BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Organisasi Organisasi dalam pandangan beberapa pakar seolah-olah menjadi suatu “binatang” yang berwujud banyak, namun tetap memiliki kesamaan konseptual. Atau dengan kata lain, rumusan mengenai organisasi sangat tergantung kepada konteks dan perspektif tertentu dari seseorang yang merumuskan tersebut. Dari beberapa definisi atau pembatasan mengenai organisasi ini, dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Organisasi adalah sekelompok orang yang terbiasa mematuhi perintah para pemimpinnya dan yang tertarik pada kelanjutan dominasi partisipasi mereka dan keuntungan yang dihasilkan, yang membagi diantara mereka praktekpraktek dari fungsi tersebut yang siap melayani untuk praktek mereka. (Max Weber, dalam Miftah Thoha, 1988). 2. Organisasi dapat didefinisikan sebagai struktur hubungan kekuasaan dan kebiasaan orang-orang dalam suatu sistem administrasi. (Dwight Waldo, dalam Thoha, 1988). 3. Organisasi adalah lembaga sosial dengan ciri-ciri khusus : secara sadar dibentuk pada suatu waktu tertentu, para pendirinya mencanangkan tujuan yang biasanya digunakan sebagai simbol legitimasi, hubungan antara anggotanya dan sumber kekuasaan formal ditentukan secara relatif jelas
Universitas Sumatera Utara
walaupun seringkali pokok pembicaraan dan perencanaan diubah oleh para anggota-anggotanya yang membutuhkan koordinasi atau pengawasan (Silverman, dalam Thoha, 1988). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi sesungguhnya merupakan kumpulan manusia yang diintegrasikan dalam suatu wadah kerjasama untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan yang ditentukan. Perilaku organisasi hakikatnya mendasarkan pada ilmu perilaku itu sendiri yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam suatu organisasi. Kerangka dasar bidang pengetahuan ini didukung paling sedikit dua komponen, yakni individu-individu yang berperilaku dan organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu. Ciri peradaban manusia yang bermasyarakat senantiasa ditandai dengan keterlibatannya dalam suatu organisasi tertentu. Itu berarti bahwa manusia tidak bias melepaskan dirinya untuk tidak terlibat pada kegiatan-kegiatan berorganisasi. Masyarakat kita ini adalah masyarakat organisasi. Manusia hidup dilahirkan dalam organisasi, dididik oleh organisasi, dan hamper dari semua manusia mempergunakan waktu hidupnya bekerja untuk organisasi. Waktu senggangnya dipergunakan untuk bermain-main, berdoa, di dalam organisasi. Demikian pula manusia bakal mati di dalam suatu organisasi masih tetap memegang peranan. Dari ungkapan ini jelaslah bahwa manusia dan organisasi sudah menyatu dan bila dua komponen pendukung perilaku organisasi berinteraksi akan melahirkan suatu kancah
Universitas Sumatera Utara
perdiskusian yang semarak, yakni perilaku organisasi sebagai suatu titik perhatian ilmu itu tersendiri. Dua dekade terakhir telah membuktikan adanya perubahan-perubahan yang fundamental dalam bidang teori organisasi. Perubahan ini menghasilkan aneka ragam pendekatan dan peralihan orientasi dasar untuk studi teori organisasi. Walaupun model birokrasi dari Weber masih mendominasi literatur teori organisasi, perubahan dari tingkat pendekatan yang deskriptif ke tingkat pendekatan yang analitis nampaknya tidak hanya dianggap penting, melainkan dapat dipergunakan sebagai lompatan awal untuk mendasari pengkajian teori perilaku dalam organisasi. Warren Bennis meramalkan bahwa 25 sampai 50 tahun mendatang kita semua akan ikut berpartisipasi menyaksikan akhir hayat dari birokrasi, dan kita akan mengetahui terbitnya suatu sistem social yang lebih baik dari abad kita sekarang ini. Selanjutnya Bennis menandaskan bahwa perubahan mendasar dari konsep nilai-nilai organisasi adalah didasarkan pada kemanusiaan yang menghapuskan sifat-sifat depersonaliasi dari mekanisme sistem birokrasi. Dari ramalan Bennis ini tampaknya penempatan kembali factor manusia dalam organisasi bukannya semakin ditinggalkan melainkan mendapatkan papan yang mantap untuk pendiskusian teori-teori organisasi di masa yang akan dating. Tiga dimensi pokok dalam setiap mendiskusikan teori organisasi yang tiada bias diabaikan. Ketiga dimensi itu antara lain dimensi teknis, dimensi konsep, dan dimensi manusia. Jika ketiga dimensi ini berinteraksi, maka akan mampu menimbulkan suatu
Universitas Sumatera Utara
kegiatan organisasi yang efektif. Dimensi teknis menekankan pada kecakapan yang dibutuhkan untuk menggerakkan organisasi. Dimensi ini berisi keahlian-keahlian birokrat atau manajer di bidang teknis yang diperlukan menggerakkan organisasi, misalnya keahlian computer, pemasaran, engineering, dan sebagainya. Dimensi kedua adalah dimensi konsep, yang merupakan motor penggerak dari dimensi pertama dan amat erat hubungannya dengan dimensi ketiga yakni dimensi manusia. Jika birokrat dalam bekerja hanya mengandalkan pada dimensi pertama, dan mengabaikan dimensi kedua, atau bahkan menelantarkan dimensi ketiga, maka akan menimbulkan suatu iklim yang tidak respektif terhadap factor pendukung utama organisasi yakni manusia pekerja. Ilmu perilaku organisasi mengurangi sikap birokrat yang tidak respektif tersebut, dengan menarik sebagian pandangannya terpusat pada perilaku manusia itu sendiri sebagai dimensi ketiga dalam sesuatu organisasi. Pendekatan perilaku dalam organisasi mempertaruhkan bahwa manusia dalam organisasi adalah suatu unsur yang komplek, dan oleh karenanya adanya suatu kebutuhan pemahaman teori yang didukung oleh riset yang empiris sangat diperlukan sebelum diterapkan dalam mengelola manusia itu sendiri secara efektif. Secara tradisional, manajer ataupun birokrat memahami dimensi manusia dalam organisasi didekati dari asumsi-asumsi ekonomi, sekuriti, suasana kerja dan lain sebagainya. Sehingga karenanya pendekatan hubungan kerja kemanusiaan (human relations), psikologi industry, keteknikan industry (industrial engineering) dipergunakan sebagai
Universitas Sumatera Utara
satu-satunya hampiran (approach) untuk memahami dimensi manusia dalam organisasi. 2.1.1. Beberapa Teori Organisasi Pandangan klasik tentang organisasi dinyatakan oleh Max Weber dengan mendemonstrasikan pendapatnya mengenai birokrasi. Weber membedakan suatu kelompok kerja sama, dengan organisasi kemasyarakatan. Menurut dia, kelompok kerja sama adalah suatu hubungan social yang dihubungkan dan dibatasi oleh aturanaturan. Aturan-aturan ini sejauh mungkin dapat memaksa seseorang untuk melakukan kerja sebagai suatu fungsinya yang ajek, baik dilakukan oleh pimpinan maupun oleh pegawai-pegai adminsitrasi lainnya. Aspek dari pengertian yang dikemukakan oleh Weber ini ialah bahwa suatu organisasi atau kelompok kerja sama ini mempunyai unsure kekayaan sebagai berikut: a. Organisasi merupakan tata hubungan sosial, dalam hal ini seorang individu melakukan proses interaksi sesamanya di dalam organisasi tersebut. b. Organisasi mempunyai batasan-batasan tertentu (boundaries), dengan demikian seseorang yang melakukan hubungan interaksi dengan lainnya tidak atas kemauan sendiri. Mereka dibatasi oleh aturan-aturan tertentu. c. Organisasi merupakan suatu kumpulan tata aturan, yang bias membedakan suatu organisasi dengan kumpulan-kumpulan kemasyarakatan. Tata aturan ini
Universitas Sumatera Utara
menyusun proses interaksi di antara orang-orang yang bekerja sam di dalamnya, sehingga interaksi tersebut tidak muncul begitu saja. d. Organisasi merupakan suatu kerangka hubungan yang berstruktur di dalamnya berisi wewenang, tanggung jawab, dan pembagian kerja untuk menjalankan sesuatu fungsi tertentu. Istilah lain dari unsure ini ialah terdapatnya hierarki (hierarchy). Konsekuensi dari adanya hierarki ini bahwa di dalam organisasi ada pimpinan datau kepala dan bawahan atau staf. Aspek lain yang barangkali sangat penting dikemukakan di sini, bahwa Weber memberikan tambahan criteria organisasi di lihat dari sifat kerja sama yang dilakukan orang-orang tersebut. Sifat kerja sama dalam organisasi lebih bercorak kerja sama assosiatif dan bukannya kerja sama yang komunal atau kerja bersama-sama seperti dalam keluarga. Konsep klasik lainnya tentang organisasi dikemukakan oleh Chester Barnard. Bedanya Barnard dengan Weber ialah kalau Weber memikirkan tentang suatu sistem interaksi, maka Barnard menekankan tentang orang-orang sebagai anggota dari sistem tersebut. Barnard menyatakan bahwa organisasi itu adalah suatu sistem kegiatan-kegiatan yang terkoordinir secara sadar, atau suatu kekuatan dari dua manusia atau lebih. Dengan demikian Barnard menyumbangkan pendapatnya mengenai unsure kekayaan dari sesuatu organisasi, antara lain: a. Organisasi terdiri dari serangkaian kegiatan yang dicapai lewat siatu proses kesadaran, kesengajaan, dan koordinasi yang bersasaran.
Universitas Sumatera Utara
b. Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang untuk melaksanakan kegitatan yang bersasaran tersebut. c. Organisasi memerlukan adanya komunikasi, yakni suatu hasrat dari sebagian anggotanya untuk mengambil bagian pencapaian tujuan bersama anggota lainnya. Dalam hal ini Barnard menekankan peranan seseorang dalam organisasi, diantaranya ada sebagian anggota yang harus diberi informasi atau dimotivasi, dan sebagian lainnya yang harus membuat keputusan. Amitai Etziomi mengemukakan konsepsi organisasi sebagai pengelompokan orang-orang yang sengaja disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Kelompok semacam ini mempunyai karakteristik antara lain: a. Mempunyai pembagian kerja, kekuasaan, dan pertanggung jawaban yang dikomunikasikan. Pembagian ini tidaklah dilakukan secara acak (random) melainkan sengaja direncanakan untk meningkatkan usaha mencapai tujuan tertentu. b. Adanya satu atau lebih pusat kekuasaan yang dapat dipergunakan untuk mengendalikan usaha-usaha organisasi yang telah direncanakan dan yang dapat diarahkan untuk mencapai tujuan. Pusat kekuasaan ini juga harus dapat dipergunakan untuk menilai kembali secara ajek pelaksanaan organisasi, dan menyempurnakan struktur yang dianggap perlu untuk meningkatkan efisiensi.
Universitas Sumatera Utara
c. Adanya usaha pergantian kepegawaian, misalnya seseorang yang cara kerjanya tidak memuaskan dapat dipindah dan diganti oleh orang lain. Dalam organisasi juga dapat dilakukan usaha memadukan kembali kegiatan kepegawaian dengan cara pemindahan atau promosi. Pengertian-pengertian organisasi yang dikemukakan di atas adalah hanya beberapa dari sekian banyak rumusan pengertian yang dikemukakan oleh para ahlinya. Usaha penampilan beberapa rumusan tersebut merupakan jawaban dari pertanyaan tentang apa dan bagaimana organisasi itu. Dari pendapat-pendapat di atas, organisasi dapat dirumuskan sebagai kolektivitas orang-orang yang bekerja sama secara sadar dan sengaja untuk mencapai tujuan tertentu. Kolektivitas tersebut terstruktur, berbatas dan beridentitas yang dapat dibedakan dengan kolektivitas-kolektivitas lainnya.
2.2. Pengertian Struktur Organisasi Suatu struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan diantara bidang-bidang kerja maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu kelompok. Struktur ini apabila dilukiskan berupa sebuah gambar “bagan” atau diagram yang memperlihatkan garis-garis. Besar hubungan tersebut menurut fungsi-fungsi didalam usaha, dan arus tanggung jawab dan wewenang. Di dalam pengertian yang lebih luas, dapat dikatakan bahwa struktur organisasi itu tergantung kepada tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang dipergunakan oleh individu-individu dan kelompok dalam mencapai
Universitas Sumatera Utara
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan bagan organisasi dimaksudkan sebagai gambaran struktur yang berbentuk kotak atau bentuk lainnya yang dihubungkan dengan garis satu sama lain, sesuai dengan arah dan tingkat hubungan antar unit yang satu dengan yang lain.
Garis hubungan itu dapat merupakan
hubungan perintah, koordinasi laporan, ataupun fungsi lainnya. Menurut pendapat Richard M. Steers (Sutarto, 1998 : 43) tentang struktur organisasi adalah “Structure is the relationship of the various function or activities in a
organization”.
Struktur adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau
aktifitas didalam organisasi. Menurut Widjaja (1987 : 31) yaitu : “ Struktur organisasi adalah sebagai bentuk atau wadah organisasi dan merupakan pengaturan dari orang dan kegiatan fisik, serta hubungan antara mereka dalam pelaksanaan tugas secara efektif”. Organisasi menurut Stoner: “ adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang dibawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama”. Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa kepada siapa. Dengan demikian struktur organisasi dapat merupakan sebagai alat pembantu
Universitas Sumatera Utara
yang baik dalam melihat organisasi secara keseluruhan.
2.3. Unsur-unsur Struktur Organisasi Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari : 1. Spesialisasi kegiatan kerja berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan
tugas-tugas
tersebut
menjadi
satuan-satuan
kerja
(departementalisasi). 2. Standarisasi kegiatan kerja, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan. 3. Koordinasi
kegiatan
kerja,
menunjukan
prosedur-prosedur
yang
mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi. 4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, yang menunjukkan lokasi (letak) kekuasaaan pembuat keputusan. 5. Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja. Sistem struktur organisasi banyak sekali macamnya, mulai dari yang bersifat tradisional sampai profesional. Penerapannya sendiri dapat berbeda-beda dan banyak faktor yang menentukan,antara lain: besar kecilnya perusahaan,luas sempitnya jaringan usaha,jumlah karyawan, tujuan perusahaan dan sebagainya. Beragamnya sistem struktur organisasi tersebut dimungkinkan bahwa suatu perusahaan A cocok
Universitas Sumatera Utara
menggunakan sistem struktur oganisasi B, tetapi perusahaan C atau yang lain belum tentu cocok menggunakan sistem struktur organisasi B. Suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya selalu menggunakan struktur orgnaisasi sebagai wadah segala kegiatannya, tetapi untuk penerapan sistem struktur organisasinya tergantung dari kondisi perusahaan yang bersangkutan. Hal ini merupakan suatu masalah bagi setiap perusahaan dalam menerapkan strukutur organisasi mana yang cocok sehingga untuk itu setiap perusahaan membutuhkan waktu dan pengamatan (analisis) yang khusus dalam memilih sistem struktur organisasi yang tepat dan sesuai disiapkan, disusun dan dialokasikan serta dilaksanakan oleh para unsur organisasi tersebut sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif. Proses ini meliputi perincian pekerjaan,pembagian pekerjaan dan koordinasi pekerjaan yang terjadi dalam suatu lingkup dan strukutur tertentu. Soekanto (1983) membagi struktur organisasi menjadi lima kelompok yaitu struktur organisasi fungsional, struktur organisasi proyek, struktur organisasi matriks, struktur organisasi usaha (ventura) dan struktur organisasi tim kerja (task force). 1. Struktur Organisasi Fungsional Struktur organisasi fungsional terdiri dari bagian pemasaran, Bagian Produksi, bagian personalia dan bagian pembelanjaan serta bagian umum. Pada struktrur organisasi fungsional apabila ada seseorang yang diserahi tugas untuk mengelola suatu proyek biasanya orang tersebut sudah terlanjur setia pada bagian mana dia dahulu bekerja. Oleh karena itu seyogyanya orang tersebut tidak memanfaatkan
Universitas Sumatera Utara
menarik seluruh orang-orang dari bagiannya dahulu,tetapi sebaiknya juga menarik orang-orang pada bagian lain yang mampu sehingga pengalaman dan pengetahuan dapat dinikmati bersama. Struktur organisai fungsional yang menangani proyekproyek dapat dilihat pada gambar 1.
Bagan Struktur Organisasi Fungsional Presiden Direktur atau Direktur Utama
Direktur Pemasaran
Pengelola Proyek
Direktur Produksi
Direktur Personalia
Direktur Pembelanjaan
Direktur Umum
Sumber: Soekanto, 1983 Gambar 1. Struktur Organisasi Fungsional (Soekamto,1983)
2. Struktur Organisasi Proyek Pada hakekatnya struktur organisasi proyek bermula dari organisasi fungsional. Pengelola proyek dari suatu bagian meminta agar orang-orang fungsional
Universitas Sumatera Utara
yang bekerja pada proyek benar-benar pindah untuk bekerja sepenuhnya di bawah kekuasaanya. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.
Bagan Struktur Organisasi Proyek
Manajer Bagian
Manajer Proyek A
Manajer Proyek B
Manajer Proyek C
dst
dst Personalia Produksi
Personalia Administrasi
Personalia Pembelanjaan
dst
Sumber: Soekanto, 1983 Gambar 2. Struktur Organisasi Proyek (Soekamto,1983)
3. Struktur Organisasi Matriks Organisasi matriks biasanya diciptakan berdasarkan kebaikan-kebaikan organisasi fungsional dan organisasi proyek. Para ahli/staf dihimpun berdasarkan fungsinya untuk mengerjakan proyek tertentu. Dalam hal ini dibentuk bagian manajemen proyek secara tersendiri. Masing-masing bagian secara struktural tidak boleh mempunyai proyek. Walaupun demikian berbagai proyek masih dapat
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh perusahaan akan tetapi berada dibawah pengawasan manajemen proyek. Selanjutnya struktur organisasi matriks dapat dilihat pada gambar 3. Kesulitannya disini ialah bahwa organisasi matriks biasanya hanya dapat dilakukan oleh perusahaan besar dan bila sistemnya tak lancar dapat menimbulkan pertentangan dan kesenjangan antar bagian fungsional dan bagian manajemen proyek.
Bagan Struktur Organisasi Matriks Presiden Direktur atau Direktur Utama
Direktur Manajemen Proyek
Direktur Penelitian dan Pengembangan
Direktur Produksi
Direktur Pemasaran
Bertanggung jawab Memperinci paket pekerjaan sesuai dengan hasil kerja,jadwal dan anggaran
Manajer Proyek A
Bertanggung jawab terhadap alokasi kerja dan cara pengerjaan Bertanggung jawab Memperinci paket pekerjaan sesuai dengan hasil kerja,jadwal dan anggaran
Manajer Proyek B
Sumber: Soekanto, 1983
dst Gambar 3. Struktur Organisasi Matriks (Soekamto,1983)
Universitas Sumatera Utara
4. Organisasi Usaha Jenis organisasi ini biasanya dipakai pada perusahaan-perushaan besar, dimana sering muncul proyek penelitian dan pengembangan produk. Pada kelanjutannya akan dibentuk organisasi fungsional di dalam perusahaan tersebut dengan maksud agar kegiatan dapat mandiri dan luwes dengan sumber daya manusia serta dana tersendiri. Dalam hal ini, kerjasama antar teknisi, peneliti dan para ahli pemasaran perlu dibina terutama pada saat permulaan pengembangan produk. 5. Organisasi tim kerja Bentuk organisasi ini biasanya dimanfaatkan utnuk menanggulangi proyekproyek yang muncul secara tiba-tiba atau belum direncanakan dan sifatnya ad hoc (sementara). Para anggota organisasi ini biasanya merupakan personil-personil senior dan tidak dibebaskan dari pekerjaan rutinnya. Namun dengan bekal pengalaman yang ada, biasanya mereka lebih mampu dan tenang dalam menanggulangi persoalan yang timbul secara mendadak.
2.4. Definisi Bank Strategi bank dalam menghimpun dana adalah dengan memberikan penarik bagi nasabahnya berupa balas jasa yang menarik dan menguntungkan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bagi hasil untuk bank yang berdasarkan prinsip syariah. Kemudian penarikan lainnya dapat berupa cendra mata, hadiah, undian, atau balas jasa lainnya, semakin beragam dan
Universitas Sumatera Utara
menguntungkan balas jasa yang diberikan, maka akam menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya. Menurut pasal 1 Undang - Undang No. 4 Tahun 2003 tentang Perbankan, Bank adalah Bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan berdasarkan pasal 1 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang – Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Bank didefinisikan sebagai berikut : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2.4.1. Jenis Bank Berdasarkan pasal 5 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank berdasarkan undang-undang, yaitu : 1. Bank umum adalah : Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dalam usahanya terutama dalam memberikan kredit jangka pendek. 2. Bank Perkreditan Rakya adalah : Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2. Fungsi Pokok Bank Bank sebagai lembaga perantara keuangan memberikan jasa - jasa keuangan baik kepada pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang memiliki dana bank bank melakukan beberapa fungsi dasar sementara tetap menjalankan kegiatan rutinnya di bidang keuangan. Fungsi dasar dan bank dapat dilihat dan keterangan berikut. Bank memiliki fungsi pokok sebagai berikut ( Dahlan Siamat 2001 : 88) 1.
Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi.
2.
Menciptakan uang
3.
Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat.
4.
Menawarkan jasa - jasa keuangan lain.
5.
Menyediakan fasilitas untuk perdagangan intemasional.
6.
Menyediakan pelayanan penyimpanan untuk barang - barang berharga.
7.
Menyediakan jasa - jasa pengelolaan dana.
2.4.3. Fungsi Laporan Laba / Rugi Berdasarkan Undang - Undang RI No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan pasal 34, setiap bank diwajibkan menyampaikan laporan keuangan berupa neraca dan perhitungan laba / rugi berdasarkan waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Menurut Bambang Riyanto pengertian laporan keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, dimana neraca ( Balance Sheet) mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan
Universitas Sumatera Utara
laporan laba 1 rugI (Income Statement ) mencerminkan hasil - hasil yang dicapai dalam suatu periode tertentu biasanya meliputi periode 1 tahun. Adapun pengertian dan neraca (Balance Sheet) adalah suatu gambaran dan laporan keuangan bank yang mengemukakan perbandingan yang seimbang antara harta benda, milik atau kekayaan bank dengan semua kewajiban, utang dan modalnya pada saat tertentu. Dan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dan susunan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang berguna dalam membuat keputusan bagi pihak - pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan yang disusun dan disajikan sebagai data tahunan kepada semua pihak yang berkepentingan pada hakekatnya mempunyai keterbatasan dalam memberikan gambaran tentang keadaan keuangan dan potensi laba. Untuk mengatasinya diperlukan suatu laporan untuk beberapa periode, yaitu dengan menyusun laporan keuangan yang diperbandingkan. Laporan keuangan mempunyai arti penting sebagai berikut: 1. Kepentingan masyarakat. 2. Kepentingan pemegang saham. 3. Kepentingan perpajakan 4. Kepentingan pemerintah 5. Karyawan 6. Manajemen bank.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Dasar-dasar dari Struktur Korporasi Tata kelola perusahaan adalah salah satu alasan utama bahwa istilah-istilah ini ada. Evolusi kepemilikan publik telah menciptakan pemisahan antara kepemilikan dan manajemen. Sebelum abad ke-20, banyak perusahaan kecil, keluarga yang dimiliki dan dikelola keluarga. Hari ini banyak konglomerat internasioal besar bahwa perdagangan umum pada satu atau global banyak pertukaran. Dalam upaya untuk menciptakan sebuah perusahaan di mana kepentingan pemegang saham dirawat, banyak perusahaan telah menerapkan hirarki dua tingkat perusahaan. Pada tingkat pertama adalah dewan gubernur atau direktur : orang-orang ini
dipilih oleh pemegang
saham dari perusahaan . Pada
lapis
kedua
adalah
manajemen atas: individu-individu dipekerjakan oleh dewan direksi. 2.4.5. Direksi Dipilih oleh pemegang saham, dewan direksi terdiri dari dua jenis perwakilan. Jenis pertama melibatkan individu dipilih dari dalam perusahaan. Ini bisa menjadi CEO, CFO, manajer atau orang lain yang bekerja untuk perusahaan setiap hari. Jenis lain dari perwakilan yang dipilih eksternal dan dianggap independen dari perusahaan. Peran dewan adalah untuk memantau para manajer korporasi, bertindak sebagai advokat bagi pemegang saham. Pada dasarnya, dewan direksi mencoba untuk memastikan bahwa kepentingan pemegang saham dilayani dengan baik. Anggota Dewan dapat dibagi menjadi tiga kategori:
Universitas Sumatera Utara
a. Ketua - teknis pemimpin korporasi, ketua dewan bertanggung jawab untuk menjalankan papan lancar dan efektif. Nya tugas biasanya termasuk mempertahankan komunikasi yang kuat dengan pimpinan eksekutif dan eksekutif tingkat tinggi, merumuskan strategi bisnis perusahaan, yang mewakili manajemen dan dewan kepada masyarakat umum dan pemegang saham, dan menjaga integritas perusahaan. Sebuah ketua dipilih dari dewan direksi. b. Di dalam Direksi - Ini direksi bertanggung jawab untuk menyetujui anggaran tingkat tinggi yang disiapkan oleh manajemen atas, pelaksanaan dan pemantauan strategi bisnis, dan menyetujui inisiatif perusahaan inti dan proyek. Di dalam direksi baik pemegang saham atau manajemen tingkat tinggi dari dalam perusahaan. Di dalam direksi membantu menyediakan perspektif internal untuk anggota dewan lainnya. Individu-individu ini juga disebut sebagai direktur eksekutif jika mereka bagian dari tim manajemen perusahaan. c. Direksi luar - Walaupun memiliki tanggung jawab yang sama sebagai direktur di dalam menentukan arah strategis dan kebijakan perusahaan, direktur luar yang berbeda dalam bahwa mereka tidak secara langsung bagian dari tim manajemen. Tujuan memiliki direktur luar untuk memberikan perspektif objektif dan tidak memihak pada isu-isu dibawa ke dewan.
Universitas Sumatera Utara
2.4.6. Tim Manajemen Sebagai tingkat lain dari perusahaan, tim manajemen secara langsung bertanggung jawab untuk hari-hari operasi (dan keuntungan) dari perusahaan. a. Chief Executive Officer (CEO) - Sebagai manajer atas, CEO biasanya bertanggung jawab atas seluruh operasi dari korporasi dan laporan langsung kepada ketua dan dewan direksi. Ini adalah tanggung jawab CEO untuk melaksanakan keputusan dan inisiatif dewan dan untuk menjaga kelancaran perusahaan, dengan bantuan dari manajemen senior. Seringkali, CEO juga akan ditunjuk sebagai presiden perusahaan dan karena itu juga menjadi salah satu direktur dalam pada papan (jika tidak ketua). b.
Kepala Operasi Officer (COO) - Bertanggung jawab untuk operasi perusahaan, para COO terlihat setelah masalah yang berkaitan dengan pemasaran, penjualan, produksi dan personil. Lebih dari tangan-CEO, COO terlihat setelah hari-hari sambil memberikan umpan balik kegiatan kepada CEO. COO sering disebut sebagai wakil presiden senior.
c. Kepala Petugas Keuangan (CFO) - Juga melaporkan langsung kepada CEO, CFO bertanggung jawab untuk menganalisis dan mengkaji data keuangan, laporan kinerja keuangan, menyiapkan anggaran dan pengeluaran pemantauan dan biaya. CFO diperlukan untuk menyajikan informasi ini kepada dewan direksi secara berkala dan memberikan informasi ini kepada para pemegang saham dan badan pengawas seperti Securities and Exchange Commission
Universitas Sumatera Utara
(SEC). Juga biasanya disebut sebagai wakil presiden senior, CFO secara rutin memeriksa kesehatan keuangan korporasi dan integritas. 2.4.7. Konsep Dasar Strategi Korporasi Ada empat komponen untuk tebentuknya struktur korporasi, yaitu tujuan yang akan dicapai, strategi yang akan dilakukan untuk mencapainya, taktik atau cara dimana sumber daya akan digunakan, dan sumber daya yang dimiliki. Dengan demikian strategi merupakan salah satu dari komponen penting struktur organisasi. Strategi akan menghubungkan antara means dan ends. Strategi merupakan terminologi yang diambil dari militer. Strategi dalam militer pada awalnya dimaknai sebagai cara atau pendekatan yang dilakukan untuk dapat mengalahkan lawan. Strategi akan selalu terkait dengan taktik yaitu langkahlangkah untuk dapat menjalankan strategi secara lebih rinci. Dalam dunia bisnis saat ini, strategi merupakan suatu pendekatan untuk menggapai masa depan yang 1. Melibatkan proses menilai keadaan saat ini dan faktor-faktor yang harus diantisipasi terkait dengan pelanggan dan pesaing (sebagai lingkungan eksternal) dan keadaan perusahaan itu sendiri (sebagai lingkungan internal), 2. Proses envisioning peran baru ataupun peran yang lebih efektif agar lebih kreatif, dan Aligning kebijakan, pengalaman, praktek baik, dan sumberdaya untuk merealisasikan visi. Sedangkan korporasi adalah salah satu bentuk organisasi bisnis, sebagai aktivitas komersial untuk memperoleh profit dengan menjalankan suatu aktivitas
Universitas Sumatera Utara
yang menghasilkan barang atau jasa. Salah satu ciri umum korporasi adalah adanya pemisahan kemepilikan organisasi yang menyebabkan keterbatasan tanggung jawab dari pemilik. Hal ini juga dikarenakan dalam korporasi terjadi penerbitan saham yang mudah dipindahtangankan. Korporasi dapat menjalankan bisnisnya dengan produk tunggal maupun produk yang bermacam-macam, selain juga memungkinkan tempat beroperasi dan menjalankan layanan produksi yang luas di berbagai tempat. Dalam persaingan antar korporasi, strategi merupakan suatu cara untuk menjadi berbeda dengan pesaing yang berarti korporasi harus mampu untuk menciptakan serangkaian aktivitas untuk dapat memberikan nilai yang unik bagi pengguna. Strategi merupakan perebutan posisi di mata pengguna melalui pemberian nilai yang berbeda dengan pesaing. Dengan demikian, strategi korporasi dapat diartikan sebagai pendekatan yang dilakukan oleh organisasi bisnis untuk dapat merealisasikan visinya sehingga mampu memberikan nilai kepada penggunanya secara berbeda dibanding pesaingnya.
2.5. Definisi Kinerja Istilah kinerja atau performance atau prestasi kerja atau produktivitas kerja sering digunakan untuk menunjukkan kontribusi pegawai pada perusahaan. Lawler dan Porter dalam As’ad (2000;47) berpendapat bahwa kinerja merupakan “succesfull role achievement” yang diperoleh seseorang menurut ukuran yang berlaku pada pekerjaan yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan Maier sebagaimana dikutip oleh Sumarsono (2004 ; 242 ) memberi batasan tentang kinerja sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Pendapat lainnya dari beberapa ahli tentang kinerja adalah sebagai berikut : a. Kinerja merujuk kepada pencapaian tujuan karyawan atas tugas yang diberikan (Cascio, 2005) b. Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Donnelly, Gibson dan Ivancevich ; 1996) c. Kinerja adalah kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan (Schermerhorn, Hunt,Osborn ; 1991) Maier dalam As'ad (1991) memberikan batasan kinerja atau prestasi kerja sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler dan Poter (1968) menyatakan bahwa kinerja adalah kiat mencapai sukses (succesfull role achievement) yang diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya. Dari batasan tersebut As'ad (1991) menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Sedang Suprihanto dalam Srimulyo (1999) mengatakan bahwa kinerja atau prestasi
kerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang
Universitas Sumatera Utara
karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah di sepakati bersama.(Stoner dalam Sardjito dan Muthaher, 2007). Vroom dalam As'ad (1991) menyebutkan tingkat sejauh mana keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya disebut tingkat kinerja (level of performance). Biasanya orang yang level of performance-nya tinggi disebut sebagai orang yang produktif, dan sebaliknya orang yang levelnya tidak mencapai standar dikatakan sebagai tidak produktif atau ber-performance rendah. Menurut Munandar (2001, 288-289) , untuk mengukur kinerja atau unjuk kerja seorang pegawai digunakan 3 (tiga) macam ukuran, yaitu: a. Hasil atau produk kerja Jumlah produk atau keuntungan yang dihasilkan dianggap sebagai ukuran kinerja yang paling objektif karena dapat diukur secara kuantitatif. Namun demikian tidak banyak jenis pekerjaan yang hasil kerjanya dapat diukur secara cermat dan teliti. Untuk pengukurannya dikembangkan berbagai macam cara yang pada dasarnya ialah menetapkan indikator-indikator yang mewakili kuantitas dan kualitas, misalnya : productivity rating index, time based index, quality index. Usaha lain untuk menilai hasil kerja seseorang secara cermat dan teliti melalui upaya mengkuantifikasi hasil kerjanya dilakukan dalam bentuk penilaian kinerja dengan menggunakan sistem manajemen berdasarkan sasaran (Managament By Objective atau MBO).
Universitas Sumatera Utara
b. Perilaku pekerjaan Dasar pertimbangan untuk menggunakan perilaku pekerjaan dalam penilaian kinerja ialah bahwa hasil penelitian menunjukkan adanya perilaku pekerjaan yang efektif yaitu perilaku yang mengarah kepada tercapainya hasil yang diharapkan dan perilaku yang tidak efektif atau bahkan yang justru menimbulkan kerugian. c. Ciri-ciri kepribadian Ciri-ciri kepribadian digunakan dalam penilaian kinerja Karena dianggap bahwa ciri-ciri kepribadian tersebut perlu dimiliki oleh pegawai yang melakukan pekerjaan tertentu agar dia dapat berhasil. Ciri-ciri kepribadian yang dianggap perlu dimiliki, misalnya : kepemimpinan, inisiatif, cermat, kestabilan emosi, dan lain-lain. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa performance atau kinerja mempunyai arti sebagai suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. 2.5.1. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Para pimpinan organisasi sangat menyadari adanya perbedaan kinerja antara satu karyawan dengan karyawan lainnya yang berada di bawah pengawasannya. Walaupun karyawan-karyawan bekerja pada tempat yang sama namun produktifitas mereka tidaklah sama.
Universitas Sumatera Utara
Produktivitas kerja pegawai adalah pegukuran hasil kerja yang diperoleh pegawai selama ia bekerja dengan menggunakan disiplin kerja yang dimilikinya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Untuk mencapai produktivitas kerja
pegawai yang maksimal, maka struktur organisasi merupakan variabel penting sebab konsep struktur organisasi mengacu pada cara yang bagaimana departemen atau unit diatur di dalam suatu sistem, menggambarkan keterkaitan antara bagian- bagian, dan cara pengaturan posisi di dalam organisasi.
2.6. Kerangka Konsep Umum nya, variabel dibagi atas 2 jenis, yaitu variabel kontinu (continous variable) dan variabel deskrit (descrete variable). Variabel dapat juga dibagi sebagai variabel dependen dan variabel bebas (Mohd Nazir Phd. / Metode Penelitian). Dalam hal terdapat hubungan antara dua variabel, misalnya antara variabel Y dan variabel X, maka jika variabel Y disebabkan oleh variabel X, maka variabel Y dinamakan variabel dependen dan variabel X adalah variabel bebas. Variabel bebas adalah antecedent dan variabel dependen adalah konsekuensi. Variabel yang tergantung atas variabel lain dinamakan variabel dependen (Mohd Nazir Phd. / Metode Penelitian). Dalam membuat model matematik, variabel biasanya dinyatakan dalam huruf. Misalnya dalam huruf Y, atau dalam huruf X, dan sebagainya. Y dan X ini adalah simbol. Sesuai dengan judul penelitian tersebut diatas, maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang harus diteliti, yaitu variabel X sebagai variabel independen
Universitas Sumatera Utara
(X 1 Struktur Organisasi meliputi Spesialisasi kegiatan kerja, X 2 Standarisasi kegiatan kerja, X 3 Koordinasi kegiatan kerja) dan variabel Y sebagai variabel dependen (Kinerja Pegawai Perusahaan). Pegawai memiliki posisi sangat strategis dalam organisasi, artinya unsur manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas karena efektivitas organisasi ditentukan oleh pencapaian tujuan organisasi. Untuk mencapai produktivitas kerja pegawai yang maksimal, maka struktur organisasi merupakan variabel penting
sebab konsep struktur organisasi mengacu pada cara yang
bagaimana departemen atau unit diatur di dalam suatu sistem, menggambarkan keterkaitan antara bagian- bagian, dan cara pengaturan posisi di dalam organisasi. Untuk itu struktur organisasi mutlak harus dibuat dan diinformasikan secara jelas kepada semua pegawai, karena dengan struktur organisasi inilah dapat diketahui garis wewenang/tanggung jawab, membantu menjelaskan arti dan status dari bermacam- macam unit organisasi serta memperbaiki hubungan yang ada. Adapun penjelasan untuk setiap variabel dapat penulis jelaskan seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini : 1. Variabel Independen (Variabel X) Variabel Independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya dan merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Data yang menjadi variabel bebas (Variabel X) adalah Struktur Organisasi.
Universitas Sumatera Utara
2. Variabel Dependen (Variabel Y) Variable Dependent atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Data yang menjadi variabel terikat (Variabel Y) adalah Kinerja Pegawai Perusahaan.
Variabel X STRUKTUR ORGANISASI
Variabel X1 Spesialisasi Kegiatan Kerja Spesifikasi Tugas Individual. Penyatuan Tugas Menjadi Satuan Kerja.
Variabel X2 Standardisasi Kegiatan Kerja Prosedur Organisasi (S.O.P).
Variabel X3 Koordinasi Kegiatan Kerja Prosedur Integrasi Fungsi Satuan Kerja.
Variabel Y KINERJA Gambar 4. Kerangka Konseptual
Universitas Sumatera Utara
1. Variabel X (Struktur Organisasi) Struktur adalah sebuah bangunan yang terdiri dari unsur-unsur yang berhubungan satu sama lain di dalam sebuah kesatuan (Benny. H Hoed). Struktur adalah bagian yang mempunyai hubungan satu sama lain, atau bagaimana cara bagian itu dihubungkan. Struktur adalah salah satu sifat fundamental bagi setiap sistem. 2. Variabel X 1 (Spesialisasi Kegiatan Kerja) Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas individual dan
–
tugas
kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan
penyatuan tugas – tugas tersebut menjadi satuan – satuan kerja. Spesialisasi mengakibatkan peningkatan kinerja, karena spesialisasi memungkinkan setiap pekerja mencapai keahlian di bidang tertentu sehingga dapat memberikan sumbangan secara maksimal pada kegiatan kearah tujuan. 3. Variabel X 2 (Standardisasi Kegiatan Kerja) Merupakan prosedur
–
prosedur yang digunakan untuk menjamin
terlaksananya kegiatan atau pekerjaan seperti yang direncanakan. Dengan adanya standardisasi kegiatan yang telah ditetapkan, maka pegawai merasa lebih mudah melaksanakan pekerjaannya guna mencapai tujuan organisasi yang hendak dicapai.
Universitas Sumatera Utara
4. Variabel X 3 (Koordinasi Kegiatan Kerja) Menunjukkan prosedur - prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi. Dengan adanya koordinasi yang dilaksanakan oleh setiap organisasi, maka ada kerjasama yang bias timbul, baik antara atasan dengan para pegawai, maupun pegawai dengan pegawai lainnya, guna menciptakan kondisi yang harmonis sehingga bisa mempercepat arah laju perkembangan organisasi tersebut. 5. Variabel Y (Kinerja) Istilah kinerja atau performance atau prestasi kerja atau produktivitas kerja sering digunakan untuk menunjukkan kontribusi pegawai pada perusahaan. Lawler dan Porter dalam As’ad (2000;47) berpendapat bahwa kinerja merupakan “succesfull role achievement” yang diperoleh seseorang menurut ukuran yang berlaku pada pekerjaan yang bersangkutan.
2.7. Hipotesis Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah
Universitas Sumatera Utara
keterangan sementara dari hubungan fenomema-fenomena yang kompleks,(Mohd Nazir Phd. / Metode Penelitian). Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan “ Adanya Hubungan yang Signifikan Antara Struktur Organisasi Dengan Kinerja Pegawai Perusahaan PT. Bank Bukopin Tbk. (Cab.Gajah Mada), Medan.
Universitas Sumatera Utara