BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Kinerja
2.1.1
Pengertian Kinerja Dalam melaksanakan kerja, karyawan menghasilkan sesuatu yang
disebut kinerja. Peningkatan kinerja merupakan hal yang diinginkan baik dari pihak pemberi kerja maupun para pekerja. Pemberi kerja menginginkan kinerja karyawannya baik untuk kepentingan peningkatan hasil kerja dan keuntungan perusahaan.
Pada
sisi
yang
lain,
para
pekerja
berkepentingan
untuk
pengembangan diri dan promosi jabatan. Mangkunegara (2000:67) menyatakan bahwa kinerjaadalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Mathis dan Jackson (2002:78) berpendapat bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran ditempat kerja,dansikapkooperatif. Sedangkan Hasibuan (2004:105) berpendapat bahwa Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas
yang
dibebankankepadanyayangdidasarkanatas
kecakapan,pengalaman,dan kesungguhan sertawaktu.
25
Universitas Sumatera Utara
Menurut pengertian tersebut,kinerja disamakan dengan hasilkerja dari seseorang karyawan.Untuk mencapai kinerja yang baik, unsur yang paling dominan adalah sumber daya manusia. Walaupun perencanaan
telah tersusun
dengan baik dan rapi tetapi apabila orang atau personil yang melaksanakan tidak berkualitas dan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, makaperencanaan yangtelahdisusuntersebut akansia-sia. 2.1.2
Jenis – Jenis Penilaian Kinerja Menurut Rivai(2005:233)adabeberapajenis penilaian kinerjayaitu:
1. Penilaian hanya oleh atasan a. Cepat dan langsung b. Dapat mengarah ke distorsi karena pertimbangan – pertimbangan pribadi 2. Penilaian oleh kelompok lini Atasan dan atasan bersama – sama membahas kinerja dari bawahannya yang dinilai a. Objektivitas lebih akurat dibanding kalau hanya oleh atasan sendiri b. Individu yang dinilai tinggi dapat mendominasi penilaian 3. Penilaian oleh kelompok staf Atasan meminta satu atau lebih individu untuk bermusyawarah dengannya; atasan langsungyangmembuat keputusan akhir. a. Penilaian gabungan yang masuk akal dan wajar 4. Penilaian melaluikeputusan komite Sama
sepertipadapolasebelumnyakecualibahwamanajeryang
bertanggungjawab tidak lagi mengambil keputusan akhir, hasilnya didasarkan 26
Universitas Sumatera Utara
padapilihan mayoritas. a. Memperluas pertimbangan yang ekstrim b. Memperlemah integritas manajer yang bertanggungjawab 5. Penilaian berdasarkan peninjauan lapangan Sama seperti pada kelompok staf, namun dalam hal ini melibatkan wakil dan pimpinan
pengembangan
atau
departemen
SDM
yang
bertindak
sebagaipeninjau yangindependen. a. Membawa satu pikiran yang tetap ke dalam satu penilaian lintas sektor yang besar b. Penilaian oleh bawahan dan sejawat 1) Mungkin terlalu subjektif 2) Mungkin digunakan sebagai tambahan pada metode penilaian yang lain 2.1.3
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang karyawan. Faktor
yang mempengaruhi pencapaian kerja yang baik menurut Mathis dan Jackson (2001:83) diantaranya adalah kemampuan, Motivasi,dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan mereka dengan organisasi. Sedangkan menurut Mangkuprawira dan Hubuis (2007:153)
Faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan terdiri dari: 1. Intrinsik
27
Universitas Sumatera Utara
Faktor Personal atau individual, yaitu pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh tiap individu karyawan. 2. Ekstrinsik a. Faktor kepemimpinan, meliputi aspek mutu manajer dan team leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja pada karyawan. b. Faktor tim, meliputi aspek dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim. c. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh proses organisasi dan kultur kerja dalam organisasi. d. Faktor situasional, meliputi tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal. Gibson (2002:56), mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah sebagai berikut: 1. Atribut individu Dengan adanya berbagai atribut yang melekat pada individu dan dapat membedakan individu yang satu dengan yang lainnya. Faktor ini merupakan kecakapan individu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditentukan, terdiri dari: a. Karakteristik demografi. Misalnya: umur, jenis kelamin, dan lainlain.
28
Universitas Sumatera Utara
b. Karakteristik kompetensi. Misalnya: bakat, kecerdasan, kemampuan, keterampilan, dan sebagainya. c. Karakteristik psikologi. Misalnya: nilai-nilai yang dianut seperti sikap dan perilaku. 2. Kemauan untuk bekerja Dengan berbagai atribut yang melekat pada individu untuk menunjukan adanya kesempatan yang sama untuk mencapai suatu prestasi. Untuk mencapai kinerja yang baik diperlukan usaha dan kemauan untuk bekerja keras, karena kemauan merupakan suatu kekuatan pada individu yang dapat memicu usaha kerja yang lebih terarah dalam melakukan suatu pekerjaan. 3. Dukungan organisasi Dalam mencapai tujuan karyawan yang tinggi diperlukan adanya dukungan atas kesempatan dari organisasi/perusahaan. Hal ini untuk mengantisipasi keterbatasan baik dari karyawan maupun dari perusahaan. Misalnya: perlengkapan peralatan dan kelengkapan kejelasan dalam memberikan informasi. Menurut Casco dalam Kartjantoro (2004:89) umumnya faktor penilaian terdiri dari empat unsur utama, yaitu: 1. Hasil kerja, yaitu keberhasilan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. 2. Perilaku, yaitu aspek tindak tanduk pegawai dalam melaksanakan pekerjaan. 3. Kompetensi, yaitu kemahiran atau pengusaan pegawai terhadaptuntutan tugas danjabatan. 4. Potensi, yaitupengamatan terhadap kemampuan pegawai dimasa depan 29
Universitas Sumatera Utara
Aspek penting dalam penilaian kinerja adalah faktor – faktor yang menjadi penilaian yaitu: 1. Relevance, yaitu harus adakesesuaian antara faktor – faktor penilaian dengantujuan systempenilaian. 2. Acceptability, yaitudapatditerima ataudisepakati pegawai. 3. Sensitivity, yaitudapat membedakan kinerja yangbaikdankinerja yang buruk. 4. Practicality, yaitu mudah dipahami dan diterapkan Dalam mencapai kinerja yang baik, ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi kinerja, yaitu; Pertama, variabel individu yang meliputi; Kemampuan dan keterampilan, latarbelakangkeluarga,tingkatsosial, pengalaman, umur, etnis, jenis kelamin. Kedua, variabel organisasi yang mencakup antara lain; Sumber daya, kepemimpinan, Imbalan, Struktur, Desain pekerjaan. Ketiga, variabel psikologis yangmeliputi, Persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi (Casco dalam Kartjantoro, 2004:89). 2.1.4
Dimensi Kinerja Menurut Mangkunegara (2009:75) mengemukakan bahwa indikator
kinerja, yaitu : 1. Kualitas Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan.
2. Kuantitas 30
Universitas Sumatera Utara
Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu harinya.Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-masing. 2.2
Beban Kerja
2.2.1
Pengertian Beban Kerja Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus
diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Menurut Munandar (2011:385), beban kerja adalah tugas-tugas yang diberikan pada tenaga kerja atau karyawan untuk diselesaikan pada waktu tertentu dengan menggunakan keterampilan dan potensi dari tenaga kerja. Sedangkan menurut Permendagri No. 12/2008, beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan atau unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Robbins (2003:90) menyatakan bahwa positif negatifnya beban kerja merupakan masalah persepsi. Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka (Robbins,2007:160). Persepsi terhadap beban kerja berkaitan dengan faktor atribut peran dan pekerjaan. Hal ini dikarenakan persepsi terhadap beban kerja merupakan hal yang erat hubungannya dengan suatu pekerjaan, dimana individu memberikan penilaian mengenai sejumlah tuntutan tugas atau kegiatan yang membutuhkan aktivitas mental dan fisik yang harus ia selesaikan dalam waktu tertentu, apakah memiliki dampak positif atau negatif terhadap pekerjaannya. 31
Universitas Sumatera Utara
2.2.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja Manuaba (2000) dalam Prihatini (2007:25), menyatakan bahwa beban
kerja dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut: 1. Faktor eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti; a. Tugas-tugas yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata ruang, tempat kerja kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, dan tugas-tugas yang bersifat psikologis, seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan, tanggung jawab pekerjaan. b. Organisasi kerja, seperti lamanya waktu bekerja, waktu istirahat, shift kerja, kerja malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang. c. Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja psikologis. 2. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat dari reaksi beban kerja eksternal.Faktor internal meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, dan kondisi kesehatan) dan faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan).
32
Universitas Sumatera Utara
2.2.3
Dimensi Beban Kerja Tarwaka (2011:131), mengklasifikasikan beban kerja kedalam faktor-faktor
intrinsik didalam pekerjaan sebagai berikut :
1. Beban waktu (time load) menunjukan jumlah waktu yang tersedia dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring tugas atau kerja. 2. Beban usaha mental (mental effort load) yaitu berarti banyaknya usaha mental dalam melaksanakan suatu pekerjaan. 3. Beban tekanan Psikologis (psychological stress load) yang menunjukan tingkat resiko pekerjaan, kebingungan, dan frustasi. 2.2.4
Dampak Beban Kerja Beban kerja yang terlalu berlebihan akan mengakibatkan stres kerja baik
fisik maupun psikis dan reaksi-reaksi emosional, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang dilakukan karena pengulangan gerak yang menimbulkan kebosanan. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada Pekerjaan, sehingga secara potensial membahayakan pekerja. Beberapa akibat dari beban kerja adalah: 1. Akibat beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang lemah, dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja (Depkes dan Kessos RI, 2000). 2. Akibat beban kerja fisik yang berat yang berhubungan dengan waktu kerja yang lebih dari 8 jam, maka dapat menurunkan produktivitas kerja serta meningkatnya angka kecelakaan kerja dan sakit. 33
Universitas Sumatera Utara
3. Akibat pembebanan kerja yang berlebihan, maka dapat mengakibatkan kelelahan kerja. Semakin meningkatnya beban kerja, maka konsumsi oksigen akan meningkat sampai didapat kondisi maksimumnya. Beban kerja yang lebih tinggi yang tidak dapat dilaksanakan dalam kondisi aerobik, disebabkan oleh kandungan oksigen yang tidak mencukupi untuk suatu proses aerobik. Akibatnya adalah manifestasi rasa lelah yang ditandai dengan meningkatnya kandungan asam laktat. 4. Akibat beratnya beban kerja, maka dapat menimbulkan cedera kerja. Hal itu karena konsumsi energi sangat terbatas dalam mengatasi beratnya beban kerja, tetapi tubuh berusaha mengatasi beratnya beban kerja sehingga menimbulkan cedera kerja. 5. Salah satu masalah di perkantoran adalah keluhan low back pain yang berhubungan dengan beban kerja, terutama cara angkat mengangkat serta sikap kerja tidak ergonomi. Low back pain adalah gejala yang umum dari berbagai penyakit yang mengenai bagian bawah dari pinggul terutama tulang pada persendiannya. 6. Beban kerja yang terlalu berat juga dapat menimbulkan stres psikologis. 7. Beban kerja yang overload, misalnya saja target kerja yang melebihi kemampuan pekerja yang bersangkutan akan mengakibatkan kelelahan dan berada dalam ketegangan yang tinggi.
34
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Mengendalikan Beban Kerja Beban kerja dapat dikendalikan dengan cara : 1. Menempatkan seorang tenaga kerja sesuai dengan kemampuannya . Ha lini dikarenakan setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda– beda. Apabila menempatkan seseorang tidak sesuai dengan kemampuannya maka dapat menambah beban kerja yang seseorang dapatkan dan dengan menempatkan seseorang sesuai dengan kemampuannya maka diharapkan seseorang dapat bekerja lebih maksimal dengan tidak merasa bahwa apa yang sedang dia kerjakan merupakan suatu beban. 2. Ergonomi dapat mengurangi beban kerja, karena apabila peralatan kerja tidak sesuai dengan kondisi dan ukuran tubuh pekerja maka akan menjadi beban tambahan kerja. Apabila peralatan kerja dan manusia atau tenaga kerja telah sesuai dan cocok, maka kelelahan yang diakibatkan oleh beban kerja dapat dicegah dan hasilnya lebih efisien. Hasil suatu proses kerja yang efisien berarti memperoleh produktivitas yang tinggi. 3. Meningkatkan daya tahan mental tenaga kerja terhadap stress. Misalnya dengan latihan yang dibimbing oleh psikolog, meditasi, relaksasi.Meningkatnya ketahanan mental tenaga kerja diharapkan beban kerja yang diakibatkan oleh faktor psikologis dapat ditekan seminimal mungkin. 4. Menghindari beban otot yang terlalu berat, sehingga energi tidak akan terlalu banyak keluar dan tenaga kerja tidak akan mengalami kelelahan yang berarti.
35
Universitas Sumatera Utara
2.3
Lingkungan Kerja
2.3.1
Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan kerja sebagai bagian terpenting dalam suatu organisasi
memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.Hal ini diungkapkan oleh Cikmat dalam Nawawi (2003:292) menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah serangkaian sifat kondisi kerja yang dapat diukur berdasarkan persepsi bersama dari para anggota organisasi yang hidup dan bekerjasama dalam suatu organisasi. Lingkungan kerja mempengaruhi karyawan dalam melakukan aktivitas meskipun lingkungan kerja tidak berdampak langsung pada proses bisnis perusahaan. Lingkungan kerja yang memadai bagi karyawannya dapat meningkatkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja karyawan. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Hal ini diperkuat oleh Sedarmayanti (2001:1), yang menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaanya saat bekerja.
36
Universitas Sumatera Utara
2.3.2
Jenis-jenis Lingkungan Kerja Sedarmayanti (2001:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis
lingkungan kerja terbagi 2 yakni: 1. Lingkungan Kerja Fisik Adalah lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat keija yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni: a. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya). b. Lingkungan perantara atau lingkungan urnum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain. 2. Lingkungan Kerja Non Fisik Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.Lingkungan non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan. Pernyataan tersebut tersebut didukung juga oleh Nawawi (2003:226) yang mengatakan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja adalah sebagai berikut:
37
Universitas Sumatera Utara
1. Lingkungan kerja fisik meliputi: a. Keadaan bangunan Keadaan bangunan, gedung atau tempat bekerja yang menarik termasuk di dalamnya ruang kerja yang nyaman dan mampu memberikan ruang gerak yang cukup bagi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya serta mengatur ventilasi yang baik sehingga para kayawan merasa betah bekerja. b. Tersedianya beberapa fasilitas Fasilitas yang dimaksud yaitu: i. Peralatan pekerja yang cukup memadai sesuai dengan jenis pekerjaan masing-masing karyawan. ii. Tempat istirahat, tempat olahraga berikut kelengkapannya, kantinatau kafetaria, tempat ibadah, tempat pertemuan dan sebagainya. iii. Sarana transportasi khusus antar jemput karyawan. c. Letak gedung yang strategis Lokasi gedung harus strategis sehingga mudah dijangkau dari segala penjuru dengan kendaraan umum. 2. Lingkungan kerja non fisik meliputi: a. Adanya perasaan aman Perasaan aman dari diri karyawan dalam menjalankan pekerjaannya seperti: rasa aman dari bahaya yang mungkin timbul pada saat menjalankan pekerjaannya, merasa aman dari pemutusan hubungan kerja yang sewenangwenang dan merasa aman dari segala macam bentuk tuduhan sebagai akibat dari saling curiga diantara para karyawan. 38
Universitas Sumatera Utara
b. Adanya perasaan puas Perasaan puas akan terwujud apabila kebutuhan karyawan dapat terpenuhi baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan sosial. Berdasarkan penjelasan dari para ahli tersebut, fasilitas kerja yang merupakan bagian dari lingkungan kerja fisik sangat memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kinerja karyawan.Maka dari hal itu, untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal, fasilitas kerja perlu diperhatikan dengan tujuan memberikan kenyamanan pada lingkungan kerja. 2.3.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja Kondisi dan suasana lingkungan kerja yang baik akan dapat tercipta
dengan adanya penyusunan tata letak secara baik dan benar sebagaimana yang dikatakan oleh Sedarmayanti (2001:21) bahwa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah: 1. Penerangan atau Cahaya di Tempat Kerja Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi empat yaitu: a. Cahaya langsung b. Cahaya setengah langsung c. Cahaya tidak langsung d. Cahaya setengah tidak langsung
39
Universitas Sumatera Utara
2. Temperatur di Tempat Kerja Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur berbeda.Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar tubuh. 3. Kelembaban di Tempat Kerja Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara, dan secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. 4. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja Dengan sirkulasi udara yang bagus akan membantu memberikan rasa sejuk pada para pekerja sehingga pekerja dapat bekerja tanpa adanya gangguan udara. 5. Kebisingan di Tempat Kerja Pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat. Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa menentukan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu: a. Lamanya kebisingan b. Intensitas kebisingan c. Frekuensi kebisingan
40
Universitas Sumatera Utara
6. Getaran Mekanis di Tempat Kerja Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila frekwensi alam ini beresonansi dengan frekuensi dari getaran mekanis. Secara umum getaran mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal: a. Kosentrasi bekerja b. Datangnya kelelahan c. Timbulnya beberapa penyakit, diantaranya karena gangguan terhadap : mata, syaraf, peredaran darah, otot, tulang, dan lain-lain. 7. Bau-bauan di Tempat Kerja Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat menganggu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan yang terjadi terus menerus dapat mempengarubi kepekaan penciuman. 8. Tata Warna di Tempat Kerja Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi, Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain karena warna dapat merangsang perasaan manusia. 9. Dekorasi di Tempat Kerja Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang saja tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.
41
Universitas Sumatera Utara
10. Musik di Tempat Kerja Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja. 11. Keamanan di Tempat Kerja Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaanya.Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan. 2.3.4
Indikator Lingkungan Kerja Indikator-indikator lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2001:46)
adalah sebagai berikut : 1. Penerangan 2. Suhu udara 3. Suara bising 4. Penggunaan warna 5. Keamanan kerja 6. hubungan karyawan 2.3.5
Manfaat Lingkungan Kerja Menurut Ishak dan Tanjung (2003:20), manfaat lingkungan kerja adalah
menciptakan
gairah
kerja,
sehingga
produktivitas
dan
prestasi
kerja
meningkat.Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orangorang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat.Yang 42
Universitas Sumatera Utara
artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standard yang benar dan dalam skala waktu yang ditentukan. Prestasi kerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan, dan tidak akan menimbulkan terlalu banyak pengawasan serta semangat juangnya akan tinggi. 2.4 No 1
2
3
Penelitian Terdahulu Nama Judul Penelitian Peneliti Genita Pengaruh Lumintang Lingkungan (2016) Kerja, Kompensasi dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Manado Febri Pengaruh Furqon Kepuasan Kerja Artadi dan Beban Kerja (2015) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Merapi Agung Lestari
Metode Analisis Analisis regresi linear berganda
Raynald Karauwan (2015)
Analisis regresi linear berganda Sederhana
Pengaruh Etos Kerja, Budaya Organisasi, dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Dinas Pekerjaan Umum Minahasa Selatan
Analisis regresi linear berganda
Hasil Peneliti Lingkungan Kerja, Kompensasi dan Beban Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Karyawan Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Manado Hasil penelitian ini menyatakan kepuasan kerja dan beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Karyawan PT. Merapi Agung Lestari Etos kerja, budaya organisasi, dan beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai Di Dinas Pekerjaan Umum Minahasa Selatan
43
Universitas Sumatera Utara
No 4
Nama Peneliti Agripa Toar Sitepu (2013)
5
Arief Setya Sandhi (2013)
6
Wilman Yogaswar a Apandi (2012)
7
Ahmad Nur Rofi, SE, M.Si (2011)
Judul Penelitian
Metode Analisi Analisis regresi linear berganda
Beban Kerja dan Motivasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan Pada Tt. Bank Tabungan Negara Tbk. Cabang Manado Analisis Pengaruh Analisis regresi Motivasi Kerja, linear berganda Lingkungan sederhana Kerja, dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada RSU Puri Asih Salatiga
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Prestasi Kerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cab. Balige The influence of labor discipline and work environment on employee performance PT. Leo Great Britian Semarang.
Analisis regresi linear berganda
Analisis regresi linear berganda
Hasil Penelitihan Beban kerja dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bank Tabungan Negara Tbk. Cabang Manado Hasil penelitian ini menyatakan bahwa motivasi kerja, lingkungan kerja dan stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan Pada RSU Puri Asih Salatiga Lingkungan kerja dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cab. Balige. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja karyawan dan lingkungan kerja karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhada prestasi kerja karyawan PT. Leo Great Britian Semarang
44
Universitas Sumatera Utara
No 8
Nama Peneliti Natalia Nurhastuti (2011)
9
Septianto (2010)
10
Taher Alhabsyi (2008)
Judul Penelitihan
Metode Analisis
Pengaruh Analisis regresi Lingkungan Kerja linear berganda dan Karakteristik Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bakpia Japon, Lopati, Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta
Pengaruh Analisis regresi Lingkungan linear berganda Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Studi Pada Pt. Pataya Raya Semarang
The influence of training, environment, and labor discipline on employee performance on PT. PLN (Persero) Malang
Analisis regresi linear berganda
Hasil Penelitihan Hasil penelitian ini menyatakan bahwa lingkungan kerja dan karakteristik berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan Pada Bakpia Japon, Lopati, Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta Hasil penelitian ini menyatakan bahwa lingkungan kerja pada PT. Pataya Raya Semarang mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan dan Stres kerja pada PT. Pataya Raya Semarang mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja karyawan Hasil penelitian ini menyatakan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cab. Medan Putri Hijau.
45
Universitas Sumatera Utara
2.5
Kerangka Konseptual Kerangka konseptual sama dengan kerangka bangun dari penelitian yang
akan dilakukan. Hubungan yang terjadi antara variabel, baik variabel yang terikat maupun variabel yang tidak terikat akantampak pada kerangka konseptual ini. Hal sesuai
dengan
pendapat
dari
Sugiono
(2006:49)
yang
memberikan
pengertiankerangkakonseptualatau kerangkaberfikir,"yaitu merupakan sintesa tentang hubungan antara variabelyang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan". Hubungan variabel yang terjadi, dihubungkan melalui indikator– indikator darisetiapvariabel. Pada dasarnya kinerja seorang tinggi atau rendah dipengaruhi oleh berbagai macam variabel–variabel. Beberapa variabel diantaranya adalah Beban Kerja dan Lingkungan Kerja. Ketika Beban Kerja karyawan sesuaidengan kompetensi dan kemampuan yangdimiliki karyawan, makaakanmeningkat produkvitas. Lingkungan Kerja yangnyaman bagi karyawan secaraotomatisakan menambah gairah dan semangat kerja karyawan, sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan. 2.5.1
Pengaruh beban kerja terhadap kinerja Berdasarkan penilitian Adityawarman(2015)beban kerja sangat penting
bagi sebuah perusahaan. Dengan pemberian beban kerja yang efektif perusahaan dapat mengetahui sejauh mana karyawannya dapat diberikan beban kerja yang maksimal dan sejauh mana pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan itu sendiri. Hasil analisis menunjukan bahwa variabel beban kerja memiliki korelasi dengan
46
Universitas Sumatera Utara
variabel kinerja dan beban kerja berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap kinerja karyawan. Maka adanya penerapan beban kerja membuat karyawan dituntut untuk mengeluarkan seluruh potensi yang dimiliki. Menurut Sutherland & Cooper dalam Munandar (2001:387) “Beban kerja terlalu sedikit dapat menyebabkan kurang adanya rangsangan akan mengarah kesemangat dan motivasi yang rendah untuk kerja, karena pegawai akan merasa bahwa dia tidak maju maju dan merasa tidak berdaya untuk memperlihatkan bakat dan keterampilannya”. Dalam persepsi karyawan, beban kerja merupakan penilaian individu mengenai sejumlah tuntutan tugas atau kegiatan yang membutuhkan aktivitas mental misalnya untuk mengingat hal-hal yang diperlukan, konsentrasi, mendeteksi permasalahan, mengatasi kejadian yang tak terduga dan membuat keputusan dengan cepat yang berkaitan dengan pekerjaan dan kekuatan fisik untuk menggiling, melinting, mengepak dan mengangkat yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Apabila individu tersebut memiliki persepsi yang positif maka mereka akan menganggap beban kerja sebagai tantangan dalam bekerja sehingga mereka lebih bersungguh-sungguh dalam bekerja dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun perusahaan tempat bekerja. Sebaliknya jika persepsi negatif yang muncul maka beban kerja dianggap sebagai tekanan kerja sehingga dapat mempengaruhi kinerja individu, memiliki dampak negatif bagi dirinya maupun perusahaan tempat bekerja.
47
Universitas Sumatera Utara
2.5.2
Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja Menurut Sarwono (2005:115) “Lingkungan kerja dapat memberikan
dampak terhadap prestasi kerja dan dapat merubah suasana hati seseorang saat bekerja. Suhu, kebisingan, polusi udara, kesesakan dan kepadatan dapat memberikan dampak terhadap tingkahlaku seseorang”. Sehingga lingkungan kerja merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Hal ini dikarena lingkungan kerja berada paling dekat dengan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Menurut Sihombing (2004:175) “Lingkungan kerja adalah faktor-faktor di luar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi. Faktor fisik mencakup peralatan kerja, suhu ditempat kerja, kesesakan dan kepadatan, kebisingan, luas ruang kerja sedangkan non fisik mencakup hubungan kerja yang terbentuk di organisasi antara atasan dan bawahan serta antara sesama pegawai”. Jika hubungan antara atasan dan bawahan kurang baik, maka pegawai tidak akan mempunyai saluran untuk menyampaikan keluhan dan keinginan mereka. Hubungan kerja yang baik antara sesama pegawai juga memberikan pengaruh terhadap prestasi kerja pegawai. Penelitian mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja pernah dilakukan oleh Mega Arum Yunanda (2011) dan Kestria Senja Octaviana dan Teguh Ariefiantoro (2011) yang menghasilkan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.
48
Universitas Sumatera Utara
Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini: Beban Kerja Kinerja Lingkungan Kerja Sumber :Yudha Adityawarman(2015) dan Menurut Sarwono (2005) Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
2.6
Hipotesis Berdasarkan kepada penjelasan – penjelasan sebelumnya, maka dapat
ditentukan hipotesis pada penelitian ini adalah “Beban Kerja dan Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja Karyawan Bagian Pelayanan Pada PT Pos Indonesia (Persero) Medan ”.
49
Universitas Sumatera Utara