BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.
Pengertian Biaya Pada abad milenium sekarang ini kemampuan perusahaan untuk
berproduksi harus ditingkatkan terlebih lagi sudah jatuh tempo era bebas perdagangan ASEAN. Maka jika tidak sanggup bersaing akan ketinggalan dan menemui kehancuran Karena digilas oleh perusahaan lain dengan biaya semurah mungkin ditambah mutu terbaik dan jumlah yang tidak terbatas. terdapat dan berpendapat. Sebelum penulis menjelaskan lebih jauh tentang biaya maka penulis jelaskan lebih dahulu bahwa biaya tidak sama dengan
beban atau cost and
expenses, biaya masuk ke neraca sedangkan beban masuk ke laba rugi. Kembali dari awal bahwa kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang berproduksi atau memproduksi dan hal itu bukan hal yang susah dan yang menjadi masalah adalah jenis apa yang diproduksi yang diinginkan oleh konsumen, selain itu berapa biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sebuah produk dan sanggup tidaknya bersaing dengan produk lain yang sejenis. Jika tidak sanggup dari segi biaya ditambah lagi mutu produk yang harus dipasarkan. Definisi biaya menurut Mulyadi (2001:7) “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang dilakukan dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan mencapai untuk tujuan tersebut”.Dari Definisi diatas tadi berarti ada empat unsure pokok biaya tersebut yaitu : a. Biaya merupaka sumber daya ekonomis b. Di ukur dalam satuan uang
Universitas Sumatera Utara
c. Yang telah terjadi atau akan terjadi d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tersebut Jika kita lihat biaya banyak sekali pembagian jenisnya, jadi salah satu jenisnya adalah biaya variable demikian juga biaya operasi perusahaan juga terbagi biaya umum dan minimal transaksi jika ada biaya penjualan, biaya bunga, biaya lain-lain, dan biaya luar biasa. Dan semua biaya tersebut ada sangkut pautnya dengan hasil produk tersebut atau singkatnya total semua biaya yang dikeluarkan hanya lebih kecil dari total penjualan, dan inilah tujuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Menurut Assauri (2001:11), Pengertian produksi adalah “ suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dengan dasar pengertian itu, di dalam kegiatan menghasilkan barang atau jasa, dapat diukur kemampuan untuk menghasilkan atau mentransformasikannya, yang sering dikenal dengan sebutan produktivitas untuk setiap masukan (input) yang dipergunakan. Menurut Sugiri (2002:21), biaya adalah “ Pengorbanan sumber daya ekonomis tertentu untuk memperoleh sumber daya ekonomi lainnya.” Menurut Maher dan Deakin (2001:34), biaya diartikan sebagai “suatu sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu”. Biaya produksi terdiri dari 3 elemen biaya yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya Overhead pabrik.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Carter dan Usry (2004:40), biaya bahan baku merupakan”semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.” Menurut Carter dan Usry (2004:40), biaya tenaga kerja langsung adalah “tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu”. Pada umumnya biaya tenaga kerja terdiri dari : 1. Gaji pokok (original wages) Gaji pokok adalah gaji yang harus dibayar kepada buruh sesuai dengan kontrak kerja. Gaji pokok ini sering pula disebut gaji minimum. 2. Uang lembur (overtime) Menurut Undang-Undang Perburuhan yang diakui secara internasional, jam kerja seorang tenaga kerja adalah 40 jam dalam satu minggu. Seandainya tenaga kerja bekerja satu minggu di atas 40 jam dalam satu minggu untuk kelebihan jam kerja tersebut harus diberikan gaji tambahan dan gaji tambahan itu disebut uang lembur atau overtime. 3. Bonus (incentive) Incentive adalah gaji tambahan yang diberikan kepada tenaga kerja yang menunjukkan prestasi yang melebihi yang ditentukan. Disebut juga Overhead manufaktur, beban manufaktur atau beban pabrik yang terdiri dari semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.
Universitas Sumatera Utara
Yang termasuk di dalam biaya overhead antara lain : 1. Upah tidak langsung 2. Penyusutan masin-mesin 3. Penyusutan bangunan pabrik 4. Biaya pemeliharaan mesin dan bangunan pabrik 5. Biaya bahan bakar dan oli 6. Biaya pengobatan buruh 7. Biaya Listrik 8. Amortisasi hak paten 9. Biaya asuransi mesin dan bangunan pabrik 10. Bahan baku tidak langsung atau bahan penolong lainnya. Di dalam akuntansi biaya yang konvensional komponen-komponen harga pokok produk yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap maupun variabel. Konsep harga pokok tersebut tidak selalu relevan dengan kebutuhan manajemen. Oleh karena itu timbul konsep lain yang tidak diperhitungkan semua biaya produksi sebagai komponen harga pokok produk. Jadi, di dalam akuntansi biaya, di mana perusahaan industry sebagai modal utamanya, terdapat dua metode perhitungan harga pokokFull/Absortion/Conventional Costing dan Variabel/Marginal/Direct Costing. Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan seluruh komponen biaya poduksi sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik
Universitas Sumatera Utara
variable; dan biaya overhead pabrik tetap. Di dalam metode full costing, biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap dibebankan kepada produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik akan melekat pada harga pokok persediaan produk selesai belum dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (elemen harga pokok penjualan) apabila produk selesai tersebut tidak dijual. Pada metode full costing, karena produk yang dihasilkan ternyata menyerap jasa FOH (biaya overhead pabrik) tetap walaupun tidak secara langsung, maka wajar apabila biaya tadi dimasukkan sebagai komponen pembentuk produk tersebut. Variabel Costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya memasukkan komponen biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsure harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Variabel Costing beranggapan bahwa FOH tetap tadi tidak secra langsung membentuk produk, maka tidak relevan kalau dimasukkan dalam kelompok period cost (biaya periode). Menurut carter dan Usry (2004:40), perencanaan merupakan proses dari menyadari kesempatan maupun ancaman eksternal, menentukan tujuan yang diinginkan dan menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam perencanaan ditentukan usaha-usaha atau tindakan-tindakan yang akan atau perlu diambil oleh pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, dengan mempertimbangkan masalah-masalah yang mungkin timbul di masa yang akan datang. Tujuan perencanaan biaya produksi adalah untuk dapat memproduksi barang-barang (output) dalam waktu tertentu di masa yang akan datang dengan kuantitas dan kualitas yang dikehendaki serta dengan keuntungan (profit) yang maksimum, dengan memperhatikan tiga golomgan besar yang ada dalam masyarakat yaitu konsumen, karyawan dan pengusaha. Harga pokok produksi (HPP) merupakan harga pokok untuk menghasilkan suatu barang jadi. Harga pokok produksi melibatkan ketiga elemen biaya produksi yaitu bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Dalam perhitungan harga pokok untuk melibatkan system perhitungan biaya produksi, yang umumnya terdiri dari : 1. Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing) 2. Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing) Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan diakumulasikan untuk setiap pesanan, dalam perhitungan biaya berdasarkan pesana akan lebih praktis mengidentifikasikan
secara
fisik
setiap
pesanan
yang
diproduksi
dan
membebankan setiap pesanan dengan paling tidak beberapa elemen biaya. Ketika suatu pesanan diproduksikan dengan jumlah tertentu, perhitungan biaya berdasarkan pesanan memungkinkan perhitungan biaya per unit. Perhitungan
biaya
berdasarkan
proses
mengakumulasikan
biaya
berdasarkan proses produksi. Departemen bisa saja ada di dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau perhitungan biaya berdasarkan proses, tetapi
Universitas Sumatera Utara
perbedaan penting bahwa departemen merupakan faktor dari penelusuran biaya dalam perhitungan biaya berdasarkan proses. PT Coca Cola Bottling Indonesia Medan menggunakan system perhitungan biaya berdasarkan peroses cost dalam menentukan harga pokok produksi.
B.
Biaya Produksi Pengertian Biaya Produksi Biaya produksi adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan
barang dan penyediaan jasa. Menurut Carter dan Usry (2002:40) Biaya produksi adalah “Manufacturing costs also called production cost is usually defined as the sum of three cost elements: direct materials, direct labor, and factory overhead”. Biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik, biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya yaitu : bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya produksi dapat terbagi lagi dalam dua kategori yaitu biaya utama dan biaya konversi. Biaya utama yaitu biaya yang berhubungan langsung dengan produksi yaitu biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung sedangkan biaya konversi adalah biaya yang diperlukan untuk memproses bahan baku menjadi produk selesai yaitu biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. 1.
Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost) Bahan baku langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau
jasa yang sedang diproduksi. Biaya bahan ini dapat langsung dibebankan ke
Universitas Sumatera Utara
produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk. Biaya bahan baku langsung merupakan keseluruhan bahan baku yang diolah menjadi barang jadi dan dapat ditetapkan langsung pada harga pokok dari barang jadi atau dengan kata lain merupakan komponen biaya yang jumlahnya relative besar dalam menghasilkan output dan biasanya merupakan bagian integral dari output tersebut. Ada beberapa masalah yang mungkin dihadapi manajemen dalam mengelola bahan tersebut yaitu : a.
Perencanaan dan Pengendalian bahan Perencanaan bahan dipengaruhi oleh sifat kegiatan produksi perusahaan, apakah kegiatan produksi tergantung pada datangnya pesanana dari langganan (pembeli) atau kegiatan produksi bersifat massa atau proses. Perencanaan dan pengendalian bahan mempunyai dua tujuan pokok : - Untuk menekan (minimumkan) biaya - Untuk memaksimumkan laba dalam waktu tertentu dan dengan dana tertentu. Dalam perencanaan dan pengendalian bahan yang menjadi masalah utama adalah menyelenggarakan persediaan yang paling tepat agar kegiatan produksi tidak terganggu dan dana yang ditanamkan dalam persediaan bahan tidak berlebihan.
b.
Penentuan harga pokok bahan yang dibeli Menurut prinsip akuantansi, yang termasuk dalam harga pokok bahan yang dibeli adlah meliputi harga faktur ditambah biaya lainnya yang terjadi dalam
Universitas Sumatera Utara
rangka perolehan bahan, baik yang berhubungan dengan biaya pemesanan (ordering cost) maupun biaya penyimpanan (carryng cost) sampai dengan bahan siap dipakai di dalam kegiatan produksi, dikurangi dengan potongan pembelian, rabat dan subsidi langsung atas pembelian. c.
Penentuan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi Setelah harga pokok (perolehan) bahan yang dibeli ditentukan, maka penentuan harga pokok bahan yang dipakai dapat ditentukan. Tujuan akuntansi penentuan harga pokok bahan dipakai : - Untuk menentukan harga pokok bahan dan harga pokok persediaan bahan dengan lebih adil dan teliti - Untuk pengendalian atas bahan Untuk menghitung biaya bahan baku yang telah digunakan dalam proses produksi, maka ada 2 tahap yang harus dilalui yaitu :
1) Menghitung kuantitas bahan yang digunakan Cara menghitung kuantitas bahan yang telah digunakan dipengaruhi oleh sistem pencatatan persediaan tersebut. Bila perusahaan menggunakan sistem persediaan periodik, jumlah persediaan akhir dilihat ke persediaan/gudang dan untuk menentukan jumlah bahan yang telah digunakan maka dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Data perhitungan bahan baku yang digunakan Pesediaan awal bahan baku
XXX
Pembelian bahan baku
XXX +
Jumlah bahan baku yang tersedia
XXX
Persediaan bahan baku akhir
XXX
Jumlah bahan baku yang digunakan
XXX
-
Sedangkan apabila perusahaan menggunakan sistem pencatatan persediaan perpetual, maka besarnya pemakaian bahan dapat dilihat pada kartu persediaan (stock card). 2) Menghitung biaya bahan yang digunakan Setelah diketahui jumlah bahan yang digunakan dalam proses produksi maka tahap selanjutnya adalah menghitung biaya bahan yang digunakan. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menetapkan bahan yang digunakan yaitu : a. Metode First in First Out Pemakaian metode first in first out didasarkan pada anggapan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan harga perolehan per satuan dari bahan yang pertama kali masuk ke gudang, atau harga perolehan bahan per satuan yang pertama kali masuk ke gudang bahan akan digunakan untuk menentukan harga perolehan per satuan bahan yang dipakai pertama kali disusul harga yang masuk berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
b. Metode Last in first out Pemakaian metode Last in first out Berdasarkan anggapan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan harga perolehan per satuan bahan dari yang terakhir masuk, disusul dengan harga perolehan bahan per satuan yang masuk sebelumnya dan seterusnya atau harga perolehan bahan per satuan yang terakhir masuk ke gudang bahan digunakan untuk menentukan harga bahan per satuan yang terakhir masuk ke gudang bahan digunakan untuk menentukan harga bahan per satuan bahan yang pertama kali dipakai, disusul dengan harga perolehan yang masuk sebelumnya dan begitulah seterusnya. c. Metode Average Pemakaian metode average didasarkan pada anggapan bahan yang dikonsumsi dibebani dengan harga pokok per satuan bahan rata-rata. Pada metode ini, aliran harga perolehan juga tidak sesuai dengan aliran fisik bahan, karena aliran fisik harus mempertimbangkan keadaan (kondisi) fisik dari persediaan. d. Metode Indentifikasi Khusus Pemakaian metode identifikasi khusus (special identification method) menentukan aliran harga pokok bahan yang dipakai sesuai dengan aliran fisik bahan. Oleh karena itu penyimpanan bahan di gudang harus dikelompokkan atau dipisahkan sesuai dengan harga perolehan bahan pada saat pembelian dan setiap kelompok dibuatkan kode atau kartu secara
Universitas Sumatera Utara
terpisah, agar pada saat dipakai dapat diketahui dengan tepat besarnya harga perolehan bahan yang dipakai tersebut sesuai dengan fisiknya. Pencatatan transaksi yang berhubungan dengan pembelian dan penggunaan bahan baku secara perpetual adalah sebagai berikut : Pada saat pembelian bahan baku Persediaan bahan baku
XXX
Kas/Utang
XXX
Pada saat penggunaan bahan baku Barang dalam proses
XXX
Persediaan bahan baku 2.
XXX
Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour) Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada
barang atau jasa yang sedang diproduksi. Seperti halnya bahan baku, pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas karyawan yang digunakan dalam memproduksi suatu barang dan jasa. Biaya tenaga kerja langsung dpat dibagi atau 3 (tiga) bagian yaitu : 1. Gaji pokok (original wages) 2. Uang lembur (overtime) 3. Bonus (incentive) Gaji pokok (original wages) adalah pembagian seluruh upah yang harus dibayarkan oleh pemberi kerja kepada buruh-buruhnya sesuai dengan kontrak kerjanya yang telah disepakati sebelumnya. Apabila buruh tersebut bekerja melebihi batas waktu yang disepakati, maka buruh tersebut juga harus dibayar
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan waktu kerja diluar dari yang disepakati dimana jumlahnya tergantung kebijakan perusahaan, hal ini disebut dengan uang lembur (overtime) sedangkan yang dimaksud dengan bonus (incentive) adalah upah yang diberikan kepada buruh apabila buruh tersebut menunjukkan suatu prestasi kerja yang baik di dalam suatu perusahaan. Program bonus bertujuan untuk meningkatkan produkstivitas karyawan yang berarti meningkatkan penghasilan karyawan yang produktivitasnya tinggi. Pada perusahaan yang relative kecil dimana jumlah karyawan juga relative sedikit, umumnya digunakan dua sistem penggajian, sebagai karyawan digaji dengan jumlah tetap per bulan dan sebagian lagi digaji atas dasar hari kerja atau jam kerja. Sedangkan pada perusahaan yang relative besar sifat produksinya massa, dan memiliki jumlah karyawan yang relative baik, sisetem penggajian dapat digunakan dasar penggajian kerja dengan organisasi karyawan, penelitian atas produktivitas, evaluasi jabatan atau pekerjaan, program pembagian laba, program insentif, program jaminan upah minimum dan sebagainya. Terdapat beberapa motode penetapan tarif biaya tenaga kerja yaitu : a. Tarif per jam kerja Jika pembayaran ditentukan berdasarkan jam kerja maka tinggal dihitung taksiran jam kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit produk dikalikan dengan tarif per jamnya. Hasil kali itu akan menghasilkan biaya tenaga kerja per unit produk. Volume produksi dikalikan dengan biaya tenga kerja per unit produk akan menghasilkan biaya tenaga kerja total.
Universitas Sumatera Utara
b. Tarif per hari kerja Jika pembayaran biaya tenaga kerja ditetapkan berdasarkan hari kerja maka harus dihitung hari kerja dalam satu bulan atau satu tahun dikalikan dengan jumlah tenaga kerja keseluruhan. Hasil perkalian itu merupakan biaya tenaga kerja dengan dianggarkan untuk memproduksi seluruh produk dalam satu periode. c. Tarif Per unit produk Jika pembayaran tenaga kerja ditetapkan berdasarkan unit produksi yang dihasilkan maka tinggal dihitung tarif upah per unit produknya dikalikan dengan volume produksi total. Hasil perkalian tersebut merupakan biaya tenaga kerja total dalam produk tersebut. Beberapa masalah yang mungkin timbul dalam biaya tenaga kerja langsung antara lain : a. Waktu mengganggur Adalah tidak mungkin mengharapkan seluruh jam kerja dari karyawan menjadi waktu yang produktif. Perpindahan dari pekerjaan satu ke pekerjaan yang lain seorang buruh akan selalu menimbulkan waktu yang terbuang demikian pula jika ada penundaan jadwal karena menunggu bahan baku atau karena kerusakan mesin. Masalah-masalah tersebut biasanya disebut sebagai waktu menganggur dan ini akan diikutsertakan dalam perhitungan harga pokok produk.
Universitas Sumatera Utara
b. Shif Premium Suatu tarif mungkin saja berproduksi selama 24 jam penuh, karena itu mungkin akan diadakan shift siang dan shif malam bagi karyawannya. Biasanya ada perlakuan yang berbeda antara kedua shift ini. Kelebihan yang dibayarkan akibat perbedaan shift ini akan dibebankan ke rekening biaya overhead pabrik dan bukan ke rekening biaya tenga kerja. c. Bonus Bonus biasanya diberikan sebagai pembayaran tambahan atas gaji/ upah kepada pekerja. Alasan pemberian bonus ini biasanya karena karyawan pekerja pada tingkat produktivitas lebih tinggi dari yang diharapkan. Bonus secara teoritis akan dimasukkan ke rekening harga pokok produksi melalui rekening barang dalam proses, namun karena alasan praktis, bonus biasanya dimasukkan ke dalam rekening harga pokok produksi melalui biaya overhead. d. Gaji dan hari libur Pembayaran terhadap buruh akan tetap dilakukan walaupun buruh tersebut tidak kerja karena cuti atau hari libur. Upah tersebut akan diakumulasikan tiap bulan dan didistribusikan pada seluruh produksi selama setahun melalui biaya overhead pebrik. e. Adanya barang yang rusak Sudah menjadi hal yang biaya bahwa dalam proses produksi ada barang yang tidak sesuai, rusak atau cacat . dari produk- produk rusak tersebut ada yang dapat diperbaiki seperti yang diinginkan, dalam hal ini diperlukan pula tenaga
Universitas Sumatera Utara
kerja dan mengerjakannya. Tambahan biaya tersebut biasanya dibebankan pula pada biaya overhead pabrik. Pencatatan transaksi yang berhubungan dengan pembayaran gaji untuk upah adalah sebagai berikut :
Beban gaji
XXX
Kas
XXX
Utang pph
XXX
Lain-lain
XXX
Selanjutnya jurnal pada saat pendistribusian biaya tenaga kerja ke produk yang bersangkutan yaitu dengan jurnal : Barang dalam proses
XXX
Biaya upah
XXX
3. Overhead pabrik (Factory Overhead) Biaya overhead meliputi semua biaya produksi selain dari bahan baku dan tenaga kerja langsung yang ikut berperan serta dalam pengolahan bahan baku langsung menjadi barang jadi. Biaya overhead pabrik dapat pula didefinisikan sebagai seluruh biaya produksi yang tidak dapat dilacak atau tidak perlu dilacak ke unit produksi secara individu. a.
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Bila suatu biaya overhead terjadi maka harus dilakukan pencatatan atasnya, sebagai mana pada biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Jurnal atas dikeluatkannya biaya overhead tersebut antara lain :
Universitas Sumatera Utara
Biaya Overhead (sesungguhnya)
b.
XXX
Persediaan bahan baku
XXX
Persediaan supplies
XXX
Penyusutan aktiva
XXX
Macam-macam biaya
XXX
Biaya overhead pabrik dibebankan Setelah biaya overhead sesungguhnya dicatatat dibuku besar pembantu dan dicatat di rekening buku besar maka harus dibuat pencatatan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produk. Jurnal yang dilakukan adalah : Barang dalam proses Biaya overhead (dibebankan)
XXX XXX
Biaya overhead (dibebankan ditransfer ke rekening barang dalam proses. Pentransferan ini adalah untuk membebankan besarnya biaya overhead pabrik pada proses produksi suatu produk. Pentransferan biaya overhead pabrik rekening barang dalam proses dimasukkan pula dengan tujuan pengurangan pendapatan (income measurement). Suatu estimasi biaya overhead pabrik pada suatu produk dalam saat penting dalam penentuan persediaan barang dalam proses persediaan barang jadi, dan penentuan harga pokok penjulan tanpa adanya suatu jumlah untuk persediaan, neraca tidak akan dapat dibuat dan tanpa harga pokok penjualan laba rugi tidak dapat disajikan. Pada akhir tahun buku, perbedaan antara biaya overhead sesungguhnya dengan yang dibedakan umumnya diperlakukakn sebagai laba-rugi atau dengan
Universitas Sumatera Utara
membaginya ke rekening persediaan (baik persediaan produk sesuai maupun persediaan barang dalam proses) dan rekening harga pokok barang yang dijual. Jurnal-jurnal yang dibuat untuk menutupi kelebihan atau kekurangan biaya overhead yng dibedakan ke rekening rugi laba adalah sebagai berikut : a.
Untuk kelebihan dibebankan Biaya overhead dibebankan
XXX
Biaya overhead sesungguhnya
XXX
Biaya overhead yang labih dibebankan
XXX
Atau Biaya overhead yang lebih dibebankan
XXX
Rugi-laba
XXX
b. Untuk yang kurang dibebankan Biaya overhead dibebankan
XXX
Biaya overhead yang kurang dibebankan
XXX
Biaya overhead sesungguhnya
XXX
Atau Rugi- Laba
XXX
Biaya overhead yang kurang dibebankan
XXX
Perlakuan atas selisih biaya overhead tersebut dapat pula diselesaikan melalui rekening harga pokok penjulan dan persediaan. Jurnal yang dibuat untuk menyelesaikan kelebihan atau kekurangan biaya overhead yang diberikan adalah : Biaya overhead lebih dibebankan Harga pokok penjualan
XXX XXX
Universitas Sumatera Utara
Persediaan
XXX
Atau Harga pokok penjualan
XXX
Persediaan
XXX
Biaya overhead kurang dibebankan
XXX
Biaya overhead yang lebih dibedakan akan menambah laba sedangkan biaya overhead yang kurang dibedakan atau menambah rugi. Dalam sistem tradisional, untuk membebankan biaya overhead terhadap produk digunakan pengurangan aktifitas tingkat unit (unit level drives), karena ini merupakan factor yang menyebabkan perusahaan biaya sebagai akibat perusahaan unit yang diproduksi. Penggerak tingkat unit yang secara umum digunakan untuk membebankan overhead meliputi : a.
Unit Yang Diproduksi Tarif overhead = Taksiran Biaya Overhead
= ……Rp Per UnitProduksi
Taksiran Unit Produksi b.
Jam Tenaga Kerja Langsung (JTKL) Tarif Overhead =
Taksiran Biaya Overhead
= Rp Per JKTL
Taksiran Jam Tenaga Kerja Langsung c. Tenaga Kerja Langsung (rupiah) Tarif Overhead =
Taksiran Biaya Overhead
= % Biaya TKL
Taksiran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Universitas Sumatera Utara
d. Jam Mesin Tarif Overhead = Taksiran Biaya Overhead
= Rp Per Jam Kerja Mesin
Taksiran Jam Kerja Mesin e. Bahan Langsung Tarif Overhead =
Taksiran Biaya Overhead
= % Dari Biaya BL
Taksiran Biaya Bahan Baku Langsung Sistem Kalkulasi dan format laporan Biaya produksi ada dua cara yang jamin digunakan oleh perusahaan untuk mengukur biaya yang berhubungan dengan produksi yaitu : a. Kalkulasi Biaya Aktual Sistem biaya actual (actual cost system) mengharuskan perusahaan menggunakan biaya aktual dari seluruh sumber daya yang digunakan untuk produksi baik biaya utama maupun biaya overhead untuk menentukan biaya per unit. Biaya utama actual dapat dibebankan dengan menggunakan biaya penelusuran langsung dan dapat dibebankan secara tepat waktu. Sehingga tidak terdapat masalah yang cukup signifikan baik dari segi keakuratan maupun ketepatan waktu. Metode ini mempunyai kelemahan dalam penggunaan biaya actual untuk penghitungan biaya per unit untuk biaya overhead. Pembebanan biaya overhead actual menciptakan komplit antara ketetapan waktu dan keakuratan. Perusahaan harus menunggu sampai akhir tahun untuk mengetahui biaya overhead tahun tersebut, karena biaya overhead sepanjang tahun tersebut merupakan milik unit yang diproduksi sepanjang tahun tersebut.
Universitas Sumatera Utara
b. Kalkulasi Biaya Normal Kalkulasi biaya normal (normal costing system) mengharusklan perusahaan untuk membebankan biaya actual bahan langsung adan tenaga kerja langsung kepada unit yang diproduksi, namun untuk overhead dibebankan berdasarkan estimasi yang ditemukan terlebih dahulu. Kesulitan utama dari metode ini adalah perbedaan antara tarif actual dengan tarif yang telah ditentukan. Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan karena sangat bermanfaat untuk pengambilan keputusan jangka pendek. Setelah perusahaan menentukan metode mana yang akan digunakan untuk mengukur biaya produksi, selanjutnya dicatat dalam laporan biaya produksi. Laporan biaya produksi merupakan daftar yang mengikhtisarkan biaya dan data produksi untuk satu periode. Menurut Matz dan Usry, Laporan biaya produksi pada dasarnya terdiri atas 3 bagian utama yaitu : a. Skedul Kuantitas Produksi Pada bagian ini ditunjukkan unit dalam proses awal, unit yang dimasukkan dalam proses, unit yang diterima dari departemen sebelumnya, unit yang dipindahkan kegudang, unit dalam proses akhir dan unit yang hilang dalam proses. b. Biaya Yang Dibebankan Ke Departemen Produksi Baiaya yang terdiri dari biaya bahan langsung, upah langsung dan overhead pabrik. Tiap jenis biaya tersebut disajikan dalam total dan per unit produksi ekuivalen. c. Pertanggungjawaban Biaya Menunjukkan alokasi biaya ke barang yang selesai atau ditransfer ke departemen berikutnya dan ke barang dalam proses.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Laporan Biaya Produksi
AMERICAN COMPANY DEPARTEMEN PEMOTONGAN LAPORAN BIAYA PRODUKSI UNTUK BULAN JANUARI, 2000 Skedul Kuantitas
Bahan
Tenaga
Baku
Kerja
Overhead
Jumlah
Persediaan awal
100
Dimulai periode ini
600 700
Transfer ke Departemen perakitan Persediaan akhir
500 60%
20%
40%
200 700
Biaya dibebankan ke Departemen
Ekuivalen
Biaya
unit
per unit
Total Biaya
Universitas Sumatera Utara
Persediaan awal : Bahan Baku
$ 1,892
Tenaga kerja
400
Overhead Pabrik
796
Total biaya di persediaan awal
$ 3,088
Biaya ditambahkan selama periode berjalan
$ 13,608 620
$ 25
Bahan Baku
5,000 540
10
Tenaga Kerja
7,904 580
15
Overhead pabrik Total biaya ditambahkan selama
$ 26,512
50
Periode berjalan Total biaya dibebankan ke
$29,600
Departemen
Universitas Sumatera Utara
Biaya dipertanggung
Persentase
Unit
Penyelesaian
ekuivalen
Unit Jawabkan
Biaya
Total
Per
Biaya
unit
Ditransfer ke departemen perakitan
500
100
500
$ 50
Bahan Baku
200
60
120
$ 25
Tenaga Kerja
200
20
40
10
Overhead Pabrik
200
40
80
15
$ 25,000
BDP akhir :
Total Biaya
$ 3,000
400
4.600 29.600
1,200
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2 Laporan Biaya Produksi
AMERICAN COMPANY DEPARTEMEN PEMOTONGAN LAPORAN BIAYA PRODUKSI UNTUK BULAN JANUARI, 2000 Skedul Kuantitas
Bahan
Tenaga
Baku
Kerja
Overhead
Jumlah
Persediaan awal
180
Diterima dari Departemen
500
Pemotongan
680
580 Ditransfer ke barang jadi
100%
70%
70%
Persediaan akhir
100 680
Biaya dibebankan ke Departemen
Ekuivalen
Biaya
unit
per unit
Total Biaya
Universitas Sumatera Utara
Persediaan awal : Biaya departemen sebelumnya
$ 8.320
Bahan baku
830
Tenaga kerja
475
Overhead Pabrik
518 $ 10.143
Total biaya di persediaan awal
Biaya ditambahkan selama periode
$ 25,000
berjalan :
680
$ 49.00
680
11.95
Bahan Baku
7.296 650
14.90
Tenaga Kerja
9.210 650
17.80
Biaya departemen sebelumnya
Overhead pabrik
$11,052
Total biaya ditambahkan selama Periode berjalan
$ 52.558
Total biaya dibebankan ke
$ 62.701
$ 93.65
Departemen
Universitas Sumatera Utara
Total Biaya dipertanggung
Persentase
Unit
Biaya
Unit Jawabkan
Biaya Penyelesaian
ekuivalen
Per unit
100
580
$ 93.65
580
100
100
$ 49.00
Bahan Baku
100
100
100
$ 11.95
$ 4.900
Tenaga Kerja
100
70
70
$ 14.90
$ 1.195
Overhead Pabrik
100
70
70
$ 17.80
$ 1.043
Ditransfer ke departemen perakitan BDP akhir :
$ 54.317
Biaya Departemen sebelumnya
Total Biaya dipertanggung jawabkan
$ 1.246
$ 8.384 $ 62.701
Sumber : Akuntansi Biaya diubah
Universitas Sumatera Utara
3. Konsep Value Chain Dalam persaingan yang semakin ketat ini perusahaan harus mampu mengelola aktivitas untuk menciptakan keunggulan kompetitif sehingga produknya bisa bersaing di pasar. Perusahaan dituntut melakukan perbaikan di segala bidang. Dalam rangka melakukan perbaikan tersebut perusahaan harus berfokus pada aktivitas eksternal maupun internal yang ikut memberikan nilai bagi konsumen. Penciptaan keunggulan kompetitif dapat dijadikan kunci dalam pesaingan sehingga perusahaan dapat mempertahankan posisinya dan untuk meningkatkan kemampuan daya saing perusahaan. Kenunggulan bersaing pada dasarnya berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh sebuah perusahaan untuk pembelinya yang melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya. Untuk
mengidentifikasi
sumber-sumber
dan
potensi
keunggulan
kompetitif bagi suatu perusahaan, diperlukan suatu alat analisis yang disebut konsep value chain (porter,1985). Menurut porter (1985:36), value chain adalah : “Every firm is a collection of activities that are performed to design, produce, market, deliver, and support its product. All these activities can be presented using a value chain”. Jadi value chain merupakan kumpulan dari semua aktivitas-aktivitas nilai yang dilakukan oleh perusahaan mulai dari bahan baku sampai produk diterima konsumen. Porter membedakan aktivitas-aktivitas tersebut menjadi dua aktivitas yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Aktivitas Primer Ada lima kategori generic aktivitas primer yang diperlukan dalam bersaing dalam industri. Tiap kategoeri tersebut dapat dibagi menjadi beberapa aktivitas yang berbeda bergantung pada industry tertentu dan strategi perusahaan lima aktivitas primer tersebut adalah : 1). Logistik ke dalam (Inbound Logisticd) Aktivitas ini berhubungan dengan penerimaan, penyimpanan bahan baku untuk digunakan dalam proses produksi. 2). Operasi (Operations) Aktivitas yang berhubungan dengan perubahan bahan baku menjadi barang jadi, seperti pengemasan, perakitan, percetakan, pengujian, pengoprasian fasilitas, dan pemeliharaan kesehatan. 3). Logistik ke Luar (Outbound Logistics) Aktivitas yang berhubungan dengan penanganan, penyimpanan, dan pendistribusian barang jadi ke pembeli, misalnya penyimpanan dan penanganan barang jadi, pengolahan pesanan dan pengoprasian kendaraan pengiriman. 4). Pemasaran dan Penjualan Aktivitas yang berhubungan dengan pemberian sarana yang dapat digunakan pembeli untuk membeli produk dan aktivitas yang mempengaruhi agar pembeli mau membeli produk, mana, promosi, hubungan degan peyalur dan penetapan harga.
Universitas Sumatera Utara
5). Pelayanan Aktivitas
yang
berhubungan
dengan
penyediaan
pelayanan
untuk
meningkatkan atau mempertahankan nilai produk, seperti perbaikan pemasangan serta penyesuaian produk, pasokan suku cadang. b. Aktivitas Pendukung (Support Activities) Adalah aktivitas yang mendukung semua aktivitas primer. Pada aktivitas ini terdapat 4 kategori aktivitas generic : 1.Pembelian (Procurement) Yang dimaksud adalah fungsi bagian pembelian untuk mencari supplier dengan yang rendah dan mutu yang tinggi. 2.Pengembangan teknologi (Technology Development) Setiap aktivitas ini yang dilakukan perusahaan mengandung teknologi, baik itu berupa pengetahuan, prosedur, dan teknologi yang terdapat dalam peralatan. Ragam teknologi yang digunakan badan usaha sangat luas, mulai dari Teknologi yang digunakan dalam menyiapkan dokumen dan mendistribusikan barang jadi sampai dengan teknologi yang melekat dalam produk yang dihasilkan. 3.Manajemen sumber daya manusia (Human Resources Management) Aktivitas yang berhubungan dengan perekrutan, pelatihan, pengembangan tenaga
kerja.
Manajemen
sumber
daya
manusia
mempengaruhi
keunggulan bersaing melalui peranannya dalam menentukan keterampilan dan motivasi karyawan, biaya penerimaan dan pelatihan karyawan.
Universitas Sumatera Utara
4.Infrastruktur Perusahaan (Firm Infrastructure) Infrastruktur perusahaan terdiri dari sejumlah aktivitas yang meliputi manajemen umum dan administrasi, keuangan, akuntansi, hukum dan perpajakan.
C. 1.
Perencanaan dan Pengawasan Biaya Produksi Perencanaan Biaya Produksi Perencanaan merupakan proses mendasar bagi manajemen untuk memilih
sasaran dan menetapkan bagaimana mencapainya. Perencanaan memberikan landasan untuk melaksanakan pengawasan. Oleh sebab itu tanpa perencanaan fungsi pengawasan tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Agar perencanaan dapat mencapai tujuannya maka harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitasnya agar mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang baru. Perencanaan yang sudah ditetapkan ini akan memberi landasan bagi pengawasan dengan alasan sebagai berikut : a.
Karena tujuan yang hendak dicapai telah ditetapkan maka pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan dengan efektivitas dan efisiensi setinggi mungkin.
b.
Dapat mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan mampu dicapai sehingga bisa dilakukan koreksi atas penyimpangan-penyimpangan.
c.
Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dan mengatasinya secara terarah.
d.
Dapat menghindarkan adanya, pertumbuhan dan perkembangan yang tidak terarah dan terkontrol.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa factor tertentu produksi yang penting dalam operasi selanjutnya berpengaruh pada akuntansi untuk operasi perusahaan. Sebagaimana diungkapkan Wiliam E. Cooms, Palmer (2000:6) yaitu : a. b. c. d. e. f. g.
Job Location Procurement Of Labor and Equipment Use Of Equipment Control Of Labor and Materials and Equipment Subcontracting Suplying Management Personal Financing Requirement Perencanaan biaya adalah menetukan jumlah dan jenis biaya, Perencanaan
biaya dituangkan dalam bentuk anggaran. Penyusunan anggaran adalah dengan mempertimbangkan keseimbangan anatara berbagai program dan rencana yang dibuat bagian produksi, teknik, pemasaran, akuntansi dan lainnya yang disertakan untuk memberikan masukan dalam penyusunan anggaran. Hal ini bertujuan agar rencana yang dibuat dibahas dari segi teknis, operasional dan financial. Dalam hubungannya dengan pengawasan, penggunaan anggaran disebut dengan budgetary control. Perencanaan biaya menurut J.A Mukamoko (2000:67) dapat dilakukan dalam dua cara yaitu : 1. Anggaran Biaya sangat teliti 2. Anggaran Biaya sementara atau taksiran kasar
Universitas Sumatera Utara
Jika kita mebuat skema tentang anggaran biaya tersebut adalah sebagai berikut:
GAMBAR 2.1 SKEMA ANGGARAN PRODUKSI
Daftar
Daftar Anggaran
Daftar
Anggaran Biaya
Anggaran Biaya
Teliti
Jumlah Tiap Jenis
Biaya Tak
Pekerjaan
Terduga, Ongkos, Rencana Pajak
Agar dapat membuat biaya produksi yang baik diperlukan beberapa kondisi berikut : 1) Membuat Produk dan spesifikasinya dengan skema 2) Mengetahui dan memahami situasi dan kondisi barang yang akan diproduksi 3) Mempunyai pengalaman dan wawasan yang cukup dibidang teknis produk, sumber daya dan manajemen produk.
Universitas Sumatera Utara
Menurut R.A Supriyono (2000:102), dalam penyusunan anggaran biaya produksi sehingga efisiensi biaya dapat tercapai maka diperlukan standar biaya yang terdiri atas biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar dan biaya overhead standar. 1. Biaya Bahan Baku Standar Biaya bahan baku standar adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi dalam pengelolaan suatu produk. Dalam menentukan biaya bahan baku standar untuk megolah produk ditentukan oleh 2 faktor yaitu standar kuantitas bahan baku. Standar kuantitas bahan baku adalah jumlah kuantitas bahan baku yang seharusnya dipakai dalam pengolah satu satuan produk tertentu. Dalam penetapan standar kuantitas bahan baku standar didasarkan atas : a. Spesifikasi Kualitas bahan baku Spesifikasi Kualitas bahan baku yang mengharuskan ditetapkannya kuantitas bahan baku yang dibeli, agar standar kuantitas dapat ditetapkan dengan teliti dan untuk bagian pembelian bahan baku juga memenuhi standar kuantitas yang ditetapkan. b. Spesifikasi yang dihasilkan yang dapat dianalisis dari gambar, cetakan biru (blue print) atau dari rancangan design produk. c. Ukuran bahan baku setiap satuan. d. Spesifikasi teknis melalui penelitian kimia dan analisis mechanical.
Universitas Sumatera Utara
2.
Harga Bahan Baku Standar harga bahan baku adalah harga bahan baku per satuan yang
seharusnya terjadi dalam pembelian bahan baku. Untuk penentuannya dapat digunakan dasar tingkat harga ideal dan normal yang ditetapkan dengan cara : a. Harga bahan baku yang disetujui dalam kontrak pembelian jangka panjang. b. Dihitung dari pesanan pembelian yang paling akhir dengan metode ratarata tertimbang. c. Ditentukan langsungberdasarkan taksiran pejabat perusahaan yang mempunyai pengetahuan dan meneliti harga bahan baku. 3. Biaya Tenaga Kerja Standar Standar biaya tenaga kerja langsung ialah biaya tenaga kerja yang seharusnya terjadi di dalam pengolahan suatu produk. Di dalam menetapkan standar biaya tenaga kerja langsung ditentukan oleh 2 faktor yaitu : Standar tarif upah langsung dan standar waktu (jam) kerja langsung. a. Standar tarif upah langsung adalah Tarif upah langsung yang seharusnya terjadi setiap satuan dalam setiap satuan pengupahan (misalnya : upah per jam kerja, upah per potong). Di dalam penentuan besarnya standar tarif upah langsung dapat didasarkan atas : 1.
Sitem penggajian yang dilaksanakan oleh perusahaan, misalnya : Harian, perjam atau perpotong
Universitas Sumatera Utara
2.
Tarif upah langsung yang dibayar pada masa lalu disesuaikan dengan tingkat upah yang diharapakan akan terjadi pada periode penggunaan standar.
3.
Berdasarkan pasaran tenaga kerja yang bersaing sesuai dengan kondisi dan tempat atau lokasi proyek.
b. Standar Waktu (Jam) Kerja Langsung Di dalam penetapan standar waktu kerja harus diperhatikan 2 faktor penting yaitu kegiatan apa yang dilaksanakan oleh jam kerja langsung dan berapa waktu yang seharusnya diserap untuk kegiatan atau unit produksi yang dikerjakan. Setelah kegiatan yang dilaksanakan diidentifikasi maka didalam penentuan besarnya waktu standar dapat dilaksanakan atas : 1.
Study gerak dan waktu. Study ini dilaksanakan dengan cara mengukur waktu dan gerakan setiap kegiatan si dalam pengolahan produk.
2. Rata-rata prestasi masa lalu.Penetapan waktu standar dengan dasar ini sederhana dan mudah, tetapi kurang akurat karena rata-rata prestasi masa lalu dapat mengandung pemborosan waktu. 3. Estimasi di muka terhadap waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tertentu. 4.
Biaya Overhead Standar Langkah-langkah dalam penentuan standar overhead dapat ditentukan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a.
Penentuan biaya overhead. Awal periode disusun anggaran untuk setiap elemen biaya yang digolongkan kepada biaya tetap dan biaya variable, dan lebih baik dalam bentuk anggaran fleksibel.
b.
Perencanaan dasar pembebanan pada tingkat kapasitas. Setelah anggaran biaya overhead disusun, maka untuk menghitung tiap standar perlu ditentuakn dasar kapasitas yang dipakai.
c. Perhitungan tarif standar overhead. Tarif standar overhead dibagi tingkat kapasitas yang dipakai.
5.
Pengawasan Biaya Produksi Secara sederhana James
A.F.
Stoner
(2001:117)
mendefinisikan
pengawasan sebagai berikut : “Pengawasan adalah usaha untuk menjamin bahwa tindakan sesuai dengan rencana”. Defini ini menunjukkan adanya hubungan yang erat antara anggaran dan pengawasan. Pengawasan tidak akan terjadi bila tidak ada anggaran dan suatu anggaran mempunyai kemungkinan kecil untuk berhasil jika tidak dilakukan berbagai upaya untuk kemajuan. Dalam rangka mengusahakan realisasi sesuai dengan anggaran, pengawasan dilakukan dengan mengikuti jalannya pelaksanaan, mengarahkan semula lalu mengadakan tindakan perbaikan. Pengawasan biaya tidak berhenti pada tahap evaluasi saja tetapi terus berlanjut hingga konstruksi selesai. Glain A. Welseh (2001:16) mengemukakan proses pengawasan yang dilakukan meliputi tindakan :
Universitas Sumatera Utara
1. Measurement of performance against predetermined objective, Plans and standard. 2. Communication (reporting) of the result of the measurement process the appropriate manager. 3. An analysis of deviation from objective, plans, policies and standard to determine the underlying cause. 4. Consideration of alternative courses of action that may be taken to correct indicated deficiencies and to learn from successes. 5. Choice and implementation and to the most promising alternative. 6. Follow-up to appraise the effectiveness of the corrective action and feedback of information the planning process to improve future planning and control cycles. Dari tahap-tahap tersebut di atas dapat disimpulkan proses pengawasan yaitu penetapan anggaran untuk mengatur kegiatan sedemikian rupa sehingga terdapat suatu pasangan dan tolak ukur. Dengan tolak ukur atau pegangan untuk menilai realisasi kegiatan-kegiatan perusahaan, maka pengawasan dapat dilakukan dengan tepat dan baik, tidak lagi didasarkan praduga. Tahap selanjutnya, melaporkan pelaksanaan dari anggaran untuk mengetahui apakah perusahaan telah bekerja dengan sukses atau kurang sukses. Bilamana hasil yang dicapai dapat tercapai seperti apa yang direncanakan atau bahkan lebih baik dari yang direncanakan, maka berarti perusahaan telah bekerja dengan sukses. Dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan standar atau ukuran yang dipakai dalam anggaran maka akan didapat penyimpangan. Penyimpangan antara anggaran dengan biaya yang sesungguhnya terjadi pada suatu tingkat produksi bukan merupakan suatu hal yang aneh dalam perusahaan sejauh perbedaan ini masih dalam batas yang wajar. Apabila terdapat perbedaan antara anggaran dan realisasi maka untuk perbedaan tersebut perlu diadakan analisa untuk perbedaan tersebut analisa untuk mencari solusi perbaikan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk maksud pengawasan, penyimpangan perlu dianalisa agar dapat mengetahui apakah perbedaan tersebut wajar atau tidak, apa penyebabnya dan siapa yang bertanggung jawab dan menentukan langkah-langkah berikutnya. Setiap penyimpanagn ada yang menguntungkan (favourable) dan ada yang tidak menguntungkan (unfavorable). Penyimpangan yang menguntungkan terjadi apabila biaya lebih kecil dari anggaran dan penyimpangan yang tidak memungkinkan apabila yang terjadi sebaliknya. Sebagai tahap akhir dalam proses pengawasan adalah mengambil tindakan perbaikan yang perlu terhadap penyimpangan yang terjadi. Hal ini penting menjadi perhatian pimpinan sebab tindakan koreksi harus diambil pada saat yang tepat. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan melalui anggaran bertujuan : 1. Mengusahakan realisasi terhadap perencanaan 2. Mengetahui kekurangan dan kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan anggaran 3. Agar pelaksanaan tugas selesai dan sesuai instruksi, peraturan serta prosedur yang berlaku. 4. Agar dapat diambil tindakan perbaikan untuk memperbaiki penyimpangan, baik pada saat sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
D.
Penetapan Harga Pokok Produksi Sebenarnnya pada saat merencanakan biaya produksi tersebut sudah
ditetapkan harga pokok produksi agar singkron dengan harga pokok penjualan dan juga ditetapkan dibandingkan dengan harga jual. Harga pokok produksi merupakan gabungan bahan baku, tenaga kerja, dan overhead di luar finish good, harga pokok produksi sama dengan Cost Of Good, Manufactured, untuk lebih jelasnya penulis akan perlihatkan oada tabel dibawah ini : TABEL 2.1 HARGA POKOK PENJUALAN Raw Material 1/1 2000
$ 120
NET Purchases
$ 80
Raw Material available for use
$ 200
Raw material 31/12 2000
$ 40 -
Raw marerial use
$ 160
Direct Labour
$ 70
Overhead
$ 40 +
Manufacturing Coss
$ 270
Work in process 1/1 2000
$ 70 +
+
$ 340 Work in process 31/12 2000
$ 20 -
Cost of good manufactured
$ 34
Universitas Sumatera Utara
TABEL 2.2 PURCHASES
Purchases
$ 70
Purchases Return
$ 5
Purchases Discount
$ 5 -
$ 60 Freight in
$ 20 +
Net purchases
$ 80
Untuk menetapkan harga pokok produksi tersebut dengan unit adalah total penjualan dibanding dengan total harga pokok produksi merupakan harga pokok produksi per unit.
Total harga pokok produksi $ 320 = $ 5/unit
Total unit yang dijual 64 unit Harga ini ditetapkan dari pengalaman data terdahulu dikaitkan dengan rencana yang akan datang, dan dilandasi dengan unit Cost atau harga per unit. Demikian juga berapa yang harus diproduksi terkait dengan berapa penjualan, berapa persediaan akhir, dengan harga persediaan awal dan selisihnya yang harus dibeli.
Universitas Sumatera Utara
Contoh 1 : Rencana penjualan Rencana persediaan akhir
64 unit 10 unit + 74 unit
Persediaan awal
15 unit -
Total yang harus diproduksi
59 unit
Contoh 2 : Budget Penjualan
64 unit
Budget Persediaan akhir
10 unit + 74 unit
Budget Persediaan awal
15 unit -
Budget Produksi atau yang harus diproduksi
59 unit
Selanjutnya unit tersebut hatus diketahui berapa per unit harga produksi, sehingga diketahui total harga produksi.
Universitas Sumatera Utara