BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP DAN PENDEKATAN Pada bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka yaitu membahas tentang peneliti – peneliti sebelumnya yang pernah meneliti yang berhubungan dengan Wushu. Selanjutnya peneliti akan membahas mengenai konsep yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengenai definisi dari judul penelitian seperti definisi perkembangan, seni beladiri dan Wushu. Kemudian peneliti akan membahas mengenai pendekatan yang digunakan dalam penelitian.
2.1.
Tinjauan Pustaka Fay Goodman (1994) dalam bukunya: “Bela Diri Untuk Semua Umur”.
Dalam buku ini banyak dijelaskan teknik dasar bela diri praktis dan manfaat mempelajari bela diri. Buku ini berguna bagi penulis untuk mengetahui arti seni beladiri dan kegunaanya. Penulis juga menggunakan buku ini untuk melihat sejarah singkat mengenai seni beladiri secara umum. Siswantoro, Herry (1999) dalam bukunya: “Wushu Variasi dan Perkembangan”. Buku ini menjelaskan bahwa Wushu yang lebih populer dengan nama Kungfu merupakan salah satu cabang olahraga yang mengandung unsur bela diri,olahraga kesehatan dan sekaligus seni. Wushu yang merupakan salah satu olahraga, memiliki sejarah ribuan tahun dan merupakan warisan budaya China yang sangat berharga yang sudah lama dipraktekkan di Indonesia.Buku ini tidak hanya menyajikan dasar-dasar gerak Wushu, tetapi juga memaparkan sejarah dan perkembangan Wushu, juga menyajikan berbagai wawasan dan pengetahuan kepada pemula,peminat,praktisi maupun para pengamat Wushu. Siswantoro, Herry (2001) dalam bukunya: “Chang Quan Wushu shaolin Utara” dalam buku ini dijelaskan tentang Wushu karakter menyerang sekaligus
9 Universitas Sumatera Utara
membela diri. Bentuk dan karakteristik jurus-jurusnya terlihat gagah dengan langkah-langkah yang mantap dan cermat. Jurus ini membutuhkan keseimbangan tubuh baik kecepatan, kelenturan, kekokohan, keringanan tubuh, tenaga, serta kemampuan mengatur tempo permainan karena banyak gerakan meloncat tinggi dan berputar yang sangat sulit. Selain itu buku ini juga membahas tentang perkembangan Wushu Saolin Utara di Indonesia dan di dunia internasional seiring dengan semakin seringnya digelar berbagai kejuaraan di lingkup lokal, nasional, atau internasional. Meskipun demikian sebagian besar orang mempraktekkan semata-mata sebagai seni bela diri. Chrismaya Fandriany Ulag (2008) dalam skripsinya meneliti tentang : ”Analisis Pandangan Praktisi Muda Wushu Universitas Bina Nusantara Terhadap Perkembangan Wushu Di Jakarta”. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa Wushu di Indonesia sangat berkembang. Wushu yang ada di Indonesia saat ini lebih kepada sport oriented atau lebih berorientasi kepada olahraga dikarenakan praktisi Wushu yang menekuni bidang tersebut dengan gerakan gymnastic yang sulit mampu untuk bertanding dalam kejuaraan, akan tetapi belum tentu terpakai sebagai bela diri sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari. Daulay, Epi ( 2013) : “ Fungsi dan Makna Wushu Sebagai Senam Kesehatan di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia”. Dalam penelitian tersebut dipaparkan bahwa Wushu khususnya di Yayasan Kusuma mempunyai fungsi dan makna sebagai senam kesehatan. Fungsi Wushu tersebut adalah untuk kesehatan. Kesejahteraan ekonomi dan kemakmuran segenap masyarakat. Sedangkan makna dari Wushu tersebut adalah mengolah pernafasan, memahami anatomi tubuh kita,
10 Universitas Sumatera Utara
dan juga mempelajari ramuan atau obat – obatan untuk memperkuat tubuh maupun untuk pengobatan. Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti khususnya tenrang Wushu di Yayasan Kusuma, sedangkan fungsi dan maknanya tidak ada hubungannya dengan judul penelitian skripsi ini.
2.2.
Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri
umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. 4 Selain itu, konsep dapat diartikan sebagai abstrak dimana mereka menghilangkan perbedaan dari segala sesuatu dalam eksistensi, memperlakukan seolah-olah mereka identik. Pada tingkat abstrak dan komplek, konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman dengan objek atau kejadian tertentu”. Konsep merupakan peta perencanaan untuk masa depan sehingga bisa dijadikan pedoman dalam penelitian. Konsep biasanya untuk mendekripsikan dunia empiris yang diamati oleh peneliti baik merupakan gejala sosial tertentu yang sifatnya abstrak. Untuk memahami hal-hal yang ada dalam penelitian ini perlu dipaparkan beberapa konsep yaitu: 2.2.1. Perkembangan
4
Hasan,dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588)
11 Universitas Sumatera Utara
Perkembangan mempunyai makna adanya terlihat sifat – sifat yang baru yang berbeda dari sebelumnya dan dari perkembangan tersebut dapat terlihat perubahan sifat individu atau suatu kehidupan masyarakat menuju kesempurnaan untuk penyempurnaan dari sifat – sifat sebelumnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2008 : 993) bahwa perkembangan adalah berarti mekar terbuka atau membentang menjadi besar luas dan banyak serta berubah menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian , pikiran serta pengetahuan. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan sesuatu hal atau individu maupun suatu masyarakat kea rah yang lebih baik atau bahkan menuju kesempurnaan untuk dapat menyempurnakan sifat – sifat yang sebelumnya menjadi sifat – sifat yang baru. Berkembangnya seni dan budaya dipengaruhi oleh factor internal seperti kreativitas manusia yang tumbuh dari dalam dirinya yang melahirkan ide – ide baru yang lebih original. Oleh karena faktor internal yang berasal dari dalam dirinya dan ditambah dari pengalaman hidup yang diperolehnya, maka manusia mampu menciptakan sesuatu hal yang baru yang berkelanjutan untuk kepentingan hidupnya. Sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan sekitar tempat individu atau masyarakat tersebut tinggal dan kehidupan sosial budaya di sekitar lingkungan tersebut. Sama halnya dengan budaya Indonesia juga mengalami perkembangan dari masa ke masa dan dalam perkembangan tersebut banyak dipengaruhi oleh budaya – budaya bangsa lain, salah satunya adalah kebudayaan Cina. Di Indonesia orang Cina disebut dengan etnis Tionghoa, sehingga kebudayaannya
12 Universitas Sumatera Utara
juga dinamakan dengan kebudayaan etnis Tionghoa. Kebudayaan Tionghoa cukup dapat mempengaruhi perkembangan dari kebudayaan Indonesia. Warga Negara Indonesia ada sebagian kecil merupakan keturunan etnis Tionghoa, tetapi mereka tersebar di hamper seluruh wilayah di Indonesia. Budaya etnis Tionghoa yang banyak ditemui di Indonesia seperti kuliner atau makanan, kesenian, musik, perayaan – perayaan, bahasa dan bahkan seni beladiri.
2.2.2.
Seni Beladiri Seni beladiri merupakan satu kesenian yang muncul sebagai suatu cara
seseorang untuk mempertahankan diri atau membela diri. Seni beladiri juga merupakan sebuah seni yang lahir berdasarkan penalaran manusia untuk bertahan hidup dalam sebuah situasi yang menggunakan seluruh indera tubuhnya untuk menghasilkan sebuah keindahan atau sebuah seni. Seni beladiri adalah perpaduan seni, teknik membela diri, olahraga serta teknik olah batin ( spiritual ) yang di dalamnya terdapat muatan seni budaya masyarakat dimana seni beladiri itu lahir dan berkembang 5. Dapat disimpulkan bahwa seni beladiri merupakan gerakan – gerakan yang mempunyai nilai seni dan fungsinya untuk bisa mempertahankan diri atau membela diri terhadap sesuatu hal. Perkembangan seni beladiri terus menerus berlanjut seiring dengan berkembangnya seni budaya di masyarakat. Seni beladiri juga memberikan peranan dalam memberikan kontribusi perkembangan seni budaya masyarakat suatu daerah. Seni beladiri pada umumnya dipakai untuk mepertahankan diri atau
5
Wikipedia.org/wiki/Seni_bela_diri diunduh tanggal 8 September 2014
13 Universitas Sumatera Utara
membela diri dari sesuatu hal atau serangan musuh. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman seni beladiri tidak hanya berfungsi untuk mempertahankan diri atau membela diri, terlebih – lebih hanya untuk memperlihatkan unsur seninya saja. Sama halnya dengan seni beladiri Wushu yang hanya lebih menonjolkan atau lebih memunculkan nilai seninya saja atau unsur seninya saja.
2.2.3.
Wushu Wushu adalah seni berperang dan seni bela diri yang menggunakan metode
tendangan, pukulan, lemparan, jepitan dan menentukan fungsi dari seluruh bagian tubuh dalam berlatih, untuk menggerakkan potensi terpendam dari tubuh manusia, serta keterampilan dalam menggunakan senjata-senjata tradisional 6 . Wushu merupakan salah satu olahraga populer di China. Banyak dari beberapa Style ini semakin langka terlihat di kompetisi Wushu modern. "Wushu" juga berarti "Flowering Hand" dalam bahasa percakapan China kuno. Kuil-kuil Shaolin menyebarkan perihal ini yang berarti “As soft as a flower while in motion, but strong upon impact” (Selembut bunga ketika melakukan gerakan, tetapi keras / kuat ketika berbenturan) 7. Wushu atau yang seringkali juga disebut Gongfu adalah Seni Beladiri yang berasal dari Tiongkok kuno. Tersebar keseluruh penjuru dunia melalui orang Tionghoa yang pergi merantau. 6
http://www.berbagaihal.com/2011/02/asal-usul-seni-beladiri-wushu diunduh tanggal 04 Mei
2014 7
http://www.wushu.com/pengertian-wushu diunduh pada tanggal 30 Juni 2014
14 Universitas Sumatera Utara
2.3. Landasan Teori Teori adalah landasan dasar keilmuan untuk menganalisis berbagai fenomena dan juga sebagai rujukan utama dalam memecahkan masalah penelitian di dalam ilmu pengetahuan. Sejalan dengan hal tersebut maka dalam sebuah penelitian perlu ada landasan teori yang mendasarinya, karena landasan teori merupakan kerangka dasar sebuah penelitian. Penelitian ini lebih mengarah pada penelitian kebudayaan. Kebudayaan selalu bersifat sosial dan historik. Sosial karena tidak ada budaya perseorangan, namun meliputi kelompok manusia (suku dan bangsa). Historis artinya berhubungan dengan sejarah. Sejarah adalah studi dengan masa lalu dengan menggunakan paparan dan penjelasan (M.Iqbal Hasan 2002:22). Karena penelitian ini termasuk dalam penelitian sejarah yang membahas perkembangan, maka ini akan dilakukan Pendekatan Sejarah (Historical Approach). Penelitian ini akan memaparkan suatu sejarah berdasarkan kejadian atau peristiwa secara kronologis atau berdasarkan urutan waktu. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan cara serta prosedur atau teknik untuk menkonstruksi peristiwa sejarah sehingga dapat menggambarkan secara akurat. Pendekatan Sejarah bertujuan untuk mengkonstruksi masa lalu dengan sistematis dan objektif dengan mengumpulkan, menilai dan memverifikasikan bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan. Oleh David Fischer (dalam M.Iqbal Hasan 2002:22), ”peneliti sejarah adalah orang yg mengajukan pertanyaan terbuka tentang peristiwa masa lalu dan
15 Universitas Sumatera Utara
menjawabnya dengan fakta yang terpilih yang disusun dalam bentuk paradigma penjelasan 8.
8
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Jakarta: Ghalia Indonesia
16 Universitas Sumatera Utara