BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Film
2.1.1
Pengertian Film Film adalah suatu karya cipta seni dan budaya yang merupakan
komunikasi pandang dengar yang dibuat berdasarkan atas sinematografi dengan direkam pita seluloid, pita video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik
atau proses lainnya. Dengan atau tanpa suara yang dapat
dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi yakni mekanik, elektronik, dan atau lainnya. 1 Film merupakan media komunikasi massa pandang dengar dimana film mengirimkan pesan atau isyarat yang disebut simbol, komunikasi simbol dapat berupa gambar yang terdapat dalam film. Gambar dalam film menunjukkan isi pesan yang tersirat di setiap adegan dalam film untuk menyampaikan maksud dan pengertian kepada khalayak. Secara umum, film dipandang sebagai media tersendiri dan film merupakan sarana pengungkapan daya cipta dari beberapa cabang seni sekaligus, dan produknya bisa diterima dan diminati layaknya karya seni. 2
1
Undang – Undang Republik Indonesia No 8 Tahun 1992, tentang perfilmnan bab 1 pasal 1 ayat 1 Moekijat. Teori Komunikasi. Bandung. Mandar Maju. 1997. hal 150
2
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Film lebih dahulu menjadi media hiburan dibandingkan radio siaran dan televisi. 3 Film sebagai sarana baru tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga memberikan informasi dan edukasi kepada penontonnya. Gambar dalam film yang menunjukkan kekuatan dalam menyampaikan pesan kepada penonton, gambar dapat menyampaikan lebih banyak pengertian dan situasi – siatuasi tertentu dibanding apa yang disampaikan oleh hanya kata – kata. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi dan film video laser setiap minggunya. Di Amerika Serikat dan Kanada lebih dari satu juta tiket film terjual setiap tahunnya. Film Amerika diproduksi di Hollywood. Film yang dibuat di sini membanjiri pasar global dan memengaruhi sikap, perilaku dan harapan orang – orang di belahan dunia. 4 Ada banyak sekali keistimewaan film, lima diantaranya adalah ; A. Film dapat menghadirkan pengaruh emosional yang kuat, sanggup menghubungkan penonton dengan kisah – kisah personal. B. Film dapat mengilustrasikan kontras visual secara langsung C. Film dapat berkomunikasi dengan apr apenontonnya tanpa batas menjangkau luas ke dalam perspektif pemikiran. D. Film dapat memotivasi penonton membuat perubahan E. Film dapat sebagai alat yang mampu menghubungkan penonton dengan pengalaman yang terpampang melalui bahasa gambar. 5 2.1.2
Sejarah Film Indonesia
3
Elvinaro Ardianto,Lukiati Komala, dan Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar edisi Revisi,Bandung; Simbiosa Rekatama Media, 2007, hal 143 4 Ibid hal 143 5 Panca Javandalasta. Lima Hari Mahir Bikin Film. Mumtaz Media. Surabaya. 2011. Hal 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Dari catatan sejarah perfilman di Indonesia, film pertama yang diiputar berjudul Lady van Java yang diproduksi di Bandung pada tahun 1926 oleh David. Pada tahun 1927/1928 Krueger Corporation memproduksi film Eulis Atjih, dan sampai tahun 1930, Masyarakat disuguhi Lutung Kasarung, Si Conat dan Pareh. Film – film tersebut merupakan film bisu dan diusahakan oleh orang – orang Belanda dan Cina. Film bicara yang pertama berjudul Terang Bulan yang dibintangi oleh Roekiah dan R. Mochtar berdasarkan naskah seorang penulis Indonesia Saerun. Pada saat perang Asia Timur raya dipenghujung tahun 1941, perusahaan perfilman yang diusahakan oleh orang Belanda dan Cina itu berpindah tangan kepada pemerintah Jepang diantaranya adalah NV. Multi Film yang diubah namanya menjadi Nippon Eiga Sha, yang selanjutknya memproduksi film Feature dan Film dokumenter. Jepang telah memandaatkan film untuk media Informasi dan propaganda. Namun, tatkala bangsa Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaannya, maka pada tanggal 6 Oktober 1945 Nippon Eiga Sha diserahkan secara resmi kepada pemerintahan Republik Indonesia. Serah terima dilakukan oleh Ishimoto dari pihak Pemerintah Militer Jepang kepada R.M. Soetarto yang mewakili Pemerintah Republik Indonesia. Sejak tanggal 6 Oktoer 1945 lahirlah Berita Film Indonesia atau BFI. Bersamaan dengan pindahnya Pemerintah RI dari Yogyakarta, BFI pun pindah dan bergabung dengan perusahaan Film Negara, yang pada akhirnya berganti nama menjadi perusahaan Film Nasional (Effendy, 1999:201 – 202). 6
6
Ibid. hal 144
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
2.1.3
Fungsi Film Tujuan khalayak menonton dilm terutama adalah ingin memperoleh
hiburan. Akan tetapi dalam film dapat tergantung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Hal ini pun sejalan dengan misi perfilman nasional sejak tahun 1979, bahwa selain sebagai media hiburan, film nasional dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka Nation and Character Building (Effendy, 1981 : 212). Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film nasional memproduksi film – film sejarah yang objektif, atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan sehari – hari secara berimbang. 2.1.4
Jenis – Jenis Film A. Dokumenter Dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun, film dokumenter tidak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya film dokuemnter tetap berpijak pada hal – hal senyata mungkin. Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari film dokumenter, misalnya dokudrama. Dalam dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuan – tujuan estetis, agar gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak berbeda jauh. Dalam dokudrama, realitas tetap jadi pakem. B. Short Film atau cerita pendek
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Short Film biasanya di bawah 60 menit. Di banyak negara seperti Jerman, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat, film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau kelompok yang menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun demikian ada juga orang yang memang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumah - rumah produksi atau saluran televisi. C. Feature – Length Films Feature – Length Films biasa dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90 – 100 menit. Film yang diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini. Beberapa film, misalnya dances with wolves yang berdurasi lebihd ari 120 menit. Film film produksi India yang cukup banyak beredar di Indonesia, rata – rata berdurasi hingga 180 menit. D. Corporate Profile Corporate Profile film ini di produksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan, misalnya tayangan Usaha Anda di SCTV. Film ini sendiri berfungsi sebagai alat bantu presentasi. E. TV Commercial TV Commercial film ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk (iklan produk) maupun berupa layanan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
masyarakat, seperti iklan layanan masyarakat atau Public Service Announcement (PSA). Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan secara eksplisit, artinya ada stimulus audio visual yang jelas tentang produk tersebut. Sedangkan iklan layanan menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Dengan demikian, iklan layanan masyarakat umumnya menampilkan produk secara implisit. F. TV Program TV program diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis, cerita dan non cerita. Jenis cerita terbagi menjadi dua kelompok yakni fiksi dan non fiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV series), film televisi/FTV (populer lewat saluran televisi SCTV), dan film cerita pendek. Kelompok nonfiksi menggarap aneka program pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu. Sedangkan program noncerita sendiri menggarap variety show, TV quiz, talkshow dan liputan/berita. G. Video klip Video Klip adalah saran bagi para produser musik untuk memeasarkan produknya lewat medium televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran MTv tahun 1981. Di Indonesia, video klip ini sendiri kemudian berkembang
sebagai
bisnis
yang
menggiurkan
seiring
dengan
pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan industri sendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
menjadi bisnis utama (core business) mereka. Di Indonesia, tak kurang dari 60 video klip di produksi tiap tahunnya. 7 2.1.5
Genre Film Genre dalam film ada beberapa macam, contohnya : A. Action – laga Pada genre ini bisanya untuk film yang bercerita mengenai perjuangan seorang tokoh untuk bertahan hidup. Biasanya di bumbui adegan pertarungan. Jika sutradaranya jeli mengolah film bergenre action, maka penonton akan seolah – olah mampu merasakan ketegangan yang di alami si tokoh di dalam film. B. Comedy – Humor Jenis film comedy adalah film – film yang ceritanya mengandalkan kelucuan – kelucuan baik dari segi cerita maupun dari segi penokohan. C. Roman – Drama Film bergenre roman biasnaya banyak disukai penonton karena dianggap sebagai gambaran nyata sebuah kehidupan. Sehingga akhirnya penonton dapat ikut merakan adegan dalam film dikarenakan kesamaan pengalaman hidup antara si tokoh dalam film dan penonton. D. Mistery – Horor Genre mistery biasa mengetengahkan cerita yang terkadang berada di luar akal umat manusia. Walaupun begitu genre ini banyak di sukai
7
Heru Effendy, Mari membuat Film, Jakarta ; Penerbit Erlangga, 2014, hal 2-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
karena pada dasarnya setiap manusia di bekali rasa penasaran akan apa yang berada pada dunia lain di luar dunia manusia.
2.2
Film Sebagai Media Massa Menurut Dominick (2000) fenomena terbentuknya selebriti di bidang
keartisan atau pakar di bidang politik, ekonomi, komunikasi dan lainnya, tidak terlepas dari peran yang dimainkan komunikasi massa dalam kehidupan masyrakat. Begitu pun dalam bidang produk kebutuhan hidup. Kita mengetahui di mana supermarket yang menyediakan barang yang kita perlukan karena adanya iklan pada media massa. Melalui komunikasi massa kita menjadi tahu berbagai macam informasi. Komunikasi melalui media massa dapat menembus bagian kehidupan kita. Kita mendengarkan radio siaran ketika mengendarai mobil atau tinggal dirumah, membaca surat kabar pada pagi dan sore hari, menonton televisi pada malam hari, walaupun motif kita menerpakan diri pada isi media berbeda – beda. 8 Sebuah penelitian dilakukan gamble dan gamble (2001) terhadap 223 mahasiswa program sarjana strata satu di Amerika. Kepada responden mahasiswa itu diminta merangking buku, surat kabar, majalah, tape recorder, televisi, radio siaran, dan film, dengan skala penelitian 1 (sangat disukai) sampai 7 (kurang disukai). Hasil riset itu menunjukkan yang paling disukai responden adalah tape recorder, berikutnya televisi, film, buku, radio siaran, majalah, dan surat kabar. Orang – orang menghabiskan waktunya menonton televisi enak jam empat puluh
8
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Op. Cit. hal13 – 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
lima menit setiap harinya, dan mendengarkan radio riaran 22 jam setiap minggunya. Lebih dari itu diatas 100 juta orang membaca sejumlah surat kabar setiap harinya, dan rata – rata mengonsumsi 15 buku setiap tahunnya. Jutaan dolar dan jutaan jam dihabiskan dengan media massa selama periode 12 bulan itu. 9 Khalayak sebagai manusia sosial akan selalu merasa haus akan informasi mengenai segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya, dan media massa adalah penyebar informasi tersebut bagi pembaca, pendengar, permirsa maupun penonton. Film sebagai salah satu media massa digunakan sebagaii media yang merefleksikan realitas atau bahkan membentuk realitas. Lewat film, informasi dapat dikonsumsi dengan lebih mendalam, karena film adalah media yang menggunakan audio dan visual. Sehingga penonton lebih cepat mengerti karena mereka tidak hanya mendengarkan suara tetapi juga melihat video. Film pada awalnya, hanya dijadikan sebagai media hiburan di masyarakat namun seiring berkembangnya jaman dalam komunikasi, fungsi dalam film pun semakin meluas. 2.2.1
Komunikasi Massa Komunikasi massa dikemukakan oleh Bittner (rakhmat 2003: 188), yakni
komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang (mass communiation is message communicated through a mass medium to large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media masa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar dilapangan luas
9
Ibid. Hal 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah : radio siaran dan televisi,
keduanya dikenal
sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah, keduanya disebut sebagai media cetak ; serta media film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop. Definisi komunikasi massa yang lebih terperinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) “ Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of message in industrial societies”. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. (rakhmat, 2003:188)) Dari
definisi
Gerbner
tergambar
bahwa
komunikasi
massa
itu
menghasilkan suatu produk berupa pesan – pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, minggunan, dwimingguan, atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri. 10 2.2.2
Karakteristik Komunikasi Massa
10
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung. Simbiosa Rekatama Media .2007 hal 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Karakter komunikasi massa adalah sebagai berikut : 11 a. Komunikator Terlembagakan: menurut pendapat Wright komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks,mari kita bayangkan secara kronologis proses penyusunan pesan oleh komunikator sampai pesan itu diterima oleh komunikan. Apabila pesan itu akan disampaikan melalui surat kabar, maka prosesnya adalah sebagai berikut : komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah atas keinginannya atau atas permintaan media massa yang bersangkutan. Selanjutnya, pesan tersebut diperiksa oleh penanggung jawab rubrik. Dari penanggung jawab rubrik diserahkan kepada redaksi untuk diperiksa laik tidaknya pesan itu untuk dimuat dengan pertimbangan utama tidak menyalahi kebijakan dari lembaga media massa itu. Ketika sudah laik, pesan dibuat setting-nya, lalu diperiksa oleh korektor, disusun oleh lay – out man agar komposisinya bagus, dibuat plate, kemudian masuk mesin cetak. Tahap akhir setelah dicetak merupakan tugas bagian distribusi untuk mendistribusikan surat kabar yang berisi pesan itu kepada pembacanya. b. Pesan Bersifat Umum : Komunikasi massa itu bersifat terbuka,artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi
11
Ibid hal 6-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria penting dan menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi sebagian besar komunikan. Ada peristiwa yang mempunyai kategori penting, tetapi hanya penting bagi sekelompok orang. Peristiwa tersebut tentu saja tidak dapat disampaikan melalui media massa. c. Komunikannya Anonim dan Heterogen :Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen., komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karen terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi. d. Media Massa Menimbulkan Keserempakan : kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaean khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yangbanyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Effendy (1981) mengartikan keserempaka media massa itu sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. e. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang hubungan : salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (mulyana, 2000:99). Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana buhungan para peserta komunikasi itu. f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah : selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi mass yang merupakan kelemahannya. Karena komunikasinya
melalui
media
massa,
maka
komunikator
dan
komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduannya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona. Dengan kata lain, komunikasi massa bersifat satu arah. g. Stimulasi alat Indra Terbatas : dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
h. Umpan Balik Tertunda dan Tidak Langsung : dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langusng dan tertunda. Artinya komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. Tanggapan khalayak bisa diterima lewat telepon, e-mail, atau surat pembaca. Proses penyampaian feedback lewat telepon, e-mail atau surat pembaca itu menggambarkan feedback komunikasi massa bersifat indirect. Sedangkan waktu yang dbutuhkan untuk menggunakan telepon, menulis surat pembaca, mengisim e-mail itu menunjukkan bahwa feedback komunikasi massa bersifat tertunda. 2.2.3
Fungsi Komunikasi Massa Pada umumnya, komunikasi massa memilliki kaitan yang kuat dengan
media massa. Secara khusus, komunikasi massa memiliki
beberapa fungsi
komunikasi sebagai berikut : 12 1. Informasi : pengumpulan, penyimpanan, pemprosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan. Opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 2. Sosialisasi : penyediaan sumber ilmu pegetahuan yang memungkinkan agar bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakatt yag efektif yang
12
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi – Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya. Bandung. 2001, hal 27-28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif didalam masyarakatnya. 3. Motivasi : menjelaskan tujuan etiap masyarakat jangka pendek maupun jangka
panjang,
mendorong
orang
menentukn
pilihannya
dan
keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. 4. Perdebatan dan diskusi : menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan ntuk memungkinkan persetujua atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti – bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama ditingkat internasional, nasional dan lokal. 5. Pendidikan : pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan
intelektual,
pembentkan
watak
dan
pendidikan
keterampilan serta kemahiran yng diperlukan pada semua bidang kehidupan. 6. Memajukan kebudayaan : penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud
melestarikan warisan masa lalu, perkembangan
kebudayaan dengan perluasan
horizon seseorang, membangunkan
imajinasi dan mendorong kreatifitas serta kebutuhan estetikanya. 7. Hiburan : penyebarluasan sinyal, simbol, sura dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedia, olahraga, permainan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
8. Integrasi : menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesana yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain. 2.2.4
Media Massa Media massa pada dasarnya dibagi menjadi dua kategori, yakni media
massa cetak dan elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, media on-line (internet).
2.3
Pesan Pesan menurut kamus besar bahasa indonesia adalah perintah, permintaan,
dan amanat yang disampaikan oleh orang lain. Pesan tidak hanya dapat diberikan secara langsung dari komunikan ke komunikator tetapi dapat juga memberikan pesan melalui media massa. Istilah pesan tidak sinonim dengan makna. Ungkapan sederhana seperti “nice day, today” (hari ini hari baik). Ungkapan ini tentu saja mengodifikasi pesan sederhana. Namun, walau makna pesan itu bersifat literal, ketimbang bermakna bahwa pengujarnya menyadari cuaca hari itu, ungkapan itu diucapkan hanya untuk membuka percakapan : sebaliknya, ungkapan ini bisa bersifat ironis, jika diucapkan pada hari yang hujan atau menyebalkan seperti yang ditunjukkan contoh berikut, sebuah pesan dapat mempunyai lebih dari satu makna, dan beberapa pesan dapat mempunyai makna yang sama. Dalam media
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
massa, seperti dalam seni, kasusnya lebih sering berupa lapis makna yang terbangun dari pesan yang sama. Maknanya hanya dapat ditentukan atau diuraikan dengan merujuk pada pesan yang sama. 13 Pesan film dalam komunikasi massa dapat tebentuk tergantung dari tujuan daripada film itu sendiri yang merupakan media massa. Akan tetapi pada umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik berupa pesan dalam bidang pendidikan. Hiburan dan informasi. Pesan dalam film bekerja menggunakan lambang yang ada pada pikiran manusia, lambang itu dapat berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan video atau adegan dalam film. Film menjadi salah satu media massa yang ampun dalam pengirinman pesan karena bentuknya yang audio visual ini. Dengan adanya gambar dan suara yang dipadukan menjadikan film mampu bercerita banyak dalam waktu yang singkat. 2.3.1
Pesan Komunikasi Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu
ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam nmedia maassa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyaiukuran tersendiri, yakni bagi sebagian besar komunikan. 13
Marcel Danesi. Pesan, Tanda, dan Makna; Buku Teks mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Jalasutra. Yogyakarta. 2012. Hal 19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Ada peristiwa yang mempunyai kategori penting, tetapi hanya penting bagi sekelompok orang. Peristiwa tersebut tentu saja tidak dapat disampaikan melalui media massa. 2.3.2
Pesan Moral Kata moral selalu mengacu pada baik – buruknya manusia sebagai
manusia. Jadi bukan mengenaik baik – buruknya begitu saja, misalnya sebagai dosen, tukang masak, pemain bulutangkis atau penceramah, melainkan sebagai manusia. Bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia. Norma – norma moral adalah tolak ukur untuk menentukan betul – salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari segi baik – buruknya sebagi manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu dan terbatas. 14 Norma – norma moral adalah tolak ukur yang dipakai masyarakat untuk mengukur kebaikan seseorang. Maka dengan norma – norma moral kita betul – betul dinilai. Itulah sebab penilaian moral selalu berbobot. Kita tidak dilihat dari salah satu segi, melainkan sebagai manusia. Apakah seseorang adalah penjahit yang baik, warga negara yang selalu taat dan selalu bicara sopan belum mencukupi untuk menentukan apakah dia itu betul – betul seorang manusia yang baik. Barangkali ia seorang yang munafik. Atau ia mencari keuntungan. Apakah kitaini baik atau buruk itulah yang menjadi permasalahan bidang moral. 15 Sikap moral yang sebenarnya disebut moralitas. Moralitas adalah sikap hati orang yang terungkap dalam tindakan lahiriah (mengingat bahwa tindakan merupakan ungkapan sepenuhnya dari sikap hati). Moralitas terdapat apabila 14
Franz Magnis – Suseno. Etika Dasar Masalah – Masalah Pokok Filsafat Moral. Penerbit Kanisius. 1987. Hal 18 15 Ibid. Hal 19 - 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
orang mengambil sikap yang baik karena ia sadar akan kewajiban dan tanggung jawabnya dan bukan karena ia mencari untung. Moralitas adalah sikap dan perbuatan baik yang betul – betul tanpa pamrih. Hanya moralitaslah yang bernilai secara moral. 16 “Morality is the differentiation of intentions, decisions, and actions between those that are good and those that are bad. Moral code is a system of morality. And a moral is any one practice or teaching within a moral code.” 17 Artinya bahwa Moralitas adalah diferensiasi dari niat , keputusan , dan tindakan antara yang baik dan yang buruk . Kode moral adalah sistem moralitas .Dan moral adalah salah satu dari latihan atau mengajar dalam sebuah kode moral. Moral adalah suatu keyakinan tentang benar salah, baik dan buruk, yang sesuai dengan kesepakatan sosial, yang mendasari tindakan atau pemikiran. 18 Setiap cerita setiap film apapun jenis dan genrenya
pasti akan
menyampaikan pesan moral dari awal hingga akhir cerita. Pesan moral yang terdapat dalam film lah yang akan sangat berpengaruh pada ketertarikan penonton untuk menonton. Pesan moral adalah pelajaran moral atau pesan yang didapat dari suatu kejadian, pengalaman seseorang atau dari sebuah film yang dapat memberikan pelajaran hidup kepada penontonnya. Pesan moral dapat tersirat maupun tersurat. Segala hal yang didengar siapapun dalam kebudayaan mana pun, dinilai berdasarkan apakah ini baik atau buruk bagi saya atau kelompok saya. Manuasia memiliki sensor – sensor dalam setiap bahasa terhhadap ancaman – ancaman dan 16
Ibid hal 58 Robert L. Holmes. Basic moral philosophy 4th edition 18 Dian ibung. Mengembangkan Nilai Moral pada anak. Elex Media Komputindo. 2009. Hal 3 17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
janji – janji. Hal – hal yang kita lihat, kita tangkap dan kita pahami dari segi moral dapat berupa hal – hal yang baik )misalnya cinta kasih), hal – hal yang jahat (misalnya menipu). Hal – hal yang tidak ada kaitannya dengan moral (misalnya suatu visa yang dicabut kembali), tetapi pada dasarnya semua komunikasi dalam setiap kebudayaan berisi suatu unsur moral. Manusia menerapkan patokan – patokan atau kaidah – kaidah kritis yang dipengaruhi kebudayaan untuk menilai makna dari komunikasi yang paling sederhana sekalipun. 19
2.4
Kemanusiaan (Humanity)
2.4.1 Pengertian Kemanusiaan (Humanity) Humanisme atau kemanusiaan dapat dikatakan memanusiakan manusia lainnya. Dalam hal ini yang dimaksud humanisme adalah mengedepankan sisi kemanusiaan dalam berperilaku. Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia kemanusiaan berarti sifat manusia yang secara manusia sebagai seorang manusia. Kemanusiaan adalah perasaan yang dimiliki manusia untuk mencegah kita dari perbuatan yang jahat. Nilai kemanusiaan adalah nilai mengenai harkat dan martabat manusia. Manusia merupakan makluk yang tertinggi di antara makluk ciptaan Tuhan, sehingga nilai – nilai kemanusiaan tersebut mencerminkam kedudukan manusia sebagai makluk tertinggi di antara makluk – makluk lainnya. Seseorang mempunyai nilai – nilai kemanusiaan yang menghendaki masyarakat
19
Bernard T. Adeney. Etika sosial lintas budaya. Penerbit Kanisius. 2000. Hal 176
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
memiliki sikap dan perilaku sebagai layaknya manusia. Sebaliknya dia tidak menyukai sikap dan perilaku yang sikapnya merendahkan manusia lain. 20. Kemanusiaan yang dimaksud dalam judul ini diarahkan pada nilai kemanusiaan. Yakni hak – hak manusia yang secara pokok telah dimiliki manusia sejak ia dilahirkan, yang menyangkut hak untuk hidup, kemerdekaan, bebas memilih, mengeluarkan pendapat, dan hak dasar lainnya. Kemanusiaan juga adalah sistem pikiran dan tindakan yang memberi perhatian berdasarkan nilai dan kepentingan dengan mencurahkan hidup hanya untuk kesejahteraan umat manusia. Kemanusiaan menggambarkan kelembutan manusia, rasa belas kasih dan sikap mengasihi terhadap sesama meskipun dalam keadaan menderita dan sengsara. Pengertian kemanusiaan mencakup segala sifat, pandangan, cara berpikir, dan perbuatan yang karena kodratnya, manusia harus memilikinya sebab rasa kemanusiaan merupakan dorongan batin untuk melahirkan suatu sikap atau perbuatan kemanusiaan. Seseorang dapat bertindak dan berpikir manusiawi atau berdasarkan prinsip prinsip kemanusiaan apabila memiliki moral yang baik. Prang yang bermoral tidak baik tentu tidak mungkin memiliki sikap dan perbuatan kemanusiaan, sebab perbuatan kemanusiaan seluruhnya bernilai baik. 21 Kemanusiaan yang berarti mempertinggi harkat dan martabat manusia dan tidak lagi melulu berlindung dibawah payung geografis, sentimen ras dan etnik, ataupun kepentingan politik tertentu. Dan pengertian kemanusiaan ini pun kalau
20
Setiyadi alim, “Nilai kemanusiaan dalam Novel Suatu Hari Di Stasiun Bekasi Karya Bambang Susilo”, Thesis Universitas Negeri Yogyakarta, 2012.bab 2. Hal 2 21 Siti Nafsiah. Prof Hembing Pemenang The Star Of Asia Award. Prestasi Insan Indonesia. Jakarta. 2000. Hal 165 - 166
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
mau diterjemahkan bisa menjadi banyak elemen, untuk menyebut sekedar contoh : kesadaran akan lingkungan hidup, pembelaan kepada kaum marginal, kesadaran hukum, dan penegakan hak – hak asasi manusia. 22 Kemanusiaan adalah unsur bentuk (formal) yang memuat asas – asas yang menentukan forma manusia sebagai individu. Oleh karena itu, manusia tidak dpaat merubah invidualitasnya, ia hanya dapat menyempurnakannya dan mengkomunikasikannya melalui kodrat rasionalnya. 23 2.4.2
Konsep Kemanusiaan Menurut Soegija Walaupun Soegija tidak dapat menghadiri Konsili vatikan II hingga
berakhirnya, namun hasilnya terdapat penegasan yang dahsyat, antara lain adalah yang teracntum dalam deklarasi Dignitatis Humananae (Perihal Martabat Manusia) dan Nostra Aetate (Pada Abad Kita). Dignitatis Humanane menyatakan bahwa kebebasan untuk beragam (dan tidak beragam) adalah bagian dari martabat manusia. Tanggpan manusia pada Tuhan haruslah berdasarkan pada kebebasan, bukan paksaan. Sedangkan Nostra Aetate mengakui adanya kebenaran – kebenaran yang terkandung dalam agama dan kepercayaan lain. Dengan sikap dasar inilah Gereja Katolik membuka dialog dengan agama dan kepercayaan lain. Dalam hal ini Konsili Vatikan II menegaskan kembali struktur dasarnya: sebuah struktur dasar yang memungkinkan Soegija merumuskan formulanya yang penting itu : 100% katolik, 100% Indonesia 24. Selain itu Soegija juga memberikan pernyataan pada buku hariannya mengenai kemanusiaan bahwa “Kemanusiaan itu 22
Ignatius Haryanto. Aku Selebriti Maka Aku Penting. Bentang Pustaka. 2004. Hal 119 E. Sumaryono. Etika Hukum Relevansi Teori Hukum Kodrat Thomas Aquinas. Kanisius. Yogyakarta. 2002. Hal 246 - 247 24 Ayu Utami. Soegija 100% Indonesia. Kepustakaan Populer Gramedia dan Puskat Pictures. Jakarta. 2012. Hal 131 - 132 23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
satu. Kendati berbeda bangsa, asal usul, dan ragamnya, berlainan bahasa dan adat istiadatnya, kemajuan dan cara hidupnya, semua merupakan sebuah keluarga besar. 25
25
Udan Bitteraty. Quarta Lingkar Humanisme Dalam Tulisan. Garudhawaca. Yogyakarta 2017. Hal 45.
http://digilib.mercubuana.ac.id/