BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1
Kesehatan Pengertian Kesehatan Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan. Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia,
4
5
tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri (Sulastomo, 2000) 2.1.2
Kesehatan menurut Undang-Undang Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan (Anonim, 2004)
1.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
2.
Upaya
kesehatan
adalah
setiap
kegiatan
untuk
memelihara
dan
meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. 3.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
4.
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
5.
Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna
2.2
Konsep Pengetahuan
2.2.1
Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses
pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya (Budiono, 2003)
6
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala sesuatu perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat terwujud barang-barang fisik, pemahamannya dilakukan dengan cara persepsi baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal (Arman, 2006). Menurut Suparlan (2005) pengetahuan adalah proses mengetahui dan menghasilkan sesuatu. Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu, dengan kata lain pengetahuan adalah hasil ungkapan apa yang diketahui atau hasil dari pekerjaan. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang.
Pengetahuan
diperlukan
sebagai
dukungan
dalam
menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2005). 2.2.2
Tingkat Pengetahuan Menurut Bloom (1956), yang dikutip dari Notoatmodjo (2003) bahwa
pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
7
1.
Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recaal) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, “tahu” ini merupakan tingkat penetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2.
Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3.
Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4.
Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam kompnen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
8
dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5.
Sintesis (syntesis) Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6.
Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteriakriteria yang telah ada. 2.2.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
1.
Pendidikan Semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi
sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. 2.
Pekerjaan Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan
cara mencari nafkah yang membosankan, berulang, dan banyak tantangan. Semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pengetahuan yang diperoleh.
9
3.
Umur Umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang
tahun. Semakin bertambah umur seseorang semakin banyak pengetahuan yang di dapat. 4.
Sumber informasi Data yang merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-
kejadian dan kesatuan nyata apa air, apa alam, apa manusia dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005). 2.2.4
Cara Memperoleh Pengetahuan
a.
Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan 1.
Cara coba salah (Trial dan Error)
Cara yang paling tradisional, yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah cara coba-salah “trial and error”. Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. 2.
Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisitradisi yang dilakukan itu baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi-generasi berikutnya. 3.
Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman itu adalah guru yang baik, demikianlah bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu
10
merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. 4.
Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya. b.
Cara moderen dalam memperoleh pengetahuan
Cara moderen dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah (Notoadmodjo, 2005).
2.3 2.3.1
Konsep Masyarakat Pengertian Masyarakat Dalam buku Sosiologi, Kelompok dan Masalah Sosial dijelaskan bahwa
diduga perkataan masyarakat mendapat pengaruh dari bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, masyarakat asal mulanya dari kata musayarak yang kemudian berubah menjadi musyarakat dan selanjutnya mendapatkan kesepakatan dalam bahasa Indonesia, yaitu Masyarakat". Musyarak, artinya bersama-sama, lalu musyarakat, artinya berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sedangkan pemakaiannya dalam bahasa Indonesia telah disepakati dengan sebutan Masyarakat (Syani, 1987).
11
Menurut Taneko (1984), secara sosiologis masyarakat tidak dipandang sebagai suatu kumpulan individu atau sebagai penjumlahan dari individu-individu semata. Masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup, oleh karena manusia itu hidup bersama. Masyarakat merupakan suatu sistem yang terbentuk karena hubungan dari anggotanya. Ringkasnya,masyarakat adalah suatu sistem yang terwujud dari kehidupan bersama manusia, yang lazim disebut sebagai sistem kemasyarakatan. 2.3.2
Unsur Pembentuk Masyarakat Menurut Soekanto (1982), masyarakat mencakup beberapa unsur, yaitu
sebagai berikut: a.
Manusia yang hidup bersama. Didalam ilmu sosial tak ada ukuran yang
mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan beberapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritas, angka minimnya adalah dua orang yang b.
Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia
tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti umpamanya kursi, meja dan sebagainya. Oleh karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti; mereka juga mempunyai keinginankeinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasi dan timbulah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut.
12
c.
Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
d.
Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan
bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan lainnya.
2.4 2.4.1
Obat Tanpa Resep Definisi Obat tanpa resep adalah obat untuk jenis penyakit yang pengobatannya
dianggap dan ditetapkan sendiri oleh masyarakat dan tidak begitu membahayakan jika mengikuti aturan memakainya. Obat yang beredar dimasyarakat dibagi atas empat golongan, yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, dan obat narkotika (Anief, 1997). Resiko dari pengobatan sendiri adalah tidak mengenali keseriusan gangguan. Keseriusan dapat dinilai salah satu atau mungkin tidak dikenali, sehingga pengobatan sendiri bisa dilakukan terlalu lama. Gangguan bersangkutan dapat memperhebat keluhan, sehingga dokter perlu menggunakan obat-obat yang lebih keras. Resiko yang lain adalah penggunaan obat yang kurang tepat. Obat bisa digunakan secara salah, terlalu lama atau dalam takaran yeng terlalu besar. Guna mengatasi resiko tersebut, maka perlu mengenali kerugian-kerugian tersebut (Tjay dan Raharja, 1993). Pada setiap produk obat selalu dicantumkan nama obat, komposisi, indikasi, informasi mengenai cara kerja obat, aturan pakai, peringatan, perhatian, nama produsen, nomor batch atau lot, nomor registrasi, dan tanggal kadaluwarsa.
13
Obat bebas dan obat bebas terbatas dapat dibeli tanpa resep di apotek dan toko obat.Biasanya obat bebas dapat mendorong untuk pengobatan sendiri atau perawatan penyakit tanpa pemeriksaan dokter dan diagnose (Anief, 1997). Obat yang dapat diperoleh tanpa resep sering digunakan pasien atas anjuran paramedik. Sikap dokter terhadap praktek pengobatan sendiri dengan obat tanpa resep umumnya tidak keberatan dalam batas-batas tertentu.Profesi kedokteran meyakinkan bahwa pengobatan sendiri adalah terbatas pada kondisi kecil yang pasien mampu mengenal dengan jelas pengalaman sebelumnya dan rasa kurang enak yang diderita adalah bersifat sementara (Anief, 1997). Menurut Anief juga pada penggunaan obat tanpa resep perlu diperhatikan: a. Apakah obatnya masih baik atau tidak. b. Bila ada tanggal kadaluwarsa, perhatikan tanggalnya apakah lewat atau belum. c. Keterangan pada brosur atau selebaran yang disertakan oleh pabrik, dibaca dengan baik, antara lain berisi informasi tentang: 1) Indikasi yaitu petunjuk penggunaan obat dalam pengobatan penyakit. 2) Kontraindikasi yaitu petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan, karena berlawanan dengan kondisi tubuh kita. 3) Efek samping yaitu efek yang timbul, bukan efek yang diinginkan. Efek samping dapat merugikan atau berbahaya. 4) Dosis obat yaitu besaran obat yang boleh digunakan untuk orang dewasa atau anak-anak berdasarkan berat badan atau umur anak. 5) Waktu kadaluwarsa. 6) Cara penyimpanan obat.
14
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 919/Menkes/Per/X/1993 disebutkan bahwa penyerahan obat tanpa resep harus memenuhi kriteria pada penggunaan obatnya, yaitu: a.
Tidak kontra indikasi untuk penggunaan pada wanita hamil, anak dibawah usia dua tahun, orang tua diatas 65 tahun.
b.
Pada pengobatan sendiri, tidak memberi resiko pada kelanjutan penyakit.
c.
Tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
d.
Diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia.
e.
Memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dijamin untuk pengobatan sendiri (Anief, 2000).
2.4.2
Penggolongan Obat tanpa Resep Menurut penggolongannya obat dibagi menjadi 4 golongan yaitu:
1)
Obat Bebas Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam contoh paracetamol (Anonim, 2006). 2)
Obat Bebas Terbatas Selain tanda khusus obat bebas terbatas, terdapat pula tanda peringatan.
Tanda peringatan ini diberikan karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu obat ini aman dipakai untuk pengobatan sendiri. Tanda peringatan berupa empat persegi panjang dengan huruf putih pada dasar hitam yang terdiri dari 6 macam, yaitu:
15
a)
P.No.1: Awas! Obat Keras. Bacalah aturan memakainya.
b) P. No. 2: Awas! Obat keras.Hanya untuk kumur, jangan ditelan. c)
P. No. 3: Awas! Obat keras.Hanya untuk bagian luar badan.
d) P. No.4: Awas!Obat keras.Hanya untuk luka bakar.
3)
e)
P. No.5: Awas! Obat keras.Tidak boleh ditelan.
f)
P. No.6: Awas! Obat keras.Obat wasir jangan ditelan (Anonim, 2004)
Obat Keras Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep
dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam. Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. (Anonim, 2000) 4)
Obat Narkotika dan Psikotropika Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku (Anonim, 2000).
16
5)
Obat Wajib Apotik (OWA) Selain memproduksi obat generik, untuk memenuhi keterjangkauan
pelayanan kesehatan khususnya akses obat pemerintah mengeluarkan kebijakan OWA. OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien.Walaupun APA boleh memberikan obat keras, namun ada persayaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan OWA. Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masyarakat, maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal (Anonim,2000). Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan: 1.
Tidak dikontra indikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2.
Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit.
3.
Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4.
Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia.
5.
Obat
dimaksud
memiliki
rasio
khasiat
keamanan
yang
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri (Anonim,2000).
dapat
17
2.5
Penyakit Rematik
2.5.1 Pengertian Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. Reumatik di definisikan sebagai setiap kondisi yang di sertai rasa nyeri dan kaku pada sistem tulang otot (muskuloskeletal) dan penyakit yang terjadi pada jaringan ikat (connective tissue). Atau lebih sederhananya penyakit ini dapat di artikan sebagai suatu penyakit yang menyerang sendi, otot, dan jaringan tubuh. Ini merupakan istilah dalam ilmu kedokteran, serta dalam ilmu kedokteran penyakit ini di masukkan dalam kelompok penyakit sendi atau reumatologi karena peristiwa mengalirnya mukus ke sendi terjadi pada persendian . Namun jika di kaji dari penyebab terjadinya reumatik, penyakit ini berupa suatu penyakit yang di sebabkan oleh kerusakan rawan sendi. Rawan sendi berfungsi sebagai bantalan untuk meredam benturan maupun beban berat akibat gerakan sendi dan meneruskan beban tadi ke tulang bawah sendi. Rawan sendi terbentuk dari sel rawan sendi yang di sebut kondrosit dan matriks rawan yang sebagian besar terdiri dari air, proteoglikan, dan kolagen. Rawan sendi yang normal selalu
18
mengalami proses kerusakan dan perbaikan secara terus-menerus. Tapi, terkadang kedua proses yang terjadi ini tidak berjalan lancar seperti biasanya, karena di akibatkan oleh rawan sendi yang rusak atau terjadi peradangan. Akibat kerusakan yang terjadi timbul rasa nyeri dan sakit yang bukan kepalang rasanya. Keadaan ini terjadi akibat adanya cairan jahat yang di sebut mukus. Cairan ini mengalir dari otak ke sendi dan struktur lain dalam tubuh. Kondisi ini dalam bahasa Yunani di sebut
rheumatismos.
Pada
umumnya,
masyarakat
umum
menyebutnya
Rheumatism, reumatik, atau rematik (Utami, 2003). 2.5.2
Pengobatan Rematik Pengobatan reumatik biasanya lebih dipercaya dengan ramuan tradisional
di bandingkan berobat dengan bantuan dokter. Contohnya adalah ramuan dari beberapa simplisia seperti; belimbing wuluh yang di tumbuk halus, di campur dengan daun cempaka, cengkeh (biji), lada hitam serta tambahan perasan air jeruk dan sedikit minyak kayu putih. Setelah semua bahan di campur gosokkan pada bagian yang terasa nyeri sambil di urut-urut dengan perlahan, selama 2-3 kali sehari. Ada juga alternatif lain yang juga sangat efektif, yaitu ramuan dari tumbuhan pegagan (Centella asiatica). Dengan cara merebus semua bagian tanaman, kemudian air rebusannya di minum 2-3 kali sehari. Pegagan ini bersifat antiinflamasi sehingga dapat menyembuhkan peradangan (Lasmadiwati, 2003). 2.5.3
Gejala Umum Rematik Gejala umum dari reumatik adalah nyeri sendi, kaku pada sendi, bengkak
pada sendi, gangguan fungsi sendi, sendi tidak stabil, sendi berbunyi, pengecilan
19
otot (Atrofi), timbul tofi, perubahan fisik di bagian jari dan kuku, kelainan di bagian selaput lendir, gangguan penglihatan, gejala lain, seperti: berat badan menurun, rasa lelah dan lesu, susah tidur, aktivitas seksual suami istri terganggu, dan selain itu muncul depresi (Utami, 2003) 1.
Nyeri Sendi Nyeri sendi merupakan keluhan utama setiap penderita rematik. Jika
rematik sampai menyerang bagian syaraf, nyeri sendi dapat menjalar jauh hingga keseliruh tubuh. Nyeri sendi ada dua macam, yaitu nyeri mekanis dan nyeri inflamasi (nyeri radang). Nyeri mekanis biasanya muncul setelah manusia melakukan aktivitasnya yang umum dan nyeri ini akan hilang setelah beristirahat. Sedangkan nyeri inflamasdi biasanya akan timbul di pagi hari ketika seseorang bangun tidur. Nyeri inflamasi ini akan di sertai rasa kaku pada sendi dan rasa nyeri yang hebat bagi penderita ketika awal gerak dari masa istirahatnya (tidur). Biasanya rasa nyeri baru akan hilang setelah beberapa saat melakukan aktivitas dengan bertahap. 2.
Kaku pada Sendi Kaku sendi adalah kaku yang di akibatkan karena terjadinya desakan suatu
cairan di sekitar jaringan tubuh yang sedang mengalami peradangan, seperti kapsul sendi, sinovia, atau bursa. Gejala ini di tandai dengan sukarnya persendian untuk digerakan. Kaku sendi terjadi pada pagi hari dan akan berkurang setelah beristirahat dan aktifitasnya
20
3.
Bengkak pada Sendi Bengkak sendi terjadi karena adanya cairan yang menumpuk di sekitar
kapsul sendi, sehingga sendi terasa kaku. Cairan yang menumpuk membuat peradangan pada sendi tengah dalam jaringan lunak dan tulang. Biasanya di tandai dengan memerahnya warna kulit dan terasa panas jika di raba. 4.
Gangguan Fungsi Sendi Gangguan fungsi sendi di sebabkan oleh terjadinya tekukan pada posisi
persendian. Tekukan ini sebenarnya adalah kesengajaan oleh si penderita karena ingin menghilangkan rasa nyeri yang di derita. 5.
Sendi Tidak Stabil Ketidakstabilan suatu sendi diakibatkan seseorang mengalami trauma atau
radang di bagian ligamen dan kasul sendinya. Dan juga bisa di akibatkan oleh kerusakan rawan sendi atau robeknya ligamen. Sendi tidak stabil umum terjadi pada penderita osteoartritis di bagian lutut. 6.
Sendi Berbunyi Sendi akan berbunyi atau terjadi krepitasi ketika sendi sedang di gerakkan.
Bunyi yang di timbulkan di bagi menjadi dua, yaitu: bunyi yang kasar dan bunyi yang halus. Bunyi yang kasar, berarti menandakan adanya kerusakan di bagian rawan sendi atau tulang, bunyi bisa di dengar dan di raba sepanjang tulang. 7.
Pengecilan Otot (Atrofi) Pengecilan otot sekitar sendi yang rusak terjadi jika rematik telah
berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama (lebih dari 10 tahun). Akibat adanya atrofi, fungsi sendi akan terganggu.
21
8.
Timbul Tofi Tofi atau nodul atau benjolan kecil biasanya terjadi dalam jaringan di
bawah kulit. Biasanya gejala ini nterjadi pada penderita rematik gout atau reumatoid artritis. Tofi biasanya muncul di permukaan ekstensor, yaitu di punggung tangan, siku, tumit belakang, dan sacrum. (Utami, 2003) 9.
Perubahan Fisik di Bagian Jari dan Kuku Kelainan hanya terjadi pada beberapa jenis reumatik yang bersifat
sistemik. Biasanya, kuku menjadi berlubang atau jari tangan membesar. Keadaan ini terjadi karena adanya tofi yang semakin membesar, menimbulkan koreng, dan akhirnya mengeluarkan suatu cairan kental seperti kapur (Utami, 2003) 10.
Kelainan di Bagian Selaput Lendir Kelainan ini terjadi karena adanya ulkus di bagian rongga mulut, kelamin,
dan selaput lendir hidung. Akibat yang di timbulkan oleh adanya kelainan ini adalah berupa gannguan saat menelan makanan, gannguan aktivitas seksual, dan bernafas (Utami, 2003) 2.5.4 Jenis Penyakit Rematik Ditinjau dari lokasi patologik maka jenis rematik tersebut dapat di bedakan dalam dua kelompok besar, yaitu rematik artikular dan rematik non artikular. Rematik artikular merupakan gangguan rematik yang berlokasi pada persendian, di antaranya meliputi arthritis rheumatoid, osteoarthritis dan gout arthritis. Rematik non artikular merupakan gangguan rematik yang diebabkan oleh proses diluar persendian diantaranya bursitis, fibroitis dan sciatica (Hembing, 2006).
22
2.5.5
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rematik Faktor yang mempengaruhi rematik tergantung pada jenis rematiknya.
Beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya rematik yaitu: 1.
Faktor usia, setiap persendian tulang memiliki lapisan perlindungan sendi yang menghalangi terjadinya gesekan antar tulang. Dan didalam sendi terdapat cairan yang berfungsi sebagai pelumas sehingga tulang dapat digerakan dengan leluasa. Pada mereka yang berusia lanjut, lapisan perlindungan mulai menipis dan cairan tulang mulai mengental, menyebabkan tubuh menjadi kaku dan sakit saat di gerakan biasanya menyerang pada usia 60 tahun ke atas.
2.
Jenis Kelamin
3.
Infeksi
4.
Pekerjaan
5.
Jenis makanan
6.
Faktor keturunan
7.
Psikologis
8.
Latihan fisik (anonim, 2006)