BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Piutang Menurut Mas’ud Machfoedz (2007:174) : Adalah klaim terhadap pihak lain agar pihak lain tersebut membayar sejumlah uang atau jasa dalam waktu paling lama satu tahun atau satu periode akuntansi, jika periode akuntansi tersebut lebih lama dari satu tahun. Menurut IFRS (International Financial Reporting Standart) IAS 1 (Revised 2009) Presentation of Financial Statements Account Receivable is amounts owed to the company for services performed or products sold but not yet paid for. Pihak lain di sini dimaksudkan sebagai orang atau badan usaha di luar perusahaan yang mempunyai hubungan transaksi dengan perusahaan. Timbulnya tuntutan disebabkan beberapa jenis transaksi yang umumnya berupa penjualan barnag atau jasa yang dilakukan secara kredit. Tuntutan dalam bentuk uang, misalnya pemberian kredit oleh bank kepada nasabah, pinjaman kepada pegawai perusahaan, pinjaman kepada anak perusahaan dan sebagainya. Tuntutan dalam bentuk barang dan jasa, misalnya penyerahan atas barang yang telah di lunasi dan penyelesaian atas kontrak yang telah ditandatangani. Menurut Kousen dan Steve Albert, Piutang dagang sebagai aktiva lancar, memiliki janka waktu yang singkat yang biasanya dapat dicairkan menjadi kas dalam janka waktu 10-60 hari. Definisi secara lengkap
Universitas Sumatera Utara
menurut Skousen dan Albert (2009:315) : Account receivable are short term, liquid assets that arise fron credit sales to customers. Sometime called trade receivable, these assets are usually converted to cash within 10 to 60 days”. Pada penjualan secara kredit antara perusahaan dan pihak langganan biasanya diadakan perjanjian, baik secara tertulis maupun lisan, pelanggan berjanji akan membayar kepada perusahaan atas nilai semua penyerahan barang atau jasa yang diberikan perusahaan kepadanya. Mulai saat itu perusahaan mencatat terjadinya penjualan sampai saat kas dapat di tagih (diperoleh), maka perusahaan memiliki tuntutan kepada pelanggan atas nilai barang atau jasa yang telah diserahkan. Piutang juga dapat timbul ketika perusahaan memberikan pinjaman kepada karyawan/pegawai. Piutang dagang dapat timbulnya dari: a. Penjualan barang, apabila pemilikan sudah pindah kepada si pembeli, yang pada umumnya apabila barang sudah dikirim kepada langganan dan pembayaran dilakukan pada saat tagihan jatuh tempo. b. Penjualan jasa, apabila pekerjaan itu telah selesai dan dalam hal pekerjaan bangunan piutang dapat dihitung dari bahagian pekerjaan yang telah selesai. Piutang merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat liquid yang biasanya di konfersikan kedalam kas dalam satu periode kurang dari 1 tahun. Oleh karena ini sangat penting artinya untuk membuat pengendalian piutang, akuntansi piutang yang meliputi pengakuan, penggolongan, penilaian dan
Universitas Sumatera Utara
pelaporannya serta kebijakan penjualan kredit yang efektif untuk menjamin penagihan piutang yang tepat waktunya dan mengurangi kerugian akibat piutang tak tertagih. Piutang dapat di klasifikasikan atas piutang dagang dan piutang non dagang yang dilaporkan secara terpisah di dalam neraca. Pengertian masing – masing piutang baik piutang dagang dijelaskan dalam uraian di bawah ini. 1. Trade Receivable (Piutang dagang), adalah jumlah tagihan atas segala sesuatu hak perusahaan kepada langganan akibat penjualan barang dan jasa yang didukung oleh suatu janji formal tertulis untuk membayar. Trade Receivable ini di klasifikasikan lagi menjadi 2 jenis. a. Account Receivable, yaitu menampilkan jumlah kredit jangka pendek yang diberikan kepada langganan yang biasanya jatuh tempo dalam periode kurang dari satu tahun yaitu dalam tiga puluh sampai sembilan puluh hari dengan menggunakan perjanjian formal antara penjual dan pembeli yang di dukung dengan dokumen – dokumen seperti faktur, order penjualan dan kontrak pengiriman. Secara normal tidak di kenakan bunga, walaupun ada kemungkinan bunga atau beban jasa yang di tambahkan jika pembayarannya tidak dilakukan dalam suatu periode yang spesifik yaitu periode dimana debitur wajib membayar hutangnya. b. Note Receivable, merupakan piutang dagang yang di dukung oleh janji formal tertulis untuk membayar suatu jumlah uang tertentu pada
Universitas Sumatera Utara
saat wesel tersebut jatuh tempo. Dengan demikian wesel ini memiliki kelebihan di bandingakan dengan piutang yang tidak didukung oleh janji tertulis. Di dalam janji tertulis ini dinyatakan untuk membayar jumlah yang terutang oleh pembeli yang akan di bayar pada tanggal yang tertera di dalam wesel sehingga ada kepastian jumlah dan waktu pemebayaran. Wesel ini juga dapat di jadikan sebagai alat pembayaran kewajiabn kepada pihak lain jika pemegang wesel ini memerluakn uang tunai dengan segera. Piutang wesel memiliki jangka waktu yang lebih panjang karena piutang wesel biasanya adalah perpanjangan dari piutang dagang. Dalam hal ini pembelian yang tidak dapat melunasi kewajiabannya terkait dengan piutang dagang telah jatuh tempo, berdasarkan anjuran pihak penjual atau mungkin juga atas kemauan pembeli dapat menerbitkan suatu piutang wesel untuk menyelesaikan kewajibannya dari piutang ini disebut dengan wesel tagih. Wesel tagih dapat di golongkan atas 2 jenis yaitu: a. wesel tagih berbunga (interest bearing notes), yang di dalamnya dinyatakan beberapa persen tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, nilai nominal dan sebagainya. Pada saat jatuh tempo pihak yang mengeluarkan wesel harus membayar sejumlah nominal di tambah dengan bunga yang terutang. b. Wesel tagih tanpa bunga, didalamnya dinyatakan jumlah yang harus dibayar dan tanggal jatuh temponya tetapi tidak menentukan suatu
Universitas Sumatera Utara
tarif bunga melainkan jumlah nominalnya meliputi beban bunga, sehingga nilai sebenarnya merupakan selisih tersebut. Pada saat jatuh tempo pihak yang mengeluarkan wesel akan membayar sejumlah nilai nominal. 2. Non Trade Receivable (piutang non dagang) Non trade receivable atau piutang non dagang adalah piutang yang timbul oleh karena adanya transaksi – transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Piutang dagang timbul dari berbagai transaksi. •
Penjualan surat berharga atau harta benda lainnya selain persediaan
•
Uang muka kepada pemegang saham, para direktur, karyawan dari perusahaan afiliasi.
•
Setoran atau deposito kepada kreditor, perusahaan utilitas (perum) dan instansi- instansi lain.
•
Tuntutan atas kerugian tau kerusakan
•
Tuntutan atas rabat atau resitusi pajak
•
Harga saham yang masih harus ditagih
•
Piutang deviden dan bunga.
Piutang non dagang umumnya didukung oleh dokumen berupa persetujuan formal yang acapkali juga tertulis. Piutang non dagang ini diikhtisarkan dalam judul perkiraan yang tepat dan dilaporkan secara terpisah dari laporan keuangan. Menurut Smith dan Skousen (2007:287) “ piutang juga dapat diklasifikasikan menurut lamanya tanggal jatuh tempo
Universitas Sumatera Utara
dan klasifikasi semacam ini akan menghasilkan piutang lancar atau janka pendek dan piutang tak lancar atau janka panjang”. Dalam hal ini klasifikasi aktiva lancar sudah mencakup semua piutang yang diidentifikasikan dapat tertagih dalam janka waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal, yang mana lebih panjang. Jadi untuk tujuan klasifikasi semua piutang dagang dianggap lancar, sementara setiap piutang non dagang perlu dianalisi secara terpisah guna menentukan apakah layak untuk di asumsikan akan tertagih dalam janka waktu satu tahun. Piutang tak lancar di bawah judul “ investasi” atau “aktiva tak lancar lainnya” atau sebagai pos tersendiri dari uraian yang sesuai. Tetapi klasifikasi yang sering digunakan dalam praktek adalah piutang usaha, wesel tagih, dan piutang lain- lain yang disajikan terpisah dengan identifikasi yang jelas.
B. Akuntansi Piutang Pengertian akuntansi piutang adalah sistem dan prosuder pencatatan piutang yang dilakukan oleh setiap perusahaan. Menurut Mulyadi (2007 : 6) pengertian dari sistem dan prosedur adalah sebagai berikut : Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Universitas Sumatera Utara
Menurut IFRS (International Financial Reporting Standart) praktik akuntansi untuk mengukur pendapatan dan piutang akan berubah. Jika suatu entitas kredit meluas kepada para pelanggan untuk waktu yang panjang, biasanya selama lebih dari enam bulan, PVdari akan lebih rendah daripada jumlah nominal. Oleh karena itu, piutang dan pendapatan diakui pada nilai PV dan bukan pada jumlah yang disebutkan dalam faktur pilihan pada pelanggan. PV adalah present value (PV) dari jumlah piutang dari pelanggan diskon pada suku bunga di mana pelanggan dapat meminjam dari pasar pada persyaratan dan kondisi yang sama Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur yang merupakan urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jumal dan buku besar yang meliputi : menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, mensortir, memindahkan dan membandingkan. Sistem akuntansi piutang yang dimaksud di sini mencakup prosedur pencatatan piutang. Prosedur piutang merupakan prosedur akuntansi untuk mencatat timbulnya piutang. Menurut Baridwan (2009 : 15) "Untuk pencatatan piutang dapat digunakan 3 cara mengerjakan jurnal dan piutang yaitu metode tangan, metode posting langsung dan metode tanpa buku pembantu". Dalam sistem pencatatan piutang ini dilakukan menurut siklus akuntansi yang biasanya dilakukan yaitu dalam metode jurnal dan posting setelah ada bukti atau dakumen yang sah yang dinyatakan bahwa transaksi itu telah terjadi. Untuk memiiih metode jurnal perlu pertimbangan segi frekuensi transaksi, jumlah pegawai dan banyaknya perkiraan buku besar yang diperlukan. Metode jurnal
Universitas Sumatera Utara
yang diperbolehkan dalam sistem akuntansi untuk pembukuan piutang adalah metode posting langsung ke rekening dan metode tanpa buku pembantu. 1. Metode Posting Langsung Metode posting langsung ke dalam kartu piutang dibagi menjadi 2 (dua) golongan, yaitu : a. Metode posting harian: Posting langsung ke rekening atau surat pcrrryataan piutang, yang dilakukan dengan membuat surat pernyataan piutang bersama dcngan pekerjaan posting ke buku pembantu piutang. Dengar cara infaktur yang diterima diposting ke buku pembantu piutang dan surat pernyataan piutang. Dapat juga dibuat tembusan ketiga yang berfungsi sebagai jurnal. Posting langsung ini dapat dilakukan setiap hari. b. Metode posting periodik : 1. Posting ditunda, metode ini dilakukan sekaligus setelah faktur terkumpul dalam jumlah yang banyak. Faktur penjualan diterima dari bagian penagihan kemudian oleh bagian piutang disimpan sementara menunggu beberapa hari dan pada akhirnya secara sekaligus akan diposting ke dalam kartu piutang bersama-sama dalam sekali periode posting dengan menggunakan, mesin pembukuan. 2. Penagihan bersiklus (cycle billing). Dalam metode ini selama sebulan media disortir dan diarsipkan menurut nama pelanggan. Pada akhir bulan dilakukan kegiatan posting yang meliputi (a) posting media yang dikumpulkan selama sebulan tersebut ke dalam perrlyataan piutang dan kartu piutang dan (b) menghitung dan mencatat saldo setiap kartu piutang.
Universitas Sumatera Utara
2. Metode Tanpa Buku Pembantu Metode ini dilakukan dengan menyimpan faktur penjualan dengan nama pelanggan. Dalam hal ini tidak menggunakan buku pembantu piutang sehingga tidak ada pekerjaan posting ke buku pembantu. Simpanan faktur berfungsi sebagai buku pembantu piutang. Dalam melakukan pencatatan piutang anuntansi untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang yaitu seperti yang dijelaskan dibawah ini: a. Jurnal Penjualan b. Jurnal Umum c. Jurnal Penerimaan Kas d. Kartu Piutang e. Buku Tambahan Piutang Piutang yang mungkin tidak dapat ditagih pada periode yang akan datang dijadikan sebagai beban operasi. Menurut Niswonger - Fess - Warren terjemahan Marianus (2005 : 238) "Beban operasi yang timbul karena tidak tertagihnya piutang, disebut beban atau kerugian dari piutang yang tidak dapat ditagih (uncollectible accounts), piutang ragu-ragu (doubtful accounts) atau hutang tidak terbayar (bad debts)". Kutipan di atas memberi pengertian bahwa penaksiran piutang yang tidak tertagih akan lebih akurat jika didasarkan pada umur piutang dan perkiraan piutang yang belum diselesaikan pada tanggal neraca serta kemungkinan dapat terkumpulnya piutang. Piutang yang diperkirakan tidak tertagihnya dapat dihapuskan dengan menggunakan metode penghapusan langsung yang biasa dilaksanakan oleh perusahaaan.
Universitas Sumatera Utara
3. Metode penghapusan langsung (direct write off method) Jika perusahaan menggunakan metode penghapusan langsung pencatatan kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya piutang dilakukan setelah piutang tersebut dinyatakan secara pasti tidak akan dapat ditagih. Tidak ada ketentuan umum satupun yang merupakan pedoman menentukan kapan suatu piutang atau suatu wesel tidak dapat ditagih. Kenyataan bahwa seorang pelanggan gagal membayar kewajibannya sesuai kontrak yang ditetapkan ataupun terpaksa menolak weselnya pada tanggal jatuh tempo belumlah berarti bahwa hutang tersebut tidak akan dapat ditagih. Apabila pelanggan tersebut bangkrut barulah ada petunjuk pasti bahwa sebagian atau seluruh piutang pelanggan tersebut tidak dapat ditagih. Petunjuk lainnya ialah perusahaan pelanggan itu ditutup, pelanggan kabur, penagihan berkali-kali yang terus saja gagal,pembatasan penagihan oleh ketentuan undang-undang. Selain atau debitur sendiri dapat langsung memberitahukan pada perusahaan bila ia benar-benar tidak mampu untuk melunasi hutangnya. Pencatatan yang dapat dilakukan dalam metode penghapusan langsung ini ada tiga. 1. Pada saat jumlah piutang yang tidak tertagih diketahui pasti, jurnalnya : Beban kerugian piutang ..................... xxx Piutang dagang ................... xxx 2. Pada saat piutang yang telah dihapuskan dapat ditagih kembali pada periode yang sama jurnalnya : Piutang dagang ............................. xxx Beban kerugian piutang............................... xxx
Universitas Sumatera Utara
3. Pada saat piutang yang telah dihapuskan dapat ditagih pada periode berikutnya,jurnalnya : Piutang dagang ........................... xxx Laba ditahan………………………… xxx 4. Analisis Rasio Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan analisis keuangan memerlukan tolok ukur. Tolok ukur yang sering dipakai adalah rasio dan indeks. Rasio analisis
keuangan
meliputi dua
jenis
perbandingan.
Pertama,
analisis
dapat
memperbandingkan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Dan juga dapat diperhitungkan berdasarkan laporan keuangan profoma atau proyeksi, dan di perbandingkan dengan rasio sekarang atau masa lalu. Kedua, Perbandingan meliputi perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis atau dengan rata- rata industri pada satu titik yang sama ( perbandingan eksternal). Rasio dapat di kelompokan kedalam lima kelompok dasar yaitu; 1. Analisis Likuiditas Rasio Lancar = Aktiva lancar / Utang lancar Rasio Cepat = (Aktiva lancar – Persediaan )/ Utang lancar Rasio Kas
= ( Kas + Sekuritas yang dapat dipasarkan)/Utang lancar
2. Analisis Leverage Rasio utang
= Total utang/Total aktiva
Rasio Utang terhadap Ekuitas (DER) = Total Utang/Total Ekuitas Rasio Laba terhadap Beban Bunga (TIE) = EBIT/Beban bunga
Universitas Sumatera Utara
3. Analisis Aktivitas Perusahaan Rasio Perputaran Persediaan = Penjualan/Persediaan Periode Penagihan Rata- Rata = Piutan/Penjualan per hari Rasio Perputaran Modal Kerja = Penjualan/ Modal kerja bersih Rasio Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan/Aktiva tetap Rasio Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan/Total Aktiva 4. Analisis Ketidakmapuaan Perusahaan Margin Laba Kotor = (Penjualan – HPP)/Penjualan Margin Laba Bersih = Laba Bersih /Penjualan Daya Laba Dasar = EBIT/Total Aktiva Hasil Pengembalian atas Total Aktiva (ROA) = Laba Bersih/Total
Aktiva
Hasil Pengembalian Atas Ekuitas (ROE) = Laba Bersih/Ekuitas 5. Analisis Penilaian Pasar Rasio Harga Terhadap Laba (PER) = Harga Saham/Laba Per Saham Rasio Harga Pasar Terhadap Nilai Buku = Harga Pasar/Nilai Buku Per Saham
C. Kebijakan dalam Penjualan kredit Istilah kebijakan mengacu kepada pedoman yang di buat oleh manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan dengan demikian, sebuah perusahaan mungkin memiliki kebijakan dalam hal penetapan harga pokok, pemberian kredit penjualan dan hubungan dengan karyawan.
Universitas Sumatera Utara
Kebijakan dalam penjualan kredit ini bertujuan untuk mngendalikan piutang yang terjadi akibat penjualan kredit terutama menyangkut masalah pengendalian piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang dan evaluasi terhadap batasan pemberian kredit yang dijalankan perusahaan. Oleh karena itu variabel-variabel yang berkaitan dengan kebijakan meliputi: 1. Prosedur Penjualan Kredit Dalam prosedur penjualan kredit dapat diuraikan sebagai berikut: •
Penerimaan order dari pembeli di terima oleh fungsi penjualan, fungsi penjualan
mengisi
formulir
surat
order
pengiriman
untuk
memungkinkan berbagai pihak ( fungsi pemberi otorisasi kredit, fungsi penyimpanan
barang,
fungsi pengiriman,
dan
fungsi
pencatatan) melaksanakan pesanan/ order yang diterima dari pembeli. •
Persetujuan pemberian kredit oleh fungsi kredit untuk mengurangi resiko tidak tertagihnya piutang bila terjadi penjualan kredit sebelum barang di kirim kepada pembeli lalu di tandatangani kepala bagian kredit pada dokumen kredit copy yang merupakan tembusan surat order pengiriman.
•
Pengiriman barang kepada pelanggan di otorisasikan oleh bagian pengiriman dengan membubuhkan tanda tangan sebagai otorisasi dan cap sudah dikirim pada lembaran copy surat order pengiriman lalu dikirim untuk fungsi pengiriman sesuai dengan perintah pengiriman barang yang di terbitkan oleh fungsi penjualan dimana faktur penjualan itu di gunakan oleh fungsi penagihan piutang.
Universitas Sumatera Utara
•
Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang dan potongan penjualan yang berada di tangan direktur pemasaran dengan menerbitkan surat keputusan mengenai hal itu.
•
Piutang terbentuk setelah bagian piutang membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan yang di buat berdasarkan dokumen copy surat order pengiriman yang kemudian sebagai bukti dalam penagihan pada saat jatuh tempo.
•
Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.
•
Pencatatan kedalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberikan wewenang untuk itu.
Dari kegiatan yang terjadi pada prosedur penjualan kredit, terdapat fungsi – fungsi yang terkait, yaitu: a.Fungsi Penjualan Proses penjualan dimulai dari fungsi penjualan yang menerima pesanan/order pelanggan yang mengidentifikasi tipe dan kuantitas dari barang dagangan yang minta. Hal terpenting dari dokumen sumber pada sistem
penjualan
adalah
pesanan/order
penjualan.
Pesanan/order
penjualan mengungkapkan informasi-informasi penting seperti nama dan alamat pelanggan, rekening pelanggan , rekening pelanggan, nama, nomor dan keterangan dari barang yang dijual, jumlah dan harga per unit,
Universitas Sumatera Utara
dan informasi keuangan lainnya seperti pajak, potongan harga, dan ongkos angkut. b. Fungsi Kredit Langkah awal fungsi ini adalah melakukan transaksi persetujuan yang mana berhubungan dengan pemereksiaan kelayakan pemberian kredit kepada pelanggan. Dalam memutuskan sifat/jenis pemeriksaan pemberian kredit sangat bergantung pada keadaan saat terjadinya penjualan. Fungsi ini juga bertangung jawab untuk membuat bukti memorial atas dasar surat
keputusan direktur keuangan untuk
penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih. c. Fungsi Gudang Fungsi penjualan menyerahkan surat perintah pengeluaran barang dan salinan pesanan penjualan ke bagian pergudangan . dokumen ini mengidentifikasikan bahwa barang persediaan harus ditempatkan dan diambil dari tak – rak gudang. Data catatan persediaan memberikan tanggung jawab kepada petugas gudang untuk mengawasi dan melakukan catatn persediaan akan mengganngu fungsi pengendalian internal. d. Fungsi Pengiriman Sebelum menerima barang dan salinan surat perintah pengeluaran barang, fungsi pengiriman menerima salinan dokumen pengiriman dan surat jalan yang berasal dari fungsi penjualan. Dokumen pengiriman bersama dengan barang dikirim kepada pelanggan untuk menggambarkan isi kiriman tersebut. Petugas pengiriman menyerahkan barang, dokumen
Universitas Sumatera Utara
pengiriman dan dua salinan dan dokumen tagihan bongkar muat barang kepada perusahaan jasa pengiriman, kemudian melakukan tugas – tugas sebagai berikut: 1. Mencatat pengiriman pada buku harian pengiriman barang. 2. Menyerahkan dokumen surat perintah pengeluaran barang dan surat jalan ke departemen penagihan sebagai buktipengiriman sudah di laksanakan. 3. Menyimpan satu salinan untuk tiap – tiap dokumen pengiriman dan dokumen tagihan bongkar muat. e. Fungsi Penagihan Fungsi penagihan merupakan pusat kegiatan dari sistem pesanan penjualan fungsi ini juga mengumpulkan informasi tentang transaksi penjualan dan mencocokan , menerjemahkan , dan mendistribusikan informasi ini ke fungsi lainnya. Fungsi penagihan melakukan pembukuan sesuai dengan tugas- tugas sebagai berikut: 1. Mencatatat penjualan pada jurnal penjualan 2. Mengirimkan salinan buku besar dari pesanan penjualan pada bagian piutang. 3. Mengirimkan surat perintah pengiriman barang kepada pengawasan persediaan. 4. Menyimpan salinan dari tagihan dalam arsip departemen penagihan.
Universitas Sumatera Utara
f. Fungsi Pecatatan Piutang Fungsi piutang akan memposting data salinan buku besar pesanan penjualan pada buku besar tambahan piutang. Setiap pelanggan mempunyai data pada buku besar tambahan piutang yang berisi informasi seperti: nama pelanggan, alamat pelanggan, data kredit, tanggal transaksi, nomor tagihan, pembayaran kredit, retur dan saldo piutang. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit, mencatat berkurangnya piutang karena transaksi retur penjualan, penerimaan kas dari piutang, penghapusan piutang yang tertagih, dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur.
2. Sistem Penerimaan Kas Prosedur penerimaan kas meliputi pengumpulan kas, deposito kas di bank, dan pencatatan peristiwa-peristiwa ini dalam akun (piutang dagang dan kas). Banyak variasi metode yang digunakan dalam sistem ini. Adapun aktivitas yang dilakukan adalah : a. Cek dari informasi keuangan pendukung lainya (nomor rekening pelanggan, nama pelanggan, nilai cek, dan sebagainya) tersedia pada saat bukti pembayaran diterima pada raang penerimaan dokumen. Dirnana dokumendokumen tersebut dipilah-pilah. Cek dikirimkan ke kasir, pada departemen penerimaan tunai/kas, dan bukti pembayaran. dikirimkan ke departemen piutang.
Universitas Sumatera Utara
b. Cek diterirna oleh kasir dan dicatat pada jurnal penerimaan tunai/kas dan langsung disetorkan ke bank. c. Bukti pembayaran yang di terima oleh bagian piutang di gunakan untuk mengurangi saldo rekening pelanggan sebesar nilai pembayaran. d. Bagian penerimaan tunai/kas
dan bagian piutang mengirimkan ringkasan
informasi tersebut ke sistem buku besar umum. Infornasi ini dicocokkan dan digunakan untuk memperbaharui rekening kontrol piutang dan rekening kas.
3. Internal Control Pada Piutang Internal Control menurut Commite on Auditing Procedur American Institute of Carifed Public Accountant (ICPA) adalah sebagai berikut: Internal control mencakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang telah digunakan di dalam perusahaan untuk mengamankan aktivanya, mengecek kecermatan dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efisiensi operasi, dan mendorong ketaatan pada kebijaksanaan – kebijaksanaan yang telah ditetapkan pimpinan. Dalam hal ini penulis lebih memfokuskan perhatian pada pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang yang di lakukan di dalam perusahaan yang akan berdampak besar terhadap besarnya piutang yang tak tertagih yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dan menjadi beban bagi perusahaan. Pengendalian dalam hal pemberian dan pengumpulan piutang ini menyangkut resiko kredit yang mungkin dihadapi oleh perusahaan. Resiko kredit adalah resiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para langganan. Oleh karena itu perusahaan sangat penting melakukan seleksi kepada calon para pelanggan sebelum memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan kredit oleh
Universitas Sumatera Utara
para calon pelanggan dengan mengadakan evaluasi kredit langganan tersebut adalah : a. Credit Standards Credit Standar adalah penilaian kelayakan kredit perusahaan lain. Dalam ha1 ini meliputi 5 C yaitu : Character ; menunjukkan kemungkinan atau probabilitas dari langganan untuk secara jujur berusaha untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya. Hal ini menyangkut aspek moral yang merupakan faktor penting dalam mengevaluasi kredit. Capacity ; berkaitan dengan penilaian akan kemampuan pelanggan. Hal ini diukur dari recor di waktu lalu dilengkapi dengan observasi secara fisik atas kegiatan usaha, profesi dan lain sebagainya. Capital ; diukur dari posisi keuangan perusahan secara umum yang diperlihatkan oleh analisa ratio finansial yang khususnya ditekankan pada aktiva materil perusahaan. Collateral ; diwakili oleh aktiva yang ditukarkan oleh pelanggan. sebagai jaminan kredit yang diberikan. Condition ; menunjukan pengaruh langsung dari trend ekonomi pada umumnya terhadap perasahaan yang bersangkutan atau perkembangan khusus dalam suatu bidang ekonomi tertentu yang mungkin mempunyai efek terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.
Universitas Sumatera Utara
b. Credit Period Jangka waktu atau sering juga disebut syarat pembayaran utang mungkin dinyatakan sebagai 2/10, net 30. Hat ini maksudnya potongan 2% akan diberikan bila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari, tetapi keseluruhan pembayaran harus dilakukan dalam waktu 30 hari. Memperpanjang jangka waktu kredit mungkin akan menaikkan penjualan tetapi juga akan menaikkan dana yang terikat pada piutang. Dalam hal demikian hendaknya dipertimbangkan apakah tambahan laba karena meningkatnya penjualan lebih besar dari biaya yang harus dikeluarkan untuk membelanjai kenaikan investasi piutang. c. Cash Discount Pengaruh pemberian potongan tunai sama dengan pengaruh perubahan jangka waktu kredit. Potongan yang lebih besar akan imveriarik- pembeli dan meningkatkan penjualan tetapi tambahan laba yang diperoleh karena naiknya penjualan harus dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan berupa kenaikan dalam potongan yang diberikan. d. Collection Policy Kebijakan penagihan tercermin di dalam prosedur yang ditempuh perusahaan di dalam usaha memperoieh pembayaran-pembayaran dari piutang yang lampau waktu, misalnya pengiriman surat penagihan bilamana sudah lewat 1 minggu, surat yang lebih keras lagi bunyinya disusul dengan pembicaraan lewat telepon jika 1 bulan lebih piutang belum juga dibayar.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penjualan kredit perusahaan dapat juga menetapkan batas maksimal kredit kepada para pelanggan. Besarnya batas maksimal kredit untuk setiap pelanggan adalah berbeda-beda tergantung kepada kebijakan perusahaan disamping ketentuan seperti 5C di atas. Perusahaan juga merencanakan besarnya penerimaan kas setiap periode, dimana perusahaan menetapkan beberapa syarat pembayaran.
D. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa tinjauan penelitian terdahulu yang melakukan penelitian Sejenis: No Nama Peneliti
Judul
Hasil Penelitian
1
Akuntansi Piutang Pada
Pelaksanaan internal control yang
CV. Benzi Putra Prima Medan
kurang
Ainul Mardiah
baik
kebijakan
–
terutama kebijkan
untuk
penjualan
kredit 2
Jehan Noor
Akuntansi piutang Pada
Penyajian Piutang oleh perusahaan
RS. Vina Estetika
tidak sesuai dengan PSAK No. 9 Tahun 2002 dan prosedur otorisasi yang tidak mempunyai standar
Universitas Sumatera Utara
E. Kerangka Konseptual PT. CAHAYA GUNUNG SAKTI
Laporan Keuangan Disusun Berdasarkan Prinsip Akuntansi Yang Berterima Umum (Standar Akuntansi Keuangan)
Piutang Dagang
Internal Control
Perlakuan Piutang Menurut PSAK dan IFRS
Efektifitas Piutang Di Neraca PT. Cahaya Gunung Sakti menyusun laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan. Jumlah piutang dagang yang terus tambah seiring dengan kenaikan jumlah penjualan kredit yang terjadi. Piutang dapat di hindari menjadi piutang tidak tertagih melalui kinerja internal control perusahaan. Efektivitas piutang dapat dilihat dalam analisis rasio dan dapat dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya sehingga dapat dilihat
bagaimana efektivitas
internal control dalam menekan jumlah piutang tak tertagih di perusahaan yang di sajikan di dalam neraca.
Universitas Sumatera Utara