yang memenuhi syarat kebutuhan umum dan biaya – biaya kebutuhan umum. Pekerja sosial juga harus tahu cara yang terbaik untuk membantu klien dalam memperoleh sumber daya yang ada. c. Pemberian Kepercayaan Proses untuk mengkaitkan klien dengan suatu sumber daya memerlukan pekerja sosial untuk membuat suatu bahan pertimbangan mengenai kemampuan dan motivasi klien memperoleh pelayanan dan sumber daya yang akan minta klien dilayani. Ketergantungan pada pertimbangan tersebut, pekerja sosial menjadi kurang aktif dalam proses penyerahan. Suatu penyerahan juga memerlukan suatu kelanjutan aktivitas dalam pekerjaan memeriksa dan menyakinkan klien untuk memenuhi kebutuhannya. d. Sistem Hubungan Pelayanan Seorang perantara memerlukan pekerja sosial untuk memudahkan proses interaksi antara berbagai segmen menyangkut sistem pelayanan.Untuk memperkuat keterkaitan antara para agen pelayanan, program dan para profesional, pekerja sosial bekerja dengan cara menghubungkan hal tersebut untuk menetapkan suatu komunikasi, negosiasi tentang pembagian sumber daya dan turut ambil bagian dalam perencanaan, koordinasi dan pertukaran informasi.
Universitas Sumatera Utara
e. Pemberian Informasi Perantara sering memerlukan pemberian informasi kepada klien, kelompok masyarakat dan pembuat UU atau pembuat keputusan masyarak lain. Sebagai agen sistem pelayanan dan pengetahuan, pekerja sosial menolong orang lain dengan menggunakan berbagai pengetahuan yang dimiliki sehingga masyarakat akan sadar terhadap kesenjangan antara pelayanan yang tersedia dan kebutuhan.
Pekerja Sosial dapat juga menjadi seorang advokat sosial
Tujuan : membantu klien menegakkan hak–hak mereka dalam menerima pelayanan dan aktif mendukung adanya perubahan kebijakan dan program yang bersifat negatif bagi kelompok klien maupun kelompok individu. Uraian : Pusat pekerjaan sosial adalah pembelaan. Peran ini menjadi misi pokok pekerjaan sosial dan dijelaskan dalam Kode Etik NASW tahun 1996. Fungsinya : a. Pembelaan kasus klien Secara umum, pembelaan atau advokasi merupakan hak klien dalam memperoleh pelayanan. Pembelaan itu sendiri diarahkan pada agen pelayanan itu sendiri atau ke orang lain yang terlibat dalam jaringan pelayanan manusia. Langkah-langkah penting dalam advokasi adalah dengan mengumpulkan informasi dan menentukan bahwa klien berhak atas pelayanan tersebut. Jika demikian maka negosiasi merupakan jalan tengah dalam menyelesaikan suatu konflik dan taktik konfrontasi digunakan untuk menjamin atau mengamankan pelayanan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
b. Kelompok Advokasi Pekerja sosial harus bertindak sebagai advokat dalam kelompok klien atau pada suatu populasi masyarakat yang mempunyai suatu masalah. Kelompok advokasi memerlukan tindakan yang bertujuan mengatasi hambatan atau rintangan pada orang-orang yang ingin mewujudkan haknya. Kelompok advokasi memerlukan aktivitas untuk melakukan perubahan peraturan agen pelayanan, kebijakan sosial atau hukum dalam lingkungan legislatif dan secara politis melakukan penyatuan persepsi dengan organisasi lain yang memperhatikan isu yang sama.
Pekerja Sosial juga dapat sebagai Pengajar
Tujuan : untuk menyiapkan klien dengan berbagai ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengatasi masalah–masalah yang dihadapi. Uraian : banyak praktek pekerja sosial yang melakukan proses pengajaran pada klien dalam mengantisipasi dan mencegah masalah dengan memberikan pengetahuan dan pengalaman pada diri pekerja sosial terhadap kliennya. Peran Pekerja sosial sebagai pengajar mempunyai suatu aplikasi tingkat makro. Pekerja sosial harus siap mengajarkan masyarakat tentang ketersediaan dan mutu pelayanan manusia yang diperlukan serta kecukupan program pelayanan dan kebijakan sosial untuk memenuhi kebutuhan klien. a. Mengajarkan Tentang Kehidupan Sosial dan Ketrampilan Sehari-Hari Pemberian ketrampilan dalam menyelesaikan konflik, managemen uang, penggunaan fasilitas umum, penyesuian diri dengan lingkungan baru, kesehatan dan kepedulian pada diri sendiri dan komunikasi yang efektif.
Universitas Sumatera Utara
b. Perubahan Perilaku Pekerja sosial bisa menggunakan pendekatan intervensi seperti peran memperagakan, menilai klarifikasi dan modifikasi perilaku. Sebagai contoh mengajarkan kepada seorang dewan direktu tentan bagaimana cara untuk mendesain kembali suatu perubahan yang tidak berhasil. c. Pencegahan Utama Pekerja sosial telah memberi perhatian yang besar dalam melakukan proses pencegahan utama yaitu dengan menempatkan pekerja sosial berperan sebagai pendidik atau guru. Contoh aktivitasnyaadalah memberikan nasehat bagi pasangan yang belum menikah, mengajarkan ketrampilan pada orang tua, memberkan informasi tentang keluarga berencana (KB) dan memberikan solusi bagi orang – orang yang mengalami masalah.
Peran Pekerja Sosial Sebagai Konselor atau Klinikal
Tujuan : membantu klien meningkatkan keberfungsian sosial mereka dengan pemahaman yang lebih baik terhadap perasaan mereka, memodifikasi perilaku dan belajar mengatasi situasi kebimbangan. Uraian : dalam melaksanakan peran ini, pekerja sosial memerlukan pengetahuan tentang perilaku manusia dan pemahaman tentang bagaimana lingkungan sosial berpengaruh pada klien. a. Penilaian Psikososial dan Hasil Diagnosa Situasi klien harus secara menyeluruh dipahami dan termasuk kapasitas motivasi mereka untuk menilai suatu perubahan. Dan ini memerlukan kerangka konseptual untuk mengorganisir informasi dan cara–cara untuk meningkatkan pemahaman tentang klien dan
Universitas Sumatera Utara
lingkungannya. Hasil diagnosa diperlukan dalam beberapa inter komunikasi profesional, riset, perencanaan program dan pembiayaan dalam perolehan pelayanan yang diberikan. b. Keberlangsungan Kepedulian Advokat atau klinikal tidak selalu melibatkan pekerjaannya untuk melakukan perubahan pada klien atau kondisi sosialnya. Kadang–kadang juga dengan menyediakan faktor pendukung atau kepedulian yang diperluas. c. Perawatan Sosial Fungsi melibatkan aktivitas pekerja sosial dalam membantu klien memahami hubungan antara orang-orang dengan kelompok sosialnya, mendukung klien untuk memodifikasi hubungan sosial, melibatkan klien dalam pemecahan masalah atau berusaha melakukan perubahan antar pribadi dan konflik. Whittaker dan Tracy menggambarkan perawatan sosial sebagai usaha membantu hubungan antar pribadi secara langsung ataupun tidak langsung untuk menopang individu, keluarga dan kelompok kecil dalam meningkatkan keberfungsian sosial dan mengatasi permasalahan sosial. d. Evaluasi Ada dua praktek pelayanan evaluasi yaitu : Pekerja sosial menguji capaiannya untuk menilai efektifitas dari intervensi yang dilakukan. Pekerja sosial mengumpulkan data klien untuk mengetahui tingkat kedaruratan permasalahan sosial atau meninjau kembali pelayanan dan kebijakan publik yang disediakan.
Pekerja Sosial juga dapat Sebagai Manager Kasus
Universitas Sumatera Utara
Tujuan : untuk mencapai kesinambungan pemberian pelayanan keluraga dan invidu melalui proses penghubungan antara klien dan pelayanan yang diinginkan dan pengkoordinaran pemanfaatan pelayanan tersebut. Uraian : peran pekerja sosial sebagai manager kasus mempunyai arti penting bagi klien yang menggunakan pelayanan yang disajikan oleh agen-agen pelayanan. Sebagai manager kasus, pekerja sosial mempunyai cakupan yang luas dalam aktvitasnya. Pekerjaannya dimulai dengan mengidentifikasikan jenis bantuan yang diperlukan, melakukan penyelidikan terhadap faktor yang menjadi penghalang dalam mengatasi masalah, mendukung klien untuk mencoba mengeksplorasikan semua potensinya, memberikan kesempatan kepada klien untuk memperoleh pelayanan langsung. Rumusan suatu kasus mungkin merupakan perencanaan pelayanan yang menunjukkan kebutuhan–kebutuan yang diperlukan klien, serperti : a. Orientasi dan Identifikasi Klien Mengidentifikasi dan memilih individu yang akan menerima pelayanan, mutu hidup atau pembiayaan pelayanan dan kepedulian yang berpengaruh pada managemen kasus. b. Penilaian Klien Fungsi ini mengacu pada pengumpulan rumusan dan informasi sebagai suatu penilain yang menyangkut kebutuhan klien, kondisi hidup dan sumber daya dan mungkin juga pencapaian potensi klien . c. Perencanaan Pelayanan atau Perawatan Pekerja sosial mengidentifikasi berbagai pelayanan yang dapat diakses untuk memenuhi kebutuhan klien.
Universitas Sumatera Utara
d. Hubungan dan Koordinasi Pelayanan Pekerja sosial harus mampu menghubungkan klien dengan sumber daya yang sesuai dalam peran sebagai manager kasus, pekerja sosial harus aktif dalam pemberian pelayanan keluarga dan individu. e. Pengawasan Pemberian Pelayanan Peran sebagai manager kasus merupakan kelanjutan dalam menghubungkan antara klien dengan pelayanan yang diberikan. Kemudian dilakukan koreksi atas tindakan atau pelayanan yang diberikan dan memodifikasi perencanaan pelayanan. f. Dukungan Klien Pelayanan yang diberikan klien dengan bernagai sumber daya yang tersedia, akan membantu klien dan keluargnya dalam menghadapi permasalahan. Aktifitas ini meliputi pemecahan konflik pribadi, menasehati, penyediaan informasi, pemberian dukungan emosi dan menyakinkan klien bahwa mereka berhak atas pelayanan yang diberikan.
Pekerja Sosial dapat Menganalisis Beban Kerja Klien
Tujuan : untuk mengatur beban kerja seseorang secara efesien dalam penyediaan pelayanan dan bertanggung jawab atas pemanfaatan organisasi. Uraian : pekerja sosial harus secara serempak menyediakan pelayanan yang diperlukan klien dan mencoba untuk tetap mengatur beban kerja dari agen-agen masyarakat. Dengan kata lain, pekerja sosial harus bisa menyeimbangkan kewajiban antara agen pelayanan dengan klien, dengan atas dasar sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Perencanaan Kerja Pekerja sosial harus mampu menilai beban kerja mereka dan menetapkan prioritas kepentingan dan membuat perencanaan pekerjaan yang efektif dan efesien. b. Manejemen Waktu Pekerja sosial harus mampu membagi waktu dan perhatian kepada masing-masing klien sesuai dengan prioritas seseorang dan waktu kerja harus dialokasikan dengan cermat. Manajemen waktu bisa menggunakansistem komputerisasi dan sistem teknologi lain. c. Jaminan Adanya Pengawasan Pekerja sosial perlu secara teratur melakukan evaluasi secara efektif terhadap pelayanan yang diberikan dengan melibatkan rekan kerja untuk melakukan penilaian tentang pelayanan yang tersedia. Aktifitas ini bisa meliputi meninjau ulang arsip-arsip agen pelayanan, evaluasi capaian kerja dan capain prestasi dalam memperoleh tenaga-tenaga sukarela. d. Pengolahan Informasi Pekerja sosial harus mengumpulkan data sebagai dokumen yang diperlukan dan ketetapan pelayanan, melengkapi dan membuat laporan. Informasi tentang prosedur dan peraturan agen harus dipahami secara keseluruhan dan pekerja sosial harus trampil dalam menyiapkan dan menginterprestasikan sura-surat, aktif dalam pertemuan staff dan memahami aktifitas lain yang memudahakan untuk berkomunikasi.
Pekerja Sosial dapat Bertindak Sebagai Pengembang Staff
Tujuan : memudahkan pengembangan profesional agen dalam mengorganisir personalianya dan melakukan pelatihan pengawasan konsultasi.
Universitas Sumatera Utara
Uraian : dalam posisi ini, pekerja sosial mengerahkan segenap potensi mereka untuk memelihara dan peningkatan pencapaian kerja. a. Melakukan Pelatihan dan Orientasi Karyawan Orientasi dan pelatihan terhadap agen dan karyawannya merupakan hal yang penting bagi para tenaga sukarela dan karyawan baru untuk melalukan penetapan kerja dan pemberian keahlian serta ketrampilan. b. Melakukan Manajemen Personalia Aktivitas ini meliputi pemilihan karyawan hingga pemberhentiannya. banyak yang mengatakan bahwa manajemen ini mempengaruhi pengembangan profesional pekerja. c. Melakukan Pengawasan Fungsi ini melibatkan pengaturan dan pengarahan aktifitas dari anggota staf lain dalam peningkatan mutu pelayanan dan menegakkan peraturan agen pelayanan. d. Melakukan Konsultasi Konsultasi empat mata bisa menjadi pengamatan tentang tingkat keprofesionalan profesi. Klien bebas untuk menggunakan atau tidak nasehat yang diberikan konselor, konsultasi hanya memfokuskan tentang cara terbaik untuk menangani permasalahan tersebut.
Pekerja Sosial biasa Menjadi sebagai Administrator
Tujuan : untuk merencanakan dan mengembangkan penerapan program dan kebijakan pelayanan dalam suatu organisasi pelayanan. Uraian : berperan sebagai administrator, pekerja sosial harus bisa memperkirakan tanggung jawab dalam penerapan kebijakn agen dan mengatur programnya.
Universitas Sumatera Utara
a. Manajemen Fungsi ini meminta pengurus administrasi untuk memelihara operasional suatu program pelayanan, unit pelayanan, dan keseluruhan organisasi yang menyangkut tanggung jawab dalam penetapan pekerjaan, merekrut dan memilih karyawan, pengkordinasian aktifitas dan lain-lain. b. Koordinasi Internal Dan Eksternal Tugas utama dari pengurus adalah melakukan pengkordinasian operasional pekerjaan agen pelayanan. Secara internal dengan mengembangkan perencanaan dalam penerapan program secara efektif dan efesien. Secara eksternal meliputi perlindungan karyawan dari tekanan pihak dengan melakukan negosiasi dan penginterpretasian program. c. Pengembangan Program Dan Kebijakan Pengurus harus melakukan penetapan program pelayanan dan menilai kebutuhan akan pelayanan yang diberikan secara berbeda. d. Pengevaluasian Program Pengurus bertanggung jawab atas mutu pelayanan dan melakukan evaluasi program serta mengumpukan data yang akan membantu peningkatan pelayanan melalui pembuatan kebijakan.
Pekerja Sosial dituntut Sebagai Agen Perubahan
Tujuan : pekerja sosial turut ambil bagian dalam identifikasi masalah dan peningkatan mutu pelayanan dan mendukung perubahan atau sumber daya yang baru.
Universitas Sumatera Utara
Uraian : fokus pekerjaan sosial adalah pada lingkungan sosialdan orang yang mengalami masalah dan memerlukan pekerja sosial untuk memudahkan melakukan perubahan yang diperlukan dalam lingkungan masyarakat atau sistem sosialnya. Peran agen perubahan menjadi bagian dari pekerjaan sosial, antara lain sebagai berikut: a. Analisa Kebijakan Dan Masalah Sosial Untuk melakukan perubahan sosial, terlebih dahulu dilakukan analisa kebijakan dan masalah dengan mengumpulkan data dan penemuan-penemuan yang dilaporkan secara komprehensif kepada pembuat kebijakan. b. Pengerahan Hubungan Masyarakat Pemahaman terhadap suatu masalah dalam usaha perubahan sosial memerlukan pengerahan dan pengorganisasian kelompok individu terkait. Mungkin dengan melibatkan harapan kelompok klien, organisasi pelayanan dan warga negara lain untuk mengeluarkan ide pemikirannya. c. Pengembangan Sumber Daya Agen perubahan mungkin bisa bekerja pada pengembangan pelayanan dan program yang diperlukan dalam pengembangan sumber daya dengan melibatkan sumber daya yang baru melalui peningkatan perencanaan program
Pekerja Sosial menjadi Seorang yang lebih Profesional
Tujuan : untuk mulai bekerja kode itik pekerja sosial dan praktek-prakteknya yang kompetensi sangat berperan dalam pengembangan profesi pekerjaan sosial. Uraian : pada dasarnya tindakan seorang profesional adalah penuh etika dan bertanggung jawab serta bijaksana. Pekerja sosial harus secara konsisten mengembangkan ketrampilan dan
Universitas Sumatera Utara
pengetahuannya untuk meningkatkan mutu pelayanannya. Pekerja sosial juga aktif dalam asosiasi profesinya baik di tingkat lokal maupun nasional. (Adi,Isbandi Rukminto: 2005)
2.7
Kerangka Pemikiran Semakin tinggi pola pertumbuhan penduduk tersebut maka semakin besar usaha yang
dilakukan untuk mempertahankan Kesejahteraan Keluarga dalam berbagai bidang, serta melihat sejauh mana respon laki-laki tehadap sosialisasi Program KB Vasektomi yang diselenggarakan oleh BKKBN Kota Medan. Dalam praktiknya sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial berinteraksi dengan individu dan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pola pertumbuhan penduduk dengan melakukan Program Keluarga Berencana (KB). Program KB adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapaikeseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional Sumatera Utara. Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010 jumlah Penduduk Sumatera Utara hasil SP
2010 naik menjadi sebesar 12.985.075. (sensus penduduk 2010 dari BPS). Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkanmenerima Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yang berorentasi pada “Catur Warga” atau Zero population growth (pertumbuhan seimbang).
Universitas Sumatera Utara
Kerangka Pemikiran BKKBN SU di Kota Medan
Sosialisasi Program Vasektomi
Respon Akseptor
Pengetahuan ( Pemahaman tentang Program )
Partisipasi ( Keterlibatan peran serta aktif laki-laki d l
Laju Pertumbuhan Penduduk serta berpengaruh terhadap Kesejahteraan Keluarga
Gambar 2. Bagan Alur Pemikiran
Universitas Sumatera Utara
2.8 Definisi Konsep Konsep merupakan suatu istilah atau defenisi yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Masri Singarimbun, 1989 : 34). Konsep adalah suatu abstraksi mengenai suatu gejala atau realita atau suatu pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala (Amirin, 2000:63). Untuk mengetahui konsep yang digunakan, penulis membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut : 1. Respon adalah suatu tanggapan, pemahaman, serta mengambarkan reaksi maupun jawaban, kesan-kesan yang dialami jika perangsang sudah tidak ada, dimana proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan-kesannya saja. 2. Akseptor adalah Laki-laki yang akan mengikuti program KB vasektomi 3. Respon akseptor adalah suatu tanggapan laki-laki mengenai program KB 4. Program sosalisasi vasektomi adalah sejauhmana pemahanam akseptor terhadap informasi KB vasektomi tsb. 5. BKKBN SU di Kota Medan adalah salah satu lembaga Negara yang bergerak dalam penyelenggara program-program KB terutama KB vasektomi Program Keluarga Berencana Vasektomi oleh BKKBN Sumatera Utara, oleh karena itu untuk menghindari kesalahpahaman dan dalam penelitian ini maka dirumuskan dan didefenisikan istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat menggaburkan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Konsep penelitian ini adalah : 1. Sejauh mana Respon Akseptor terhadap Sosialisasi Program Keluarga Berencana Vasektomi merupakan salah satu program Keluarga Berencana yang ada di BKKBN Sumatera Utara dan merupakan salah satu program secara bertahap di sosialisasikan untuk mengurangi laju jumlah pertumbuhan penduduk secara khusus Kota Medan. Dan program bantuan sosial ini diselenggarakan oleh BKKBN Sumatera Utara berdasarkan PP 25 Tahun 2000, pemerintah pusat mempunyai kewenangan untuk melakukan penetapan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian ibu, bayi, dan anak, serta kewenangan untuk menetapkan pedoman pengembangan kualitas keluarga, yang diselenggarakan secara nasional. 2. Meningkatkan Partisipasi aktif akseptor dalam mengikuti Program Keluarga Berencana adalah upaya yang diselenggarakan oleh BKKBN SU untuk memelihara dan meningkatkan kualitas suatu keluarga yang lebih baik kedepannya. 3. Program ini dilakukan sebagai salah satu program Keluarga Berencana yang paling efektif sesuai dengan tujuan program Keluarga Berencana itu sendiri dimana membantu menekan laju pertumbuhan penduduk di Kota Medan .
Universitas Sumatera Utara
2.9 Definisi Operasional Definisi operasional merupakan seperangkat kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukanrujukan empiris. Bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian secara langsung dilapangan. Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau “mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain”. (Young, dikutip oleh Koentjaraningrat,1991;23) (defoper.blogspot.com). Maka perlu operasionalisasinya dari konsep-konsep yang menggambarkan tentang apa yang harus diamati. Untuk memberikan kemudahan dalam memahami variabel dalam penelitian ini, maka dapat diukur melalui hal-hal apa yang mau diukur sebelum dan setelah berjalan Program atas dasar respon akseptor pengguna keluarga berencana vasektomi yang diselenggarakan oleh pihak BKKBN SU di Kota Medan , meliputi : 1. Persepsi akseptor kota medan terhadap program sosialisasi keluarga berencana vasektomi meliputi pengetahuan tentang fungsi, bagaimana dan tujuan program tesebut. 2. Sikap akseptor kota medan terhadap program keluarga berencana vasektomi meliputi penilaian, penolakan dan setuju atau tidak setuju terhadap program. 3. Partisipasi langsung akseptor terhadap penerima program KB vasektomi mengenai keterlibatan dan keaktifan dalam pelaksanaan program. Operasional mengenai Program Keluarga Berencana Vasektomi yang akan diukur berhubungan sebelum dan sesudahnya program tersebut berjalan selama ini di Kota Medan, dan seberapa besar peminat akseptor yang ikut serta dalam program tersebut.
Universitas Sumatera Utara