BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Hubungan Masyarakat (Humas) Pemerintah
2.1.1. Pengertian Humas Pemerintah Humas merupakan kependekan dari hubungan masyarakat tetapi humas juga menjadi sebuah terjemahan dari Public Relations yang disingkat menjadi PR. Dalam pemerintahan, humas sering disebut sebagai sekretaris perusahaan (corporate secretary), information officer, public affair specialist atau communications specialist. Yang mana dari sebutan tersebut mempunyai tugas menginformasikan kepada publik mengenai aktifitas yang dilakukan pemerintah.1 Humas Pemerintah memiliki posisi yang sangat strategis dalam melakukan kegiatan komunikasi, koordinasi dan menyebarluaskan berbagai data dan informasi publik yang dibutuhkan oleh para stakeholder. Humas juga berperan penting dalam melakukan diseminasi dan sosialisasi berbagai peraturan perundang-undangan, visi-misi, tujuan, sasaran, kebijakan,strategi, program dan rencana tindakan yang terkait dengan informasi pembangunan yang telah atau sedang dan akan dilakukan oleh pemerintah saat ini. Penyampaian data dan informasi tersebut harus dilakukan dengan citra dan itikad yang baik, saling menghargai dan toleransi. 1
Betty Wahyu Nilla Sari.Humas Pemerintah.Yogyakarta:Graha Ilmu.2012 hal 73
7
8
Lebih lanjut perihal humas menurut Frida Kusumastuti.2 dalam buku Kajian Tentang Fungsi, Peran dan Tugas Humas berpandangan bahwa sesungguhnya humas permerintah tidaklah bersifat politis. Sebab umumnya, bagian atau divisi humas diberbagai institusi atau departemen pemerintahan dibentuk untuk mampu melakukan kegiatan publikasi atau mempromosikan berbagai kebijakan pemerintah yang dijalankan. Tidak hanya itu, humas pemerintah juga menjalankan berbagai kegiatan yang terkait langsung dengan pemberian informasi secara teratur tentang berbagai kebijakan, rencana-rencana serta hasil-hasil kerja institusi pemerintah, juga memberi pengertian kepada masyarakat tentang berbagai peraturan dan perundang-undangan serta segala sesuatu yang berpengaruh kepada kehidupan masyarakat. Menurut Frank Jefkins.3 Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun keluar antara suatu instansi atau organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Sedangkan
Robert
Simoes
dalam
buku
Betty
Wahyu
Nilla.4
Menyimpulkan pengertian humas dengan beberapa kesimpulan bahwa Humas merupakan proses interaksi; Fungsi manajemen; Aktivitas di berbagai ilmu (humas adalah disiplin ilmu); Faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi atau instansi dengan secara tepat dan 2
Biro Umum Dan Humas Departmen Komunikasi Dan Informatika RI. Kajian Tentang Fungsi, Peran Dan Tugas Humas. Jakarta: Departmen Komunikasi Dan Informatika RI.2007 hal 25 3 Betty Wahyu Nilla Sari.Humas Pemerintahan.Yogyakarta:Graha Ilmu.2012 hal 1-2 4 Ibid.
9
secara terus-menerus; Kelangsungan hidup instansi atau organisasi yang bersangkutan; Profesi professional dalam bidangnya; Pengabungan berbagai ilmu. Pengertian humas lainnya menurut E.L.Berneys, USA dalam buku Humas Pemerintahan.5 Humas merupakan upaya dengan menggunakan informasi, persuasi dan penyesuaian untuk menghidupkan dukugan publik atas kegiatan atau suatu sebab”. Sedangkan H.Frazier Moore, Ph.d.6 menyatakan bahwa humas adalah suatu filsafat komunikasi sosial dan manajemen yang dinyatakan dalam kebijaksanaan beserta pelaksanaannya yang melalui interpretasi yang peka mengenai peristiwa-peristiwa berdasarkan pada komunikasi dua arah dengan publiknya dan berusaha untuk memperoleh saling pengertian serta itikad baik. 2.1.2. Peran Humas Pemerintah Dalam buku Betty yang beracuan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia.7 Bahwa peran diartikan sebagai perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh seseorang yang memiliki status atau kedudukan tertentu di masyarakat. Terkait dengan peran humas maka perangkat tingkah laku yang diharapkan tersebut harus dimiliki oleh para pelaku kehumasan di suatu perusahaan atau organisasi tertentu. Menurut Ralph Linton dalam buku Humas Pemerintahan. Peran adalah aspek dari status
5
Betty Wahyu Nilla Sari,Op.Cit.,1-2 Ibid. 3 7 Betty Wahyu Nilla Sari, Op.Cit., hal 18 6
10
yang dinamis (the dynamic aspect of status) sedangkan status adalah suatu kumpukan hak dan kewajiban (a collection of rights and duties). Terkait dengan hal tersebut, Linton memberikan pendapatnya tentang peran humas, umumunya seseorang akan menjalankan perannya ketika ia menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan statusnya tersebut. Dan menurut Cutlip Center & Broom dalam bukunya Effective Public Relations yang dikutip oleh Frida Kusumastuti dalam bukunya Dasar-Dasar Humas (2004:24), berpendapat bahwa peran humas dapat dibedakan menjadi dua yaitu peran manajerial di tingkat meso atau manajemen perusahaan (communication manager role) dan peran teknis (communication technician role). Peran manajerial dan teknis akan dijelaskan dalam empat peran dasar humas. Empat peran dasar humas yang dimaksud oleh Cutlip, Center & Broom tersebut adalah sebagai berikut:8 1. Komunikasi Penasehat Ahli (Expert Presciber Communication) Seorang praktisi pakar humas yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya. Hubungan praktisi pakar humas dengan manajemen organisasi seperti hubungan antara dokter dan pasiennya. Artinya pihak manajemen tidak bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau
8
Betty Wahyu Nilla Sari, Op.Cit., hal 3
11
usulan dari pakar humas tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan humas yang tengah dihadapi organisasi bersangkutan. 2. Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator) Dalam hal ini, praktisi humas bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diharapkan dan diinginkan oleh publiknya. Di pihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. 3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator)
Peranan praktisi humas dalam proses pemecahan persoalan humas merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan ekskusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional atau professional. Biasanya dalam menghadapi praktisi ahli humas dengan melibatkan berbagai department dan keahlian dalam sati tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan dan produk yang tengah menghadapi atau mengatasi persoalan krisis tertentu.
12
4. Teknisi Komunikasi (Communication Technician) Berbeda dengan tiga peranan praktisi humas professional sebelumnya yang terkait dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Peranan tekhnisi komunikasi tersebut menjadikan layanan teknis komunikasi dan dikenal dengan method of communication in organization. Sistem dalam organisasi atau instansi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan (level) yaitu secara teknis komunikasi, baik arus media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan (atasan) dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke atasan. Hal yang sama juga berlaku pada arus dan media komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi anta karyawan satu deparmen dengan lainnya. 2.1.3. Fungsi Humas Pemerintah Menurut Frida Kusumastuti dalam buku Kajian Tentang Fungsi, Peran dan Tugas Humas.9 Terdapat 3 alasan utama mengapa Humas Pemerintah diperlukan, yaitu: 1. Program pemerintah ditujukan untuk masyarakat luas dengan berbagai latar belakang, karakter, ekonomi, pendidikan (intelegensi) yang beragam, 2. Seringkali hasilnya abstrak sehingga sulit dilihat dalam waktu yang relatif dekat, bahkan dalam jangka panjang sekali karena sifatnya yang integral, berkesinambungan dan melibatkan generasi yang berbeda, 9
Biro Umum Dan Humas Departmen Komunikasi Dan Informatika RI. Kajian Tentang Fungsi, Peran Dan Tugas Humas. Jakarta:Departmen Komunikasi Dan Informatika RI.2007 hal 24-25
13
bahkan program pemerintah cenderung dibayar dengan “harga sosial” yang tinggi. Berbagai program pemerintah seringkali tidak dapat menghindari perlunya “pengorbanan” sosial masyarakat yang terkena langsung program tersebut. Maka sangat diperlukan pendekatan khusus untuk melibatkan partisipasi dan emansipas masyarakat. 3. Program pemerintah selalu mendapat pengawasan atau kontrol dari berbagai kalangan, terutama pers, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan sebagainya. Disinilah Humas Pemerintah sangat berperan dalam proses penyadaran masyarakat mengenai berbagai permasalahan mereka sebagai warga Negara. Perbedaan pokok antara fungsi dan tugas Hubungan Masyarakat (Humas) yang terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah (lembaga komersial) adalah tidak adanya unsur komersial walaupun Humas Pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi dan periklanan. Humas pemerintah lebih menekankan pada public services atau demi meningkatkan pelayanan umum. Perkembangan
profesionalisme
humas
yang
berkaitan
dengan
pengembangan peranan humas, baik sebagai praktisi maupun professional dalam suatu instansi atau organisasi. Menurut Dozier D.M (1992), merupakan salah satu kunci untuk memahami fungsi humas dan komunikasi organisasi.10
10
Betty Wahyu Nilla Sari, Op.Cit., 9
14
Sedangkan menurut Edward L.Bernay dalam bukunya Public Relations (1952, University of Okhlahoma Press), terdapat tiga fungsi utama humas yaitu:11 1) Memberikan penerangan kepada masyarakat, 2) Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung, 3) Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan atau lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. Tambahan lainnya juga dinyatakan oleh pakar humas international, Cutlip & Centre and Canfield (1982) perihal fungsi humas dapat dirumuskan sebagai berikut:12 1) Menunjang akifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen instansi atau organisasi), 2) Membina hubungan yang harmonis antara insatnsi atau organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran, 3) Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitam dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap instansi atau organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya, 4) Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pemimpin manajemen demi tujuan dan manfaat bersama, 11 12
Ibid. Ibid.
15
5) Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari instansi atau organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. Secara umum, fungsi Humas Pemerintah adalah sebagai juru bicara lembaga, fasilitator, memberikan pelayanan informasi kepada publik, menindaklanjuti pengaduan publik, program, produk atau jasa lembaga, menciptakan iklim hubungan internal dan eksternal yang kondusif dan dinamis.13 Dengan fungsinya tersebut, Humas Pemerintah diharapkan dapat menjadi penghubung lembaga dengan berbagai pemangku kepentingan atau stakeholders. Rosadi Ruslan memberikan pendapatnya di dalam buku berjudul Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi (2005:340), Fungsi pokok Humas Pemerintah adalah sebagai berikut:14 a) Mengamankan kebijakan yang dijalankan pemerintah, b) Memberikan pelayanan dan menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kebijakan pemerintah dan berbagai program kerja nasional kepada masyarakat, c) Menjadi komunikator sekaligus mediator yang proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi pemerintah pada satu sisi dan di sisi lainnya, menampung aspirasi serta memprhatikan berbagai 13
Biro Umum Dan Humas Departmen Komunikasi Dan Informatika RI. Kajian Tentang Fungsi,Peran Dan Tugas Humas. Jakarta:Departmen Komunikasi Dan Informatika RI.2007 hal 27 14 Ibid.
16
keinginan publik, d) Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2.2.
Strategi Humas
2.2.1. Pengertian Strategi Humas Ahmad S.Adnanputra,M.A,M.S., pakar Humas dalam naskah workshop berjudul PR Strategy (1990).15 Menyatakan bahwa Strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan) sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning) yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen. Batasan pengertian tentang strategi Humas adalah alternative optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan humas dalam kerangka suatu rencana humas (Public Relations Plan). Humas biasanya melaksanakan strategi atau teknik komunikasi yang persuasif berdasarkan buku Seri Manajemen PR ke-3 yang berjudul Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:16 a) Informasi atau pesan yang disampaikan arus berdasarkan pada kebutuhan atau kepentingan khalayak sebagai sasarannya. 15
Rosady Ruslan.Manajemen Public Relations & Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi.Edisi Revisi.Jakarta:Rajawali Pers.2012 hal 142-144 16 Rosady Ruslan.Manajemen Public Relations: Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Edisi ke-3.Jakarta:Rajawali Pers.2012 hal 9-10
17
b) Humas sebagai komunikator dan sekaligus mediator berupaya membentuk Sikap dan pendapat yang positif dari masyarakat melalui rangsangan atau stimulasi tertentu. c) Mengiring publik untuk berperan serta dalam aktifitas perusahaan atau organisasi, agar tercipta perubahan sikap dan penilaian (perubahan dari situasi negatif diubah menjadi situasi yang positif) d) Perubahan sikap dan penilaian dari pihak publik dapat terjadi maka pembinaan atau pengembangan terus-menerus dilakukan agar peran serta tersebut terpelihara dengan baik. Dalam melaksanakan kegiatan komunikasi maka diperlukan suatu strategi yang tepat sehingga akan mencapai tujuan dan hasil komunikasi yang efektif dan memuaskan. Menurut Effendy. 17 Strategi komunikasi adalah keseluruhan keputusan kondisional yang akan dijalankan guna mencapai
tujuan
komunikasi.
Sedangkan
Rosady
Ruslan.18
Mendefinisikan strategi adalah suatu perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik opeerasionalnya. Dan masih menurut Rosady Ruslan, Komunikasi secara efektif adalah sebagai berikut: a. Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude) b. Mengubah opini (to change the opinion)
17
Effendy.Dasar-Dasar Humas.Jakarta: Askara Pertama. 2000 hal 57
18
Rosady
Ruslan.Kiat
dan
Persada.Jakarta:2008 hal 37
trategi:Kampanye
Public
Relations.PT
Raja
Grafindo
18
c. Mengubah perilaku (to change behaviour) Menurut R.Wayne Pace, Brent D.Peterson dan M.Dallas Burnett mendefinisikan strategi komunikasi sebagai berikut:19 a. To secure understanding Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi b. To establish ecceptance Bagaimana cara penerimaan tersebut terus dibina dengan baik c. To motive action Penggiatan untuk memotivasinya d. The goals which the communicator sought to achieve Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut. Berpikir
strategis
meliputi
tindakan
memperkirakan
atau
membangun tujuan masa depan yang diinginkan, menentukan kekuatankekuatan yang akan membantu atau yang akan menghalangi tercapainya tujuan serta merumuskan rencana untuk mencapai keadaan yang diinginkan. Terdapat tambahan tentang perencanaan strategis (strategic planning) menurut Cutlip-Center-Broom.20 di dalam bidang humas meliputi kegiatan yaitu sebagai berikut:
19
Rosady Ruslan, Op.Cit., 37
19
a. Membuat keputusan mengenai sasaran dan tujuan program, b. Melakukan identifikasi khalayak penentu (key public) c. Menetapkan kebijakan atau aturan untuk menentukan strategi yang akan dipilih, d. Memutuskan strategi yang akan digunakan. Dalam hal ini harus terdapat hubungan yang erat atas seluruh tujuan program yang sudah ditetapkan khalayak yang ingin dituju dan juga strategi yang dipilih. Hal terpenting adalah bahwa strategi dipilih untuk mencapai suatu hasil tertentu sebagaimana dinyatakan dalam tujuan atau sasaran yang sudah ditetapkan. Proses perencanaan dan penetapan program humas mencangkup langkah-langkah sebagai berikut: a. Menetapkan peran dan misi yaitu menentukan sifat dan ruang lingkup tugas yang hendak dilaksanakan b. Menentukan wilayah sasaran yaitu menentukan di mana praktisi humas harus mencurahkan waktu, tenaga dan keahlian yang dimiliki. Dalam
menjalankan
fungsinya,
Humas
Pemerintah
pada
dasarnya harus didukung dengan strategi yang sesuai dengan berbagai fungi yang ada. Sejumlah hal yang terkait dengan strategi Humas Pemerintah yang dimaksudkan adalah:21 a. Pembangun hubungan internal dan eksternal, 20
Scott M. Cutlip. Effective Public Relations, Eighth Edition, Pratice Hall International
Inc.Jakarta:Citra Perkasa 2000 hal 373 21
Biro Umum Dan Humas Departmen Komunikasi Dan Informatika RI. Kajian Tentang Fungsi,Peran Dan Tugas Humas Jakarta:Departmen Komunikasi Dan Informatika RI.2007 hal 27-28
20
b. Penyelenggara pertemuan antar instansi, c. Institusi yang tidak diskriminatif, d. Penyelenggara kordinasi antar instansi, e. Penyedia informasi pemerintah, f. Pengatur pertemuan instansi pemerintah dengan berbagai media massa, g. Pendorong upaya pemberdayaan masyarakat, h. Pengelola sarana dan prasarana kehumasan pemerintah, i. Pembentuk citra positif instansi pemerintah, j. Penyebar informasi pemerintahan dan pembangunan. Menurut Cutlip dan Center.22 dalam peranan Humas ketika berkomunikasi dikenal dengan “The 7 C’s communications”, antara lain sebagai berikut: 1) Credibility Komunikasi tersebut dimulai dengan membangun suatu kepercayaan. Oleh karena itu, untuk membangun iklim kepercayaan itu dimulai dari kinerja, baik pihak komunikator dan pihak komunikan akan menerima pesan tersebut berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya, begitu juga tujuannya. 2) Contex Suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan lingkungan hidup atau keadaan sosial yang tidak bertentangan dan seiring dengan keadaan tertentu dan memperihatkan sikap partisipatif. 22
Rosady Ruslan.Kiat dan Strategi:Kampanye Public Relations.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2008 hal 37
21
3) Content Pesan yang akan disampaikan itu mempunyai arti bagi audiensinya dan memiliki kecocokan dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak dan bermanfaat. 4) Clarity Pesan dalam berkomunikasi tersebut disusun dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh atau mempunyai persamaan arti antara komunikator dengan komunikannya. 5) Continuity and Consistency Komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak ada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai tujuan dan bervarasi, yang merupakan kontribusi bagi fakta yang ada dengan sikap penyesuaian melalui proses belajar. Isi atau materi pesan harus konsisten dan tidak membingungkan audiensinya. 6) Channel Menggunakan media sebagai saluran pesan yang setepat mungkin dan efektif dalam menyampaikan pesan yang dimaksud. 7) Capability of audience Komunikasi
tersebut
memperhitungkan
kemungkinan
suatu
kemampuan dari audiensinya, yaitu melibatkan berbagai faktor adanya suatu kebiasaan. Kebiasaaan membaca atau kemampuan menyerap
22
ilmu pengetahuan dan sebagainya perlu dierhatikan oleh pihak komunikator dalam melakukan suatu kampanye Humas. 2.2.2. Konsep Strategi Humas Tahapan yang digunakan untuk membuat suatu strategi komunikasi Humas menurut Ronals D Smith.23 Yang diterjemahkan dengan cara sebagai berikut: Fase Formative Research Tahapan ini adalah riset formatif yang dilakukan sebelum memulai sebuah program. Riset program dilakukan untuk mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan untuk mengarahkan pengambilan keputusan dalam perencanaan. Dalam fase ini terdiri dari tiga langkah (step) yaitu: a. Step 1: Analisa Situasi Menganalisa situasi adalah bagian terpenting dari awal suatu proses, yang mana hal tersebut meliputi analisa yang melibatkan perencanaan, menggambarkan seluk beluk peluang dan kemungkinan rintangan program yang akan dikembangkan dalam pelaksanaan dalam program tersebut. b. Step 2: Analisa Organisasi Pada tahapan ini dalam elakukan pengamatan terhadap organisasi meliputi tiga tahapan diantaranya sebagao berikut:
23Ronald
D Smith. Strategi Planning For Public Relations. USA: Lawrence Erlbaum Associates. 2002 hal 9-11
23
1) Menganalisa lingkungan internal suatu organisasi, terkait : visi dan misi yang dijalankan oleh organisasi, program kerja organisasi serta dukungan
manajemen yang diberikan organisasi dalam
pelaksanaan program strategi perencanaan. 2) Menganalisa persepsi publik atau opini publik terkait dengan reputasi organisasi. 3) Menganalisa lingkungan eksternal, seperti pesaing perusahaan atau kelompok penekan maupun pendukung perusahaan. c. Step 3: Analisa Publik Pada langkah ini, mengidentifikasi dan menganalisa publik kunci perusahaan, yaitu publik yang berinteraksi dengan perusahaan. Dalam tahapan ini, dianalisa apa yang diinginkan, diperlukan, diharapkan oleh suatu publik. Fase Strategi Fase strategi adalah perencanaan keseluruhan organisasi. Meliputi bagaimana organisasi menentukan apa yang ingin dicapai oleh organisasi dan bagaimana keinginan tersebut akan dicapai. Pada bagian kedua dari proses ini terdiri dari tidak langkah, yaitu: a. Step 4: Menentukan Tujuan, Positioning dan Sasaran Tahapan ini focus terhadap posisi akhir yang akan dicapai dari perusahaan dan serta produk atau pelayanannya. Dalam tahapan ini juga membantu untuk menentukan tujuan dan positioning serta sasaran
24
ysng jelas dan spesifik dalam menentukan apa yang ingin dicapai oleh perusahaan kepada publik dengan harapan dapat melihat kesadaran (awareness) dan penerimaan (acceptance) (serta reaksi action) publik terhadap perusahaan. b. Step 5: Memformulasikan Aksi (Proactive) dan Respon Strategi Dalam strategi proactive, perusahaan dapat memperkenalkan sebuah program komunikasi yang membawahi kondisi dan sesuai dengan waktu yang tepat untuk melihat posisi terbaik dari kepentingan perusahaan. c. Step 6: Menggunakan Komunikasi Efektif Pada tahapan ini mencari tahu bagaimana cara terbaik untuk berkomunikasi. Untuk berkomunikasi dengan publik perlu ditentukan siapa yang akan menyampaikan pesan, tampilan pesan seperti apa yang akan disampaikan, bagaimana susunan pesan yang akan disampaikan dan kalimat yang disampaikan dalam pesan tersebut menggunakan simbol seperti apa dan bagaimana. Fase Taktik Fase taktik harus diertimbangkan untuk memecahkan tujuan dan sasaran Humas dan memilih dengan satu mata ke arah waktu serta batasan anggaran dan dalam pemilihannya dihubungkan kepada situasi yang sedang dihadapi dalam tahapan taktik melibatkan pilihan perangkat (tools) yang akan digunakan yaitu:
25
a. Step 7: Pemilihan Taktik Komunikasi Perencanaan program dapat menentukan kategori perangkat (tools), Smith membedakan kategori communication tools menjadi: 1) Taktik Interpersonal Communcation Taktik ini memberikan peluang dalam berkomunikasi secara tatap muka, menjalin interaksi yang lebih persuasif dan memiliki potensi untuk mempengaruhi tujuan informasi, edukasi, persuasi berupa dialog. Dalam taktik ini terbagi interpersonal communication menjadi: a) Personal Involvement, meliputi: Penggalangan dana, Open House b) Information Exchange, meliputi: Seminar, workshop, training dan meeting 2) Taktik Media Organisasi Berupa media yang diproduksi atau diterbitkan oleh perusahaan. Jenis perangkat (tools) yang digunakan seperti: a) Publikasi umum, meliputi: Newsletter, website, brochure dan annual report b) Direct Email, meliputi: Katalog dan mailing list
3) Taktik News Media
26
Merupakan wahana untuk menyajikan informasi yang patut dijadikan berita kepada para audiens dan dapat membuka kesempatan bagi organisasi untuk menjangkau audiens secara lebih luas. Jenis perangkat (tools) yang digunakan seperti: Advetorial di surat kabar atau majalah, artikel penunjang issue dan audio news release untuk radio. 4) Taktik Advertising Promotional Media Merupakan media iklan yang dapat digunakan untuk mendukung tujuan Humas dan dapat mengakses audience secara luas. Jenis perangkat (tools) yang digunakan seperti: a) Elektronik, meliputi: Tv, Radio, Internet b) Outdoor, meliputi : Bollboard, poster c) Item Promosi, meliputi: brosur, kalender b. Step 8: Implementasi Perencanaan Strategis Pada tahapan ini merupakan pengembangan perencanaan dalam mempersiapkan dana yang diperlukan, jadwal serta hal lain yang diperlukan dalam implementasi pelaksanaan program. Fase Riset Evaluasi Fase ini meliputi evaluasi dan penilaian untuk menentukan derajat atau presentase keberhasilan program. Ukuran keberhasilan program adaalah apabila hasil yang dicapai memenuhi tujuan yang telah direncanakan. Evaluasi ini juga digunakan sebagai landasan modifikasi
27
atau perubahan dan penyempurna bagi kegiatan atau program selanjutnya yang akan dijalankan selanjutnya, yaitu: a. Evaluasi Perencanaan Strategi Dalam tahapan terakhir ini, menentukan metode pelaksanaan yang tepat untuk mengukur efektifitas perangkat (tools) yang direkomendasikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.24 Empat Proses Tahapan Utama dijadikan landasan pedoman merancang program kerja public relations menurut Scot M Cutlip dan Allen H Center (1982: 139) dalam bentuk bagan, proses tersebut dapat digambarkan dalam model sebagai berikut:25 Gambar 2.2.1. Empat langkah Strategi Humas Cutlip-Center 4. Evaluasi Program Penilaian Bagaimana kita melakukannya?
1. Penentuan Masalah Analisis situasi Apa yang terjadi?
Pelaksanaan
Strategi
Bagaimana dan kapan bertindak/berkomunikasi?
Apa harus diperbuat dan katakan?
3. Bertindak dan berkomunikasi
2. Perencanaan dan Penyusunan
Pada tahap merencanakan program humas, hal pertama yang harus dilaksanakan adalah penetapan tujuan. Terdapat dua jenis rencana yaitu: rencana strategis (strategic planning) atau sering disebut dengan strategi
24 25
Ronald D. Smith, Op.Cit., 9-11 Maria Assumta Rumanti,Op.Cit,271
28
saja dan rencana taktis (tactical planning) atau sering disebut dengan taktik saja.26 Menurut Cutlip-Center-Broom, perencanaan strategis (strategic planning) bidang humas meliputi kegiatan: 1. Membuat keputusan mengenai sasaran dan tujuan program 2. Melakukan identifikasi khalayak penentu (key public) 3. Menetapkan kebijakan atau aturan untuk menentukan strategi yang akan dipilih dan 4. Menentukan strategi yang akan digunakan. Tabel 2.2.1. Empat Langkah Humas Empat Langkah Humas
Langkah Perencanaan Strategis dan Outline Program
A.Mendefinisikan Problem
1. Problem, Perhatian, atau Peluang “Apa yang sedang terjadi saat ini?” 2. Analisis Situasi (Internal dan Eksternal) “Apa kekuatan positif dan negatif yang sedang beroperasi?” “Siapa yang terlibat dan/atau dipengaruhi?” “Bagaimana mereka terlibat dan/atau dipengaruhi?”
B.Perencanaan dan Pemrograman
1. Tujuan Program “Apa solusi yang diharapkan?” 2. Publik Sasaran “Siapa-dalam lingkungan internal dan eksternal-yang harus direspons, dijangkau, dan dipengaruhi oleh program?” 3. Sasaran “Apa yang harus dicapai pada setiap publik untuk mencapai tujuan program?”
26
Maria Assumta Rumanti,Op.Cit,147
29
C. Mengambil tindakan dan berkomunikasi
D.Mengevaluasi program
1. Startegi Aksi “Perubahan apa yang dilakukan untuk mendapatkan hasil sebagaimana dinyatakan dalam sasaran program?” 2. Strategi Komunikasi “Apa isi pesan yang harus disampaikan untuk mencapai hasil sebagaimana dinyatakan dalam sasaran program?” 3. Rencana Implementasi Program “Siapa yang akan bertanggung jawab untuk mengimplementasikan setiap tindakan dan taktik komunikasi?” 1. Rencana evaluasi “Bagaimana hasil yang disebutkan dalam tujuan dan sasaran program akan diukur?’ 2. Umpan Balik dan Penyesuaian Program “Bagaimana hasil evaluasi akan dilaporkan ke manajer program dan dipakai untuk membuat perubahan program?”
Oleh karena itu perlu perencanaan dan pemerograman yang jelas, tegas dan tepat agar pengambilan keputusan benar-benar didasarkan pada sumber dan langkah-langkah yang benar, akurat dan dapat dipertanggung jawabkan nantinya.
2.3.
Sosialisasi Program Pemerintah
2.3.1. Pengertian Sosialisasi Program Pemerintah Istilah sosialisasi tidak asing lagi di kalangan masyarakat, praktisi dan akademisi. Sosialisasi pada umumnya dimaknai sebagai usaha atau cara memperkenalkan suatu hal, baik produk, jasa, kebijakan, program, pemikiran, ide atau konsep. Namun, secara konseptual, sosialisasi dipandang secara beragam oleh para pakar. Dalam buku Departemen
30
Pendidikan dan Kebudayaan yang beracuan dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa: Sosialisasi dimaknai sebagai upaya memasyarakatkan sesuatu sehingga menjadi dikenal, dipahami, dihayati oleh masyarakat.27 Definisi di atas mengandung pengertian bahwa sosialisasi adalah usaha memberikan sesuatu, dapat berupa informasi, yang sebelumnya hanya dimiliki atau diketahui oleh seseorang atau lembaga kepada orang atau
khalayak
yang
lebih
luas.
Menurut
Onong,
sosialisasi
(pemasyarakatan) adalah penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang lain bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga dapat aktif di dalam masyarakat.28 Beberapa kesimpulan atau pendapat lainnya terkait dengan pengertian sosialisasi dinyatakan menurut Cangara.29 Sosialisasi adalah menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif. Sedangkan menurut Mead dalam Elly M. Setiadi.30 Sosialisasi merupakan suatu proses di mana di dalamnya terjadi pengambilan peranan (role talking) dalam beradaptasi proses ini seseorang belajar untuk mengetahui peranan yang harus dijalankannya serta peranan
27
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.1990 hal 855 28 Onong Uchjana.Ilmu Komunikasi Dalam Teori Dan Praktek.Bandung: Remaja Rosdakarya.2006 hal 27 29 Cangara Hafied.Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta:Rajawali Pers.2009 hal 62 30 Elly.Ilmu Sosial Budaya Dasar.Jakarta: Kencana. 2007 hal 70
31
yang harus dijalankan orang lain melalui penguasaan peranan yang ada dalam masyarakat ini seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain. Dan penyataan lainnya dikemukakan oleh Abdullah.31 Sosialisasi merupakan aktivitas manusia dalam berpikir,bersikap dan berperilaku dalam menjalin hubungan sosial di antara sesamanya. Sosialisasi dalam arti luas merupakan suatu usaha masyarakat yang menghantar warganya masuk ke dalam kebudayaan. Dengan kata lain masyarakat melakukan suatu rangkaian kegiatan tertentu untuk menyerahterimakan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Adapun pendapat lainnya mengenai sosialisasi yang terkait dengan program
dikemukakan
oleh
Widjaja.32
Mendefinisikan
program
pemerintah sesuai dengan peranannya sebagai pengabdi untuk kepentingan umum yaitu sebagai mediator antara pemerintah dengan stakeholder dan sebagai dokumenter. Maka program yang dijalankan pemerintah dititik beratkan pada: a. Program Pelayanan Berupa pelayanan data atau informasi baik secara lisan maupun tertulis, termasuk penyelenggaraan display tetap dan pameran.
31 32
Abdullah. Ilmu Sosial Dan Tantangan Zaman. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2006 hal 31 Widjaja.Komunikasi dan Hubungan Masyarakat.Jakarta: PT Bumi Aksara.2010 hal 61
32
b. Program Mediator Berupa penerbitan berbagai media massa penyelenggaraan konfrensi pers, wisata pers, menjawab surat pembaca, menanggapi tajuk rencana dan lain sebagainya. c. Program Dokumenter Berupa pembuatan dokumentasi seperti film, foto, rekaman seperti kaset audio dan video), transkrip pidato dan lain sebagainya. Rumanti.33 menyatakan bahwa kegiatan Humas dan programnya sangat bervariasi, baik bagi Public Relations Internal maupun Public Relations External. Bagaimana Public Relations menghadirkan diri dan melibatkannya dengan kegiatan atau
relasi
yang terkait seperti
menginformasikan sesuatu atau pengertian yang baru, keluhan-keluhan yang perlu dibahas kemudian diolah, pengambilan keputusan, pendanaan dan seterusnya”. Menurut Jefkins.34 Terdapat empat alasan utama mengapa praktisi humas perlu merencanakan program kerjanya, yaitu: 1. Untuk menetapkan target humas yang nantinya akan menjadi tolak ukur atas segenap hasil yang diperoleh, 2. Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan,
33
Maria Assumta Rumanti.Dasar-Dasar Public Relations.Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.2002 hal 271 34 Ibid.152
33
3. Untuk menyusun skala prioritas guna menentukan jumlah program yang harus dikerjakan dan waktu yang diperlukan dan 4. Untuk menentukan kesiapan daya dukung perusahaan. 2.3.2. Tujuan Sosialisasi Menurut Bruce J. Cohen seperti dikutip Murdiyatmoko.35 Sosialisasi memiliki tujuan-tujuan pokok sebagai berikut: a. Individu harus diberi keterampilan yang dibutuhkan bagi hidupnya kelak di masyarakat. b. Individu
harus
mampu
berkomunikasi
secara
efektif
dan
menggabungkan kemampuannya untuk membaca, menulis dan berbicara. c. Pengendalian fungsi-fungsi organik harus dipelajari melalui latihanlatihan mawas diri yang tepat. d. Setiap individu harus dibiasakan dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat. 2.3.3. Tipe Sosialisasi Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda, hal tersebut tidak terlepas dari tipe sosialisasi yang ada. Terdapat dua tipe sosialisasi yaitu sebagai berikut :36 a. Formal 35
Mohtar Mas’oed dan Colin Mac Andrews. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.2001 hal 102 36 Ibid. 34
34
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku di dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer. b. Informal Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat. Sedangkan menurut Scott M.Cutlip dan Allen H.Center.37 bahwa Program kerja sosialisasi hampir mendekati dengan program kampanye yang mempunyai fungsi dan tugas Public Relations atau humas, yaitu sebagai berikut: To divise and implement programs that will gain wide and favourable interpretations of an organizing policies and operations. Artinya: merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat menumbuhkan
penafsiran
yang
menyenangkan
terhadap
suatu
kebijaksanaan dan mengenal operasional organisasi. Pendapat pakar lainnya dari Prof.Duyker (Belanda).38 yang mengatakan bahwa kampanye tersebut, menggunakan berbagai lambang untuk mempengaruhi manusia sedemikian rupa sehingga tingkah laku
37
Rosady Ruslan.Kiat dan Strategi:Kampanye Public Relations. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2008 hal 79 38 Ibid.
35
yang
timbul
karena
pengaruh
tersebut
sesuai
degan
keinginan
komunikator. Menurut Rosady Ruslan.39 Untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan pengiatan program kampanye Humas tersebut yaitu: a. Tentukan tujuan yang hendak dicapai, b. Tentukan sasaran kampanye, c. Tentukan ruang lingkup kampanye (local, regional atau nasional) d. Tentukan jangkan waktunya (life of circle), e. Tentukan publik sasarannya (Pemerintah,
swasta, masyarakat,
konsumen dan lain sebagainya) f. Tentukan tema, topic atau isdu dari kampanye tersebut, g. Tentukan efek yang akan diinginkan dalam suatu kampanye, h. Tentukan fasilitas, perlengkapan atau sarana yang akan menunjang suatu kampanye. i. Pembentukan Team Work (tim kerja) yang solid dan professional. Menurut
Ruslan.40
Dalam
kampanye
Humas
yang
perlu
diperhatikan adalah memperkirakan berapa besarnya anggaran atau budget yang akan dialokasikan. Masalah biaya sangat menentukan untuk mendukung sukses atau tidaknya penggiatan kampanye tersebut akan menemui kegagalan dan tidak berjalan sebaimana harusnya. Sebagaimana diketahui bahwa kegiatan PR seperti public exposure, go public, promosi,
39 40
Rosady Ruslan, Op.Cit., 79 Ibid.81
36
publikasi,advertising campaign,seremonial hingga pemberian cenderamata (souvenir) dan sebagainya membutuhkan dana yang besar (high cost) atau tidak sedikit. Metode kampanye Humas dilakukan secara berencana, sistematis, memotivasi,
psikologis
dan
dilakukan
berulang-ulang
serta
berkesinambungan. Sebaliknya, jika kampanye tersebut dilakukan secara insidentil atau hanya dilakukan sekali, tertentu dan terbatas. Maka hal ini jelas tidak bermanfaat atau kurang berhasil untuk menggolkan suatu tema, materi dan tujuan dari kampanye.41 Untuk berhasilnya suatu persuasi dalam berkampanye melalui berbagai teknik agar dalam penyampaian pesan kepada audiensinya cukup efektif, antara lain beberapa teknik kampanye yang lazim dipergunakan dalam kegiatan Humas, yaitu sebagai berikut:42 a. Partisipasi Yaitu teknik yang mengikutsertakan atau peran serta komunikasi atau audiensi yang memangcing minat atau perhatian yang sama ke dalam suatu kegiatan kampanye dengan tujuan untuk membubuhkan saling pengertian, menghagai, kerja sama dan toleransi. b. Asosiasi Yaitu menyajikan isi kampanye yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau objek yang tengah ramai dibicarakan agar dapat memancing
41 42
Rosady Ruslan, Op.Cit, 68 Ibid.71-74
37
perhatian masyarakat. c. Teknik Integratif Teknik ini bagaimana untuk menyatukan diri (komunikator) kepada khalayaknya secara komunikatif dengan mengucapkan kata-kata: kita, kamu, anda sekalian atau untuk anda dan sebagainya. Yang artinya mengandung makna bahwa yang disampaikan pihak komunikator bukan untuk kepentingan dirinya atau instansi atau bukan untuk mengambil keuntungan sepihak. Tetapi untuk mengambil manfaat secara bersama demi kepentingan bersama. d. Teknik Ganjaran Teknik ganjaran yang dimaksudkan untuk mempengaruhi komunikan dengan suatu ganjaran atau menjanjikan sesuatu dengan “iming-iming” hadiah dan lain sebagainya, dengan dua kemungkinan antara lain berupa: 1) Manfaat, kegunaan dan sebagainya Maksudnya yaitu berupaya menumbuhkan kegairahan dan menitikberatkan emosional 2) Ancaman, kekhawatiran dan sesuatu yang menakutkan Maksudnya yaitu untuk membangkitkan rasa takut, Ketegangan atau kekhawatiran bila hal tersebut akan terjadi di kemudian hari.
38
e. Teknik Penataan Patung Es Hal ini merupakan suatu upaya dalam penyampaian pesan suatu kampanye sedemikian rupa sehingga baik untuk dilihat, didengar, dibaca, dirasakan dan sebagainya. f. Memperoleh Empati Suatu teknik berkampanye dalam menempatkan diri di posisi komunikan, ikut merasakan dan peduli situasi serta kondisi pihak komunikan. Biasanya dikenal dengan social responbility dan human relations. g. Teknik Koersi atau Paksaan Dalam komunikasi melakukan kampanye lebih menekankan suatu paksaaan yang dapat menimbulkan rasa ketakutan atau kekhawatiran bagi pihak komunikan yang tidak mau tunduk melalui suatu ancaman tertentu.
2.4.
Profession Relations Dan Stakeholder
2.4.1. Pengertian Profession Relations Pengertian profesional dalam melaksanakan peran dan kegiatan utamanya sesuai dengan profesi, pengetahuan atau keahlian yang disandangnya tersebut tidak terlepas dari etika profesi yang berkaitan dengan kode etik perilaku dan kode etik profesi sebagai standar moral. Standar moral adalah tindakan etis sesuai dengan pedoman dalam berperilaku atau bertindak sebagai profesional dalam mengambil
39
keputusan dan prosedur yang akan dilakukannya secara objektif, serta dapat dipertanggungjawabkan. Di samping harus memiliki keahlian, kemampuan atau keterampilan tinggi yang bersangkutan dituntut berperilaku baik dan berbudi luhur atau “akhlakul kharimah” (akhlak yang tinggi). Untuk menangkap esensi etika profesi sebagai standar moral atau pedoman melaksanakan kewajiban pokok profesinya tersebut, A.Sonny Keraf dalam buku Rosady Ruslan.43 Mengemukakan pembahasan yang berkaitan dengan profesi kehumasan (Public Relations Profession) sebagai berikut: Menurut Rosady dalam buku berjudul Etika Kehumasan Konsepsi Dan Aplikasi, bahwa kata profesi berasal dari bahasa Latin yaitu “professues” yang berarti suatu kegiatan atau pekerjaan yang semula dihubungkan dengan sumpah dan janji bersifat religius. Dapat ditarik kesimpulan bahwa secara historis pemakaian istilah profesi tersebut adalah seseorang yang memiliki profesi berarti memiliki ikatan batin dengan dengan pekerjaannya. Mahmoeddin dalam buku Rosady Ruslan, menambahkan bahwa kesucian profesi harus dipertahankan dan yang bersangkutan tidak boleh menghianati profesinya.44 Sedangkan A.Sonny Keraf.45 Menyatakan profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan berkah hidup yang mengandalkan suatu keahlian”. 43
Rosady Ruslan.Etika Kehumasan Konsepsi&Aplikasi.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2008 hal 49 44 Ibid.50 45 Ibid.51
40
Sehingga seorang profesional yang mempunyai profesi dalam pengertian tersebut adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan tersebut dengan mengandalkan keahlian tinggi. Perkembangan istilah profesi menjadi keterampilan atau keahlian khusus seseorang sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama yang diperolehnya dari jalur pendidikan atau pengalaman. Kemudian dilaksanakan secara terus menerus dan serius yang merupakan sumber utama bagi nafkah hidupnya. Di lapangan praktik dikenal dengan dua jenis bidang profesi yaitu sebagai berikut:46 a. Profesi Khusus Yaitu para profesional yang melaksanakan profesi secara khusus untuk mendapatkan nafkah atau penghasilan tertentu sebagai tujuan pokoknya. Misalnya: profesi di bidang ekomoni seperti petani, kedokteran, humas dan lain sebagainya. b. Profesi Luhur Yaitu para profesional yang melaksanakan profesinya, tidak lagi untuk mendapatkan nafkah sebagai tujuan utamanya tetapi sudah merupakan dedikasi atau jiwa oengabdiannya. Misalnya: kegiatan profesi di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, budaya dan seni. Dalam praktiknya seorang profesional belum tentu termasuk dalam pengertian profesi. Seorang profesional adalah seorang yang hidup dengan
46
Rosady Ruslan, Op.Cit., 50-51
41
mempraktikkan suatu keahlian tertentu atau terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menuntut keahlian dan keterampilan tinggi atau hanya sekedar hobi untuk bersenang-senang dan bekerja untuk mengisi waktu luangnya.47 Sosialisasi program pemerintah yang dicanangkan oleh BPS melibatkan beberapa profesi di dalamnya diantaranya Humas BPS selaku pelaksana sosialisasi Sensus Pertanian (ST2013) yang melibatkan Petugas Cacah Lapangan (PCL) yang terdapat di setiap Kota/Kabupaten/Provinsi, seluruh masyarakat dan Instansi Pemerintah. Dengan sasaran utamanya adalah pelaku usaha pertanian diantaranya : petani, paguyuban petani, kelompok tani, pengusaha tani (pengelola dan pemilik lahan tani), nelayan dan ibu rumah tangga. 2.4.2. Pengertian Stakeholder Terdapat beberapa pengertian stakeholder yang dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya sebagai berikut:48 1. H.L Neilburg menyatakan bahwa stakeholder adalah masyarakat yang mempunyai kepentingan pada perusahaan. 2. Menurut Elvianto Ardianto, stakeholder dapat juga disebut publik yakni kumpulan orang- orang atau pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan”. 47
Rosady Ruslan, Op.Cit., 50-51 Dra.Ispawati Asri. MM, Stakeholders Relations,Jakarta:Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB, 2008
48
42
3. Renald Kasali menyatakan bahwa stakeholder adalah setiap orang yang mempertahankan hidupnya bagi perusahaan. 4. Wheelen dan Hunger menyatakan bahwa stakeholder adalah kelompokkelompok yang memiliki kepentingan maka kelompok-kelompok tersebut mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan. 5. Dan pendapat terakhir dinyatakan oleh Gruning and Repper bahwa stakeholder adalah mereka yang dapat mempengaruhi suatu keputusan dimana keputusan itu dapat mempengaruhi organisasi tersebut dan merupakan Orang-orang yang mempunyai kaitan dengan organisasi kerena orang-orang tersebut dan organisasi mempunyai konsekuensi satu sama lainnya. Berdasarkan
bahan
ajar
UMB.49
Stakeholders
dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut: 1) Stakeholders Internal Pihak berkepentingan internal adalah orang dalam dari suatu instansi atau
perusahaan, orang atau pihak yang secara langsung terlibat
dalam kegiatan instansi atau perusahaan. 2) Stakeholders Eksternal Pihak berkepentingan eksternal adalah orang luar dari suatu instansi atau perusahaan, orang atau pihak yang tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan instansi atau perusahaan. 49
Dra.Ispawati Asri. MM, Op.Cit.