10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Masyarakat Masyarakat merupakan salah satu satuan sosial, sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah Bahasa Inggisnya adalah Society, sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab “Syakara” yang berarti ikut serta atau berpartisipasi. Kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi. Masyarakat didefinisikan oleh beberapa ahli yaitu menurut Koenjaraningrat (1990:14) adalah “kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama”. Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey dalam Kusmawati (2005:25); “a society is that it is an organized collectivity of interacting people whose activities become centered around a set of common goals, and who tend to share common beliefs, attitudes, and of actions”. Unsur masyarakat berdasarkan definisi ini adalah kolektivitas interaksi manusia yang terorganisasi, kegiatannya terarah pada sejumlah tujuan yang sama, serta memiliki kecenderungan untuk memiliki keyakinan, sikap, dan bentuk tindakan yang sama. Adapun menurut Horton dan Hunt dalam Effendi dan Malihah (2007:47); “a society is a relatively independent, self-perpetuating human group who accupy territory, share a culture, and have most of their associations within this group”. Unsur masyarakat menurut Horton dan Hunt adalah kelompok manusia yang sedikit banyak
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
11
memiliki kebebasan dan bersifat kekal, menempati suatu kawasan, memiliki kebudayaan, serta memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan. Unsur-unsur masyarakat berdasarkan definisi di atas terdiri atas: 1. Kumpulan orang-orang. 2. Sudah terbentuk dengan lama. 3. Sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri. 4. Memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama. 5. Adanya kesinambungan dan pertahanan diri. 6. Memiliki kebudayaan. Berdasarkan pengamatan dan penghayatan, kita setuju bahwa manusia sejak lahir sampai mati akan selalu terikat dengan masyarakat. Karena setiap orang ada dalam konteks sosial yang disebut masyarakat, ia akan mengenal orang lain, dan paling utama mengenal diri sendiri selaku anggota masyarakat. Kepentingan yang melekat pada diri masing-masing menjadi dasar interaksi sosial yang mewujudkan masyarakat sebagai wadahnya.
2.2. Sumberdaya Air Air merupakan salah satu sumberdaya geologi yang sangat penting, tidak saja diperlukan oleh semua makhluk hidup, tetapi juga diperlukan bagi prosesproses geologi. Air disamping sebagai agen/media yang mempunyai sifat-sifat kimiawi yang unik sangat diperlukan terutama sebagai media dalam prosesproses geologi seperti proses pelapukan, erosi, tranportasi, dan pengendapan material bumi.
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
12
Aktivitas air di permukaan bumi, batuan, tanah, udara, dan lautan mempunyai arti penting dan secara berkelanjutan akan berdampak terhadap aktivitas manusia. Adapun pemanfaatan sumberdaya air oleh manusia antara lain untuk minum, irigasi, pembangkit tenaga listrik, proses pendinginan pada industri dan pembangkit tenaga serta untuk sarana olah raga dan rekreasi. 1. Distribusi Air Air yang ada di bumi terdapat pada suatu lapisan yang disebut dengan lapisan hidrosfer. Air yang ada di hidrosfer tersebar di lautan, atmosfer, tanah, bawah tanah, danau, sungai dan gunung es di kutub bumi. Distribusi air di bumi dengan konsentrasi tersebar berada di lautan, yaitu mencapai 97,2 % dan sisanya sebesar 2,8 % merupakan air yang berada di lapisan hidrosfer sebagai air segar (fresh-water) tersebar di atmosfer, kutub-kutub bumi sebagai gunung-gunung es dan daratan baik yang ada di permukaan maupun bawah permukaan bumi. Untuk dapat memanfaatkan sumberdaya air yang berada di permukaan bumi diperlukan biaya yang cukup tinggi dan air yang berada di bawah permukaan perlu dilakukan pemboran. 2. Sifat Air Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebgai berikut (Dugan, 1972; Hutchinson, 1975; Miller, 1992).
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
13
a. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0oC (32oF) - 100oC, air berwujud cair. Suhu 0oC merupakan titik beku (Freezing Point) dan suhu 100oC merupakan titik didih (Boiling Point) air. Tanapa sifat tersebut, air yang terdapat di dalam jaringan tubuh makhluk hidup maupun air yang terdapat di laut, sungai, danau, dan badan air yang lain akan berada dalam bentuk gas atau padatan; sehingga tidak akan terdapat kehidupan di muka bumi ini, karena sekitar 60%-90% bagian sel makhluk hidup adalah air (Pecl, 1990). b. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi panas ataupun dingin dalam seketika. Perubahan suhu air yang lambat mencegah terjadinya stress pada makhluk hidup karena adanya perubahan suhu yang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makhluk hidup. Sifat ini juga menyebabkan air sangat baik digunakan sebagai pendingin mesin. c. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan (evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini memerlukan energi panas dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, proses perubahan uap air menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi yang besar. Pelepasan energi ini merupaka salah satu penyebab mengapa kita merasa sejuk pada saat berkeringat. Sifat ini juga merupakan salah satu faktor utama yang menyebabakan terjainya penyebaran panas secara baik di bumi. d. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang sangat sedikit, sedangkan air laut dapat mengandung senyawa kimia hingga
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
14
35.000 mg/liter (Tebbut, 1992). Sifat ini memungkinkan unsur hara (nutrien) terlarut diangkut keseluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan memungkinkan bahan-bahan toksik yang masuk kedalam jaringan tubuh makhluk hidup dilarutkan untuk dikeluarkan kembali. Sifat ini juga memungkinkan air digunakan sebagai pencuci yang baik dan pengencer bahan pencemar (polutan) yang masuk kebadan air. e. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suartu cairan dikatakan memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekana antar-molekul cairan tersebut tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat membasahi suatu bahan secara baik (higher wetting ability). Tegangan permukaan yang tinggi juga memungkinkan terjadinya sistem kapiler, yaitu kemampuan untuk bergerak dalam pipa kapiler (pipa dengan lubang yang kecil). Dengan adanya sistem kapiler dan sifat sebagai pelarut yang baik, air dapat membawa nutrien dari dalam tanah kejaringan tumbuhan (akar, batang, dan daun). Adanya tegangan permukaan memungkinkan beberapa organisme, misalnyajenis-jenis insecta, dapat merayap di permukaan air. f. Air merupakan satu-satunya senyawa yang meregang ketika membuka. Pada saat membeku, air meregang sehingga es memliki nilai densitas (massa atau volume) yang lebih rendah daripada air. Dengan demikian, es akan mengapung di air. Sifat ini mengakibatkan danau-danau di daerah yang beriklim dingin hanya membeku pada bagian permukaan (bagian dibawah permukaan masih berupa cairan) sehingga kehidupan organisme akuatik tetap berlangsung. Sifat ini juga dapat mengakibatkan pecahnya pipa pada saat air di dalam puipa
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
15
membeku. Densitas (berat jenis) air maksimum sebesar 1 g/cm3 terjadi pada suhu 3,95oC. Pada suhu lebih besar maupun lebih kecil dari 3,95oC, densitas air lebih kecil dari (Moss, 1993; Tebbut, 1992).
3. Siklus Hidrologi Menurut Sumaatmadja (1998: 84) siklus hidrologi merupakan perjalanan air dalam segala bentuknya (uap, cair, beku) secara ilmiah dari istus umumnya (general site) di laut, ke udara, ke dataran, jatuh di atas permukaan bumi (di perairan, di daratan), mengalir dipermukaan tanah dan meresap kedalam tanah, dimanfaatkan oleh berbagai proses kehidupan, menguap kembali ke udara, dan sebagian mengalir kembali ke perairan laut. Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara berlimpah-limpah. Namun, ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusi relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor. Lebih dari 97% air dimuka bumi ini meripaka air laut yang tidak dapat digunakan oleh manusia secara langsung, dari 3% air yang tersisa, 2% diantaranya tersimpan sebagai guselal gunung es (glacier) di kutub dan uap air, yang juga tidak dapat dimanfaatkan secara langsung. Air yang benar-benar tersedia bagi keperluan manusia hanya 0,62%, meliputi air yang terdapat di danau, sungai, dan air tanah. Jika ditinjau dari segi kualitas, air yang memadai bagi konsumsi manusia hanya 0,003% dari seluruh air yang ada.
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
16
Tabel 2.1 Distribusi Air di Bumi Lokasi 1. Laut 2. Air tawar: a. Gunung es (glacier) b. Uap air di atmosfer c. Air tanah hingga kedalaman 4.000 m d. Uap air di tanah e. Sungai f. Danau asin g. Danau air tawar
Volume (x 103 km3) 1.32.000 – 1.370.000
Persentase (%) 97,3
24.000 – 29.000 13 – 14
2,1 0,001
4.000 – 8.000 60 – 80 1,2 104 125
0,6 0,006 0,00009 0,007 0,009
Sumber: Jeffries and Mils, 1996.
Air tawar yang tersedia selalu mengalami siklus hidrologi. Pergantian total (replacemen) air sungai berlangsung sekitar 18 sampai 20 tahun ; sedang kan pergantian uap air yang terdapat di atmosfer berlaqngsung sekitar 12 hari dan pergantin air tanah dalam ( dep groundwater) membutuhkan waktu ratusan tahun (miller , 1992). Air tawar yang dapat di konsumsi tersebar secara tidak merata karena adanya perbedaan curah hujan ( presititasi) tahunan. Wilayah yang kaya akan air terdapat di daerah tropis dan daerah yang memiliki empat musim atau ugahari (temperate), sedangkan wilayah yang miskin air terdapat di daerah kering ( arid dan semi-arid). Siklus hidrologi air tergantung pada proses evaporasi dan presipitasi.air yang terdapat di permukaan bumi berubah menjadi uap air di lapisan atmosfer melalui proses evaporasi ( penguapan) air sungai, danau, dan laut ; serta proses evapotranspirasi atau penguapan air oleh tanaman ( gambar ).uap air bergerak ke atas hingga menbentuk awan yang dapat berpindah karena tiupan angin. Ruang udara yang mendapat akumulasi uap air secara kontinu akan menjadi jenuh. Oleh
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
17
pengaruh udara dingin pada lapisan atmosfer , uap air tersebut mengalami sublimasi sehingga butiran-butiran uap air membesar dan akhirnya jatuh sebagai hujan. zat yang bersifat highroskopis (menyerap air ) dapat mempercepat integrasi pengikatan molekul uap air menjadi air. Sehingga, pada pembuatan hujan buatan , dillakukan penambahan zat yang bersifat highroskopis terhadap awan ( NaCl atau urea).
Sumber: Linsley R. K (1985:10)
Gambar 2.1 Siklus Hidrologi yang melibatkan evaporasi, evapotranspirasi, kondensasi, dan persipitasi Proses evaporasi yang berlangsung di laut lebih banyak daripada proses evaporasi diperairan daratan. di laut , proses evaporasi juga melebihi proses presipitasi sehingga lautan merupakan sumber air utama bagi proses presipitasi. Untuk didaratan, sekitar 50% air yang diperoleh melalui presipitasi akan mengalami evaporasi; dan sisanya tersimpan di danau, sungai maupun sebagai air tanah.
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
18
Air yang jatuh sebagai hujan tidak semuanya dapat mencapai permukaan tanah; sebagian tertahan oleh vegetasi dan bangunan. Sebagaian air yang mencapai permukaan tanah akan masuk kedalam tanah dan menjadi air tanah melalui proses infiltrasi; sebagian lagi mengalir ke badan air sebagai air permukaan. Kuantitas air yang mampu diserap oleh tanah sangat tergantung pada kondisi fisik tanah, misalnya bobot isi (bobot tanah tiap satuan volume tanah), permeabilitas (daya tanah melakukan air), infiltrasi (daya tanah meresapkan air), porositas (jumlah volume udara yang terkandung dalam tanah), dan struktur tanah (bentukan hasil penyusunan butiran-butiran tanah). Sebelum mencapai jenuh, air masih dapat diserap oleh tanah. Jika telah melebihi kejenuhan, air jatuh yang jatuh kepermukaan tanah akan dialirkan sebagai limpasan permukaan (surface run off) ke badan air. Air yang masuk ke dalam tanah akan mencapa akifer.
2.3. Sumber-sumber Air Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air bersih tidak akan berfungsi (Sutrisno, 2000 : 13). Macam-macam sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air minum sebagai berikut : 1)
Air laut Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl
dalam air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
19
2)
Air Atmosfer Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu
menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun. 3)
Air Permukaan Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di tengahtengah. 4)
Air tanah Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah. Airtanah
ditemukan pada akifer. Pergerakan airtanah sangat lambat dan dipengaruhi oleh
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
20
porositas, permeabilitas dari lapisan tanah, dan pengisian kembali air (recharge) (Effendi,2003:44). 5)
Mata air Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam
hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam.
2.4. Kualitas Air Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi, atau komponen air di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter, yaitu
parameter
fisika,
parameter
kimia,
dan
parameter
mikrobiologi
(Effendi,2003:12). Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum, mandi, mencuci, air irigasi atau pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi, dan transportasi. Dibawah ini adalah penjelasan mengenai kualitas air yang baik dilihat dari karakteristik fisika, kimia, dan mikrobiologi. 1.
Persyaratan Fisika Air Karakteristik fisika airtanah adalah ciri air yang harus bebas dari segala
macam kotoran yang dapat terdeteksi oleh indra penglihatan, indra pembau dan indra perasa. Karakteristik fisik meliputi warna, bau, rasa, bahan padat keseluruhan, dan temperatur. Adapun air yang bersif secara fisik adalah:
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
21
1) Jernih atau tidak keruh; Kekeruhan berhubungan dengan tingkat kejernihan air yang dipengaruhi oleh zat-zat pencemar. Zat-zat pencemar yang dimaksud adalah partikel-partikel yang terkandung dalam air dari manapun asalanya yang memiliki ukuran halus. Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh. 2) Tidak berwarna; Warna air dapat disebabkan oleh adanya zat-zat atau material organik yang terkandung dalam air bersih yang berupa suspensi maupun yang terlarut (Effendi, 2003:61). Air yang berwarna berarti mengandung bahanbahan lain yang berbahaya bagi kesehatan. 3) Rasanya tawar; Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik. 4) Tidak berbau; Bau dapat disebabkan oleh zat-zat atau gas-gas yang memiliki aroma-aroma tertentu di dalam air dan terhisap oleh indra pembau seperti gas H2S, NH3, senyawa fenol, cloro fenol dll. Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air. 5) Temperaturnya normal; Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari, sirkulasi udara, aliran, dan kedalaman badan air (Effendi, 2003:57). Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
22
panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan mikro organisme. 6) Tidak mengandung zat padatan; Bahan padat keseluruhan adalah bahan-bahan terlarut dan koloid yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 µm (Rao,1992). Bahan padat keseluruhan ini termasuk yang terapung ataupun yang terlarut. Material terapung dapat diukur dengan melakukan penyaringan sedangkan material terapung dapat diukur dengan penguapan.
2.
Persyaratan Kimia Karakteristik kimia airtanah berkaitan dengan sifat-sifat kimia air dan zat
kimia yang terkandung dalam air. Umumnya analisis dari sifat kimiawi ini berguna untuk mengetahui apakah air yang akan digunakan telah memenuhi syarat yang cocok untuk digunakan, dan perlakuan apa saja yang mungkin dilakukan agar air yang kurang memenuhi syarat untuk selanjutnya dapat digunakan. Air yang baik megandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun. Adapun zat atau mineral yang terkandung harus sesuai dengan standar baku mutu air minum No. 492/MENKES/PER/IV/2010. 1) pH (derajat keasaman) Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
23
dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan. 2) Kesadahan Kesadahan
ada
dua
macam
yaitu
kesadahan
sementara
dan
kesadahanvnonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/L dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/L dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/L dapat menyebabkan rasa mual. 3) Besi Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/L.
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
24
4) Aluminium Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/L. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi. 5) Zat organik Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di perairan. 6) Sulfat Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas. 7) Nitrat dan nitrit Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi
langsung
dengan
hemoglobine
dalam
daerah
membentuk
methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen di dalam tubuh. Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
25
berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air. 8) Zink atau Zn Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak. 3.
Persyaratan Mikrobiologis Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai
berikut: 1) Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air 2) Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995) 3) COD (Chemical Oxygen Demand) COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk.
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
26
Tabel 2.6 Standar Kualitas Air di Perairan Umum ( Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 ) No
Parameter
Satuan
Kls 1
Kadar Maksimum Kls 2 Kls 3
Kls4
FISIKA 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 1 2 3 4 5 6
Bau Jumlah zat padat terlarut Kekeruhan Rasa Warna Suhu Daya Hantar Listrik KIMIA anorganik Air raksa Aluminium Arsen Barium Besi Florida Kadmium Kesadahan CaCO3 Klorida Kromium valensi 6 Mangan Natriun Nitrat sebagai N Nitrit sebagai N Perak .pH Selenium Seng Sianida Sulfat Sulfida sebagao H2S Tembaga Timbal Oksigen terlarut (DO) Nikel SAR (Sodium Absortion Ratio) Kimia Organik Aldrin dan dieldrin Benzona Benzo (a) Pyrene Chlordane (total isomer) Chlordane 2,4 D
Mg/L SkalaNTU Skala TCU o C Umhos/cm Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt
1000 5
1000
1000
1000
15 Suhu udara 2250 0.001 0.05 1 5 1.5 0.01
0.002
0.005
1
1
1.5 0.01
0.01
600 0.05 0.5
0.003 0.05
Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt
0.001 0.2 0.005 1 0.3 0.5 0.005 500 250 0.005 0.1 200 10 1.0 0.05 6.5 – 8.5 0.01 5 0.1 400 0.05 1.0 0.05 -
Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt
0.0007 0.01 0.00001 0.0003 0.03 0.10
0.017
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
10 1 5–9 0.01 5 0.1 400 0.1 1 0.01 >=6
1 2 60
0.06 6–9 0.05 0.02 0.02 0.002 0.02 0.03 >3
5–9 0.05 2
0.1 1 0.5 1.5 – 2.5
0.003
27
No
Parameter
Satuan
Kadar Maksimum Kls 1 Kls 2 Kls 3
Kls 4
Kimia Organik
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 1 2 1 2
DDT Detergent 1,2 Dichloroethane 1,1 Dichloroethane Heptachlor heptachlor epoxide Hexachlorobenzene Lindane Metoxychlor Pentachlorophenol Pestisida total 2,4,6 Trichlorophenol Zat Organik (KMnO4) Endrin Fenol Karbon kloroform ekstrak Minyak dan lemak Organofosfat dan carbanat PCD Senyawa aktif biru metilen Toxaphene BHC Mikrobiologik Koliform tinja Total koliform Radioaktivitas Gross Alpha activity Gross Beta activity
Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt
0.03 0.5 0.01 0.0003 0.003 0.0001 0.004 0.03 0.01 0.1 0.01 10 -
0.042
Jml/100ml Jml/100ml
0 3
2000 10000
Bq/L Bq/L
0.1 1.0
0.1 1.0
0.002
0.018 0.056 0.035
0.001 0.002 0.05 Nihil 0.1 Nihil 0.5 0.005
0.004 0.001 1 0.1 0.2 0.21
0.1 1.0
0.1 1.0
Keterangan;
Kelas 1: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air bakti air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; Kelas 2: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan ,air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; Kelas 3: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut; Kelas 4: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi,pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
28
Kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar dapat terhindar dari berbagai penyakit maupun gangguang kesehatan yang dapat disebabkan oleh air. Untuk mengetahui kualitas air tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium yang mencakup antara lain pemeriksaan bakteriologi air, meliputi Most Probable Number (MPN) dan angka kuman. Pemeriksaan MPN dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air minum, air bersih, air badan, air pemandian umum, air kolam renang dan pemeriksaan angka kuman pada air PDAM. Khusus untuk air minum, disyaratkan bahwa tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan E. coli, Salmonella typhi, Vibrio cholera. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air (Transmitted by water) dan tidak mengandung bakteri non-patogen, seperti Actinomycetes dan Cladorcera. Tabel 2.3 Persyaratan Kualitas Air Minum secara Bakteriologis Parameter
Satuan
1 1. Air Minum E. coli atau Fecal coli
2
Kadar maksimum yang diperbolehkan 3
Jumlah per 100 ml sampel 1. Air yang masuk sistem distribusi E. coli atau Fecal col Jumlah per 100 ml sampel Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml sampel 1. Air pada sistem distribusi E. coli atau Fecal col Jumlah per 100 ml sampel Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml sampel Sumber: Hefni Effendi (2003)
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
0
0 0
0 0
29
Bagi manusia air minum adalah salah satu kebutuhan utama. Mengingat bahwa
berbagai
penyakit
dapat
dibawah
oleh
air
kepada
manusia
memanfaatkannya, maka tujuan utama penyediaan air bersih/air minum bagi masyarakat adalah untuk mencegah penyakit yang dibawah oleh air. Penyediaan air bersih selain kuantitas kualitasnya pun harus memenuhi standar yang berlaku. Air minum yang memenuhi baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu menurunkan angka kesakitan penyakit perut terutama penyakit diare. Sehingga pengawasan terhadap kualitas air minum agar tetap memenuhi syarat-syarat kesehatan berdasarkan Kepmenkes RI No 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum (Depkes, 2002). Ditinjau dari jumlah atau kuantitas air yang dibuthkan manusia, kebutuhan dasar air bersih adalah jumlah air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia dapat hidup secara layak yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari (Sunjaya dalam Karsidi, 1999 : 18). Ditinjau dari segi kuantitasnya, kebutuhan air rumah tangga menurut Sunjaya adalah: 1)
Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan 5 liter / orang perhari.
2)
Kebutuhan air untuk higien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya 25 – 30 liter / orang perhari.
3)
Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan 25 – 30 liter / orang perhari.
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
30
4)
Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas sanitasi atau pembuangan kotoran 4 – 6 liter / orang perhari, sehingga total pemakaian perorang adalah 60 – 70 liter / hari di kota. Banyaknya pemakaian air tiap harinya untuk setiap rumah tangga berlainan, selain pemakaian air tiap harinya tidak tetap banyak keperluan air bagi tiap orang atau setiap rumah tangga itu masih tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah pemakaian air di daerah panas akan lebih banyak dari pada di daerah dingin, kebiasaan hidup dalam rumah tangga misalnya ingin rumah dalam keadaan bersih selalu dengan mengepel lantai dan menyiram halaman, keadaan sosial rumah tangga semakin mampu atau semakin tinggi tingkat sosial kehidupannya semakin banyak menggunakan air serta pemakaian air dimusim panas akan lebih banyak dari pada dimusim hujan.
2.5. Airtanah (Groundwater) Air tanah (Groundwater) merupakan air yang berada di permukaan tanah. Air di dalam zona jenuh (zone of saturation) disbeut air tanah (Linsey, Ray K and Franzini, J.B.;1994: 75). Air tanah ditemukan pada akifer. Pergerakan air tanah sangat lambat; kecepatan arus berkisar 10-10 – 10-3 m/detik dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas dari lapisan tanah, dan pengisian kembali air (recharge). Karakteristik utama yang membedakan air tanah dari air permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal (residence time) yang sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
31
sangat lambat dan waktu tinggal yang lama tersebut, air tanah akan sulit untuk dipilih kembali jika mengalami pencemaran. Menurut Kodoatie (1996 : 7) “Airtanah adalah sejumlah air di bawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase, juga dapat disebut aliran secara alami yang mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan.” Airtanah merupakan hasil peresapan ke dalam tanah dan tersimpan di dalam rongga-rongga tanah yang keberadaannya dipengaruhi oleh zone geologi dan struktur batuan dari tanah tersebut. Sedangkan muka airtanah yaitu permukaan yang tekanan fluidanya adalah sama dengan tekanan atmosfer dalam pori-pori dari sebuah media porous. Tinggi muka air ini sama dengan tinggi muka air pada suatu sumur atau tinggi muka air pada alat piezometer dan berlaku untuk jenis akuifer tidak terkekang (unconfined aquifer) yang ketinggian hidroliknya merupakan muka airtanah. 1.
Klasifikasi Airtanah Airtanah dapat dibedakan berdasarkan genesis, aliran, sifat, tempat, serta
berdasarkan baku mutu airtanah. a.
Airtanah Berdasarkan Genesis Dalam Seyhan (1990 : 256), bahwa airtanah digolongkan ke dalam 4 tipe
yang sangat jelas, yaitu : 1)
2)
Air meteorik : air ini berasal dari atmosfer dan mencapai mintakat kejenuhan baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu berupa infiltrasi pada permukaan tanah, perembesan dari alut, sungai, danau dan saluran buatan maupun dengan cara kondensasi uap air. Air juvenil : merupakan air baru yang ditambahkan pada mintakat kejenuhan dari kerak bumi yang dalam.
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
32
3)
4)
b.
Air diremajakan : air yang sementara waktu telah dikeluarkan dari daur hidrologi lagi melalui proses metamorfisme, pemadatan atau oleh prosesproses yang serupa. Air konat : air yang dijebak pada beberapa batuan sedimen atau gunung pada saat saat awal mulanya.
Klasifikasi Airtanah Berdasarkan Aliran Menurut Fajar, Lubis, R (2001 : 23), menerangkan bahwa berdasarkan pola
alirannya airtanah dapat dibedakan menjadi tiga jenis pola aliran yaitu : 1)
3)
Airtanah regional yang berlangsung satu siklus pada suatu cekungan airtanah yang sama. Aliran airtanah transisi merupakan aliran yang berfluktuasi mengikuti aliran regional atau lokal. Aliran airtanah lokal terbentuk akibat perbedaan kondisi yang bersifat lokal.
c.
Klasifikasi Airtanah Berdasarkan Sifat Dan Tempat
2)
Pembagian airtanah berdasarkan sifat dan letaknya dapat digolongkan menjadi dua jenis airtanah, yaitu : 1)
Airtanah Bebas Airtanah ini sering disebut sebagai airtanah dangkal yaitu airtanah yang
terdapat pada lapisan pembawa air, yang bagian atasnya tidak tertutupi oleh lapisan yang kedap air. Kondisi ini yang menyebabkan tekanan hidrostatis airtanah sama dengan tekanan udara luar. Airtanah dangkal umumnya menyebar mengikuti bentuk topografi. Di daerah dataran bisa mencapai kedalaman 1,5 m. fluktuasi airtanah dangkal ini sangat dipengaruhi oleh curah hujan. Airtanah dangkal di dataran mempunyai sifat mudah tercemari oleh kondisi lingkungan setempat. Airtanah dangkal dapat dimanfaatkan dengan cara membuat sumur gali ataupun sumur bor dangkal.
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
33
Air tanah dangkal umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat kelas menengah kebawah dengan membuat sumur gali. Sebaran akuifer serta pengaliran air tanah tidak mengenal batas-batas kewenangan administratif pemerintahan. Suatu wilayah yang dibatasi oleh batasan-batasan geologis yang mengandung satu akuifer atau lebih dengan penyebaran luas, disebut cekungan air tanah. 2)
Airtanah Tertekan Airtanah tertekan ini terdapat pada lapisan akuifer yang bagian atas dan
bawahnya ditutupi oleh lapisan kedap air, sehingga mempunyai tekanan hidrostatis yang lebih besar dari tekanan udara luar. Cadangan airtanah tertekan tidak terpengaruhi oleh curah hujan yang sifatnya lokal.
d.
Klasifikasi Airtanah Berdasarkan Baku Mutu Airtanah Klasifikasi airtanah ini berdasarkan penggunaan oleh manusia untuk
keperluan rumah tangga (domestik), pertanian, dan industri. Di Indonesia klasifikasi yang digunakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yaitu
Klasifikasi didasarkan atas kriteria mutu dan dibagi
kedalam empat kelas : 1)
Kelas I (air baku dan air minum)
2)
Kelas II (air untuk sarana/prasarana rekreasi,peternakan, budidaya ikan air tawar, dan irigasi)
3)
Kelas III (pertanian, peternakan, pengairan tanaman)
4)
Kelas IV (pengairan tanaman)
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
34
2.
Proses Terbentuknya Airtanah Air tanah terbentuk berasal dari air hujan dan air permukan, yang meresap
(infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah (Kamus Hidrologi :1987). Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa
airtanah
merupakan produk dari siklus atau daur hidrologi. Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi, yakni suatu peristiwa yang selalu berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer; penguapan dari darat atau laut atau air pedalaman, pengembunan membentuk awan, pencurahan, pelonggokan dalam tanah atau badan air dan penguapan kembali.
2.6. Terjadinya Airtanah Airtanah ditemukan pada formasi geologi permeabel (tembus air) yang dikenal sebagai akuifer yang merupakan formasi pengikat air dan memungkinkan sejumlah air yang cukup besar untuk bergerak melewatinya, biasanya ditemukan di daerah deposit glasial pasir dan kerikil, kipas aluvial dataran banjir dan deposit delta banjir. Selain pada akuifer, airtanah ditemukan pada laipsan akiklud (dasar semi permiabel) yang mengandung air tetapi tidak mampu memindahkan jumlah air yang nyata (seperti liat). Ashari (2010) menyatakan batuan dibedakan berdasarkan perlakuan terhadap airtanah (menyimpan dan meloloskan air) menjadi:
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
35
a.
Akuifer (aquifer) Akuifer adalah lapisan pembawa air, lapisan batuan ini mempunyai susunan sedemikian rupa sehingga menyimpan dan mengalirkan air yang cukup berarti di bawah kondisi lapang. Batuan dari akuifer ini bersifat permeable, contoh batuan permeable adalah pasir, kerikil, batu pasir yang retak-retak dan batu gamping yang berlubang-lubang. b. Akuiklud (aquiclude) Akuiklud dibentuk oleh batuan atau sedimen yang bertindak sebagai penghalang (barier) bagi aliran airtanah. Akiklud tersusun oleh batuan atau sedimen yang memiliki sifat permeabilitas yang rendah, seperti pada serpih atau lempung. batuan yang bersifat akiklud dapat menyimpan air, tetapi tidak dapat mengalirkan dalam jumlah yang berarti.t. Contoh : lempung, shale, tuf halus, silt. c. Akutar (aquitard) Akuitar adalah adalah batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa, sehingga dapat menyimpan air tetapi hanya dapat mengalirkannya dalam jumlah yang terbatas, contohnya adalah pasir lempungan, atau lempung pasiran d. Akuifug (aquifuge) Akuifug adalah lapisan yang kebal terhadap air (impermeable layer), yaitu batuan yang tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air; contohnya adalah batuan beku yang tidak memiliki rekahan
Menurut Krussman dan Ridder dalam Utaya (1990 :41-42) bahwa macammacam akuifer sebagai berikut : a.
Akuifer bebas (unconfined aquifer) Lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas
lapisan kedap air. Permukaan tanah pada akuifer ini disebut dengan water tabel (preatiklevel), yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer. b.
Akuifer tertekan (confined aquifer) Akuifer yang seluruh jumlah airnya dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar daripada tekanan atmosfer. c. Akuifer semi tertekan (semi confined aquifer) Akuifer yang seluruhnya jenuh air, dimaan bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air. d. Akuifer semi bebas (semi unconfined aquifer) Akuifer yang bagian bawahnya merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
36
penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara akuifer semi tertekan.
Hartono (1997 : 7) menyatakan tidak semua formasi litologi dan kondisi geomorfologi merupakan akuifer yang baik. Berdasarkan pengamatan lapangan, akuifer dijumpai pada bentuk lahan sebagai berikut : a.
b.
c.
d.
e. f.
Lintasan air (water course), materialnya terdiri dari aluvium yang mengendap di sepanjang alur sungai sebagai bentuk lahan dataran banjir serta tanggul alam. Bahan aluvium itu biasanya berupa pasir dan kerikil. Lembah yang terkubur (buried valley) atau lembah yang ditinggalkan (abandon valley), tersusun oleh materi lepas-lepas yang berupa pasir halus sampai kasar. Dataran (plain), ialah bentuk lahan berstruktur datar dan tersusun atas bahan aluvium yang berasal dari berbagai bahan induk sehingga merupakan akuifer yang baik. Lembah antar pegunungan (intermontane valley), yaitu lembah yang berada diantara dua pegunungan, materialnya berasal dari hasil erosi dan gerak massa batuan dari pegunungan di sekitarnya. Batu gamping (limestone), airtanah terperangkap dalam retakan-retakan atau diaklas-diaklas. Porositas batu gamping ini bersifat sekunder. Batuan vulkanik, terutama yangn bersifal basalt sewaktu aliran bbasal ini mengalir, ia akan mengeluarkan gas-gas. Bekas-bekas gas keluar itulah yang merupakan lubang atau pori-pori dapat terisi air. Bagian batuan yang tidak terisi akan diisi oleh airtanah. Ruang-ruang
tersebut dinamakan rongga-rongga (voids, interstices) atau pori-pori. Karena rongga-rongga tersebut dapat bekerja sebagai pipa airtanah, maka rongga-rongga tersebut merupakan bagian penting dalam studi airtanah. Rongga-rongga tersebut ditandai
oleh
besarnya,
bentuknya,
ketidakaturannya
(irregularity)
dan
distribusinya. Pori-pori merupakan ciri batuan sedimen klastik dan bahan butiran lainnya. Pori berukuran kapiler dan membawa air yang disebut air pori. Aliran melalui pori adalah laminar.
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
37
2.7. Kondisi Airtanah Menurut Sosrodarsono (2006 ; 98-103) dikemukakan bahwa kondisi airtanah dicirikan berdasarkan morfologinya dan dibagi menjadi lima yaitu airtanah dataran alluvial, airtanah di dalam kipas detrital, airtanah dalam teras aluvial, airtanah di kaki gunung api dan airtanah di zona retakan. a.
Airtanah Dataran Aluvial Volume airtanah dalam dataran alluvial ditentukan oleh tebal, penyebaran,
dan permeabilitas dari akuifer yang terbentuk dalam alluvium dan diluvium yang mengendap dalam dataran. Airtanah dataran alluvial ini dibagi menjadi tiga yaitu air susupan (airtanah dalam lapisan yang mengendap di dataran banjir bertambah langsung dari peresapan air sungai), airtanah di lapisan yang dalam, dan airtanah di sepanjang pantai. b.
Airtanah Di Dalam Kipas Detrital Endapan kipas detrital dibagi atas endapan di atas kipas dan di bagian ujung
bawah kipas, dengan karakteristik yaitu materialnya terdiri dari pasir, kerikil, dan loam dengan permeabilitas kira-kira 10-1 samapai 10-3 cm/dt. Akuifernya merupakan airtanah terkekang yang dangkal karena tertutup oleh lapisan lempung. c.
Airtanah Di Dalam Terras Aluvial Air dalam teras aluvial yang tertutup dengan endapan teras yang agak tebal
ditentukan oleh keadaan bahan dasar dan daerah pengaliran dari terras. Kondisinya dicirikan dengan akuifer yang tebal sehingga pengisian airtanah akan menjadi besar.
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
38
d.
Airtanah Di Kaki Gunung Api Mengingat kaki dari gunung api itu mempunyai topograsi dan geografi yang
aneh, maka airtanahnya mempunyai karakteristik yaitu pengisisan airtanah yang banyak karena terbentuk akuifer yang besar dengan mata air yang banyak dengan dicirikan oleh banyaknya retakan di bagian aliran lava. e.
Airtanah Di Zona Retakan Mengingat lapisan-lapisan zaman tersier mempunyai padatan yang besar,
porositas efektif antara butir tanah adalah kecil. Koefisien permeabilitasnya adalah kira-kira 10-4 sampai 10-6 cm/dt dan tidak ternetuk akuifer akan tetapi jika terdapat zona retakan yang memotong lapisan-lapisan ini maka didalamnya terisi air celah. 2.8. Gerakan Airtanah Proses umum yang mengatur gerakan airtanah yang sangat sederhana yaitu suatu gerakan yang didorong oleh gaya berat dan ditahan oleh gesekan cairan pada medium yang poreus. Menurut Seyhan (1990 : 285) menyebutkan asumsiasumsi yang mendasari gerakan airtanah sebagai berikut : a. b. c. d. e. f.
Akuifer haruslah homogeni Lapisan-lapisan semi trmbus mempunyai ketahanan hidrolik yang seragam Koefisien permeabilitas merupakan invariant waktu atau tidak tergantung waktu Transmibilitas suatu akuifer bebas adalah konstan Koefisien cadangan/simpanan adalah konstan Pelepasan dari cadangan adalah seketika Dengan menggunakan kriteria ini, aliran airtanah untuk keadaan lunak tak
terkekan diperlakukan secara matemaik. Persamaan-persamaan dasar yang menjelaskan perlakuan ini didasarkan pada hukum Darcy. Ia melakukan penelitian
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
39
terhadap aliran air yang melewati lapisan pasir horizontal yang digunakan sebagai filter air. Hal tersebut sering dinyatakan sebagai debit spesifik (specific discharge), Q (flux) dapat disebut laju aliran dibagi luas potongan melintang dan mempunyai dimensi yang sama dengan kecepatan. Dalam mengaplikasikan hukum Darcy untuk analisis aliran airtanah melalui suatu pendekatan dengan asumsi bahwa suatu pragmen butiran-butiran tanah (pasir, lanau, atau lempung) yang membentuk media porous digantikan dengan suatu kontinum dimana kita dapat mendefinisikan parameter-parameter makroskopik seperti konduktivitas hidrolik, porositas dan lain-lain. Aliran dalam tanah mengikuti prinsip-prinsip dasar hidrolika sifat laminar antara lain : alirannya bergerak dengan kecepatan sangat kecil dan angka Reynold yang kecil pula. Selanjutnya diterangkan oleh Rohmat dalam Karmiati (2000:30) bahwa perhitungan airtanah yang tersimpan sebagai cadangan airtanah dianalisis dengan cara menghitung kapasitas tampung/kemampuan akuifer menyimpan air dalam satu daerah aliran sungai. Kapasitas tamping akuifer ini dapat diduga dari karakteristik akuifer, luas daerah dan porositas afektif.
2.9. Sanitasi Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
40
Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktik kebersihan pribadi (contohnya membasuh tangan dengan sabun). Apabila bahan buangan ini tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan pencemaran air. Dimana pencemaran air yaitu masuk dan dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan tidak lagi berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. (Effendi,2003:12)
Teguh Nugraha,2013
Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu