BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Analisis Regresi Parametrik Analisis regresi merupakan sebuah alat statistika yang digunakan untuk
melihat hubungan antara variabel respons dengan satu atau lebih variabel prediktor. Analisis regresi pertama kali dikemukakan oleh seorang antropolog dan ahli meteorologi terkenal di Inggris yaitu Sir Francis Galton (1822-1911). Dalam model regresi terdiri atas dua variabel yaitu variabel independent (variabel bebas) disebut juga variabel prediktor yang biasanya dinotasikan dengan variabel ๐ฅ, dan variabel dependent (variabel tak bebas) disebut juga variabel respons yang biasanya dinotasikan dengan variabel ๐ฆ. Variabel ๐ฅ dan ๐ฆ tersebut merupakan dua variabel yang saling berkorelasi. Misalkan terdapat data berpasangan (๐ฅ๐ , ๐ฆ๐ ) untuk n pengamatan, maka hubungan antara variabel ๐ฅ๐ dan variabel ๐ฆ๐ dapat dinyatakan sebagai berikut: ๐ฆ๐ = ๐(๐ฅ๐ ) + ๐๐ ;
๐ = 1,2, โฆ , ๐
(2.1)
dengan ๐ฆ๐ adalah respons ke-i, ๐(๐ฅ๐ ) adalah fungsi regresi atau kurva regresi, serta ๐๐ adalah sisaan yang diasumsikan independent dengan nilai tengah nol dan variansi ฯ2 . Regresi parametrik merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara variabel respons dan prediktor
apabila bentuk kurva
regresinya diketahui. Model regresi dengan variabel prediktor lebih dari satu (๐ฅ1 , ๐ฅ2 , ๐ฅ3 , โฆ , ๐ฅ๐ ) secara umum dapat dituliskan sebagai berikut:
๐ฆ๐ = ๐ฝ0 + ๐ฝ1 ๐ฅ๐1 + ๐ฝ2 ๐ฅ๐2 + ๐ฝ3 ๐ฅ๐3 + โฏ + ๐ฝ๐ ๐ฅ๐๐ + ๐๐ ; ๐ = 1,2,3, โฆ , ๐
(2.2)
dengan ๐ฝ0 , ๐ฝ1 , ๐ฝ2 , ๐ฝ3 , โฆ , ๐ฝ๐ adalah koefisien regresi. Model dapat pula disajikan dalam bentuk matriks yang dituliskan pada persamaan sebagai berikut: ๐ฆ1 1 ๐ฆ2 [ โฎ ] = [1 โฎ ๐ฆ๐ 1
๐ฅ11 ๐ฅ21 โฎ ๐ฅ๐1
๐ฅ12 ๐ฅ22 โฎ ๐ฅ๐2
โฆ โฆ โฑ โฆ
๐ฅ1๐ ๐ฝ0 ๐1 ๐ฅ2๐ ๐ฝ1 ๐2 โฎ ][ โฎ ] + [ โฎ ] ๐ฅ๐๐ ๐ฝ๐ ๐๐
atau ๐ = ๐๐ท + ๐บ
(2.3)
dengan ๐ฆ1 1 ๐ฅ11 ๐ฆ2 ๐ฅ21 ๐ = [ โฎ ], ๐ = [1 โฎ โฎ ๐ฆ๐ 1 ๐ฅ๐1
๐ฅ12 ๐ฅ22 โฎ ๐ฅ๐2
๐1 ๐ฝ0 โฆ ๐ฅ1๐ ๐2 โฆ ๐ฅ2๐ ๐ฝ1 โฑ โฎ ], ๐ท = [ โฎ ], dan ๐บ = [ โฎ ] (2.4) โฆ ๐ฅ๐๐ ๐๐ ๐ฝ๐
dengan ๐ adalah vektor kolom untuk variabel respons berukuran ๐ ร 1, ๐ฅ adalah matriks konstanta berukuran ๐ ร ๐, ๐ท adalah vektor parameter berukuran ๐ ร 1, dan ๐บ adalah vektor peubah acak normal bebas dengan nilai harapan ๐ธ{๐บ} = 0 dan matrik ragam ๐ 2 {๐บ} = ๐ 2 yang berukuran ๐ ร 1.
2.2
Analisis Regresi Nonparametrik Regresi nonparametrik merupakan suatu metode statistika yang digunakan
untuk mengetahui pola hubungan antara variabel prediktor dengan respons ketika tidak diperoleh informasi sebelumnya tentang bentuk fungsi regresinya atau tidak diketahui bentuk kurva regresinya. Fungsi dari model regresi nonparametrik dapat berbentuk apa saja, baik linear atau nonlinear. Misalkan variabel respons adalah y
dan variabel prediktor adalah x untuk n pengamatan, model umum dari regresi nonparametrik adalah ๐ฆ๐ = ๐(๐ฅ๐ ) + ๐๐ ; ๐ = 1,2,3, โฆ , ๐
(2.5)
dengan ๐ฆ๐ adalah variabel respons, ๐ฅ๐ adalah variabel prediktor, ๐(๐ฅ๐ ) adalah fungsi regresi yang tidak diketahui bentuknya, dan ๐๐ adalah sisaan yang diasumsikan bebas dengan nilai tengah nol dan varians ฯ2. Metode regresi nonparametrik dapat digunakan dengan mengabaikan asumsi-asumsi yang melandasi metode regresi parametrik. Fungsi regresi nonparametrik f diasumsikan mulus sehingga memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam mengestimasi fungsi regresinya. Ada beberapa teknik dalam mengestimasi regresi dalam nonparametrik yaitu deret Fourier, spline, dan kernel. Pada subbab berikutnya akan dibahas analisis regresi spline.
2.3
Analisis Regresi Spline Spline merupakan model polinom yang tersegmen atau terpotong-potong
yang mulus dan dapat menghasilkan fungsi regresi yang sesuai dengan data. Polinomial tersegmen tersebut memiliki peranan penting dalam teori dan aplikasi statistika. Mengestimasi spline tergantung pada titik knot. Titik knot merupakan suatu titik perpaduan yang terjadi karena perubahan pola perilaku dari suatu fungsi pada selang yang berbeda. Fungsi ๐(๐ฅ๐ )
pada persamaan (2.5)
nonparametrik merupakan fungsi regresi yang tidak diketahui bentuknya dan sifat pemulusnya, maka untuk mengestimasi ๐(๐ฅ๐ ) tersebut dapat digunakan model
regresi spline. Fungsi spline pada suatu fungsi f dengan orde p dapat dinyatakan sebagai berikut: ๐(๐ฅ๐ ) = ๐ฝ0 + ๐ฝ1 ๐ฅ๐1 + โฏ + ๐ฝ๐ ๐ฅ๐๐ + โ๐๐=1 ๐ฝ(๐+๐) (๐ฅ๐ โ ๐๐ )๐+ ๐
๐(๐ฅ๐ ) = โ๐๐=0 ๐ฝ๐ ๐ฅ๐ + โ๐๐=1 ๐ฝ(๐+๐) (๐ฅ๐ โ ๐๐ )๐+
(2.6)
dengan k menyatakan banyaknya titik knot dan (๐ฅ๐ โ ๐๐ )๐+ menyatakan fungsi potongan (truncated) yang dapat dijabarkan sebagai berikut: (๐ฅ๐ โ ๐๐ )๐+ = {
(๐ฅ๐ โ ๐๐ )๐ , ๐ฅ๐ โฅ ๐๐ 0, ๐ฅ๐ < ๐๐
(2.7)
Bentuk matematis dari fungsi spline pada persamaan (2.6), dapat dinyatakan bahwa spline adalah potongan-potongan polinom yang berbeda digabungkan bersama titik knot ๐1 , ๐2 , ๐3 , โฆ . , ๐๐ untuk menjamin sifat kontinuitasnya. Apabila terdapat n pengamatan, maka fungsi regresi spline dapat ditulis sebagai berikut: ๐(๐ฅ1 ) = ๐ฝ0 + ๐ฝ1 ๐ฅ11 + โฏ + ๐ฝ๐ ๐ฅ1๐ + ๐ฝ(๐+1) (๐ฅ1 โ ๐1 )๐+ + โฏ + ๐ฝ(๐+๐) (๐ฅ1 โ ๐๐ )๐+ ๐(๐ฅ2 ) = ๐ฝ0 + ๐ฝ1 ๐ฅ21 + โฏ + ๐ฝ๐ ๐ฅ2๐ + ๐ฝ(๐+1) (๐ฅ2 โ ๐1 )๐+ + โฏ + ๐ฝ(๐+๐) (๐ฅ2 โ ๐๐ )๐+ ๐(๐ฅ3 ) = ๐ฝ0 + ๐ฝ1 ๐ฅ31 + โฏ + ๐ฝ๐ ๐ฅ3๐ + ๐ฝ(๐+1) (๐ฅ3 โ ๐1 )๐+ + โฏ + ๐ฝ(๐+๐) (๐ฅ3 โ ๐๐ )๐+ โฎ ๐(๐ฅ๐ ) = ๐ฝ0 + ๐ฝ1 ๐ฅ๐1 + โฏ + ๐ฝ๐ ๐ฅ๐๐ + ๐ฝ(๐+1) (๐ฅ๐ โ ๐1 )๐+ + โฏ + ๐ฝ(๐+๐) (๐ฅ๐ โ ๐๐ )๐+
Model regresi spline dapat pula disajikan dalam bentuk matriks yang dituliskan sebagai berikut:
๐(๐ฅ1 ) ๐(๐ฅ2 ) ๐(๐ฅ3 ) = โฎ [๐(๐ฅ๐ )]
1 ๐ฅ11 1 ๐ฅ21 1 ๐ฅ31
๐ฅ12 ๐ฅ22 ๐ฅ32
โฆ ๐ฅ1๐ โฆ ๐ฅ2๐ โฆ ๐ฅ3๐
[1 ๐ฅ๐1
๐ฅ๐2
โฆ ๐ฅ๐๐
(๐ฅ1 โ ๐1 )๐+ (๐ฅ2 โ ๐1 )๐+ (๐ฅ3 โ ๐1 )๐+ โฎ (๐ฅ๐ โ ๐1 )๐+
โฆ (๐ฅ1 โ ๐๐ )๐+ โฆ (๐ฅ2 โ ๐๐ )๐+ โฆ (๐ฅ3 โ ๐๐ )๐+ โฆ (๐ฅ๐ โ
๐๐ )๐+ ]
๐ฝ0 ๐ฝ1 ๐ฝ3 โฎ ๐ฝ๐ ๐ฝ(๐+1) โฎ [๐ฝ(๐+๐) ]
atau ๐(๐) = ๐๐ท
(2.8)
๐(๐ฅ1 ) ๐(๐ฅ2 ) dengan๐(๐) = ๐(๐ฅ3 ) , โฎ [๐(๐ฅ๐ )] 1 ๐ฅ11 1 ๐ฅ21 ๐ = 1 ๐ฅ31
๐ฅ12 ๐ฅ22 ๐ฅ32
โฆ ๐ฅ1๐ โฆ ๐ฅ2๐ โฆ ๐ฅ3๐
[1 ๐ฅ๐1
๐ฅ๐2
โฆ ๐ฅ๐๐
(๐ฅ1 โ ๐1 )๐+ (๐ฅ2 โ ๐1 )๐+ (๐ฅ3 โ ๐1 )๐+ โฎ (๐ฅ๐ โ ๐1 )๐+
โฆ (๐ฅ1 โ ๐๐ )๐+ โฆ (๐ฅ2 โ ๐๐ )๐+ โฆ (๐ฅ3 โ ๐๐ )๐+ ,
(2.9)
โฆ (๐ฅ๐ โ ๐๐ )๐+ ]
dan
๐ท=
๐ฝ0 ๐ฝ1 ๐ฝ3 โฎ ๐ฝ๐
.
๐ฝ(๐+1) โฎ [๐ฝ(๐+๐) ] Estimasi regresi nonparametrik spline diperoleh dengan menggunakan metode Maximum Likelihood Estimator (MLE). Jika error pada persamaan (2.5) diasumsikan berdistribusi normal, maka ๐ฆ๐ juga berdistribusi normal dengan nilai tengah ๐(๐ฅ๐ ) dan varians ๐ 2 . Sehingga fungsi densitas peluang ๐ฆ๐ menjadi
1
๐(๐ฆ; ๐(๐ฅ), ๐ 2 ) = โ2๐๐2 exp [โ
(๐ฆโ๐(๐ฅ))2 2๐2
] , ๐(๐ฅ) > 0, ๐ 2 > 0
(2.10)
Fungsi likelihood dapat dituliskan sebagai berikut: ๐ฟ(๐ฆ, ๐) = โ๐๐=1 ๐(๐ฆ๐ ; ๐(๐ฅ๐ ), ๐ 2 ) = ๐(๐ฆ1 ; ๐(๐ฅ1 ), ๐ 2 ) โฆ ๐(๐ฆ๐ ; ๐(๐ฅ๐ ), ๐ 2 ) = = =
1 โ2๐๐2
exp [โ
1 (โ2๐๐2 ) 1 (โ2๐๐2 )
๐
๐
(๐ฆ1 โ๐(๐ฅ1 ))2 2๐2
exp {โ [
(๐ฆ1 โ๐(๐ฅ1 ))2 2๐2
exp [โ โ๐๐=1
= (2๐๐ 2 )โ
1
] โฆ โ2๐๐2 exp [โ
2๐2
2๐2
(๐ฆ๐ โ๐(๐ฅ๐ ))2
+โฏ+
(๐ฆ๐ โ๐(๐ฅ๐ ))2
(๐ฆ๐ โ๐(๐ฅ๐ ))2
2๐2
]
]}
]
๐โ (๐ฆ๐ โ๐(๐ฅ๐ ))2 2 exp [โ โ๐ ] ๐=1 2๐2
= (2๐๐ 2 )โ
๐โ 1 2 exp [โ โ๐ (๐ฆ 2๐2 ๐=1 ๐
โ ๐(๐ฅ๐ ))2 ].
(2.11)
Estimasi titik fungsi ๐ diperoleh dengan memaksimumkan fungsi likelihood ๐ฟ(๐ฆ, ๐) yang dapat diuraikan sebagai berikut: ๐
1
๐ max{๐ฟ(๐ฆ, ๐)} = max {(2๐๐ 2 )โ 2 exp (โ 2๐2 โ๐๐=1(๐ฆ๐ โ (โ๐๐=1 ๐ฝ๐ ๐ฅ๐ + ๐+๐ ๐
๐ฝ๐๐
2
โ๐๐=1 ๐ฝ๐+๐ (๐ฅ๐ โ ๐๐ )๐+ ))) }
(2.12)
Dengan menerapkan transformasi logaritma pada persamaan (2.12), maka menghasilkan persamaan: log ๐ฟ(๐ฆ, ๐ฝ) = log {(2๐๐ 2 )โ
๐โ 1 2 exp [โ (โ๐๐=1 ๐ฆ๐ 2๐ 2
๐
1
๐
1
๐
๐
๐
2
โ (โ๐=1 ๐ฝ๐ ๐ฅ๐ + โ๐๐=1 ๐ฝ๐+๐ (๐ฅ๐ โ ๐๐ )+ )) ]} ๐
= โ 2 (2๐๐ 2 ) โ 2๐2 โ๐๐=1(๐ฆ๐ โ (โ๐๐=1 ๐ฝ๐ ๐ฅ๐ + โ๐๐=1 ๐ฝ๐+๐ (๐ฅ๐ โ ๐๐ )๐+ )) = โ 2 (2๐๐ 2 ) โ 2๐2 (๐ โ ๐๐ท)โฒ(๐ โ ๐๐ท).
2
(2.13)
Kemudian pesamaan (2.12) diturunkan secara parsial terhadap ๐ท dan disamakan dengan nol di sisi kanannya maka akan mendapatkan hasil penjabaran sebagai berikut: ๐(log(๐ฆ,๐ฝ)) ๐๐ท
=
๐ 2
๐(โ (2๐๐2 )โ
1 (๐โ๐๐ท)โฒ(๐โ๐๐ท)) 2๐2
๐๐ท ๐
1
= ๐๐ท (โ 2๐2 (๐ โ ๐๐ท)โฒ(๐ โ ๐๐ท)) = 0 1
๐
= โ 2๐2 (๐๐ท (๐โฒ ๐ โ ๐โฒ ๐๐ท โ ๐ทโฒ ๐โฒ ๐ + ๐ทโฒ ๐โฒ๐๐ท)). Karena hasil dari
๐โฒ ๐๐ท merupakan matriks 1 ร 1 maka ๐โฒ ๐๐ท = (๐โฒ ๐๐ท)โฒ =
๐ทโฒ ๐โฒ ๐sehingga : ๐(log(๐ฆ,๐ฝ)) ๐๐ท
1
๐
= โ 2๐2 (๐๐ท (๐โฒ ๐ โ ๐๐ทโฒ ๐โฒ ๐ + ๐ทโฒ ๐โฒ๐๐ท)) =โ
1 (โ๐๐โฒ๐ + ๐๐โฒ๐๐ท) 2๐ 2
= โ๐๐โฒ๐ + ๐๐โฒ๐๐ท dengan demikian diperoleh ๐๐โฒ๐๐ท = ๐๐โฒ๐ sehingga ฬ = (๐โฒ๐)โ๐ ๐โฒ๐. ๐ท
(2.14)
Estimasi dari ๐ฆฬ dapat dituliskan sebagai berikut: ฬ ฬ = ๐๐ท ๐ ฬ = ๐(๐โฒ๐)โ๐ ๐โฒ ๐ = ๐จ(๐)๐ ๐
(2.15)
dengan A(k) merupakan matriks yang digunakan untuk perhitungan pada rumus GCV dalam pemilihan titik knot optimal.
2.4
Pemilihan Titik Knot Optimal Estimator spline yang baik diperoleh menggunakan titik knot (k) yang
optimal. Titik knot adalah titik perpaduan bersama yang terjadi karena terdapat perubahan perilaku fungsi atau kurva pada suatu interval. Pemilihan titik knot yang optimal sangatlah penting dalam menentukan model terbaik dalam regresi spline. Titik knot merupakan titik fokus sehingga kurva yang terbentuk tersegmen pada titik tersebut. Pemilihan estimator regresi spline terbaik di antara modelmodel yang didapatkan dilihat berdasarkan kriteria Generalized Cross Validation (GCV) yang minimum. Rumus untuk menghitung GCV adalah sebagai berikut:
๐บ๐ถ๐(๐) =
๐๐๐ธ (๐) (๐โ1 ๐ก๐[๐ผโ๐ด(๐)])2
(2.16)
dengan ๐๐๐ธ(๐) = ๐โ1 โ๐๐=1(๐ฆ๐ โ ๐ฆฬ)2, n adalah jumlah data, I adalah matriks identitas, k adalah titik knot (๐1 , ๐2 , ๐3 , โฆ , ๐๐ ), dan ๐จ(๐) = ๐(๐โฒ ๐)โ๐ ๐โฒ .
2.5
Kriteria Pemilihan Model Terbaik Dalam analisis regresi, salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah
memperoleh hubungan yang signifikan antara variabel prediktor dengan variabel respons. Terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam menentukan model regresi yang terbaik antara lain Mean Square Error (MSE), Cross Validation (CV), koefisien determinasi (๐
2 ), dan Generalized Cross Validation (GCV), dan lain-lain. Dalam penelitian ini, kriteria pemilihan model terbaik menggunakan nilai GCV yang paling minimum dan nilai ๐
2 yang maksimum.
Koefisien determinasi adalah nilai dari proporsi keragaman total disekitar nilai tengah ๐ฆฬ
yang dijelaskan dari model regresi (Draper and Smith, 1992). 1.6
Analisis Faktor Analisis faktor adalah suatu analisis yang merupakan bagian dari analisis
multivariat yang berfungsi mereduksi data atau meringkas dari banyaknya variabel diubah menjadi lebih sedikit variabel dan variabel yang telah diubah masih memuat sebagian besar informasi yang terkandung pada variabel yang asli (Supranto, 2010). Prinsip dasar dari analisis faktor adalah meringkas atau mereduksi data dari gugusan variabel asal ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , ๐ฅ3 , โฆ , ๐ฅ๐ sehingga banyaknya faktor variabel asal lebih sedikit dari variabel asal dan sebagian besar informasi variabel asal tersimpan dalam faktor. Analisis faktor memiliki Principal Component Analysis (PCA) yaitu suatu teknik analisis untuk mentransformasikan variabel-variabel asli yang masih berkolerasi satu dengan yang lainya menjadi sebuah variabel baru yang tidak berkorelasi lagi. Secara umum model analisis faktor (Johnson & Wichern, 1998) adalah :
x1 ๏ญ ๏ญ1 ๏ฝ l11F1 ๏ซ l12 F2 ๏ซ ๏ ๏ซ l1m Fm ๏ซ ๏ฅ 1 x2 ๏ญ ๏ญ 2 ๏ฝ l 21F1 ๏ซ l 22 F2 ๏ซ ๏ ๏ซ l 2 m Fm ๏ซ ๏ฅ 2 ๏
(2.17)
xn ๏ญ ๏ญ n ๏ฝ l n1 F1 ๏ซ l n 2 F2 ๏ซ ๏ ๏ซ l nm Fm ๏ซ ๏ฅ n Persamaan (2.17) di atas dapat dinyatakan dalam bentuk matriks sebai berikut:
๏ฉ x1 ๏ญ ๏ญ1 ๏น ๏ฉl11 l12 ๏ชx ๏ญ ๏ญ ๏บ ๏ชl 2๏บ ๏ช 2 ๏ช 21 l 22 ๏ช x3 ๏ญ ๏ญ 3 ๏บ ๏ฝ ๏ชl31 l32 ๏ช ๏บ ๏ช ๏ ๏ช ๏ ๏บ ๏ช๏ ๏ช xn ๏ญ ๏ญ n ๏บ ๏ซ ๏ป ( n๏ด1) ๏ช๏ซl n1 l n 2
l13 ๏ l1m ๏น ๏ฉ๏ฅ1 ๏น ๏ฉ F1 ๏น ๏ช๏ฅ ๏บ ๏ชF ๏บ l 23 ๏ l 2 m ๏บ๏บ ๏ช 2๏บ ๏ช 2๏บ ๏บ ๏ช ๏บ ๏ซ ๏ช๏ฅ 3 ๏บ l33 ๏ l3m F3 ๏ช ๏บ ๏บ ๏ช ๏บ ๏ ๏ ๏ ๏บ ๏ช๏๏บ ๏ช ๏ ๏บ l n 3 ๏ l nm ๏บ๏ป ( n๏ดm ) ๏ช๏ซ Fm ๏บ๏ป ( m๏ด1) ๏ช๏ซ๏ฅ p ๏บ๏ป ( n๏ด1)
(2.18)
atau
x( n๏ด1) ๏ญ ๏ญ ( n๏ด1) ๏ฝ l( n๏ดm) F( m๏ด1) ๏ซ ๏ฅ ( n๏ด1)
.
(2.19)
Variabel asal ke-1 sampai ke-n dinyatakan ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , ๐ฅ3 , โฆ , ๐ฅ๐ . Rataan dari vektor acak ke-1 sampai ke-n dinyatakan ๏ญ1 , ๏ญ 2 ,๏, ๏ญ n ; l11,l12 ,๏, lnm merupakan bobot (loading) variabel ke-1 sampai ke-m. Faktor ke-1 sampai ke-m dinyatakan sebagai F1 , F2 ,๏, Fm . Sedangkan galat atau faktor spesifik (specific factor) untuk variabel ke-1 sampai ke-n dinyatakan ๏ฅ 1 , ๏ฅ 2 ,๏, ๏ฅ n . Terdapat dua tipe dalam analisis faktor yaitu analisis eksploratif (Exploratory Factor Analysis disingkat EFA) dan analisis konfirmatif (Confirmatory Factor Analysis disingkat CFA). Analisis eksploratif digunakan untuk mengembangkan teori atau konsep pada sebuah variabel. Kegunaan dari analisis eksploratif adalah menentukan kelompok-kelompok dari kuesioner yang saling bergantung, menentukan skor faktor yang mengarah besaran pada konstruksi dasar untuk dipakai dalam analisis lainnya, dan mendemonstrasikan dimensi-dimensi pada suatu skala pengukuran. Analisis konfirmatif digunakan untuk digunakan untuk menguji atau mengkonfirmasi teori dalam sebuah model. Kegunaan dari analisis konfirmatif adalah mengetahui validitas pada suatu model faktor tunggal, menguji kaitan antara dua atau lebih factor loading dan menguji signifikansi dari factor loading tertentu.