BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian bank terdapat pada pasal 1 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang menjelaskan bahwa Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Booklet Perbankan 2012). Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktifitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan, sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan (Kasmir, 2008, 25). Menurut G.M Verryn Stuart “ Bank is a company who satisfied other people by giving a credit with the money they accept as a gambleto the other, eventhough the should supply the new money “ (Bank adalah badan usaha yang yang wujudnya memuaskan keperluan orang lain dengan memberikan kredit
Universitas Sumatera Utara
berupa uang yang diterimanya dari orang lain, sekalipun dengan jalan mengeluarkan uang kertas atau uang logam). Dengan demikian kegiatan bank yaitu mengumpulkan uang dari masyarakat yang mempunyai kelebihan uang dan menyalurkan kembali kepada masyarakat yang kekurangan uang dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. 2.1.2 Tugas dan Fungsi Bank Pada dasarnya tugas pokok bank menurut Undang-Undang RI No.19 tahun 1998 adalah membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga, dan memelihara stabilitas nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup orang banyak. Sedangkan fungsi bank pada umumnya adalah (Siamat, 2005:276): 1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi 2. Menciptakan uang 3. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat 4. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain. 2.1.3 Penggolongan bank berdasarkan status Adapun jenis perbankan yang ditinjau berdasarkan status antara lain (Kasmir, 2008:20): 1. Bank Devisa, yaitu bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negri, travellers cheque, pembukaan
Universitas Sumatera Utara
dan pembayaran letter of credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi Bank Devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia. 2. Bank Non Devisa, yaitu bank yang memperoleh izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, namun tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Hal yang sama juga diuraikan pengertian Bank Devisa oleh Taswan (2006) bahwa Bank Devisa merupakan bank yang yang memperoleh izin dari Bank Indonesia (BI) untuk menjual, menyimpan, dan membeli devisa serta menyelenggarakan lalu lintas pembayaran luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Sedangkan Bank Non Devisa hanya bisa melakukan transaksi masih dalam batas-batas negara. Persyaratan Bank Umum Non Devisa menjadi Bank Umum Devisa adalah sebagai berikut (Booklet Perbankan Indonesia 2011): 1. Capital Adequacy Ratio (CAR) minimum dalam bulan terakhir 8%. 2. Tingkat kesehatan bank selama 24 bulan terakhir berturut-turut tergolong sehat. 3. Modal disetor minimal Rp. 150 miliar. 4. Bank telah melakukan persiapan untuk melaksanakan kegiatan sebagai Bank Umum Devisa meliputi: organisasi, sumber daya manusia, pedoman operasional kegiatan devisa dan sistem administrasi serta pengawasannya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan beberapa lembar kertas dengan angkaangka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang mendasari angka-angka tersebut (Brigham dan Houston, 2006:44). Secara umum, tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank adalah sebagai berikut (Kasmir, 2004:240): 1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva yang dimiliki. 2. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenis-jenis kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal bank waktu tertentu. 4. Memberikan informasi keuangan tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut. 5. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu. 6. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank. 7. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Return on Asset (ROA) ROA merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat diperoleh dari seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Dendawijaya (2009:118) menjelaskan bahwa rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan aset. Dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (2004) kriteria yang dikeluarkan Bank Indonesia untuk sebuah bank bisa menjadi bank jangkar (anchor bank) memiliki rasio Return On Asset (ROA) minimal 1,5%. 2.1.6 Capital Adequacy Ratio (CAR) Rasio CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung dan menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan banktersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/ 23./DPNP tanggal 31 Mei 2004 Lampiran 1a, rasio CAR dapat dirumuskan sebagai perbandingan antara modal bank terhadap aktiva tertimbang menurut risiko modal bank adalah total modal yang berasal dari bank yang terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Modal inti yaitu modal milik sendiri yang diperoleh dari modal disetor oleh pemegang saham. Modal inti terdiri dari modal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan, laba tahun lalu, laba tahun
Universitas Sumatera Utara
berjalan, dan bagian kekayaan anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan. Modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, modal kuasa, dan pinjaman subordinasi. Sedangkan ATMR merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca dengan ATMR administratif. Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, besarnya CAR yang harus dicapai oleh suatu bank minimal 8%. Angka tersebut merupakan penyesuaian dari ketentuan yang berlaku secara internasional berdasarkan Standar Bank for International Settlement (BIS). 2.1.7 Biaya Operasional Pendapatan Operasional Biaya operasional adalah semua biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank yang dirinci sebagai berikut (Dendawijaya, 2005:111): 1. Biaya bunga, adalah semua biaya atas dana-dana yang berasal dari Bank Indonesia, bank-bank lain , dan pihak ketiga bukan bank. 2. Biaya valuta asing lainnya, adalah ssemua biaya yang dikeluarkan bank untuk berbagai transaksi devisa. 3. Biaya tenaga kerja, adalah seluruh biaya yang dikeluarkan bank untuk membiayai pegawainya. 4. Penyusutan, adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk penyusutan benda-benda tetap dan inventaris. 5. Biaya lainnya, seperti premi asuransi/jaminan kredit, sewa gedung kantor/ rumah dinas dan alat-alat lain, biaya pemeliharaan.
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan operasional terdiri atas semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-benar diterima. Pendapatan bunga terdiri dari (Dendawijaya, 2005:111): 1. Hasil bunga, adalah pendapatan bunga, baik dari pinjaman yang diberikan maupun dari penanaman yang dilakukan bank seperti giro, simpanan berjangka, obligasi, dan surat pengakuan utang lainnya. 2. Provisi dan komisi, adalah pendapatan yang diterima oleh bank dari berbagai kegiatan yang dilakukan bank, seperti provisi kredit, komisi pembelian, dan lain-lain. 3. Pendapatan valuta asing lainnya, adalah keuntungan yang diperoleh bank dari berbagai transaksi devisa. 4. Pendapatan lainnya, adalah hasil langsung dari kegiatan operasional lainnya yang tidak termasuk dalam rekening pendapatan diatas, misalnya dividen yang diterima dari saham yang dimiliki. Rasio BOPO adalah kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya (Dendawijaya, 2005:119). Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Mengingat kegiatan utama bank adalah menghimpun dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat, maka biaya dan pendapatan yang mendominasi pada bank adalah biaya bunga dan hasil bunga. Hal yang terpenting untuk mencapai keefisiensian operasional adalah
Universitas Sumatera Utara
meningkatkatn produktivitas perusahaan, menekan biaya, sehingga menghasilkan output yang maksimal dan akan mempengaruhi laba (Koch, 2003:112). Kriteria nilai kredit BOPO dapat dihitung sebagai berikut (Harmono, 2009:120): 1. Untuk rasio 100% atau lebih, nilai kredit = 0. 2. Untuk setiap penurunan sebesar 0,08%, nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Bobot CAMEL untuk rasio BOPO adalah 5%. 2.1.8 Non Performing Loan (NPL) Pengertian NPL menurut Siamat (2004:174) menyatakan bahwa salah satu faktor penyebab runtuhnya kondisi suatu bank yaitu adanya NPL yang melebihi batas kewajaran yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. NPL timbul karena tidak kembalinya dana yang diberikan dalam bentuk kredit tepat pada waktunya. NPL biasa disebut dengan kredit bermasalah. Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001 Lampiran 14 menyatakan bahwarasio NPL dapat diukur melalui perbandingan antarakredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan. Semakin tinggi rasio ini mengindikasikan akan buruknya kualitas kredit akan bank tersebut. Hal ini menandakan bahwa bankakan mengalamikerugian dalam menjalani kegiatan operasionalnya danberpengaruh terhadap perolehan laba (ROA) yang diperoleh bank(Kasmir, 2004).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Dendawijaya (2005:82) implikasi bagi pihak bank akibat dari timbulnya kredit bermasalah dapat berupa: 1.
Hilangnya kesempatan memperoleh pendapatan (income)dari kredit yang diberikan, sehingga akan mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank.
2.
Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan BDR (Bad Debt Ratio) menjadi semakin besar yang menggambarkan terjadinya situasi yang memburuk.
3.
Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. Hal ini pada akhirnya akan mengurangi besarnya modal bank dan akansangat berpengaruh terhadap CAR (Capital Adequacy Ratio).
4.
Return on Asset (ROA) mengalami penurunan.
5.
Sebagai akibat komplikasi butir 2,3, dan 4 di atasyaitu akan menurunkan nilai tingkat kesehatan bank berdasarkanperhitungan menurut metode CAMEL. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa risiko kredit berkaitan
dengankemungkinan kegagalan dalam membayar kewajiban atau risiko dimanadebitur tidak dapat melunasi hutangnya. Oleh karena itu, besarnya nilai NPL menandakan akan besarnya risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank dan mempengaruhi laba yang akan di peroleh oleh bank. Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia mengenai besarnya NPL yang baik adalah di bawah5%.
Universitas Sumatera Utara
2.1.9 Equity to Total Asset Ratio (EAR) Equity to Total Assets Ratio adalah indikator finansial yang digunakan untuk mengukur keterikatan atau motivasi dari pemilik atas kelangsungan usaha dari bank yang bersangkutan. Rasio ini menunjukkan besarnya modal sendiri yang digunakan untuk mendanai seluruh aktiva perusahaan. Menurut Ambarriani (2003) semakin tinggi proporsi modal sendiri maka akan semakin tinggi pula keterikatan atau motivasi pemilik atas kelangsungan usaha banknya, sehingga akan semakin tinggi peranan pemilik dalam mempengaruhi manajemen peningkatan kinerja atau efisiensi banknya secara lebih profesional. Sebaliknya, proporsi modal sendiri yang relatif rendah akan menyebabkan pemilik tidak merasa terlalu dirugikan apabila banknya pailit atau bangkrut. Secara teoritis dikatakan bahwa semakin tinggi nilai EAR, maka akan semakin baik anggaran bankdalam membelanjakan investasinya sehingga kemampuan bank dalam meningkatkan labanya menjadisemakin optimal (Menurut Berger dalam Hendrayanti dan Muharram, 2013). 2.1.10 Loan to Asset Ratio (LAR) Loan to Asset Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit melalui jaminan sejumlah aset yang dimiliki (Abdullah, 2003:126). Rasio ini merupakan perbandingan seberapa besar kredit yang diberikan bank dibandingkan dengan besarnya total aset yang dimiliki bank. Semakin tinggi rasio ini, tingkat likuiditasnya semakin kecil karena jumlah aset
Universitas Sumatera Utara
yang
diperlukan
untuk
membiayai
kreditnya
menjadi
semakin
besar
(Dendawijaya, 2005:117). 2.1.11 Firm Size(ukuran perusahaan) Firm size menurut Widjadja (2009) adalah suatu ukuran yang menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan, antara lain total penjualan, ratarata tingkat penjualan, dan total aktiva. Pada umumnya perusahaan besar yang memiliki total aktiva yang besar mampu menghasilkan laba yang besar. Ada tiga teori yang secara implisit menjelaskan hubungan antara firm size(ukuran perusahaan) dan tingkat keuntungan (Kusuma,2005) antara lain: 1. Teori teknologi: yang menekankan pada modal fisik, economies of scale, dan lingkup sebagai faktor-faktor yang menentukan besarnya ukuran perusahaan yang optimal serta pengaruhnya terhadap profitabilitas. 2. Teori organisasi: menjelaskan hubungan profitabilitas dengan firm size(ukuran perusahaan) yang dikaitkan dengan biaya transaksi organisasi, didalamnya terdapat teori critical resources. 3. Teori institusional: mengkaitkan firm size(ukuran perusahaan) dengan faktor-faktor
seperti
perundang-undangan,
peraturan
anti
trust,
perlindungan paten, ukuran pasar dan perkembangan pasar keuangan. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Putra pada tahun 2011 dengan judul analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan lembagaPerbankan pada Bank Swasta Nasional periode 2006-2009 dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil uji t menunjukkan bahwa Net Interest Margin
Universitas Sumatera Utara
(NIM) dan Loans to Deposit Ratio (LDR) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Return On Asset (ROA), Non Performing Loan (NPL) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap Return On Asset (ROA), sedangkan variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Dari hasil perhitungan statistik diketahui bahwa variabel NIM, LDR, NPL dan BOPO memberikan pengaruh terbesar terhadap Return On Assets (ROA). Penelitian yang dilakukan oleh Primasari pada tahun 2013 dengan judul Pengaruh Karakteristik Bank dan Rasio Keuangan terhadap Profitabilitas pada Bank Umum yang Berkinerja Positif di Indonesia periode 2007-2011dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwavariabel ukuran perusahaan (size), Loan to Asset Ratio (LAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM) Deposit to Total Asset Ratio (DAR) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Loan (NPL) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Sedangkan variabel Equity to Total Asset Ratio (EAR) memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Penelitian yang dilakukan oleh Sakul pada tahun 2012 dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return on Asset (ROA) pada Bank Swasta Nasional di Indonesia Periode 2006-2010 dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Loan to Deposit
Universitas Sumatera Utara
Ratio (LDR) tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhdap Return on Asset (ROA). Variabel Non Performing Loan (NPL) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap Return on Asset (ROA).Sedangkan Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Return on Asset (ROA).Kemampuan prediksi dari ketiga variabel tersebut terhadap ROA dalam penelitian ini sebesar 61,6%, sedangkan sisanya 38,4% dipengarui oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Arimi pada tahun 2012 dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank pada Bank Umum yang Listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007-2010 dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Penelitian ini menunjukkan bahwa Capital Adequncy Ratio (CAR) dan Loans to Deposit Ratio (LDR) memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA), Non Performing Loan (NPL) memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Return On Asset (ROA), dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional(BOPO) memiliki pengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Penelitian yang dilakukan oleh Damayanti tahun 2012 dengan judul Analisis Pengaruh CAR, LDR, BOPO, dan KAP terhadap Kinerja Perbankan antara Bank Devisa dan Non devisa Periode 2007-2011 dengan menggunakan analisis deskriptif dan linear berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hanya variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional(BOPO)
Universitas Sumatera Utara
memiliki berpengaruh signifikan terhadap kinerja perbankan. Variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh signifikan pada kinerja Bank Devisa. Sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perbankan. Hasil dari pengujian Chow Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara Bank Devisa dan Bank Non Devisa periode 2007-2011. Penelitian yang dilakukan oleh Adyani tahun 2011 dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syari’ah yang terdapat di BEI periode Desember 2005 sampai September 2010, menggunakan analisis linear berganda menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) danFinancing to Deposit Ratio(FDR) secara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank. Sedangkan hasil koefisien determinasi menunjukkan bahwa korelasi antara profitabilitas bank dengan empat variabel bebas sebesar 45,2%. Dan hasil dari penelitian secara parsial (Uji T) menyatakan bahwa variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) dan Financing to Deposit Ratio(FDR) tidak berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROA) bank. Dan variabelNon Performing Financing(NPF) dan Biaya
Operasional
Pendapatan
Operasional(BOPO)
berpengaruh
negatif
signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank. Penelitian yang dilakukan oleh Guna pada tahun 2013 dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan pada Bank Umum Milik Negara (Persero) yang Terdaftar di Bank Indonesia Tahun 20062011 dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil peneltian
Universitas Sumatera Utara
menunjukan bahwa variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap ROA. Sedangkan secara parsial, variabel BOPO dan NIM berpengaruh signifikan terhadap ROA. Kemudian variabel CAR, NPL, LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) model regresi sebesar 97,3%. Hal ini berarti variabel independen dapat menjelaskan ROA sebesar 97,3%, sisanya 2,7% dijelaskan oleh variabellain yang tidak dianalisis dalam peneltian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Kurnia dan Mawardipada tahun 2012 dengan judul penelitianAnalisis Pengaruh BOPO, EAR, LAR Dan Firm Size Terhadap Kinerja Keuangan (Studi kasus pada Bank Umum Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011), menggunakan analisis linear berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Firm Size, Loan to Asset Ratio (LAR) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Sedangkan variabel Equity to Total Asset Ratio (EAR) memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Penelitian yang dilakukan oleh Hendrayanti dan Muharrampada tahun 2013
dengan
judul
penelitianAnalisis
Pengaruh
Faktor
Internal
dan
EksternalTerhadap Profitabilitas Perbankan(Studi pada Bank Umum di Indonesia PeriodeJanuari 2003-Februari 2012), menggunakan analisis linear berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Equity to Total Asset Ratio (EAR) dan Firm Size memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Variabel Biaya Operasional pendapatan Operasional (BOPO),Loan to
Universitas Sumatera Utara
Asset Ratio (LAR), dan Votality ofROA memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Sedangkan Economic Growth dan Inflation memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Penelitian Arimi dan Mahfud pada tahun 2012 dengan judul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan (studi pada Bank Umum yang listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010). Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA), sedangkan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA), variabel Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Asset (ROA), dan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Penelitian yang dilakukan oleh Sukarno dan Syaicupada tahun 2006 dengan judul penelitianAnalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia, menggunakan analisis linear berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Variabel Non Performing Loan (NPL) memiliki pengaruh positif tidak signifikan. Variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap Return on Asset (ROA) dan variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap Return on Asset (ROA).
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang dilakukan oleh Akram pada tahun 2012 dengan judul penelitian
Financial
Performance
of
Palestinian
Commercial
Banks,
menggunakan analisis linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bank size dan Asset Management memiliki pengaruh yang positif terhadap ROA. Sedangkan, Credit Risk dan Operational Efficiency memiliki pengaruh yang negatif terhadap ROA.
Nama Ambika Pega Wiyas Putra
Maya Fitriana Primasari
Dechrista R.G Sakul
Tabel 2.1 Deskripsi Hasil Penelitian Terdahulu Judul Variabel Sampel Analisis Faktor-Faktor Dependen Bank Swasta yang Mempengaruhi ROA Nasional yang Kinerja Keuangan listing di BEI Lembaga Perbankan pada Independen periode 2006Bank Swasta Nasional CAR 2009 periode 2006-2009 NPL BOPO LDR NIM Pengaruh Karakteristik Dependen Bank Umum di Bank dan ROA Indonesia yang Rasio Keuangan Terdaftar dalam Terhadap Independen BEI periode Profitabilitas Ukuran 2007-2011 Perusahaan (Studi Kasus pada Bank Umum yang Berkinerja (Size) Positif di Indonesia LAR Periode BOPO 2007-2011) NPL LDR NIM DAR EAR Faktor-Faktor yang Dependen Bank Swasta Mempengaruhi Return ROA Nasional On Assets (ROA) pada di Indonesia Bank Swasta Nasional Periode 2006Di Indonesia Periode Independen 2010 2006-2010 LDR NPL CAR
Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Regresi Linear Berganda
Universitas Sumatera Utara
Nama Millatina Arimi
Finishia Damayanti
Lyla Rahma Adyani
Rangga Patria Guna
Judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan (Studi pada Bank Umum yang Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 20072010 )
Variabel Dependen ROA
Analisis pengaruh CAR, LDR, BOPO dan KAP terhadap Kinerja Perbankan (Studi Komparatif Antara Bank Devisa dan Non Devisa Periode 2007-2011)
Dependen ROA
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA) (Pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di BEI Periode Desember 2005–September 2010)
Dependen ROA
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum Milik Negara (Persero) yang Terdaftar di Bank Indonesia Tahun 20062011)
Dependen ROA
Independen CAR NPL NIM LDR BOPO
Independen CAR LDR BOPO KAP
Independen CAR NPF BOPO FDR
Independen CAR NPL NIM BOPO LDR
Sampel Uji Studi pada Bank Analisis Regresi Umum yang Linear Berganda Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010
Studi Komparatif Antara Bank Devisa dan Non Devisa Periode 2007-2011
Analisis Regresi Linear Berganda
Bank Umum Syariah yang Terdaftar di BEI Periode Desember 2005– September 2010)
Analisis Regresi Berganda
Bank Umum Analisis Regresi Milik Negara Berganda (Persero) yang Terdaftar di Bank Indonesia Tahun 2006-2011
Universitas Sumatera Utara
Nama Indra Kurnia, Wisnu Mawardi (Diponegoro Journal Of Management)
Judul Analisis Pengaruh BOPO, EAR, LAR dan Firm Size Terhadap Kinerja Keuangan (Studi kasus pada Bank Umum Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011)
Variabel Dependen ROA
Silvia Hendrayanti, Harjum Muharam (Diponegoro Journal Of Management)
Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Profitabilitas Perbankan
Dependen ROA
Millatina Arrimi, Mohammad Kholiq Mahfud (Diponegoro Jurnal of Management)
Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan (Studi pada Bank Umum yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 20072010)
Dependen ROA
Kartika Wahyu Sukarno, Muhamad Syaichu(Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi)
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia
Dependen ROA
Independen BOPO EAR LAR Firm Size
Independen EAR BOPO LAR Firm size economic growth inflation Volatility ROA
Independen CAR NPL NIM BOPO LDR
Sampel Bank Umum Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 20082011
Uji Analisis Regresi Berganda
Bank Umum di Analisis Indonesia Periode Regresi Januari 2003Berganda Februari 2012
Bank Umum yang Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010
Analisis Linear Berganda
Bank Umum di Indonesia Tahun 2000-2005
Analisis Regresi Berganda
Independen CAR LDR NPL DER BOPO
Universitas Sumatera Utara
Nama Akram Alkhatib (International Journal of Business and Sosial Science)
Judul Variabel Financial Performance of Dependen ROA Palestinian Comercial Banks Independen Bank Size Credit Risk Operational Efficiency Asset Management
Sampel Palestinian Comercial Banks
Uji Multiple Regresion Analysis
2.3 Kerangka Konseptual Kerangka teoritis atau konsep adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan antara satu teori dengan teori lainnya. Sehingga masalah yang diteliti menjadi jelas penyelesaiannya (Ginting dan Situmorang, 2008:97). Kegunaan kerangka konseptual adalah untuk mendesain hipotesis dan pengukuran untuk menguji hipotesis atau bahkan mungkin akan menciptakan konsep baru untuk menyatakan pemikiran peneliti. Salah satu indikator dalam menilai kinerja perbankan adalah melalui penilaian Return On Asset (ROA). ROA digunakan untuk mengukur profitabilitas bank karena Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank, diukur dengan asset yang dananya sebagian besar dari dana simpanan masyarakat (Dendawijaya, 2009:119). Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank, dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan aset (Dendawijaya, 2009:118).
Universitas Sumatera Utara
Athanasoglou et. al (2005) mendefinisikan karakteristik spesifik bank sebagai faktor-faktor yang berasal dari kondisi internal perusahaan atau bank (the firm internal condition) yang dapat dilihat dari neraca dan laporan rugi laba bank. Faktor dari karakteristik spesifik bank untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja perbankan dapat menggunakan ukuran bank (size) dan rasio-rasio keuangan. Capital Adequacy Ratio (CAR) menurut Dendrawijaya (2005:121) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam penyediaan modal minimum yang harus dipertahankan sebagai suatu proporsi tertentu dari total aktiva tertimbang. Apabila modal bank semakin besar maka kemampuan bank dalam memperoleh laba juga semakin besar. Rasio Biaya Operasi Pendapatan Operasi (BOPO) adalah kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya (Dendawijaya, 2005:119). Semakin tinggi rasio BOPO menunjukkan buruknya kemampuan bank dalam hal effisiensi kegiatan operasional dan mengurangi perolehan laba. Non Performing Loan (NPL) merupakan salah satu faktor penyebab runtuhnya kondisi suatu bank yaitu adanya NPL yang melebihi batas kewajaran yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. NPL timbul karena tidak kembalinya dana yang diberikan dalam bentuk kredit tepat pada waktunya. NPL biasa disebut dengan kredit bermasalah (Siamat, 2004:174). Non Performing Loan (NPL) menurut Surat Edaran BI No.3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001 Lampiran 14, merupakan perbandingan antarakredit bermasalah terhadap total kredit yang
Universitas Sumatera Utara
diberikan. NPL yangtinggi akan memperbesar biaya, sehingga
berpotensi
terhadap kerugian bank. Equity to Total Asset Ratio (EAR) merupakan indikator financial yang digunakan untuk mengukur keterikatan atau motivasi dari pemilik atas kelangsungan usaha dari bank. rasio ini menunjukkan besarnya modal sendiri yang digunakan untuk mendanai seluruh aktiva perusahaan (Primasari, 2013). Loan to Asset Ratio (LAR) digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit melalui jaminan sejumlah aset yang dimiliki (Abdullah, 2003:126). Rasio ini merupakan perbandingan seberapa besar kredit yang diberikan bank dibandingkan dengan besarnya total aset yang dimiliki bank.Semakin tinggi rasio ini, tingkat likuiditasnya semakin kecil karena jumlah aset yang diperlukan untuk membiayai kreditnya semakin besar (Dendawijaya, 2005:117). Firm Size (ukuran perusahaan) menurut Widjadja (2009) adalah suatu ukuran yang menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan memiliki total aktiva yang besar, hal ini menandakan perusahaan tersebut mampu dalam menyalurkan kredit yang besar pula sehingga akan menghasilkan laba yang besar pula.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka model kerangka konseptual yang digunakan adalah sebagai berikut: Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1)
Biaya operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) (X2)
Non Performing Loan (NPL)(X3)
Kinerja Keuangan (ROA) (Y)
Equity to Total Asset Ratio (EAR) (X4 )
Loan to Asset Ratio (LAR) (X5 )
Firm Size(X6)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis
adalah
jawaban
sementara
terhadap
rumusan
masalah
penelitian,karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono: 2005:51).
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dikemukakan diatas maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Equity to Total Asset Ratio (EAR), Loan to Asset Ratio (LAR), Firm Size secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset (ROA). 2. Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasioanal Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Equity to Total Asset Ratio (EAR), Loan to Asset Ratio (LAR), Firm Size secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset (ROA)
Universitas Sumatera Utara