BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Fenomena Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, fenomena diartikan sebagai hal-hal yang dinikmati oleh panca indra dan dapat ditinjau secara ilmiah (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia : 1997) Fenomena juga diartikan sebagai berikut : a. Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah (seperti fenomena alam) atau gejala. Contoh : Gerhana adalah salah satu -- ilmu pengetahuan; b. Fenomena diartikan sebagai sesuatu yg luar biasa atau keajaiban. Contoh : Sementara masyarakat tidak percaya akan adanya pemimpin yg berwibawa, tokoh itu merupakan – tersendiri c. Fenomena diartikan sebagai fakta dan kenyataan. Contoh : Peristiwa itu merupakan -- sejarah yg tidak dapat diabaikan (http://www.kamusbesar.com/10894/fenomena diakses pada tanggal 23 April 2012 pukul 22:00) Kata Fenomena juga diartikan sebagai keadaan yang sebenarnya dari suatu urusan atau perkara, keadaan atau kondisi khusus yg berhubungan dengan seseorang atau suatu hal, soal atau perkara (http://www.artikata.com/arti-333239kasus.html diakses pada tanggal 23 April 2012 pukul 22:15)
18
2.2 Sejarah Judi Pada mulanya perjudian itu berwujud permainan atau kesibukan pengisi waktu senggang guna menghibur hati, jadi sifatnya rekreatif dan netral. Pada sifat yang netral ini, lambat laun ditambahkan unsure baru untuk merangsang kegairahan bermain dan menaikkan ketegangan serta pengharapan untuk menang, yaitu barang taruhan berupa uang, benda atau tindakan yang bernilai. Pertaruhan dalam perjudian ini sifatnya murni spekulatif untung-untungan. Konsepsi untung-untungan itu sedikit atau banyak selalu mengandung unsure kepercayaan mistik terhadap kemungkinan beruntung. Menurut para penjudi, nasib untung atau kalah itu merupakan “suratan”, sudah menjadi nasib. Permainan untung-untungan itu dapat kita lihat pada bangsa dan masyarakat primitif. Permainan tersebut dihubungkan dengan personifikasi dari satu kejadian atau fakta, yaitu berupa relasi dengan roh-roh yang baik dan memberikan keuntungan dan kerasukan roh-roh jahat yang membawa kesialan. Interpretasi animistic semacam ini menghubungkan rakyat dengan satu kepercayaan nasibuntung, dan menjadi atribut kemanusiaan, sekaligus juga menjadi elemen terpenting pada perjudian. Bangsa yang modern, yang semakin maju dalam segala bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi, mengembangkan macam-macam permainan yang disertai perjudian, dan menjadikan permainan tadi aktivitas khusus yang bisa memberikan kegairahan, kesenangan dan harapan untuk menang. Namun begitu, unsure kepercayaan animistic terhadap keberuntungan itu masih saja melekat pada bangsa berbudaya di abad modern sekarang ini.
19
Pada perjudian itu ada unsur minat dan pengharapan yang makin meninggi, juga unsur ketegangan, disebabkan oleh ketidakpastian untuk menang atau kalah. Situasi tidak pasti ini membuat organisme semakin tegang dan makin gembira, menumbuhkan efek-efek yang kuat dan rangsangan-rangsangan besar untuk betah bermain. Sepakbola pada masa sekarang ini yang hampir disukai oleh semua orang. Banyak orang yang memanfaatkan permainan ini menjadi sebuah arena perjudian. Selain menikmati pertandingan sepakbola baik secara langsung maupun lewat televisi, tidak sedikit para penggemar olahraga ini yang melakukan taruhan. Seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi sekarang ini, taruhan sepakbola pun mengalami kemajuan dari yang dulunya hanya dilakukan dengan sistem tatap muka (face to face) yaitu para pemain taruhan sepakbola bertemu dengan pemain taruhan lainnya ataupun mendatangi langsung Bandar taruhan sepakbola. Saat ini
sudah banyak Bandar bola yang bisa membantu dengan
menyediakan fasilitas secara online melalui internet.
2.2.1 Pengertian Judi Perjudian merupakan masalah sosial yang sangat buruk. Kemenangan yang dihasilkan dari perjudian tidak akan bertahan lama justru akan berakibat pada pengrusakan karakter individu dan akan merusak kehidupannya. Banyak sudah fakta menceritakan bahwa pemenang judi tidak selalu memiliki hidup yang sejahtera, sebagian besar mengalami kemiskinan yang begitu parah dan mengalami
alianasi
(keterasingan)
20
dari
keluarga
dan
masyarakat
(http://iqbalmarisali.blogspot.com/2010/03/perilaku-berjudipatologisosialdanhtml diakses pada 23 April 2012 pukul 21:17 WIB) Pada hekekatnya perjudian adalah bertentangan dengan agama, kesusilaan dan moral Pancasila serta membahayakan masyarakat, bangsa dan negara dan ditinjau dari kepentingan nasional. Perjudian mempunyai dampak yang negatif merugikan moral dan mental masyarakat terutama generasi muda. Di satu pihak judi adalah merupakan masalah sosial yang sulit di tanggulangi dan timbulnya judi tersebut sudah ada sejak adanya peradaban manusia. Judi atau permainan “judi” atau “perjudian” menurut Kamus besar Bahasa Indonesia adalah “Permainan
dengan
memakai
uang
sebagai
taruhan”.
Berjudi
ialah
mempertaruhkan sejumlah uang atau harta dalam permainan tebakan berdasarkan kebetulan, dengan tujuan mendapatkan sejumlah uang atau harta yang lebih besar daripada jumlah uang atau harta semula. Pengertian
judi
adalah
tiap-tiap
permainan,
yang
mendasarkan
pengharapan buat menang pada umumnya bergantung kepada untung-untungan saja, dan juga kalau pengharapan itu jadi bertambah besar karena kepintaran dan kebiasaan pemain. Termasuk permainan judi ialah pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain, yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau bermain itu, demikian juga segala pertaruhan yang lain-lain (http://infoini.com/2012/pengertian-judi.html diakses pada tanggal 23 April 2012 pukul 23:14) Menurut Dra. Kartini Kartono, pengertian judi adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai,
21
dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwaperistiwa permainan, pertandingan,perlombaan dan kejadian-kejadian yang tidak/belum pasti hasilnya. Dalam KUHP dalam Pasal 303 ayat (3) yang menyebutkan bahwa : “Yang disebut permainan judi, adalah tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya kemungkinan mendapatkan untung tergantung pada peruntungan belaka, juga karena permainannya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya, yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya”. Perjudian didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang melibatkan elemen resiko. Dan resiko didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya suatu kerugian. Sementara Robert Carson & James Butcher (1992) dalam buku Abnormal Psychology and Modern Life, mendefinisikan perjudian sebagai memasang taruhan atas suatu permainan atau kejadian tertentu dengan harapan memperoleh suatu hasil atau keuntungan yang besar. Apa yang dipertaruhkan dapat saja berupa uang, barang berharga, makanan, dan lain-lain yang dianggap memiliki nilai tinggi
dalam
suatu
komunitas
(http://iqbalmarisali.blogspot.com/2010/03
/perilaku-berjudi-patologi-sosial-dan.html diakses pada 23 April 2012 pukul 21:17 WIB) Definisi serupa dikemukakan oleh Stephen Lea, dkk dalam buku The Individual in the Economy, A Textbook of Economic Psychology (1987). Menurut mereka perjudian tidak lain dan tidak bukan adalah suatu kondisi dimana terdapat
22
potensi kehilangan sesuatu yang berharga atau segala hal yang mengandung risiko. Namun demikian, perbuatan mengambil risiko dalam perilaku berjudi, perlu dibedakan pengertiannya dari perbuatan lain yang juga mengandung risiko. Ketiga unsur dibawah ini mungkin dapat menjadi faktor yang membedakan perilaku berjudi dengan perilaku lain yang juga mengandung resiko: a.
Perjudian adalah suatu kegiatan sosial yang melibatkan sejumlah uang (atau sesuatu yang berharga) dimana pemenang memperoleh uang dari yang kalah.
b.
Resiko yang diambil bergantung pada kejadian-kejadian dimasa mendatang, dengan hasil yang tidak diketahui, dan banyak ditentukan oleh hal-hal yang bersifat kebetulan/keberuntungan.
c.
Resiko
yang
diambil
bukanlah
suatu
yang
harus
dilakukan;
kekalahan/kehilangan dapat dihindari dengan tidak ambil bagian dalam permainan judi. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perjudian adalah perilaku yang melibatkan adanya resiko kehilangan sesuatu yang berharga dan melibatkan interaksi sosial serta adanya unsur kebebasan untuk memilih apakah akan mengambil risiko kehilangan tersebut atau tidak. Dra. Kartini Kartono mengatakan bahwa judi adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai, dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwaperistiwa permainan, pertandingan, perlombaan dan kejadian-kejadian yang tidak/belum pasti hasilnya.
23
Dari penjelasan diatas maka ada tiga unsur agar suatu perbuatan dapat dinyatakan sebagai taruhan, yaitu : a. Permainan/perlombaan. Yaitu perbuatan yang dilakukan biasanya berbentuk permainan atau perlombaan. Dilakukan semata-mata untuk bersenang-senang atau kesibukan untuk mengisi waktu senggang guna menghibur hati, bersifat rekreatif. Namun disini para pelaku tidak harus terlibat dalam permainan, boleh jadi mereka adalah penonton atau orang yang ikut bertaruh terhadap jalannya sebuah permainan atau perlombaan. b. Untung-untungan. Artinya untuk memenangkan permainan atau perlombaan ini lebih banyak digantungkan kepada unsure spekulatif/kebetulan atau untung-untungan. Atau factor kemenangan yang diperoleh dikarenakan kebiasaan atau kepintaran pemain yang bertaruh yang sudah sangat terbiasa atau terlatih. c. Ada taruhan. Dalam permainan atau pertaruhan ini ada teruhan yang diberlakukan oleh para pihak pemain atau Bandar. Baik dalam bentuk uang ataupun harta benda lainnya. Akibat adanya taruhan maka tentu saja ada pihak yang diuntungkan dan ada yang dirugikan. Unsure ini merupakan yang paling utama untuk menentukan apakah sebuah perbuatan dapat disebut sebagai judi atau bukan. Bahwa perilaku berjudi memiliki banyak efek samping yang merugikan bagi si penjudi maupun keluarganya mungkin sudah sangat banyak disadari oleh para penjudi. Anehnya tetap saja mereka menjadi sulit untuk meninggalkan perilaku berjudi jika sudah terlanjur mencobanya. Dari berbagai hasil penelitian
24
lintas budaya yang telah dilakukan para ahli diperoleh 5 (lima) faktor yang amat berpengaruh dalam memberikan kontribusi pada perilaku berjudi. Kelima faktor tersebut adalah: a. Faktor Sosial & Ekonomi Bagi masyarakat dengan status sosial dan ekonomi yang rendah, perjudian seringkali dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Tidaklah mengherankan jika pada masa undian SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah) pada zaman Orde Baru yang lalu, peminatnya justru lebih banyak dari kalangan masyarakat ekonomi rendah seperti tukang becak, pedagang kaki lima atau buruh. Dengan modal yang sangat kecil mereka berharap mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya atau menjadi kaya dalam sekejap tanpa usaha yang besar. Selain itu kondisi social masyarakat yang menerima perilaku berjudi juga berperan besar terhadap tumbuhnya perilaku tersebut dalam komunitas. b. Faktor situasional Situasi yang bisa dikategorikan sebagai pemicu perilaku berjudi, diantaranya adalah tekanan dari teman-teman atau kelompok atau lingkungan untuk berpartisipasi dalam perjudian dan metode-metode pemasaran yang dilakukan oleh pengelola perjudian. Tekanan kelompok membuat sang calon penjudi merasa tidak enak jika tidak menuruti apa yang diinginkan oleh kelompoknya. Sementara metode pemasaran yang dilakukan oleh para pengelola perjudian dengan selalu mengekspose para penjudi yang berhasil menang memberikan kesan kepada calon penjudi bahwa kemenangan dalam perjudian adalah suatu
25
yang biasa, mudah dan dapat terjadi pada siapa saja (padahal kenyataannya kemungkinan untuk menang sangatlah kecil). Peran media massa seperti televisi dan film yang menonjolkan keahlian para penjudi yang “seolah-olah” dapat mengubah setiap peluang menjadi kemenangan atau mengagungagungkan sosok sang penjudi, telah ikut pula mendorong individu untuk mencoba permainan judi. c. Faktor belajar Sangatlah masuk akal jika faktor belajar memiliki efek yang besar terhadap perilaku berjudi, terutama menyangkut keinginan untuk terus berjudi. Apa yang pernah dipelajari dan menghasilkan sesuatu yang menyenangkan akan terus tersimpan dalam pikiran seseorang dan sewaktu-waktu ingin diulangi lagi. Inilah yang dalam teori belajar disebut sebagai Reinforcement Theory yang mengatakan bahwa perilaku tertentu akan cenderung diperkuat/diulangi bilamana diikuti oleh pemberian hadiah/sesuatu yang menyenangkan. d. Faktor Persepsi tentang Probabilitas Kemenangan Persepsi yang dimaksudkan disini adalah persepsi pelaku dalam membuat evaluasi terhadap peluang menang yang akan diperolehnya jika ia melakukan perjudian. Para penjudi yang sulit meninggalkan perjudian biasanya cenderung memiliki persepsi yang keliru tentang kemungkinan untuk menang. Mereka pada umumnya merasa sangat yakin akan kemenangan yang akan diperolehnya, meski pada kenyataannya peluang tersebut amatlah kecil karena keyakinan yang ada hanyalah suatu ilusi yang diperoleh dari evaluasi peluang berdasarkan sesuatu situasi atau kejadian yang tidak menentu dan sangat
26
subyektif. Dalam benak mereka selalu tertanam fikiran: “kalau sekarang belum menang pasti dikesempatan berikutnya akan menang, begitu seterusnya”. e. Faktor Persepsi terhadap Keterampilan Penjudi yang merasa dirinya sangat terampil dalam salah satu atau beberapa jenis
permainan
judi
akan
cenderung
menganggap
bahwa
keberhasilan/kemenangan dalam permainan judi adalah karena keterampilan yang dimilikinya. Mereka menilai keterampilan yang dimiliki akan membuat mereka mampu mengendalikan berbagai situasi untuk mencapai kemenangan (illusion of control). Mereka seringkali tidak dapat membedakan mana kemenangan yang diperoleh karena keterampilan dan mana yang hanya kebetulan semata. Bagi mereka kekalahan dalam perjudian tidak pernah dihitung sebagai kekalahan tetapi dianggap sebagai “hampir menang”, sehingga mereka terus memburu kemenangan yang menurut mereka pasti akan didapatkan (Papu Johannes, 2002)
2.2.2 Jenis-jenis Judi Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi pemenang.. Pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya kepada si pemenang. Peraturan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum pertandingan dimulai. Perjudian dikategorikan menjadi tiga, yaitu :
27
a. Perjudian di kasino, yang terdiri dari Roulette, Blackjack, Baccarat, Creps, Keno, Tombola, Super Ping-pong, Lotto Fair, Satan, Paykyu, Slot Machine (Jackpot), Ji Si Kie, Big Six Wheel, Chuc a Luck, Lempar paser / bulu ayam pada sasaran atau papan yang berputar (Paseran). Pachinko, Poker, Twenty One, Hwa Hwe serta Kiu-Kiu. b. Perjudian di tempat keramaian, yang terdiri dari lempar paser / bulu ayam pada sasaran atau papan yang berputar (Paseran), lempar gelang, lempar uang (Coin), kim, pancingan, menembak sasaran yang tidak berputar, lempar bola, adu ayam, adu sapi, adu kerbau, adu domba/kambing, pacu kuda, karapan sapi, pacu anjing, kailai, mayong/macak dan erek-erek. c. Perjudian yang dikaitkan dengan kebiasaan yang terdiri dari adu ayam, adu sapi, adu kerbau, pacu kuda, karapan sapi, adu domba/kambing. (http://nuffqab-nuffiq.blogspot.com/2008/12
/pengertian-judi-dalam-ensik
lopedia.html diakses pada tanggal 23 April 2012 pukul 20:11) Stanford Wong dan Susan Spector (1996), dalam buku Gambling Like a Pro, membagi 5 kategori perjudian berdasarkan karakteristik psikologis mayoritas para penjudi. Kelima kategori tersebut adalah: a. Sociable Games Dalam Sociable Games, setiap orang menang atau kalah secara bersama-sama. Penjudi bertaruh di atas alat atau media yang ditentukan bukan melawan satu sama lain. Pada perjudian jenis ini akan sering dijumpai para penjudi saling bercakap, tertawa, atau pun tegang. Walaupun para penjudi selau ingin menang, mereka sadar bahwa jika mereka tidak mendapatkan hal tersebut,
28
paling tidak mereka sudah mendapatkan kesempatan yang baik untuk mencoba permainan. Termasuk dalam kategori ini adalah: Dadu, Baccarat, BlackJack, Pai Gow Poker, Let It Ride, Roulette Amerika. b. Analytical Games Analytical games sangat menarik bagi orang yang mempunyai kemampuan menganalisis data dan mampu membuat keputusan sendiri. Perjudian model ini memerlukan riset dan sumber informasi yang cukup banyak serta kemampuan menganalisis berbagai kejadian. Termasuk dalam kategori ini adalah: Pacuan Kuda, Sports Betting (contoh : sepakbola, balap mobil/motor, dll). c. Games You Can Beat Dalam games you can beat penjudi sangat kompetitif dan ingin sekali untuk menang. Penjudi juga berusaha extra keras untuk dapat menguasai permainan. Dalam kategori ini penjudi menanganggap kemenangan diperoleh melalui permainan dengan penuh keahlian dan strategi yang jitu serta dapat membaca strategi lawan. Penjudi harus dapat memilih dan membuat keputusan secara tepat serta dapat membedakan alternatif kondisi mana harus ikut bermain. Secara singkat dapat dikatakan bahwa permainan judi jenis ini adalah permainan yang dirancang khusus bagi penjudi yang hanya mementingkan kemenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah : Blackjack, Poker, Pai Gow Poker, Video Poker, Sports Betting, Pacuan Kuda d. Escape from Reality
29
Setiap orang pada dasarnya ingin sekali-sekali lain dari kenyataan. Pada permainan escape from reality, para pemain yang menjalankan slot machine atau video games dalam waktu yang cukup lama akan merasa seperti terbawa ke alam lain. Permainan ini bukan hanya menyuguhkan hal-hal yang menarik tetapi juga membuat penjudi terbuai menunggu hasil yang tidak terduga, meski penjudi pada akhirnya selalu mengalami kekalahan. Termasuk dalam kategori ini adalah: Slot Machines dan Video Games e. Patience Games Bagi penjudi yang ingin santai dan tidak terburu-buru untuk mendapatkan hasil, maka patience games merupakan pilihan yang paling digemari. Dalam perjudian model ini para penjudi menunggu dengan sabar nomor yang mereka miliki keluar. Bagi mereka masa-masa menunggu sama menariknya dengan masa ketika mereka memasang taruhan, mulai bermain ataupun ketika mengakhiri permainan. Termasuk dalam kategori ini adalah: Lottery, Keno, Bingo
(http://www.e-psikologi.com/epsi/sosial_detail.asp?id=279
diakses
pada 21 April 2011 pukul 15:30 WIB) Judi bola atau taruhan bola banyak juga dilakukan di tempat-tempat keramaian. Biasanya mahasiswa melakukan taruhan atau judi bola di kost-kosan mereka sambil menikmati pertandingan sepakbola di televisi, ada juga yang melakukan nonton bareng di warung-warung atau café dimana mahasiswa sering berkumpul dengan mahasiswa lain.
30
2.3 Perkembangan Judi Sepakbola di Kalangan Mahasiswa Dalam kenyataannya, sepakbola telah menjadi salah satu olahraga atau permainan yang paling digemari oleh masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya pendukung atau supporter sepakbola dalam memberikan dukungan kepada tim kesayangan mereka saat tim mereka tersebut bertanding. Tidak ketinggalan, diantara banyaknya pendukung dan supporter tersebut adalah dari kalangan mahasiswa. Tingginya dukungan tersebut menimbulkan kefanatikan terhadap tim kesayangan mereka, sehingga dalam menikmati sebuah pertandingan tidak jarang para pendukung tersebut melakukan taruhan. Dikalangan mahasiswa di Fisip USU judi sepakbola sudah menjadi aktivitas yang sulit untuk ditinggalkan bagi mahasiswa yang menyukai permainan sepakbola dan para mahasiswa pecandu permainan tersebut. Aktivitas tersebut sudah lama muncul dan hingga sekarang ini aktivitas tersebut masih saja dilakukan oleh mereka pecinta dan pecandu permainan sepakbola. Kecenderungan perilaku taruhan yang memiliki nilai judi dimulai ketika adanya keinginan untuk menambah nilai suatu kegiatan (dalam menonton bola) sehingga mengurangi rasa bosan dan meningkatkan perhatian melalui adanya sesuatu yang dijanjikan apabila menang atau kalah. Setiap generasi muda cenderung mudah terangsang untuk melawan suatu tantangan, dan para mahasiswa yang gemar dengan sepakbola sangat terpancing untuk membuat suatu taruhan untuk mendukung tim kesayangan mereka pada saat tim tersebut bertanding dilapangan hijau. Pada mahasiswa, faktor rangsangan secara umum dalam bertaruh adalah adanya akibat yang dijanjikan di akhir proses
31
taruhan tersebut, seperti faktor keuntungan yang berlifat ganda apabila memenangkan taruhan, dan kerugian yang tidak sebanding dengan apa yang diperoleh ketika beruntung. Judi sepakbola yang dilakukan mahasiswa saat ini mereka anggap satu hal yang sangat menarik, dimana adanya ide dan pemikiran, faktor lingkungan, pertemanan dan juga pergaulan antar mahasiswa menjadi pemicu aktivitas taruhan bola tidak dapat dilepaskan dari kehidupan mahasiswa.
2.4 Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan jika diartikan secara harfiah mengandung makna yang luas dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu tentang suatu hal yang menjadi ciri utama dari pengertian tersebut. Kesejahteraan bermula dari kata sejahtera. Sejahtera berarti aman sentosa, makmur atau selamat dan artinya terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran. Istilah sosial berasal dari bahasa latin yaitu socius yang berarti kawan atau teman. Di dalam kamus ilmu kesejahteraan sosial disebutkan bahwa kesejahteraan sosial adalah merupakan keadaan yang sejahtera yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah, dan sosial tertentu saja. Kesejahteraan sosial adalah kesejahteraan yang menyangkut keseluruhan syarat yang memungkinkan dan mempermudah manusia dalam mengembangkan kepribadiannya secara sempurna. Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik, ini tidak hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga ikut memperhatikan aspek sosial, mental dan segi kehidupan spiritual.
32
Istilah kesejahteraan sosial (social welfare) tidak merujuk pada suatu kondisi yang baku dan tetap. Istilah ini dapat berubah-ubah karena ukuran sejahtera atau tidak sejahtera kadang-kadang berbeda antara satu ahli dengan ahli yang lain. Pada umumnya orang kaya dan segala kebutuhannya tercukupi itulah yang disebut orang yang sejahtera. Namun demikian, dilain pihak orang yang miskin dan segala kebutuhannya tidak terpenuhi kadang juga dianggap justru lebih bahagia karena tidak memiliki masalah yang pelik sebagaimana umumnya orang kaya. Menurut Suharto, pengertian kesejahteraan sosial sebagai berikut : “Kesejahteraan sosial adalah suatu institusi atau bidang kegiatan yang melibatkan aktivitas
terorganisir
yang
diselenggarakan
baik
oleh
lembaga-lembaga
pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah sosial dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat” (http://tesisdisertasi .blogspot.com/2010/09/pengertian-kesejahteraan-sosial.html diakses pada tanggal 4 April 2012 pukul 00.20 WIB) Dalam Undang-Undang tentang kesejahteraan sosial yang baru disahkan pada 18 desember tahun 2008 yaitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 sebagai pengganti terhadap Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 juga tentang kesejahteraan social. Dalam pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa “Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya”.
33
Dalam perjudian, terutama judi sepakbola biasanya hanya dilakukan oleh orang-orang yang memang sudah terpenuhi dan tercukupi kebutuhan ekonominya, seandainya pun kalah, para penjudi masih mempunyai harta benda untuk mencukupi kebutuhannya. Tapi tidak jarang judi sepakbola juga dilakukan oleh orang-orang yang dalam pemenuhan kebutuhan dirinya saja masih kurang, yang semata-mata mencari keuntungan dengan cepat, namun pada akhirnya malah merugikan dirinya sendiri dengan kekalahan yang dia alami. Judi bola atau taruhan sepakbola misalnya yang dilakukan oleh mahasiswa, tidak jarang para mahasiswa mempertaruhkan uang atau benda, dimana uang atau benda yang dipertaruhkan tersebut adalah uang dari orang tuanya, bukan uang yang dihasilkan dari usaha sendiri. sehingga apabila kalah, sangat jelas hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan hidupnya sehari-hari.
2.5 Kerangka Pemikiran Perjudian merupakan suatu pilihan yang tidak bisa diramalkan hasilnya, dengan menggantungkan sebuah harapan yang besar untuk sebuah kemenangan judi sepakbola adalah salah satunya. Banyak kalangan yang menggemari permainan ini, salah satunya merupakan dari kalangan mahasiswa Fisip USU. Judi sepakbola yang dilakukan mahasiswa dilakukan dengan berbagai cara, yaitu judi sepakbola secara face to face, dimana judi sepakbola dilakukan antara seseorang dengan orang lain ataupun dengan orang yang tidak dikaenal melalui perantara seorang yang dikenal dengan jumlah besar taruhan yang sama. Kemudian yang kedua adalah melaui Bandar/agen, dan yang ketidga adalah
34
melalui online/internet. Dimana aktivitas tersebut dilakukan untuk tujuan mencari kemenangan (keuntungan), mengisi waktu luang, menikmati suatu permainan sepakbola menjadi lebih menarik. Perilaku taruhan atau judi sepakbola tersebut muncul disebabkan rasa semangat dalam mendukung tokoh atau tim dalam pertandingan. Pada perkembangannya rasa semangat dan pengisi waktu luang ini berubah menjadi suatu perilaku yang dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan kemenangan dalam pertandingan dan sisi ekonomis (uang) yang didapatkan dari hasil pertandingan tersebut. Aktivitas judi sepakbola tidak hanya sebatas antar individu saja, akan tetapi judi sepakbola juga terjadi ditengah-tengah kehidupan mahasiswa yang semakin lama sudah sangat berkembang pesat dan ada juga yang dikontrol atau dikuasai oleh kaum pemilik modal (Bandar) atau agen yang memanfaatkan taruhan tersebut menjadi sebuah bisnis atau usaha untuk mendapatkan keuntungan.
35
Bagan Kerangka Pemikiran
JUDI SEPAKBOLA
MAHASISWA FISIP USU
MAHASISWA PENJUDI BOLA
Aktivitas judi bola yang dilakukan dengan beberapa cara , yaitu : a. Face to face b. Melalui agen (Bandar) c. Melalui internet (online)
36
2.6 Defenisi Konsep Konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan hal lain yang sejenis. Konsep diciptakan dengan mengelompokkan objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Defenisi konsep adalah defenisi yang menggambarkan konsep dengan penggunaan konsep-konsep lain (Silalahi, 2009). Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan secara mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian. Adapun yang menjadi batasan konsep dalam penelitian ini adalah : a. Yang dimaksud dengan fenomena adalah fakta dan kenyataan, merupakan halhal yang dapat disaksikan panca indra dan dapat diterangkan dan dapat ditinjau secara ilmiah. b. Yang dimaksud dengan judi sepakbola adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang dalam menikmati suatu permainan sepakbola, baik yang dilakukan secara langsung atau bermain sepakbola langsung maupun hanya menonton atau menyaksikan lewat media. Ataupun tidak bermain langsung atau hanya menyaksikan pertandingan sepakbola namun tetap melakukan taruhan. Dimana dalam melakukan aktivitas ini ada ditambahkan unsur-unsur judi atau taruhan didalamnya dengan tujuan untuk mencari keuntungan atau kemenangan.
37
c. Mahasiswa adalah sebagian orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat yang mendapatkan pendidikan tertinggi. Mempunyai perspektif yang luas untuk bergerak diseluruh aspek kehidupan masyarakat.
38