BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anti Penuaan ( Anti-aging ) Anti-aging atau anti penuaan adalah produk kosmetik yang digunakan secara topikal yang mampu mengobati/menghilangkan gejala yang disebabkan oleh sinar UV atau disebut photoaging pada kulit atau produk yang dapat mengurangi/memperlama timbulnya gejala-gejala photoaging (Barel, et al.,2009). Fungsi dan manfaat anti-aging Berikut ini adalah beberapa fungsi dan manfaat dari produk anti-aging menurut Muliyawan dan Suriana (2013) : 1. Fungsi anti-aging a. Menyuplai antioksidan bagi jaringan kulit. b. Menstimulasi proses regenerasi sel-sel kulit. c. Menjaga kelembaban dan elastisitas kulit. d. Merangsang produksi kolagen. 2. Manfaat anti-aging a. Mencegah kulit dari kerusakan degeneratif yang menyebabkan kulit terlihat kusam dan keriput. b. Kulit tampak lebih sehat, cerah, dan awet muda. c. Kulit tampak elastis, dan jauh dari tanda-tanda penuaan dini.
5
Universitas Sumatera Utara
2.2 Penuaan Dini Penuaan adalah suatu proses alami yang mengarah pada kehilangan integritas struktual dan fungsi fisiologis dari kulit. Penuaan biologis secara definisi tidak dapat dihindari oleh pengaruh waktu biologis pada kulit, yang tidak dipengaruhi oleh paparan sinar matahari berulang (Barel, et al., 2009). Penuaan merupakan proses yang alamiah dan tidak ada seorang pun yang dapat menghindarinya. Seiring bertambahnya usia, maka tanda-tanda penuaan pada wajah mulai bermunculan. Seperti munculnya kerutan atau garis-garis halus yang muncul diarea sudut mata, kening, dan sekitar bibir. Bila garis-garis halus disana mulai muncul, maka menjadi petunjuk bahwa wajah membutuhkan perawatan yang lebih (Muliyawan dan Suriana, 2013). Terjadinya kerut atau keriput disebabkan oleh berkurangnya ketebalan dermis sebanyak 20% pada orang tua berkaitan dengan hilangnya serat elastin dan kolagen. Kolagen dan elastin adalah komponen utama lapisan dermis. Hilangnya serat-serat ini berdampak buruk terhadap kelembaban dan ketegangan kulit sehingga meninmbulkan kerut atau keriput (Atmaja, 2009). Proses penuaan kulit pada dasarnya ada dua macam, yaitu (Muliyawan dan Suriana, 2013) : 1.
Penuaan kronologi (chonological aging ) Penuaan kronologi terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Proses ini terjadi karena adanya perubahan struktur, fungsi, dan metabolik kulit khususnya lapisan dermis dan epidermis seiring dengan bertambahnya usia.
6
Universitas Sumatera Utara
Perubahan ini ditandai oleh berkurangnya kelenjar minyak, kulit tampak kering, munculnya kerutan dan bintik-bintik hitam tanda penuaan. 2.
Paparan cahaya (photoaging) Photoaging terjadi karena berkurangnya kolagen dan serat elastis kulit akibat paparan sinar ultraviolet. Kolagen adalah komposisi utama lapisan kulit dermis (lapisan bawah dermis). Lapisan dermis merupakan lapisan kulit yang berperan untuk bertanggung jawab pada sifat elastisitas dan halusnya kulit. Kedua sifat ini merupakan kunci suatu kulit disebut indah dan awet muda. Apabila produksi kolagen menurun pada lapisan dermis kulit, maka kulit akan terlihat kering dan tidak elastis lagi. Beberapa kasus penuaan terjadi begitu cepat, dimana tanda – tanda
penuaan mulai tampak pada usia yang relatif muda sekitar 20 tahun. Proses penuaan yang berlangsung lebih cepat dari yang seharusnya ini dikenal dengan penuaan dini. Penuaan dini ini disebabkan oleh 2 faktor yaitu: (Muliyawan dan Suriana, 2013). 1. Faktor internal , diantaranya yaitu genetik, asupan nutrisi yang kurang, dan sakit berkepanjangan. 2. Faktor eksternal, diantaranya yaitu polusi, asap rokok, sinar matahari, dan efek dari gaya hidup tidak sehat. 2.2.1
Tanda-tanda penuaan dini
Ciri – ciri fisik penuaan dini menurut Noormindhawati 2013 adalah: 1. Keriput dan mengendur
7
Universitas Sumatera Utara
Seiring bertambahnya usia jumlah kolagen dan elastin kulit semakin berkurang, akibatnya kulit kehilangan elastisitasnya sehingga tampak keriput dan mengendur. 2. Muncul age spot ( noda hitam ) Muncul diarea yang sering terpapar sinar matahari seperti wajah, lengan, dan tangan. 3. Kulit kasar Rusaknya kolagen dan elastin akibat sinar matahari membuat kulit menjadi kering dan kasar. 4. Pori – pori membesar Akibat penumpukan sel kulit mati, pori- pori menjadi membesar. 2.2.2 Proses terjadinya penuaan dini Paparan sinar matahari yang berlebihan merupakan salah satu faktor penyebab menurunnya produksi kolagen dalam dermis kulit, karena paparan sinar matahari yang berlebih pada kulit menyebabkan munculnya enzim proteolisis dari radikal bebas yang terbentuk. Enzim inilah yang selanjutnya akan merusak kulit, menghancurkan kolagen, dan jaringan penghubung yang ada dibawah kulit dermis. Akibatnya, paparan cahaya UV yang berlebih akan menyebabkan proses penuaan pada kulit berlangsung lebih cepat (Muliyawan dan suriana, 2013). Fitur karakteristik dari penuaan kulit adalah kemampuan untuk regenerasi kulit yang menurun. Pergantian epidermis membutuhkan 28 hari pada kulit dewasa muda dan bisa meningkat sampai 40-60 hari seiring bertambahnya usia (Barel, et al., 2009).
8
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Pencegahan penuaan dini Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah proses penuaan yang berlangsung lebih cepat dari pada semestinya sebagai berikut (Prianto, 2014 ): a. Bagi yang memiliki tipe kulit kering lebih baik menggunakan pelembab. Pelembab akan melindungi tekstur dan elastisitas kulit. b. Menghindari paparan langsung sinar matahari dan menggunakan losion atau krim tabir surya yang memiliki SPF. c. Menghindari kebiasaan merokok atau berada dilingkungan sekitar yang penuh dengan asap rokok. Asap rokok bisa menyebabkan kulit kering dan kusam. d. Menghindari konsumsi alkohol. Efek dari alkohol yang menarik air dari dalam tubuh akan menyebabkan kekeringan pada kulit. e. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C dan E yang saat ini sangat populer sebagai anti-aging dan konsumsi air minum yang cukup. f. Beristirahat dengan cukup dan menghindari tidur melewati tengah malam. Seperti organ lainnya, kulit juga butuh istirahat dan membentuk sel baru. g. Menghindari mengerutkan wajah karena ekspresi ini akan membentuk garis yang permanen mnejelang umur 45 tahun. Biasanya ditemui garis ekspresi pada derah dahi karena pengaruh ekspresi dari bagian alis mata kearah atas.
2.3 Antioksidan Antioksidan adalah salah satu senyawa yang dapat menetralkan dan meredam radikal bebas dan menghambat terjadinya oksidasi pada sel sehingga
9
Universitas Sumatera Utara
mengurangi terjadinya kerusakan sel, seperti penuaan dini (Heranani dan Raharjo, 2005). Radikal bebas menyerang membran dan merusak sel dimana dibutuhkan sistem kekebalan tubuh untuk melawannya. Jika pembentukan radikal bebas dan penyerangannya tidak dikendalikan maka dapat menyebabkan terjadinya kerusakan sel. Kerusakan sel akibat radikal bebas ini dapat diamati secara fisik, diantaranya seperti kulit kering, suram, kendur, dan kurangnya kekenyalan. (Daniel, 2012) Ada tiga macam mekanisme kerja antioksidan pada radikal bebas, yaitu -
Antioksidan primer Mampu mengurangi pembentukan radikal bebas baru dengan cara memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi lebih stabil.
-
Antioksidan sekunder Berperan mengikat radikal bebas dan mencegah amplifikasi senyawa radikal. Beberapa contohnya vitamin A (betakaroten), vitamin C, vitamin E, dan senyawa fitokimia.
-
Antioksidan Tersier Berperan dalam mekanisme biomolekuler seperti memperbaiki kerusakan sel dan jaringan yang disebabkan radikal bebas.
2.4 Kulit Kulit merupakan bagian tubuh utama yang diperhatikan dalam kecantikan kulit. Kulit sendiri merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh membungkus daging dan organ-organ didalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata ± 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan
10
Universitas Sumatera Utara
lemaknya dan 4 kg tanpa lemaknya atau 16% dari berat badan seseorang (Kusantati, 2009). Secara umum kulit mempunyai berbagai fungsi, antara lain sebagai alat proteksi tubuh dari benda luar, untuk melakukan absorbsi, antara lain absorbsi air, ,mineral, dan cahaya; alat ekskresi, untuk membantu pengaturan suhu tubuh; tempat terjadinya pembentukan pigmen; tempat terjadinya proses pembentukan vitamin D; dan tempat terjadinya keratinisasi atau pengelupasan kulit mati dan pembentukan sel kulit baru (Ellis, 2010). 2.4.1 Struktur kulit Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu: 1.
Kulit ari (epidermis ) Kulit epidermis
merupakan bagian kulit paling luar yang paling sangat
diperhatikan dalam perawatan kulit. Ketebalan epidermis pada bagian tubuh berbeda-beda, yang paling tebal terletak pada telapak tangan dan kaki dan yang paling tipis terletak pada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut. Pada kulit epidermis terdapat 5 lapisan yaitu : a. Lapisan tanduk ( stratum corneum ) Merupakan lapisan epidermis paling atas terdiri dari sel pipih, tidak memiliki inti, tidak berwarna dan sedikit mengandung air. b. Lapisan bening ( stratum lucidum ) Lapisan ini terletak dibawah lapisan tanduk dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir.
11
Universitas Sumatera Utara
c. Lapisan berbutir ( stratum granulosum ) Tersusun oleh lapisan sel – sel berbentuk gumparan yang mengandung butir-butir dalam protoplasma. d. Lapisan bertaju ( stratum spinosum ) Sering disebut juga lapisan malphigi terdiri dari sel-sel yang saling berhubungan dengan perantara jembatan protoplasma. Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale ) Merupakan lapisan paling bawah epidermis dibentuk oleh satu baris sel, didalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau melanosit ) pembuat pigmen melanin kulit (Kusantati, 2009). 2. Lapisan dermis, Merupakan lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis terbentuk oleh jaringan elastik dan fibrosa padat dengan elemen selular, kelenjar, dan rambut. Lapisan ini terdiri atas : a. Pars papilaris, yaitu bagian yang menonjol kedalam epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah. b. Pars retikuler, yaitu bagian bawah dermis yang berhubungan dengan subkutis, terdiri atas serabut penunjang kolagen, elastin dan retikulin (Wasitaatmadja, 1997). 3. Lapisan subkutan /hipodermis Lapisan ini mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfa yang sejajar dengan permukaan kulit. Jaringan ini berfungsi sebagai penyangga dari
12
Universitas Sumatera Utara
benturan organ-organ tubuh bagian dalam serta berperan pula dalam pengaturan suhu tubuh (Kusantati, 2009). 2.4.2 Fungsi kulit Kulit memiliki berbagai fungsi bagi tubuh, diantaranya adalah (Muliyawan dan Suriana, 2013): 1.
Proteksi (pelindung)
Kulit berfungsi untuk melindungi organ-organ tubuh dari pengaruh lingkungan luar. Misalnya sinar matahari, zat-zat kimia, perubahan suhu, dan lain-lain. 2.
Thermoregulasi (menjaga keseimbangan temperatur tubuh) Kulit akan menjaga suhu tubuh agar tetap optimal. Keringat yang keluar saat suhu udara panas berfungsi untuk mendinginkan tubuh. Keluarnya keringat adalah salah satu mekanisme tubuh untuk menjaga stabilitas temperatur.
3. Organ sekresi Kulit juga berfungsi sebagai organ untuk melepaskan kelebihan air dan zatzat lainnya, seperti NaCl, amonia, dan lain-lain. 4.
Persepsi sensoris Sebagai alat peraba, kulit akan bereaksi pada perbedaan suhu, sentuhan, rasa sakit, dan tekanan.
5.
Absorpsi Beberapa zat tertentu bisa diserap masuk kedalam tubuh melalui kulit.
2.4.3 Jenis kulit Menurut Wasitaatmadja (1997), ditinjau dari sudut pandang perawatan, kulit terbagi atas tiga bagian:
13
Universitas Sumatera Utara
1.
Kulit normal Merupakan kulit yang ideal yang sehat, tidak kusam dan mengkilat, segar dan elastis dengan minyak dan kelembaban yang cukup.
2.
Kulit berminyak Kulit yang mempunyai kadar minyak dipermukaan kulit yang berlebihan sehingga tampak mengkilap, kotor, kusam, biasanya pori-pori kulit lebar sehingga kasar dan lengket.
3.
Kulit kering Kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang kurang ataupun sedikit lepas dan retak, kaku, tidak elastis dan terlihat kerutan.
2.5 Semangka Semangka adalah tanaman yang berasal dari afrika, bila sedang musimnya buah semangka akan berlimpah ruah. Semangka merupakan salah satu buah yang sangat digemari masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis dan kandungan air yang banyak. Semangka yang berasal dari gurun kalahari di Afrika, kemudian menyebar kesegala penjuru dunia, terutama didaerah tropis dan sub-tropis mulai dari Jepang, Cina, Taiwan, Thailand, India, Jerman, Belanda, bahkan ke Amerika (Prajnanta, 2003). Bentuk buah semangka sangat bervariasi, tergantung varietasnya. Pada umumnya dibedakan 3 bentuk buah semangka, yaitu oval, bulat memanjang dan silinder. Berdasarkan klasifikasi warna kulit buah dibedakan menjadi 3 macam warna yakni hijau muda, hijau tua dan kuning; baik yang polos maupun yang bergaris-garis. Kulit buahnya ada yang tipis, dan ada pula yang tebal. Buah
14
Universitas Sumatera Utara
semangka yang berkulit tebal lebih tahan dalam penyimpanan dan pengangkutan dibandingkan dengan yang berkulit tipis. Daging buah semangka dibedakan menjadi beberapa warna, yaitu merah muda, merah tua, dan kuning (Rukmana, 1994). Berdasarkan jumlah bijinya, buah semangka dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu, berbiji banyak(lebih dari 600 biji), berbiji sedang(antara 400-600 biji), dan berbiji sedikit(kurang dari 400 biji). Bahkan kini berkembang semangka non biji atau disebut triploid. Umur buah semangka sampai siap dipanen tergantung varietasnya, tetapi umumnya pada kisaran 80-90 hari setelah tanam benih atau 6575 hari setelah pindah tanam (Rukmana, 1994). Buah semangka memiliki beragam manfaat karena semangka adalah salah satu buah yang bebas lemak dan memiliki kadar air sebanyak 93,4%, protein 0,5%, karbohidrat 5,3%, serat 0,2%, dan vitamin A, vitamin C, vitamin B, serta mineral. Buah semangka salah satu tanaman yang mengandung antioksidan yang tinggi, sehingga dapat diandalkan sebagai penetral radikal bebas dan mengurangi kerusakan sel ditubuh. buah semangka juga mengandung zat karotenoid seperti likopen yang memiliki manfaat untuk tubuh dan juga untuk kesehatan kulit agar terlihat awet muda (Daniel, 2016).
15
Universitas Sumatera Utara
Secara taksonomi, tanaman semangka digolongkan sebagai berikut Kerajaan
: Plantae
Devisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
:
Cucurbitales
Famili
:
Cucurbitaceae
Genus
:
Citrullus
Spesies
:
Citrullus lanatus (Thunb) (Daniel, 2016).
Kandungan antioksidan juga terdapat pada kulit buah semangka, hal ini dapat dilihat pada hasil penelitian (Marlina dan Kuncahyo 2013), dimana hasil pengujian aktivitas antioksidan dari kulit buah semangka merah didapat nilai IC50 sebesar 87,579 ppm. Hal ini menunjukkan tinggi a antioksidan pada kulit buah semangka untuk menangkal radikal bebas. Kulit buah semangka juga mengandung sebagian besar citrulin, magnesium, kalium, betakaroten, dan likopen yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan kulit. Selain itu kulit buah semangka dapat digunakan untuk menghaluskan kulit, dan menghilangkan flek hitam diwajah. Kadar citrulline lebih banyak ditemukan pada kulitnya dan dapat ditemukan pada semua warna semangka. Namun, yang paling tinggi kandungannya terdapat dalam jenis semangka kuning (Daniel, 2016). Kandungan antioksidan pada kulit buah semangka diantara nya vitamin A, vitamin B2, vitamin B6, vitamin E, vitamin C, dan protein yang cukup banyak. Kulit buah semangka dapat digunakan untuk menghaluskan kulit, rambut, dan
16
Universitas Sumatera Utara
membuat rambut tampak berkilau . Sedangkan betakaroten dan likopen yang terdapat pada kulit buah semangka dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan dan mengencangkan kulit wajah dan mencegah timbulnya keriput pada wajah (Daniel, 2016).
2.6 Likopen Likopen merupakan suatu hidrokarbon polien dengan rantai asiklik terbuka tak jenuh, mempunyai 13 ikatan rangkap, 11 diantaranya ikatan rangkap konjugasi yang tersusun linier, likopen tidak mempunya aktivitas provitamin A karena tidak memiliki cicin β-ionone. Likopen dapat mengalami degradasi melalui proses isomerisasi dan oksidasi karena cahaya, oksigen, suhu tinggi, teknik pengeringan, proses pengelupasan, penyimpanan dan asam. Struktur likopen sekilas mirip dengan struktur molekul β-karoten. Hal yang membedakannya adalah β-karoten memiliki cicin β-ionone pada ujung molekulnya (Fadilah, 2012). Karakteristik likopen Rumus molekul : C40H56 Berat molekul
: 536,88
Pemerian
: krital seperti jarum, panjang kecoklatan
Kelarutan
: tidak larut dalam air, larut dalam benzene, n-heksan, metilen klorida dan pelarut organik
Jarak lebur
: 172ºC-175ºC
Penyimpanan
: Temperatur 2ºC-8ºC
(Fadilah, 2012).
17
Universitas Sumatera Utara
Likopen berkhasiat sebagai antioksidan yang dapat menangkal senyawa radikal bebas yang merusak sel-sel didalam tubuh. Likopen adalah pigmen warna yang terdapat pada tumbuhan dan merupakan kelompok karotenoid yang berfungsi sebagai antioksidan efektif yang serbaguna. Sekitar 85% dari total sumber likopen adalah dari makanan salah satunya buah semangka. Likopen merupakan antioksidan yang lebih unggul dari vitamin C dan E . Setiap satu molekul likopen mampu menghabisi beberapa molekul radikal bebas sekaligus. (Daniel, 2016).
2.7
Krim Krim didefinisikan sebagai bentuk sediaan setengah padat yang
mengandung satu atau lebih bahan obat yang terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah krim digunakan untuk sediaan setengah padat yang memiliki konsistensi relatis cair diformulasi sebagai emulsi minyak dalam air atau air dalam minyak (Ditjen, POM., 1995). Berikut adalah bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi dasar krim : a.
Propilen glikol Dalam sediaan topikal biasa digunakan dengan konsentrasi hingga 15%
sebagai humektan. Larut dalam aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin dan air, larut dalam 1 bagian dalam 6 bagian eter. Fungsi propilen glikol antara lain sebagai humektan, plastisizer, pelarut, dan bahan penstabil (Rowe, dkk.,2009) b.
Natrium edetat Natrium edetat berupa kristal putih, tidak berbau dengan rasa sedikit asam.
Natrium edetat digunakan sebagai zat pengkelat dalam berbagai sediaan farmasi,
18
Universitas Sumatera Utara
termasuk obat kumur, sediaan mata, dan sediaan topikal. Biasanya digunakan pada konsentrasi antara 0,005 dan 0,1%. Praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, sedikit larut dalam etanol (95%) dan larut dalam 11 bagian air.natrium edetat merupakan zat yang dapat pembentuk kelat untuk mencegah adanya sisa-sisa kontaminasi logam dalam minyak
yang dapat mengkatalisasi oksidasi
(Lieberman, dkk., 1994). c.
Trietanolamin (TEA) Trietanolamin (TEA) berfungsi sebagai bahan pengalkali, dan sebagai bahan
pengemulsi. Konsentrasi yang digunakan sebagai bahan pengemulsi adalah sekitar 2-4%. Trietanolamin (TEA) mempunyai ciri tidak berwarna hingga berwarna kuning pucat, cairan kental mempunyai bau sedikit ammonia. Larut dalam aseton, methanol, karbon tetraklorida dan air, larut 1 bagian dalam 63 bagian etil eter. (Rowe, dkk., 2009). d.
Setil alkohol Setil alkohol berbentuk seperti lilin, serpihan putih, bau khas dan lunak,
mudah larut dalam etanol 95% dan eter, kelarutan meningkat dengan kenaikan suhu, praktis tidak larut dalam air. Konsentrasi yang digunakan dalam sediaan topikal berkisar hingga 10%. Setil alkohol memiliki fungsi sebagai bahan pengemulsi, bahan pengeras, pelembut (Lieberman, dkk., 1994) e.
Asam Stearat Asam stearat berfungsi sebagai bahan pengemulsi dan juga sebagai bahan
pengeras dalam formulasi krim. Asam stearat berwarna putih atau sedikit kekuningan, mengkilat, kristal padat berlemak. Mudah larut dalam benzen, eter, larut dalam etanol 95%, heksana dan propilen glikol, praktis tidak larut dalam air.
19
Universitas Sumatera Utara
Konsentrasi hingga 1-20% digunakan untuk sediaan krim dan salep (Rowe, dkk.,2009) f.
Vaselin Pemerian massa lunak, lengket, bening, putih. Kelarutan praktis tidak larut
dalam air dan dalam etanol (95%), larut dalam kloroform, eter dan dalam eter minyak tanah. Khasiat dan penggunaan sebagai zat tambahan (Depkes, RI., 1979). g.
Gliseril monostearat Gliseril monostearat berwarna putih hingga krem seperti lilin padat dalam
bentuk manik-manik atau bubuk. Larut dalam etanol panas, eter, kloroform, aseton panas dan minyak mineral. Praktis tidak dalam air. Fungsi : Emolient, zat pengemulsi, zat pelarut dan zat penstabil (Lieberman, dkk., 1994). h.
Butil hidroksi toluen Butil hidroksi toluen berbentuk padatan kristal atau serbuk dengan warna
putih atau kuning pucat. % Praktis tidak larut dalam air, gliserin dan propilen glikol. Mudah larut dalam aseton, benzena, etanol (95%), eter, metanol, toluen, dan minyak mineral. Senyawa ini banyak digunakan pada formulasi sebagai antioksidan, senyawa ini terutama digunakan untuk memperlambat atau mencegah oksidasi dari fase minyak. Pada sediaan topikal biasanya digunakan sebesar 0,0075-1% (Lieberman, dkk., 1994). i.
Nipagin Pemerian nipagin berupa kristal tidak berwarna atau berwarna putih, tidak
berbau, rasanya sedikit membakar. Larut 1 bagian dalam 3 bagian etanol 95%, 1 bagian dalam 50 bagian air pada suhu 500C dan larut 1 bagian dalam 30 bagian air pada suhu 800C. Penggunaan nipagin dalam sediaan krim ataupun sediaan topikal
20
Universitas Sumatera Utara
lainnya adalah sebagai pengawet (anti mikroba). Dalam sediaan topikal biasa digunakan dengan konsentrasi 0,02-0,3% (Rowe, dkk., 2009).
21
Universitas Sumatera Utara