BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Sebelumnya Sebagai langkah awal dalam penulisan ini, juga sebagai acuan memperoleh keterangan tentang kupu-kupu. Data diperoleh dari keterangan penelitian yang telah dilakukan orang diluar sana sebelumnya yang telah mengenai kupu-kupu selain menggunakan beberapa buku sebagai bahan acuan. Adapun penelitian sebelumnya yang menjadi acuan adalah sebagai berikut: 1.
Inventaris Kupu-kupu di Hutan Banyuwindu, Limbangan Kabupaten Kendal, oleh PATTIRO Sekolah Rakyat, Laporan Penelitian tahun 2010. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, ditemukan beberapa macam kupu-kupu, yaitu family Nhympalidae dengan 42 spesies, Pieridae 8 spesies, dan suku Papilionidae dengan 7 spesies.
2.
Keanekaragaman Kupu-kupu di Resort Selabintata Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat, oleh Benyamin Dendang, Jurnal Penelitian, Balai Penelitian Kehutanan Ciamis. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan ditemukan beberapa macam kupu-kupu, yaitu family Pieridae 2 spesies, Nhympalidae 7 spesies, Papilionidae 4 spesies, Satyridae 2 spesies, dan Hespiridae dengan 2 spesies.
3.
Keanekaragaman Kupu-kupu di Taman Nasional Bukit Baka, Bukit Raya, oleh Maiser Syaputra, Raya Akbar, Miftachu Firrijdal, Dwi Woro Navy Probowati, PKM Analisis Ilmiah (Kegiatan Kreatifitas Mahasiswa) pada tahun 2009,Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan ditemukan beberapa
9
macam kupu-kupu, yaitu family Papilionidae 4 spesies, Nhympalidae 20 spesies, Pieridae 10 spesies, dan Lycaenidae dengan 6 spesies. 4.
Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu Di Kampus IPB Darmaga, Bogor, oleh Nurcahyo Adhi Saputro, Skripsi pada tahun 2007, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan ditemukan beberapa macam kupu-kupu, yaitu family Papilionidae 9 spesies, Pieridae 13 spesies, Nhympalidae 45 spesies, dan Lycaenidae dengan 10 spesies. Beberapa penelitian terdapat persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu
terletak pada objek penelitian yaitu, terhadap kupu-kupu dan melakukan inventaris kupukupu. Sedangkan perbedaannya adalah terletak pada tempat dengan kondisi habitat yang dari sudut geografisnya berbeda dengan yang dilakukan penelitian sebelumnya.
B. Kajian Teoritik 1.
Deskripsi Kupu-kupu Kupu-kupu merupakan serangga yang umum dikenal oleh setiap orang. Mereka
dapat dikenali berdasarkan sisik-sisik pada sayap yang menimbulkan seperti debu pada jari, pada saat dipegang. Kebanyakan tubuh dan tungkainya juga ditutupi oleh sisik-sisik. Karena ciri inilah mereka digolongkan pada Lepidoptera, yang berasal dari kata 'lepis' yang artinya sisik dan 'pteron' yang artinya sayap. 1 Ordo Lepidoptera mencakup ngengat (moth) dan kupu-kupu (butterfly).2 Kupukupu merupakan serangga terbang yang mengalami metamorfosa sempurna karena kehidupannya di mulai dari telur-larva-pupa-dewasa. Di dalam menjalani daur hidup tersebut kupu-kupu di kenal juga sebagai ulat, makanan ulat berupa bagian-bagian dari tumbuh-tumbuhan, termasuk buah dan biji; oleh karena itu mulut ulat memiliki bentuk sedemikian rupa sehingga dapat di pakai untuk menggigit dan mengunyah. 3 Kupu-kupu (fase dewasa) dapat hidup apabila makan nectar bunga dengan menggunakan mulutnya yang berbentuk selang penghisap yang di sebut Proboscis. 4 Kupu-kupu aktif di siang hari (diurnal) dan cuaca yang cerah. Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan cara menegakkan sayapnya, sehingga tampak permukaan bawah dari sayap. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah dan cerah. Antena kupu-
1
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-22829-Bab%20II.pdf. (online 20 Desember
2012) 2
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53734/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?seq uence=4 (online 20 Desember 2012) 3 Suhara, “Ornitophtera goliath Si Cantik dari Papua (Ornithoptera goliath procus Female Male )”, Universitas Pendidikan Indonesia, 2009, h. 1. 4 Suhara, “Ornitophtera goliath Si Cantik dari Papua (Ornithoptera goliath procus Female Male )”, Universitas Pendidikan Indonesia, 2009, h. 1.
kupu berbentuk benang (filiform) dan membesar di ujungnya, 5 larva kupu-kupu mempunyai lima pasang kaki semu (kaki perut), pupa ngengat di dalam kokon sutra, sedangkan pupa kupu-kupu telanjang, dan umumnya di bagian ujung di lengkapi dengan substansi sutra atau tali sutera untuk menopang pelekatannya pada substrat.6
a.
Klasifikasi Kupu-kupu Kingdom Hewan (Animalia) dibagikan dalam sejumlah phylum (generasi dengan asal yang sama). Kupu-kupu (Ordo Lepidoptera) termasuk di dalam Kelas Insekta yang termasuk dalam Phylum Arthropoda (= kaki beruas-ruas). Struktur klasifikasi lengkap adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia pylum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Lepidoptera7, (Gambar 2.1).
Gambar 2.1. Kupu-kupu8
5
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53734/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?seq uence=4 (online 20 Desember 2012) 6 Suhara, “Ornitophtera goliath Si Cantik dari Papua (Ornithoptera goliath procus female male )”, Universitas Pendidikan Indonesia, 2009, h. 1. 7 http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53734/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequ ence=4 (online 20 Desember 2012)
b.
Morfologi Kupu-kupu Kupu-kupu mempunyai tubuh yang terdiri dari 3 bagian, yaitu kepala, toraks (dada) dan abdomen (perut). Seperti serangga lainnya, tubuh kupu-kupu di topang oleh kerangka luar “eksokeleton” tempat otot dan organ dalam melekat di sisi bagian dalam. Kepala dan dada di lengkapi dengan otot-otot yang berperan sebagai alat gerak dari bagiam-bagian mulut dan sayap. Sebagaian besar rangka luar berupa lapisan kitin yang tidak tembus air dan tidak larut dalam asam organik. Di alam, serangga mati, hanya dapat di rombak dengan bantuan mikroorganisme.9 Kepala memiliki dua antena yang terpasang. Antena adalah alat sensor yang terdapat di kepala serangga dewasa, (Gambar 2.2). Antena ini digunakan untuk mencium dan menjaga keseimbangan. Kupu-kupu mempunyai dua antena dengan ujung yang sedikit membulat yang disebut sebagai antennal club. Pada kepala juga terdapat mata terdiri dari banyak lensa hexagonal seperti halnya pada mata serangga lainnya. Pada kepala juga dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap, yang berupa proboscis. Proboscis berfungsi sebagai menghisap nektar bunga dan cairan lainnya yang bentuknya seperti sedotan spiral. Ketika tidak digunakan, probosis ini akan digulung melingkar seperti selang air, 10 (Gambar 2.3).
8
Gambar Kupu-kupu dalam http://moencrad.wordpress.com (Online 20 Desember 2012) Suhara, “Ornitophtera goliath Si Cantik dari Papua (Ornithoptera goliath procus Female,Male)”, Universitas Pendidikan Indonesia, 2009. 10 Amalia Shalihah, dkk. Kupu-kupu Di Kampus Universitas Padjadjaran Jatinangor, Jatinangor : DP 3 HIMBIO UNPAD, h. 13. t.dt. 9
Gambar 2.2. Antena Kupu-kupu11
Gambar 2.3. Kepala Kupu-kupu12 Toraks (dada) tersusun atas tiga bagian yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Pada masing-masing bagian thoraks memiliki tiga pasang kaki yang berkembang. Pasangan sayap yang bersifat membraneus dijumpai pada mesothoraks dan metathoraks.13 Perut merupakan bagian ekor serangga yang mempunyai segmentasi yang memiliki organ vital seperti jantung, tubulus atau pembuluh malphigi untuk alat ekresi 11
Antena Kupu-kupu dalam http://id.prmob.net.com (Online 20 Desember 2012) Butterfly Proboscis15.jpg dalam http:// jujujitu.blogspot.com (Online 20 Desember 2012 ) 13 Winda. 2012. Identifikasi Kupu-kupu (Lepidoptera) di Kawasan PTPN XII (Persero) Banjarsari-Jember. dalam http://awinda.web.id/2012/09/identifikasi-kupu-kupu-lepidoptera-di-kawasan-ptpn-xii-persero-banjarsarijember-2.aspx (Online 03-04-2013) 12
(pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya), organ reproduksi dan sebagian besar sistem pencernaan. 14 Sayap kupu-kupu merupakan tipe analog. Tipe analog adalah alat gerak yang berasal dari jaringan embrional yang berbeda.
15
Sayap merupakan pertumbuhan daerah
targum dan pleura. Sayap terdiri dari dua lapisan kutikula yang dihasilkan oleh lapisan epidermis. Fungsi sayap adalah untuk menggerakkan tubuh dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan untuk terbang, 16 (Gambar 2.4).
Gambar 2.4. Morfologi kupu-kupu17
c. Siklus Hidup Kupu-kupu Kupu-kupu adalah serangga yang sering kita jumpai disepanjang tahun, selama persediaan pakan kupu-kupu tersebut tersedia. Sehingga apabila melakukan penelitian atau kegiatan praktikum lainnya yang berhubungan dengan kupu-kupu bisa dilakukan 14
Munawar Kholil, “Praktikum Kerja Lapangan Sitematika Hewan Invertebrata Ordo Lepidoptera”, Laporan, Surakarta : Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2012. 15 Agus Dharmawan, dkk, Ekologi Hewan, Malang : Universitas Negeri Malang, 2005, h. 48. 16 Winda. 2012. Identifikasi Kupu-kupu (Lepidoptera) di Kawasan PTPN XII (Persero) Banjarsari-Jember. dalam http://awinda.web.id/2012/09/identifikasi-kupu-kupu-lepidoptera-di-kawasan-ptpn-xii-persero-banjarsarijember-2.aspx (Online 03-04-2013) 17 Muhajir Utomo, Kupu-kupu di Kampus Unila, Lampung : Universitas Lampung, 2007, h. 10.
disepanjang tahun. Kelimpahan kupu-kupu paling tinggi pada bulan Februari, Juli dan September, sedangkan yang terendah pada bulan Maret, April dan September. 18 Bulan lainnya berukuran sedang. Dalam siklus hidupnya kupu-kupu melakukan oopulatio atau perkawinan, yang mana musim kawin juga sepanjang tahun dengan fluktuasi pada bulan Maret-April, JuliAgustus, Oktober-November. Spermatozoa dilepaskan ke dalam kantong genital dan mengumpul di dalam Spermotheca dan disimpan sampai pada saatnya digunakan. fertilisasi telah berlangsung pada telur-telur yang telah dilepaskan dari oviduct dan di dalam kantong genital mereka mendapat selubung telur atau ootecha. Ootecha bentuknya menyerupai kantong dan telur-telur itu di dalam tersusun dua baris. Setelah ootecha sempurna terbentuk, telur-telur itu yang selalu dibawa kemana-mana oleh kupu-kupu betina dan tampak menonjol di antara sklereit-terminal dari abdomen dan akhirnya telur-telur diletakkan di suatu tempat dimana tempat tersebut dapat menyediakan makanan bagi larva yang akan menetas,19 (Gambar 2.5).
Gambar 2.5. Siklus hidup kupu-kupu20
18
Muhamad Ali Efendi, “Keragaman kupu-kupu (Lepidoptera : Ditrysia) di kawasan “hutan koridor” taman nasional gunung halimun-salak jawa barat”, Tesis, Bogor : Institut Pertanian Bogor, 2009. 19 Yoso Bumantoro,” Pengamatan Siklus Hidup Kupu-kupu Sayap Burung Ornitoptera O. priamus poseidon Doubleday (Lepidoptera: Papilionidae) di Pegunungan Arfak Manokwari”, Skripsi, Manokwari : Universitas Cendrawasi, 1992, h. 9-10. 20 Metamorfosis pada Kupu-kupu dalam http://sbr.gafatar.org.com (online 20 Desember 2012)
Kupu-kupu memiliki empat tahap siklus hidup, yaitu : 1) Ovum (Telur) ; Bentuk dan ukuran telur berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Hal ini dapat berguna, sebagai petunjuk dalam identifikasi. Biasanya betina meletakkan telur di bagian bawah dari daun (yang muda), baik secara terpisah maupun dalam kelompok-kelompok. Telur-telur tersebut ditempel pada permukaan daun dan dilindungi dengan cairan dari abdomen betina. 21 telur akan menetas antara 3-5 hari.22 2) Larva (Ulat); adalah bentuk serangga muda antara telur dan pupa. 23 Tahap pertama menjadi ulat. Larva mengkonsumsi cangkang telur yang kosong sebagai makanan pertamanya. Selanjutnya larva ini akan memakan daun-daun yang ada di sekitarnya. Kulit luar dari larva tidak meregang mengikuti pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat larva akan berganti kulit. Ketika larva sudah dewasa, larva akan berhenti makan, berjalan mencari tempat terlindung terdekat, melekatkan diri pada ranting atau daun dengan anyaman benang sutera. Larva telah memasuki fase sebelum pupa dan melepaskan kulit terakhir kali untuk membentuk pupa.24 3) Pupa (kepompong); adalah masa istirahat atau periode tidak aktif. 25 Fase ini merupakan proses pembentukan serangga sempurna. Pupa umumnya keras, halus dan berupa suatu struktur tanpa anggota tubuh. Umumnya pupa berwarna hijau, coklat atau warna yang sesuai dengan sekitarnya. setelah pembentukan kupu-kupu di dalam pupa selesai, permukaan dorsal pupa akan membelah dan akan keluar seekor kupukupu secara perlahan. Setelah keluar dari pupa, kupu-kupu akan merangkak ke atas
21
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-22829-Bab%20II.pdf
(online 20 Desember
2012) 22
Muhajir Utomo, Kupu-kupu di Kampus Unila, Lampung : Universitas Lampung, 2007, h. 14. Jumar, Entomologi Pertanian, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000, h. 76. 24 Muhajir Utomo, Kupu-kupu di Kampus Unila, h. 14 25 Jumar, Entomologi Pertanian, h. 81. 23
sehingga sayapnya yang lemah, kusut dan agak basah dapat menggantung ke bawah dan mengembang secara normal. Ketika sayap mengering, mengembang dan kuat, sayap akan membuka dan menutup beberapa kali dan percobaan terbang dimulai. 26 4) Imago (kupu-kupu); Fase dewasa. Kupu-kupu akan terbang mencari makan dan pasangan. Pasangan yang sesuai akan melakukan kopulasi selama beberapa jam. Setelah itu, jantan dan betina akan melanjutkan sisa hidupnya sendiri-sendiri. Seluruh proses ini biasanya berlangsung di pagi hari dengan cuaca cerah27
d. Habitat Kupu-kupu Pada suatu ayat surah Huud : 6 dijelaskan bahwa :
Artinya : dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). 28 Ayat ini menjelaskan bahwa, “dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu,” dimanapun tempat tinggal binatang itu, yaitu tempat ia berlindung pada malam dan siang hari. “dan tempat penyimpanannya,” yaitu tempat untuk menyimpan dirinya. 29 Allah sudah mengatur tempat yang cocok untuk semua makhluk hidup tinggal. Seperti halnya kupu-kupu yang biasanya hidup pada habitat terestrial, tetapi komposisi dari spesies yang ada bervariasi menurut kondisi habitatnya. Sebagian besar
26
Muhajir Utomo, Kupu-kupu di Kampus Unila, Lampung : Universitas Lampung, 2007, h. 15 Ibid. 28 Qs. Huud [11] : 6 29 Syaikh Ahmad Muhammad Syakir dan Syaikh Mahmud Muhammad Syakir, Tafsir Ath-Thabari ( Attaubah, Yuunus dan Huud), Jakarta : Pustaka Azzam, 2009, h. 808. 27
spesies hidup dilahan yang ditinggalkan atau menganggur, kebun buah-buahan, tamantaman bunga, pekarangan rumah, areal pertanian, hutan primer dan hutan skunder dari ketinggian 0-2000 mdpl (meter diatas permukaan laut).30 Kupu-kupu dapat hidup pada kisaran suhu antara 180C - 380C, dengan kelembapan udara kurang dari 85% dan intensitas cahaya yang cukup agar dapat mengepakkan sayapnya untuk terbang mencari makan dan beraktivitas. Jika kondisi alam yang tidak sesuai dengan habitatnya, populasi kupu-kupu dapat menurun. Maka kupu-kupu dapat dikategorikan sebagai salah satu indikator lingkungan untuk perubahan kondisi lingkungan yang sedang terjadi. 31 Kupu-kupu merupakan serangga yang umumnya melakukan aktivitas pada siang hari dan pada hari yang cerah, hangat dan tenang. Pada malam hari, kupu-kupu akan beristirahat dan berlindung di bawah daun pepohonan. 32 Kegiatan terbang dimulai sekitar pukul 6.00 pagi hari, pada saat ini kupu-kupu terbang dalam jarak pendek dan hinggap, merentangkan sayapnya menanti sinar matahari pagi. makin siang, kupu-kupu jantan dan betina terbang berpasangan dan pada saatnya akan melakukan kopulasi.33 Perilaku mencari makan dan terbang mulai menurun menjelang sore. Pada pukul 5 sore, beberapa kupu-kupu masih tampak terbang tetapi setelah itu pada pukul 6 sore semua kupu-kupu telah beristirahat. Aktivitas kupu-kupu juga dipengaruhi cuaca. Pada
30
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-22829-Bab%20II.pdf (online 20 Desember
2012) 31
Ibid. Djunijanti Peggie dan Mohammad Amir, Practical Guide to the Butterflies of Bogor Garden (Panduan Praktis Kupu-kupu di Kebun raya Bogor), Jakarta : Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, LIPI, h. 16. t.dt. 33 Muhajir Utomo, Kupu-kupu di Kampus Unila, Lampung : Universitas Lampung, 2007, h. 16. 32
cuaca mendung, apalagi hujan, membuat kupu-kupu enggan terbang. Pada pagi hari yang cerah, kupu-kupu berterbangan dan memulai aktivitas hariannya kembali. 34
e. Manfaat Kupu-kupu Kupu-kupu merupakan hewan yang menarik bagi manusia karena memiliki keindahan tubuhnya. diantaranya manfaat kupu-kupu : a)
Membantu penyerbukan tanaman: misal Euploea, Callithoe, Papilio, Iswara ornitoprea. (1)
Sejumlah tumbuhan tergantung pada satu jenis tunggal serangga untuk penyerbukannya.
(2)
Beberapa anggrek hanya diserbuk oleh kupu-kupu Hawks moths yang mempunyai probosis panjang.
(3)
Yucca diserbuk semata-mata oleh kupu-kupu Yukka (Bombyx mori)
b)
Manfaat keindahan (hiasan dinding, meja, penindih kertas, tatakan gelas)
c)
Bahan penelitian biologis (penelitian serologis) dan bahan penelitian genetik
d)
Sumber protein (misal kupu-kupu pisang, Eryonotathrax, larva kupu-kupu raksasa yang dianggap sebagai hidangan enak di Meksiko, “Gusanos de meguey”
e)
Sebagai koleksi
f)
Rekreasi (dipelihara di rumah kaca untuk ditonton)35
f. Pengenalan suku kupu-kupu Kupu-kupu dapat dibagi dalam superfamili Hesperionidae yang meliputi suku Hesperiidae, dan superfamili Papilionidea yang meliputi suku Papilionidae, Pieridae, 34
Muhajir Utomo, Kupu-kupu di Kampus Unila, Lampung : Universitas Lampung, 2007, h. 16. R. Erly Risandy,” Metode Pengawetan Kupu-kupu (Preservative Method of Butterfly)”,Skripsi, Bogor : Universitas Pertanian Bogor, 2001, h. 5-6. 35
Lycaenidae, Nymphalidae, dan Riodinidae. Sebagian besar anggota suku Riodinidae dijumpai di Amerika Selatan. 36 Pada Hesperionidae, sungut kanan dan kiri berjauhan, sungut bersiku di ujungnya dan tubuhnya relatif lebih gemuk. Pada Papilionoidea, sungut kanan dan kiri berdekatan, sungut membesar di ujung tetapi tidak bersiku dan tubuhnya relatif ramping.37 a)
Superfamili Hesperionidae Hesperidae, anggota suku ini berukuran sedang. Sayap umumnya berwarna coklat
dengan bercak putih atau kuning. Terbang cepat dengan sayap yang relatif pendek. 38 b) Superfamili Papilionoidea (1)
Papilionidae Famili ini umumnya berwarna menarik, merah, kuning, hijau, dengan
kombinasi hitam dan putih. Kupu-kupu ini berukuran tubuh sedang sampai besar. Ada jenis-jenis yang mempunyai ekor yang merupakan perpanjangan sudut sayap belakang. 39 Banyak jenis yang bersifat sexual dimorpic, yaitu berbeda pola sayap jantan dan betinanya. Pada beberapa jenis, kupu-kupu betina bersifat polymorphic, yaitu terdapat beberapa pola sayap. Pada jenis-jenis di mana jantan dan betina tampak serupa, betina bisanya lebih besar dengan sayap yang lebih membulat.40 (2) 36
Pieridae
Djunijanti Peggie dan Mohammad Amir, Practical Guide to the Butterflies of Bogor Garden (Panduan Praktis Kupu-kupu di Kebun raya Bogor), Jakarta : Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, LIPI, h. 17. t.dt. 37 Ibid., h. 18 38 Djunijanti Peggie dan Mohammad Amir, Practical Guide to the Butterflies of Bogor Garden (Panduan Praktis Kupu-kupu di Kebun raya Bogor), Jakarta : Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, LIPI, h. 19. t.dt 39 Ibid. h. 18. 40 Ibid.
Kupu-kupu ini umumnya berwarna kuning dan putih, ada juga yang berwarna oranye dengan sedikit hitam atau merah. Kupu-kupu ini berukuran sedang. Tidak ada perpanjangan sayap yang menyerupai ekor. Banyak jenis menunjukkan variasi sayap sesuai musim. Selain itu, beberapa jenis juga memiliki kebiasaan bermigrasi. Umumnya, kupu-kupu betina lebih gelap dan dapat dengan mudah dibedakan dari kupu-kupu jantan.41 (3)
Nymphalidae Kupu-kupu dari suku Nymphalidae ini sangat bervariasi. Umumnya
berwarna coklat, oranye, jingga, kuning, dan hitam. Kupu-kupu ini berukuran beragam, mulai kecil sampai besar.42 Ciri yang paling penting pada Nymphalidae ialah mengecilnya pasangan tungkai depan pada kupu-kupu jantan dan betina (kecuali pada kupu-kupu betina Libytheinae) sehingga biasanya pasangan tungkai tidak berfungsi untuk berjalan. Pada kupu-kupu jantan, biasanya pasangan tungkai depan ini tertutup oleh kumpulan sisik yang padat menyerupai sikat, sehingga kupu-kupu ini juga dikenal sebagai kupu-kupu bertungkai sikat.43 (4)
Lycaenidae Anggota kelompok ini umumnya berukuran kecil. Berwarna biru, ungu, atau
oranye dengan bercak metalik, hitam, atau putih. Biasanya jantan berwarna lebih terang daripada betina. Banyak jenis mempunyai ekor sebagai perpanjangan sayap belakang. Kupu-kupu ini umumnya dijumpai pada hari yang cerah dan di tempat
41
Djunijanti Peggie dan Mohammad Amir, Practical Guide to the Butterflies of Bogor Garden (Panduan Praktis Kupu-kupu di Kebun raya Bogor), Jakarta : Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, LIPI, h. 18. t.dt 42 Ibid, h. 19. 43 Ibid.
terbuka. Beberapa anggota dari suku ini, terutama pada fase larva, bersimbiosis secara mutualistik dengan semut, di mana ulat memanfaatkan semut untuk menjaganya dari serangan parasit, dan semut mendapatkan cairan manis yang dikeluarkan kelenjar pada ruas abdomen larva tersebut.44 2.
Gambaran Lokasi Penelitian Arboretum Nyaru Menteng merupakan kawasan pelestarian plasma nutfah
ekosistem hutan rawa di provinsi Kalimantan Tengah. Di samping itu, Arboretum Nyaru Menteng ini juga dikembangkan untuk keperluan rekreasi (wisata) bagi masyarakat dan sebagai tempat untuk melakukan penelitian mahasiswa. 45 Arboretum Nyaru Menteng menempati areal seluas 60 hektar, penepatan areal ini berdasarkan keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Kalimantan Tengah Nomor : 3274/SK-5/1994 tanggal 9 Februari 1994.46 Kawasan Arboretum Nyaru Menteng mempunyai luas sekitar 62,5 hektar, yang secara administratif kawasan ini terletak di Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya. 47 Kawasan ini berada pada dataran rendah dengan ketinggian sekitar 20 meter di atas permukaan air laut. Kondisi tanahnya sebagian besar berupa tanah gambut dan rawa. Ketebalan gambut berkisar antara 0,5 - 1,5 meter dan pH tanah 3,5 - 5.
44
Djunijanti Peggie dan Mohammad Amir, Practical Guide to the Butterflies of Bogor Garden (Panduan Praktis Kupu-kupu di Kebun raya Bogor), Jakarta : Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, LIPI, h. 19. t.dt 45 Eka kanty Rahayu, “Inventarisasi Jenis-jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat di Arburetum Nyaru Menteng Palangka Raya”, Skripsi, Palangkaraya : UNPAR, 2007, h. 5, t.d. 46 Choirur Rojichin, “Inventarisasi Jenis-jenis Tumbuhan Anggota Divisi Bryophyta Di Kawasan Arburetum Nyaru Menteng Kota Palangka Raya”, Skripsi, Palangka Raya : UNPAR, 2007, h. 5, t.d. 47 Eka kanty Rahayu, “Inventarisasi Jenis-jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat di Arburetum Nyaru Menteng Palangka Raya”, h. 5, t.d.
Pada siang hari kelembapan udara berkisar antara 82 – 87%, sedangkan suhu udara berkisar antara 220C – 230C. Adapun rata-rata kecepatan angin yaitu 1,7 knot.48 Di dalam kawasan ini terdapat berbagai fasilitas, antara lain : jalan setapak / jalan trail wisata sepanjang + 5 km, Wisma Cinta Alam dengan 7 kamar, Aula Pertemuan, Shelter, Pondok Kerja, Tempat Parkir, Mandi Cuci Kakus (MCK), Klinik dan Karantina Orangutan. 49
C. Kerangka Konseptual Keberadaan kupu-kupu di Indonesia sangat banyak, diperkirakan terdapat sekitar 4.000-5.000 jenis kupu-kupu yang terdapat di Indonesia. Kota Palangka Raya mempunyai tempat wisata yang beragam, salah satunya adalah tempat wisata Arboretum Nyaru Menteng. Banyak terdapat Flora dan Fauna hidup kawasan ini, salah satu jenis faunanya adalah kupu-kupu. Kupu-kupu termasuk dalam ordo lepidoptera dan termasuk dalam subordo Rhopalocera, yang aktif pada siang hari (diurnal). Kupu-kupu mempunyai sayap yang indah sehingga banyak orang yang tertarik untuk mempelajarinya. Kupu-kupu juga mudah untuk ditemui karena dapat hidup segala tempat salah satunya di kawasan Arboretum Nyaru Menteng, Palangkaraya. Dari segi pemanfaatannya kupu-kupu sangat memberi andil dalam lingkungan alam sekitar karena sebagai salah satu satwa penyerbuk pada proses pembuahan bunga. Kupu-kupu jika dilihat dari kepadatan populasinya dapat digunakan sebagai indikator biologis lingkungan.
48
Choirur Rojichin, “Inventarisasi Jenis-jenis Tumbuhan Anggota Divisi Bryophyta Di Kawasan Arburetum Nyaru Menteng Kota Palangka Raya”, h. 5, t.d. 49 Eka kanty Rahayu, “Inventarisasi Jenis-jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat di Arburetum Nyaru Menteng Palangka Raya”, h. 6, t.d.
Selain sebagai tempat wisata, kawasan Arboretum Nyaru Menteng juga digunakan sebagai tempat penelitian para mahasiswa dan tempat konservasi alam yang memberikan berbagai informasi untuk masyarakat. Selama ini informasi yang di dapat dari pihak pengelola Arboretum Nyaru Menteng hanya berpusat pada Orangutan dan sedikit tentang satwa lainnya. Untuk jenis kupu-kupu sendiri belum ada, padahal informasi tentang keberadaan kupu-kupu ini sangat penting sebagai upaya konservasi kupu-kupu di Kalimantan Tengah, khususnya di kawasan Arboretum Nyaru Menteng, Palangka Raya. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif. Penekanan pada penelitian ini adalah mengidentifikasi kupu-kupu, sehingga diharapkan hasil dari penelitian ini nantinya dapat mengetahui nama spesies dari kupu-kupu tersebut, (Gambar 2.6).
Kota Palangka Raya mempunyai tempat wisata yang beragam, salah satunya adalah tempat wisata Arboretum Nyaru Menteng. Banyak terdapat Flora dan Fauna hidup kawasan ini, salah satu jenis faunanya adalah kupu-kupu
Kupu-kupu termasuk dalam ordo lepidoptera dan termasuk dalam subordo Rhopalocera, yang aktif pada siang hari (diurnal). Dari segi pemanfaatannya kupu-kupu sangat memberi andil dalam lingkungan alam sekitar karena sebagai salah satu satwa penyerbuk pada proses pembuahan bunga dan juga sebagai bioindikator lingkungan.
Selama ini informasi yang di dapat dari pihak pengelola Arboretum Nyaru Menteng hanya berpusat pada Orangutan dan sedikit tentang satwa lainnya. Untuk jenis kupu-kupu sendiri belum ada, padahal informasi tentang keberadaan kupu-kupu ini sangat penting sebagai upaya konservasi kupukupu di Kalimantan Tengah, khususnya di kawasan Arboretum Nyaru Menteng, Palangka Raya.
Penelitian ini bersifat deskriptif. Penekanan pada penelitian ini adalah mengidentifikasi kupu-kupu, sehingga diharapkan hasil dari penelitian ini nantinya dapat mengetahui nama spesies dari kupu-kupu tersebut Gambar 2.6. Bagan Kerangka Konseptual